Anda di halaman 1dari 4

TRICHOMONAS VAGINALIS

Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus


genitourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan malalui hubungan seksual, yang dapat
menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria. Diperkirakan lebih
dari 200 juta orang di seluruh dunia terinfeksi parasit ini. Oleh karena itu Trichomonas vaginalis
menjadi sangat menarik untuk dipelajari, apalagi telah dilakukan studi yang mengindikasikan
bahwa infeksi Trichomonas vaginalis meningkatkan transmisi Human Immunodeficiency Virus
(HIV) atau dapat mengakibatkan keganasan pada servix.

Patogenesa dan Patologi


Dalam kondisi normal, pH vagina berada di kisaran 3,8 dan 4,4 yang disebabkan oleh adanya
asam laktat yang dihasilkan oleh lactobacillus Dderlein. Lactobaciilus ini dalam hidupnya
menggunakan suplai glikogen yang terdapat pada sel-sel vagina. Jadi, dalam pemeriksaaan
sitologi vagina normal tidak terdapat bakteri atau mikroorganisme lain kecuali lactobacillus
Dderlein.
Trichomonas vaginalis masuk ke dalam vagina melalui hubungan seksual, yang kemudian
menyerang epitel squamosa vagina dan mulai bermultiplikasi secara aktif. Hal ini menyebabkan
suplai glikogen untuk lactobacillus menjadi berkurang bahkan menjadi tidak ada sama sekali.
Dan diketahui secara invitro ternyata Trichomonas vaginalisini memakan dan membunuh
lactobacillus dan bakteri lainnya. Akibatnya jumlah lactobacillus Dderlein menjadi sedikit dan
dapat hilang sama sekali sehingga produksi asam laktat akan semakin menurun. Akibat kondisi

ini, pH vagina akan meningkat antara 5,0 dan 5,5. Pada suasana basa seperti ini selain
Trichomonas vaginalisberkembang semakin cepat, akan memungkinkan untuk berkembangnya
mikroorganisme patogen lainnya seperti bakteri danjamur. Sehingga pada infeksi trichomoniasis
sering dijumpai bersamaan dengan infeksi mikroorganisme patogen lainnya pada vagina. Pada
kebanyakan wanita yang menderita trichomoniasis sering dijumpai bersamaan dengan infeksi
oleh organisme yang juga patogen seperti Ureaplasma urealyticum dan atau Mycoplasma
hominis sekitar lebih dari 90%,
Gardnerella vaginalis sekitar 90%, Neisseria gonorrhoesekitar 30%, jamur sekitar 20%, dan
Chlamydia trachomatis sekitar 15%. Suatu penelitian in vitro terhadap Trichomonas vaginalis
menunjukkan bahwa organisme ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel target
dengan kontak langsung tanpa harus melalui proses phagocytosis. Organisme ini menghasilkan
suatu faktor pendeteksi sel (cell-detaching factor) yang menyebabkan kehancuran sel sehingga
mengelupas epithel vagina. Suatu penelitian juga menunjukkan bahwa gejala trichomoniasis
dipengaruhi oleh konsentrasi estrogen vagina, makin tinggi kadarnya, makin berkurang gejala
yang Yunilda Adriyani: Trichomonas Vaginalis ditimbulkannya. -estradiol diteliti dapat
mengurangi aktivitas cell-detaching factor dari Trichomonas vaginalis. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa pemakaian estradiol intravaginal dapat mengurangi gejala klinis Trichomonas vaginitis.
Gejala Klinis
Pasien-pasien dengan trichomoniasis dapat simptomatik atau asimptomatik. Dan biasanya parasit
ini dijumpai secara tidak sengaja melalui pemeriksaan sekret vagina (latent trichomoniasis)
Masa inkubasinya berkisar 3 sampai 28 hari, rata-rata 7 hari.
Gejala klinisnya dapat terdiri dari :
dijumpainya cairan vagina bewarna kuning kehijauan, pada kasus yang berat dapat berbusa.
cairan vagina berbau tidak sedap
rasa gatal
panas
iritasi
dispareunia
perdarahan vagina abnormal, terutama setelah coitus
disuria ringan

Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan melalui hal-hal berikut ini :
Gejala klinis
Diagnosa ditegakkan melalui gejala klinis baik yang subjektif maupun objektif. Tetapi diagnosa
sulit ditegakkan pada penderita pria dimana trichomoniasis pada pria hanya dijumpai sedikit
organisme Trichomonas vaginalis dibandingkan
dengan wanita penderita trichomoniasis.
Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dilakukan dengan cara
membuat sediaan dari sekret dinding vagina dicampur dengan satu tetes garam fisiologis di
atas gelas objek dan langsung dapat dibaca di bawah mikroskop. Atau apabila tidak dapat
langsung dibaca, dapat mengirimkan gelas objek yang telah dioleskan sekret vagina tersebut
dalam tabung yang telah berisi garam fisiologis.
Pemberian beberapa tetes KOH 10-20% pada cairan vagina yang diperiksa, dapat menimbulkan
bau yang tajam dan amis pada 75% wanita yang positif trichomoniasis dan infeksi bakterial
vaginosis, tetapi tidak pada mereka yang menderita vulvovaginal kandidiasis. Untuk
menyingkirkan bakterial vaginosis dari infeksi trichomoniasis dapat diketahui dengan memeriksa
konsentrasi laktobasillus yang jelas berkurang pada trichomonisis dan pH vagina yang lebih
basa.
Dari pemeriksaan sekret secara mikroskopik pada mereka yang terinfeksi trichomoniasis, dapat
dijumpai sel-sel PMN yang sangat banyak, coccobacillus, serta organisme
Trichomonas vaginalis(pada sedian yang segar dapat kelihatan motile).
Kultur Selain pemeriksaan secara klinis dan mikroskopik langsung, cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan kultur, terutama pada mereka yang sedikit jumlah organisme
Trichomonas vaginalis-nya, seperti pada pria atau pun wanita penderita trichomoniasis kronik.
Serologi dan immunologi
Pemeriksaan dengan cara ini belum menjamin dan belum cukup sensitif untuk diagnosis infeksi
Trichomonas vaginalis.Walaupun sudah banyak penelitian yang akhir-akhir ini menggunakan
teknik serologi untuk mendiagnosa infeksi T. vaginalis

TERAPI
Pengobatan dapat diberikan sara topikal atau sistemik .
Secara topical, dapat berupa :
1. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hydrogen peroksida 1-2 % dan larutan asam laktat
4%..
2. Bahan berupa suposutoria, bubuk yang bersifat trokoniasidal.
3. Jell dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal.
Secara sistemik (oral)
Obat yang sering digunkan tergolong derivate nitromidazol seperti :
Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3x500 mg per hari selama 7 hari.
Nimorazol
: dosis tunggal 2 gram
Tinidazol
: dosis tunggal 2 gram
Omidazol
: dosis tunggal 1,5 gram
Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita :
1. Pemeriksaan dan pengobatan tehadap pasangan seksual untuk mencegah jangan
terjadi infeksi Pingpong
2. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan
sembuh.
3. Hindari pemakaian barang barang yang mudah menimbulkan transmisi.

Anda mungkin juga menyukai