Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT ISLAM:

IKHWAN AL-SHAFA
Oleh: Alex Pujosakti

Latar Belakang

Pasca wafatnya al-Farabi, muncul sekelompok anak manusia yang menamakan


dirinya Ikhwan al-Shafa (saudara-saudara yang mementingkan kesucian jiwa).
Kelompok ini mewariskan sebuah adikarya ensiklopedis tentang ilmu
pengetahuan dan filsafat dengan judul Rasail Ikhwan al-Shafa. Karya ini berisi
52 risalah yang mengulas pelbagai bidang keilmuan meliputi matematika,
fisika, jiwa, metafisika, dan sebagainya. Semboyan para penulisnya, dalam
ungkapan mereka yang bernas ialah menolak upaya-upaya mengabaikan
pengetahuan, mengesampingkan karya tulis, atau melebih-lebihkan suatu
keyakinan apa pun, sepanjang aspek indriawi dan rasional, awal dan akhir,
lahir dan batin, serta luar dan dalam keyakinan tersebut

Rumusan Masalah

Bagaimana Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Ikhwan al-Shafa?

Bagaimana Pemikiran dan Filsafat Ikwan al-Shafa?

Apa saja Karya-karya Ikhwan al-Shafa?

Sejarah Kemunculan dan Perkembangan Ikhwan alShafa

Ikhwan al-Shafa adalah nama sekelompok pemikir muslim rahasia (filosofikoreligius) berasal
dari sekte Syiah Ismailiyah yang lahir di tengah-tengah komunitas Sunni sekitar abad ke 4 H /
10 M di Basrah.

Kelompok ini merupakan gerakan bawah tanah yang mempertahankan semangat berfilsafat
khususnya dan pemikiran rasional umumnya di kalangan pengikutnya.

Jamaah Ikhwan al-Shafa terdiri

1.

Ikhwan al-Abrar al-Ruhama, (para saudara yang baik dan dikasihi) dengan usia anggotanya
rata-rata 15-30 tahun.

2.

Ikhwan al-Akhyar wa al-Fudhala, (para saudara yang terbaik dan utama) denga usia 30-40
tahun.

3.

Ikhwan al-Fudhala al-Kiram, (para saudara yang utama dan mulia) dengan usia antara 40-50
tahun.

4.

Al-Kamal, kalangan elit yang hatinya telah terbuka bagi setiap kebenaran dengan usia rata-rata
50 tahun ke atas.

dari

kelompok,

yaitu:

Pemikiran dan Filsafat Ikhwan al-Shafa

Ikhwan al-Shafa membagi pengetahuan ke dalam tiga kategori, yaitu: syariat, sastra
dan filsafat. Sedangkan pengetahuan filsafat dibagi ke dalam empat kategori,
yaitu: matematika, logika, fisika dan metafisika.

Pengetahuan syariat adalah pengetahuan nubuat yang disampaikan oleh para nabi,
sedangkan sastra dan filsafat merupakan hasil kreasi jiwa manusia.

Terdapat lima bentuk pemikiran mengenai filsafat yang di kemukakan oleh Ikhwan
alShafa, yaitu:

1.

Al-Tawfiq

2.

Ketuhanan Tentang adanya Allah

3.

Emanasi

4.

Matematika

5.

JiwaManusia

dan Al-Talfiq

Al-Tawfiq & Al-Talfiq

Pemikiran al-Tawfiq (rekonsiliasi) Ikhwan al-Shafa terlihat pada tujuan pokok


bidang keagamaan yang hendak mereka capai, yakni merekonsiliasikan atau
menyelaraskan antara agama dan filsafat dan juga antara agama-agama yang
ada. Usaha rekonsiliasi antara agama dan filsafat sebenarnya telah dilakukan
al-Farabi dan Ibnu Sina. Akan tetapi, bedanya kedua filosof muslim ini hanya
mengupas keselarasan kebenaran filsafat dan agama, sebagaiomana yang
termuat dalam Alquran. Sementara itu, Ikhwan al-Shafa melangkah lebih
jauh, mereka melepaskan sekat-sekat perbedaan agama.Al-Talfiq (eklektif)
yang mereka lakukan ialah dengan cara mengambil ajaran-ajaran dari sumber
mana pun yang mereka nilai benar dan baik, selama tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.

Ketuhanan, Tentang adanya Allah

menurut Ikhwan al-Shafa, merupakan hal yang sangat mudah dan nyata. Hal
ini disebabkan manusia dengan fitrahnya dapat mengenal Allah dan seluruh
yang ada ini akan membawa manusia pada kesimpulan pasti tentang adanya
Allah yang menciptakan segala yang ada

Emanasi

Filsafat emanasi Ikhwan al-Shafa terpengaruh oleh Pythagoras dan Plotinus.

Menurut mereka, Allah adalah Pencipta dan mutlak Esa.

Matematika

Dalam pembahasan matematika, Ikhwan al-Shafa di pengaruhi oleh


Pythagoras yang mengutamakan pembahasannya tentang angka atau bilangan.
Bagi mereka, angka-angka itu mempunyai arti spekulatif yang dapat dijadikan
dalil wujud sesuatu. Oleh sebab itu, ilmu hitung merupakan ilmu yang mulia
dibanding ilmu empirik, karena tergolong ilmu ketuhanan.

Jiwa Manusia

Jiwa manusia bersumber dari jiwa universal. Dalam perkembangannya, jiwa


manusia banyak dipengaruhi materi yang mengitarinya. Agar jiwa tidak
kecewa dalam perkembangannya, maka jiwa dibantu oleh akal yang
merupakan daya bagi jiwa untuk berkembang.

Karya Ikhwan al-Shafa

Ditinjau dari segi isi, Rasail ini dapat diklasifikasikan menjadi empat bidang,
di antaranya:

14 risalah tentang matematika, yang mencakup geometri, astronomi, music, geografi,


seni, modal, dan logika.

17 risalah tentang fisika dan ilmu alam, yang mencakup geneologi, mineralogi, botani,
hidup dan matinya alam, senang sakitnya alam, keterbatasan manusia, dan kemampuan
kesadaran.

10 risalah tentang ilmu jiwa, mencakup metafisika Pythagoreanisme dan kebangkitan


alam.

11 risalah tentang ilmu-ilmu ketuhanan, meliputi kepercayaan dan keyakinan, hubungan


alam dengan Allah, akidah mereka, kenabian dan keadaannya, tindakan rohani, bentuk
konstitusi politik, kekuasaan Allah, magic dan azimat.

Kesimpulan

Ikhwan al-Shafa merupakan sekelompok gerakan rahasia yang lahir atau


muncul ketika khalifah dari Dinasti Abbasiyah, Al-Mutawakkil, membatalkan
mazhab resmi negara, yakni

Mutazilah. Pusat dari kegiatan mereka terdapat di Basrah, dengan Baghdad


sebagai cabangya. Semangat berfilsafat serta berfikir rasional merupakan
ajaran yang patut dipertahankan oleh kelompok ini.

Anda mungkin juga menyukai