Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I


Dosen Koordinator: Musri, S.Kp., Mn.
Dosen Pembimbing: Dedi Supriadi, S.Kep., Ners., M.Kep

Kelompok G
Leader : Ilham Febriansyah 213119114
Scriber 1 : Nuridho Hayati 213119117
Scriber 2 : Nadia Rahmatunnisa A. 213119118

Anggota:

Alinda Nirbaya 213119115 Karina Oktaviani 213119123


Arvica Widya 213119116 Airin Julianan T N 213119124
Reneitha Esa A 213119119 Dafariza Arkhabi 213119125
Reizihan Fadhilah 213119120 Anggy Rizky A 213119126
Devi Puspitasari 213119121 Ganjar Tresna 213119127
Wisnu Setiawan 213119122 Abiyyu Hilmi R 213119128
Risya Novita Sari. 213119130 Brilyan Rahmadani 213119112

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Diskusi Kelompok Keperawatan Medikal
Bedah I” dengan baik, solawat serta salam semoga tercurah limpah kepada Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, dan mudah mudahan sampai kepada kita
selaku umat-Nya. Aamiin. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Dedi Supriadi,
S.Kep., Ners., M.Kep selaku dosen pembimbing Diskusi Kelompok kami, juga pihak-pihak
terkait yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Tim penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penyusun telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang di miliki sehingga makalah dapat
selesai dengan baik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi
kami. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta memberi manfaat bagi pembaca. Aamiin.

Cimahi, 30 Mei 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................4

A. Latar Belakang ..................................................................................4


B. Batasan Masalah.................................................................................4
C. Rumusan Masalah..............................................................................4
D. Tujuan Masalah..................................................................................5
E. Metode Penulisan...............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6

A. Skenario Kasus...................................................................................6
B. Step 1 Klasifikasi Masalah.................................................................6
C. Step 2 Identifikasi Masalah................................................................8
D. Step 3 Analisa Masalah .....................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................20

A. Kesimpulan......................................................................................20
B. Saran................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21

3
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit inflamasi dari saluran pernafasan yang melibatkan inflamasi
pada saluran pernafasan dan mengganggu aliran udara, dan dialami oleh 22 juta warga
Amerika. Inflamasi saluran nafas pada asma meliputi interaksi komplek dari sel,
mediator-mediator, sitokin, dan kemokin. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.
Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.
Di Indonesia, asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian.
Hal tersebut tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
diberbagai propinsi di Indonesia. SKRT 1986 menunjukkan asma menduduki urutan
ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditi) bersama-sama dengan bronkitis kronik
dan empisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan empisema sebagai
penyebab kematian (mortaliti) ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6%. Tahun 1995,
prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000 dibandingkan bronkitis kronik
11/1000 dan obstruksi paru 2/1000.

B. Batasan Masalah
Laporan diskusi ini membahas tentang:
1. Step 1 : Klasifikasi masalah
2. Step 2 : Identifikasi masalah
3. Step 3 : Analisa Kasus

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan asma?
2. Bagaimana asma bisa terjadi?
3. Jelaskan manifestasi dari penyakit tersebut.
4. Sebutkan komplikasi yang terjadi dengan pasien asma.
5. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan pada klien tersebut?
6. Buat askep pada klien tersebut sesuai dengan kasus diatas :

4
a. Pengkajian
b. 2 diagnosa keperawatan
c. Perencanaan

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari asma.
2. Untuk mengetahui terjadinya asma.
3. Untuk mengetahui manifestasi dari penyakit asma.
4. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada pasien.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan pada
klien.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sesuai kasus tersebut.

E. Metode Penulisan
Metode penyusunan makalah ini dengan cara berdiskusi dan mencari sumber
informasi dari jurnal dan buku.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Skenario Kasus
Tn. K berumur 51 tahun Klien mengatakan sesak sejak kemarin siang disertai
batuk, mual, pusing. Tanggal 2 April 2021 jam 12.30 WIB dibawa ke
rumah sakit. Kemudian jam 13.00 WIB dipindahkan ke paru. Klien
mengatakan mempunyai riwayat penyakit asma kurang lebih sudah 4 tahun
Dalam keluarga neneknya dulu memiliki riwayat penyakit sama. Klien
mengatakan asmanya akan kambuh kalua dia berada di udara yang dingin.
Tanda-tanda vital TD 120/80 mmHg Nadi 96 x/menit Suhu 38oC, Respirasi 30
x/menit, saturasi oksigen 96%. Pada pemeriksaan pernapasan didapatkan data:
sesak, batuk non produktif, bentuk dada simetris, pergerakan nafas simetris
Irama nafas tidak teratur, suara nafas wheezing kanan kiri, tidak ada nafas
tertinggal. Terapi yang diberikan O2 masker NRBM 8 lpm Infus Futrolit 28
tpm Injecti: Ranitidin 1x1 ampul Cinam 2x1,5 gr Metylpredicom 3x 62,5 gr
Nebul : pulmicort 3x1 Ventolin 4x1 .

Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan asma?
2. Bagaimana asma bisa terjadi?
3. Jelaskan manifestasi dari penyakit tersebut.
4. Sebutkan komplikasi yang terjadi dengan pasien asma
5. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan pada klien
tersebut?
6. Buat askep pada klien tersebut sesuai dengan kasus diatas
a. Pengkajian
b. 2 diagnosa keperawatan
c. Perencanaan

B. Step 1 Klasifikasi Masalah


Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan wheezing? (Risya 130)
2. Apa yang dimaksud dengan ranitidin? (Devi 121)
3. Apa yang dimaksud dengan respirasi? (Airin 124)

6
4. Apa yang dimaksud dengan ventolin? (Alinda 115)
5. Apa yang dimaksud dengan metylpredicom? (Nuridho 117)
6. Apa yang dimaksud dengan Pulmicort? (Dafariza 125)
7. Apa yang dimaksud dengan futrolit? (Ganjar 127)
8. Apa yang dimaksud dengan cinam injeksi? (Brilyan 129)

Jawaban:
1. Mengi atau wheezing adalah istilah untuk menggambarkan suara bernada
tinggi yang terdengar saat sedang bernapas. Mengi merupakan gejala dari
gangguan pernapasan serius yang membutuhkan pertolongan dokter
sesegera mungkin. Mengi ditandai dengan bunyi napas seperti bersiul, dan
bisa disertai dengan sesak napas atau terkadang demam (Arvica 116)
2. Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk menangani gejala atau
penyakit yang berkaitan dengan produksi asam berlebih di dalam lambung.
Produksi asam lambung yang berlebihan dapat membuat memicu iritasi
dan peradangan pada dinding lambung dan saluran pencernaan. Obat ini
sering digunakan untuk mengatasi radang atau tukak pada lambung, usus,
serta esofagitis. Ranitidine berkerja secara kompetitif pada reseptor H2
yang mengurangi sekresi asam lambung.
Ranitidin akan menghambat sekresi asam lambung berlebih. Beberapa
kondisi yang dapat ditangani dengan ranitidin adalah tukak lambung, sakit
maag, penyakit refluks asam lambung (GERD), dan sindrom Zollinger-
Ellison. (Reizihan 120)
3. Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbon dioksida ke lingkungan. (Karina 123)
4. Ventolin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit pada
saluran pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK). Zat aktif yang menjadi kandungan ventolin adalah salbutamol.
Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan kapsul, tablet, sirup, inhaler, dan
nebules. (Nadia 118)
5. Metilpredinosolon atau methylprednisolone adalah obat untuk mengatasi
penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti lupus dan multiple

