REFERAT
HALAMAN JUDUL
EPIDIDIMITIS
PENYUSUN
PEMBIMBING
Judul : EPIDIDIMITIS
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UMS
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi reproduksi pria .................................................................................. 2
Gambar 2. Patogenesis & Patofisiologis Epididimitis ........................................................ 4
Gambar 3. Color Doppler Ultrasonography Epididimitisi Akut ........................................ 6
Gambar 4. Ultrasonogram color-flow ................................................................................ 7
Gambar 5. Diagnosis Banding Skrotum akut...................................................................... 8
Gambar 6. Scrotal exploration ............................................................................................ 9
Gambar 7. Epididymectomy .............................................................................................. 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar.
1. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens,
vesikula seminalis (kantung mani), saluran ejakulasi, uretra, kelenjar
prostat, kelenjar bulbouretral.
2. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
B. Definisi Epididimitis 3
Epididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi
pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva (koil)
yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagaitempat penyimpanan
sperma yang matur.
3
EPIDIDIMITIS
F. Gambaran Klinis 3
Gejala yang timbul tidak hanya berasal dari infeksi local namun juga berasal
dari sumber infeksi yang asli. Gejala yang sering berasal dari sumber infeksi asli
seperti duh uretra dan nyeri atau itching pada uretra (akibat uretritis), nyeri
panggul dan frekuensi miksi yang meningkat, dan rasa terbakar saat miksi
(akibat infeksi pada vesika urinaria yang disebut Cystitis), demam, nyeri pada
daerah perineum, frekuensi miksi yang meningkat, urgensi, dan rasa perih dan
terbakar saat miksi (akibat infeksi pada prostat yang disebut prostatitis), demam
dan nyeri pada regio flank (akibat infeksi pada ginjal yang disebut pielonefritis).5
Gejala lokal pada epididimitis berupa nyeri pada skrotum. Nyeri mulai
timbul dari bagian belakang salah satu testis namun dengan cepat akan menyebar
ke seluruh testis, skrotum dan kadang kala ke daerah inguinal disertai
peningkatan suhu badan yang tinggi. Biasanya hanya mengenai salah satu
skrotum saja dan tidak disertai dengan mual dan muntah.
G. Diagnosis 7
1. Anamnesis
nyeri dan bengkak pada skrotum unilateral
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : Skrotum merah dan bengkak, urethral discharge
b. Palpasi : Teraba pembesaran atau penebalan dari epididimis, Nyeri
(Phernsign), Kulit skrotum teraba panas, kenyal, bengkak
c. Reflek cremaster : normal
d. Pembesaran KGB inguinal
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium 7
Pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mengetahui
adanya suatu infeksi adalah:
1) Pemeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat dengan
shift to the left (10.000-30.000/µl)
2) Kultur urin dan pengecatan gram untuk kuman penyebab infeksi
3) Analisa urin (urinalisis) untuk melihat apakah disertai
6
menunjukan bahwa kepala dan tubuh epididimis (tanda panah) membesar dan
relatif hipoecoic terhadap testis normal (T). Penebalan dinding (*) dan reaktif
hidrokel (h) juga terlihat. Pencitraan Power Doppler menunjukan peningkatan
perfusi epididimis. 8
2) Nuclear Scintigraphy
Pemeriksaan ini menggunakan technetium-99 tracer dan
dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah
yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. Pada epididimitis
akut, akan terlihat gambaran peningkatan penangkapan kontras.
Memiliki sensitivitas dan spesifitas 90-100% dalam menentukan
daerah iskemia akibat infeksi. Pada keadaan skrotum yang hiperemis
akan timbul diagnosis negatif palsu. Keterbatasan dari pemeriksaan
ini adalah harga yang mahal dan sulit dalam melakukan interpretasi
3) Vesicouretrogram, cystourethroscopy, dan USG abdomen (VCUG)
8
Epididimitis Onset nyeri secara Nyeri epididimis lokal yang Epididimis yang
bawah; gejala infeksi refleks kremaster normal; pereda aliran darah pada color
bawah Prehn)
Orchitis Nyeri testis muncul tiba- Pembengkakan dan nyeri testis; Massa testis atau testis
hipervaskular
Testicular Nyeri akut, biasanya parah High-riding testis dengan orientasi Testis yang tampak
I. Tatalaksana
1. Non Medikamentosa 10
a. Pengurangan aktivitas
b. Skrotum lebih ditinggikan dengan melakukan tirah baring total selama
9
11
Gambar 6. Scrotal exploration
b. Epididymectomy
11
Gambar 7. Epididymectomy
J. Komplikasi 8
1. Abses dan pyocele pada skrotum
2. Infark pada testis
3. Epididimitis kronis dan orchalgia
4. Atrofi testis yang diikuti hipogonadotropik hipogonadism
5. Fistula kutaneus
K. Pencegahan 9
1. Pemberian profilaksis
2. Menjaga hygiene alat kelamin
3. Menggunakan alat pelindung
4. Tidak mlakukan hubungan seksual
L. Prognosis 9
Epididimitis akan sembuh total bila menggunakan antibiotik yang tepat dan
adekuat serta melakukan hubungan seksual yang aman dan mengobati partner
seksualnya. Kekambuhan epididimitis pada seorang pasien adalah hal yang biasa
terjadi. Jika epididimitis tidak diobati maka akan memperparah kondisi dan
dapat berlangsung dalam waktu lama (kronis).
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12