PENDAHULUAN
Growing pains adalah rasa nyeri atau sakit di kedua tungkai, sering terasa
di paha bagian depan, betis atau di daerah belakang lutut. Timbul terutama sore
atau malam hari bahkan dapat membangunkan anak dari tidur dan menghilang
pada pagi hari serta anak dapat beraktifitas seperti biasa sepanjang hari. Akan
tetapi rasa sakit tersebut sering menyebabkan anak terbangun di malam hari.
Meskipun rasa sakit ini disebut Growing pains, tidak ada bukti bahwa disebabkan
karena pertumbuhan tulang atau karena aktifitas berlebihan saat siang hari.
Growing pains merupakan nyeri otot, bukan nyeri ataupun bengkak di persendian.
Growing pains mungkin terkait dengan penurunan ambang nyeri. Penelitian
terakhir menyebutkan bahwa alergi sangat berperanan dalam terjadinya gangguan
tersebut. Tidak ada pengobatan khusus untuk Growing pains.
Growing pains adalah gejala nyeri yang relatif sering terjadi pada anak-
anak. Biasanya, gangguan itu terjadi dalam otot, bukan sendi pada kaki dan agak
jarang pada lengan. Gangguan nyeri itu biasanya terasa di kedua sisi, dan muncul
di sore hari atau di malam hari dan menghilang saat anak bangun tidur pagi hari,
dengan rasa sakit yang bervariasi dari ringan sampai sangat parah. Nyeri tidak
timbul pada pagi hari, dan tidak ada tanda-tanda klinis peradangan. Nyeri dapat
kambuh malam atau kadang tidak timbul selama berhari-hari sampai berbulan-
bulan. Tumbuh rasa sakit tidak berhubungan dengan penyakit serius lainnya dan
biasanya sembuh pada akhir masa kanak-kanak, tetapi episode sering mampu
memiliki pengaruh besar pada kehidupan anak. Growing pains pertama kali
digambarkan seperti pada tahun 1823 oleh seorang dokter Prancis.
Growning Paint sangat umum dan mudah untuk didiagnosis karena adanya
penampilan karakteristik klinis yang khas. Namun tidak jelas apakah beberapa
dari anak-anak ini dapat berkembang menjadi gejala sindrom nyeri noninflamasi
lainnya. Hal ini akan menjadi penting untuk mengikuti nilai ambang nyeri anak
dengan Growning Pains dan berkorelasi temuan dengan gejala yang timbul. Hasil
studi jangka panjang disarankan untuk menyelidiki apakah anak-anak dengan
growning pains yang memiliki ambang nyeri yang lebih rendah, rentan untuk
menjadi sindrom nyeri noninflamasi lain dalam sistem muskuloskeletal atau
lainnya nanti pada masa remaja atau dewasa. Sebagian anak dengan growning
pains dapat berkembang menjadi sindrom nyeri noninflamasi kemudian pada
masa remaja atau dewasa, uji coba intervensi dini, dengan terapi perilaku kognitif
misalnya, dapat mencegah perkembangan sindrom lainnya di kemudian hari.
Growing pains bukanlah penyakit dan akan menghilang saat anak berusia
belasan tahun serta tidak memerlukan terapi atau penangan dokter. Meskipun
tidak berbahaya, rasa sakit yang mengganggu perlu mendapat perhatian dari orang
tua. Anak yang mengalami growing pains biasanya berusia sekitar 2 12 tahun,
25%-40% berkisar antara usia 3 5 tahun, serta antara 8 12 tahun. Prevalensi
yang dilaporkan sakit tumbuh telah antara 3% dan 49% dari anak-anak. Growing
pains dikatakan biasanya terjadi dalam dua periode selama kehidupan seorang
anak, pertama, antara sekitar 3 dan 5tahun, kemudian pada 8 sampai 12 tahun
usia, namun tidak ada penelitian epidemiologi untuk mendukung pengamatan ini..
Individu dapat sangat bervariasi di saat mereka mengalami sakit tumbuh.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. A
b. Umur : 5 tahun 9 bulan
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku : Bugis
f. Alamat : Biromaru, Palu
g. Tanggal masuk : 22 Juni 2017
h. Tempat : Poli Anak RSU Undata
II. ANAMNESIS
(Alloanamnesis dan Heteroanamnesis)
Keluhan Utama : Nyeri lutut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri lutut kanan yang
semakin memberat sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan memberat ketika sore dan malam
hari dan akan menghilang dengan sendirinya jika pagi hingga siang hari dan
anak akan beraktivitas seperti bisa. Riwayat nyeri sendi dari usia 3 tahun
sampai sekarang namun frekuensi timbulnya hanya satu sampai dua kali
sebulan dan belum nyeri seperi sekarang. Nyeri pada lutut kanan tiba- tiba
muncul , terjatuh (-), memar (-) radang (-), demam (-).
