Anda di halaman 1dari 30

Clinical Report Session

INSOMNIA
Pembimbing : dr.Susiati M.Ked, Sp.KJ

Ai Rusmayanti Nareswari Sekar U.


Syukri Puja Pramudita
1
PENDAHULUAN

2
Gangguan tidur berupa kesulitan berulang untuk
tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk itu

berkaitan dengan keadaan


Di Indonesia, pada tahun 2010 fisiologis hyperarousal, menjadi
terdapat 11,7% penduduk mengalami prediksi adanya gangguan depresi,
insomnia kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat

1/3 orang dewasa mengalami kesulitan mengeluhkan rasa lelah dan


memulai tidur dan / atau mempertahankan tidur letih, konsentrasi yang buruk
dalam setahun, dengan 17% mengakibatkan
gangguan kualitas hidup

berhubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, situasional


(kematian atau penyakit) atau lingkungan (kebisingan)
3
2
LAPORAN KASUS

4
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. BA
Tangga Lahir/Umur : 20 Januari 1961 /58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat :Jl. Fatalaside No.54 RT 01 Kel.Kebun Handil
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Masuk Poli tanggal : 13 Maret 2019 5
Pasien datang ke Poli Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi bersama dangan anak
kandungnya. Menurut pasien, pasien tidak bisa tidur selama ± 4 bulan terakhir
Menurut pasien pada siang hari pasien mencoba untuk tidak tidur siang dengan bekerja di
kebun, agar dapat tidur di malam harinya. Sementara pada malam harinya pasien saat pasien
tidak tidur, pasien mencoba untuk beribadah (mengaji) sampai mengantuk tetapi tetap tidak
bisa tertidur. Menurut pasien, walaupun pasien mengantuk, kemudian pasien mencoba tidur di
kasur, disaat itu juga kantuknya menghilang. Pasien menceritakan saat pasien beraktifitas
misalkan menonton televisi, pasien sempat mengantuk dan tertidur, tetapi cepat terbangun
karena hal-hal aktifitas orang-orang disekitarnya.

6
Setelah pasien mencoba untuk mensibukan dirinya dengan berbagai aktifitas, pasien merasa
mulai lelah, merasa detak jantungnya meningkat, kemudian pasien mencoba untuk mengurangi
intensitas kerjanya. Pasien juga merasa terganggu dengan suara-suara bising atau keras karena letak
rumahnya yang dekat dengan jalan raya ±15 meter.
Pasien menceritakan bahwa pasien tidak merasa nyenyak tidur semenjak usia sekitar dua puluh
lima tahun, tetapi saat masa muda tersebut pasien masih bisa tidur sekitar ± 3 jam. Pasien juga
mengaku bahwa dia tidak merokok dan tidak meminum kopi, tetapi pasien hanya meminum teh disetiap
pagi, terkadang sore hari.Pasien mengeluhkan sering batuk akhir-akhir ini, sempat berobat ke spesialis
THT tetapi tidak tuntas. Pasien juga sempat melakukan pemeriksaan radiologi dinyatakan paru dalam
batas normal.
Pasien juga menceritakan bahwa tidak ada masalah yang berarti di kehidupannya, hubungan
dengan istri sangat baik dan seluruh anaknya menempuh pendidikan dengan baik sampai sarjana,
untuk hubungan dengan anggota keluarga juga baik. Akan tetapi pasien terkadang memikirkan salah
satu anaknya yang sudah sarjana tetapi belum bekerja. 7
Keluhan Utama
Tidak bisa tidur selama ± 4
bulan terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Ekonomi Tidak bisa tidur dimalam
Berpenghasilan cukup dan hari,mencoba mengisi aktivitas
mampu menyekolahkan ke disiang hari,tetapi tetap tidak bisa
enam anaknya, dengan tertidur juga. Merasa tertanggu
ketiga anaknya sudah dan mudah terbangun dengan
sarjana suara aktivitas disekitarnya

