Anda di halaman 1dari 107

‫‪Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah‬‬

‫‪Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat‬‬

‫‪IMPLEMENTASI‬‬
‫‪Adat basandi syarak,Syarak‬‬
‫‪basandi Kitabullah‬‬
‫‪DAYA SAING MINANGKABAU, MEMBENTUK‬‬
‫‪MASYARAKAT MANDIRI‬‬
‫‪DI SUMATERA BARAT‬‬

‫‪Oleh : H. Mas’oed Abidin‬‬

‫الحمد هلل الذي بعث في األميين رسوال منهم يتلو عليهم‬


‫آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل‬
‫لفي ضالل مبين ‪ ،‬ال إله إال هللا وال نعبد إال إياه‪ ،‬مخلصين‬
‫له الدين ولو كره الكافرون‪ .‬وأزكى صلوات هللا وتسليماته‬
‫على سيدنا وإمامنا‪ ،‬وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى هللا عليه‬
‫وسلم واله ورضي هللا عن أصحابه‪ ،‬ومن سار على ربهم‬
‫إلى يوم الدين‪ .‬أما بعد‪.....‬‬

‫‪H. Mas’oed Abidin‬‬ ‫‪1‬‬


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

MUKADDIMAH
rang Minangkabau terkenal kuat agamanya dan kokoh
adatnya. Seorang pemangku adat Minangkabau di

O mana saja berdiam tidak akan senang disebut tidak


beragama, dan seorang alim tidak menerima
dikatakan tidak beradat.

Orang yang tidak beradat dan tidak beragama Islam, sama


kedudukannya dengan orang tidak berbudi pekerti,
disebutkan indak tahu di nan ampek.1 Adat Minangkabau yang
dinamis, menampakkan raso (hati, arif, intuitif) dan pareso
(akal, rasio, logika), hasil nyata dari alam takambang jadi guru,
makin kokoh dengan keyakinan yang diisi oleh agama Islam
yang benar (haq dari Rabb).

Pekerjaan utama kita di ranah Minangkabau untuk

membina pribadi anak nagari dengan penyiapan sarana surau

1
Sama artinya dengan bodoh. Sangat menarik pemakaian angka-
angka di Minangkabau, lebih nyata bilangan genap, realistis seperti ”kato
nan ampek (4), undang-undang nan duopuluah (20), urang nan ampek jinih,
nagari nan ba ampek suku, cupak nan duo (2), cupak usali jo cupak buatan,
rumah basandi ganok, tiang panjang jo tonggak tapi, basagi lapan (8) atau
sapuluah (10) artinya angka genap. Datang agama Islam, di ajarkan pula
pitalo langik nan tujuah (7), sumbayang nan limo wakatu, rukun Islam nan
limo (5), maka secara batinnya antara adat dan agama saling melengkapi
dari yang genap sampai yang ganjil.

H. Mas’oed Abidin 2
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

sebagai lembaga pendidikan di dusun (kampung) dan taratak

(kota), dalam masyarakat Minangkabau “membentuk SDM”

dimulai sejak dari mencari pasangan dan menerima urang

sumando atau bibit asal usul. Hal ini sebagai satu cerminan dari

tatanan masyarakat yang mandiri dan kuat dengan akhlak

memahami syarak (agama Islam). Pembinaan SDM bermula

dari pra nikah (untuk menetapkan calon orang sumando,

pembinaan SDM telah mulai dengan prasyarat suku, bako baki,

agama, kesehatan, perilaku yang akan di ambil menjadi bibit).

Kemudian dilanjutkan dengan pernikahan yang dilaksanakan

menurut adat dan syariatnya. Demikian juga tata laku di

rumah tangga (hubungan suami istri), dan mutu pendidikan

anak di dalam keluarga berlaku kaedah malu dan raso pareso.

Rarak kalikih dek mindalu, tumbuah sarumpun jo sikasek, Kok

hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek,


pangabek dan Nak urang Koto

Hilalang, nak lalu ka Pakan Baso, malu jo sopan kalau lah hilang,

habihlah raso jo pareso.


pareso

H. Mas’oed Abidin 3
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Membina masyarakat dimulai dengan pemahaman adat,

meliputi pikiran dan rasa yang dibimbing keyakinan agama

yang sahih (Islam), yakin kepada hari akhir, mengenal hidup

akan mati. Benteng akidah (tauhid) dalam diri dan rumah

tangga, ranah tempat tinggal, yang akan dibawa sampai ke

rantau, siang akan dijadikan tongkat, malam akan menjadi

kalang hulu (alas kepala di kala tidur).

Akidah tauhid tersebut diajarkan di surau dan dipupuk

dalam tata pergaulan rumah tangga dan masyarakat.Gerakan

mencerdaskan umat, dikawal seluruh elemen masyarakat yang

terdiri dari urang ampek jinih sesuai pantun Minangkabau,

“Indak nan merah pado kundi, indak nan bulek pado sago, Indak nan

indah pado budi, indak nan indah pado baso”, “Anak ikan dimakan

ikan, gadang di tabek anak tanggiri, ameh bukan pangkaik pun

bukan, budi sabuah nan diharagoi”, selanjutnya, “Dulang ameh

baok ba –laia, batang bodi baok pananti, utang ameh buliah dibaie,

utang budi dibaok mati”, dan, “Pucuak pauh sadang tajelo,

H. Mas’oed Abidin 4
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

panjuluak bungo galundi, Nak jauah silang sangketo, Pahaluih baso

jo basi”, kemudian, “Anjalai tumbuah di munggu, sugi-sugi di

rumpun padi, nak pandai rajin baguru, nak tinggi naiakkan budi”. 2

Dalam syarak mangato adat memakai, karena hendak

mengamalkan Firman Allah:

ٌ‫َو َما َكانَ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِرُوا َكافَّةً فَلَوْ الَ{ نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فِرْ قَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَائِفَة‬

. َ‫لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّي ِن َولِيُ ْن ِذرُوا{ قَوْ َمهُْ{م إِ َذا َر َجعُوا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون‬

122 :‫التوبة‬

“Tidak sepatutnya bagi orang Mukmin itu pergi semuanya


ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mereka tentang agama (syariat, syarak), dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya (dengan cara-cara
mengamalkannya pada setiap perilaku dan tindakan kehidupan
beradat), apabila mereka telah kembali kepadanya – ke kampung
halamannya --, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS.IX,
at Taubah, ayat 122).

2
Tidak ada yang lebih indah daripada budi dan basabasi. Yang dicari
bukan emas dan bukan pula pangkat, akan tetapi budi pekerti yang paling
dihargai. Hutang emas dapat di bayar, hutang budi dibawa mati. Agar jauh
silang sengketa, perhalus basa dan basi (budi pekerti yang mulia). Jika ingin
pandai rajin belajar, jika ingin tinggi (mulia), naikkan budi pekerti.

H. Mas’oed Abidin 5
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

MENYIKAPI PERUBAHAN ZAMAN

rus globalisasi, menumpangkan riak pada gelombang

A dalam bentuk penetrasi, bahkan infiltrasi budaya


dari luar. Apabila pagar budaya kita lemah, niscaya
akan terjadi, jalan di alieh urang lalu akibatnya, perubahan
perilaku masyarakat, praktek pemerintahan, pengelolaan
wilayah dan asset, serta perkembangan norma, yang
kadangkala lebih mengutamakan prestise, materialistis dan
individualistik. Kepentingan masyarakat bersama terabaikan,
sehingga idealisme budaya Minangkabau menjadi sasaran
cercaan dan upaya kebersamaan menjadi kurang dibanding
prestasi individual.

Secara jujur, kita harus mengakui bahwa adat


Minangkabau tidak mungkin lenyap, manakala orang
Minangkabau memahami dan mengamalkan fatwa adatnya,
“Kayu pulai di Koto alam, batangnyo sandi ba sandi, Jikok pandai
kito di alam, patah tumbuah hilang baganti”. Artinya, secara
alamiah (natuurwet) adat itu selalu ada dalam prinsip, jika
patah, dia akan tumbuh (hidup dan dinamis) mengikuti
perputaran masa yang tidak mengenal kosong, karena selalu

H. Mas’oed Abidin 6
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

terisi, dengan dinamika dan kekuatan ilmu (raso jo pareso)


yang di topang keyakinan bahwa yang hilang akan berganti.
Di sini, ditemui kearifan menangkap perubahan yang terjadi,
“sakali aie gadang, sakali tapian baralieh, sakali tahun baganti, sakali
musim bakisa” lebih komprehensif bahwa perubahan tidak
mengganti sifat adat. Sungguhpun penampilannya di alam
nyata mengikut zaman dan waktu, “kalau dibalun sabalun kuku,
kalau dikambang saleba alam, walau sagadang biji labu, bumi jo
langit ado di dalam”.

Keistimewaan adat ada pada falsafah yang luas dan


kuat, ibarat tampang. Manakala di tanam, dipelihara, akan
tumbuh dengan baik. Semua bagiannya, yang terdiri dari urat,
batang, kulit, ranting, dahan, pucuk, akan melahirkan pula
tampang-2 baru, buahnya yang menjadi satu kesatuan besar,
berguna pada tempat dan waktu yang tepat.

Perputaran harmonis dalam “patah tumbuh hilang


berganti”, menjadi sempurna dalam “adat dipakai baru, kain
dipakai usang”. Maknanya, adat tidak mengalah kepada hal
yang tidak sejalan. Akan tetapi, perubahan yang datang
seharusnya menyesuaikan dengan adat yang ada. Adat adalah
aturan satu suku bangsa, menjadi pagar keluhuran tata nilai
yang dipusakai. Tanggungjawab pemiliknya dengan sekuat
tenaga menjaga dan memelihara untuk diri dan masyarakat
sekarang dan menjadi pengawal generasi yang akan datang.

H. Mas’oed Abidin 7
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Tantangan besar saat ini adalah, menata ulang


masyarakat dengan nilai ketuhanan (tauhid) dan budaya
(tamaddun) sebagai mata rantai tadhamun al Islami dengan
memperkenalkan kehidupan Islam ke tengah peradaban
manusia. Tujuannya menggiring masyarakat menuju
madaniyah, modern, maju, beradab dan menjadi antitesis
terhadap degradasi moral peradaban westernisasi dengan
rancangan bersendi Kitabullah. Mengenali alam lingkungan
“Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang lintabuang, Satitiak
jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan
guru.”3 Masyarakat madaniyah memiliki sikap cinta yang
menjadi perekat antara pengalaman sejarah dengan
melahirkan sikap batas-batas patut dan pantas, tidak terbawa
hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak; terbentuk umat
utama yang kuat dengan sehat fisik, jiwa, dan ide (pemikiran),
dan sehat sosial, ekonomi, pendidikan dalam ruang lingkup
sama (integratif); memiliki interrelasi dalam satu garistengah
pemikiran Islam, menjadi "benang hijau" dan tidak
menimbulkan gesekan karena pemikiran konstruktif (amar
makruf) dan meninggalkan pemikiran destruktif (nahyun 'anil
munkar) melalui pembentukan tata cara hidup menurut ajaran
3
Alam ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Di dalamnya terkandung
faedah kekuatan, dan khasiat yang diperlukan untuk mempertinggi mutu
hidup jasmani manusia dengan bekerja membanting tulang dan memeras
otak untuk mengambil sebanyak faedah dari alam dengan menikmati sambil
mensyukurinya dan beribadah kepada Ilahi Yang Maha Kuasa.

H. Mas’oed Abidin 8
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Islam (syarak). Berdikari terhadap diri sendiri tanpa tergantung


orang lain (self help), membantu dengan ikhlas karena Allah
SWT (selfless help), dan saling bekerjasama membantu satu sama
lain (mutual help).

Menghormati Perbedaan
alam era persaingan global, masyarakat yang

D mandiri mampu membendung gelombang


penetrasi budaya secara bersama. Potensi
masyarakat terletak pada musyawarah dan
mufakat. Kekayaan berharga yang tersimpan di dalam adat
salingka nagari menjadi kekuatan membangun daerah dengan
menghormati perbedaan, sebagai inti ajaran syarak. “Perbedaan
di tengah-tengah umatku adalah rahmat” (Al Hadist).

Lebih jauh bermakna, “Pawang biduak nak rang Tiku, Pandai


mandayuang manalungkuik, Basilang kayu dalam tungku, Di sinan
api mangko hiduik”. Perubahan adalah sunnatullah, “innaz-
zaman qad istadara”, -- zaman berubah masa berganti (Al
Hadist) --. Kitabullah yang menjadi landasan dari syarak
mangato adat memakai, menjelaskan tentang penghormatan
terhadap perbedaan itu,

H. Mas’oed Abidin 9
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

‫يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا‬

‫ارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬


َ ‫َوقَبَائِ َل لِتَ َع‬

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berkabilah-kabilah (bangsa-bangsa)dan berpuak-puak (suku-
suku) supaya kamu saling kenal mengenal …”, (QS.49, al Hujurat :
13).

Alangkah indahnya satu masyarakat yang memiliki

adat yang kokoh dan agama (syarak) yang kuat, yang tidak

bertentangan satu dan lainnya. Malahan saling kuat

menguatkan dalam hidup masyarakat dengan mengamalkan

“kok gadang indak malendo, kok cadiek indak manjua, tibo di kaba

baik baimbauan, tibo di kaba buruak ba hambauan”.

Alangkah indahnya masyarakat beradat, yang

dilambangkan dengan padi manjadi, jaguang maupiah, menara

masjid menjulang ke angkasa, “musajik tampek ba ibadah, tampek

ba lapa ba makna, tampek baraja Alquran 30 juz, tampek mangaji

salah jo batal”, lengkap dengan balai permusyawaratan

H. Mas’oed Abidin 10
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

terpancang kokoh di bumi, (balairung atau balai adat) tempat

menetapkan hukum dan aturan, tersusun rapi dalam peran

“balairuang tampek manghukum, ba aie janiah ba sayak landai, aie

janieh ikannyo jinak, hukum adil katonyo bana, dandam abih

kasumaik putuih, hukum jatuah sangketo sudah”, artinya, jenjang

musyawarah terpelihara dengan baik.

Alangkah indahnya masyarakat yang hidup dalam

rahmat kekeluargaan kekerabatan dibentengi akidah yang

kuat, berusaha di dunia fana dengan amat baik dan pulang ke

alam baqa membawa amal saleh.

Lingkungan nagarinya tertata rapi dengan labuah nan

pasa terbentang panjang, tepian tempat mandi terberai (terserak)

di mana-mana, gelanggang muda-muda, tempat sang juara

(ahli dan prestasi) dapat berlomba tangkas dengan sportif

berdasarkan adat main “kalah menang” (rules of game) adalah

hal yang biasa.

H. Mas’oed Abidin 11
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Masyarakat hidup aman dan makmur, dengan


anugerah alam dan minat seni yang indah, “Rumah gadang
basandi batu, atok ijuak dindiang ba ukie, cando bintangnyo
bakilatan, tonggak gaharu lantai candano, taralinyo gadiang
balariak, bubungan burak katabang, paran gambaran ula ngiang,
bagaluik rupo ukie Cino, batatah dengan aie ameh, salo manyalo aie
perak, tuturan kuro bajuntai, anjuang batingkek ba alun-alun,
paranginan puti di sinan , Lumbuang baririk di halaman, rangkiang
tujuah sa jaja, sabuah si Bayau-bayau, panenggang anak dagang
lalu, sabuah si Tinjau Lauik, panengggang anak korong kampuang,
birawari lumbuang nan banyak, makanan anak kamanakan”.

Rumah Gadang dengan rangkiang berjejer di halamannya lambang


kedudukan perempuan Minangkabau dalam posisi bundo kanduang yang
mengayomi anak nagari
(Foto Dok. HMA-2002, Lokasi Perkampungan Minangkabau Padangpanjang).

H. Mas’oed Abidin 12
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Dengan ini, kita akan menemui adanya perpaduan


ilmu dan rancangan, seni ukir dan budaya, material dan mutu,
keyakinan dan agama, menjadi asas rancang bangun
berkualitas di dalam menata social dan cita-cita masyarakat,
idea dan keperibadian ekonomi yang tidak nafsi-nafsi dengan
selalu memperhatikan kesejahteraan orang banyak, (ibnusabil,
musafir, anak dagang) dan anak kemenakan di korong
kampung, “nan elok dipakai, nan buruak dibuang, usang-usang
dipabaharui, lapuak-lapuak dikajangi”. Penataan ekonomi sangat
selektif dan moderat. Kitabullah yakni Alquran
“mengeluarkan manusia dari sisi gelap ke alam terang cahaya
(nur)”4 dengan akidah tauhid.

Di dalam masyarakat Minangkabau yang beradat dan


beradab (madani) mempunyai semangat kebersamaan (sa-ciok
bak ayam sa-danciang bak basi), sesuai pepatah “Anggang jo kekek
cari makan, Tabang ka pantai kaduonyo, Panjang jo singkek pauleh
kan, makonyo sampai nan dicito”, di ikat oleh keterpaduan (barek
sa-pikua ringan sa-jinjiang) atau “Adat hiduik tolong manolong,
Adat mati janguak man janguak, Adat isi bari mambari, Adat tidak
salang manyalang”5.

4
Lihat QS.14, Ibrahim : 1.
5
Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan dukungan
terhadap kehidupan dan “Karajo baiak ba-imbau-an, Karajo buruak
bahambau-an”.

H. Mas’oed Abidin 13
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Kebersamaan dan keterpaduan itu, terlihat nyata


dalam musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek
mupakat), dan penjabarannya “Senteng ba-bilai, singkek ba-uleh,
batuka ba-anjak, barubah ba-sapo”, sebagai aplikasi dari iman
kepada Allah SWT yang menjadi pengikat spirit sunnatullah
dalam setiap gerak.

LEMAH DAYA SAING

H. Mas’oed Abidin 14
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

ekuatan tamaddun dan tadhamun (budaya) dari

K
IMAN

Istia da t Proses In t era k si


Pemba
nguna
n Umat ilmu
umat Efisie nsi

SDA

syarak (Islam) menjadi rujukan pemikiran dan pola tindakan


secara nyata yang memiliki relevansi yang diperlukan setiap
masa, dalam menata sisi-sisi kehidupan kini dan masa depan.
Masyarakat berbudaya terbimbing dengan sikap tauhid
(akidah kokoh), kesabaran (teguh sikap jiwa) yang konsisten,
keikhlasan (motivasi amal ikhtiar), tawakkal (penyerahan diri
secara bulat) kepada kekuasaan Allah yang jadi ciri utama
(sibghah, identitas) iman dan takwa.

