Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang
Akses kepada sumber air dan sanitasi adalah kebutuhan pokok dan termasuk
hak mendasar manusia. Kemajuan sanitasi di seluruh dunia berhubungan dengan
ketersediaan air baik itu dari segi kuantitas dan kualitas tentunya dan menjadi faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Saat ini sulit untuk membayangkan
terwujudnya sanitasi lingkungan yang baik tanpa sumber air yang layak. Seluruh
kehidupan makhluk hidup bergantung kepada air. Pada awalnya manusia membangun
sebagian besar kehidupan dekat dengan sumber air yang mempengaruhi kehidupan
ekonomi, sosial dan fisiologi. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari Sumber air
dan sanitasi yang baik
1,3

Persentase orang yang terlayani dengan baik dan mendapatkan sumber air
yang layak meningkat dari 79 % ( 4,1 milyar) di tahun 1990 hingga 82% (4,9 milyar)
di tahun 2000. Hampir pada waktu yang bersamaan proporsi dari populasi dunia
dengan akses ke sarana pembuangan limbah yang baik meningkat dari 55 % (2,9
milyar) menjadi 60% (3,6 milyar). Pada permulaan tahun 2000 (1,1 milyar orang )
dari populasi dunia tidak mendapatkan akses ke sumber air yang baik dan 2,4 milyar
orang mempunyai akses yang minimal kepada sanitasi yang baik. Sebagian besar dari
orang yang tinggal di kawasan Asia dan Afrika, dimana lebih sedikit one-half dari
seluruh orang asia mempunyai akses ke sanitasi yang baik, dan dua dari lima
penduduk di afrika kekurangan akses ke sanitasi yang memadai. Lebih parah dari
itu,kondisi di pedesaan tertinggal jauh dengan kondisi perkotaan dalam ketersediaan
sumber air dan sanitasi.
1,3,4

Kekurangan dalam segi kualitas dan kuantitas dalam ketersediaan sumber air
dapat menimbulka masalah antara lain penyakit yang didapat dari sumber air yang
tidak layak seperti diare, thypoid, Hepatitis A, dan kolera. Selain itu kehidupan
2

masyarakat tanpa sanitasi yang baik, masyarakat akan mudah terkena penyakit,
kehilangan pendapatan, dan kehidupan akan jauh dari sejahtera. Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk mengadakan ketersediaan sumber air dan sanitasi di dalam
masyarakat, maka penulisan makalah ini akan membahas upaya-upaya yang dapat
diusahakan untuk menjamin ketersediaan air dan sanitasi di dalam komunitas
masyarakat.
1,2,3

I.2 Rumusan Masalah
Apa saja usaha yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan sumber air
dan sanitasi di dalam masyarakat?

I.3 Tujuan
Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk menjamin
ketersediaan sumber air dan sanitasi di masyarakat

I.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha apa saja
yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan sumber air dan sanitasi di
dalam masyarakat.
2. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha-
usaha menjamin ketersediaan sumber air dan sanitasi di dalam masyarakat.








3

BAB II
WATER SUPPLY FOR SMALL COMMUNITY

II.1 Definisi Water Supply
Water supply adalah suatu proses atau aktivitas penyediaan air untuk
penggunaan di dalam rumah tangga, industri, atau bisnis. Beberapa yang termasuk
sumber air antara lain;
1. Air Hujan.
2. Air permukaaan yang terdiri dari: Air laut, air sungai, kolam, dan danau.
3. Air tanah berupa air sumur.
4,5


II.2. Konsep Penyediaan Air bersih
. Tujuan dari sistem persediaan air adalah: ( a) menyediakan air sehat dan
aman kepada para penggunanya,ditujukan untuk skeluarga, suatu kelompok
keluarga-keluarga, atau suatu masyarakat. Air sehat dapat dinilai berdasarkan kualitas
air yang digunakan untuk menyatakan pantas atau tidaknya air untuk digunakan atau
diproses untuk menjadi lebih layak untuk digunakkan . penggunaan air akan
mempunyai syarat tertentu yang memenuhi syarat-syarat phisik, kimia dan biologi,
sebagai contoh membatasi konsentrasi zat beracun untuk penggunaan air minum, atau
mengatur temperatur dan pH ( b) menyediakan air dalam jumlah yang cukup ( c)
menyediakan air siap pakai yang ditujukan kepada pemakai air, dalam rangka
mendorong kesehatan pribadi dan rumah tangga. Air yang sehat dan layak konsumsi
dapat didefinisikan air yang tidak akan menghasilkan efek berbahaya, Adil dan Geyer
menguraikan air yang sehat sebagai a. Air yang tidak terkontaminasi dan tidak dapat
menginfeksi penggunanya melalu waterborne disease b. Bebas dari segala bentuk
racun. C. Bebas dari jumlah mineral yang berlebihan dan materi-materi organic yang
berlebihan . Melalui berbagai riset tahunan dan berbagai studi kasus, karakteristik
suatu air yang mencukupi kebutuhan yang pertama adalah airny aman dan
4

persyaratan secara ilmiahnya terpenuhi. Banyak negara sudah sekarang
mengembangkan standard mutu air berdasar pada pengetahuan dan pengalaman dan
merancanngnya dengan tujuan untuk melindungi para pemakainya. Penyediaan air
bersih masyarakat umum yang disediakan oleh instansi besar, baik itu dikelola oleh
pemerintah ataupun perusahaan swasta yang menyediakan air minum yang mana
kualitas airnya seragam dalam kualitas baiknya dan selalu menjadi lebih baik dalam
waktu ke waktu, Penyedia air yang kecil, kebalikannya kualitas airnya terkadang
diragukan dan kemungkinan dapat menjadi suatu hal yang layak dipertimbangkan
untuk dikonsumsi. Kategori penyedia air yang kecil rentan tercemar 5 kali lebih besar
dibandingkan penyedia air komersiial, dan persediaan air ini lebih sering
terkontaminasi. Dengan berbagai alasan, sumber persediaan air kecil dapat sexara
periodik terkontaminasi oleh mikrobakteri, bahan-bahan mineral, dan berbagai bahan
kimia. bahan kontaminan ini mungkin sudah dibersihkan oleh permukaan tanah atau
dihancurkan oleh tanah dan batu ketika air ini melewatinya Terdapat cakupan yang
sangat lebar dari penyediaan air ini, dalam faktanya dua penyedia air tidak akan
sama. Hal ini bervariasi dari kerjanya , sistem utamanya, pengolahan airnya,
distribusi melalui pipa ke ratusan orang, sumber mata air yang tidak diolah lebih dulu
untuk penggunaan individual. Sumber mata air ini dikatagorikan berdasarkan
sumbernya. yaitu, mata air, sumur bor, atau sumur galian, suplai air permukaan
seperti penampungan air hujan, sungai, dan danau.
1,2,3

II.3 Pengembangan Program Water supply
Beberapa pengalaman mengenai pelaksanaan penyediaan air di dunia
menunjukkan dibutuhkan peranan dan kebijaksanaan dari pemerintahan pusat
administratif yang paling tinggi. Pemerintahan pusat disini dapat diartikan sebagai
pemerintah pusa di dalam negara-negara dengan andministrasi yang sangat
dipusatkan atau pemerintah provinsi pada negara yang mengembangkan administrasi
desentralisasi, bagian yang berperan lebih adalah bagian teknik pelaksanaan dan
sumber daya finansial. Program penyediaan water suplai pada permulaan dihasilkan
5

dari proses pemikiran dan perencanaan dari tingkat administrasi pemerintaha, dan
departemen yang paling berperan adalah departemen kesehatan. Seperti yang telah
ditetapkan pada beberapa negara, yang mana program penyediaan air ini diwabah
arahan langsung dari departemen yang menyangkut kebijakan orang banyak atau
perusahaan pelaksana lainnya, departemen kesehatan haruslah menjalin komunikasi
yang erat dengan pengembang tersebut, suatu persetujuan antara para pengembang
harus tersepakati sehingga para teknisi dengan bekal ilmu kesehatan masyarakat
dapat membawa ilmu pengetahuan kesehatan masyarakatnya untuk merancang
program penyediaan air. Tugas utama departemen kesehatan antara lain
1. Menyetujui desain akhir sebelum pembangunan dimulai.
2. Menyetujui kontruksi sebelum proyek tersebut dimulai pengoperasiannya.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dengan pengalaman yang mencukupi
dalam hal management sistem penyediaan air.
Hal yang perlu diperhatikan juga dalam penyediaan air dalam komunitas kecil adalah
melibatkan komunitas masyarakat itu sendiri dalam pengembangannya.Untuk
kepentingan komunitas pihak yang perlu dilibatkan dalam hal ini adalah 1.
Pemerintahan daerah(gubernur) 2.Pemimpin lokal(camat) 3.Para pemuka agama dan
4. Masing-masing individu.
3