Riwayat Kehidupan
Pribadi Riwayat Penyakit
Tinggal bersama istri dan ke-5 Dahulu
anaknya. Merupakan pribadi Sejak muda sudah
berprinsip. Mendapat berkurang jam tidur,tetapi
dukungan untuk sembuh masih bisa tertidur ± 3 Jam
tentang keluhannya
Riwayat Penyakit
Keluarga
Tidak ada keluhan Serupa 8
STATUS INTERNISTIK
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : Turgor baik
▰ Pemeriksaan Neurologi
KEADAAN UMUM Kepala : Normocephalik
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), Tidak dilakukan pemeriksaan
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
TD : 150/80 mmHg
sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks ▰ Pemeriksaan Psikometrik
cahaya (+/+)
Nadi : 88 x/menit Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher : Pembesaran KGB (-)
RR :18 x/menit Toraks : Bentuk dan pergerakan
▰ Pemeriksaan Laboratorium
Suhu : 36,5 0C simetris Tidak dilakukan pemeriksaan
TB : 168 cm Jantung : Bunyi jantung I/II regular,
BB : 58 kg murmur (-), gallop (-)

IMT : 20,06 kg/m2 (Normal) Pulmo : Sonor, vesikuler (+/+)


Abdomen : Datar, soepel
9
Ekstremitas: Edema (-)
Sikap dan Tingkah Laku Gangguan Berpikir
Kooperatif Bentuk pikir: Realistik
Keadaan umum Arus pikir: Koheren
Penampilan :Tenang,sesuai Isi pikir: dalam batas
usia, berpakaian cukup rapi normal
Kesadaran : Compos Mentis Alam Perasaan
Orientasi : W/T/O baik Mood: Eutimik
Afek: Luas
STATUS
PSIKIATRI

Fungsi intelektual
Daya konsentrasi : Baik Persepsi
Orientasi : Baik Halusinasi : Tidak ada
Daya ingat Ilusi : Tidak ada
Segera (immediate) : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Baru saja (recent) : Baik
Pengendalian impuls : Baik
Agak lama (recent past) : Baik
Daya nilai : Baik
Jauh (remote) : Baik
Tilikan/insight :6
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
3
TINJAUAN PUSTAKA

11
FISIOLOGI TIDUR

REM
frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus
perdetik, yaitu gelombang delta 4

3 13% dari keseluruhan waktu tidur.


Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan
nama tidur dalam, atau delta sleep,
2
atau Slow Wave Sleep (SWS)
frekuensi 3 s.d 7 siklus perdetik,
disebut gelombang teta paling lama,frekuensi 12 s.d 14
1 siklus perdetik, lambat, dan
trifasik yang dikenal sebagai

NREM kompleks K.

12
13
INSOMNIA
“Keluhan gangguan tidur, ada kesulitan dalam memulai tidur atau mempertahankan tidur”

ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

• Gangguan Depresi,
cemas
• Alkohol
• Usia Lanjut
• Kafein
• Kondisi Medis
• Perubahan lingkungan Prevalensi insomnia lebih tinggi pada wanita
atau jadwal kerja dan lansia (65 tahun ke atas). Wanita lebih
sering 1,5 kali mengidap insomnia
• “Belajar Insomnia” dibandingkan pria, dan 20-40% lansia
mengeluhkan gejala-gejala pada insomnia tiap
beberapa hari dalam 1 bulan

14
PATOFISIOLOGI
↑ level kortisol dan ACTH ↑ suhu tubuh, denyut nadi &
sebelum & selama tidur ↓variasi periode jantung
selama tidur
Keadaan
terjaga

Hipotesis Aktivasi ARAS, Peningkatan


peningkatan arousal hipotalamus, basal gelombang ß
forebrain pada NREM
Insomnia primer
↓basal ganglia

↓korteks orbita
frontal
Depresi Berat
↓aktivitas gelombang δ
Penurunan
dorongan 15
tidur
Kriteria Diagnosis

DSM IV-TR
• Keluhan yang dominan adalah kesulitan memulai atau mempertahankan
tidur, atau tidur yang tidak bersifat menyegarkan, selama sedikitnya 1
bulan
• Gangguan tidur (atau kelelahan di siang hari yang terkait) menyebabkan
penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, atau area fungsi penting lain
• Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan
narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan, gangguan
tidur irama sirkadian, atau parasomnia
• Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain
(contoh gangguan depresif berat, gangguan ansietas menyeluruh,
delirium)
• Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh
penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan medis umum
16

PPDGJ III
Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti :
a. Keluhan adanya kesulitan untuk masuk tidur atau mempertahankan tidur atau
kualitas tidur yang buruk.
b. Gangguan yang terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu
bulan. c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli
yang berlebihan terhadap akibat yang ditimbulkan pada malam hari dan
sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur an penderitaan yang
cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
 Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, kecemasan, atau obsesi tidak
menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
 Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan,
oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi kriteria
diatas (seperti pada “transient insomnia”) tidak didiagnosis disini, dapat dimasukan 17
dalam reaksi stress akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)
Diagnosa Banding
F 32.0 DEPRESI RINGAN TANPA GEJALA SOMATIK