7
sclerosis. Methylprednisolone juga digunakan untuk meredakan reaksi
alergi, seperti penyakit asma. methylprednisolone digunakan dalam
penanganan penyakit paru obstruksi kronik, croup, radang sendi, psoriasis,
colitis ulcerosa, lalergi, gangguan fungsi kelenjar endokrin, gangguan lain
pada kulit, mata, patu, lambung, sistem saraf dan juga sel darah.
Methylprednisolone bekerja dengan menekan sistem imun, sehingga tubuh
tidak melepas senyawa kimia yang memicu terjadinya peradangan. Selain
lupus dan multiple sclerosis, beberapa penyakit lain yang dapat
menyebabkan reaksi peradangan adalah rheumatoid arthritis, psoriasis,
kolitis ulseratif, dan Crohn’s disease. (reizihan 120)
6. PULMICORT 0.25 MG/ML RESPULES merupakan obat inhaler yang
mengandung Budesonide 0.25 mg/ml. Obat ini digunakan untuk
meredakan dan mencegah gejala serangan asma, seperti sesak napas dan
mengi. Obat ini bekerja langsung pada saluran pernapasan dengan
mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran napas, saat serangan
asma terjadi. Dalam menggunakan obat ini harus sesuai dengan petunjuk
dokter. (Anggy 126)
7. Futrolit adalah sediaan infus yang digunakan untuk membantu mengatasi
kebutuhan karbohidrat, cairan, dan elektrolit pada masa sebelum, selama
dan sesudah operasi. Futrolit juga digunakan untuk membantu mengatasi
dehidrasi isotonik (kondisi dimana tubuh kehilangan banyak air dan juga
natrium dengan kadar yang sama). (Brilyan 129)
8. Cinam adalah produk obat yang mengandung Sultamicillin (Ampicillin Na
dan Sulbactam) dengan bentuk injeksi yang diproduksi oleh Sanbe Farma.
Cinam digunakan untuk mengobati Infeksi kulit dan struktur kulit, infeksi
dalam perut, infeksi ginekologi. Cinam termasuk dalam golongan
kombinasi penisilin dan inhibitor beta-laktamase yang digunakan dalam
pengobatan infeksi sistemik. Cinam digunakan untuk mengobati Infeksi
kulit dan struktur kulit, infeksi dalam perut, infeksi ginekologi (infeksi
kelamin). Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Cinam,
antara lain nyeri pada tempat injeksi, lidah hitam "berbulu", mual, muntah,
diare, reaksi hipersensitivitas, efek hati, kelainan darah, efek ginjal. (Devi
121)

8
C. Step 2 Identifikasi Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asma?
2. Bagaimana asma bisa terjadi?
3. Jelaskan manifestasi dari penyakit tersebut.
4. Sebutkan komplikasi yang terjadi dengan pasien asma.
5. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan pada
klien tersebut?
6. Buat askep pada klien tersebut sesuai dengan kasus diatas :
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan

D. Step 3 Analisa Kasus


1. Apakah yang dimaksud dengan asma?
Jawaban :

Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga
menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari. (Risya 130)

Juga merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai dengan
mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas.
Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Secara umum faktor risiko yang
dapat memicu terjadinya asma terbagi atas faktor genetik dan lingkungan.
(Nuridho 117)

2. Bagaimana asma bisa terjadi?


Jawaban :

Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu dan menjadi penyebab asma :

a. Infeksi, terutama yang berhubungan dengan saluran napas atas seperti flu
b. Bulu binatang
c. Asap rokok, polusi udara
d. Obat-obatan, misalnya obat pereda sakit anti-inflamasi nonsteroid seperti
aspirin dan ibuprofen
e. Emosi berlebihan, misalnya tertawa terbahak-bahak
f. Alergi makanan, misalnya alergi kacang-kacangan

9
g. Stres
h. Cuaca, termasuk perubahan suhu udara, udara dingin, lembap
i. Kondisi dalam ruangan yang lembap atau berdebu
j. Olahraga.
(Arvica 116)

3. Jelaskan manifestasi dari penyakit tersebut!


Jawaban :
a. Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih domenonjo

1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum


2) Wheezing
3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada
rongen paru
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.
(Devi 121)

10
4. Sebutkan komplikasi yang terjadi dengan pasien asma!
Jawaban :

Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita asma diantaranya (Kurniawan


Adi Utomo, 2015) :

a. Pneumonia
Adalah peradangan pada jaringan yang ada pada salah satu atau kedua paru –
paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
b. Atelektasis
Adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru – paru akibat penyumbatan saluran
udara (bronkus maupun bronkiolus).
c. Gagal nafas
Terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan terjadi pembentukan
karbondioksida dalam sel – sel tubuh.
d. Bronkhitis
Adalah kondisi dimana lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru –
paru yang kecil (bronkiolus) mengalami bengkak. Selain bengkak juga terjadi
peningkatan lendir (dahak). Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang –
ulang dalam upaya mengeluarkan lendir yang berlebihan.
e. Fraktur iga
Adalah patah tulang yang terjadi akibat penderita terlalu sering bernafas secara
berlebihan pada obstruksi jalan nafas maupun gangguan ventilasi oksigen. (Airin
124)
Berbagai komplikasi menurut Mansjoer (2008) yang mungkin timbul adalah :
f. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang
dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan
napas.
g. Pneumomediastinum
Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma “udara”, juga dikenal sebagai
emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di mediastinum.
Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini dapat disebabkan
oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru,
saluran udara atau usus ke dalam rongga dada .