II.4 Perencanaan
Perencanaan yang matang, pelaksanaan dan manajemen penyediaan air
sangat bergantung kepada ketersediaan personil yang memiliki kompetensi.
Pemimpin di dalam proyek ini sangat diutamakan seorang insinyur yang memiliki
perhatian yang lebih kepada kesehatan dan terlatih untuk hal-hal teknis terkait
penyediaan air dan dalam bidang perencanaan kesehatan masyarakat dan
administrasinya. Agar program ini menjadi efektif dalam hal administrasi
kesehatan, insinyur harus terbiasa dengan aspek dan prinsip kesehatan masyarakat
yang lebar dan keterkaitannya dengan hubungan rancang bangun. Pemahamannya
haruslah luas keterkaitannya dalam area ekonomi umum dan pembangunan social
6

dimana yang turut mempengaruhi kesehatan dan sanitasi masyarakat. Untuk
membantu teknisi dalam pelaksanaanya diperlukan assiten yang profesional yang
meliputi;
1) mandor yang mengatur tugas anak buahnya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
termasuk penyelidikan, konstruksi, dan operasi persediaan air.
2) Topografer yang dapat membuat tempat-tempat perlu disurvey berdasarkan
disain dan rencana yang telah dibuat.
3) Penggambar dan penghitung untuk menggambar rencana [ dan membuat
perhitungan itu di bawah pengawasan rancang-bangun
4) Operator bangunan air untuk memelihara sistem itu dan menjalankannya
menjalankannya dengan baik.
3

II. 4. 1. Perencanaan Pembiayaan
Perencanaan pembiayaan persediaan air program dapat secara baik
dikembangkan oleh pejabat yang mempunyai banyak pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang teknik lingkungan dan kesehatan
masyarakat insinyur dan pejabat kesehatan masyarakat. Pada hampir
keseluruhan program yang berhasil dilaksanakan. Pemerintah
mengambil tanggung jawab dalam pembiayaan pembangunan proyek
penyediaan air. Oleh karena ketiadaan kredit (biaya) pada pihak desa
dan kota dan ketidakhadiran suatu sistem membiayai pekerjaan umum
sampai mengarahkan mengambil pinjaman dari institusi perbankan
pribadi, apabila hal ini terjadi pemerintah pusat seharusnya
berkewajiban untuk menyediakan dana.
3
II.4.2 Sumber Air dan perawatannya
Adapun bebarapa macam sumber air yang dapat digunakan pada
program water supply untuk komunitas kecil yang diurutkan
berdasarkan prioritas pertimbangan.
1. Pertimbangan prioritas pertama
7

Yaitu air yang tidak memerlukan proses khusus berkaitan
dengan persyaratan bakteriologi, fisik, dan kimia dan dapat
dialirkan kepada penggunanya melalui sistem grativitasi dapat
dijadikan pertimbangan yang pertama untuk dijadikan suplai
air. Air ini umumnya terbatas untuk musim semi dan untuk
melindungi area pengairan. Sistim yang demikian tidak
memerlukan perawatan dan sistem pemompaan, oleh karena itu
sistem ini ideal dari segi pandangan pemeliharaan.
2. Pertimbangan Prioritas kedua
Yaitu air yang tidak memerlukan proses khusus berkaitan
dengan persyaratan bakteriologi, fisik, dan kimia akan tetapi
untuk dapat tersalurkan ke penggunanya harus memakai
pompa, karena alasan inilah pilihan ini menjadi pilihan ke dua.
.Persediaan air yang baik tergolong pada kategori ini.
Pemompaan bisa merupakan suatu solusi sederhana dan hemat,
tetapi dapat juga jadi sesuatu yang mahal dan sulit tergantung
dari keadaan daerah. Hal ini tergantung pada ketersediaan
operator yang berkwalitas dan pada biaya bahan bakar atau
listrik yang digunakan untuk pompa.
3. Pertimbangan prioritas ketiga
Yaitu air yang memerlukan proses yang sederhana sebelum
digunakan, untuk memenuhi persyaratan biologi, fisisk, dan
kimia akan tetapi proses pendistribusisan air ini dapat melalui
sistem gravitasi, sehingga sumber air ini digolongkan menjadi
sumber air pertimbangan prioritas ketiga. Proses yang
dilakukan sebelum air ini digunakan penggunanya antara lain;
1. Proses penyimpanan yang akan berlangsung proses
sedimentasi dan pengurangan beberapa bakteri.
8

2. Penjernihan dengan menggunakan klor, tanpa penggunaan
mesin klorinator otomatis
3. Filtrasi pasir lambat atau kombinasi dari yang telah
disebutkan di atas.
Untuk daerah komunitas kecil dan pedesaan pilihan ketiga ini
merupakan pilihan yang berikutnya. Karena sumber air ini
harus diproses terlebih dahulu sehingga menyebabkan
memerlukan biaya yang lebih besar dan melibatkan prosedur
operasional yang sulit untuk diterapkan di masyarakat
pedesaan dan komunitas kecil . Di beberapa tempat, ketika
simpanan klor habis, proses klorinisasi dilewatkan di beberapa
instansi pengolahan air. dan, ketika saringan pasir lambat
terjadi sumbatan. suatu jalan lintas adalah sering
dipertimbangkan sebagai pengaturan yang lebih mudah. Pada
pengalaman pada daerah-daerah terkadang tidak disediakan
teknikal assistence yang kompeten dan bertanggung jawab
untuk mengurus masalah pengolahan air ini.
4. Pertimbangan prioritas keempat
Yaitu air yang membutuhkan proses seperti yang telah
disebutkan diatas dan untuk disalurkan kepada
pengguna harus disalurkan dengan bantuan pompa.
Pilihan keempat ini merupakan pilihan terakhir karena
dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk membuatnya.
3

\ II.4.3 Distribusi dan Penyimpanan
Di kebanyakan acuan pada sistem penyediaan air
masyarakat kecil kota. Distribusi sepenuhnya diambil biasaya
pada sebagian besar orang yang memiliki rumah, komunitas
yang menetap dan industri yang sangat penting dan
9

diharapkan dapat mendukung dan menanam modal di daerah
tersebut. Di penyediaan air komunitas kecil pedesaan,
distribusi dipertimbangkan dari suatu segi pandang yang
berbeda.seperti yang diketahui sebelumnya satu alasan penting
untuk mempromosikan persediaan air pedesaan adalah terkait
pada air yang sehat dan dalam jumlah yang cukup dan dalam
meningkatkan kesejahteraan orang desa dan dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat desa. Berdasarkan
pertimbangan dari keuntungan kesehatan dan juga dari hal
yang paling penting. Jika perhatian tidak seutuhnya dan tidak
sesuai diberikan untuk keperluan distribusi air, maka tujuan
utama water supply tidak akan tercapai. Perencanaan untuk
menyediakan suatu kontruksi di pusat desa harus
dipertimbangkan sebagai langkah pertama seutuhnya distribusi
air di masyarakat. Departemen Kesehatan ] secara terus-
menerus perlu memantau perkembangannya . seperti system,
di mana pada daerah tersebut. Pertimbangan mengenai
penyimpanan air mengikuti logika yang sama. Penyimpanan]
adalah salah satu ukuran yang berperan untuk melindungi
kualitas air. Hal ini penting terutama ketika terjadi permintaan
puncak dalam semua sistem, baik itu suatu desa sederhana
yang baik atau kunt suatu persediaan kota besar.
Penyimpanan paling diperlukan pada persediaan air yang
didapatkan melalui pompa tangan yang mensuplai air untuk
penduduk yang cukup banyak .
3,6
II.4.4 Preliminary Investigation
Memeriksa dan studi persiapan lapangan menjadi
bagian tugas dari teknisi, dimana harus menguasai bidangnya,
selain dari kemampuan teknis juga harus mempunyai
10

kemampuan diplomasi dan persuasive untuk memacu
keinginan yang kuat dari masyarakat lokal terhadap proyek
yang diusulkan tersebut. Dalam mengembangka proyek ini
insinyur harus selalu berkompromi kepada bermacam-macam
derajat mengenai standard kwantitas dan kualitas air . Ia adalah
nampaknya akan dihadapkan dengan suatu keadaan yaitu
targetan dan kemungkinan yang ada. Ia harus hati-hati untuk
terhindar dari menghasilkan suatu proyek bagus tetapi tidak
realistis atau suatu proyek realistis tetapi bertentangan dengan
tujuan yang ingin dicapai
Ia harus menyelidiki tiap-tiap rencana mungkin dan harus
bekerja keras untuk temukan suatu suasana serasi dan solusi
yang hemat, pada waktu yang sama membujuk anggota
masyarakat untuk membantu mengumpulkan dana untuk
proyek tersebut. Suatu penyelidikan teliti dan saksama untuk
suatu persediaan air pada umumnya mahal dan memakan
waktu, tetapi ini adalah salah satu tahap yang paling utama.
Suatu kesalahan pada langkah ini dapat mengganggu
keseluruhan operasi proyek dan belajar dari sejarah penyebab
kemudiannya yang tidak dapat diperbaiki kerusakan pada
sistem penyediaan air atau menghasilkan dalamnya kegagalan
total. pada tahap ini haruslah bekerja dengan cermat,
penghematan dapat menjadi lebih efektive, bukan hanya dalam
segi biaya tetapi juga dalam operasi dan pemeliharaan sistem
mendatang. Tahap survey awal terkait dengan hal-hal dibawah
ini yaitu:
3
1. Perlengkapan lapangan
Teknisi harus mempersiapkan diri terutama mengenai
survei lapangan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas air
11