Suatu individu atau kelompok masyarakat yang kehilangan


pegangan hidup (akidah dan adat), walau secara lahiriyah kaya
materi namun miskin mental spiritual, akan terperosok ke dalam
tingkah laku yang menghancurkan nilai fithrah itu. Masyarakat

H. Mas’oed Abidin 15
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

yang lalai dan senang menerima akan terjerumus ke dalam


penggadaian diri yang melecehkan nilai-nilai bangsa.

Masyarakat tamaddun adalah masyarakat integratif secara


sosial, politik, ekonomi di tengah pergumulan problematika
sosial dan pribadi masyarakatnya. Ajaran Islam berdasar
Alquran “mengeluarkan manusia dari sisi gelap ke alam terang
cahaya (nur).”6

MEMBENTUK MASYARAKAT MAJU (MADANI)


adani mengandung kata maddana al-madaina (َ‫مَدَّن‬

M
َ‫ )المَدَاِئن‬atau banaa-ha (‫ )بَنَاهَا‬yakni membangun atau
hadhdhara (َ‫)حَضَّر‬, memperadabkan dan tamaddana
(َ‫ )تَمَدَّن‬Artinya menjadi beradab dengan hidup
berilmu (rasio), memiliki rasa (arif, emosi) secara individu,
maupun kelompok mempunyai kemandirian (kekuatan dan
kedaulatan) dalam tata ruang, peraturan dan perundangan yang
saling berkaitan.7

Masyarakat madani (ُّ‫ = الحَضْرِي‬al hadhariyyu) adalah


masyarakat berbudaya yang maju, modern, berakhlak dan

6
Lihat QS.14, Ibrahim : 1.
7
Lihat Kamus Arab-Indonesia, Al Munawwir, Cet.XIV, Pustaka
Progressif Surabaya, 1997, hal.1320. Lihat juga Al-Munjid fi al-Lughah
al-'Arabi'ah al-Mu'ashirah, Cet. I, Daarul Musyrif Bairut, 2000, hal. 1326-
1327.

H. Mas’oed Abidin 16
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

memiliki peradaban melaksanakan ajaran agama (syarak) dengan


benar.

Agama (Islam) tidak dibatasi ruang-ruang masjid,


langgar, pesantren, majlis ta’lim semata, namun untuk
mewujudkan masyarakat yang hidup senang dan makmur (
َ‫ = تَنَعَّم‬tana'ama) menata gerak kehidupan riil, tatanan politik
pemerintahan, sosial ekonomi, seni budaya, hak asasi manusia,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Aturan (ٌّ‫ = قَانُوْنٌ مَدَنِي‬qanun
madaniy) atau syarak mangato, adaik mamakai yang melindungi
hak-hak privacy, kepemilikan (perdata, ulayat) dan hak-hak
sipil masyarakatnya. Konsep ini yang menjadi nilai dasar
(basic of value) Islam.

Nilai dinul Islam melahirkan masyarakat proaktif


menghadapi perubahan (realitas) yang mendorong ke arah
perbaikan dan peningkatan mutu dengan ilmu pengetahuan
(knowledge base), budaya (culture base) dan agama (religious
base).

Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani


adalah masyarakat kuat berpendidikan dan berpandangan
kota (urban) meskipun mereka mendiami nagari dan taratak
(rural).

H. Mas’oed Abidin 17
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

MEMAHAMI SYARAK MANGATO ADAT MEMAKAI

asyarakat adat bersendikan Kitabullah, memahami

M bahwa kaedah adat dipertajam makna dan fungsinya


oleh peran syariat. Tauhid mendorong manusia
memaksimalkan seluruh daya pikir, daya cipta, daya upaya
yang menjadi modal dasar untuk menata kehidupan dengan
mendorong karya amal manusia lahir bathin. Motivasi
berawal dari paradigma tauhid yang benar.

Menempatkan tauhid sebagai landasan berpikir,


beramal, bertindak, dalam seluruh aspek kehidupan, politik,
ekonomi, sosial budaya, akan menjalin hubungan vertikal
yang langgeng antara makhluk dengan Khalik yang tampak
pada perilaku ikhlas, tawadhuk, tawakkal mencari redha
Allah. Hasil utama dari wujud syarak mangato adat memakai
adalah “rahmatan lil-‘alamin”, tatanan kebahagian dan rahmat
untuk seluruh alam ini.

1. MENGUTAMAKAN PRINSIP HIDUP SEIMBANG

‫َوإِ ْن تَ ُع ُّدوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ ال تُحْ صُوهَا إِ َّن هَّللا َ لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
“Dan jika kamu menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-

H. Mas’oed Abidin 18
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

benar Maha Pengampun lagi maha Penyayang” (QS.16, An


Nahl : 18).

Hukum Syarak menghendaki keseimbangan hidup


rohani dan jasmani ; "Sesungguhnya jiwamu (rohani-mu)
berhak atas kamu (supaya kamu pelihara) dan badanmu
(jasmanimu) pun berhak atasmu supaya kamu pelihara"
(Hadist). Keseimbangan ini semakin jelas wujud dalam
kemakmuran di Minangkabau “Rumah gadang gajah
maharam, Lumbuang baririk di halaman, Rangkiang tujuah
sajaja, Sabuah banamo si bayau-bayau, Panenggang anak
dagang lalu, Sabuah si Tinjau lauik, Birawati lumbuang nan
banyak, Makanan anak kamanakan. Manjilih ditapi aie, Mardeso
di paruik kanyang".

Bimbingan syarak, "Berbuatlah untuk hidup akhiratmu


seolah-olah kamu akan mati besok dan berbuatlah untuk
hidup duniamu, seolah-olah akan hidup selama-lamanya"
(Hadist).

2. “MENYADARI DAN MENSYUKURI NIKMAT ALLAH”


Nikmat Allah, sangat banyak.

H. Mas’oed Abidin 19
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu


tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Pengampun lagi maha Penyayang. (QS.16, An Nahl : 18)

Hukum Syarak berlandaskan ajaran Islam menghendaki


keseimbangan antara hidup rohani dan jasmani.

‫ات ِم َن‬
ٍ ‫َه َل اْلقُ رى آمُن وا و اتَّقَ وا لَفَتَ ْحَنا علَْي ِهم بر َك‬
ََ ْ َ ْ َ َ َ َّ ‫َولَ ْو أ‬
ْ ‫َن أ‬
‫ض‬ِ ‫اء و ْاأل َْر‬ ِ ‫السَّم‬
َ
Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.8
Di dalam upaya memerangi kemaksiatan mesti di
awali dengan mengahapus kemelaratan. Usaha ini mesti
dilakukan terus menerus dalam menciptakan kemakmuran di
ranah Minangkabau.
Kemakmuran harus dilihat di dalam kondisi sehari-
hari masyarakat.
Mereka dapat memenuhi keperluan perumahan,
makanan, pakaian untuk dirinya, keluarga dan anak
kemenakannya.

Rumah gadang gajah maharam,


Lumbuang baririk di halaman,
Rangkiang tujuah sajaja,

Sabuah si bayau-bayau,
Panenggang anak dagang lalu,

Sabuah si Tinjau lauik,


Birawati lumbuang nan banyak,

8
QS.7, al A’raf : 96.

H. Mas’oed Abidin 20
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Makanan anak kamanakan.9

Manjilih ditapi aie,


Mardeso di paruik kanyang.10

3. KESADARAN KEPADA LUASNYA BUMI ALLAH,


MERANTAULAH…!!

Allah telah menjadikan bumi mudah untuk digunakan,


berjalanlah di atas permukaan bumi, dan makanlah dari
rezekiNya dan kepadaNya tempat kamu kembali.

9
Rumah gadang (= rumah besar) tempat tinggal anak kemenakan di
Minangkabau, ibarat gajah maharam (=gajah duduk). Lumbung padi
(rangkiang) berjejer di halamannya. Rangkiang (=lumbung padi
bergonjong) tempat menyimpan hasil panenan anak nagari tujuh sejajar
(=gambaran kemakmuran diperdapat karena rajin mengolah alam menjadi
sawah pertanian. Satu di antaranya bernama “si bayau-bayau”, isinya untuk
membantu “anak dagang lalu” (pendatang, penuntut ilmu yang lewat di
Nagari itu). Artinya, perhatian terhadap orang datang (asing) sangat tinggi.
Kemakmuran tidak semata untuk putra asli di Nagari. Satu rangkiang
bernama “si tinjau laut”, isinya untuk keperluan anak kemenakan yang
memerlukan pertolongan. Inilah inti semua persiapan (hasil) yang diperoleh
keluarga Minangkabau didalam tatanan banagari. Ide bahwa kepentingan
bersama berada pada tingkat paling utama dibanding kepentingan sendiri.
Dapat di maknai bahwa individualistic sangat tidak diminati dalam tatanan
masyarakat adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah itu .(Catatan
dari penulis).
10
Jika hendak berbersih (manjilih) tentulah dengan tersedianya air yang
cukup (di tapi aie= di tepi air). Kalau hendak merdeka di dalam menentukan
sikap dan leluasa berkebaikan (mardeso= leluasa), syarat utama perut anak
nagari keadaannya kenyang (kemakmuran tercipta). Apabila anak nagari
kelaparan, kemakmuran tidak diciptakan, maka ada harapan anak nagari
akan di kuasai oleh kekuatan asing dari luar.

H. Mas’oed Abidin 21
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

ِ ْ‫ت الصَّالةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي األر‬


‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن‬ ِ ُ‫فَإ ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

َ‫فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

“Maka berpencarlah kamu di atas bumi, dan carilah karunia


Allah dan (di samping itu) banyaklah ingat akan Allah, supaya
kamu mencapai kejayaan", (QS.62, Al Jumu’ah : 10).

Agar “jangan tetap tertinggal dan terkurung dalam


lingkungan yang kecil”, dan sempit,

ِ ‫قَالُوْ ا أَلَ ْم تَ ُك ْن أَرْ ضُ هللاِ َو‬


‫اس َعةً فَتُهَا ِجرُوا فِ ْيهَا‬

"Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di


bumi itu?". (QS.4, An Nisak : 97)

Merantau di Minangkabau adalah sesuatu pelajaran


dalam perjalanan hidup, “Karatau madang di hulu babuah
babungo balun. Marantau buyuang dahulu di rumah paguno
balun.

Selalu ditanamkan pentingnya kehati-hatian, “Ingek


sa-balun kanai, Kulimek sa-balun abih, Ingek-ingek nan ka-pai,
Agak-agak nan ka-tingga”.

Masyarakat terdiri dari banyak suku, asal muasal dari


berbagai ranah, bersatu dalam kaedah hinggok mancangkam
tabang basitumpu Artinya, Mencari suku dan ibu, “hiyu beli
balanak beli, ikan panjang beli dahulu. Ibu cari dunsanak di cari,

H. Mas’oed Abidin 22
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

induk semang cari dahulu “, Artinya Mengajarkan hubungan


baik saling menghargai, “Di mana bumi di pijak, di sana langit di
junjung, di situ adat di pakai”. Satu perilaku duduk sama rendah
tegak sama tinggi yakni prinsip egaliter di Minangkabau. Satu
prinsip demokrasi murni dan otoritas masyarakat sangat
independent, dapat menguasai informasi substansial,
menerapkan low-enforcment, memperkuat kesatuan dan
persatuan dengan muara ketahanan masyarakat dan diri,
memulai dengan apa yang ada.

Filosofi merantau di Minangkabau, sama halnya dengan


pergi menuntut ilmu dan mencari harta.
Menuntut ilmu bagaimana cara hidup, dan membekali
hidup dengan ilmu. Untuk mendapatkan dunia dengan ilmu
dan merajut akhirat juga dengan ilmu. Sementara di kampung
halaman tenaga belum banyak bermanfaat.
Karatau madang di hulu
babuah babungo balun.
Marantau buyuang dahulu
dirumah paguno balun. 11.
Merantau tetap dengan berbekal ilmu adat dan budi
pekerti.
Kok pai anak merantau,
Mandilah di bawah-bawah, manyauak di hilia-hilia.
Tapi kok di pakok urang banda sawah,
Dialiah urang lantak pasupadanan,
Busuangkan dado padek-padek,
Paliekkan tando laki-laki,
Jan takuik tanahg kasirah,
Aso hilang duo tabilang,
11
Artinya, “Keratau madang di hulu. Jangankan berbuah, berbunga pun
belum”. Sampiran berikutnya, “Merantaulah buyung (anak laki-laki) lebih
dahulu, karena di rumah (di kampung halaman) belum banyak bermanfaat”.
Makna “merantau” dimaksudkan menambah perbekalan hidup (ilmu,
pengalaman dan harta) untuk disumbangkan kembali ke kampung halaman.
(Catatan khusus dari penulis). Lihat pula Kitabullah QS.4, An Nisak : 97

H. Mas’oed Abidin 23
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Sabalun aja bapantang mati.


Namun di dalam kabanaran,
Bago dipancuang lihie putuih,
Satapak jan namuah suruik.
Artinya, kalaupun pergi merantau ada beberapa larang
pantang perlu di jaga. Di antaranya, kalau berkata di bawah-
bawah, tidak sombong dan pongah, ambillah air di sebelah hilir.
Tetapi, kalau masalah prinsip adat dan syarak sudah
diganggu, yakni kalau ditutup orang bandar sawah, dikisarnya
tiang batas, busungkanlah dada dan perlihatkan bahwa kita
adalah jantan berpantang menyerah kepada kezaliman. Laki-laki
wajib menjaga kebenaran. Jangan takut tanah akan merah. Satu
hilang kedua terbilang, sebelum ajal berpantang mati. Kuatnya
perpegangan syarak ini, akan memberi motivasi bahwa hidup di
rantau, atau di mana saja, selalu tegak pada kebenaran. Jika di
dalam kebenaran, biarpun putus leher dipancung, setapak
jangan engkau surut.
Perkembangan diri seorang tidak boleh mengakibatkan
jika cerdik tidak boleh melanggar dan jika besar tidak boleh
melenda. Adab dan adat yang akan dipakai adalah, Nan cadiak
tampek batanyo, Nan kayo tampek batenggang, artinya, yang cerdik
tempat bertanya dan yang kaya tempat orang miskin minta
pertolongan. Dengan bimbingan adat basandi syarak ini pasti
terbina kehidupan saling bantu membantu.
Dalam membina umat di Nagari yang dicari adalah
“opsir lapangan”. Yang bersedia dan pandai berkecimpung di
tengah-tengah umat. Mereka akan menjaga umat di Nagari.
Mereka akan menjadi pawang penjaga. Agar umat tidak semata
menerima perubahan karena zaman telah berubah atau musim
telah berganti. Opsir lapangan itu adalah imam khatib adat
suluah bendang di nagari.
Suluah bendang menjaga umat berada di dalam
keteguhan nilai adat istiadat sesuai bimbingan syarak (agama
Islam) yang dinasehatkan oleh Rasulullah SAW;

H. Mas’oed Abidin 24
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

،‫ت‬ُ ‫َح َس ْن‬ ْ ‫ ِإ ْن أ‬،‫اس‬


ْ ‫َح َسُن ْوا أ‬ ِ ‫الن‬ َّ ‫ أََنا َم َع‬:‫إم َعةً َيقُ ْو ُل‬
َّ ‫الَ تَ ُك ْوُن ْوا‬
ِّ
‫أن‬
ْ ‫اس‬ َّ ‫أح َس َن‬
ُ ‫الن‬ ْ ‫إن‬ ْ ‫ لَ ِك ْن َوطُن وا ْأنفُ َس ُك ْم‬،‫ْت‬ ُ ‫اءوا أس أ‬ ُ ‫أس‬ َ ‫إن‬ ْ ‫و‬
)‫ظِلموا (رواه الترمذي‬ َّ ِ
ُ ْ َ‫اءوا أَال ت‬ ُ ‫أس‬َ ‫ و إن‬،‫تُ ْحسُنوا‬
Janganlah kalian menjadi seperti bunglon yang berkata, aku
bersama orang-orang, jika mereka baik, maka akupun baik pula, dan jika
mereka buruk akhlaknya, maka akhlakku pun buruk p[ula. Akan tetapi
tanamkanlah sikap pada diri kalian; jika mereka baik, hendkalah kalian baik;
dan jika mereka buruk akhlaknya, maka janganlah kalian berbuat dzalim.12
Di Minangkabau, prilaku beristiadat mulai
tercemari kebiasaan pemborosan (waste). Wabah di
tengah masyarakat berjangkitnya penyakit adu untung,
atau perjudian massal terselubung (togel = toto gelap),
tetap berjalan tanpa hambatan. Maraknya togel dalam
bermacam bentuknya.
Keberadaan judi ini, akan meruntuhkan akhlak.
Menghisap modal dari proses produksi. Hasil
pendapatan anak nagari yang didapat dari pasar
dagang berpindah kebandar judi. Akibat pasti,
meruyak berbagai penyakit masyarakat lainnya. Karena
itu, sangatlah perlu diawasi secara ketat dengan berbagai
perturan di daerah.13
Upaya ini perlu di iringi pula dengan menanamkan
kembali kehati-hatian masyarakat Minangkabau di dalam
mengelola kehidupan mereka.
Ingek sa-balun kanai,
Kulimek sa-balun abih,
12
HR. Imam Tirmidzi (2008), dan dia berkata hadist Hasan Gharib.
13
Sekarang di Surau telah lahir Perda No.11/2001 tentang
pemberantasan Maksiyat. Akan tetapi sebagian masyarakat hukum
menilainya impoten, karena banyak kekurangan dan kelemahan. Terlepas
dari itu, aturan ini bila dapat dilaksanakan, pasti akan menjadi upaya
membentengi daerah ini dari bahaya perjudian dan kemaksiyatan lainnya.

H. Mas’oed Abidin 25
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Ingek-ingek nan ka-pai,


Agak-agak nan ka-tingga.14

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara


syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(QS.17, al
Israk : 27).

Para ilmuan berpengalaman yang lahir dari anak


nagari, sangat diperlukan membina anak nagari di
Minangkabau.

Para ilmuan Minangkabau adalah orang-orang yang


mempunyai mata hati. “Mahir dalam membaca kehendak
masyarakat”. Perlu meng-introdusir tenaga sarjana agama dari
berbagai disiplin ilmu untuk segera kembali ketengah
masyarakatnya di Nagari–Nagari.

Tujuan akhir yang hendak diraih dengan pemanfaat


tenaga yang ahli dan para cendekiawan di kampung dan
nagari adalah agar lambat laun, di antara mereka akan berurat
di hati umat di Nagari itu.