11
h. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur dan
tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat
menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata.
Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi Aspergillus sp.
(Reizihan 120)

5. Pemeriksaan penunjang apakah yaang perlu dilakukan pada klien tersebut?


Jawaban :
a. Spirometri
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengukur faal paru, menilai
beratnya obstruksi, dan efek pengobatan. Pada asma kegunaan spirometri
disamakan dengan tensimeter pada penatalaksanaan hipertensi atau
glucometer pada diabetes melitus. Pemeriksaan spirometri penting dalam
menegakkan diagnosis karena banyak pasien asma tanpa keluhan, tetapi
pemeriksaan spirometri menunjukkan obstruksi. Hal tersebut mengakibatkan
pasien mudah mengalami serangan asma dan bila berlangsung lama dapat
berlanjut menjadi penyakit paru obstruksi kronik. Pemeriksaan spirometri
dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup
(inhalerataunebulizer) golongan adrenergik beta. Diagnosis asma
ditunjukkandengan adanya peningkatan VEP1 sebanyak≥ 12% atau ≥
200mL. Tetapi responyang kurang dari 12% atau kurang dari 200 mL tidak
berarti bukan asma. Hal tersebut dapat terjadi pada pasien yang sudah normal
atau mendekati normal.Respon terhadap bronkodilator juga tidak dijumpai
pada obstruksi saluran napas yang berat, karena obat tunggal bronkodilator
tidak cukup kuat memberikan efek yang diharapkan. Kemungkinan
diperlukan kombinasi obat golongan adrenergic beta,teofilin, dan korti
Kosteroid dalam jangka waktu pengobatan 2-3 minggu untuk melihat
reversibilitas pada hal yang disebutkan diatas. Reversibilitas dapat terjadi
tanpa pengobatan dan dapat dilihat dari hasil pemeriksaan spirometri yang
dilakukan pada saat yang berbeda, misalnya beberapa hari atau beberapa
bulan kemudian.
b. Uji provokasi bronkus
Apabila pemeriksaan spirometri normal, dapat dilakukan uji provokasi
bronkus untuk menunjukkan adanya hipereaktivitas bronkus. Beberapa cara
untuk melakukan uji provokasi bronkus meliputi uji provokasi dengan
histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam

12
hipertonik, dan dengan aqua destilata. Penurunan VEP1≥ 20% dianggap
bermakna. Uji dengan kegiatanjasmani dilakukan dengan menyuruh pasien
berlari cepat selama 6 menit sehingga mencapai denyut jantung 80%-90%
dari maksimum. Dianggap bermakna apabila penurunan APE (Arus Puncak
Ekspirasi)≥ 10%.3
Pemeriksaan uji provokasi bronkus mempunyai sensitivitas tinggi tetapi
spesifitas rendah, yang berarti hasil negatif dapat menyingkirkan diagnosis
asma persisten, namun hasil positif tidak selalu berarti pasien menderita
asma. Hasil positif dapat terjadi pada penyakit lain seperti rinitis alergi dan
gangguan dengan penyempitan saluran napas seperti PPOK, bronkiektasis,
dan fibrosis kistik.
c. Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat dominan pada asma, sedangkan pada bronchitis
kronis sputum yang dominan adalah neutrofil.
d. Pemeriksaan eosinofil total
Pada pasien asma jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat.Hal
tersebut dapat membantu untuk membedakan asma dengan bronkitis kronis.
Pemeriksaan eosinofil total juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan dosis kortikosteroid yang dibutuhkan oleh pasien asma.
e. Uji Kulit
Tujuan dari uji kulit adalah untuk menunjukkan adanya antbodi IgE spesifik
dalam tubuh. Uji alergen positif tidak selalu merupakan penyebab asma, jadi
uji tersebut hanya sebagai penyokong anamnesis.
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Pemeriksaan IgE total hanya berguna untuk menyokong adanya atopi
Pemeriksaan IgE spesifik lebih bermakna dilakukan apabila uji kulit tidak
dapat dilakukan atau hasilnya kurang meyakinkan.
g. Foto Dada
Tujuan dari foto dada adalah untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi
saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru.
h. Analisis Gas Darah
Analisis gas darah hanya dilakukan pada asma berat. Pada fase awal serangan
terjadi hipoksemia dan hipokapnia (PaCO2 < 35 mmHg), lalu pada stadium
yang lebih berat PaCO2 mendekati normal hingga normo-kapnia. Kemudian
pada asma yang sangat berat terjadi hiperkapnia (PaCO2≥ 45 mmHg),
hipoksemia, dan asidosis respiratorik.
i. Pemeriksaan eosinofil