yang tersedia dari beberapa sumber yang mungkin. Teknisi
tersebut harus membawa peralatan dengan ahlinya. Peralatan
tersebut antara lain:
1. Jetting equipment
2. Boring equipment
3. Drilling equipment
4. Chemical water analysis kit
5. Bacteriological water analysis kit
6. Barometer
7. pedometer
8. Peralatan surfei untuk mengetahui topografi
9. Peralatan Transportasi
10. Pompa
Perlengkapan untuk melakukan survey eksplorasi dapat
kompleks atau sederhana, tergantung dari akses area tersebut
yang akan diekplorasi dan jumlah dan ketersediaan yang ada
berdasarkan informasi yang sudah didapat
3
.
2. Kerja Lapangan
Informasi umum mengenai ekonomi, dan kehidupan
sosialkomunitas, seperti data penghasilan penduduk,
pengeluaran, produksi, rata-rata pajak, dan lain-lain, ini
penting untuk persiapan dan untuk laporan bagi teknisi.
Sebelum meninggalkan kota, maka teknisi tersebut haruslah
melengkapi data mengenai sumber daya alam di daerah
tersebut termasuk air dan mengevaluasinya, dengan bantuan
pemerintah setempat, komunitas masyarakat yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan. Gambaran
topograpi diperlukan kalau mungkin digunakan yang terbaru,
yang akan menunjukkan seluruh rumah, sekolah, psar, rumah
12

sakit, pusat kesehatan, bangunan publik yang penting dan
berbagai institusi yang dipertimbangkan mendapatkan
distribusi yang utama dari water supply. Data mengenai
geologi dan curah hujan yang berkaitan dengan area harus
dipelajari terlebih dahulu, atau setidaknya harus diadakan
konsultasi terlebih dahulu pada study lapangan persiapan.
Informasi ini dapat dijadikan pertimbangan mengenai sumber
air yang akan ditetapkan. Pada daerah yang memiliki gunung
atau bukit , maka adaa kemungkinan untuk menemui mata air
yang terlindungi di atas kota yang memungkinkan untuk
dijadikan sumber air. Orang-Orang lokal pada umumnya
bersemangat dan rela untuk bertindak sebagai pemandu.
Informasi apapun yang diberikan mereka harus secara hati-hati
diperiksa. Insinyur perlu mengkaji secara hati-hati tiap-tiap
sumber yang mungkin dari sudut pandang kwantitas dan
kwalitas air yang akan dihasilkan. Suatu bendungan akan
melayani untuk mengukur arus dan, bersama dengan informasi
dari penduduk lokal dan data curah hujan, akan
memungkinkan untuk menilai ketercukupan sumber air
permukaan. Suatu tahanan dapat digunakan untuk mengukur
arus dan sejalan dengan informasi dari penduduk lokal dan
data curah hujan, dapat menilai ketercukupan suatu sumber air
peermukaan. perlu untuk dikatakan bahwa arus permukaan air
terendah adalah faktor yang menentukan dan penting sifatnya.
Ini selalu mengeluarkan biaya untuk membendungnya dengan
besi atau kayu yang dapat dicoba untuk membangun tanggul.
Sebuah pedometer dan barometer akan membantu
teknisi untuk memperoleh dan memperkirakan secara tepat
jarak dan ketinggian beberapa sumber mata air untuk dijadikan
13

pertimbangan. Jarak dan ketinggian tanah haruslah diukur
untuk design akhir. Jika topografi daerah tersebut adalah datar,
atau jika suatu pencarian yang seksama sudah dilakukan tapi
tidak ditemukan sumber air yang penyalurannya yang bisa
memanfaatkan gaya gravitasi maka, pencarian air bawah tanah
perlu dipikirkan untuk dilakukan. Sejak penyediaan dana untuk
water suply semakin terbatas, maka sumber air tanah haruslah
dikembangkan sedekat mungkin dengan pusat konsumsi,
namun juga harus mempertimbangkan bebas dari pencemaran
terhadap sumber air tanah tersebut. Suatu survei mengenai
sumur-sumur yang ada di dalam komunitas dapat dijadikan
titik awal untuk menentukan berbagai kemungkinan bagi
terdapatnya persediaan air tanah. Sejarah mengenai sumur-
sumur ini akan menunjukkan suatu indikasi menyangkut
fluktuasi permukaan air bawah tanah selama tahun dan musim
yang lalu. Jumlah air yang didapatkan dan didata dari sumur
ini dan tingkat naik-turunnya persediaan air di dalam sumur
mendakan kapasitas lapisan tanah yang mengan dung air. Hal
ini dapat kita lakukan untuk melakukan te mengenai
pemompaadn dan qualitas phisik dan kimia air tersebut.
Pengalaman menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mengenai
kualitas air sumur-sumur di komunitas tersebut. sering pada
beberapa ksus, komunitas lokal akan dengan cepat untuk
memilih air yang lebih enak rasa irnya untuk diminum, harus
diingat rasa air bukanlah sesuatu yang mutlak air tersebut
merupakan sumber air yang paling murni. Suatu data geologi
yang akurat yang brhubungan dengan kondisi sumur yang
dibor atau pada tes gerekan dapat sangat bermanfaat. Sangat
sering pasir dan kumpulan kerikil dapat ditemukan di dalam
14

aliran air dan sungai dengan membuat sistematik bor dengan
mata di tempat penyimpanan. Pada beberapa kasus ketika
sumber air telah dipilih maka suatu tes yang baik dilakukan
dalam upaya untuk membangun suatu sediaan permanen air
yang baik. Test pada sumur dapat dilakukan dengan
membangun pipa uukuran kecil untuk mempelajarai
karakteristik lapisan yang mengandung air di bawah tanah.
atau dapat dilakukan dengan membuat pipa yang berdiameter
besar yang nantinya dapat dikembangkan ketika sumur tersebut
dapat memproduksi air yang dapat digunakan masyarakat. jenis
pelindung yang dipergunakan tergantung dari keadaan lokal
sekitar , jika ada bukti yang cukup bahwa sumber air lapisan
tanah yang bagus ditemukan penggunaan selubung yang lebih
besar yang dapat diperbaiki untuk sumur yang selesai, dapat
dipertimbangkan unuk digunakan. Ketika yang ditemukan
cukup kecil empat hingga 5 cm maka jetted, mata bor ekplorasi
merupakan pilihan yang lebih baik.
3

Teknisi seharusnya juga menguji masing-masing
sumber air untuk dilakukan uji kualitas kimia, peralatan uji
kimia lapangan dan reagen untuk dilakukan suatu pemeriksaan,
untuk menguji, rasa, bau, warna, kekeruhan, kepadatan, pH,
kadar alkali, carbon dioksida, klorid, besi dan mangan. Sampel
juga harus diperiksa di laboratorium pusat yang lebih canggih
untuk dikonfirmasikan hasilnya. Sampel juga harus dibuat
ketika pada musim kering dan musim hujan. Uji Bakteriologi
juga perlu diperlukan untuk mengkonfirmasi bakteri apa saja
yang terdapat pada sumber air tersebut.
3. Konsumsi.
Sumur atau Air Ledeng
15

Sedikit data yang tersedia mengenai konsumsi air
ketika sumber persediaan adalah suatu sumur poompa tangan
atau pompa mesin atau suatu pengolahan publik.
bagaimanapun hal ini terkait dengan penentuan dalam
berbagai area yang maksimum jumlah para orang yang harus
dilayani oleh satu sumur atau satu pengolahan air terpusat
ditempatkan. Figur ini digunakan untuk menghitung
banyaknya water-distribution poin-poin yang diperlukan
masyarakat. Kriteria yang digunakan sangatlah bervariasi di
berbagai belahan dunia. Ruiz dari kolombia,
merekomendasikan suatu institusi antara 20 hingga 50 0rang
per pengolahan air atau sumur. Di nigeria 500 orang untuk 1
sumur atau pengolahan air. Y.M. Liu dari Taiwan melaporkan
bahwa di negaranya Tiap usaha dibatasi bahwa sarana
pendistribusi air hingga 100 meter. (330 kaki). 20 sampai 50
orang per sumur atau pengolahan air terlalu sedikit
jumlahnya, sedangkan 500 orang terlalu banyak. Mayoritas
komunitas menunjukkan bahwa untuk suatu sumur atau
tampungan air ledeng.
4. Kualitas air
Tujuan terpenting dalam sistem penyediaan air adalah
menyediakan air bersih. Penyediaan air minum dengan kualitas
tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak Negara telah
menetapkan standar kualitas untuk tujuan ini. Di Negara-
negara berkembang maupun Negara maju dapat menggunakan
standar kualitas air dari badan kesehatan dunia (WHO). Untuk
gedung-gedung yang dibangun di daerah mana tidak tersedia
fasilitas penyediaan air minum untuk umum, seperti tempat
terpencil dipegunungan atau di pulau, penyediaan air akan
16

diambil dari sungai, air tanah dangkal, dan sebagainya. Dalam
hal demikian, air tersebut haruslah diolah agar dicapai standar
kualitas air yang berlaku
Terdapat suatu hubungan langsung antara karakter dan
derajat dari polusi sumber air, tipe dan efektivitas dari proses
pengolahan air dan karakter dan kualitas dari air yang sudah
melalui proses pengolahan dan sudah dapat disalurkan.
Beberapa agen pengendali polusi jika normal, umumnya
mengambil pertimbangan untuk menetapkan suatu batasan
pengolahan air dalam suatu standar mutu. sehingga air yang
disalurkan kepada masyarakat merupakan air yang layak
dikonsumsi. Pemilihan suatu sumber persediaan mungkin
(adalah) terbatas oleh kareba terbatasnya biaya dan teknik yang
digunakan dalam pengolahan air agar masyarakat dapat
menikamati air yang aman dan sehat. Dalam laporan WHO
yang mempelajari kualitas air disebutkan Bahwa air yang
ditujukan untuk konsumsi manusia harus bebas dari bahan
kimia dan mikroorganisme dalam jumlah tertentu yang dapat
membahayakan kesehatan. Persediaan air minum tidak saja
aman tetapi juga dalam bentuk semenarik mungkin, tidak
keruh, tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak berasa.
Lokasi, bangunan water suply, dan pengawasan dari
sumbernya dan distribusi serta semuanya harus bebas dari
polusi dan kontaminasi yang berpotensial mencemari air.
Beberapa persediaan air minum publik ada yang
diklorinisasikan dan kebalikanny ada yang tidak melalui proses
disinfeksi sebelum didistribusikan. Klorinisasi yang efektif
adalah secara nyata air tersebut terbebas dari organisme
coliform, pastinya organisme tersebut tidak ada dalam per 100
17