Pasien juga mengeluhkan batuk (+) kering dan flu (+) sejak 2 minggu
yang lalu, sesak (-), nyeri dada (-). Pusing (-), sakit kepala (-). Mual (-)
muntah (-). BAB dan BAK biasa
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Pasien pernah dirawat dengan diagnosis ISPA dan DBD
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Sosial-ekonomi :
Menengah
Anamnesis Makanan :
Pasien mendapatkan ASI dari sejak lahir hingga usia 10 bulan, dibantu
dengan pemberian susu formula saat usia 5 bulan sampai sekarang.
Pemberian makanan pendamping ASI diberikan saat usia 6 bulan hingga 1
tahun dan nasi di berikan umur 2 tahun sampai sekarang.
Riwayat Imunisasi :
Tanda Vital
Nadi : 96 x / menit
Suhu : 36,6 C
Respirasi : 22 x / menit
1. Kulit
Turgor (< 2 detik), ruam (-)
2. Kepala
Jantung
-Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
-Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V 2 cm ke arah
medial dari linea midclavicula sinistra
-Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi :Bunyi jantung S1/S2 murni reguler, bunyi
tambahan (-)
Abdomen
- Inspeksi : Permukaan kesan datar, ruam (-)
- Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
- Perkusi : bunyi timpani pada 4 kuadran abdomen
- Palpasi : nyeri tekan (-), organomegali (-)
5. Genitalia : Edema (-), Dalam Batas Normal
6. Ekstremitas
- Atas : akral hangat +/+, edema (-), simetris kiri = kanan
- Bawah : akral hangat +/+, edema (-/-), krepitasi (-/-),
simetris kiri = kanan
7. Punggung : deformitas (-), Dalam Batas Normal
8. Otot : Eutrofi, tonus otot baik
9. Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis (-/-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan pemeriksaan penunjang
V. RESUME
Pasien perempuan usia 5 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri lutut kanan yang semakin memberat sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk RS. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri dirasakan memberat ketika
sore dan malam hari dan akan menghilang dengan sendirinya saat pagi
hingga siang hari. Riwayat nyeri dirasakan sejak usia 3 tahun sampai
sekarang namun frekuensi timbulnya hanya satu sampai dua kali sebulan
dan belum nyeri seperi sekarang. Pasien juga mengeluhkan batuk (+) kering
dan flu (+) sejak 2 minggu yang lalu.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan sakit sedang,
composmentis status gizi kurang, pada pemeriksaan tanda vital diperoleh
nadi : 96 x/menit, suhu : 36,6 0C, dan respirasi : 22 x/menit. Dari
pemeriksaan fisik diperoleh secara umum dalam batas normal, ekstremitas
akral hangat (+/+), edema (-/-), dan tidak ditemukannya krepitasi pada lutut
kanan. Belum ada dilakukan Pemeriksaan penunjang lainnya baik
pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan foto genu.
VII. TERAPI
a. Medikamentosa
- GG 60 mg + CTM 1,6 mg ( 3 x 1 puyer )
- Paracetamol 1cth tiap nyeri
b. Non Medikamentosa
- Memijat otot-otot tungkai bawah yang nyeri.
- Kompres hangat di daerah yang nyeri, atau mandi air hangat
sebelum tidur.
- Latihan untuk relaksasi otot-otot pada siang hari untuk
mencegah keluhan nyeri pada malam hari.
BAB III
DISKUSI
Growing pains adalah rasa nyeri atau sakit di kedua tungkai, sering terasa
di paha bagian depan, betis atau di daerah belakang lutut. Timbul terutama sore
atau malam hari bahkan dapat membangunkan anak dari tidur dan menghilang
pada pagi hari sehingga anak dapat beraktifitas seperti biasa . Pada pasien ini
pasien merasakan nyeri yang hilang timbul yang dirasakan semakin memberat
sore hingga malam hari namun pada siang hari nyeri pada lutut akan akan
menghilang dengan sendirinya sehingga anak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Meskipun rasa sakit ini disebut growing pains, tidak ada bukti bahwa
disebabkan karena pertumbuhan tulang atau karena aktifitas berlebihan saat siang
hari. Growing pains merupakan nyeri otot, bukan nyeri ataupun bengkak di
persendian. Growing pains mungkin terkait dengan penurunan ambang nyeri.
Tidak ada pengobatan khusus untuk growing pains sehingga pasien ini disarankan
hanya diberikan paracetamol jika lutut benar benar nyeri, dosis yang dianjurkan
10 15 mg /kgBB/ kali atau setara dengan 1 cth syrup paracetamol diberikan tiap
nyeri yang berlebihan. Pada kasus ini paracetamol digunakan sebagai antipiretik.
Selain nyeri sendi yang dikeluhkan pasien juga mengeluhkan batuk dan flu
sehingga diberikan GG 60 mg + CTM 1,6 mg ( 3 x 1 puyer ).Selain pengobatan
medikamentosa pada pasien juga diberikan terapi non medikamentosa seperti
memijat otot-otot tungkai bawah yang nyeri, kompres hangat di daerah yang
nyeri, atau mandi air hangat sebelum tidur, laatihan untuk relaksasi otot-otot pada
siang hari untuk mencegah keluhan nyeri pada malam hari. Diharapkan dengan
adanya terapi medikamentosa nyeri dapat menghilang atau minimal berkurang
pada anak.
Pada penderita growing pain dengan disertai tanda dan gejala alergi
biasanya melakukan eliminasi makanan tersentu dalam jangka panjang
dapat mengurangi gejala tersebut
Asupan kalsium pada pasien GP rendah dengan kekuatan tulang relatif
rendah. Ada kemungkinan bahwa diet diperkaya dengan kalsium dan
vitamin D mungkin mempengaruhi status tulang dan episode nyeri, tetapi
teori ini belum pernah diteliti.
Temuan ambang nyeri yang lebih rendah pada anak dengan GP mungkin
memiliki implikasi terapeutik, seperti intervensi perilaku untuk
mengurangi sensitivitas nyeri (termasuk terapi perilaku kognitif), serta
program aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran, yang dapat
menurunkan episode menyakitkan. Intervensi lainterbukti efektif dalam
studi terkontrol kecil termasuk sisipan pada sepatu seperti wedge striplane
atau orthotics, terutama pada anak-anak dengan postur kaki pronasi, dan
otot program latihan peregangan
Pada growing pains anak akan merasa nyaman dan berkurang rasa
nyerinya jika disentuh, dipijat, maupun digendong. Hal ini berbeda dengan
nyeri tungkai yang disebabkan penyakit lain dimana setiap sentuhan atau
manipulasi pada tungkai akan memperberat rasa nyeri.
Orang tua dan anak-anak dapat diyakinkan oleh substansial menjelaskan
sifat jinak dan membatasi diri dari rasa sakit. Tidak ada studi besar
efektivitas intervensi apapun,. Pijat lokal, mandi air panas, botol air panas
atau bantalan pemanas, dan obat analgesik seperti parasetamol
(acetaminophen) sering digunakan.
Pijatan ringan akan membantu mengurangi nyeri, sebagian anak merasa
nyaman jika dipeluk atau digendong.
Kompres hangat di daerah otot yang nyeri sebelum tidur atau ketika anak
merasa nyeri. Mandi dengan air hangat sebelum tidur juga membantu.
Mengompres betis yang sakit dengan handuk hangat juga dapat membantu
meredakan rasa sakit.
Saat ini, diagnosis hanya didasarkan pada gejala klinis yang khas
seperti diuraikan di atas. Tidak ada tes laboratorium yang sensitif atau
spesifik, meskipun anak-anak sering mengalami penyelidikan ekstensif untuk
penyakit lain. Setidaknya 19% dari anak-anak dengan GP menjalani scan
tulang untuk evaluasi rasa sakit mereka. Ketika pasien memiliki karakteristik
klinis yang khas tidak ada kebutuhan untuk melakukan laboratorium atau tes
pencitraan. Namun, jika gejala atipikal, diagnosis GP tidak boleh diasumsikan
tanpa mengevaluasi penyebab lain. Harus dievaluasi apakah nyeri tungkai
disebabkan oleh suatu penyakit tertentu. Jika penyakit penyebab nyeri tungkai
sudah disingkirkan, barulah dipikirkan diagnosis growing pains. Pemeriksaan
tambahan seperti pemeriksaan darah atau foto rontgen tungkai mungkin perlu
dilakukan untuk menentukan penyebab nyeri tungkai. Dengan tidak adanya
pincang, kehilangan mobilitas, atau tanda-tanda fisik, pemeriksaan
laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis lain tidak dibenarkan.
Restlessleg syndrometer kadang salah didiagnosis sebagai nyeri tumbuh
Jika dicurigai ada tanda inflamasi bisa dilakukan rontgen kaki. Lewat
pemeriksaan ini, bisa diketahui, nyeri di kaki itu disebabkan oleh juvenile
rheumatoid arthritis atau radang sendi. Anak yang mengalaminya sering kali
bangun pagi dengan rasa nyeri di kaki dan hilang begitu ia menggerak-
gerakkan kakinya.
REFERENSI