Kerja utama di Nagari hari ini membentuk tenaga


pembina umat – anak nagari – yang diharapkan tampil
dari kalangan ninik mamak, alim ulama, mu’allim, para
tuangku, imam khatib adat suluah bendang dalam Nagari
14
Ingat sebelum kena, hemat sebelum habis, dan hati-hati dengan
keluarga yang ditingalkan di kampung, lebih berhati-hati yang akan pergi
meninggalkan kampung halaman. Nasehat ini menjadi bekal anak nagari
pergi merantau. Bekal nasehat lebih utama dari bekal materi. Menjadi
pendorong utama terpeliharanya sumber daya manusia Minangkabau.

H. Mas’oed Abidin 26
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

yang memiliki sahsiah (ciri utama) di dalam pembinaan,


sebagai layaknya seorang para pendidik (murabbi).

4. POTENSI TERPENDAM DALAM UNSUR MANUSIA,

Yakni nilai budaya untuk mendukung idea self help


dengan sikap hati-hati, dan keyakinan bahwa Allah SWT
satu-satunya pelindung dalam kehidupan. Masyarakat
Minangkabau yang beradat dan beragama selalu hidup
dengan mengenang hidup sebelum mati dan hidup sesudah
hidup ini. Sesuai peringatan Ilahi,

‫إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم َوإِ َذا أَ َرا َد‬

ٍ ‫هَّللا ُ بِقَوْ ٍم سُو ًءا فَال َم َر َّد لَهُ َو َما لَهُ ْم ِم ْن ُدونِ ِه ِم ْن َو‬
.‫ال‬

" Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala tidak merobah keadan


sesuatu kaum, kecuali mereka mau merubah watak (anfus) dirinya
masing-masing. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap satu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya;
sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS.13, Ar
Ra’du : 11)

5. MENCARI NAFKAH DENGAN "USAHA SENDIRI",

Dengan tulang delapan kerat dan cara amat sederhana


"lebih terhormat", daripada meminta-minta dan menjadi
beban orang lain, "Kamu ambil seutas tali, dan dengan itu kamu

H. Mas’oed Abidin 27
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

pergi ke hutan belukar mencari kayu bakar untuk dijual


pencukupkan nafkah bagi keluargamu, itu adalah lebih baik bagimu
dari pada berkeliling meminta-minta". (Hadist).
Membiarkan diri hidup dalam kemiskinan tanpa
berupaya adalah salah , "Kefakiran (kemiskinan) membawa
orang kepada kekufuran (ke-engkaran)" (Hadist).

6. TAWAKKAL DENGAN BEKERJA DAN TIDAK BOROS

Satu bentuk keseriusan dan tidak "hanya menyerahkan


nasib" tanpa berbuat apa-apa, "Bertawakkal lah kamu, seperti
burung itu bertawakkal" (Atsar dari Shahabat), artinya,
pemahaman syarak menanamkan dinamika hidup yang
tinggi.

7. KESADARAN KEPADA RUANG DAN WAKTU.

Peredaran bumi, bulan dan matahari, pertukaran malam


dan siang, menjadi bertukar musim berganti bulan dan
tahun, adalah hukum alam semata.

‫ َو َج َع ْلنَا النَّهَا َر َم َعا ًشا‬- ‫َو َج َع ْلنَا اللَّي َْل لِبَاسًا‬

"Kami jadikan malam menyelimuti kamu (untuk beristirahat),


dan kami jadikan siang untuk kamu mencari nafkah hidup".
(QS.78, An Naba’ : 10-11)

8. ARIF DAN PANDAI MENGENDALIKAN DIRI,

H. Mas’oed Abidin 28
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Jangan melewati batas, dan berlebihan, “Ka lauik riak


mahampeh, Ka karang rancam ma-aruih, Ka pantai ombak
mamacah. Jiko mangauik kameh-kameh, Jiko mencancang,
putuih – putuih, Lah salasai mangko-nyo sudah”.

9. HIDUP DINAMIS

Pemahaman syarak menekankan pada kehidupan yang


dinamis, mempunyai martabat (izzah diri), bekerja sepenuh
hati, menggerakkan semua potensi yang ada, dengan tidak
menyisakan kelalaian ataupun ke-engganan. Tidak
berhenti sebelum sampai. Tidak berakhir sebelum benar-
benar sudah.

10. MENCIPTAKAN KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT.


Satu ajaran keseimbangan menurut syariat, tampil
berusaha mencari kebahagiaan dunia (materi) dan kebahagian
akhirat (iman) dalam rangkaian amal ibadah.

ِ ‫ و‬،‫ك‬
َ َ‫ص َّحت‬
‫ك قَْب َل‬ َ ‫ك قَْب َل َه َر ِم‬
َ ‫ َشَب َاب‬:‫س‬ٍ ‫ِا ْغتَنِم َخ ْم ًسا قَْب َل َخ ْم‬
‫ك‬َ َ‫ و َحَيات‬،‫ك‬ َ ‫ك قَْب َل ُش ْغِل‬َ ‫اغ‬
َ ‫ و فَ َر‬،‫ك‬ َ ‫ و ِغَن‬،‫ك‬
َ ‫اك قَْب َل فَ ْق ِر‬ َ ‫َس قَ ِم‬
َ ِ‫قَْب َل َم ْوت‬
‫ك‬
Manfaatkanlah sebaik-baiknya lima macam kesempatan sebelum
datang lima yang lainnya; masa mudamu sebelum datang masa tuamu,
waktu sehatmu sebelum datang masa sakitmu, saat kayamu sebelum saat

H. Mas’oed Abidin 29
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

miskinmu, waktu senggang – lapangmu – sebelum datang waktu sibukmu


dan hidupmu sebelum matimu’15
Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar hidup
mengejar keperluan dunia dengan tidak melupakan akhirat
setiap waktu ada kesempatan. Berbuatlah untuk hidup akhiratmu
seolah-olah kamu akan mati besok dan berbuatlah untuk hidup
duniamu, seolah-olah akan hidup selama-lamanya. (Hadist).

ُ‫الص َّحةُ و الفَ َراغ‬ َّ ‫ان َم ْغ ُب ْو ٌن ِف ْي ِه َما َكثِ ْي ٌر ِم َن‬


ِ ‫الن‬
ِّ :‫اس‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
)‫(رواه البخاري‬

Ada dua nikmat yang di dalam keduanya banyak orang


melalaikan, yakni sehat dan waktu lapang (kesempatan). (HR. Imam
Bukhari).16

Konsepsi tentang kesehatan manusia dan masyarakat


sebenarnya dapat dilihat pada empat bahagian,
1. kesehatan fisik.
2. kesehatan jiwa.
3. kesehatan ide (pemikiran),
4. kesehatan sosial masyarakat disekitarnya.
Keempat bentuk tersebut berada dalam ruang lingkup
yang sama (integratif). Memiliki interrelasi satu sama lain.
Interrelasi ini berada dalam ruang pemikiran Islam. Sebuah
garis tengah yang menjadi "benang hijau" terhadap segala
bentuk pemikiran yang ada.
Garis tengah yang menjadi "benang hijau" itu, tidak
mengalami gesekan-gesekan pemikiran. Mengambil segala
bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan pemikiran

15
HR.Hakim, dan ia mensahihkannya menurut syarat Bukhari Muslim
dengan disetujui oleh Mundziri, al Munthaqa : 2089, dan Dzahabi (4/306).
16
HR. Imam Bukhari, didalam al Adab al Mufrad (300).

H. Mas’oed Abidin 30
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

destruktif 17.
Istilah yang paling tepat dalam menjelaskan ini, melalui
pembentukan cara hidup yang diajarkan agama Islam. Antara
lain;
1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung
kepada orang lain (self help),
2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran
ikhlas karena Allah SWT (selfless help),
3. membentuk sebuah ketergantungan membantu satu
sama lain, ta’awunitas (mutual help).

Cara hidup ini merupakan konsepsi pemikiran Islami.


Sesuai dengan yang dikembangkan menjadi dasar
pembentukan kerjasama antara nagari. Mendasari bentuk
hubungan internasional yang mampu menciptakan tata
perdamaian dunia. Ketiga dasar tersebut merupakan dasar
pembentukan masyarakat tamaddun (beradab). Tidak semata,
hanya bersifat "kebangkitan ekonomi". Malahan, menjadi
sesuatu yang bersifat moral (the moral renewance).
Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance),
pemeranan agama Islam menjadi penting. Kepentingannya
terletak kepada kemampuan aplikasi dari segala ide atau
pemikiran yang dilaksanakan. Gagasan ini dapat seiring
dengan penerapan pengertian globalisasi yang diartikan
sebagai ruang lingkup pemikiran yang bisa dilaksanakan di
tengah masyarakat (The policy making something worldwide in
scope or application).18
17
Hal ini di kemukakan M.Natsir, dan bisa dicapai dengan upaya
membangun masyarakat besar melalui masyarakat kecil.

18
Relevansi pengertian globalisasi dalam konteks pemahaman ajaran
agama Islam dapat di lihat dari kata-kata DR.Sidek baba, Timbalan Rekyor
UIAM Malaysia dalam seminar Kebangkitan Peran Generasi Baru Asia (Re
Awekening Asia), Pekanbaru 21-23 Juli 1997 yang menyatakan bahwa

H. Mas’oed Abidin 31
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Sebagai sebuah proses, ajaran agama Islam tidak


berdiri sendiri, dengan menghindari persinggungan dengan
lalu lintas ide atau pemikiran yang ada di sekitarnya.
Bahkan, ajaran Islam mengkoreksi pemikiran yang
berkembang tidak sesuai kepada kondisi positif. Interaksi ini
mengharuskan pemahaman ajaran agama Islam tidak lagi
secara eksklusif. Ajaran Islam tidak berada dalam ruang
lingkup pergaulan sebuah komunitas sosial yang tertutup dari
dunia sekitarnya.
Ajaran Islam sesungguhnya bersifat inklusif. Dapat
dipahami oleh semua orang.
Karena itu, tidak dapat ditolak perkembangan dakwah
yang diminati di nagari-nagari di Minangkabau sejak lama,
adalah dakwah inklusif, terbuka untuk semua orang.
Pemeranan pemikiran baru, adat dan syarak, dalam
mencerahkan problematika sosial, budaya, ekonomi dan
politik dalam segenap masyarakat yang ada, menjadi sangat
penting.
Terutama membentengi anak nagari dari pelunturan
kadar budaya, sebagai akibat proses westernisasi yang dibawa
kebudayaan Barat. Perpaduan adat dan syarak bersumber
ajaran Islam (Kitabullah) menjadi satu antitesis terhadap
masalah (kondisi) tersebut. Pemikiran Dakwah Islam
merupakan pemikiran ahlul salaf. Gerakan dan pemikiran
Dakwah Islam berada di tengah-tengah.

Tujuannya menjelmakan umat pertengahan (umathan


wassatahan) yang dikemukakan ajaran Alquran.

terdapat interaksi antara pemahaman ajaran Islam dengan aspek globalisasi


kehidupan yang terjadi di dunia saat ini.

H. Mas’oed Abidin 32
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),


umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu. (QS. al Baqarah : 143)
Sebagai pemikiran aplikatif dari problemtika sosial
yang ada, maka penerapan idea (pemikiran) yang dijiwai oleh
syarak (Islam) menjadi sebuah kebutuhan mutlak yang
diharapkan masyarakat saat ini.
Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap
bidang kehidupan dilahirkan oleh kesenjangan. Tidak sejalan
antara sebuah ide dengan aplikasi ide tersebut. Kesenjangan
ini, akan teratasi oleh pembentukan masyarakat self help, self-
less help dan mutual help di atas. Upaya untuk menjembatani
kesenjangan tersebut hanya bisa dilakukan melalui upaya
nyata dengan "Berorientasilah kepada ridha Allah SWT."

Kata-kata ridha merupakan maqam (tingkatan)


terakhir dalam maqam (tingkatan) rohani kehidupan tasauf
(pembersihan diri). Berjalan menuju redha Allah (dakwah ilaa
Allah) hanya dapat dicapai melalui ‘al-qalb al-salim” (hati yang
salim, tenteram dan sejahtera). Kebaikan hati awal langkah
untuk mencapai kebaikan jiwa dan jasad,

‫ان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا‬


‫ أال وهي القلب‬,‫فسدت فسد الجسد كله‬

H. Mas’oed Abidin 33
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

“Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal mudhghah


(benda darah), jika ia sehat maka baiklah seluruh jasad, dan jika ia fasad
maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (Hadith
riwayat Bukhari).

Kebaikan hati menjadi titik tolak kehidupan yang


sempurna. Kebersihan hati manusia akan membuka peluang
besar untuk menerima semua perintah Allah dengan
sempurna. Inti dari perjalanan menuju redha Allah sebenarnya
adalah perjalanan hati (rihlah qalbiyah) menuju kebaikan.
Mempertahankan kebaikan hati terus menerus, dengan
melaksanakan kewajiban ibadat yang ikhlas kepada Allah
sampai kematian datang menjelang.19
Maqam redha hanya bisa dicapai setelah melalui
maqam-maqam di bawahnya, seperti taubat, wara, zuhud, shabr,
fakir dan tawakkal. Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui
oleh mereka yang telah mengalami pencerahan
(enlightenment), baik dalam bidang pemikiran maupun
spritual rohani.
Di saat pergulatan penetrasi budaya, peran ulama
suluah bendang di nagari-nagari amat menentukan. Terutama di
dalam membuat generasi Minangkabau masa datang yang
bertanggung jawab. Suatu pengabdian mulia dan tugas sangat
berat. Kewajiban kita untuk selalu memberi ingat kepada
generasi pengganti di Minangkabau. Agar mereka menjadi
berani hidup dan senang mati. Budi adalah sebuah dasar
utama untuk dapat melaksanakan prinsip adat di
Minangkabau.

Indak nan merah pado kundi,

19
Said Hawwa, Tarbiyatuna al-Ruhiyah, hal. 64-72.

H. Mas’oed Abidin 34
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Indak nan bulek pado sago,

Indak nan indah pado budi,

Indak nan elok pado baso”.

Artinya, tidak ada yang merah daripada kundi, tidak


ada yang bulat dari sago. Tidak ada yang indah dari budi
tidak ada yang baik daripada basa-basi”.

Untuk itu, generasi Minangkabau kedepan mesti selalu


merebut sukses di dunia seiring dengan persiapan akhiratnya.

Anak ikan dimakan ikan,

gadang di tabek anak tanggiri.

Ameh bukan pangkekpun bukan,

budi sabuah nan di haragoi.

Dulang ameh baok balaie, batang badi baok pananti,

Utang ameh dapek di baie, utang budi babaok mati.

Pucuak pauah sadang ta jelo, panjuluak bungo galundi.

Nak jauh silang sangketo, pahaluaih baso jo basi.

Maknanya, anak ikan dimakan ikan, besar di


empangan (tebat) anak tenggiri. Emas bukan pangkatpun

H. Mas’oed Abidin 35
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

bukan yang dicari di dalam hidup ini, tetapi budi pekerti saja
yang dihargai oleh orang.

Karena itu, dulang emas dibawa berlayar, batang badi


dibawa pengganti. Hutang emas dapat dibayar secara
berangsuran lunas juga. Akan tetapi, hitang budi dibawa mati.

Makanya, pucuk pauh sedang terjela (terjuntai),


penjuluk bunga galundi. Agar terjauh dari silang sengketa
perhaluslah bahasa dan budi. Masyarakat Minangkabau
sangat menghargai kesantunan berbahasa yang sopan.

Anjalai tumbuh di atas munggu,

Sugi-sugi di rumpun padi.

Kalau hendak pandai sungguh-sungguhlah berguru,

Kalau mau tinggi, naiakkanlah budi.

Artinya, belajar sangat erat kaitannya dengan


menambah ilmu dan meninggikan budi pekerti.

Mengajarkan kepada generasi Minangkabau secara


terus menerus, agar mereka dapat hidup dengan mempunyai
tanggung jawab bermasyarakat. Yang tua dimuliakan, yang
muda dikasihi dan sama besar (samo gadang) saling hormat
mengormati.

H. Mas’oed Abidin 36
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

1. Pengajaran akhlak diarahkan kepada


mengutamakan kebajikan dan keselamatan
masyarakatnya.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS.ar Rum : 30)
2. Mengajarkan sikap adil terhadap siapa saja tanpa
dipengaruhi faktor-faktor jasmani, mental, emosi,
politik, ekonomi, sosial, keturunan maupun paham,
sesuai pesan Rasulullah SAW ;

‫ن ك ان اهلل‬ ِ ‫طْعُم ا ِإلْي َم‬


ْ َ‫ م‬:‫ان‬ َ ‫وج د‬
َ ‫ن ِف ْي ِه‬
َ ‫ن كَا‬
ْ ‫ث َم‬
ٌ ‫ال‬
َ ‫َث‬
َ ‫ع ْب ًدا‬
‫ال‬ َ ‫حب‬
ّ ‫نأ‬
ْ ‫وم‬
َ ,‫اهَما‬
ُ ‫حب إليْ ِه ِمَّما س َِو‬
ُّ ‫ورس ُْوله أ‬
َ
ْ ‫ن َي ُع ْوَد ِفى الكُ ْف ِر َب ْع َد‬
‫ان‬ ْ ‫هأ‬
ُ ‫ ومن َي ْك َر‬،‫ال اهلل‬
َّ ‫حبه إ‬
َّ ‫ُي‬
.‫ار‬
ِ ‫الن‬
َّ ‫فى‬
ِ ‫ن يلَْقى‬
ْ ‫هأ‬
ُ ‫ه اهلل ِمْنُه َكَما َيْكَر‬
ُ ‫ْانَقَذ‬
Ada tiga perkara, yang barangsiapa terdapat pada dirinya, dia akan
merasakan lazatnya iman: Orang yang mencintai Allah dan RasulNya
lebih daripada selain keduanya, orang yang mencintai seorang hamba hanya
karena Allah, dan orang yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah

H. Mas’oed Abidin 37
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Allah menyelamatkannya sebagaimana dia benci untuk dilempar ke dalam


neraka. (H.R. Imam Bukhari, Muslim, Tarmizi dan Nasa’I).

Kok gadang jan malendo, kok cadiak jan manjua.

Nan barek sa pikua, nan ringan sa jinjiang.

Saketek agiah bacacah, banyak agiah ba umpuak.

Hati gajah samo di lapah, hati tungau samo di cacah.

Artinya mempunyai tanggung jawab sosial yang adil.


