Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN KEPERAWATA

DEPARTEMEN GERONTIK
NAMA KLIEN : Tn. J. R NAMA MAHASISWA : Kelompok II
NIRM : - PROGRAM : Profesi Ners
DIAGNOSA MEDIS : Asma Bronkial INSITITUSI : Universitas Nusa Nipa Maumere
BANGSAL / TEMPAT : Bilawau

Diagnosa Keperawatan
No NOC NIC Rasional
(NANDA)
1 Ketidakefektifan bersihann jalan Setelah dilakukan intervensi Mandiri 1. Beberapaderajat spasme
napas b.d bronkospasme selama (2x 6 jam) diharapkan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat bronkus terjadi dengan
DS : Klien mengatakan napas klien: adanya bunyi nafas, ex: mengi obstruksi jalan nafas dan
sesak, batuk berdahak  Mempettahankan jalan 2. Kaji / pantau frekuensi dapat/tidak dimanifestasikan
DO : paten pernafasan, catat rasio inspirasi / adanya nafas advertisius.
 Klien tampak sesak  Napas klien bersih ekspirasi. 2. Tachipnea biasanya ada pada
napas,napas pendek dan cepat  Napas normal 3. Catat adanya derajat dispnea, beberapa derajat dan dapat
(takipnea)  Batuk berkurang atau ansietas, distress pernafasan, ditemukan pada penerimaan
 Klien tampak batuk berdahak berhenti penggunaan obat bantu. atau selama stress/ adanya
dengan sputum warna putih  RR dalam batas normal 4. Tempatkan posisi yang nyaman proses infeksi akut.
 Bentuk dada bare chest 16-20 x/menit pada pasien, contoh : 3. Disfungsipernafasan adalah
 Adanya suara napas tambahan meninggikan kepala tempat tidur, variable yang tergantung pada
wheezing dan ronki duduk pada sandara tempat tidur tahap proses akut yang
 Hasil obs : 5. Pertahankan polusi lingkungan menimbulkan perawatan di
TD : 90/60 mmHg, N : 82 minimum, contoh: debu, asap dll rumah sakit.
x/menit, S : 36, 4 °C, RR : 29 6. Tingkatkan masukan cairan 4. Peninggian kepala tempat
x/menit. sampai dengan 3000 ml/ hari tidur memudahkan fungsi
sesuai toleransi jantung pernafasan dengan
memberikan air hangat. menggunakan gravitasi.
Kolaborasi : 5. Pencetus tipe alergi
7. Berikan obat sesuai dengan indikasi pernafasan dapat mentriger
bronkodilator, inhalasi. pisode akut.
6. Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
sekret, penggunaan cairan
hangat dapat menurunkan
kekentalan sekret,penggunaan
cairan hangat dapat
menurunkan spasme
bronkus.
7. Merelaksasikan otot halus dan
menurunkan spasme jalan
nafas, mengi, dan produksi
mukosa.
2 Kerusakan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan intervensi Mandiri 1. Berguna dalam evaluasi
selama (2x 6 jam) diharapkan 1. Kaji frekuensi, kedalaman derajat distress pernafasan atau
gangguan suplai O2
klien menunjukan pernafasan. kronisnya penyakit.
DS : Klien mengatakan napas  perbaikan ventilasi dan 2. Awasi secara rutin kulit dan 2. Kemungkinan cyanosis perifer
sesak, batuk berdahak oksigenasi jaringan membran mukosa. terlihat pada kuku, bibir dan
DO : adekuat 3. Monitor tingkat tanda-tanda vital, daun telinga.
 Klien tampak sesak  bebas gejala distress kesadaran dan penggunaan otot 3. Sebagai parameter
napas,napas pendek dan cepat pernafasan. bantu pernapasan. menunjukan beratnya
(takipnea) Kolaborasi serangan.
 Akral dingin 4. Berikan obat sesuai dengan
 Konjungtiva anemis, CRT ≥ 3 indikasi bronkodilator, inhalasi
detik
 Hasil obs :
TD : 90/60 mmHg, N : 82
x/menit, S : 36, 4 °C, RR : 29
x/menit.
3 Gangguan pola tidur b.d distres Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji pola tidur klien sebelum sakit dan 1. Untuk mengetahui perubahan
pernapasan selama (2x 6 jam) diharapkan pada saat sakit pola tidur pada klien
DS : Klien mengatakan sejak sakit klien dapat melaporkan : 2. Anjurkan klien agar tidur dengan posisi 2. Membantu mempermudah
ia sulit tidur karena sesak  Kemampuan istirahat semi fowler atau sesuai dengan klien dalam bernapas sehingga
napas dan batuk siangnya cukup keinginannya bisa beristirahat
DO :  Klien tampak rileks 3. Anjurkan klien agar gunakan waktu 3. Menggantikan waktu istirahat
 Keadaan umum klien  Pernapasannya normal untuk istirahat apabila tidak sesak yang sudah terlewati
lemah 16-20 x/menit. 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman 4. Dengan lingkungan yang
 Klien tampak sesak napas untuk klien agar klien bisa beristirahat nyaman klien bisa beristirahat
dan sulit istirahat siang dengan tenang
 Waktu istirahat klien siang
± 30 menit

4 Intoleransi aktivitas dalam Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji keluhan sesak, pusing dan 1. Memahami masalah klien
selama (2x 6 jam) diharapkan kemampuan merawat diri klien. 2. Mempermudahkan klien
melakukan perawatan diri b.d
klien menunjukan 2. Anjurkan klien agar menggunakan dalam mobilisasi apabila
sesak dan kelemahan fisik.  Klien tampak rileks alat bantu dalam mobilisasi petugas atau pengasuh tidak
3. Kaji skala kekuatan otot dan skala ada di tempat
DS :  Mampu beraktivitas
aktivitasnya 3. Mengetahui kemampuan
 Klien mengatakan sejak sesuai keadaan. 4. Bantu personal higiene (mandi, klien dalam beaktivitas
sakit ia tidak lagi mengikuti  Merawat diri secara berpakaian, bab, bak). 4. Higiene klien terpenuhi

kegiatan-kegiatan rekreasi mandiri.


maupun ibadah bersama  Kekuatan otot penuh
teman-teman karena sakit-
sakit.
 Klien mengatakan bahwa
aktivitas klien dibantu oleh
pengasuh dan kursi roda
untuk berjalan karena
kedua lututnya nyeri
apabila beraktivtas.
DO :
 Keadaan umum klien
lemah
 Klien tampak sesak
napas,napas pendek dan
cepat (takipnea)
 Konjungtiva anemis
 Aktivitas klien dibantu
oleh pengasuh seperti
makan, mencuci pakaian,
mandi dan mobilitas
dibantu alat (kursi roda)
 Skala kekuatan otot 5 5
4 4
Kedua ekstermitas klien
lemah

Anda mungkin juga menyukai