18
Terapi Insomnia
Farmakologi Non Farmakologi

Benzodiazepine Stimulus Control

Non Benzodiazepine Sleep Restriction

Antidepresan,antihisatmin,melatonin Sleep Hygene

Cognitive Therapy
19
- Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur) → (Short Acting)
- Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses tidur selanjutnya)
“Prolong latent phase Anti-Insomnia” → heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan
Tetrasiklik)
- Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian (multiple awakening)
“Sleep Maintining Anti-Insomnia” → phenobarbital atau golongan benzodiazepine
(Long acting).

20
21
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat
dan juga terapi pada gangguan lain seperti depresi
dan lain-lain. Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia.

22
4
ANALISA KASUS

23
Diagnosis Multiaksial
a) Aksis I : F51.0 Insomnia Non Organik

a. Keluhan adanya kesulitan untuk masuk tidur atau Keluhan tidak bisa tidur, berusaha untuk tertidur tetapi tidak
mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk. bisa, terkadang terkantuk saat menonton tv tetapi tertidur
sebentar karena terganggu dengan hal seperti mendengar
suara dilingkungan sekitarnya atau aktivitas orang
sekitarnya
b. Gangguan yang terjadi minimal 3 kali dalam keluhan tidak bisa tidur ±4 bulan belakangan hingga kini
seminggu selama minimal satu bulan
c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur Pasien merasa terganggu dengan keluhannya tidak bisa
(sleeplessness) dan peduli yang berlebihan terhadap tidur akhir-akhir ini dan merasa khwatir akan dirinya yang
akibat yang ditimbulkan pada malam hari dan kesulitan tidak bisa tertidur
sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas Walaupun dapat tertidur sebentar, tetapi pasien merasa
tidur dan penderitaan yang cukup berat dan tidak puas dengan kuantitas dan kualitas tidurnya
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan.
24
b)Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
c)Aksis III : J00-J99 Penyakit sistem pernapasan
Sering batuk akhir-akhir ini, sempat berobat ke spesialis THT tetapi
tidak tuntas
d)Aksis IV : Masalah perumahan
Letak rumah pasien yang dekat dengan jalan raya serta letak rumah
pasien yang dekat dengan tempat ibadah.
e) Aksis V : GAF 70-61 ( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

25
Diagnosis banding episode depresif ringan tanpa gejala somatik dapat disingkirkan karena
menurut PPDGJ III pedoman diagnostic depresi ringan tanpa somatik berupa:

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala Cepat lelah


utama depresi

Ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala Hanya terdapat keluhan nafsu makan


berkurang dan tidur terganggu
lainnya

Tidak boleh ada gejala berat diantaranya -

Lamanya seluruh episode berlangsung



minimal sekitar 2 minggu.

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan √


kegiatan social yang biasa dilakukannya

26
Terapi Farmakologi :
 Amitripilin 20 mg
Obat ini merupakan obat anti depresan golongan Trisiklik. Efek samping : sedasi,mulut
kering, pandangan kabur
 Antihipertensi
Dengan riwayat TD 150/80

Terapi Non Farmakologi :


 Stimulus Control
 Sleep Hygene
27
5
KESIMPULAN

28
Berdasarkan PPDGJ III, Insomnia merupakan gangguan tidur yang
ditandai keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau
kualitas tidur yang buruk, terjadi mknimal tiga kali dalam seminggu selama minimal
satu bulan,adanya prekokupasi tidak bisa tidur dan ketidakpuasan teerhadap kuantitas
dan atau kualitas tidur.
Semakin seseorang lanjut usia, semakin berkurang waktu tidurnya. Banyak
faktor yang menyebabkan timbulnya insomnia seperti faktor biologi, regulasi hormon,
perubahan fisiologis tidur, dan adanya gangguan lainnya seperti depresi, cemas dan
lainnya.
Tatalaksana insomnia merupakan kombinasi farmakologi menggunakan
golongan obat benzodiazepine atau non benzodiazepine, dapat juga menggunakan obat
antidepresan pada kondisi dimana keadaan pasien disertai dengan gangguan depresi
atau cemas.

29
Terimakasih

30

Anda mungkin juga menyukai