CVA + HT Stage II
Primer Sekunder
Penyebab HT sekunder (DepKes RI, 2006)
Patofisiologi
Tatalaksana Terapi
NON FARMAKOLOGIS
• Penurunan berat badan
• Mengurangi asupan garam
• Olah raga
• Mengurangi konsumsi alcohol
• Berhenti merokok
(PERKI, 2015)
(PERKI, 2015)
Terapi HT
pada Stroke
Komplikasi hipertensi (Dosh, 2001)
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak
endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi
dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung,
mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah
faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke,
transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark
miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.
Definisi
• Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24
jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan di sebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
trauma maupun infeksi (Setypranoto, 2011).
• Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal atau global
yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam
yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah (Truelsen, Begg and Mathers, 2000). Secara umum, stroke digunakan
sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) (Adams and Victor, 2005)
Etiologi
Stroke
Non
Hemoragik
Hemoragik
Intraserebral Subarakhnoidal
Penyebab Manifestasi Subdural
Klinik (PIS) (PSA)
Reversible
Trombotik Emboli Transient Ischemic
Progressive Completed
Ischemic Neurological
Attack (TIA) Stroke Stroke
Deficit
(RIND)
Patofisiologi
Faktor Resiko
Dapat Dihindari Tidak Dapat Dihindari
Hipertensi (mayoritas) Umur
Merokok Jenis kelamin
Diabetes Herediter
Pnykt jantung/ pemb darah Ras
Atrial fibrillation Geografi
Sindrom metabolik Iklim
Salah pola makan
Inaktivitas fisik
Alkoholisme
TIA
Kurang olah raga
Dislipidemia
Manifestasi Klinis (Setyopranoto, 2011)
Rekomendasi Farmakoterapi pada Stroke
KASUS
LAPORAN KASUS
Inisial Pasien : Tn. M Berat Badan: - Ginjal: -
Umur : 61 tahun Tinggi Badan: - Hepar: -
Alergi -
Kepatuhan - Obat-obatan
tradisional
Merokok - OTC
Alkohol - Lain-lain
SUBJECT
Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi
01/04/10 Pasien Tn. M. 61 tahun MRS tanggal 1 April 2010, 1 hari SMRS pasien mengeluh lemah setengah badan kanan disertai
tidak bisa bicara secara mendadak saat bangun tidur pukul 15.00 WIB. Saat MRS pasien masih sadar dan bisa bicara
tetapi agak lambat. Pasien mengeluh sakit kepala, muntah 1 kali, ngompol, ngebrok, pelo, metot, cegukan dan sedikit
sesak. Pasien baru pertama kali mengalami serangan tersebut.
Pada saat MRS pasien diberi terapi O 2, NS 0,9%, inj. Pirasetam, inj. Ranitidin, Inj. Antrain, Neurodek, Antasida syr dan
Klorpromazin.
05/04/10 • Karena pasien sulit BAB maka diberikan terapi Dulcolax supp.
• Karena pasien sudah tidak cegukan lagi maka pemberian terapi Klorpromazin dihentikan dan terapi lainnya tetap.
09/04/10 • Terapi yang diberikan tetap dan kondisi pasien mulai membaik.
10/04/10 • Tadi malam pasien batuk dan ada riaknya sehingga diberi tambahan terapi DMP syr.
• Frekuensi pemberian terapi Allupurinol diturunkan menjadi 1 dd 1 sebagai maintenance dose untuk mengontrol
12/04/10 serangan gout.
• Terapi lainnya tetap.
13/04/10 • Hari ini pasien KRS karena kondisi pasien sudah membaik. Terapi yang diberikan tetap.
OBJECT
Tanggal
DATA KLINIK Nilai Normal
1 3 5 6 7 8 9 10 12 13
Tekanan darah 120/80 mmHg 150/90 130/80 130/80 150/90 160/100 150/90 140/90 140/90 140/90 140/90
Nadi 80 x/menit 80 84 86 80 88 84 80 84 72 72
RR 20 x/menit 22 20 20 18 18 20 18 20 16 16
Suhu 37,0 ±0,5 ◦C 36 37 36,5 36.6 36,7 36,2 36,2 36 36,5 36,5
Kondisi umum lemah lemah lemah lemah lemah lemah lemah lemah lemah -
Mual ++ ++ - - - -
Muntah ++ ++ - - - -
Sesak + - - - - - - - - -
Batuk + Riak - - - - - - - ++ ++ ++
8/4/1 • Tidak BAB (-) Neurodex po 2dd1 • Tidak ada • Respon terhadap alupurinol dapat
0 • TD 150/90 Simvastatin po (10mg) 0-0-1 pemeriksaan dilihat sebagai penurunan kadar urat
Aspilet po (160mg) 1dd1 kadar asam dalam serum pada 2 hari setelah terapi
Laksadin syr 3dd1c urat dimulai. Alupurinol dapat
Allupurinol po (100mg) 2dd1 • Aspilet memperpanjang durasi serangan akut.
Neurotam po (1,2mg) 3dd1 dihentikan • Penghentian terapi aspilet dikarenakan
pengobatanny penggunaan aspilet dapat mengiritasi
a lambung dimana px tidak
menggunakan obat maag,.
Tgl Uraian data Klinis dan Terapi Frek DRP Komentar
Lab
10/4/ • Batuk+riak (++) Neurodex po 2dd1 • Terapi DMP kurang tepat • Terapi batuk+riak
10 Simvastatin po (10mg) 0-0-1 diberikan karena bekerja diberikan obat batuk
Aspilet po (160mg) 1dd1 sebagai antitusif yang bekerja sebagai
Laksadin syr 3dd1c (penekan dahak) ekspektoran
Allupurinol po (100mg) 2dd1 (pengencer dahak).
Neurotam po (1,2mg) 3dd1
DMP Syr po 10mg/5ml 3dd1c
Saran Farmakologi dan Non Farmakologi
• Perlu penambahan terapi antihipertensi karena Tekanan darah
pasien yang tidak stabil, selain itu untuk maintenance terapi
hipertensi px.
• Perlu pemeriksaan CT Scan/MRI, cek darah (total kolesterol,
LDL, HDL, trigliserida) dan pemeriksaan kadar asam urat.
• Pemantauan kadar gula darah dan fungsi ginjal
• Olahraga ringan (jalan pagi), konsumsi makanan rendah lemak,
rendah garam.
Pustaka
• Adams and Victor, 2005. Cerebrovascular Diseases. In: Adams and Victor, eds. Principles of Neurology. USA: McGraw-Hill,
660-746.
• AHA/ASA Guideline, 2011, Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient Ischemic Attack, A
Guideline for Healthcare Proffesionals From the American Heart Association/American Stroke Association.
• Dosh, S.A. 2001, The diagnosis of essential and secondary hypertension in adults. J.Fam Pract, 50:707-712.
• Departemen Kesehatan RI, 2006, Pharmacutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
• Heart Foundation, 2016, Guideline for the Diagnosis and Management of Hypertension in Adults.
• Johnstone, A. 2005, Gout Farmakologi, Terjemahan Diana Larawati, 2008.
• JNC 7, 2003, Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment Of High Blood Pressure.
• Nuartha, 2008. Penanganan Terkini Stroke. Laboratorium Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015, Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular, Edisi Pertama, Jakarta.
• Setyopranoto, I. 2011, Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan, Continuing Medical Education 185, 38 (4): 247-250.
• Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta:Intisari Mediatama.
• Truelsen, T., Begg, S., Mathers, C. 2000. The Global Burden of Cerebrovascular Disease.