13
Pada penderita asma, jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat.
Jumlah eosinofil total dalam darah membantu untuk membedakan asma dari
bronchitis kronik. (Alinda 115)

6. Buat askep pada klien tersebut sesuai dengan kasus diatas :


a. Pengkajian
b. 2 Diagnosa keperawatan
c. Perencanaan

Jawaban :

A. Pengkajian (*)

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Tn. K
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal pengkajian : 2 April 2021

b. Identitas Penanggung Jawab

Tidak diketahui data identitas penanggung jawab

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Keluhan utama
Klien mengatakan asmanya akan kambuh kalau dia berada di udara yang dingin
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sesak sejak kemarin siang disertai batuk, mual, pusing
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan mengatakan mempunyai riwayat asma kurang lebih sudah 4
tahun
d. Riwayat keluarga
Dalam keluarga neneknya dulu memiliki riwayat penyakit asma
e. Riwayat perkawinan
Tidak ditemukan data riwayat perkawinan

14
f. Riwayat psikososial
Tidak ditemukan data riwayat psikososial

3. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

a. Keadaan umum : klien sesak disertai batuk, mual, pusing


b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 96x/menit
- S : 38°C
- R : 30x/menit
- SaO2 : 96%
d. Pemeriksaan khusus :
1) Kepala : tidak ditemukan data pemfis kepala
2) Wajah : tidak ditemukan data pemfis wajah
3) Mata : tidak ditemukan data pemfis mata
4) Hidung : suara nafas wheezing kanan kiri, tidak ada nafas
tertinggal
5) Mulut : batuk non produktif
6) Telinga : tidak ditemukan data pemfis telinga
7) Leher : tidak ditemukan data pemfis leher
8) Ekstremitas Atas : tidak ditemukan data pemfis ekstremitas atas
9) Dada & Paru-paru: sesak, bentuk dada simetris, pergerakan nafas simetris,
irama nafas tidak teratur
10) Jantung : tidak ditemukan data pemfis jantung
11) Abdomen : tidak ditemukan data pemfis abdomen
12) Anus : tidak ditemukan data pemfis anus
13) Genetalia : tidak ditemukan data pemfis genetalia
14) Ekstremitas Bawah : tidak ditemukan data pemfis ekstermitas bawah
15) Badan bagian belakang: tidak ditemukan data pemfis badan bagian
belakang

4. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium/Diagnostik

15
Jenis pemeriksaan Hasil
O2 masker NRBM 8 lpm
Infus Futrolit 28 tpm
Injecti Ranitidin 1x1
Ampul Cinam 2x1,5 gr
Metylpredicom 3x62,5 ge
Nebul Pulmicort 3x1
Ventolin 4x1
(*) Devi 121, Karina 123

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas (D.0001)
2. Gangguan pola napas tidak efektif b.d gangguan neuromuskular (D.0005)

C. Intervensi Keperawatan (**)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Kriteria Intervensi


(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk efektif
tidak efektif b.d keperawatan selama 1x24 jam (I.01006)
hipersekresi jalan napas, diharapkan bersihkan jalan
yang ditandai dengan : nafas pasien meningkat Observasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi
DS : kemampuan
- Klien mengatakan Bersihkan jalan nafas batuk
sesak disertai batuk, (L.01001) - Monitor tanda
mual, pusing. 1. Batuk efektif dan gejala
- Klien mengatakan (menurun) infeksi saluran
memiliki riwayat asma 2. Frekuensi nafas nafas
kurang lebih sudah 4 (membaik) - Monitor input
tahun 3. Pola napas dan output
- Ada riwayat penyakit (membaik) cairan (mis.
asma di keluarga. 4. Wheezing jumlah dan
- Klien mengatakan (menurun) karakteristik)
asmanya akan kambuh
16
kalau dia berada di udara Terapeutik
yang dingin. - Atur posisi
Fowler atau
DO : Semi Fowler
- TD = 120/80 mmHg
- N = 96 x/menit Edukasi
- S = 38°C - Jelaskan tujuan
- R = 30 x/menit dan prosedur
- SPO2 = 96%. batuk efektif
- Anjurkan tarik
Hasil pemeriksaan dada nafas dalam
didapatkan data : sesak, melalui hidung
batuk non produktif, selama 4 detik
bentuk dada simetris, ditahan selama 2
pergerakan nafas detik kemudian
simetris. keluarkan dari
mulut dengan
bibir mencuci
(dibulatkan)
selama 8 detik
- Anjurkan
mengulangi
tarik nafas
dalam hingga 3
kali
- Anjurkan
batuk dengan
kuat langsung
setelah tarik
nafas dalam
yang ke 3