ml air, apabila suplai air untuk komunitas tanpa pengolahan
terlebih dahulu atau tanpa melalui proses disinfeksi tidak dapat
ditetapkan kepada standar bakteriologikal, langkah yang harus
diambi adalah dengan melakukan klorinisasi, disinfeksi atau
lainnya. Suatu standard yang diterapkan bahwa organisme
coliform tidak ada dalam tiap 100ml sampel yang diambil dari
distribusi air tersebut yang sudah mengalami proses disinfeksi
atau secara natural murni. Standard yang diuraikan dalam
bahasan berdasarkan frekuensi dari air yang diambil.Sebagai
contoh sampel masing individu kepadatan koliform
diperkirakan dalam Most Probable Number dalam 100 ml air
atau disebut dengan MPN index. Kegunaan dari MPN index
direkomendasikan sebagai dasar perkiraan jumlah kepadatan
coliform. bagaimanapun juga nilai indeksi ini dapat
ditingkatkan validitasnya dengan menggunakan rangkaian data
standar yang direkomendasikan.
Air yang dalam kondisi kimia dan fisiknya dalam
kualitas yang baik merupakan syarat yang penting untuk
diterimanya air ini bagi keperluan manusiana., dan
perlindungan kesehatan pemakainya dan konservasi dari sistem
air itu sendiri merupakan poin yang penting juga.Beberapa
teknisi mengalami masalah yaitu tidak diterimanya air yang
didistribusikan karena kualitas kimia dan fisika airnya rendah,
meskipun kualitas biologinya sempurna. Air apabila memiliki
beberapa jumlah karbonat dan kalsium bikarbonat dan
magnesium apabila jumlahnya lebih dari 100 mg/liter maka
tergolong keras dan ini memerlukan jumlah yang cukup
banyak sabun untuk mencuci pakaian. Sebagai tambahan, ini
dapat membentuk dadih yang merupakan kombinasi dari sabun
18

dan timbunan dedaunan di pakaian dan membenuk lapisan
kerak di dalam saluran-saluran air apabila dalam kondisi panas
dan didistribusikan melalui pipa, hal ini dapat mengurangi
kapasitas pipa bahkan dapat menyumbat pipa distribusi air
tersebut.
Bentukan garam (seperti Sodium Klorida) dalam
jumlah besar dapat menyebabkan air tidak layak untuk
dikonsumsi. Jumlah yang terbatas, bagaimanapun juga akan
bervariasi dari orang ke orang atau dari satu grup ke grup
lainnya. Di Afrika Utara contohnya air minum lokal yang
dikonsumsi mengandung 3000 p.p.m klorida dalam bentukan
sodium klorida. Jumlah konsentrasi garam seperti itu
mempunyai efek laksatif bagi orang yang tidak biasa
mengkonsumsinya. Besi seringkali menjadi suatu penyebab
hambatan serius dalam water suply, terutama sumber airnya
yang berasal dari sumur-sumur. besi dapat menimbulkan rasa
yang tidak sedap, melunturkan serat, dan menimbulkan kerak
atau karat pada kerak sehingga dapat menyebabkan tumbuhnya
crenothrix, bakteri yang berwarna kemerah-merahan. Besi
dapat ditemukan di air salam bentuk ferro-oksida.
Air yang mengandung nitrat lebih dari 50 ppm (sebagai
senyawa NO3) dapat menyebabkan methemoglobinaemia
ketika dikonsumsi oleh bayi. Kadar nitrat yang tinggi mungkin
ditemukan di daerah yang mengandung zat kapur dan air
bawah tanah yang mengalami pencemaran. Polusi yang bersifat
organik berasal dari penggunaan pupuk yang berlebihan yang
mencemari air tanah dan sumber air. Fluoride dalam
konsentrasi lebih besar dari 1.5 p.p.m. akan menyebabkan gigi
anak-anak dan tingkat lebih sedikit orang dewasa menjadi
19

berbintik bintik dan berwarna kecoklatan. akan tetapi 50
Pengalaman terbaru telah menunjukkan bahwa, pada suatu
tingkatan 1.0-1.5 p.p.m dapat menyokong email yang
diproduksi oleh gigi anak-anakdapat mengurangi dan
mencegah kerusakan gigi. Karena alasan ini penerapan
memasukkan fluoride ke air publik yang kekurangan fluorine
dapat diterima. akan tetapi ini membutuhkan persyaratan yang
kompleks, dibutuhkan personel yang pengalaman, dan
mengetahui pengontrolan dosis yang akurat.
Kekeruhan dan warna menjadi masalah yang umum
pada sumber air. Hal ini tergantung dari pembatas air,
kekeruhan juga mungkin sangat terpengaruh karena perubahan
dari satu musim ke musim lainnya dan karena curah hujan,
Suatu kejadian kekeruhan yang tiba-tiba terjadi merupakan
suatu hal yang serius perlu ditangani atau berhentikan operasi
dari perencanaan pengolahan air untuk menentukan masalah
sampai waktu yang ditentukan. Air yang mengalir lambat dari
mata air dan danau dengan mudah dapat terwarnai, sedikitnya
selama musim tertentu pada tahun tersebut. Kekeruhan dan
warna air dapat menyebabkan lunturnya warna pakaian dan
mungkin saja menjadikan alasan untuk tidak diterimanya
sumber air jika prinsip sederhana dan ekonomik tidak
terpenuhi. Jumlah batasan mineral logam minimal dalam air ;

20



Substansi tertentu jika terdapat pada air minum dan
konsentrasinya meningkat, kemungkinan akan menimbulkan
bahaya bagi kesehatan.
3,7,8,9,10,11,12
Daftar-daftar substansi
tersebut antara lain ;


21

Tabel 1. Standar kualitas air minum beberapa negara


22









23



II.5 Beberapa Tipe Sytem Water Supply
II.5.1 Sistem Air Tanah.
Air tanah melayani mayoritas dari komunitas terutama
komunitas yang tinggal di pedesaan. Alasan utamanya adalah dari
berbagai sumber air yang ada air tanah merupakan sumber yang
praktis dan bersifat alami. Bahkan di suatu negara pun yang memiliki
indistrualisasinya cukup tinggi sumber air yang berasal dari tanah
lebih tinggi dari sumber air permukaan. hal ini menjadi mungkin
bahwa sumber air yang berasal dari air tanah ini akan menjadi sumber
air utama bagi komunitas di pedesaan.
1,2,3
Keuntungan dari air tanah adalah :
1. Kemungkinan terbebas dari bakteri pathogen
2. Umumnya, bisa langsung digunakan tanpa pengolahan lebih lanjut
3. Di beberapa tempat dapat ditemukan di dekat rumah penduduk
4. Lebih praktis dan ekonomis untuk diperoleh dan didistribusikan.
5. Setiap lapisan tanah mempunyai persediaan air di dalamnya

Kerugiannya adalah :
1. Air tanah sering mengandung mineral yang tinggi.
2. Pada umumnya memerlukan pemompaan untuk mengambilnya .

Di dalam survei dan mendesainnya seorang teknisi harus memikirkan
langkah-langkah berikut :
1. Berusaha menemukan sumber air tanah berdasarkan kuantitas dan
kualitas dan sedekat mungkin dengan pusat dari penduduk
menggunakannya unntuk keperluan sehari-hari dengan tujuan untuk
mengurangi biaya distribusi air tersebut.
24

2.Menyaring dengan arti sistem yang menghasilkan produksi air
tersebut harus terjamin kualitasnya pada saat yang sama akan
melibatkan penegeluaran biaya pemerintah.
3. Untuk menyalurkannya ke konsumen dimana dibutuhkan lebih
kurang operasional, keahlian dan biaya.
Mencari sumber air tanah
Suatu yang sangat jarang bahwa teknisi akan menyelesaikan
laporannya dengan hasil mempelajari geologi yang telah lalu, lebih
jarang lagi dalam menyediakan suatu jasa ahli geologi bawah tanah .
Apabila terdapat suatu layanan yang menyediakan hal tersebut
sebaiknya digunakan. Jika tidak Teknisi yang umum harus berlatih dan
berusaha menerapkan ilmunya dalam memutuskan letak air tanah,
teknisi dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan hal
ini Dalam memperkirakan dan mencari air tanah, langkah pertama
yang dilakukan mencari tahu tentang keadaan geological alam dan
karakteristik keadaan yang mendasarinya dari laporan-laporan instansi
terkait. Hal ini dapat bermanfaat bagi langkah awal investagasi dalam
mencari sumber air, Kedua mencari tahu profil sumur yang akan
dibuat, produksi airnya, kualitas air, dan lokasi sekitar sumjur yang
akan dibangun. Ketika tempat dilakukannya tes holes haruslah dapat
menguntungkan.




25


Gambar 1. Keadaan dan distribusi air tanah pada lapisan tanah



Sumur
Ada tiga metode sumur. Setiap Kontruksi mempunyai keuntungan
tergantung dari kondisi, dan ketiga tipe tersebut ataupun kombinasi
ketiganya digunakan berdasarkan keadaan yang berbeda-beda.
Sumur-sumur tersebut antara lain :
1. Sumur Galian Terbuka/galian tangan
Jenis sumur yang paling banyak digunakan di dunia adalah sumur
dengan galian terbuka, Merupakan metoda tradisional yang sudah
26

sejak lama dilakukan, dan merupakan pilihan sumber air utama yang
digunakan. Sumur dengan metode galian tangan merupakan metode
yang termurah untuk menyediakan persediaan air untuk komunitas
masyarakat, tapi ini masih cukup mahal apabila dipakai untuk satu
individu saja. Meskipun pembangunannya terbilang cukup lambat,
sumur ini mempunyai banyak keuntungan, peralatan yang digunakan
untuk membangun sumur ini lebih ringan dan sederhana, dapat
dikerjakan di tempat yang tergolong terbatas dilalui transportasi,
pekerjaan membangub tergolong mudah dan relatif bisa dikerjakan
oleh orang yang tidak mempunyai keahlian , dan pengawasannya
tergolong minimal dam peralatan dan bahan yang digunakan
umumnya dapat diperoleh dari tempat tersebut. Sumur-sumur yang
digali dengan galian terbuka(galian tangan) mempunyai berberapa
keterbatasan sumur-sumur ini dapat berhasil terisikan oleh dengan
mempertimbangkan keadaan terutama mengenai kedalaman,
umumnya kedalaman 120 meter dapat terisikan air, kedalaman
setengahnya terdapat keterbatasan dalam keluarnya air . Pada
pemasanganya pompa secara mekanik, didesign untuk mengalirkan
jumlah yang besar dan dalam waktu yang lama. diameter galian sumur
seringkali dapat terlalu besar sehingga sering tidak efektive
dibandingkan dengan sumur bor. Pada penggallian sumur galian
tangan, seringkali menemukan batu keras yang sangat sulit untuk
digali, sehingga memerlukan bahan peledak untuk menghancurkannya
sehingga pekerjaanya seringkali lebih lambat oleh karena itu
pembuatan sumur ini perlu dipertimbangkan, ada kalanya pembuatan
sumur bor lebih baik.
27


Gambar2. Gambar diatas menunjukkan sumur yang digali dan terdapat suatu
perlindungan pada dinding-dinding sumur. Pada bagian bawah sumur terdiri dari dua
tipe konstruksi yang berbeda, satu tergabung sepenuhnya merupakan batu-batu bulat
yang berfungsi sebagai filter dan yang lainnya merupakan beton yang konkrit.
bebatuan dikerjakan setelah galian sepenuhnya diangkat . dan di area tersebut secara
praktis tinggalah kerikil dan pasir-pasir kasar. Filter pasir dapat diletakkan di dasar
sumur
2. Sumur Bor
Sumur yang dibor, atau yang umumnya dikenal dengan sumur bor
mempunyai banyak keuntungannya berdasarkan keadaan sekitar.
Jumlah air yang jauh lebih besar dapat dihasilkan melalui sumur ini.
Metode ini merupakan metode yang prakti bagi masyarakat perkotaan
atau mayarakat yang dapat menyediakan pemompaan yang bagus.
pembangunan sumur ini dapat lebih cepat dibandingkan dengan sumur
28

galian tangan Dengan metode ini lapisan metode yang keras dapat
ditembus sampai menemukan sumber air., walaupun memang
prosesnya menjadi agak lambat ketika menemukan lapisan batu, dan
yang paling penting adalah keuntungannya kedalaman dan keccepatan
suatu lobang yang dibor berdasarkan rig yang digunakan. Untuk
kedalaman lebih dari 60 meter atau ketika jumlah air lebih besar
dibutuhkan, metode sumur bor ini merupakan metode yang dapat
dipilih. Berdasarkan kondisi-kondisi tertentu dapat dipilih juga untuk
mengkombinasikan sumur galian terbuka dengan sumur bor, terutama
sekali diperuntukkan bagi desa atau komunitas kecil yang suplai
airnya terlalu dalam jika digali secara manual.

Gambar 3. Metode eksplorisasi air dengan menggunakan sumur bor

3. Sumur tabung/Jett well
Metoda yang ketiga di dalam penggunaan air tanah adalah
menggunakan suatu pipa tabung yang dimasukkan ke dalam
tanah yang dikenal dengan sumur jett atau sumur pancaran.
Diameternya dapat merupakan berdiameter kecil yang
menggunakan pompa tangan atau pompa besar yang
menggunakan mesin Dengan kontruksi yang dibuat berdasarkan
29

peertimbangan dan rencana, sumur tabung ini akan menghasilkan
air yang dengan jumlah yang besar tetatpi terbatas dalam
kedalamannya dan formasi tanahnya harus sesuai apabila ingin
digunakan sumur ini.


Gambar 4. Jetting well

II.5.2 Sistem air permukaan tanah
Air permukaan paling banyak berasal dari air hujan dan
merupakan campuran dari air yang tidak mengalir dan air tanah. Ini
termasuk sungai besar, danau dan waduk dan beberapa lekukan
kecil yang terdapat mata air. Jumlah air yang tidak mengalir
bergantung dari banyak faktor faktor yang paling utama adalah
intensitas curah hujan, iklim, tumbuh-tumbuhan, geologi dan
30

geografis lingkungan tersebut. Kualitas dari permukaan air
ditentukan oleh organisme di dalamnya dan sejumlah mineral dan
bahan-bahn organik . Sebagai air yang melalui atmosphere, air
hujan mengandung debu, oksigen, co2 dari udara. air yang berasal
dari bawah tanah mengandung lumpur dan bahan organic. Pada air
limbah rumah tangga, pencemaran pada air dapat terjadi berupa
material feses dan organisme pathogen begitu juga pencemaran
dapat terjadi akibat limbah industri. Kebanyakan air permukaan
memiliki resiko tinggi untuk tercemar oleh organisme pathogen dan
haruslah melalui proses pengolahan untuk dijadikan sumber air. Hal
yang harus diingat bahwa air yang jernih bukan merupakan
seutuhnya aman dan dalam kondisi yang terbaik untuk dikonsumsu
dan tidak dapat tergantung dari pemurniannya sendiri untuk
dijadikan air minum.
1. Tampungan Air hujan
Tampungan air hujan yang dijadikan cadangan sumber air oleh
beberapa keluarga dan petani di area pertanian dimana tidak ada air
tanahnya atau dimana tidak air bersih yang berada di sekitar
kawasan tersebut dapat dijadikan sumber air bersih domestik. Air
hujan dapat ditampung sebagai sediaan sumber air untuk tujuan
mencuci ketika sumber air di kawasan tergolong air yang kasar
apabila digunakan untuk mencuci dan mengandung mineral yang
tinggi. Dalam menampung air hujan diperlukan atap rumah yang
bersih , penampung dan tangki penyimpan. Kualitas air hujan
dipengaruhi oleh alam dan derajat pemeliharaan permukaaan
penampung air hujan tersebut. Kayu tertentu atau material cat yang
terdapat pada atap dan dedaunan yang berguguran di atap dan ikut
tertampung dapat menimbulkan rasa dan memberikan warna serta
mencemari air. Atap besi galvanized yang umumnya digunakan di
31

daerah tropis, merupakan atap yang terbaik dalam mengumpulkan
air hujan. Tampungan air harus diletakkan di tempat yang sebaik
mungkin sehingga dapat mencegah tercemarnya dari lingkungan
atau limbah di sekitar. Karena alasan inilah tampungan air
disarankan untuk diletakkan di tempat yang lebih tinggi dan
setidaknya sedikitnya 3 meter letaknya dari tempat pembuangan
limbah. Tampungan dapat dibuat dengan batu batu atau
menyemennya dengan batu atau dengan sistem dinding yang
diperkuat.
2. Daerah aliran dan Wilayah penangkapan.
Batu dan tanah pada area penangkapan air kadang digunakan
untuk menampung air hujan yang dapat disimpan pada tanki
penyimpan dalam artian dalam bentuk penampung air yang dapat
disalurkan melalui pipa. Di beberapa daerah yang air hujannya
jarang, seperti yang ditemukan di selatan dan barat australia. Batu
granit yang terdapat di daerah tersebut dapat digunakan untuk
menampung. Air ini sebagian besar digunakan untuk irigasi dan
cadangan. tetapi apabila sudah melalui proses disinfeksi dan
pengolahan dapat juga digunakan sebagai sumber air domestic
3. Kolam dan Kolam penampungan
Kolam dan kolam penampungan menyediakan suatu persediaan air
baik itu bagi masyarakat kecil desa ataupun kota. Air permukaan
yang datang dari dataran tinggi atau mata air dapat terkumpulkan di
lokasi dari daerah-daerah yang sesuai dengan topoghrapi dan
geologinya. Area ini berbentuk lekukan dan cekungan yang
memungkinkan untuk menampung air. Karakteristik alami dari
tanah dapat ditentukan dengan melakukan pemboran. Tanah liat
merupakan karakteristik tanah yang dapat menyerap air yang begitu
kuat. Kehadiran lapisan yang mudah menyerap dari air permukaan
32

secara hati-hati harus diintevigasi oleh ahli geologi. Kualitas air
yang berasal dari kolam dan kolam penampungan mungkin perlu
dilakukan pengolahan sederhana sebelum dikonsumsi. Suatu
tindakan pencegahan untuk menjamin kebersihan harus hati-hati
dilakukan, termasukmelindunginya dari pencemaran manusia,
hewan, dan dari erosi dan untuk mengadakan suatu batasan dan
aturan bagi peternak, peserta kemah dan orang yang ingin berenang
di kawasan tersebut.
4.Bendungan
Ketika suatu bendungan diperlukan untuk menampung air. tempat
yang paling cocok adalah dimana lokai tersebut dapat menampung
jumlah maksimum air dengan dicocokan ukuran dam. Ukuran
puncak dam dapat kurang dari 9 meter ketinggiannya
sehinggamengalir arus alami yang cukup untuk digunakan
memenuhi kebutuhan masyarakat kecil, pertanian dan
mendistribusikannya dengan memanfaatkan gravitasi.
5.Sungai
Merupakan sistem penyediaan air yang kecil, kegunaan dari air
sungai sedapat mungkin digunakan dengan secermat dan seksama
mungkin karena air ini harus melalui proses pengolahan disinfeksi
sebelum digunakan. Air sungai dapat dengan mudah terkontaminasi
oleh penyakit dan oleh limbah manusia dan binatang. Oleh karena
itu diperlukan peran seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan
sungai. Dalam pengambilannya mungkin memerlukan saluran pipa
yang berada di dalam air digunakan dengan suatu tempat
penyimpanan (saringan). Pipa masuk ini harus ditempatkan dengan
tepat, di tempatkan dibawah permukaan air apabila iklimnya cukup
sejak dan dapat lebih dalam lagi, tetapi jangan terlalu dekat dengan
dasar air untuk mencegaj sedimen dan bahan-bahan dasar sungai
33

mengalir kedalam pipa. Pipa masuk ini dapat dilekakan beberapa
jaraknya dari daratan dan harus cukup besar untuk menjamin
velositas maksimum, kurang lebih 15 cm per detik.

Gambar 5. Pipa masuk

II.6 Pengolahan Air
Proses pengolahan air menjadi air bersih harus melalui beberapa
tahapan-tahapan, yaitu :
1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam
ukuran besar.

2. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran
berupa lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu
tinggal. Ke dalam tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang
berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin
digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.

34

3. Klarifier (clearator)
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan
penambahan larutan Alum (Al
2
(SO
4
)
3
sebagai bahan. Pada klarifier
terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat untuk
mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi pemisahan
antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan
dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke
filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang
dilengkapi dengan penyaring dan sekat. Dari inlet pipa klarifier, air
masuk ke dalam primary reaction zone. Di dalam prymari reaction
zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu
tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur homogen.
Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan
flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification
zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini
berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu jam sekali
dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone
sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga
lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone
adalah air yang sudah jernih.

4. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan
cepat). Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang
berfungsi untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari
klarifier (clearator). Air yang masuk ke filter ini telah dicampur
terlebih dahulu dengan klorin dan tawas. Media penyaring biasanya
35

lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan mesh
tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat
yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih
akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa
menuju reservoir

5. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah
disaring melalui filter, air ini sudah menjadi airyang bersih yang siap
digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat
dijadikan air minum.
3,7,8,9,10,11,12




Gambar 6. Pengolahan air bersih

36

II.7 Distribusi Air
Sistem distribusi air dari tempat pengolahan air menuju penggunanya,
Alirannya sangatlah bervariasi dari ketika puncak, air banyak digunakan
untuk mencuci dan kebutuhan air minum hingga waktu konsumsi yang sedikit
yaitu di malam hari. Dalam komunitas yang kecil sistem distribusi akan
menjadi lebih baik Di dalam komunitas yang kecil air umumnya digunakan
untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan domestil. Suatu tekanan
minimum air sejumlah 15 m/column dapat mencegah dari air rembesan yang
mengotori distribusi air.k ketika dibangun suatu tangki penyimpan air, karena
pompa tidak bisa dijamin dapat terus bekerja.


Gambar 7. A. Branched distribution system B. Looped Network distribution system

Suatu jaringan pipa bercabang umumnya digunakan untuk komunitas kecil
yang mengalirkan air umunya melalui saluran pipa. Kelemahannya adalah
tidak terlalu dapat diandalkan, bahaya pencemaran, kemungkinan terdapat
akumulasi sedimen,ditambah dengan suatu fluktuasi dari kebutuhan air
menyebabkan perbedaan tekanan dalam sistem distribusi. Kelebihannya
adalah mudah di design, arah dan laju alir dapat ditentukan dengan mudah
melalui semua pipa. Distribusi looped yang terlalu melekuk lebih susah untuk
digunakan, karena setiap pelanggan disuplai lebih dari satu arah, akan tetapi
37

memiliki keuntungan yaitu hdyraulilnya lebih baik dan kemungkinan akan
tetap menyuplai air terus apabila sebagian jaringan tersebut diistirahtkan
untuk pembersihan atau perbaikan. Point dimana air tersebut dikirimkan ke
pengguna dapat disebut pelayanan hubungan. Mereka dapat saja berupa
rumah, halaman atau lapangan, grup hubungan atau pipa publik. Koneksi ke
rumah merupakan layanan air dengan penyedot air rumah, koneksi ke suatu
perkarangan atau halaman sama dengan rumah, akan tetapi tidak ada bentukan
pipa rumah, suatu tap ditempatkan di perkarangan. Pipa publik, umumnya
yang digunakan untuk komunitas kecil mereka dibuat dari susunan batu bata,
semen atau beton dan mempunyai bentukan yang berbeda dalam tiap lapisan.
Setiap tap dapat disesuaikan dengan kebutuhan, idealnya dapat mensuplai air
40 hingga 70 orang. Perjalanan pipa paling jauh terbatas pada jarak 200m
(500 m bagi suatu area pedesaan). Pipa multipel dapat menyediakan air untuk
250-300 orang. Permasalahan timbul pada pipa antara lain kemungkinan
terhadap terbuangnya air dan resiko terbentuknya suatu genangan air yang
beresiko terhadap kesehatan. Ketika suatu design dibuat kemungkinan
terjadinya peningkatan kebutuhan air bersih juga harus dipikirkan.
6,13












38

BAB III
SANITATION FOR SMALL COMMUNITY


III.1 Definisi Sanitasi
Kondisi ketika suatu komunitas Tidak buang air besar (BAB) sembarangan,
mencuci tangan pakai sabun,mengelola air minum dan makanan yang aman
dan mengelola sampah dengan benar.
14

III.2 Kebutuhan akan sanitasi
Pada tahun 2004, WHO memperkirakan 1,8 juta orang meninggal
setiap tahun akibat penyakit diare (termasuk kolera). Kira-kira 90% orang
yang mati umurnya di bawah umur 5 tahun. Laporan WHO yang berkaitan
dengan air, sanitasi dan hygiene yang berhubungan dengan fakta kesehatan
pada tahun 2004 menyebutkan bahwa ;
1. 88 % orang yang terkena diare berhubungan dengan sumber air yang tidak
sehat, sanitasi dan hygiene yang tidak memenuhi syarat.
2. Sumber air yang telah diolah akan mengurangi angka kejadian korea 6%
hingga 25 %
3. Sanitasi yang baik mengurangi diare hingga 32%
Sanitasi, selalu terkait dengan air yang bersih, makanan yang bersih dan
aman, merupakan persyaratan yang utama untuk mengembangkan kesehatan
masyarakat. Penting untuk mencegah masyarakat untuk terpapar dengan
penyakit dengan menyediakan lingkungan yang bersih. Merupakan hal yang
penting untuk memutuskan rantai infeksi, yang disebabkan oleh limbah dan
sampah dari masyarakat yang mengandung organisme patogen. Perilaku
hidup sehat diperlukan untuk menciptakan suatu lingkungan yang higienis.
Perilaku hidup sehat yang penting antara lain mencuci tangan sebelum makan
dan memasak, dan merebus air yang digunakan untuk minum. Beberapa
39

pribadi yang peduli untuk meningkatkan sanitasi dapat ditemui di setiap
komunitas. Anggota keluarga dan perusahaan swasta yang peduli dapat
menjadi pendesign pertama dan bertindak sebagai pengembang layanan
sanitasi, Aktivitas ini akan menambah kesejahteraan dan mata pencaharian
penduduk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari
seperempat populasi Indonesia membuang tinja di sungai dan tanah. Di
Indonesia Berdasarkan data Susenas, untuk fasilitas sanitasi, pencapaian
Indonesia sempat meningkat tinggi dari tahun 1992 (30,9%) sampai dengan
tahun 1998 (64,9%), dimana dalam enam tahun terjadi peningkatan sebanyak
tiga kali lipat. Walaupun demikian, sejak tahun 1998 pertumbuhan akses ini
melambat, bahkan sempat menurun di tahun 2000 (62,7%) dan 2002 (63,5%)
karena tingkat pertumbuhannya tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan
penduduk. Data terakhir untuk tahun 2004, proporsi rumah tangga yang
memiliki akses pada fasilitas sanitasi yang layak, artinya menggunakan tangki
septic atau lubang sebagai tempat pembuangan akhir mencapai dua pertiga
dari seluruh rumah tangga di Indonesia (67,1%). Dari data di atas, tampaknya
akses masyarakat pada fasilitas sanitasi yang layak cukup tinggi, sayangnya
tingkat aksesibilitas ini tidak memperhitungkan kepemilikian atau tingkat
penggunaan jamban itu sendiri. Padahal, menurut definisi dari UN-
HABITAT, jamban yang layak sebaiknya digunakan oleh jumlah orang yang
terbatas. Data tersebut juga belum menjelaskan kualitas jamban, apakah
berfungsi dengan baik, apakah sesuai dengan peruntukannya, dan apakah
sesuai dengan standar kesehatan maupun teknis yang telah ditetapkan.
15,16,17,18


III.3 Hal yang termasuk dalam sanitasi
Dalam membicarakan sistem sanitasi kita tidak hanya membicarakan toilets,
Toilet hanya satu dari elemen sanitasi tersebut. Elemen lain seperti
40

pengumpulan, transport, pengolahan dan penggunaan sampah yang berguna
merupakan bagian yang penting dari sanitasi juga.
Membagi sanitasi dalam lima bagian dengan pertimbangan bahwa agar lebih
fleksibel dalam merancangnya dan dapat dengan lebih mudah disesuaikan
dengan lingkunagan sekitar, suatu keunggulan ada pada masing-masing
bagian. Akan tetapi fleksibilitas dalam pilihan ini mempunyai keterbatasan
karena beberapa sistem tidak bekerja. Sistem sanitasi terbagi dalam ;
1. Toilet
Toilet merupakan barrier yang pertama dan utama antara manusia dengan
pathogen yang terdapat dalam fese, oleh karena itu diperlukan suatu kontrol
dan design lokasi dalam pengumpulan sekret . tersebut . Tentu saja yang
diperlukan adalah sarana toilet itu sendiri, fasilitas yang didalamnya termasuk
menyediakan sarana cuci tangan, antiseptik, dan menyediakan suatu sarana
privasi, keamanan, dan nyaman untuk digunakan, kesemua tersebut penting
dalam mewujudkan suatu sistem sanitasi. Toilet yang digunakan nantinya
haruslah dapat dijamin aman apabila digunakan, sehat dan pengumpulan hasil
sekret tidak bertentangan dengan kehidupan dan masyarakat sekitar.
2. Penampungan Limbah
Fasilitas penampungan/pembuangan sampah untuk mencegahnya tersebarnya
sampah dimana-mana yang mengandung patogen didalamnya. Fasilitas
penampungan limbah, idealnya memiliki ventilasi, aman ketika limbah
manusia menunggu untuk dibuang. Beberapa fasilitas penampungan dapat
berupa pengolahan sebelumnya, penampungan yang efektif adalah
memaksimalkan ruang yang ada dan efektif untuk waktu yang lama.
3. Pengangkutan
Sistem pengangkutan merupakan sistem yang penting dalam srganisasi dan
manajemen transportasi yang baik akan mempertahankan keberadaan sistem
sanitasi. Sistem trasporttasi dapat berupa suatu dasar infrastuktur seperti
saluran limbah, atau dengan alat transportasi seperti truk, truk dengan
41

penghisap, mobil dan kendaraan roda tiga. Saluran limbah memerlukan cukup
air untuk menyalukan limbah secara efektif. Faktor yang mempengaruhi
design dan diterimanya suatu sistem transportasi antara lain jumlah limbah
tersebut, kepadatan rumah penduduk, akses jalan, jarak yang ditempuh,
kondisi kendaraan , arus lalu lintas, seta biaya tenaga kerja dan bahan bakar.
Pengangkut dari rumah ke rumah memungkinkan limbah tersebut dibuang
langsung ke tempat pembuangan akhir.
4. Pengolahan
Pengolahan bertujuan untuk mengurangi level patogen di dalam limbah,
mencegah terinfeksi orang dan polusi lingkungan. Fasilitas pengolahan bisa
terletak langsung di atas tanah atau bukan di atas tanah. Jika pengolahannya
dalam tingkat rumah tangga maka pengolahan di atas lahan dan di tempat
tersebut lebih disukai. Tahapan pengolahan antara lain ;
a. Pengolahan pertama :Mengurangi volume, berat dan patogenisitas di dalam
tempat penyimpanan, transportasi, dan pengolahan selanjutnya.
b. Pengolahan kedua : Mengontrol pengolahan untuk mengurangi patogen
dalam batasan yang dapat diterima
5. Menggunakan produksi sanitasi
Sanitasi tidak hanya berkontribusi kepada kesehatan masyarakat dan
perlindungan lingkungan. Sanitasi yang efektif selalu memberikan bahan
pangan yang aman dikonsumsi. Yang terlibat dalam hal ini terutama petani
yang menyediakan bahan pangan. Penggunaan kembali dan daur ulang serta
pengoptimalan kembali merupakan bagian dari pemanfaatan kembali.
Beberapa nutrisi dari limbah manusia dapat digunakan sebagai pupuk, dan
dapat bermanfaat dalam pembuatan pupuk buatan. Limbah biologis dapat
memperbaiki kondisi tanah, dan dapat menghasilkan biogas. Biogas dapat
digunakan dalam rumah tangga sebagai bahan bakar untuk masak dan
pemanas. Jika limbah biologis atau sampah tidak dapat digunakan kembali
atau diproses lagi, maka itu perlu dihancurkan.
15,17,18,19,20

42



III.4 Studi kasus sanitasi for small community (Kecamatan Mergangsan,Yogya)

III.4.1.Dasar Pemikiran
Air minum yang tidak aman adalah penyebab utama diare, yang juga
merupakan pembunuh kedua balita di Negara ini, tercatat sekitar 20 persen
kematian anak setiap tahun. Ada paling tidak 300 dari 1000 warga Indonesia
per tahun menderita penyakit yang berasal dari air, termasuk kolera,disentri
dan demam tipes, ini menurut informasi dari Departemen Kesehatan. Sanitasi
yang buruk di kota besar dan kecil membahayakan penduduk melalui polusi
air tanah dan air permukaan yang digunakan oleh masyarajat perkotaan untuk
berbagai keperluan. Walaupun demikian, masalah sanitasi perkotaan dianggap
isu yang tidak penting pengambilan kebijakan di Indonesia. Prioritasnya
masih dibawah isu komunikasi dan perhubungan. Pengolahan limbah hanya
mencakup sekitar 2 persen dari seluruh jumlah penduduk Dalam hal ini,
pendekatan partisipatif menjadi alur utama. Partisipasi masyarakat sangat
diharapkan. Masyarakat dilibatkan dari perencanaan, pelaksaan, sampai
operasi dan pemeliharaan.

III.4.2 Identifikasi Permasalahan
Agar sistem berfungsi dengan baik, keterlibatan pengguna dan seluruh pihak
yang berkepentingan sejak awal sangatlah penting. Kemunginan untuk sukses
akan meningkat apabila para calon pengguna juga turut merencanakan
sehingga ada rasa memiliki dari mereka. Langkah-langkah berikut diperlukan
dalam mengidentifikasi masalah sanitasi pada komunitas kecil:
Tentukan komunitas yang menjadi target
Libatkan seluruh yang berkepentingan dan calon pengguna
43

Identifikasi aspek budaya dan kebiasaan dari calon pengguna dalam
masalah sanitasi
Identifikasi sistem sanitasi yang ada di masyarakat
Identifikasi alternatif penyelesaian masalah sanitasi yang mungkin termasuk
kelayakannya

III.4.3 Penentuan saran dan tujuan
Penting untuk dicatat bahwa sasaran proyek ini adalah meningkatkan kondisi
kesehatan dan lingkungan masyarakat melalui system sanitasi yang sederhana
tetapi memenuhi syarat Dari diskusi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang juga merupakan calon pengguna, telah disepakati bahwa
tujuan dari proyek ini adalah sebagai berikut:
Mengembangkan kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang polusi air,
terutama akibat aliran permukaan.
Merangsang antusiasme masyarakat dalam mengadopsi teknologi sanitasi.
Membangun kapasitas masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengoperasian dan pemeliharaan system sehingga pelayanannya memuaskan
segenap lapisan masyarakat, serta meingkatkan keberlanjutan sistem.
Mengurangi polusi air sepanjang Kali

III.4.4 Pemilihan Lokasi
Untuk meningkatkan rasa memiliki dari calon pengguna, pemilihan lokasi
proyek pada prinsipnya harus disetujui oleh pihak yang berkepentingan.
Dalam hal ini, pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan berikut:
Antusiasme yang tinggi dari masyarakat dalam menerima proyek,
Keinginan dari masyarakat untuk berpartisipasi sebelum, pada saat dan
setelah proyek, terutama dalam masa operasi dan pemeliharaan
Di komunitas dengan tingkat penyakit keairan tinggi dan juga masalah
kesehatan lainnya,
44

Di komunitas dengan kemiskinan absolute tetapi kemauan berpartisipasi
yang tinggi

