Kelompok Rentan Penyandang Disabilitas - Kel. 6
Kelompok Rentan Penyandang Disabilitas - Kel. 6
PENYANDANG DISABILITAS
Kelompok 4
Annisa Rahma Yuni 1811312045
Nilam Septia Erwanda 1811312049
Rhiana Eviranita 1811313005
Monica Imanda 1811313007
Laila Sa’adah 1811313009
Zela Indriani 1811313011
Zara Aprilia 1811313013
Beauty Risha Ananda 1811313015
Aisyah Rahma Dini 1811313017
Natasya 1811313019
Vebby Fitri Nur’arita 1811313021
KARAKTERISTIK KELOMPOK RENTAN
Penyandang cacat menurut Undangundang No.4 Tahun 1997 adalah setiap orang
yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya,
yang terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental, penyandang
cacat fisik dan mental. Jenis kecacatan terdiri dari Tunanetra (buta), Tunarungu
(Tuli), Tuna Wicara (Bisu), Cacat anggota gerak, Lumpuh, Cacat Mental.
INTERVENSI TERHADAP KELOMPOK RENTAN
Undang-undang No.24 Tahun 2007 menekankan perlindungan kelompok rentan hanya pada saat
terjadi bencana.
kelompok rentan yang selama ini lebih sering dipandang sebagai objek harus diubah menjadi
subjek yang perlu dilibatkan dalam setiap aktivitas bencana, baik pada saat prabencana, tanggap
darurat, maupun pascabencana. Kelompok rentan dapat diberdayakan dan berpartisipasi dalam
pengurangan risiko bencana. Pengurangan risiko bencana pada kelompok rentan dengan mengelola
risiko yang ada sehingga dapat menurunkan kerentanan serta memperkuat ketahanan. Strategi
pengurangan risiko terhadap kelompok rentan disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan masing-
masing kelompok rentan.
PENGURANGAN RISIKO BENCANA TERHADAP PENYANDANG
CACAT
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melibatkan lansia kedalam kegiatan sosial baik
perorangan maupun kelompok bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap lansia namun juga
dapat menurunkan perasaan kesepian dan cemas, namun juga dapat meningkatkan kekuatan fisik
serta kepercayaan diri yang dibangun melalui persahabatan dan peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan (Yotsui et al, 2015).
Melibatkan lansia dalam kegiatan sosial dapat membuka kesempatan untuk meningkatkan keadaan
menjadi lebih baik diantara kelompok rentan yang kehilangan rumah, komunitas dan harta
bendanya.
PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS PENYANDANG DISABILITAS
Penghargaan hak-hak asasi manusia penyandang disabilitas haruslah tercermin dalam semua aspek
kehidupan, termasuk dalam usaha manajemen penanggulangan bencana. Hal tersebut dalam dilakukan
melalui: (Njelesani, Cleaver, Tataryn, & Nixon, 2012):
1. Membuat kesepakatan dengan penyandang disabilitas, secara teratur meninjau ulang komitmen tersebut
2. Melibatkan penyandang disabilitas pada posisi kepemimpinan dan proses perumusan kebijakan
3. Melatih staf dan pegawai dalam menghadapi dan menangani penyandang disabilitas
4. Membangun sebanyak mungkin desain bangunan dengan prinsip prinsip yang universal, misalnya jalan
yang landai di fasilitas umum seperti terminal, bandara, stasiun, dan jalan umum lainnya.
JENIS DISABILITAS DAN SISTEM PERINGATAN BENCANA
Jenis Disabilitas Kebutuhan Sistem Peringatan Bencana
• Dukungan personal • Poster yang ditulis dengan huruf yang besar dan warna yang
mencolok
• Pencahayaan yang baik
• Antrian terpisah
Kecacatan/ Gangguan Pendengaran • Bantuan penglihatan • Sistem Sinyal Berbasis Visual: simbol, bendera merah, dll
Kecacatan/ Gangguan Mental • Berbicara pelan • Sinyal khusus: simbol, bendera merah, dll
• Bahasa yang sederhana • Pengumuman yang jelas dan lengkap oleh tenaga siaga bencana
• Dukungan persona
• Antrian terpisah
Kecacatan/ Gangguan Fisik • Baju hangat/selimut • Sistem Sinyal berbasis Suara/Alarm
• Dukungan personal
• Alat bantu
TERIMAKASIH