Kalau besar jangan melenda. Kalau cerdik jangan menipu.
Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Maknanya seia
sekata menjaga semangat gotongroyong. Sedikit beri bercecah
dan banyak beri berumpuk. Hati gajah sama di kunyah, dan hati
tungau sama dicecah. Semua dapat merasakan dan memikul
tangung jawab bersama pula.

Nan tidak ado dicari, nan lai samo dimakan.

Mandapek samo balabo,

Kahilangan samo marugi.

Kabukik samo mandaki, Kalurah samo manurun.

Artinya kalau yang tidak ada sama-sama giat


mencarinya, dan yang ada sama pula menikmati
memakannya. Ada jiwa seia sekata (responsibility), mendapat
sama berlaba, kehilangan sama bertanggung jawab sama
menanggung resiko kerugian. Yakni, sehina semalu. Dan di

H. Mas’oed Abidin 38
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

dalam pekerjaan sama-sama berusaha kebukit sama mendaki


dan kelurah sama menurun.

Budi halus bukan pula tidak ada batasnya. Budi halus


akan tegak dengan izzah an-nafs atau harga diri yang tertanam

di dalam jiwa yang bersih atau ruh al jauhari ({‫الجوهري‬ ‫)النفس‬


yang memiliki kesederhanaan, martabat, kepribadian dan
wibawa.

Jiwa yang jauhar atau ‫الجوهري‬ ‫النفس‬ yakni nafsu yang


bersih itu khusus dikurniakan Allah kepada manusia. Segala

suruhan dan larangan Allah ditujukan kepada ‫النفس الناطقة‬


yaitu nafs an-natiq atau ‫الجوهري‬ ‫النفس‬ yang lazimnya juga

disebut kalbu (‫ )القلب‬yang pada hakikatnya adalah jiwa yang

memerintah manusia atau ruhul amri (‫االمري‬ ‫)الروح‬ dan


memiliki keunggulan komperatif pada pertimbangan akal (

‫)العقل‬ tersebut. Dengan berperannya komponen-komponen


hati, akal dan jiwa tersebut maka utuhlah manusia sebagai
insan berbudi, berakhlak, berfikir maju, baik dan beragama
dengan hidayah Allah.

c) Menampilkan cara berpakaian, bertutur kata dan


tingkah laku santun dengan kecakapan ikhtisas Islami,

H. Mas’oed Abidin 39
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

meningkatan mutu diri dalam rangkaian tauhid ittiba’,


mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Jiwa (‫ )النفس‬yang bersih berupaya menerima hidayat


Allah dan mengenail hal perkara yang baik untuk
diamalkan. Jiwa itu pula yang mengenali perkara-perkara
yang buruk untuk dijauhi.
Maka jiwa yang bersih dari anak nagari ini mesti
dipelihara keberadaannya dengan menampilkan cara
berpakaian yang baik dan rapi, menurut ketentuan syarak
sesuai firman Allah,
‫ فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُجو َرهَا َوتَ ْق َواهَا‬-- ‫س َّواهَا‬ ٍ ‫َونَ ْف‬
َ ‫س َو َما‬
Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya. Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) jahat (untuk dijauhkan) dan
(jalan) kebaikkan (untuk diamalkan). 20

d). Membudayakan saling menghormati

Yang membedakan masyarakat Minangkabau dengan


susunan masyarakat lainnya adalah budi pekerti juga.

Tibo dikaba baik bahimbauan,

Tibo di kaba buruak bahambauan.

Nan tuo di muliakan, nan mudo di kasihi,

Samo gadang hormat menghormati.

Karena itu tidaklah heran kalau fatwa adat di


Minangkabau sebenarnya dapat di pahami adalah fatwa budi

20
As-Syams, 7-8

H. Mas’oed Abidin 40
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

atau akhlak karimah yang sesuai dengan syariat yang dibawa


oleh Nabi Muhammad SAW.

)‫(متفق عليه‬ ُ‫ الَ َي ْر َح ُمهُ اهلل‬،‫اس‬ َّ ‫َم ْن الَ َي ْر َح ُم‬


َ ‫الن‬

Yang tidak menyangi manusia tidak akan disayangi oleh Allah21

Kaluak paku kacang balimbiang,

Pucuaknyo lenggang-lenggangkan,

Di baok ka Saruaso.

Anak di pangku kamanakan di bimbiang,

Urang kampung dipatenggangkan,

Jago nagari binaso.

Artinya adalah, keluk paku kacang belimbing, pucuknya


lenggang-lenggangkan, dibawa ke Saruaso. Anak dipangku,
bermakna seorang ayah bertanggung jawab kepada anaknya,
konsekwensinya si anak berkewajiban fithrah membalasi budi
baik ayah tersebut. Ayah adalah payung panji (pelindung)
dikala hari hujan dan mamak adalah payung panji di kala hari
panas. Kemenakan dibimbing, seorang mamak membimbing
kemenakannya dengan menunjuk mengajari sesuai dengan
kaedah adat.

21
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.

H. Mas’oed Abidin 41
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Hutang budi kepada mamak ini harus dibayar, tatkala


satu hari kekak seseorang pasti memerankan peran mamak
pada dirinya terhadap kemenakannya. Maka diapun
bertanggung jawab melindungi kemenakannya di dalam
kaedah patah tumbuh hilang berganti.

Orang kampung dipatenggangkan, ada tanggung jawab


sosial memelihara semua anak nagari adalah orang
sekampung. Tidak semata hanya menjadi tanggung jawab
ayah dan bunda dalam batas pagar pekarangan rumah. Maka
tidak dapat tidak, mesti ditanamkan tanggung jawab sosial
(social responsibility) pada setiap diri anak Minangkabau
saling menghormati. Kesudahannya, jaga nagari jangan binasa.
Maknanya,

Tagak badunsanak, mamaga dunsanak,

Tagak bakampuang, mamaga kampuang,

Tagak basuku, mamaga suku,

Tagak babangso, mamaga bangso.

Artinya, dalam bersaudara, lindungilah saudara. Dalam


bersuku lindungi suku. Jika bernegeri, lindungi negeri dan
jika bernegara dan berbangsa, lindungilah bangsa. Pada tiap-
tiap bagian harus dipertahankan, dijaga menurut tingkatan dan

H. Mas’oed Abidin 42
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

bahwa yang demikian ini adalah merupakan suatu kewajiban yang


harus diinsafoi oleh seseorang.22

Melindungi dari segala bahaya yang dapat merusak anak


nagari baik dari dalam tubuh anak nagari seperti “pagar
memakan tanaman” atau dari bahaya luar (penetrasi budaya)
dalam ungkapan “jalan di alih orang lalu”.

11. MUSYAWARAT - ASAS DEMOKRASI -, DASAR


MENGEMBANGKAN ‘A ‘ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK
BASANDI KITABULLAH’

Menyeru
umat kepada kebajikan berawal dari
memperkenalkan besarnya nikmat Allah kepada kita.

‫وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إلى الْخَيِْر و يَأْمُرُوَْن‬


ُ‫ْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَر و أولئِكَ هُم‬ ‫بالْمَعْرُوْفِ و يَن‬
.َ‫الْمُفْلِحُوْن‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf – makruf,
maknanya segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada allah --, dan
menegah dari yang munkar – munkar, yakni segala perbuatan yang
menjauhkan diri dari syarak dan dari kentutan kitab allah -- ; merekalah
orang yang beruntung.23

22
Prof. Mr.M.Nasroen, Dasar Falsafah Adat Minangkabau, Jakarta, 1971,
hal.172-173, Kepribadian Menurut Adat Minangkabau.
23
QS.3, ali Imran : 104

H. Mas’oed Abidin 43
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Pencerahan (enlightenment) dari hidayah dilakukan


dengan menjelajahi berbagai pemikiran yang ada.

Kemudian melakukan penyaringan (filter) terhadap


segala bentuk pemikiran tersebut. Salah satu saringannya
adalah bersandar kepada Allah. Rasulullah SAW mengajarkan
do’a permohonan untuk mendapatkan hidayah, kelapangan
hati dan kekayaan materi.

‫(رواه‬ ‫اف و اْل ِغَنى‬


َ َ‫ك اْلهُ َدى و التُّقَى و اْل َعف‬ َّ
ْ ‫اَللهُ َّم ِإِّني أ‬
َ ُ‫َسأَل‬
)‫مسلم و الترمذي و ابن ماجة‬

Ya Allah, aku bermohon kepada MU petunjuk (hidayah), taqwa


dan kesucian diri dan kekayaan.24

Lebih lanjut melahirkan pemikiran bersih, jernih dan


dapat diterima oleh semua pihak. Setiap pemikiran jernih
selalu akan disimak diikuti dan ditelaah oleh yang setuju
maupun yang berseberangan dengan dirinya.25
Proses pencerahan dan sikap politik, di bentuk juga oleh
latar belakang pendidikan dan pengalaman hidup. Pencerahan
moral ini, mestinya dipunyai oleh politisi aktif yang hidup dalam
masyarakat. Keberhasilan akan di ukur apakah seorang politisi
yang akan memimpin umat di akar rumput masyarakat di nagari

24
HR.Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud RA,
(Shahih Jami’ Ash Shaghir : 1301)
25
Proses ini dilakukan oleh M.Natsir melalui proses belajar yang panjang
dengan berbagai guru beliau, mulai dari HOS Cokroaminooto, H.A.Salim,
dan dari guru yang berpandangan hidup dengan alur pemikiran yang keras
serta memiliki fanatisme agama yang keras seperti tokoh PERSIS Ahmad
Hassan (dikenal juga dengan nama Hassan Bandung) sampai kepada tokoh
moderat dan sosialis sekalipun.

H. Mas’oed Abidin 44
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

itu berkemampuan membina diri menjadi seorang pemikir


politik (the political thinkers).
Apakah mereka memiliki pandangan pandangan
filosofis (the political idea philospher). Kemampuan tersebut akan
memberi dorongan untuk selalu berjuang meningkatkan
kesejahteraan umat yang memilihnya.
Seorang pemikir dan pelaku politik yang mempunyai
wawasan idea filosofis akan senantiasa hidup dalam
memikirkan kesejahteraan umat banyak.
Satu keniscayaan semata, tatkala seorang pemimpin
politik hidup di tengah anak nagari yang memilihnya
(konstituen) selalu berpikir dan berbuat untuk orang banyak
atau anak nagari itu. Inilah modal utama para pemimpin
Minangkabau sepanjang masa.
Jalan pikiran filosofis selalu melihat bahwa peranan
masyarakat kecil merupakan ide (pemikiran) politik praktis
yang paling utama.26
Demikian pula dengan kondisi ekonomi yang digeluti
oleh umat. Masyarakat di nagari-nagari saat ini sedang di dalam
proses globalisasi. Merekalah yang paling utama untuk selalu
didukung dan diperhatikan.

26
Ide atau pemikiran tersebut di tuangkan di dalam menciptakan produk
kecil (handy craft) di nagari-nagari dalam masyarakat yang dikenal hari ini
dengan sebutan “satu desa satu produk” (one village one product), yang
dilaksanakan dalam proyek pengembangan ekonomi masyarakat kecil
pedesaan di Jepang dan berperan menjadi salah satu upaya pemerkasaan
rakyat kecil (people empowerment) dan menjadi tiang proses kompetisi
perekonomian dunia dalam proses globalisasi.

H. Mas’oed Abidin 45
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Paling utama di ajarkan adalah penghormatan


terhadap orang tua. Sabda Rasul SAW. mengingatkan ;

‫ و‬،‫ص ِغ ْي َرَنا‬ َّ ِ َّ ‫لَْيس ِم ْن أ‬


َ ‫ و َي ْر َح ُم‬،‫ُمتي َم ْن لَ ْم ُي ِجل َكبِ ْي َرَن ا‬ َ

)‫(رواه أحمد‬ ‫ف ِل َع ِال ِمَنا‬


ُ ‫َي ْع ِر‬

Tidak tergolong umatku, yang tidak menghormati yang tua dan


tidak mengasihi yang muda dan tidak pula mau mengarifi pandangan-
pandangan orang berilmu diantara kami.27

Mendorong masyarakat kecil di nagari untuk


menghasilkan produk yang mampu bersaing pada tingkat
pasaran dunia.
Di era pergeseran politik nasional di tahun terakhir
(1995-2002), kehidupan nasional Indonesia dilanda berbagai
krisis. Kemelut ekonomi menjadikan bangsa ini sangat
tergantung kepada kekuatan asing. Namun, ternyata
pertumbuhan ekonomi umat di Indonesia masih mampu
bertahan dan bahkan mencapai tingkat pertumbuhan yang
signifikan yaitu 2,4 % pertahun.
Ketahanan ekonomi nasional ini ternyata tidak ditunjang
oleh para konglomerat yang telah menelan kekayaan umat lebih
dari 85% selama hampir 30 tahun.
Nyatanya, kontribusi terbesar datangnya dari
pergerakan ekonomi rakyat kecil di nagari-nagari.
27
HR. Imam Ahmad.

H. Mas’oed Abidin 46
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

HAKIKAT SYARAK MANGATO DI MINANGKABAU

eran syarak di Ranah Minang adalah menyadarkan

P umat akan peran mereka dalam membentuk diri

mereka sendiri.

... ‫ إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا{ َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬...

"Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga

kaum itu sendiri yang berusaha merobah sikap mereka sendiri."

(QS.Ar-Ra’du : 11)

Kenyataan sosial orang Minangkabau bermula dengan


mengakui adat istiadat serta keberadaan budaya, sadar akan
potensi besar yang dimiliki, yang mendorong kepada satu
bentuk kehidupan bertanggung jawab. Inilah tuntutan syarak,
sesuai Kitabullah yang ditujukan untuk seluruh umat
manusia, mengajak manusia dengan ilmu, hikmah dan akhlak.

Setiap Imam, Khatib, Urang Siak, Tuanku, dan alim


ulama suluah bendang di nagari-nagari, mesti meneladani
peribadi Muhammad SAW dalam membentuk effectif leader
di Medan Da'wah, menuju kepada inti dan isi Agama Islam

H. Mas’oed Abidin 47
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

(QS. Al Ahzab, 33 : 21). Inti agama Islam adalah tauhid.


Implementasinya adalah Akhlak.

PERAN SENTRAL BUNDO KANDUNG

Perempuan sering disebut dengan panggilan 'wanita'.


Panggilan ini lazim dipakai di negeri kita. Kata-kata "wanita"
(bhs.Sans), berarti lawan dari jenis laki-laki, juga diartikan
perempuan (lihat :KUBI).28
Sebutan perempuan rasanya paling tepat untuk bundo
kanduang.
Di masa jahiliyah berlaku pelecehan gender ketika di
lahirkan anak perempuan disambut kematian. Wanita hanya
pembawa aib, bayi perempuan itu mesti dibunuh.
Setelah Islam datang, Kitabullah Alquran menyebut
perempuan dengan Annisa' dan Ummahat. Perempuan adalah
bundo atau "Ibu". Annisa' adalah tiang bagi suatu negeri 29.
Begitu penafsiran Islam tentang perempuan.

28
Pada masa dahulu banyak penulisan cerita tentang wanita yang
dianggap hanya sejenis komoditi penggembira, penghibur, teman bercanda.
29
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan bila Annisa'-nya rusak,
celakalah negeri itu (Al Hadits). Sorga di bawah telapak kaki ibu (Umma-
hat) sesuai ajaran Islam. Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu
adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi
benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu
darimana (kapan saja). Karena itu kamu berkewajiban memelihara eksistensi
atau identitas (Qaddimu li anfusikum) dengan senantiasa bertaqwa kepada
Allah (Q.S.2:23).

H. Mas’oed Abidin 48
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Sejak dua alaf berlalu, Alquran Karim menempatkan


perempuan dalam derajat yang sama dengan jenis laki-laki
pada posisi azwajan atau pasangan hidup.
Perempuan menyimpan arti pemimpin (raja), orang
pilihan, ahli, yang pandai, pintar dengan segala sifat
keutamaan yang lain.30

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri


dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucu-
cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka
beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni`mat Allah? (Q.S.16:72)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.30:21). Pesan Rasulullah SAW, an
nisak ‘imadul bilaad. Idza shaluhat shaluhal bilaad kulluhu. Wa idza
fa sadat, fa-sadatil bilaad kulluhu, artinya, kaum ibu itu adalah
tiang utama dalam nagari.

30
Kata perempuan diambil dari bhs.Kawi (lihat:KUBI).

H. Mas’oed Abidin 49
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Kalau mereka baik akan baiklah seluruh nagari. Dan


kalau mereka rusak maka binasalah seluruh nagari.
Alquran menyebut perempuan dengan Annisa' atau
Ummahat sama dengan ibu.
IBU, dapat diartikan "Ikutan Bagi Umat" dan tiang suatu
negeri.31 Sunnah Nabi menyebutkan “ad-dun-ya mataa-’un, wa
khairu mata-'iha al-mar-’atu as-shalihah artinya dunia ini adalah
perhiasan, dan perhiasan paling indah adalah perempuan saleh
(artinya perempuan baik-baik yang tetap pada peran dan
konsisten menjaga citranya). Tafsir Islam tentang perempuan
menjadi konsep utama keyakinan Muslim bermu’amalah.
Alquran menempatkan perempuan pada derajat sama dengan
jenis laki-laki di posisi azwajan atau pasangan hidup.32

BUDAYA MINANGKABAU menyebutkan ;


Adopun nan di sabuik parampuan,
tapakai taratik dengan sopan,
mamakai baso jo basi,
tahu di ereang jo gendeang.
Adapun yang – sesugguhnya dapat -- disebut
perempuan, yang mampu memakai tertib dan sopan dalam
tata pergaulan, memakai basa-basi, arif dengan keadaan,
mengenal kondisi dan memahami posisi keberadaan mereka.

Mamakai raso jo pareso,


manaruah malu dengan sopan,
manjauhi sumbang jo salah,

31
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak,
celakalah negeri itu (Al Hadits). Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa'
kamu adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki)
menjadi benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi
ladang-ladangmu darimana (kapan saja). Karena itu kamu berkewajiban
menjaga anfus (diri, eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li
anfusikum, dengan selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
32
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11

H. Mas’oed Abidin 50
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

muluik manih baso katuju,


kato baiak kucindan murah,
pandai bagaua samo gadang,

Memakai rasa dan periksa –cerdas akal dan terkendali


emosi--, memiliki rasa malu dan sopan dalam bergaul,
menjauhi perbuatan salah dan perangai tercela (sumbang),
tutur-kata disenangi orang, ungkapan baik dan penyayang,
karena pandai bergaul dikalangan sebaya.
Hormat kapado ibu bapo,
khidmat kapado urang tuo-tuo,
labiah kapado pihak laki-laki (suami).
Takuik kapado Allah,
manuruik parentah Rasulullah.

Hormat kepada ibu bapa, khidmat terhadap yang tua,


patuh setia kepada suami, takut –taat—kepada Allah dan
mengikuti perintah –sunnah—Rasulullah SAW.
Tahu di korong dengan kampuang,
tahu di rumah dengan tanggo,
tahu manyuri mangulindan,
Takuik di budi katajua,
malu di paham ka tagadai.

Mengenal atau menyayangi kampung halaman, pandai


menata dan menyajikan kebahagiaan di rumah tangga, pandai
menuntun kepada yang baik dan menghimpunkan yang
terserak, takut budinya akan terjual, sangat cemas – malu –
penidirian akan tergadai – artinya perempuan di dalam
budaya Minangkabau sangat teguh memelihara citra –
konsisten --.
Perempuan Minangkabau pandai dan mengerti posisinya.

Tahu di mungkin dengan patuik,


malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu di tinggi randah,

H. Mas’oed Abidin 51
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

bayang-bayang sapanjang badan,


bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
kacupak tuladan batuang.

Tahu di mungkin dengan patut. Maka perempuan


Minangkabau mengetahui mana yang pantas dan patut dia
lakukan.

Budaya Minangkabau mengajarkan cara-cara maju


kepada perempuan Minangkabau yaiti, pandai meletakkan
sesuatu pada tempatnya. Tidak hanya sekedar itu, selaku
perempuan yang mempunyai budaya tinggi, ia harus tahu
mana yang pantas di tempat yang tinggi dan mana pula
semestinya di tempat yang rendah.

Perempuan Minangkabau pandai berhitung. Mereka


hemat dan pandai mengatur diri. Bayang-bayang sepanjang
badan. Tidak boros.

Sikap laku dan perangainya dapat ditiru. Amalannya


dapat dicontoh. Kasuri tuladan kain – artinya seperti patron
kain yang akan dipotong dan dijahit.

Perempuan Minangkabau selalu bertindak adil –


konsisten -- seperti cupak (gantang) dari batuang (buluh),
selamanya teguh buatannya dan tindakannya dapat dijadikan
ukuran. Demikian satu norma kehidupan (grand norm)
perempuan Minangkabau secara ideal.
Maleleh buliaeh dipalik,
manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,
iyo dek urang di nagari”.33
33
Meleleh boleh di ambil, menetes boleh di tampung, setetes dapat di
lautkan, sekepal (tangan) dapat digunungkan (artinya walaupun kecil tapi
besar manfaatnya), oleh orang (penduduk) senagari.

H. Mas’oed Abidin 52
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Perempuan Minangkabau adalah seorang yang


pemurah dan penyantun. Buatannya dapat dipedomani.
Bermanfaat oleh orang senagari.

Perempuan Minangkabau adalah pribadi yang jimek


(yakni bersih, lemah lembut, tegas tak ada dandanan yang di
sisakan dan shalihat), yang kameh ( artinya kemas, berperaturan.
Barameh kameh, bapadi manjadi, artinya lengkap, patuh setia
atau qanitat) dan segeh ( yaitu, cukup, sigap, tak kurang satu
apapun, cergas dan tangkas dibarengi sigap dan tangkas serta
sangat pandai menjaga diri atau hafizat lil ghaibi). Perempuan
Minangkabau rancak lantaran memadukan tiga sikap utama
yang menggambarkan sikap jiwa (mental attitude) yang
dibentuk oleh budaya bundo. Berbudi pekerti. Mengutamakan
rasa malu.

Begitulah peran perempuan Minangkabau yang disebut


bundo kanduang. Luwes dan cekatan. Cantik dan cerdas.
Bagaikan Sabai nan Aluih, samuik tapijak indak mati, alu ta
taruang patah tigo.34 Artinya, lemah lembut dan tegas.

Maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka).35

ADAT BERSENDI SYARAK, SYARAK BERSENDI KITABULLAH


menempatkan perempuan pada posisi peran;
orang rumah,36
34
Semut terpijak tidak mati (jalannya hati-hati), namun alu tertarung
patah tiga (prinsipnya sangat tegas).
35
QS.4, an Nisak : 34.
36
Artinya, perempuan (istri) itulah sebenarnya pemilik rumah.

H. Mas’oed Abidin 53
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

hiduik batampek,
mati bakubua,
kuburan hiduik di rumah gadang,
kuburan mati di tangah padang,37
Artinya, ada tempat dikala hidup, ada kuburan di saat
mati.
Tempat bagi perempuan semasa hidupnya adalah di
rumah gadang, dan kalau sudah mati kuburan terletak di
tengah padang.
Lebih jauh dipahamkan bahwa tidak pantas
perempuan Minangkabau bermain di tengah lapang, kalau
tidak ada keperluan yang mustahak.

induak bareh,38
nan lamah di tueh,
nan condong di tungkek,
ayam barinduak,
siriah bajunjuang,39

37
Hidup itu ada tempatnya (rumah dan kampung halaman). Mati juga
ada kuburannya (berkejelasan). Kuburan hidup (tempat tinggalnya orang
hidup) adalah di rumah gadang (yang pemilik hakikinya adalah perempuan
di Minangkabau). Kuburan mati di tengah padang ( yaitu pandam
pekuburan yang sudah disiapkan di tempat yang lapang).
38
Induk beras. Kiasan untuk istri di Minangkabau bahwa perempuan
itulah sumber segala-galanya. Padanya ada induk beras yang menjadi tujuan
seorang mencari hidup dan peruntungannya.
39
Lemah di dukung, condong di topang. Lamah baraiah, pantai batitih =
lemah di raih landai bertitih, akan halnya orang yang menjalankan perintah,
menilik kepada yang akan menerima beban perintah tersebut. Ayam
berinduk, sirih berjunjung. Induk ayam membantu dan mengajari anak-
anaknya mencari makan. Sirih akan subur tumbuh, banyak ranting cabang
daunnya karena ada junjungan yang kuat. Setiap yang lemah perlu di bantu.
Ini peran sentral perempuan Minangkabau.

H. Mas’oed Abidin 54
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Kalau lemah ada penolong. Yang condong ada


penopang. Ayam ada induk dan sirih ada junjungan.
Perempuan ada suami pendampingnya.

pemimpin
tahu di mudharat jo manfaat,
mangana labo jo rugi,
mangatahui sumbang jo salah,

tahu di unak kamanyangkuik,


tahu di rantiang ka mancucuak,
ingek di dahan ka mahimpok,
tahu di angin nan basiruik,
arih di ombak nan basabuang,
tahu di alamat kato sampai, 40
Artinya perempuan Minangkabau sangat arif. Kearifan
menjadi asas utama kepemimpinan di tengah masyarakat.
Anak Minangkabau memanggil ibunya, perempuan
Minangkabau, dengan bundo kandung.

Perempuan Minangkabau umumnya menjaga martabat,


1. Hati-hati (watak Islam khauf),
ingek dan jago pado adat,
ingek di adat nan ka rusak,
jago limbago nan kasumbiang,41

40
Tahu dengan mudarat dan manfaat, Mengenal laba dan rugi.
Mengetahui sumbang dengan salah. Artinya pemimpin yang arif. Kearifan,
digambarkan dari; Mengetahui duri yang akan menghalangi, Mengetahui
ranting yang akan menusuk. Ingat akan dahan yang dapat menimpanya.
Tahu di angin yang berkisar, Tahu di ombak yang bersabung = bergulung
(memilik kehati-hatian yang tinggi), Tahu di alamat kata sampai (artinya
mengetahui akan perubahan maksud orang). Gambaran sifat alam
sedemikian sebenarnya sikap yang di pakai oleh perempuan Minangkabau.
41
Ingat dan jago pada adat. Ingat di adat akan rusak. Jaga (pelihara)
limbago (lembaga adat dan garis turunan) yang akan sumbing. Besarnya

H. Mas’oed Abidin 55
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Berarti, perempuan Minangkabau itu harus memahami


aturan-aturan adatnya, mampu menjaga agar tidak rusak, dan
mengerti pula kapan limbago mesti dituang.

2. Yakin kepada Allah (iman bertauhid),


jantaruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin,
patuik baduo jan batigo,
nak jan lahie di danga urang,42

Keimanan kepada Allah (tauhid) menjadikan


perempuan Minangkabau sangat berhati-hati.

Perempuan Minangkabau jauh dari sifat suka


memfitnah orang lain dan tahu menjaga pergaulan dan pandai
menyimpan rahasia.

3. Perangai berpatutan (uswah istiqamah),


maha tak dapek di bali, murah tak dapek dimintak,
takuik di paham ka tagadai, takuik di budi katajua,43
Budinya baik, teruji dan pandai menempatkan sesuatu pada
tempat yang pantas.

4. Kaya hati (Ghinaun nafs), sopan santun hemat dan khidmat,

5. Tabah (redha) yang tampak dalam kejeliannya memilih


waktu ketika yaitu, haniang ulu bicaro, naniang saribu aka,

peranan perempuan Minangkabau. Menjaga adat dan limbago.


42
Jangan di taruh bak ketiding. Jangan berserak bagai amjalai. Kalau ada
rundingan yang mesti di rahasiakan, patutnya dibicarakan berdua, tak usah
dijadikan bertiga. Supaya jangan lahir di dengar orang. (Rahasia jangan
diceritakan kepada orang lain yang tidak berhak mengetahuinya.
43
Mahal tidak dapat dibeli. Murahnya tidak dapat diminta. Takut di
paham (pekerti) akan tergadai. Takut di budi akan terjual. (Nilai budi
pekerti lebih tinggi dari seluruh harta benda yang dipunyai)

H. Mas’oed Abidin 56
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

dek saba bana mandatang,44 Mengerti, kapan harus bicara dan


kapan mesti diam.
6. Jimek (hemat tidak mubazir), shalihat
dikana labo jo rugi,
dalam awal akia membayang,
ingek di paham katagadai,
ingek di budi katajua,
mamakai malu dengan sopan.45

Sikap khas perempuan Minangkabau adalah jimek.


Peran perempuan di Minangkabau yang disebut bundo
kanduang itu, luwes dan cekatan, cantik dan cerdas.

Perempuan Minangkabau disebut juga padusi artinya


padu isi dengan lima sifat utama;

a. benar,
b. jujur lahir batin,
c. cerdik pandai,
d. fasih mendidik dan terdidik,
e. bersifat malu

Rarak kalikih dek mindalu,


tumbuah sarumpun jo sikasek,
kok hilang raso jo malu,
bak kayu lungga pangabek 46
44
Hening hulu bicara. Naning seribu akal. Karena sabar bana (pandangan
yang benar) itu akan datang. Perempuan Minangkabau sangat hati-hati
memilih tutur kata. Adakalanya dia diam. Diam itulah jawabannya. Ada
masanya dia seperti orang naniang (kelihatannya seperti pening), akan tetapi
sebenarnya sedang memikirkan akal jawab yang paling baik. Dan karena
berhati-hati itulah, pikiran yang benar selalu datang.
45
Diingat laba dan rugi. Dalam awal (langkah) akhir (tujuan akhirnya)
sudah terbayang. Ingat di paham akan tergadai. Ingat di
46
Rarak (berjatuhan) kalikih (buah pepaya) karena mindalu (parasit).
Tumbuh serumpun dengan sikasek. Kalau hilang rasa dan malu. Bagaikan
kayu longgar pengikat. (Artinya, seperti seikat kayu berserakan kesana
kemari).

H. Mas’oed Abidin 57
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Apabila malu sudah hilang, tidak ada lagi yang


mengikat seseorang untuk berbuat seenak hatinya.
Anak urang Koto Hilalang,
Handak lalu ka Pakan Baso,
malu jo sopan kalau lah hilang,
habihlah raso jo pareso. 47

Falsafah hidup beradat memposisikan perempuan


Minangkabau pada sebutan bundo kandung
limpapeh rumah nan gadang,
umbun puro pegangan kunci,
umbun puruak aluang bunian,
hiasan di dalam kampuang,
sumarak dalam nagari,48
nan gadang basa batauah,
kok hiduik tampek ba nasa,
kalau mati tampek ba niaik,
ka unduang-unduang ka madinah,
ka payuang panji ka sarugo, 49
Memperlihatkan dengan amat jelas kokohnya
kedudukan perempuan Minangkabau pada posisi sentral.

47
Anak orang Koto Hilalang, Hendak lalu ke Pekan Baso. Malu dan
kesopanan kalau sudah hilang. Habislah rasa dan periksa. Artinya seorang
yang tidak bermalu akan berbuat sekehendaknya, tanpa memikirkan akibat
perbuatannya itu.
48
Limpapeh (kupu-kupu hiasan) rumah nan gadang. Maksudnya,
perempuan Minangkabau itu menjadi seri rumah. Karena ada perempuan di
rumah, rumah menjadi berseri. Pemegang kunci harta dan hasil pertanian.
Hiasan di dalam kampung, semarak di dalam nagari.
49
Perempuan Minangkabau adalah yang di muliakan, dibesarkan dan
bertuah. Katanya di dengar oleh anak cucunya. Dari turunannya di angkat
para penghulu dan ninik mamak. Jika masih hidup tempat berniat. Kalau
sudah mati tempat bernazar. Untuk unduang-unduang (penutup kepala,
melindungi) ke Madinah. Untuk payung panji ke sorga. Kalimat ini
bermakna syarak mengatakan, “sorga terletak dibawah telapak kaki ibu” (al
Hadist).

H. Mas’oed Abidin 58
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Perempuan Minangkabau menjadi pemilik seluruh


kekayaan, rumah, anak, suku bahkan kaum nya. Kalangan lebih
awam dinagari dan taratak menggelari dengan sebutan “biaiy,
mandeh”artinya ibu. Ungkapan mandeh dan bundo yang
dilekatkan kepada perempuan Minangkabau, menempatkan
laki-laki (suami) pada peran pelindung, pemelihara dan
penjaga harta dari perempuan-nya dan anak turunannya.
Dalam siklus ini generasi Minangkabau lahir bernasab ayah
(laki-laki), bersuku ibu (perempuan), bergelar mamaknya (garis
matrilineal).
Di dalam garis keturunan ini, kemenakan berpisau tajam
dan mamak berdaging tebal, memperlihatkan egaliternya suatu
persenyawaan budaya dan syarak yang indah.

Maka tugas ibu rumah tangga tidak sekedar


menyiapkan makanan dan minuman. Menjadi sumber sakinah,
bahagia dan ketenangan. Bersifat kreatif, ulet, tabah, sabar.
Mampu menghidangkan keindahan dalam rumah tangga.

)‫(رواه مسلم و الترمذي‬ ُّ ‫إن اهللَ تعالى َج ِمْي ٌل ُي ِح‬


‫ب اْل َجماَ َل‬ َّ
Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan

Hati-hati mengambil tempat berpijak. Setiap langkah


selalu di intai kerikil tajam. Apabila bertemu yang pahit,
jangan cepat-cepat di muntahkan. Tidak selamanya yang
manis mesti segera di telan.

Demikian kearifan syara’ mangato dalam Kitabullah. 50

Laki-laki dalam oposisi-biner perannya adalah sebagai


50
QS.2, al Baqarah : 216.

H. Mas’oed Abidin 59
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

pelindung dan pemelihara harta untuk ‘perempuan’-nya dan


‘anak turunan’-nya.

Generasi Minangkabau yang dilahirkan senantiasa


bernasab ayahnya (laki-laki) dan bersuku ibunya (perempuan),
suatu persenyawaan budaya yang sangat indah. Citra
perempuan ini diperankan secara sempurna dengan posisi
sentral sebagai IBU (Ikutan Bagi Umat), salah satu unit inti
dalam keluarga besar (extended family.
Pusat keluarga di Minangkabau dipegang oleh bundo
kanduang. Perempuan adalah “tiang negeri” (al Hadist). Posisi
ini adalah penghormatan mulia, “sorga terletak di bawah
telapak kaki ibu” (al Hadist).51

MEMELIHARA BUDAYA GENERASI

Generasi berbudaya memiliki prinsip yang teguh,


elastis dan toleran bergaul, lemah lembut bertutur kata, tegas
dan keras melawan kejahatan, kokoh menghadapi setiap
percabaran budaya dan tegar menghadapi percaturan
kehidupan dunia. Siap menghadapi pergolakan dalam
pertarungan budaya kesejagatan (global).
Generasi Minangkabau yang mesti dibangun itu adalah
yang mampu menghindari teman buruk, serta sanggup
membuat lingkungan sehat. Bijak menata pergaulan baik,
penuh kenyamanan, tahu diri, hemat, dan tidak malas.
Manyuruah babuek baik, Malarang babuek jahek,
Mahirik mambantang, Manunjuak ma ajari,
Managua manyapo.
Tadorong mahelo, talompek manyentak,

51
Kalangan liberal (sekuler) seringkali merendahkan peran perempuan
sebagai ibu di dalam rumah tangga. Melahirkan dan mengasuh anak dilihat
sebagai suatu peran yang out of date. Bila seseorang memerlukan anak, ada
jalan pintas melalui adopsi tanpa harus mengandung. Mungkinkah satu
ketika, manusia akan dicipta dengan teknologi kloning (?). Na’udzubillah.

H. Mas’oed Abidin 60
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Gawa maasak, ma asak lalu ka nan bana.

Artinya, menyuruh berbuat baik dan melarang dari


yang salah, atau yang oleh ajaran syarak disebut amar makruf
nahi munkar. Kemudian, menarik (mahirik) dan
mengembangkan (membantangkan), dengan menunjuk dan
mengajari, serta menegur dan menyapa. Terdorong
menghelakan, terlompat diseret, salah diperbaiki, dialih
kepada yang benar.
Sesuai pesan Rasulullah SAW;”Jauhilah hidup ber-
senang-senang (foya-foya), karena hamba-hamba Allah bukanlah
orang yang hidup bermewah-mewah (malas dan lalai)”
(HR.Ahmad)

Generasi yang memiliki kemampuan tinggi adalah


yang sanggup menghadapi setiap perubahan. Generasi itu
mampu mewujudkan kebaikan dengan tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai moral (grand values dan grand norm) dalam
tatanan pergaulan.
Peran orang tua melakukan pengawasan terhadap
anak turunannya sepanjang masa. Membentengi generasi dari
tiga prilaku buruk, yaitu dusta (bohong), mencuri dan mencela
(caci maki). Sesuai sabda Rasulullah SAW; “Jauhilah dusta,
karena dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan
membawa kepada neraka” (Hadist Shahih).

BUNDO KANDUANG PENDIDIK UTAMA


GENERASI

Peran Perempuan sebagai Ibu adalah inti di tengah


rumah tangga dan masyarakat (negara). Ibu merupakan guru
pertama dalam perkataan, pergaulan dan penularan tauladan
cinta kasih terhadap anak-anaknya. Anak adalah amanah
Allah. Tumbuh dan belajar dari lingkungannya. Pendidikan

H. Mas’oed Abidin 61
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

keteladanan landasan paling fundamental bagi pembentukan


watak generasi.52
Dalam perkembangan globalisasi terjadi perubahan
budaya yang melahirkan ketimpangan-ketimpangan.
Kepincangan itu diperbesar oleh tidak adanya
keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Ditemui perbedaan kesempatan sangat menyolok dalam
bidang fasilitas, pendidikan, lapangan kerja, hiburan,
penyiaran mass-media, antara kota dan kampung. Akibatnya,
mobilitas terpaksa.

Pada akhirnya akan mengganggu pertumbuhan


masyarakat (social growth). Perpindahan penduduk secara
besar-besaran ke kota sebenarnya merupakan penyakit
menular di tengah negeri berkembang.
Dusun-dusun mulai ditinggalkan, kota-kota menjadi
sempit untuk tempat tinggal pendatang baru. Kehidupan yang
keras menyebabkan orang terpaksa menjual diri. Dasar-dasar
kehidupan menjadi rapuh, akhlak karimahpun hilang.53

52
Anak-anak generasi pelanjut akan berkembang menyerupai ibu dan
bapaknya. Peran pendidikan amat menentukan. Pendidikan adalah teladan
paling ideal dimata anak (lihat Nashih ‘Ulwan, dalam Tarbiyatul Aulaad).
Jika ibu menegakkan hukum-hukum Allah, maka generasi yang
dilahirkannya agan menegakkan pula hukum Allah itu. Urgensi pelatihan
ibadah untuk anak sedari kecil dengan membiasakan mengerjakan shalat dan
ibadah (puasa, shadaqah, mendatangi masjid, menghafal Alquran) akan
menjadi alat bantu utama melatih disiplin anak dari dini.
Sabda Rasulullah SAW. membimbingkan; “Suruhlah anak-anak kamu
mengerjakan shalat, selagi mereka berumur tujuh tahun, dan pukulllah
mereka (dengan tidak mencederai) karena meninggalkan shalat ini, sedang
mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur
mereka” (HR.Abu Daud dan Al Hakim).
53
Peran orangtua menjadi tumpul karena ketegangan-ketegangan antara
ayah dan ibu yang umumnya timbul karena tekanan ekonomi dan desakan
materi. Ujungnya, anak-anak terlantar dan keluarga menjadi berantakan.

H. Mas’oed Abidin 62
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Materi dan uang sudah menjadi buruan. Kehidupan


terancam bahaya, karena kesinambungannya berubah oleh
meluasnya keluarga nomaden modern.
Beban resikonya tidak mudah dihitung lagi.
Hari paneh kok indak balinduang,
Hari hujan kok indak batuduang,
Hari kalam kok indak basuluah,
Jalan langang kok tak bakawan,

Antah mangulak dari hilie,


Antah galoro dari hulu.
Iman nan tak buliah ratak,
Kamudi nan tak buliah patah,
Padoman tak buliah tagelek,
Haluan nan tak bulieh barubah.

Maknanya, harus ada kewaspadaan menyiapkan dan


memelihara pagar adat yang kuat di tengah perubahan global.
Sebab, apabila hari panas tidak ada tempat berlindung yang
teduh, dan hari hujan tidak memakai payung, hari gelap
(malam) tidak mempunyai suluh, jalan lengang sepi tak ada
berkawan. Tenbtu banyak bahaya yang akan mengadang.
Mungkin saja, bahaya entah mendatang (mengulak) dari
hilir, entah banjil (galodo) dari hulu.
Dalam suasana apapun, maka anak nagari di
Minangkabau wajib diberi bekal dengan iman yang tidak
boleh beranjak.
Kemudi tidak boleh patah, pedoman tidak boleh
goyang, dan haluan tidak boleh berubah. Yakni teguh di
dalam melaksanakan ketentuan adat basandi syarak syarak
basandi Kitabullah.

Efisiensi sebagai kaidah produktifitas mulai diterapkan secara salah dalam


kehidupan keluarga modern. Orangtua lanjut usia (Lansia) mulai tak
dihiraukan, dan tempat mereka adalah Panti Jompo. Suatu tempat yang tak
memungkinkan para lansia mewariskan nilai-nilai luhur pada anak dan
cucunya.

H. Mas’oed Abidin 63
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Kerusakan tidak terhindari adalah hilangnya jati diri.


Mentalitas akan mengarah pada materialistik, permisivistik,
bahkan hedonistik. Biaya perbaikannya lebih besar dibanding
biaya untuk memacu satu pertumbuhan ekonomi.

KEPEMILIKAN TANAH ULAYAT

Adat Minangkabau sangat menghormati


kepemilikan tanah ulayat sebagai penupang kemakmuran
anak nagari.
Kok sawah alah bapiriang,
Kok ladang alah babidang-bidang,
Kok banda alah baliku-liku,
Sawah batumpak di nan data,
Ladang ba bidang di nan lereng,
Banda baliku turuik bukik,
Sawah alah sudah jo lantaknyo,
Ladang alah sudah jo ranjinyo.

Maknanya, semua kepemilikan tanah dan ulayat di


Ranah Minangkabau sudah jelas tumpak (tempat lokasi) dan
bagiannya. Jika sawah sudah berpiring-piring, berjenjang-
jenjang. Ladang sudah berbidang-bidang. Bandar sawah
berliku-liku dengan irigasi tertatur, bandar diatas dan sawah
di bawah untuk mengairi sawah dengan baik. Sawah
bertumpak di tempat yang datar.
Ladang berbidang di tempat yang lereng, dan bandar
berliku menurut bukit. Sawah sudah mempunyai lantak, batas
dan pancang. Ladang sudah mempunyai ranji. Dengan
keteraturan ini anak anagri terhindar dari silang sengketa
tentang kepemilikan tanah tempat berusaha. Sebagai pusako
tinggi, sesuai hukum adat dikuasai oleh lini materilineal, hukum
garis keibuan.

H. Mas’oed Abidin 64
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Orang Minangkabau harus mempunyai tahanan dan


persiapan di dalam perekonomian, yaitu untuk menunaikan
kewajiban yang utama.

Maka tanah ulayat di Minangkabau tidak akan di kisar


(dialihkan) kecuali ada penyebabnya menurut ketentuan adat,
antara lain maik tabujua tangah rumah (mayat terbujur di tengah
rumah), naik gadang (menjadi penghulu, membangkit batang
terandam).

H. Mas’oed Abidin 65
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Tanah ulayat atau milik bersama kaum dan suku akan


dikisar letaknya kalau akan mambuek rumah (memperbaiki
rumah karena rumah gadang sudah ketirisan), dan perkawinan
(gadih gadang alun balaki).

Dalam kondisi sulit seperti itu, maka,


Tak aie bambu di pancuang,
Tak kayu janjang di kapiang,
Tak ameh bungka di asah.

Artinya, tidak ada lagi air bambu di pancung. Apa


yang ada dipadakan (dicukupkan). Kalau perlu bambu
pelindung tebing harus di pancung untuk mendapatkan air,
demi menyelamatkan anak kemenakan yang kehausan. Tidak
ada kayu, jenjangpun akan di keping. Tidak ada emas,
bungkalpun akan di asah. Seluruh upaya dan potensi aset
akan diarahkan untuk mengangkat martabat anak nagari,
membangkit batang terendam dan menghapus coreng (malu)
di kening (di depan mata).
Kadangkala memang ada juga ditemui kerancuan
dalam pelaksanaannya. Di antaranya, bahwa gender lelaki
dari garis ibu menjadi penguasa dari harta pusaka, baik dalam
penyerahan kepada pihak lain, menjualnya, menggadainya,
tanpa mengindahkan hak-hak kaum perempuan. Kenapa ini
terjadi. Jawabannya terletak pada kepatuhan orang beradat.
Dari pandangan agama Islam, bisa disimpulkan bahwa yang
tidak mau mengindahkan hak-hak perempuan, sebenarnya adalah
mereka yang tidak beriman atau lebih halus lagi, kurang
mengamalkan ajaran agama Islam.

PROFIL PEREMPUAN MANDIRI

H. Mas’oed Abidin 66
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Dalam keadaan seperti itu, kaum perempuan harus


memaksimalkan peranannya, sebagai ibu di rumahtangga dan
pendidik di tengah bangsanya. Peran dan citra perempuan
mandiri terlihat jika pembedaan jenis kelamin berlaku secara
jelas dan pasti. Dan pembagian wewenang terlaksana adengan
sempurna. Dari sana secara fitrah lahir kewajiban dan hak
yang berbeda tetapi memiliki kedudukan yang pantas.

Pendidikan formal semata-mata, yang mendorong


wanita untuk menjadikannya sejajar dengan laki-laki dalam
segala hal akan sangat berbahaya untuk wanita itu.
Apabila kesejajaran tidak dikendalikan dengan
bimbingan adat dan syarak (agama Islam), maka akan
berpeluang menjadikan wanita kehilangan jati dirinya sebagai
wanita.
Secara tidak sadar wanita yang tidak dibimbing adat
(grand values) dan agama (grand norms) kelihatan sekali
menjadi lebih maskulin daripada laki-laki. “Ujung dari proses
itu adalah ancaman kehidupan rumah tangganya", kata
Hani'ah.
Selanjutnya, "Sifat feminim yang merupakan sumber
kasih sayang, kelembutan, keindahan, dan sumber cahaya
ilahi mempunyai potensi untuk menyerap dan mengubah
kekuatan kasar menjadi sensitivitas, rasionalitas menjadi
intuisi, dan dorongan seksual menjadi spiritualitas sehingga
memiliki daya tahan terhadap kesakitan, penderitaan dan
kegagalan."54
Tidak hanya ajaran Islam yang mengungkapkan
dengan jelas peran dan citra perempuan.
54
Hani'ah, "Wanita Karir dalam Karya Sastra: Ada Apa Dengan
Mereka?", makalah Munas IV dan Pertemuan Ilmiah Nasional VIII, HISKI
12-14 Desember 1997 di Padang).

H. Mas’oed Abidin 67
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Penulis sastera juga menceritakan peran perempuan


Melayu (Timur) dengan pendirian yang kokoh dan teguh
berakidah.
Terungkap dalam Syair Siti Zubaidah Perang China,
"Daripada masuk agama itu, baiklah mati supaya tentu, menyembah
berhala bertuhankan batu, kafir laknat agama tak tentu," 55
Perempuan Melayu dengan sifat-sifat mulia di
antaranya lembut hatinya, penyabar, penyayang kepada
sesama, keras dalam mempertahankan harga diri, tegas, teguh
dan kuat iman dalam melaksanakan suruhan Allah, pendamai,
suka memaafkan dan mampu menjadi pemimpin
masyarakatnya.
Wanita Melayu juga mempergunakan akal di dalam
berbuat dan bertindak, bahkan terkadang terlalu keras dan
berani, seperti ditunjukkan dalam syair Siti Zubaidah itu.56
Perempuan menjadi pemilik dari apa yang dimiliki
pasangannya.
(1). Hak kepribadian
1. Dijaga rahasia dari kepribadian perempuan yang amat
karakteristik,
2. Suami istri adalah ibarat pakaian.

Mereka (istri-istri kamu) itu adalah pakaian bagimu, dan kamu


pun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al Baqarah, 187),
3. Dipergauli dengan ma'ruf

55
Syair Siti Zubaidah Perang China, Edisi Abdul Muthalib Abdul Ghani,
hal. 230).
56
Ibid. Pendapatnya diketengahkan pada Munas PIN VIII, HISKI 12-14
Desember 1997 di Padang.

H. Mas’oed Abidin 68
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai


wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka
karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu
berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang
nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak. (QS.4, an Nisa’ : 19).

4. Dinafkahi menurut kelapangan dan kemampuan

5. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut


kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.(QS. At-Thalaq, 7)

6. Perempuan mendapat hak perlindungan dari azwajnya.

H. Mas’oed Abidin 69
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. (QS.4, an Nisak : 34)

7. Perempuan mendapat penghormatan menurut


nasab bapaknya,

(2). Hak kepemilikan

a. Lelaki tidak boleh menguasai harta istri,

b. Perempuan mempunyai hak bagian dari harta


peninggalan keluarganya.

Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa


dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (QS An Nisa'
7),

c. Kewajiban lelaki (suami) menyerahkan mahar


dengan kerelaan dari pihak perempuan (nihlah).

H. Mas’oed Abidin 70
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu


nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah)
pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya. (QS.4, An-Nisa' : 4),

d. Mahar tidak boleh diambil lagi, tidak boleh


dirampas oleh keluarga (lihat Tafsirul Khazin, I :
477), artinya apa yang sudah diberikan kepada
perempuannya secara ikhlas (nihlah) tidak boleh
dirampas kembali.

e. Haram mengeksploitasi perempuan untuk berbuat


serong/lacur

Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk


melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi.
(QS. An Nuur, 33),

f. Tidak boleh menyulitkan perempuan,


g. Wajib memberikan hak-hak perempuan secara
penuh (makan, pakaian) menurut kemampuan,
h. Tidak boleh memukul wajahnya,
i. Tidak boleh mencelanya.
j. Tidak boleh memisahkan dari tempat tidurnya

H. Mas’oed Abidin 71
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

kecuali dalam rumah sendiri (HR. Abu Daud).

(3). Hak kewenangan mengatur sirkulasi ekonomi rumah


tangga
a. "Jika seorang isteri memberikan infaq dari makanan
rumahnya dengan tidak menimbulkan kerusakan, dia akan
mendapatkan pahala dari infaknya, sedangkan suaminya juga
mendapatkan pahala atas usahanya, dan bagi penyimpan juga
mendapatkan pahala. Sebahagian mereka tidak mengurangi
bahagian yang lainnya (HR. Muslim).

b. Seorang perempuan (istri) dapat membelanja-kan


harta suaminya dengan tidak berlebihan. Dalam hal
ini suami mendapatkan pahala dari Allah.

c. Tetap amanah dalam pengaturan.


Sabda Rasulullah,
"Apabila seorang isteri melaksanakan shalat lima waktu,
shaum Ramadhan sebulan penuh, memelihara farajnya, dan
mentaati suaminya.
Dikatakan kepadanya "UDKHULIL JANNATA MIN
AYYIL ABWAAB", artinya "Masuklah kamu ke dalam
syorga dari segala pintu" (HR. Ahmad).

d. Perempuan berkewajiban menjaga kepemilikan


dibelakang pasangan (suaminya).

Semua ketentuan hak dan kewajiban suami istri itu


telah diatur di dalam hukum perkawinan Islam.

DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM disimpulkan,

H. Mas’oed Abidin 72
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

a. Tidak mengindahkan hak-hak perempuan,


adalah mereka yang tidak beriman.
b. Tidak mau menghormati hak perempuan
adalah tidak mengamalkan ajaran agama Islam.

PARADIGMA TAUHID (Laa ilaaha illa Allah)


abi Muhammmad SAW, mengubah seluruh spirit

N kehidupan manusia (social reform) dengan revolusi


akidah tauhid di tengah galau kepercayaan musyrik
jahiliyah. Teguh keyakinan dan tepat bertindak dari
risalah ini mewariskan masyarakat madani, berbudaya maju
dan menghormati hak-hak orang lain dengan mengutamakan
ilmu dan toleran dalam pergaulan. Kekuatan tamaddun dan
tadhamun (budaya) dari syarak (Islam) yang menyebar ke
seluruh penjuru dalam waktu pendek. Gelombang revolusi
akidah dan akhlak57 yang di bawa Muhammad SAW
berlandaskan paradigma tauhid, yakni komitmen terhadap ke
Esaan Allah dan penyerahan total kepada kedaulatan Allah. 58
Setiap permintaan perlindungan kepada selain Allah, adalah

57
Gerakan dakwah ini, terbukti telah mengubah masyarakat jahiliyah
menjadi masyarakat maju, melalui proses civilisasi yang beradab, dari gelap
kepada terang (QS.14,Ibrahim:1)
58
Tiada sesuatupun yang berhak di sembah dan tidak ada pula tempat
meminta pertolongan, kecuali semata hanya kepada Allah zat Yang Esa
(QS.1,al-Fatihah: 5, juga QS.112, al-Ikhlas:1-5).

H. Mas’oed Abidin 73
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

terlarang. Berpijak kepada paradigma ini, manusia terbimbing


dengan tauhid (akidah kokoh), sabar (teguh sikap jiwa yang
konsisten), ikhlas (motivasi amal ikhtiar), tawakkal (penyerahan
diri secara bulat) kepada kekuasaan Allah. Ciri utama (sibghah,
identitas) iman dan takwa secara nyata yang relevan di
perlukan setiap masa untuk menata sisi-sisi kehidupan kini
dan masa depan.

Mengejar kehidupan materi tanpa didampingi nilai-


nilai sipiritual menjadi penyebab penyakit mental kronis,
hilangnya pegangan hidup, kaburnya kebahagian yang
didambakan. Sains dan teknologi yang direbut dengan biaya
materi yang banyak, manakala kurang dipandu oleh
keyakinan agama yang kuat, akan memenjarakan manusia ke
dalam kekosongan jiwa yang menjadikan kehidupan
kehilangan arah (sekuler atheistis). Pengrusakan lingkungan
moral hanya dapat diperbaiki dengan paradigma tauhid59, yakni
tidak ada satupun perintah yang paling utama untuk di ikuti,
kecuali hanya perintah Allah semata.

Paradigma tauhid memantapkan keberadaan manusia


dalam alur kehidupan yang benar, dengan sibghah (identitas)
jelas membedakan pola hidup manusia bertauhid60 Kepercayaan
bulat kepada kekuasaan Allah, akan melahirkan sikap positif
59
Nabi Muhammad SAW, mengingatkan perintah Allah Yang Maha
Menjadikan “Janganlah berbuat perusakan (fasad) di bumi, Allah tidak suka
kepada pembuat kerusakan” (Alquran).

H. Mas’oed Abidin 74
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

dan dinamis. Tauhid mendorong manusia memaksimalkan


daya pikir, cipta dan upaya menata kehidupan yang
dimotivasi oleh paradigma tauhid yang benar.

Kemudian menempatkan Tauhid sebagai landasan


berpikir, beramal, bertindak, akan menjalin hubungan vertikal
antara makhluk dengan Khalik secara ikhlas, tawadhuk, tawakkal
dan mencari redha Allah. Sebagai pijakan dalam seluruh aspek
kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, Paradigma
tauhid, adalah gelombang keyakinan dalam menghadapi
kenyataan hidup multi aspek menuju masyarakat madani.
Hasil utama dari revolusi paradigma Laa ilaha illa Allah
mampu mewujudkan “rahmatan lil-‘alamin”, atau tatanan
hidup berkebahagian dan rahmat untuk seluruh alam ini.

KONSEP TATA-RUANG

60
Paradigma Laa ilkaha illa Allah, adalah suatu keyakinan atau
kepercayaan utuh tentang ke Esa-an Allah yang sama sekali tidak bisa
disebandingkan bahkan tidak bisa disejajarkan dengan ketunggalan asas
kekuasaan manapun di dunia ini, baik yang tampak ataupun tidak. Asas
Paradigma Tauhid menetapkan adanya asas absolut pada ketunggalan Allah
atau ke Esa-an Allah Yang Maha Esa, dan secara absolut pula sama sekali
berbeda dengan makhluk, sesuai Firman-Nya menyebutkan “Katakanlah,
Allah itu Maha Esa. Allah adalah tempat bergantungnya segala sesuatu.
Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang
menyamai-Nya” (QS.112,al Ikhlas,1-4).

H. Mas’oed Abidin 75
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

agari di Minangkabau berada di dalam konsep tata

N ruang yang jelas. Basasok bajarami, Bapandam

bapakuburan, Balabuah batapian, Barumah batanggo,

Bakorong bakampuang, Basawah baladang, Babalai bamusajik. Satu

kekayaan budaya yang sangat berharga di Minangkabau.

“Nan lorong tanami tabu, Nan tunggang tanami bambu,

Nan gurun buek kaparak, Nan bancah jadikan sawah,

Nan munggu pandam pakuburan, Nan gauang katabek

ikan,

Nan padang kubangan kabau, Nan rawang ranangan


itiak”.

Tataruang yang jelas dan kesediaan mengelola kekayaan alam


dan memanfaatkan tanah ulayat sesuai sasaran dan prioritas.

Kesepakatan orang ampek jinih, yaitu ninikmamak

(penghulu andiko pada setiap suku, nan gadang basa batuah,

legitimasi dari masyarakat), alim ulama (dengan panggilan

tuanku,imam, bilal, katib nagari sebagai urang surau pemimpin

agama Islam di tengah denyut nadi kehidupan masyarakat),

H. Mas’oed Abidin 76
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

cerdik pandai (pejabat pemerintahan, ilmuan, perguruan tinggi,

hartawan, dermawan), urang mudo (remaja, angkatan muda,

nan capek kaki ringan tangan, nan ka disuruah di sarayo), dan

Bundo Kanduang “limpapeh rumah nan gadang, umbun puruak

pegangan kunci, pusek jalo kumpulan tali, sumarak dalam nagari,

nan gadang basa batuah”). Kesepakatan untuk membimbing

anak nagari dengan ajaran adat, syarak dan undang-undang

serta peraturan yang disebut tali tigo sapilin.

PARA NINIK MAMAK MENJADI PILAR MENJAGA BUDAYA GENERASI


MINANGKABAU
(Engku Kadhi Padang Ganting di Ustano Basa Ampek Balai Pagaruyung
Foto Doc.HMA-2002.04.29)

H. Mas’oed Abidin 77
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Hakekatnya, anak nagari yang sangat berkepentingan

dalam merumuskan nagari yang tumbuh dari akar nagari itu

sendiri, “Lah masak padi 'rang Singkarak, masaknyo batangkai-

tangkai, satangkai jarang nan mudo, Kabek sabalik buhul sintak,

Jaranglah urang nan ma-ungkai, Tibo nan punyo rarak sajo”. Dalam

menatap setiap perubahan peradaban yang tengah berlaku

diperlukan orang yang ahli di bidangnya.

Hal ini perlu dipahami, jangan tersua “ibarat mengajar

kuda memakan dedak”. Maka, nagari di Minangkabau tidak

sebatas pengertian ulayat hukum adat, tetapi lebih

mengedepan kesepakatan antar berbagai komponen

masyarakat di dalam nagari .

Sikap hidup ini, menjadi pendorong kegiatan di bidang

ekonomi. Hasilnya tergantung kepada dalam atau dangkalnya

sikap hidup yang berurat dalam jiwa masyarakat nagari. Dan

bergantung pula kepada tingkat kecerdasan yang telah

dicapai.

H. Mas’oed Abidin 78
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

MEMULAI DENGAN IBADAH


engabdi kepada Allah adalah nilai ruhiyah manusia

M
dijadikan.

ِ ‫ت ْال ِج َّن َو‬


َ ‫األ ْن‬
‫س إِآل لِيَ ْعبُ ُدو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
“tidak dijadikan makhluk jin dan manusia, hanya
semata untuk mengabdi kepada Allah“.(QS. Adz-dzariyat,
ayat 56). Allah telah mengingatkan agar tidak menjadi
masyarakat tak tahu diri ;

َ {{{ِ‫وآل تَ ُكونُ{{{وا َكالَّ ِذينَ ن َُس{{{وا هَّللا َ فَأ َ ْن َس{{{اهُ ْم أَ ْنفُ َس{{{هُ ْم أُولَئ‬
‫ك هُ ُم‬
َ‫اسقُون‬ِ َ‫ْالف‬
“janganlah kamu menjadi kelompok yang melupakan Allah, karena
akibatnya adalah Allah akan menjadikan kamu lupa terhadap dirimu
sendiri, itulah mereka yang fasik” (QS.al Hasyr : 19).
Dusun dan taratak di Minangkabau mempunyai balai
(balairuang atau balai adat) tempat musyawarah dan
menetapkan hukum dan aturan ; “Balairuang tampek
manghukum, ba-aie janieh basayak landai, aie janiah ikan-nyo jinak,
hukum adie katonyo bana, dandam agiae kasumaik putuih, hukum
jatuah sangketo sudah”.

Surau yang menjadi sumber kekuatan (silent opposition)

masyarakat terhadap penetrasi budaya dari luar. Dari surau

H. Mas’oed Abidin 79
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

lahir respon pemimpin dan komunitas Minangkabau

menantang penjajahan budaya, sehingga umat kuat.

1. Akidah Tauhid (Ket


Ket uhanan yg Maha Esa)
Esa
Pr ogr am Ke Sur au 2. Bimbingan wahyu dan Sunnah Rasulullah
3. Hidup
idup ber nagar i dengan Akhlak kar imah
Landasan 4. Menghidupkan bimbingan syar ak
Syar ak 5. Sunnah Mu’
Mu’malah ma’ma’al khaliq

1. Ukhuwah,
Ukhuwah esensi kesatuan
kesat uan ber negar a,
a
Wawasan 2. Menghor
enghor mat i hak & kewajiban asasi
Ideologis 3. Membant u or ang kesusahan
Bina Sur au 4. Taat undang-
undang-undang (law enfor cement),
cement ),
5. Mua’
Mua’malat ma’
ma ’an naas.
naas.
&
Taklim Pemikir an 1.
2.
Amaliyah pr ikemanusiaan ber adab,
adab,
Mengedepankan int egr asi bangsa,
bangsa,
St r ategis 3. Ber keadilan social,
4. Alam takambang jadikan gur u

1. Membuat Kebaikan, menjaga r ahasia, ahasia,


Tindakan 2. Adil
dil,, juj ur , ber adab,
jujur adab, konsisten,
konsist en,
taktis 3. Menahan dir i dar i kejahatan,
4. Menghorhor mat i sesama,
sesama, musyawar ah,ah,
5. Menghor mat i per bedaan , loyal, ber adat .

Masyarakat Minangkabau yang sangat akomodatif


seiring pemahaman syariat dalam proses penyesuaian dalam
membentuk watak yang lebih maju dan dinamis. Syarat
menjadi pendorong untuk menyusun masyarakat maju dan
moderat (madani) itu.

Masyarakat di nagari memiliki tempat beribadah Ba-


musajik atau surau, “Musajik tampek ba ibadah, tampek balapa ba

H. Mas’oed Abidin 80
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

ma’ana, tampek balaja Alquran 30 juz, tampek mangaji sah jo


batal”, Keduanya menjadi pusat umat menjalin hubungan
masyarakat (hablum-minan-naas) dan memelihara ibadah
dengan Khalik (hablum minallah), sebagai lambang
terlaksananya hukum yang disebut dalam pepatah : “Camin
nan tidak kabua, palito nan tidak padam”—di dalam pemahaman
“adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah., syarak mangato
adat nan kawi syarak nan lazim”

Balai adat dan surau, keberadaannya tidak dapat dipisah,


“Pariangan manjadi tampuak tangkai, Pagarruyuang pusek Tanah
Data, Tigo Luhak rang mangatokan. Adat jo syarak jiko bacarai,
bakeh bagantuang nan lah sakah, tampek bapijak nan lah taban”.

Jar ingan
Sikap Net wor k Ide
Sabar dan Gagasan
Syukur

Konsist ensi Ger ak


Ket eguhan
Misi
Har akah
Ger ak
Himmah
Cit a-Cit a

Ketika kehidupan manusia bertambah modern dan

peralatan teknologi semakin canggih, makin bertambah

H. Mas’oed Abidin 81
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

banyak pula masalah hati dan kejiwaan manusia. Tidak

mudah menyelesaikan, kecuali dengan mendekatkan diri

kepada Allah.

Umat perlu dihidupkan jiwanya menjadi satu umat

yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup (wijhah) yang

nyata, memiliki identitas (shibgah), bercorak keperibadian

terang (transparan) yang ikut berpartisipasi aktif dalam proses

pembangunan. Susunan hidup masyarakat berjama’ah yang

diredhai Allah yang dituntun oleh “syari’at” Islam, sesuai Adat

basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah “salah satu

aspek dari pencerahan masyarakat adalah”, diabaikan berusaha

di urat masyarakat.

Lupa diri adalah masyarakat yang membawa kesesatan

hidup yang seperti bersikap sombong, takabur, angkuh, kufur

nikmat melupakan hukum Allah, hilang toleransi (ukhuwwah),

permisiveness (mengerjakan sesuatu seenak hati) tanpa

mengindahkan norma luhur yang sedang menjangkiti generasi

H. Mas’oed Abidin 82
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

muda dengan kehidupan tak menentu (X-Generation). Mereka

tercabut dari akar budaya dan tamaddun dengan penyakit

masyarakat, seperti sinkeritisme ceremonial, hilang pegangan

hidup, stress, pornografi dan pornoaksi, paham materalis,

individualis, liberalis yang salah pasang. Yang diperlukan

untuk mengobati penyakit masyarakat tersebut adalah

membawa masyarakat ke arah kemajuan sesuai budaya dan

nilai akhlak terpuji. Untuk itu, setiap Imam Khatib, Tuanku, alim

ulama suluah bendang di nagari-nagari, mesti meneladani

peribadi Muhammad SAW dalam membentuk effectif leader di

Medan Da'wah, menuju kepada inti Agama Islam (QS. Al

Ahzab, 33 : 21), yakni tauhid dan implementasinya adalah

Akhlak.

Umat akan menjadi lebih baik apabila contoh kejayaan

umat terdahulu di kembalikan kepada dasar syarak (syariat

Islam), dengan “memulai dari diri sendiri dan memberikan contoh

kepada masyarakat lain", (Al Hadist). Inilah cara yang tepat.

H. Mas’oed Abidin 83
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Keberhasilan upaya da'wah (gerak da'wah) dengan

pengorganisasian (nidzam). Bimbingan syarak mengatakan, al

haqqu bi-laa nizham yaghlibuhu al baathil bi an-nizham, artinya

yang hak yang terorganisir mudah dikalahkan oleh kebathilan

terorganisir. Jelaslah bahwa diperlukan langkah yang

terencana (action planning) di setiap lini secara terpadu dalam

kebersamaan, kesepakatan, dan kemantapan.

Langkah awal ialah dinamika musyawarah, dengan

bimbingan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Allah menghendaki kelestarian beragama dengan mudah,

luwes, dan tidak tegang. Koordinasi sesama menjadi faktor-

faktor pendorong keberhasilan adat basandi syarak, syarak

basandi Kitabullah. Di Aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an

(Kitabullah), dengan gerakan amal yang terus menerus

(kontinyu). Seluruh aktivitas manusia, seperti kemampuan

bergaul dengan sopan, mencintai, menarik, mengajak (da'wah)

seluruh, merapatkan potensi barisan, dalam gerakan

H. Mas’oed Abidin 84
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

antisipatif terhadap arus globalisasi negatif pada abad-abad

sekarang. Kitabullah (Al-Qur'an) mendeskripsikan peran Islam

sebagai agama yang di ridhai dan agama yang kamal

(sempurna) dengan nikmat yang utuh.

‫يت لَ ُك ُم‬
ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

‫اإْل ِ ْساَل َم ِدينًا‬

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan


telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu, (QS.Al Maidah, 5 : 3), dan

‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ ْساَل ُم‬

satu-satunya Agama yang diterima di sisi Allah,yaitu Agama Islam, (QS.

Ali Imran, 3 :19).

Konsekuensinya, mencari manhaj (tatanan) selain Islam,

tidak di ridhai,

H. Mas’oed Abidin 85
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

َ‫َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغي َْر اإْل ِ ْساَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمن‬

ِ ‫ْال َخ‬
َ‫اس ِرين‬

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali


tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. ( QS. Ali Imran, 3 : 85).

Oleh karena itu, tuntunan adat basandi syarak, syarak

basandi Kitabullah, ialah melaksanakan perilaku akhlak sesuai

dengan bimbingan Islam (Alquran dan Sunnah Rasulullah

SAW),

َ‫َو َم ْن أَحْ َس ُن ِدينًا ِم َّم ْن أَ ْسلَ َم َوجْ هَهُ هَّلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َواتَّبَ َع ِملَّة‬

ً‫إِب َْرا ِهي َم َحنِيفًا َواتَّ َخ َذ هَّللا ُ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِيال‬

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
menyerahkan dirinya kepada Allah secara ikhlas, yakni orang
Muslim, merekapun mengerjakan kebaikan-kebaikan" (QS. An
Nisak, 4 : 125).

H. Mas’oed Abidin 86
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Setiap Muslim, mengemban misi mulia dengan nilai

syarak (Kitabullah/Alquran). Merombak kekeliruan dengan

kebenaran (al haqqu) menuju kepada kemajuan (al madaniyah),

dengan menerapkan adat basandi syarak, syarak basandi

Kitabullah. Generasi muda masa kini harus memiliki utilitarian

ilmu yang kuat dan ajaran Islam yang jelas, “Iman nan tak

buliah ratak, kamudi nan tak buliah patah, padoman indak buliah

tagelek, haluan nan tak buliah barubah”.

Generasi muda harus memiliki pemahaman luas

dengan tasawwur (world view), “Kalau tak tasuo di jalannyo,

namuah ba pua-pua dagiang, namuah bakacau-kacau darah, tando

sabana laki-laki.” Dalam kondisi kritis sekalipun, generasi muda

Minangkabau di Sumatra Barat selalu berhati-hati, “Bakato

sapatah dipikiri, Bajalan salangkah maliek suruik, Muluik tadorong

ameh timbangannyo, Kaki tataruang inai padahannya, Urang

pandorong gadang kanai, Urang pandareh ilang aka.”

H. Mas’oed Abidin 87
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Nilai budaya Adat basandi syarak dan syarak basandi

Kitabullah di Minangkabau adalah kehidupan demokrasi yang

telah hidup subur dalam masyarakat Sumatera Barat. Generasi

muda mesti istiqamah menghadapi tantangan kontemporer,

perubahan tata pergaualan dunia. Dalam fatwa adat di

sebutkan, “Alang tukang tabuang kayu, Alang cadiak binaso adat,

Alang alim rusak agamo, Alang sapaham kacau nagari. Dek ribuik

kuncang ilalang, Katayo panjalin lantai, Hiduik jan mangapalang,

Kok tak kajo barani pakai. Baburu kapadang data, Dapeklah ruso

balang kaki, Baguru kapalang aja, Bak bungo kambang tak jadi”.

Kedudukan pemimpin yang di dahulukan selangkah dan

ditinggikan seranting, makin kokoh dengan ikatan saling tolong

menolong dengan moril dan buah pikir dalam memperbanyak

lawan ba iyo (musyawarah) dan melipat gandakan teman

berunding. Sebaliknya kaedah musyawarah melemah, akan

tumbuh sikap saling dengki mendengki dan curiga yang dapat

berkembang menjadi fitnah dan berakibat kehancuran.

H. Mas’oed Abidin 88
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Memupuk sikap musyawarah dan taawun dengan keyakinan

bahwa Allah Yang Maha Rahman selalu membukakan pintu

berkah dari langit dan bumi. Membangun kepercayaan rakyat

banyak menjadi kekuatan ampuh masyarakat bersama

pemerintah. Inilah inti reformasi yang dituju dalam

membangun Sumatera Barat baru abad ini.

Proses globalisasi pada tingkat persaingan dunia selalu

diamati dengan modal "kepercayaan" -- trust. Maka syarak

bersendi kitabullah (agama Islam) menampilkan kemampuan

menangkap tanda-tanda zaman dengan kearifan dan optimisme

yang tinggi setiap untuk keluar dari problematika perubahan

sosial, politik dan ekonomi sosial umat manusia. Apatisme

adalah selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam

(apatis) dapat dihilangkan mengerjakan segala sesuatu dengan

menjauhkan fikiran dari hal yang tidak mungkin di kerjakan.

Kemudian memulainya dengan apa yang ada, dan pantangkan

berpangku tangan dengan menghitung orang-orang yang lalu

H. Mas’oed Abidin 89
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

lalang. Konsep ini adalah amanat ajaran syarak (agama Islam),

agar memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan

dengan kehidupan dunia dengan sikap hidup menjemput bola.

Sesuai adat basandi syarak, Syarak basandi Kitabullah dan

untuk mengantisipasi selemah-lemah iman dengan kata kunci

tiga cara hidup, yakni: bantu dirimu sendiri (self help), bantu

orang lain (self less help), dan saling membantu dalam

kehidupan ini (mutual help).

Ketiga konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk


tidak tergantung kepada orang lain sehingga menjadi dasar
utama kekerabatan dan persaudaraan.

H. Mas’oed Abidin 90
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Iman
( Landasan Ketuhanan yg Maha Esa)
Esa)

Ukhuwah
( Wawasan Kesaudaraan & Kebangsaan)
Kebangsaan )

Tafahum Ta’
Ta’aluf
( Kesepaham an))
Kesepahaman ( Kesat uan)
uan)

Tawazun Ta’
Ta’awun Takaful
( Keselarasan)
Keselarasan) ( Ker jasama)
jasama) ( Keter paduan)
paduan )

Generasi muda Sumatera Barat perlu meniru


kehidupan lebah, yaitu kuat persaudaraannya, kokoh
organisasinya, berinduk dengan baik, terbang bersama
membina sarang. Baik hasil usahanya yang dapat dinikmati
oleh lingkungannya. Inilah peran adat basandi syarak, syarak
basandi Kitabullah di dalam pembentukan karakter (character
building) di ranah Minangkabau. Melalui jalur pendidikan
untuk mewujudkan tatanan sistem di nagari. “Tasindorong jajak
manurun, tatukiak jajak mandaki, adaik jo syarak kok tasusun,

H. Mas’oed Abidin 91
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

bumi sanang padi manjadi”. Konsep ini tumbuh dari akar nagari
itu sendiri. Tidak suatu pemberian dari luar. “Lah masak padi
'rang Singkarak, masaknyo batangkai-tangkai, satangkai jarang nan
mudo, Kabek sabalik buhul sintak, Jaranglah urang nan ma-ungkai,
Tibo nan punyo rarak sajo”, Artinya ada keahlian di bidang
masing-masing dalam menatap setiap perubahan yang sedang
berlaku.

Memperkuat Posisi Nagari

ugas kembali ke nagari adalah menggali potensi dan

T asset nagari yang terdiri dari budaya, harta, manusia,


dan agama Islam yang dianut oleh anak nagari di
ranah Minangkabau dengan memanfaatkan potensi manusiawi
masyarakat nagari.

Menggali kesadaran dimulai dari memahami kekuatan


yang ada dalam diri masing-masing. Kemudian pengamatan
terhadap kekuatan itu dipertajam, daya pikirnya ditingkatkan, daya
geraknya didinamiskan , daya ciptanya diperhalus, daya
kemauannya dibangkitkan, dengan menumbuhkan kepercayaan
kepada diri sendiri. Kekuatan moral yang perlu dimiliki ialah
menanamkan "nawaitu" dalam diri masing-masing untuk
membina umat dalam masyarakat di nagari.

“Handak kayo badikik-dikik, Handak tuah batabua urai,

H. Mas’oed Abidin 92
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Handak mulia tapek-i janji, Handak luruih rantangkan tali,

Handak buliah kuat mancari, Handak namo tinggakan jaso,

Handak pandai rajin balaja.

Dek sakato mangkonyo ado, Dek sakutu mangkonyo maju,

Dek ameh mangkonyo kameh, Dek padi mangko manjadi.”

Optimisme banagari terpelihara dengan kecerdasan,


“Alah bakarih samporono, Bingkisan rajo Majopahik, Tuah basabab
bakarano, Pandai batenggang di nan rumik”. Membangun
masyarakat di nagari dengan upaya ;

1. Meningkatkan mutu dan memperkuat Potensi SDM melalui


program utama,

a. menumbuhkan SDM yang sehat dengan gizi cukup,


meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(terutama terapan),

b. mengokohkan pemahaman agama, sehingga anak negari


menjadi sehat rohani,

c. menjaga terlaksananya norma-norma adat, sehingga lahir


masyarakat beradat yang beragama (Islam).

d. Membentuk masyarakat beradat dan beragama sebagai


suatu identitas dalam kembali ke nagari.

2. Menggali potensi SDA dengan memperkuat ketahanan


ekonomi kerakyatan, bertolak dan unsur tolong-menolong

H. Mas’oed Abidin 93
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

dan berbagi pekerjaan (ta'awun), dan kerja sama sesuai


ajaran syarak dan efisiensi semua fungsi dari elemen
masyarakat.

3. Memperindah nagari dengan indikator adat, “nan kuriak


kundi, nan sirah sago, nan baik budi nan indah baso”.

Ketiga pengupayaan ini menjadi satu konsep cara


hidup dalam iklim adat basandi syarak syarak basandi
Kitabullah, melaksanakan Firman Ilahi ,

َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما َءاتَاكَ هَّللا ُ ال َّدا َر اآل ِخ َرةَ َوال تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
َ‫صيبَكَ ِمن‬

ِ ْ‫ك َوال تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي األر‬


‫ض‬ َ ‫ال ُّد ْنيَا َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ هَّللا ُ إِلَ ْي‬

َ‫إِ َّن هَّللا َ ال ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬

"Berbuat baiklah (kepada sesama makhluk) sebagaimana Allah berbuat


baik terhadapmu sendiri ”. (QS.28, Al Qashash : 77)

Tuntunan akhlak dan ibadah pada seluruh tingkat


kehidupan sesuai uswah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW,
sesuai firman Allah SWT,

َ ‫ول هَّللا ِ أُ ْس{ َوةٌ َح َس{نَةٌ لِ َم ْن َك{انَ يَرْ جُو هَّللا‬


ِ {‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر ُس‬
‫َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

H. Mas’oed Abidin 94
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi orang yang
mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah” (QS.33, al Ahzab : 21).

Meluasnya kemelut sosial, politik dan ekonomi yang di


hadapi telah ikut menghantui umat. Terjadinya malapetaka
politik, moral, ekonomi, informasi dan budaya yang dipicu
kemerosotan akhlak dan rohaniah anggota masyarakat, menjadi
cerminan kepincangan pembangunan kepribadian (syahsiah) yang
padu dan saling berkaitan antara sisi-sisi mental, sosial, fisik,
emosi dalam satu tatanan kehidupan masyarakat di ranah
Minangkabau. Terkait pula dengan lemahnya sistem kaburnya
pencapaian tujuan pendidikan oleh para murabbi (guru dan
suluh bendang) di nagari-nagari.

Menghadapi kondisi parah ini, wajib segera dibangun domain-


domain kemanusiaan yang jadi satu dengan gerakan pendidikan
(tarbiyyah). Agar kerusakan akhlak tidak menjadi lebih parah
kemudian menetapkan domain ruhiah terpadu ke dalam sistim
pendidikan. Ketika pagar-pagar budaya impoten dengan makin
tipisnya penghormatan terhadap pemangku adat, alim ulama,
cerdik pandai suluah bendang, maka kewajiban utama adalah,
membuka hati keluarga dan umat lebih luas, dan menjadikan
manusia lebih sadar, bahwa tujuan hidup duniawi hanya alat
untuk menuju akhirat yang kekal abadi. Lemahnya bekalan

H. Mas’oed Abidin 95
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

agama di lapis umat terbawah dan tipisnya pemahaman Islam


berpengaruh besar terhadap kehidupan umat itu. sehingga
tubuh yang kasar (jasad dan fisik) perlu diberi percikan cahaya
Ilahi yang lebih dalam.

Paham ‘Ashabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti


hakiki dari ukhuwah atau kekerabatan.

Persatuan lahir tidak mampu lagi menumbuhkan


kebahagiaan mahabbah dan cinta sesama yang hakiki. Sumber
kehancuran lantaran hati tidak mau bertemu hati. Kebejatan
sosial, politik dan ekonomi menghimpit telah memberi satu
konklusi bahwa keadaan itu terjadi karena usaha sadar
manusia mengabaikan upaya penyepuhan jiwa (tazkiyah an-
nafs) disertai kelalaian perbaikan watak (islah an nafs) di medan
kehidupan. Maka, setiap rumah tangga dan korong kampung
berperan teladan dan toleransi dalam hidup, dan mesti
menjadi panduan untuk pendidikan rohani di dalam
membangun sumber daya manusia melalui penanaman nilai
normatif, akidah dan budaya, mengukuhkan nilai ibadah dan
akhlak dalam diri umat, solat, zikir dan membuhul erat ikatan
mahabbah yang teguh sebagai curahan rahmat Allah dalam
mengangkat posisi (darjah) dengan iman.

Pendidikan ruhiyah mencakup aspek rawatan dan


pengawalan (aspek treatment), melalui taubat,tazkirah, tarbiyah,

H. Mas’oed Abidin 96
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

tau’iyah, yang selalu ditopang oleh dua manazil sifat penting,


atau ‘Rabbaniah dan Siddiqiah’61.

Sifat Rabbaniah tegak di atas landasan pengenalan


(makrifat) dan pengabdian (`ubudiah) kepada Allah melalui
ilmu pengetahuan, pemantapan pengajaran, pemberian
nasihat, menanamkan akhlak yang ma’ruf (social support) dan
mencegah yang munkar (social control).

Siddiqiah mencakup enam jenis kejujuran (al-sidq): 1.


kejujuran lidah (lisan), 2. kejujuran niat dan kemauan (ikhlas),
3. kejujuran cita-cita (azam) dan teguh mencapainya, 4.
kejujuran antara ucapan dan janji (al-wafa’), 5. kejujuran
prestasi dan karya (amal as-shalih), dan 6. kejujuran
menegakkan ajaran agama (maqamat al-din).

61
Hawwa, Syeikh Mohd Said, Muzakarah Fi Manazil al-Siddiqin
Wa-al-Rabbaniyin, Dar al-Salam Li al-Tibaah, Kairo, 1987, hal 3-4,
berkata ;
‫ اما الربانية فى مع‬,‫"اما الربانية فانها صديقية وزيادة فمبنى الصديقية على معرفة هللا والعبودية له‬
"....‫ذلك علم وتعليم ونصيحة وشهادة على الخلق وحكم بما انزل هللا و امر بمعروف ونهي عن منكر‬

H. Mas’oed Abidin 97
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Mengua tka n Aqida h Umma t


P ot ensi Um m a t isa si

SDA/ Ad a t
ULAYAT Ima n Ist ia d a t

Intera ksi EFISIENSI


Ukhuwa h Ama liya h

Para pemuda sebagai kelompok besar di tengah satu


bangsa, dan perlu diberi amanah peran pelopor perubahan
(agent of changes), berbekal keyakinan dan keimanan kepada
Allah SWT dan hidup beradat. Di Ranah Minang di Sumatera
Barat ini, peran pendidikan dan dakwah menyadarkan
masyarakat untuk membentuk dan meningkatkan harkat diri
mereka sendiri.

‫إِ َّن هَّللا َ آل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬

H. Mas’oed Abidin 98
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

"Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga


kaum itu sendiri yang berusaha merobah sikap mereka sendiri."
(QS.13, ar Ra’d : 11)
Dakwah Islam menjadikan masyarakat hidup

bermartabat dengan nilai-nilai budaya luhur, kemudian

mengikat mereka dengan satu keyakinan yang hanif kuat dan

dinamis.

َ‫َوأَ ْن أَقِ ْم َوجْ هَكَ لِلدِّي ِن َحنِيفًا َوآل تَ ُكون ََّن ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬

“Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama


dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang musyrik.” (QS.10, Yunus : 105)

Setiap muslim tidak cepat mempercayai terhadap suatu


berita yang sumbernya di ragukan dan datang dari kelompok
fasik yang suka memancing kemelut. Sikap tabayun selalu
dipakai, agar dalam menetapkan amar putusan tidak
membawa penyesalan. Meninggalkan tabayun melahirkan
tindakan zalim atau aniaya.

ِ ُ‫ق بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَ ْن ت‬


‫صيبُوا قَوْ ًما{ بِ َجهَالَ ٍة‬ ِ َ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا إِ ْن َجا َء ُك ْم ف‬
{ٌ ‫اس‬
َ‫فَتُصْ بِحُوا{ َعلَى َما فَ َع ْلتُ ْم نَا ِد ِمين‬

H. Mas’oed Abidin 99
Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik


membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu (QS. al-Hujurat : 6).

“Kembali ke Nagari“, menurut hemat saya, lebih dititik


beratkan kepada makna kebersamaan dan mengenali alam
keliling “Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang lintabuang,
Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang
jadikan guru ”, melahirkan sikap cinta ke nagari, menjadi
perekat pengalaman sejarah, melahirkan sikap positif menjaga
batas-batas patut dan pantas. Terbentuk umat utama yang kuat
dengan sehat fisik, sehat jiwa, sehat pemikiran, dan sehat
social, ekonomi, pendidikan mengambil pemikiran konstruktif
(amar makruf) dan meninggalkan pemikiran destruktif
(nahyun 'anil munkar). Tata cara hidup yang diajarkan agama
Islam (syarak), yakni membantu diri sendiri (self help), dengan
ikhlas karena Allah SWT (selfless help), dan saling
bekerjasama membantu sesama (mutual help).

KHULASAH

H. Mas’oed Abidin 100


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

enerapan terencana dan terprogram adat basandi

P syarak, syarak basandi Kitabullah di Minangkabau

melibatkan semua elemen masyarakat di

Minangkabau. Untuk menghidupkan adat basandi syarak syarak

basandi Kitabullah menjadi tugas bersama "umat da'wah"

menurut nilai-nilai Al-Qur'an –

{ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْالخَ ي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن‬

َ‫ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran, 3 : 104 ).

H. Mas’oed Abidin 101


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Menghidupkan Jiwa Ummat


Memba ngun Masya rakat
Potensia l

Jiwa Ad a t
Sa d a r Ist ia d a t
Iman

Intera ksi Ama liya h

Perbuatan 'aku-isme" atau "ananiyah" akan

menyuburkan tafarruq dan tanazu',maka perlu diajarkan cara-

cara pembinaan hidup bermasyarakat itu. Usaha-usaha

menghadapi tantangan kontemporer di Minangkabau

(Sumatra Barat), dapat ditampilkan beberapa agenda kerja,

1. Mengokohkan pegangan umat dengan keyakinan Islam


dalam hidup yang komprehensif.

2. Membangun masyarakat dengan bekal tauhid ibadah


meningkatkan program pemahaman umat terhadap
Alquran, meningkatkan pengetahuan sirah Rasulullah

H. Mas’oed Abidin 102


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

SAW dan menyuburkan amalan ruhaniah yang positif


serta proaktif.

3. Memperluas penyampaian fiqh Islam dalam aspek-aspek


sosio politik, ekonomi, komunikasi, pendidikan dan lain-
lain.

4. Menghidupkan semangat jihad di jalan Allah, dengan


menggali sejarah kejayaan masa silam.

5. Menentang aliran pemurtadan yang merugikan adat dan


syarak.

6. Meningkatkan program ganda bundo kanduang


(muslimat) sebagai pendidik di rumah tangga dan
masyarakat Minangkabau.

7. a. Menampilkan sistem pendidikan Islam dengan


memperbanyak program pelatihan dan
penyuluhangenerasi muda tentang budaya pornografi dan
pornoaksi mengasuh dan mendidik generasi baru dan
remaja agar musnahkan budaya.

b. Menggandakan usaha penyiapan penulis-penulis


Minangkabau dalam berbagai lapangan media.

8. Pembinaan pusat-pusat pengajian dan institut perkaderan


suluah bendang di nagari.

9. Dalam program kembali ke surau.

H. Mas’oed Abidin 103


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

 Memberikan pelatihan ilmu yang memadai untuk


imam khatib, mu’allim dan tuangku.

 Pengadaan anggaran belanja yang memadai dalam


mendukung usaha dakwah komprehensif di nagari-
nagari.

 Meningkatkan upaya mendalami budaya syarak


(haraki Islami).

10. Menjalin kekuatan bersama untuk menghambat gerakan


merusak Islam.

 Mengukuhkan umat menghadapi gerakan anti


agama, anti keadilan, dan demokrasi.

 Meningkatkan budaya syura dalam masyarakat,


untuk menghindarkan kebebasan tanpa arah .

 Meningkatkan kesadaran tentang hak-hak asasi


manusia, hak-hak sipil (madani) dan politik untuk
seluruh rakyat.

 Meningkatkan keinsafan akan perlunya


undang-undang yang adil sesuai bimbingan syarak.

 Mempertahankan kehadiran media massa yang


profesional bebas, sadar, amanah, beretika dan agar
umat tidak mudah dimangsa oleh informasi luar tanpa
saringan.

H. Mas’oed Abidin 104


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

 Memilih pemimpin umat dan negara bertaqwa,


berakhlak bersih dan terjauh dari penyalahgunaan
kekuasaan untuk diri, keluarga dan kelompoknya.

 Meningkatkan program tata kehidupan


masyarakat penyayang beradab sopan sesuai adat
basandi syarak syarak basandi Kitabullah.

 Meningkatkan peran binaan dalam lembaga


centre of exellence masyarakat dengan orientasi mutu
sehingga binaan dengan menampilkan ilmu
komprehensif, pengetahuan agama luas dan praktis,
dan budi akhlak mulia yang terampil.

 Mengelola surau menjadi inti dan pusar


masyarakat belajar dengan sistim terpadu dan integral
dari masyarakat Minangkabau. Sasarannya, generasi baru
yang terdidik, berkualitas, capable, fungsional di
tengah masyarakat, dengan landasan adat basandi
syarak, syarak basandi Kitabullah.

Padang, 8 Juli 2004

H. Mas’oed Abidin 105


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya,
(QS.30:21)

Bio Data

H. MAS’OED ABIDIN

Lahir Tanggal : 11 Agustus 1935 di Kotogadang, Bukittinggi,

Dari Pasangan : H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo


dan Khadijah binti Idriss.
Jabatan Sekarang : Direktur Pusat Pengkajian Islam dan
Minangkabau (PPIM) Sumbar, Wakil Ketua MUI
Sumbar Membidangi Dakwah, Ketua Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia Sumbar, Ketua
Umum BAZ Prop. Sumbar.
Alamat Sekarang : Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba Padang (KP -
25146), Fax : 0751-58401, Tel: 0751-52898.

H. Mas’oed Abidin 106


Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Daya Saing Minangkabau Membangun Masyarakat Madani di Sumatera Barat

Buku yang sudah diterbitkan:


1. Islam Dalam Pelukan Muhtadin MENTAWAI, DDII Pusat, Percetakan
ABADI, Jakarta - 1997.
2. Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar Minang, Padang - 2000.
3. Problematika Dakwah Hari Ini dan Esok, Pustaka Mimbar Minang,
Padang – 2001.
4. Suluah Bendang di Minangkabau, Pustaka Mimbar Minang,
Padang.2002
5 . Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka Mimbar Minang, Padang 2003

web-site : http://www.ppim.org
http://www.abssbkranahnagaribundo@yahoogroups.com
http.//masoedabidin@yahoogroups.com
mailto : masoedabidin@hotmail.com
masoedabidin@yahoo.com
masoedabidin@ppim.org

H. Mas’oed Abidin 107

Anda mungkin juga menyukai