III.4.5 Penyiapan Lapangan
Proyek ini tidak memerlukan material yang besar, alat berat atau tenaga kerja
yang banyak, hanya bahan bangunan biasa dengan jumlah kecil pekerja,
sehingga proyek ini tidak memerlukan penyiapan lapangan yang sulit.
Walaupun begity langkah berikut dianjurkan:
Sistem sanitasi ini harus berlokasi minimal 30 meter dari sumber air minum,
15 meter dari sungai atau kolam air dan 3 meter dari saluran air kecil lainnya
Arah saluran drainase harus menjauhi perumahan, bangunan dan saluran air
minum
Drainase harus bersih dari pepohonan/belukar
Terdapat cukup ruang untuk pengembangan
Septik tank dan salurannya tidak boleh tertutup jalan atau beton
Tempatkan septik tank atau drainase jauh darisaluran air. Karena lokas
proyek, beberapa pembongkaran dan jalan menuju proyek diperlukan

III.4.6 Pilihan Teknologi
RW 18 Prawirodirjan membawahi empat Rukun Tetangga (RT), dengan
kebanyakan penduduknya melakukan aktivitas Mandi, Cuci dan Kakus di WC
Umum. Aktivitas buang air biasanya dilakukan di WC Umum atau WC
cubluk. Para KetuaRT bertanggung jawab terhadap pemeliharaan WC umum
di wilayahnyamasing-masing. Dari hasil pengamatandi lapangan, untuk
buangan limbah, satu septic tank sederhana atau jenis penampung lainnya
tanpa dilengkapi dengansistem pengolahan, sangat umum dipakai. Untuk
buangan rumah tangga, masyarakat terbiasa dengan langsung membuang ke
dalam sungai. Keadaan inimendorong perlunya satu intervensi teknologi.
Dengan menggunakan pengolah limbah rumah tangga dan teknologi Tripikon-
45

S,sistem sanitasi di kawasan ini diharapkan dapat meningkat. Teknologi yang
dikembangkan secara lokal ini, nampaknya merupakan pilihan terbaik untuk
kondisi setempat

III.4.7 Suplai Bahan Bangunan
Berdasarkan pengalaman pelaksanan proyek ini, suplai bahan bangunan
akan lebih baik bila mempertimbangkan hal berikut:
Gunakan bahan setempat yang ada dan murah tanpa harus mengorbankan
kualitas
Gunakan bahan yang dikenal masyarakat
Gunakan bahan yang tidak perlu penanganan khusus dan mudah dipasang.
Selama pelaksanaan proyek, masyarakat membantu menyediakan bahan dan
tenaga kerja

III.4.8 Staf dan Pekerja Proyek
Staf dan pekerja proyek sangat penting selama pelaksanaan kegiatan. Agar
proyek dapat dilaksanakan dengan baik, satu tim manajemen proyek dibentuk
dengan komposisi seperti berikut:
Kordinator Proyek
Koordinator Administrasi dan Keuangan
Kordinator Teknis
Kordinator Workshop dan Dokumentasi
Kordinator Pengembangan Masyarakat
Pekerja proyek direkrut dari kawasan sekitar, beberapa tenaga terampil
dipekerjakan secara harian, dan beberapa warga masyarakat turut
menyumbangkan tenaga secara sukarela. Keterlibatan ini menunjukkan rasa
memiliki dari mereka.


46




III.4.9 Pelatihan dan Diseminasi Proyek
Untuk keberlanjutan proyek ini, pelatihan tentang operasi dan pemeliharaan
proyek dilaksanakan dengan pengguna sebagai peserta pelatihan

III.4.10 Evaluasi proyek
Dilaksanakan dengan mengamati output dan outcome proyek. Output proyek
terdiri atas 7 unit WC Umum tipe Tripikon-S, 2 unit WC rumah individu dan
1 unit sistem pengolahan limbah. Sedangkan jumlah rumah tangga dan
perorangan yang dilayani oleh proyek seperti terlihat Kontribusi proyek
terhadap peningkatan kondisi lingkungan setempat dapat dilihat dari kuantitas
air limbah yang diolah. Hal ini tentu saja mengurangi polusi air di Kali Code.
Test laboratorium terhadap sumber air minum menunjukkan bahwa kualitas
sumber air minum meningkat Pemantauan proyek harus dilakukan menerus
untuk beberapa tahun setelah pelaksanaan untuk menjamin bahwa proyek
tetap melayani pengguna sesuai dengan standard yang dapat diterima.
Pemeliharan berkala harus dilakukan agar kinerja sistem tidak di bawah
standard yang diterima. Frekuensi pemeliharaan tergantung kepada kondisi
seetempat.
21








47

BAB IV
PENUTUP

Akses kepada sumber air dan sanitasi adalah kebutuhan pokok dan termasuk
hak mendasar manusia. Kemajuan sanitasi di seluruh dunia berhubungan dengan
ketersediaan air baik itu dari segi kuantitas dan kualitas tentunya dan menjadi faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kehidupan manusia tidak bisa
lepas dari Sumber air dan sanitasi yang baik. Dalam tahun 2015, sekitar 56 persen
dari penduduk perdesaan diharapkan dapat mengakses air minum yang aman,
sementara itu target Millennium Development Goal untuk negeri ini adalah 73 persen
penduduk dapat menikmati air minum yang aman. .
Tujuan dari sistem persediaan air adalah: menyediakan air sehat dan aman
kepada para penggunanya,ditujukan untuk skeluarga, suatu kelompok keluarga-
keluarga, atau suatu masyarakat, menyediakan air dalam jumlah yang cukup, dan
menyediakan air siap pakai yang ditujukan kepada pemakai air, dalam rangka
mendorong kesehatan pribadi dan rumah tangga. Dalam menyediakan water supply
dan sanitasi bagi masyarakat kecil diperlukan beberapa tahapan antara lain 1.
Perencanaan yang berupa perencanaan pembiayaan, sumber air, distribusi dan
penyimpanan, pemeriksaan ke lapangan untuk menentukan jumlah air yang
dibutuhkan dan menentukan kualitas air 2. Menentukan sistem water supply yang
akan dipergunakan berdasarkan kondisi lingkungan di sekitarnya, pengolahan air
yang akan dikonsumsi masyaraka 3. evaluasi.






48

DAFTAR PUSTAKA

1. Jolly R, Global water supply and sanitation assement 2000 report, WHO-
UNICEF Library 20000 diunduh dari http://www.who.int/
water_sanitation_health/monitoring/jmp2000.pdf

2. .Clapham D, Small water suplies a practical guide, spon press, London and
New york, 2004

3. Edmud W. Lonoix J, Water supply for rural area and small community,
WHO Publication, Genewa diunduh dari
http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/monograph42.pdf

4. Anonym, Water supply definition avaible from
www.encyclopedia2.com/water_supply/ diakses tanggal 26 september 2010

5. Anonym, Kind of water supply avaible from
www.wikianswers.com/what are the source of water supply diakses tanggal
26 september 2010

6. Fabrizi L, Water Supply In Small communities 2006 avaible from
http://www.lenntech.com/small-community-water-supplies diakses tanggal
10 oktober 2010.

7. Boonyakarnkul and J.K. Fawell, guideline for drinking water quality, WHO
library, genewa, 2008 diunduh dari http://www.who.int
/water_sanitation_health/dwq/fulltext.pdf
49

8. Hanum F, Proses pengolahan air untuk keperluan sehari-hari, 2002
diunduh dari http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-farida.pdf

9. Anonym, Pengantar pengolahan air bersih, 2009 diunduh dari
http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-
air-bersih-compatibility-mode.pdf diakses tanggal 2 oktober 2010

10. Anonyme, Guideline for drinking water quality, WHO publication,
Geneva, 2008 diunduh dari http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/
fulltext.pdf

11. Bartram J and Ballance R, Water Quality Monitoring, UNEP/WHO,
1996 genewa diunduh dari http://www.who.int/water_sanitation_health/
resourcesquality/waterqualmonitor.pdf.

12. Susanto H, sistem Suplai Air bersih, Universitas Negeri semarang,
Semarang 2006, diunduh dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0d74.dir/doc.pdf

13. Jo Smet and Christine van Wijl, Small Comunity water supply,
Internasional water and sanitation center, 2002 diunduh dari http://www.irc.nl/

14. ______________, Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Keputusan Menteri Kesehatan
No.852/Menkes/SK/IX/2008/2008, Departemen Kesehatan, Jakarta, 2008

15. Meclentry P, Smart sanitation solutions , Partner for water 2006,
Netherlands diunduh dari http://www.ecosan.nl/content/ download/ 944/6696/
file/Smart%20Sanitation%20Solutions%20e-book.pdf
50



16. Anonym, Sanitasi issue avaible from http://digilib-
ampl.net/detail/list.php?tp=publikasi&ktg=kliping diakses tanggal 10 oktober
2010

17. Anonim, Sanitasi buruk, diare bermunculan, avaible from
http://digilib-ampl.net/detail/list.php?tp=kliping&ktg=airlimbah

18. Anonym, Water supply and sanitation avaible from
http://www.villageearth.org/web/pages/Appropriate_Technology/ diakses
tanggal 9 oktober 2010

19. ________, Open planing of sanitation system, Stockhol environment
Institute, Swedia 2008 diunduh dari http://www.ecosanres.org/pdf_files/ESR-
factsheet-07.pdf

20. Deborah Sedwick, Sanitation Planing guide for small comunities,
Department of Community and Economic Development, Alaska, 2005
diunduh dari http://www.commerce.state.ak.us/ da/ruba/pub/ASPGFSC.pdf

21. Nurmandi A, Yusuf K, Technical manual system sanitation for a small
comunity Resources and Development Asian Institute of Technology,
Thailand, 2008 diunduh dari http://www.who.int/water_sanitation_health/d
wq/fulltext. pdf




51

Anda mungkin juga menyukai