Kolaborasi
- Kolaborasi
17
pemberian
mukolitik atau
ekspektoran,
jika perlu.

2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan


b.d gangguan keperawatan selama 1x24 jam nafas (I.01011)
neuromuskular, yang diharapkan pola nafas pasien
ditandai dengan : membaik dengan kriteria Oservasi
hasil : - Monitor pola
DS : nafas (frekuensi,
- Klien mengatakan Pola nafas (L.01004) kedalaman,usah
sesak disertai batuk, 1. Dispnea a nafas)
mual, pusing. (meningkat) - Monitor bunyi
- Klien mengatakan 2. Frekuensi nafas nafas tambahan
memiliki riwayat asma (membaik) (mis.
kurang lebih sudah 4 gurgling,mengi,
tahun wheezing,ronkhi
- Ada riwayat penyakit kering)
asma di keluarga.
- Klien mengatakan Terapeutik
asmanya akan kambuh - Posisikan semi
kalau dia berada di udara Fowler atau
yang dingin. Fowler
- Berikan
minum hangat
DO : - Lakukan
- TD = 120/80 mmHg fisioterapi dada,
- N = 96 x/menit jika perlu
- S = 38°C - Berikan
- R = 30 x/menit oksigen, jika
- SPO2 = 96%. perlu

Hasil pemeriksaan dada Edukasi

18
didapatkan data : Irama - Anjurkan
nafas tidak teratur, suara asupan cairan
nafas wheezing kanan 2000 ml/hari,
kiri, tidak ada nafas jika tidak
tertinggal. kontraindikasi
- Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
** (Airin)

19
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Asma adalah penyakit inflamasi dari saluran pernafasan yang melibatkan
inflamasi pada saluran pernafasan dan mengganggu aliran udara. Inflamasi saluran
nafas pada asma meliputi interaksi komplek dari sel, mediator-mediator, sitokin, dan
kemokin. Selain mengetahui apa itu asma, kita juga dapat mengetahui bagaimana
penyakit asma bisa terjadi, bagaimana manifestasi dari penyakit tersebut, komplikasi
apa saja yang bisa terjadi, pemeriksaan penunjang apa saja yang dibutuhkan, dan
mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang akan dilakukan.

B. Saran
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma, maka beberapa saran
penulis sebagai berikut:

1) Untuk para penderita.


Jangan menganggap remeh penyakit yang anda derita. Namun, seringlah berkonsul
dengan dokter yang ada. Akan tetapi, jangan pula Anda terlalu memikirkan penyakit
anda, karena itu tidak akan membuat anda lebih baik.

2) Untuk keluarga penderita.


Perhatikanlah keluarga anda yang menderita penyakit asma. Karena asma adalah
penyakit yang cukup serius. Namun, perhatian dan pengamanan anda juga jangan
terlalu berlebihan karena bisa saja penderita merasa tertekan dan stres yang bisa
mengakibatkan asmanya kambuh.

3) Untuk para dokter atau ahli medis.


Rawatlah pasien anda dengan baik, jangan pernah meremehkan tingkat keparahan
penyakit asma yang diderita oleh pasien anda.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). "Definis Asma". [Online].


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/paru-obstruktif-kronik-dan-gangguan-
imunologi/definisi-asma (diakses pada 31 Mei 2021)

Imaniar, Erin. (2015). "Asma Bronkial Pada Anak". Jurnal Kesehatan dan Agromedicine.
2(4). [Online]. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1252 (diakses
pada 31 Mei 2021)

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-


sitiistian-6715-2-babii.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai