0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Entrepreneurial University dan perbedaan antara entrepreneur dan intrapreneur.
2. Entrepreneurial University bertujuan untuk menanamkan semangat kewirausahaan pada mahasiswa.
3. Perbedaan utama antara entrepreneur dan intrapreneur adalah status kepemilikan bisnis dan tingkat tanggung jawab yang dimiliki.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Entrepreneurial University dan perbedaan antara entrepreneur dan intrapreneur.
2. Entrepreneurial University bertujuan untuk menanamkan semangat kewirausahaan pada mahasiswa.
3. Perbedaan utama antara entrepreneur dan intrapreneur adalah status kepemilikan bisnis dan tingkat tanggung jawab yang dimiliki.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Entrepreneurial University dan perbedaan antara entrepreneur dan intrapreneur.
2. Entrepreneurial University bertujuan untuk menanamkan semangat kewirausahaan pada mahasiswa.
3. Perbedaan utama antara entrepreneur dan intrapreneur adalah status kepemilikan bisnis dan tingkat tanggung jawab yang dimiliki.
1. Maksud dari Entrepreneurial University disimpulkan sebagai Universitas yang dalam
keberjalanannya menerapkan jiwa-jiwa kewirausahaan, diantaranya jiwa kepeloporan, solutif dan inovatif. Dan tujuannya antara lain: Mengembangkan jiwa kewirausahaan Mempertajam soft skill kombinasi dari keterampilan bekerja bersama tim , keterampilan sosial , keterampilan komunikasi , karakter atau kepribadian, menavigasi lingkungan. Mencapai Target, Actual, Effective Marketing & Sales (hard skill) 2. Salah satu universitas Penyelenggara Entrepreneurial University di Indonesia adalah ITB (Institute Teknologi Bandung) dan salah satu universitas di luar negeri adalah Harvard University (Amerika). Tujuan universitas menyelenggarakan EU untuk menerapkan dan menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan yang terus ditingkatkan. 3. Karakter Building perlu diajarkan karena memiliki kreativitas yang tinggi yang harus dimiliki oleh mahasiswa tak terkecuali dalam dunia wirausaha. Kewirausahaan merupakan gabungan kreativitas dan inovasi serta keberanian hadapi resiko bekerja keras dalam membentuk dan membangun usaha dimana nantinya akan menumbuhkan motivasi kewirausahaan di kalanagan mahasiswa, membangun sikap mental wirausaha, meningkatkan kecakapan dan keterampilan, dan menumbuhkembangkan wirausaha- wirausaha baru. Seperti contoh negara maju yaitu Amerika, Singapura, dan beberapa negara maju lainnya, mereka dapat maju karena masyarakat negaranya banyak yang berwirausaha dimana sebuah bangsa bisa maju jika wirausahanya maju. 4. Maksud dari penulis tentang pernyataan tersebut adalah karena perubahan lingkungan yang dapat diakomodasi melalui pengoptimalan komersialisasi dan komoditasi jasa. Esensi ini berbeda pada era saat ini, pentingnya membangun network untuk mengoptimalkan network resources dari pihak luar yang intinya berkekuatan social capital, share value, relationship (Salamsadeh et al., 2011; EULP, 2013). 5. Entrepreneur berarti pengusaha, yaitu orang yang pandai atau berbakat dan inovatif dalam melakukan aktivitas kewirausahaan baik mengenali produk baru, menentukan cara produksi produk baru, menyusun manajemen operasional pengadaan produk, memasarkan produk, dan mengatur sistem permodalan usahanya. Sedangkan Intrapreneur berarti sebagai orang yang memiliki jiwa pengusaha tetapi tidak memiliki atau memimpin usaha sendiri. Dan perbedaannya antara lain: Dalam aspek status, entrepreneur berstatus sebagai pemilik bisnis atau usaha, sedangkan intrapreneur statusnya adalah sebagai karyawan suatu perusahaan. Dalam aspek wilayah kerja, Wilayah kerja seorang entrepreneur adalah di luar lingkup perusahaan. Artinya, entrepreneur tidak terikat dan bernaung pada perusahaan lain, tetapi pada perusahaannya sendiri. Berbeda dengan intrapreneur yang bekerja di dalam lingkup perusahaan yang terikat dengan aturan perusahaan yang menaunginya. Seorang intrapreneur bekerja dengan keterampilan kewirausahaannya guna mendorong inovasi di perusahaan tempatnya bekerja. Dalam aspek tujuan, Seorang entrepreneur bekerja dengan tujuan untuk berinovasi dan menciptakan sesuatu yang baru dari nilai sosio-ekonomi.. Sedangkan intrapreneur hanya berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam aspek resiko, Sebagai pemilik usaha, entrepreneur jelas memiliki
risiko yang lebih besar dibandingkan dengan intrapreneur. Dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil berkenaan dengan upaya merealisasikan ide ke dalam bentuk suatu produk yang inovatif, entrepreneur memikul tanggung jawab dan menanggung risiko penuh atas setiap kegagalan atau kesuksesan yang dihasilkan. Sedangkan Intrapreneur bekerja menggunakan kreativitas dan keterampilan kewirausahaannya untuk menghasilkan suatu inovasi yang bermanfaat bagi perusahaan tanpa menanggung risiko atas aktivitas yang dilakukan.
Dalam aspek pengambilan keputusan, Segala keputusan terkait dengan
jalannya usaha berada di tangan entrepreneur sendiri, karena memiliki independensi untuk mengeksekusi mimpi-mimpinya menjadi kenyataan. Berbeda dengan intrapreneur yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri atas setiap aktivitas kerja yang dilakukannya meski ia memiliki kebebasan untuk menuangkan ide dan kreativitasnya. Keputusan diambil oleh pemimpin perusahaan atau upaya kolaborasi tim kerja. Dalam aspek orientasi layanan, Entrepreneur menjalin hubungan dengan pelanggan, sedangkan intrapreneur menjalin hubungan dengan perusahaan Dalam aspek fokus perhatian, Entrepreneur lebih berfokus pada peningkatan penjualan dan keuntungan, serta berupaya untuk lebih kompetitif sehingga dapat bertahan dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Sementara fokus perhatian dari intrapreneur lebih diarahkan pada pengembangan teknologi dan perubahan pasar.
Dalam aspek keuntungan, Entrepreneur sebagai pemimpin sekaligus
pemilik bisnis keuntungannya lebih pada kebebasan untuk memutuskan segala sesuatu terkait dengan bisnisnya, mulai dari budaya kerja, penentuan jadwal dan jam kerja, kebijakan, pengelolaan modal, dan lainnya. Lain halnya dengan intrapreneur yang keuntungannya lebih pada penyediaan sumber daya yang mendukung aktivitas kerjanya. Intrapreneur dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang disediakan perusahaan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, intrapreneur juga memanfaatkan pendanaan dari perusahaan.
Dalam aspek kesalahan atau kegagalan, Ketika
seorang entrepreneur menyadari bahwa langkah yang dilakukannya salah sehingga tidak menguntungkan bisnisnya, maka ia akan segera memperbaiki kesalahan tersebut dengan mengambil upaya inovasi baru. Berbeda dengan intrapreneur, di mana ketika ia melakukan kesalahan maka akan menyimpannya lebih dulu dan menjadikannya rahasia, karena dikhawatirkan akan berdampak pada kegagalan.