Laporan IHT Sitophilus Akhir
Laporan IHT Sitophilus Akhir
Laporan IHT Sitophilus Akhir
METODOLOGI
Masing-masing fial film diisi dengan beras Raskin, IR64, dan Pandanwangi
Menutup fial film dengan kain kasa dan diikat menggunakan karet gelang
Jumlah imago
No. Tanggal pengamatan Jenis beras
(ekor)
1 2 Mei 2014 Beras jatah/ raskin 1 (1 ekor mati)
Beras Pandan wangi 2
Beras IR64 2
2 4 Mei 2014 Beras jatah/ raskin 1
Beras Pandan wangi 2
Beras IR64 2
3 6 Mei 2014 Beras jatah/ raskin 1
Beras Pandan wangi 2
Beras IR64 2
4 8 Mei 2014 Beras jatah/ raskin 1
Beras Pandan wangi 2
Beras IR64 2
5 10 Mei 2014 Beras jatah/ raskin 1
Beras Pandan wangi 2
Beras IR64 2
Ket: Perkembangan hama hingga 10 HSI (Hari Setelah Infestasi) perkembangan
hama konstan tidak ada pertambahan.
1.5
0.5
0
Beras Pandan wangi
Beras IR64
Beras IR64
Beras IR64
Beras IR64
Beras jatah/ raskin
4.3 Pembahasan
Dalam praktikum pengamatan hubungan antar kualitas pakan dan perkembangan
hama dilakukan dengan menggubkan bahan pakan beras IR 64, beras jatah dan beras
pandan wangi. Dengan mengamati ketiga beras tersebut akan didapatkan mana beras yang
disukai oleh Sitophilus oryzae. Pada 3 fial film tersebut diisi setengah bagian fial filam
denagn masing-masing jenis beras. Setaiap fial film diberikan 1 pasang Sitophilus oryzae
(satu jantan dan satu betina), selanjutnya ditutup dengan kain kasa dan dikikat serta
diberikan label. Pengamatan tersebut dilakukan selama 10 hari, dari hasi pengamatan
tersebut didapatkan data jumlah imago Sitophilus oryzae dari awal pengamatan sampai
akhir pengamatan menunjukkan jumlah yang tetap sebanyak 2 ekor pada varietas beras
IR64 dan pandan wangi. Ini membuktikan bahwa imago tidak mengalami
perkembangbiakan. Pada awal pengamatan tanggal 2 Mei 2014 imago yang terdapat pada
beras raskin/jatah mengalami kematian sehingga imago berjumlah satu ekor sampai
dengan akhir pengamatan. Kematian dari Sitophilus oryzae dipengaruhi oleh beberapa
faktor mungkin kurang sesuainya pakan yang dibutuhkan. Preferensi sejenis serangga
terhadap jenis makanan dipengaruhi oleh stimuli zat kimia chemotropisme yang terutama
menentukan bau dan rasa, mutu gizi dan adaptasi struktur. Kematian imago dan imago
yang tidak mengalami perkembangbiakan diduga disebabkan oleh faktor makanan dan
faktor lingkungan (Kartasapoetra, 1991).
Faktor makanan berkaitan dengan dinamika serangga memilih sumber makanan
yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam proses perkembangbiakan
keturunannya. Kumbang bubuk beras menyukai biji yang kasar dan tidak dapat
berkembang biak pada bahan makanan yang berbentuk tepung. Kumbang ini tidak akan
meletakkan telur pada material yang halus karena imago tidak dapat merayap dan akan
mati di tempat tersebut. Ketidak cocokan faktor makanan dapat ditimbulkan oleh hal-hal
sebagai berikut a) kurangnya kandungan unsur yang diperlukan serangga, b) rendahnya
kadar air bahan, c) permukaan terlalu keras, bentuk material bahan yang kurang disenangi,
misalnya beras lebih disenangi dari pada gabah. (Yasin, 2009).
Sedangkan untuk faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangbiakan
Sitophilus oryzae antara lain: a) Temperatur dan Kelembaban, biasanya batas antara
temperatur minimum dan temperatur maksimum yaitu 5°C sampai 45°C, temperatur
optimum yang diperlukan bagi perkembangan hidup hama ini berkisar antara 25°C sampai
30°C, b) Cahaya, Kebanyakan hama gudang menyukai cahaya yang gelap. Hal ini telah
banyak dikemukakan oleh berbagai ahli. Banyak hama gudang yang aktif pada malam
hari. Kebanyakkan imago hama gudang meletakkan telurnya pada malam hari atau pada
tempat-tempat yang gelap. Demikian pula aktifitas hidup lainnya, kebanyakan terjadi pada
malam hari atau sore hari, c) Aerasi, Hama gudang ukuranya lebih kecil, sebagai mahkluk
hidup tentunya sangat memerlukan O2 bagi pernapasan, namun persyaratan udara yang
diperlukannya tidak sama. Diketahui bahwa sebagian besar hama gudang terrutama S.
oryzae L hidup pada material (produk tanaman) yang siklus udaranya dapat dikatakan
kurang baik (Kartasapoetra, 1990).
Kualitas dan kuantitas makanan berpengaruh terhadap preferensi serangga. Agar
makanan tersebut memberi pengaruh baik, maka harus tersedia dalam jumlah yang cukup
dan kandungan nutrisinya sesuai dengan yang dibutuhkan. Keadaan biji seperti bentuk
biji, kekerasan kulit, warna dan adanya kandungan zat kimia tertentu berpengaruh pula
pada preferensi serangga (Suyono dan Sukarno, 1985).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahawa beras jatah kurang sesuai
dengan pakan yang dibutuhkan oleh S. oryzae dapat diaktakan kurang sesuai karena pada
imago yang diletakkan diberas jatah terdapat 1 imago yang mati, dan sampai akhir
pengamatan jumlah imago tetap 1 pada beras jatah. Sedangkan pada beras IR 64 dan beras
pandan wangi jumlah imagonya tetap. Jadi kualitas berah mempengaruhi terhadap
perkembangan hama S. oryzae.
BAB V
KESIMPULAN
Kalshoven. 1981. CIMMYT 1999-2000, World Maize Fact and Trends. Meeting world maize
needs. Technological opportunities and priorities for the public sector. CIMMYT,
Mexico.
Kartasapoetra. 1990. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta: PT Rinka Cipta.
Kertasapoetra. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta PT Rinka Cipta.
Suyono dan Sukarno, 1985. Preferensi Kumbang C. analis F. Pada Beberapa Jenis Kacang-
Kacangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Yasin, Muhammad. 2009. Kemampuan Akses Makan Serangga Hama Kumbang Bubuk dan
Faktor Fisikokimia yang Memepengaruhinya. Prosiding Seminar Nasional. Serealia.
Balai Penelitian Tanaman Serealia.