“ UD.LIMA MANIS”
DISUSUN OLEH :
RIVALDY
(19110446)
M.IRFAN W.S
(19110505)
TEBING TINGGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Terimakasih kepada Dosen
Pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta didik, tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-ide dan waktunya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini ,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini .
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Konteks Penelitian...................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.....................................................................................................2
BAB II.KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................3
A. Eksternalitas dan Aplikasinya..................................................................................3
B. Kebijakan Pemerintah..............................................................................................5
C. Aplikasi Biaya dan Perpajakan.................................................................................6
D. Eksternalitas.............................................................................................................9
BAB III .PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN...........................................................11
A. Paparan Data Penelitian.........................................................................................11
1. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................11
2. Hasil Interview, Observasi, dan Dokumentasi Pendukung..............................11
B. Temuan Penelitian..................................................................................................15
Kesimpulan sementara dilapangan.........................................................................15
C. Pembahasan............................................................................................................17
1. Apakah temuan di lapangan sama atau berbeda dengan teori..........................17
2. Apakah temuan di lapangan mendukung atau menolak teori yang ada...........17
BAB IV. PENUTUP...............................................................................................................18
Kesimpulan..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Nama Kelompok
Surat Pengantar Riset
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Elatisitas harga penawaran menukur berapa banyak perubahan jumah penawaran sebagai
akibat dari perubahan harga. Elastisitas ini sering kali bergantung pada jumlah waktu
yang terkait. Dalam kebanyakan pasar, penawaran bersifat elastis dalam jangka panjang
daripada jangka pendek.
1
Elatisitas harga penawaran dihitung sebagian presentase perubahan dalam jumlah
penawaran dibagi dengan presentase perubahan harga. Jika elastisitas kurang dari 1
sehingga jumlah penawaran berubah lebih kecil dari harga maka penawaran disebut
inelastis. Jika elastisitas lebih besar dari 1 sehingga jumlah penawaran lebih besar dari
harga maka penawaran bersifat elastis.
Alat analisis penawaran dan permintaan dapat diterapkan dalam berbagai bentuk pasar.
Bab ini memakai alat analisis ini untuk menganalisis pasar beras, pasar minyak, dan pasar
obat-obat terlarang.
Kami telah melakukan penelitian di “UD.Lima Manis” . Objeknya
adalah bagaimana elastisitas permintaan dan penawaran terhadap roti “UD.Lima
Manis” yang mengalami pergeseran dalam penawaran dan permintaannya.
Dipilihnya usaha roti ini, karena roti banyak diminati oleh seluruh kalangan
masyarakat , baik kalangan atas , menengah, maupun bawah .
B. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis elastisitas
2. Mengetahui gambaran elastisitas dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang
3. Dapat menghitung tingkat elastisitas permintaan dan penawaran serta menjelaskan
jenis dan artinya
4. Mengetahui pengaruh kebijakana pemerintah dalam pengendalian harga dan pajak
terhadap permintaan dan penawaran .
5. Menganalisa adanya eksternalitas dan ketidak efisienan pasar dan solusinya serta
kebijakan public terhadap eksternalitas tersebut .
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jika T adalah besaran pajak dan Q adalah kuantitas penjualan barang yang dikenai pajak,
maka total penerimaan yang diperoleh pemerintah dari pajak adalah T x Q. Dengan
penerimaan pajak inilah, pemerintah membiayai berbagai program dan jasa pelayana umum
untuk penduduknya, mulai dari menyediakan sarana transportasi umum, polisi, sarana
pendidikan, dan bantuan langsung kepada kelompok masyarakat miskin.
Dalam kenyataanya, keuntungan pajak itu tidak untuk dinikmati pemerintah melainkan
disalurkan kembali untuk kepentingan masyarakat luas.
Surplus total adalah bidang yang berada diantara kurva penawaran dan kurva permintaan.
4. Perubahan kesejahteraan
Pajak mengakibatkan kerugian bagi penjual dan pembeli, dan disisi lain memberikan
keuntungan bagi pemerintah.
Perubahan total kesejahteraan mencakup perubahan atas surplus konsumen (yang negatif),
perubahan surplus produsen (yang juga negatif), dan perubahan penerimaan pajak (positif).
Dengan demikian, kerugian berupa penurunan surplus produsen dan penurunan surplus
konsumen melebihi keuntungan berupa penerimaan pajak yang diterima pemerintah.
Penurunan surplus total akibat pengenaan pajak (atau beberapa kebijakan lainnya) yang
mendistorsi hasil pasar inilah yang disebut sebagai kerugian beban baku (dead weight loss).
Ekuilibrium penawaran dan permintaan akan memaksimalkan surplus total bagi para penjual
dan pembeli di pasar. Namun, jika pajak yang harus dikenakan menaikkan harga yang harus
dibayar pembeli dan menurunkan harga yang akan diterima penjual, maka pajak itu akan
menciptakan insentif atau semacam dorongan bagi para pembeli untuk mengurangi
konsumsinya. Dalam waktu bersamaan pajak itu juga menimbulkan insentif bagi penjual
untuk menurunkan produksinya. Begitu para pembeli dan penjual benar-benar bereaksi pada
insentif itu, maka total output atau ukuran pasar pun menyusut dibawah ukuran optimumnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengenaan pajak memang dapat mendistorsi insentif, dan
mengakibatkan pasar tidak mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien.
Keuntungan potensial yang terkandung dalam perdagangan—selisih antara nilai barang bagi
pembeli dan biaya produksinya bagi penjual—lebih kecil daripada besarnya pajak. Jadi
perdagangan itu tidak langsung terjadi ketika pajak diterapkan. Disini kita melihat bentuk lain
dari kerugian beban naku, yakni hilangnya surplus karena penerapan pajak mendorong
pembeli dan penjual menunda perdagangan yang sebenarnya menguntungkan kedua belah
pihak.
7
v Jika penawarannya relatif inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan
pajak kecil.
v Jika penawarannya relatif elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan
pajak besar.
v Jika permintaannya relatif inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan
pajak kecil.
v Jika permintaanya relatif elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan
pajak besar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, semakin besar elastisitas penawaran dan
permintaannya, akan semakin besar kerugian beban baku pajaknya.
Para pembuat kebijakan ditingkat lokal, provinsi, negara bagian, hingga tingkat federal
maupun nasional seringkali tergoda untuk menaikkan atau menurunkan tarif pajak demi
memacu perekonomian sekaligus memperbesar pendapatan pemerintah.
Ketika tarif pajak rendah kerugian beban baku masih kecil ukurannya. Namun ketika tarif
dinaikkan kerugian beban baku pun semakin membesar.
Sebenarnya, kerugian beban baku lebih tinggi daripada kenaikkan tarif pajak itu sendiri. Jika
tarif pajaknya berlipat dua, misalnya, maka kerugian beban bakunya akan bertambah empat
kali lipat. Kalau misalnya, tarif pajaknya naik tiga kali lipat maka kerugian beban bakunya
akan melonjak sembilan kali lipat.
Penerimaan pajak (tax revenue) yang diterima pemerintah adalah hasil perkalian antara tarif
pajak dengan jumlah penjualan.
Seiring dengan kenaikan tarif pajak, kerugian beban baku yang ditimbulkan pun semakin
meningkat . penigkatan tarif pajak memang dapat memperbesar pendapatan pajak
pemerintah, namun, setelah melewati titik tertentu justru akan mengurangi penerimaan pajak
bagi pemerintah.
B. Advalorem
C. Proposional
D. Degresif dan
E. Tarif tetap.
D. Eksternalitas
Konsep Elastisitas , Elastisitas dapat diistilakan kepekaan, atau kepekaaan terhadap
sesuatu. Sedangkan elastisitas permintaan adalah kepekaan permintaan terhadap
perubahan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Termasuk factor-faktor
tersebut adalah harga barang atau jasa, pendapatan konsumen, selera dan jumlah
penduduk. Elastisitas penawaran adalah kepekaan terhadap perubahan factor-faktor yang
mempengaruhi penawaran, seperti harga barang dan jasa, biaya produksi ,teknologi ,
sumber daya , dan peraturan.
Sedangkan konsep Eksternalitas
Bila suatu perusahaan melakukan suatu aktivitas bisnisnya, maka dia akan menghasilkan
berbagai macam barang dan jasa beserta dampaknya bagi masyarakat luas. Sebagian dari
dampak tersebut akan memberikan :
1. Manfaat bagi masyarakat (benefit to society)
a. Penciptaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masyarakat
b. Penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
c. Pengalokasian sumber daya lebih efisien
9
2. Beban dan biaya bagi masyarakat
a. Polusi yang dapat merusak kualitas dan kenyamanan lingkungan hidup
b. Eksploitasi lingkungan dan tenaga kerja
c. Eksploitasi konsumen
Seperti disinggung diatas bahwa keberadaan (eksistensi) dari suatu perusahaan akan
memberikan dampak tidak saja kepada internal perusahaan, tetapi juga akan berdampak
kepada eksternal perusahaan. Dampak terhadap eksternal ini disebut ekstenalitas, yaitu
dampak atau akibat keberadaan perusahaan yang diterima oleh pihak yang tidak ada sangkut
pautnya dengan perusahaan, baik sebagai pemilik, pekerja konsumen, pemasok atau kreditor.
Dengan demikian maka eksternalitas yang dihasilkan perusahaan dapat berupa eksternalitas
positif atau dampak positif maupun eksternalitas negative berupa dampak negative bagi
masyarakat.
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian terhadap “UD.Lima Manis” pembuatan roti
bahwa dampak eksternal dari adanya sebuah usaha roti di tengah – tengah lingkungan
masyarakat memberikan dampak positif sebab usaha yang dijalankan pak Iman ini salah
satunya mengurangi pengangguran untuk lingkungan sekitarnya .
10
BAB III
11
14
Dokumentasi Pendukung
B. Temuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyajikan temuan penelitian dengan rumusan masalah
yang ada , yaitu :
Dari hasil wawancara diatas kami mencoba untuk menjabarkan nya menjadi
serangkai penelitian. UD.Lima Manis merupakan usaha yang di dirikan sejak
tahun 2013 silam. Awalnya usaha yang mulai dikembangkan Bapak Iman ini
menjajakan 5 macam produk roti. Tapi setelah melihat permintaan masyarakat
terhadap roti yang semakin banyak, kini produk yang dihasilkan Bapak Iman
menjadi 12 macam produk, sehingga dalam sekali produksi, usaha ini dapat
menawarkan produknya hingga 10 ribu roti atau bahkan lebih.
Kenaikan atau penurunan permintaan pada masyarakat terhadap roti bisa
berubah jika upah masyarakat menurun, maka permintaan roti secara tidak
langsung juga ikut menurun. Dan apabila terjadi kenaikan dalam upah masyarakat
maka permintaan roti pun ikut naik, karena logikanya semakin tinggi tingkat
pendapatan masyarakat, maka akan semakain tinggi pula kebutuhannya.
15
Elastisitas jangka pendek dan jangka panjang
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena
perubahan harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika
dimensi waktunya satu tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka
pendek. Bila lebih dari satu tahun, kita berbicara elastisitas jangka panjang.
Elastisitas Permintaan
1) Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang
tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang
dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab yaitu:
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka. contohnya,
bila harga roti naik konsumen yang biasa makan roti banyak (lebih dari tiga bungkus perhari),
sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek. Akibatnya permintaan roti dalam jangka
pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding dalam jangka panjang.
Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain,
yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya, bila harga BBM naik,
maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan mengurangi jam pemakaian
kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas harga lebih besar. Tetapi konsumen
tidak dapat mengubah jumlah stok kendaraannya, atau segera menggantikan kendaraannya
dengan model yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dalam dua atau tiga tahun
kemudian, dengan mobil yang lebih efisien, penurunan BBM akan lebih besar. Sehingga
elastisitas harga permintaan jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.
Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang tahan lama
atau durable goods), permintaannya lebih elastis dalam elastis dalam jangka pendek
dibanding jangka panjang. Misalnya, jika harga mobil naik 10%, dalam jangka pendek
permintaan terhadap mobil dapat saja turun sekitar 15%. Tetapi dalam jangka panjang, karena
banyak mobil yang harus diganti (replaced), pembelian akan naik lagi, sehingga penurunan
permintaan dalam jangka panjang kurang dari 15%.
16
Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang,
dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi
kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek. Contohnya, perusahaan roti UD. Lima
Manis tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari satu tahun, tetapi
dalam waktu tiga atau empat tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan roti dalam
jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.
C. Pembahasan
1. Apakah Temuan Dilapangan Sama atau Berbeda Dengan Teori
Jika dikaitkan dengan hasil penelitian terhadap “UD.Lima Manis” pembuatan roti bahwa
elastisitas dan aplikasinya berpengaruh dalam kegiatan usaha, hal itu dibuktikan dengan
adanya prinsip ini berguna sebagai landasan dalam menyusun penjualan suatu perusaahaan
jika diketahui sifat responsif permintaan terhadap produksi (penawaran) perusahaan maka
perusahaan dapat menentukan apakah untuk menaikkan hasil penjualannya perlu menaikkan
produksi atau tidak. Penerapan konsep dari elastisitas adalah untuk meramalkan apa yg akan
barang/jasa dinaikan pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap
permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman
seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa
besar penerimaan penjualan yg akan ia peroleh.
2.Apakah Temuan Dilapangan Mendukung atau Menolak Teori
Dari penelitian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa temuan dilapangan mendukung
teori-teori yang ada , bahwa konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan
mereka. contohnya, bila harga roti naik konsumen yang biasa makan roti banyak (lebih dari
tiga bungkus perhari), sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek. Akibatnya
permintaan roti dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit dibanding
dalam jangka panjang. Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam
jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan
mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek. Contohnya,
perusahaan roti UD. Lima Manis tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu
kurang dari satu tahun, tetapi dalam waktu tiga atau empat tahun. Dengan demikian kurva
penawaran akan roti dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.
17
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu.com
3 MHD.IRFANDY.W.SIREGAR 19110505
4 RIVALDY 19110446