Anda di halaman 1dari 33

GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL


YANG MEMPENGARUHI KINERJA
PT. BOGASARI FLOUR MILLS
Dosen Pengampu : Bambang Sudibyo, M.B.A., Dr., Prof.
Alfianita Dewi S
17/421848/PEK/23425
EKSEKUTIB B 35 B
TOPIK BAHASAN
1 2 3 4
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
 Highlight Industri Terigu Nasional-> SOLUSI MASALAH POKOK
DALAM PEREKONOMIAN
- Ketahanan Pangan - Pertumbuhan Industri
 Bantuan gandum untuk mengatasi krisis pangan pada 1970-an
dikelola oleh Bulog.
 PT Bogasari ditunjuk untuk melakukan penggilingan gandum
menjadi tepung terigu.
 Keppres: industri tepung terigu dimasukkan bidang usaha yang
tertutup untuk penanaman modal, kecuali untuk proyek baru
yang sekurang-kurang-kurang 65% produksinya diekspor atau
perluasan.
 PT. Bogasari mendapatkan hak monopoli atas penggilingan
gandum hingga beberapa dekade.
 Keppres 54/1993 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI),
industri tepung terigu dinyatakan sebagai dicabut dari daftar
industri yang tertutup.
 Pasca krisis ekonomi 1997/1998, Bulog tidak lagi memiliki
wewenang dalam memonopoli impor gandum maupun tepung
terigu.
Rumusan Masalah
Faktor lingkungan eksternal apa saja yang dapat
mempengaruhi PT. Bogasari Flour Mills?
Peluang apa yang timbul dari analisis
faktor lingkungan eksternal tersebut?
Ancaman apa yang timbul dari analisis
faktor lingkungan eksternal tersebut?

Bagaimana implikasi bisnis yang


disebabkan oleh faktor
lingkungan eksternal tersebut?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor lingkungan
eksternal apa saja yang dapat
mempengaruhi PT. Bogasari Flour Mills.
2. Mengetahui peluang apa yang timbul
dari analisis faktor lingkungan
eksternal tersebut.
3. Mengetahui ancaman apa yang timbul
dari analisis faktor lingkungan
eksternal tersebut.
4. Mengetahui implikasi bisnis yang
disebabkan oleh faktor lingkungan
eksternal tersebut.
Metode Penelitian
METODE PENGUMPULAN DATA :
Merupakan data sekunder yang diperoleh dari
situs PT. Bogasari, BPS, BI dan berbagai sumber
lainnya.

METODE ANALISIS:
menggunakan analisis deskriptif berdasarkan data
yang diperoleh.....
Manfaat Penelitian
Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor
lingkungan eksternal yang berpengaruh
terhadap kegiatan bisnis PT. Bogasari Flour Mills
dalam industri tepung terigu di Indonesia
PROFIL PERUSAHAAN
SejarahPT. BogasariFlour Mills
1 19 Mei 1969 4 1977 7 31 Juli 1992
Didirikansebagai PT Bogasari Flour Mills Divisi kemasan Bogasari didirikan di Citeureup PT Bogasari Flour Mills efektif diakuisisi
dengan fungsi sebagai pengolah yang dan mengoperasikan kapal-kapal pengangkut oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa
menggiling gandum menjadi tepung terigu. gandum yang dikelola oleh Divisi Maritim Bogasari. dan berganti status menjadi
BULOG bertindak sebagai importir gandum dan Divisi bukan lagi PT.
distributor tepung terigu.

2 29 November 1971 5 15 Oktober 1981 8 1 Juli 1995


Pabrik Bogasari pertama Berdirinya Baking School di areal pabrik Akuisisi usaha terhadap Bogasari oleh
di Tanjung Priok, diresmikan Bogasari Jakarta, sebagai unit pelatihan Indofood Sukses Makmur .
oleh Presiden Soeharto. pengolahan makanan berbasis terigu.

3 10 Juli 1972 6 Desember 1991 9 27 April 1999


pabrik kedua yang berlokasi Pabrik pasta didirikan. Depo pertama di Belawan, Medan.
di Tanjung Perak, Surabaya. Saat ini sudah memiliki 28 depo
yang tersebar di puluhan
provinsi Indonesia.
Fasilitas Bogasari
VISI DAN MISI
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan “Total Food Solution”

Misi Perusahaan
 Senantiasa meningkatkan kompetensi
karyawan, proses produksi dan teknologi.
 Menyediakan produk berkualitas, inovatif
sesuai pilihan pelanggan dengan harga
terjangkau.
 Memastikan ketersediaan produk bagi
pelanggan domestik maupun internasional.
 Memberikan kontribusi dalam peningkatan
kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya
dalam bidang nutrisi.
 Meningkatkan stakeholders value secara
berkesinambungan.
Produk PT. Bogasari Flour Mills
PEMBAHASAN
Rerangka Teori
1. Pembangunan dan Ekonomi Regional
Kontribusi Pertumbuhan PDB dari Industri Manufaktur

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Tahun 2017

5,07%

Laju Pertumbuhan PDB (y-o-y)

5.56

5.01 5.03 5.07


4.88

2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : www.bi.go.id (diolah)

Sumber : https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Pages/LPI_2017.aspx
1. Pembangunan dan Ekonomi Regional
Peluang :
1. Growth GDP meningkat, berdampak pada
economic welfare yang akan meningkatkan daya
beli konsumen.
2. Stabilitas Ekonomi akan menciptakan iklim
investasi yang kondusif.
3. Penyerapan tenaga kerja dan mendorong
pertumbuhan UKM di daerah sekitar pabrik

Ancaman :
Perekonomian yang tidak stabil memicu kebijakan
yang berubah-ubah ketidakpastian pasar

Implikasi Bisnis
Multiplier effect (katalis bagi perkembangan usaha
kecil dan pemasok)
2. Kebijakan Fiskal
Isu Utama :
• Bea Masuk Impor Gandum : 5% (Berdasarkan
Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan 7/2009)
• PMK 110/2018 disebutkan impor kedelai, gandum,
dan tepung terigu dikenakan PPh Pasal 22
sebesar 0,5%.

Peluang :
Pembangunan infrastruktur yang akan berpotensi
terjadinya reducing cost structure.

Ancaman :
Kenaikan tarif pajak dan bea masuk

Implikasi Bisnis :
Melakukan efisiensi biaya dalam proses produksi-nya,
serta melakukan inovasi dalam produk turunannya
2. Kebijakan Moneter
Nilai Tukar IDR terhadap USD

Sumber : https://www.investing.com/charts/forex-charts Diakses pada : 26 Nov 2018, 20.54 WIB


2. Kebijakan Moneter
Nilai Tukar IDR terhadap USD
Isu Utama : Volume dan Nilai Impor Gandum Indonesia
Volatility Nilai Tukar Rupiah 2012 - 2017

Peluang :
Penguatan nilai tukar rupiah

Ancaman :
1. Pelemahan nilai tukar
Rupiah
2. Peningkatan inflation rate

Implikasi Bisnis :
Cost structure pada PT.
Bogasari Flour Mills sangat
tergantunga pada volatilitas
kurs mata uang.
Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/22/berapa-impor-gandum-indonesia
3. Industry and Sectoral Policies
Isu Utama :
Market Share

Peluang :
1. Konsumsi tepung terigu yang terus meningkat
2. Jenis pasar tepung terigu adalah oligopoli
dimana Bogasari sebagai market leader
3. Kementerian perindustrian telah menetapkan
industri tepung terigu sebagai industri strategis
karena menopang kebutuhan pangan nasional.

Sumber : http://aptindo.or.id/2016/10/28/indonesia-wheat-flour-cunsumption-growth/ Ancaman :


Tekanan dari pesaing usaha terkait dengan tuduhan
Monopoli oleh Bogasari

Implikasi Bisnis :
Bogasari harus menjaga praktik persaingan usaha
yang sehat
4. Faktor Demografi

Sumber : https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/jumlah-penduduk-indonesia-dan-pertumbuhannya-2007-2016-1499396486
4. Faktor Demografi
Isu Utama :
Populasi masyarakat yang besar berbanding lurus
dengan kebutuhan tepung terigu

Peluang :
1. Peningatan jumlah populasi berpeluang pada
meningkatnya permintaan tepung terigu serta
produk turunannya.
2. Peningkatan permintaan memicu peningkatan
skala produksi.
3. Penambahan pabrik berpeluang pada
penyerapan tenaga kerja.

Ancaman :
Shortage in supply

Implikasi Bisnis :
Dibutuhkannya peningkatan kapasitas produksi
dan penambahan distribution channel.
5. Faktor Sosial Budaya
Isu Utama :
Kebijakan strategi perusahan selaras dengan tuntutan gaya hidup
masyarakat

Peluang :
1. Pergeseran selera konsumen terhadap produk “siap saji secara
mudah”.
2. Diversifikasi pangan (Pasokan terigu membantu mengurangi
ketergantungan pada beras).

Ancaman :
Meningkatnya gaya hidup sehat
Meningkatnya isu pelemahan produktivitas petani lokal

Implikasi Bisnis :
1. Diversifikasi produk yang dapat mengakomodasi seluruh
kebutuhan konsumen termasuk diversifikasi produk dari bahan
yang bersumber dari petani lokal seperti jagung, singkong, ubi, dll.
2. Konsisten menjalankan CSR.
6. Faktor Politik

Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/20/dari-mana-indonesia-impor-gandum
6. Faktor Politik
Isu Utama :
1. PILPRES 2019  Stabilitias politik domestik terhadap iklim usaha
2. Politik dagang internasional dalam kaitannya dengan impor gandum

Peluang :
1. Publik setengah dipaksa untuk ikut memikirkan politik kontemporer,
sehingga dibutuhkan kreativitas tingkat tinggi bagi komunitas-
komunitas untuk membawa angin segar lainnya ke dalam ranah
industri
2. Pemerintah Indonesia membangun kerjasama melalui perjanjian
perdagangan bebas Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement (IA-CEPA)

Ancaman :
Terjadi perubahan kebijakan sebagai akibat dari perubahan sistem
pemerintahan yang dapat mempengaruhi iklim usaha.

Implikasi Bisnis :
Mengikuti perkembangan politik dalam negeri dan kondisi perekonomian
Indonesia
7. Faktor Teknologi
Isu Utama :
Kemajuan teknologi

Peluang :
1. Kapasitas produksi yang mencapai 1200 ton perhari mampu
menghasilkan skala produksi yang lebih besar dibandingkan
pesaing.
2. Kepemilikan silo yang dapat menyimpan gandum dalam
kapasitas besar.
3. Pemanfaatan media sosial sebagai alat untuk meningkatkan
brand awareness

Ancaman :
1. Pengembangan teknologi membutuhkan biaya mahal
2. Kesiapan SDM dalam mengikuti perkembangan teknologi

Implikasi Bisnis :
1. Pelatihan karyawan
2. Kemudahan dalam komunikasi, integrasi dan akurasi data.
8. Faktor Lingkungan
Isu Utama :
1. Kondisi alam di Indonesia tidak cocok untuk melakukan
penanaman gandum yang merupakan bahan baku utama
perusahaan.
2. Bogasari Flour Mills menghasilkan limbah cair yang berasal
dari proses produksi dan laboratorium, namun tidak
menghasilkan limbah padat.

Peluang :
Produk yang dihasilkan Bogsari bukanlah produk yang berpotensi
terhadap kerusakan lingkungan

Ancaman :
Adanya tekanan penggunaan bahan pangan lokal

Implikasi Bisnis :
Melakukan kerjasama dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) untuk mengolah limbah produksi dan laboatorium lebih
lanjut.
9. Faktor
Pemerintah
Isu Utama :
Peraturan Menteri Perdagangan 23 Tahun 2014 :
- Pemerintah melakukan pengaturan Kuota
terhadap Impor Tepung Gandum
Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)

Peluang :
Kebijakan Pemerintah yang mendukung impor gandum

Ancaman :
Pembatasan impor gandum ditengah kebutuhan tepung terigu yang terus
meningkat

Implikasi Bisnis :
Dengan adanya dorongan dari pemerintah berupa pemberian insentif dan
kebijakan, perusahaan senantiasa didorong untuk terus berkembang dan tumbuh
agar kontribusi industri berdampak besar dalam pembentukan PDB Negara.
PENUTUP
KESIMPULAN
PT. Bogasari Flour Mills menghadapi 3
faktor eksternal yang paling signifikan
dalam memberikan tekanan bisnis :
1. Faktor Kebijakan Fiskal dan Moneter
Bahan baku Bogasari mengandalkan
impor gandum sehingga kebijakan
besaran pajak dan bea masuk serta
volatility kurs mata uang sangat
berpengaruh terhadap cost structure
Bogasari.
2. Faktor Pemerintah
Berbagai macam regulasi berupa
pemberian insentif dan pembuatan
kebijakan atas izin impor gandum.
3. Faktor Teknologi
Bogasari sebagai market leader
membutuhkan teknologi canggih yang
mendukung skala produksi yang
diimbangi dengan kompetensi SDM.
SARAN
 Konsisten dalam melakukan praktik
persaingan bisnis yang sehat.
 Memperkuat struktur finansial melalui
peningkatan cash availability (mata
uang USD) guna pembayaran impor
bahan baku (gandum).
 Melakukan perjanjian impor gandum
dengan negara produsen pada level
harga yang aman untuk memproteksi
volatility harga gandum dunia /
internasional.
 Upgrade teknologi secara berkala untuk
meningkatkan skala ekonomis yang
dapat me-leverage keuntungan
perusahaan.
 Melakukan diversifikasi produk pangan
yang berasal dari petani lokal seperti
jagung, singkong, ubi, dll.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai