Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH KELOMPOK

PERUBAHAN ADAPTASI FISIOLOGIS DALAM KEHAMILAN


ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan,
Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir

DOSEN PENGAMPU:

DEWI SARTIKA SIAGAN SST., M.Keb

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan,Persalinan,Nifas,BBL
tentang”Perubahan Adaptasi Fisiologi Dalam Kehamilan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih


sedalam-dalamnya kepada Ibu Dewi Sartika Siagian,SST.,M.Keb selaku dosen
mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan,Persalinan,Nifas,BBL

Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,


oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami


mohon maaf.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 19 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .......................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sistem Reproduksi dan Payudara ......................................... 4

2.2. Sistem Endokrin, Kekebalan dan Perkemihan ..................... 5

2.3. Sistem Pencernaan, Musculoskeletal, Kardiovaskuler, dan

Integument ............................................................................ 43

2.4. Metabolisme Berat dan Indeks Masa Tubuh, Sistem

Pernafasaan dan Sistem Persyarafan .................................... 51

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .......................................................................... 70

3.2 Saran ..................................................................................... 7

DAFTAR

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap
nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler, integument
dan metabolism sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan
dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan
tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya
sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan
trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi
perubahan sistem reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, perkemihan,
pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan sistem integumen,
perubahan sistem metabolisme, sistem pernafasan, dan sistem persyarafan.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidakbegitu nyaman
dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang
normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak
mengganggu aktivitas, dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut
mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal
yang normal lagi.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja sistem reproduksi dan payudara ?
2. Apa saja sistem endokrin, kekebalan dan perkemihan ?
3. Apa saja sistem pencernaan, musculoskeletal, kardiovaskuler, dan
integument ?
4. Apa saja metabolisme berat dan indeks masa tubuh, sistem pernafasaan
dan sistem persyarafan ?

1.3.Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada ibu hamil
dalam sistem reproduksi, payudara, endokrin, kekebalan, perkemihan,
pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan sistem integumen,
perubahan sistem metabolisme, sistem pernafasan, dan sistem persyarafan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Reproduksi dan Payudara.

Perubahan fisiologis dalam masa kehamilan banyak perubahan-perubahan


yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan.Berikut beberapa
perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil,diantaranya:

2.1.1. Perubahan Sistem Reproduksi.


a. Vagina dan Vulva Vagina.
Sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau
penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang
menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda
Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan penyambung, dan
hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada otot polos yang
merenggang, akibat perenggangan ini vagina menjadi lebih lunak.
Respon lain pengaruh hormonal adalah seksresi sel-sel vagina
meningkat, sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam
karena adanya peningkatan PH asam sekitar 31 (5,2 – 6). Keasaman ini
berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri pathogen/bakteri
penyebab penyakit (Kumalasari,2015).
b. Uterus/ Rahim.
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang
untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh.Perubahan ini
disebabkan antara lain:
a) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah.
b) Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan
jaringan abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi
lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim
karena pertumbuhan janin (Kumalasari,2015).
c) Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama
hamil. Ukuran uterus sebelum hamil sekitar 8 x 5 x 3 cm dengan
berat 50 gram.Uterus bertambah berat sekitar 70-1.100 gram
selama kehamilan dengan ukuran uterus saat umur kehamilan
aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4.000 cc. Pada

4
perubahan posisi uterus di bulan 32 pertama berbentuk seperti
alpukat, empat bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan
berbentuk bujur telur. Pada rahim yang normal/ tidak hamil
sebesar telur ayam, umur dua bulan kehamilan sebesar telur
bebek, dan umur tiga bulan kehamilan sebesar telur angsa
(Kumalasari,2015). Dinding – dinding rahim yang dapat
melunak dan elastis menyebabkan fundus uteri dapat
didefleksikan yang disebut dengan Mc.Donald, serta
bertambahnya lunak korpus uteri dan serviks di minggu
kedelapan usia kehamilan yang dikenal dengan tanda Hegar.
Perhitungan lain berdasarkan perubahan tinggi fundus menurut
dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis maka
diperoleh, usia kehamilan 22-28 minggu : 24-26 cm, 28 minggu
: 26,7 cm, 30 minggu : 29-30 cm, 32 minggu : 29,5-30 cm, 34
minggu : 30 cm, 36 minggu : 32 cm, 38 minggu : 33 cm, 40
minggu : 37,7 cm.
c. Serviks.
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan
kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan
vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya 33 suplai darah dan
terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks
menjadi lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwic)
perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan
(Kumalasari,2015).
d. Ovarium.
Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.Pada
kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga
terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen
dan progesterone (Kumalasari,2015).
e. Kulit.
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang
mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin).
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis
gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla

5
mamae,pipi (cloasma 34 gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang (Kumalasari,2015).

2.1.2. Payudara.
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin
dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi
makanan pokok untuk bayi baru lahir.Perubahan yang terlihat diantaranya:
1. Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan karena
adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah
yang meningkat akibat perubahan hormon selama hamil
(Saminem,2008).
2. Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang
membesar dan terlihat jelas (Saminem,2008).
3. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul
areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada puting susu
yang menonjol dan keras (Saminem,2008).
4. Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting
payudara yang terletak di dalam areola mamame membesar dan dapat
terlihat dari luar. Kelenjar ini mengeluarkan banyak cairan minyak agar
puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat
berkembang biak bakteri (Saminem,2008).
5. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai kehamilan 16
minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan 16
minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu
yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini di sebut kolostrum (Saminem,2008).

(Desi Lestari, Satika Mellyana, Shella Anggaini, P.S, Vini Oktavia)

6
2.2. Sistem Endokrin, Kekebalan dan Perkemihan
1. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN

Perubahan fisiologis dalam kehamilan salah satunya dipengaruhi oleh


perubahan sekresi hormone. Adanya HCG yang direproduksi oleh sel-sel trofoblas
menyebabkan peningkatan produksi “ovarian steroid hormone”. Pada saat
kehamilan, fungsi endokrin dari plasenta menjadi lebih luas untuk menghasilkan
hormone maupun “releasing factor”. Efek dari produk yang dihasilkan plasenta
ini tidak hanya berpengaruh pada sirkulasi maternal, namun juga berperan dalam
sirkulasi janin. Kondisi ini merupakan bentuk penyesuaian tubuh maternal akibat
dari perubahan fisiologis oleh adanya hormone kehamilan dan persiapan
pertumbuhan janin (Irianti,Bayu,dkk. 2015:29). Adapun perubahan hormone yang
terjadi secara khas pada periode kehamilan adalah sebagai berikut:
a.. Produksi hormone plasenta
Salah satu fungsi dari plasenta adalah sebagai organ endokrin.
Keberadaannya pada masa kehamilan sangat berpengaruh pada system hormonal
maternal, yang selanjutnya juga memberikan dampak terhadap janin. Hormone
yang diproduksi oleh plasenta ini meliputi hCG, hormone-hormon steroid, hPL,
pGH, Relaxin, pRH, dan lain-lain (inhibin, corticosteroid, ACTH, TSH, IGFs,
endothelin dan prostaglandin) (Irianti,Bayu,dkk. 2015:30). Adapun profil dan
peran beberapa hormone tersebut adalah sebagai berikut :
(a) hCG (human Chorionic Gonadotropin)
Merupakan hormone glikoprotein yang memiliki kandungan karbohidrat
tinggi dengan berat molekul 36-40 kDa, yang dihasilkan oleh trofoblas sejak hari
ke7 setelah terjadinya fertilisasi. Namun, keberadaannya baru bisa terdeteksi
didalam sirkulasi darah maternal pada hari ke 10, yaitu ketika trofoblas telah
terimplantasi dan menyatu dengan pembuluh darah maternal dan dapat terdeteksi
didalam urin pada minggu ke 2 pasca fertilisasi. hCg terdiri atas 2 subunit, yaitu
subunit α-hCG dan subunit β-hCG. Subunit α dihasilkan oleh citotrofoblas, terdiri
atas 92 asam amino dengan berat molekul 14,5 kDa dan akan terus meningkat
selama kehamilan, serta mencapai puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu.

7
Khususnya sub-unit α memiliki struktur yang identic dengan hormone
glikoprotein lainnya yaitu Luteinizing Hormone (LH), follicle asatimulating
Hormone (FSH), dan Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
Subunit β dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas, terdiri dari 145 asam amino
dengan berat molekul 22,2 kDa dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 10
miggu, kemudian berangsur-angsur menurun. Keberadaan hCG pada awal
kehamilan berperan dalam mempertahankan korpus luteum tidak terjadi atresia,
sehingga masih mampu menghasilkan progesterone. Dengan tetap adanya
progesterone, maka uterus dipertahankan tetap dalam keadaan tenang.
Dalam kondisi normal, reproduksi Hcg mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 8-10 minggu, kemudian berangsur-angsur menurun dan tetap dalam
jumlah yang rendah selama kehamilan. Keberadaan hCG yang memanjang
biasanya terjadi pada kehamilan mola, karena sel-sel mola juga mampu
menghasilkan hCG. Pada kondisi hCG tetap rendah (tidak mencapai puncak),
maka hCG dapat dihubungkan dengan pertumbuhan plasenta yang abnormal,
biasa terjadi pada kehamilan ektopik.
Efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya hCG adalah :
1. memberikan efek luteutropik pada corpus luteum, sehingga corpus luteum
dapat tetap memproduksi estrogen dan progesterone.
2. Menstimulasi produksi progesterone oleh plasenta
3. Mengatur aktivitas tirotropik
4. Berhubungan dengan terjadinya mual muntah
5. Menstimulasi kelenjar tiroid maternal, mengakibatkan peningkatan nafsu
makan dan meningkatnya cadangan lemak
6. Meningkatkan sensitifitas terhadap insulin
7. Menurunkan kemampuan osmotic, sehingga cepat haus dan produksi ADH
yang meningkat
8. Mencegah penolakan janin oleh maternal dengan menekan respon limfosit
maternal
9. Membantu pertumbuhan myometrium
10. Menghambat kontraksi myometrium

8
11. Membantu invasi trofoblas
12. Berpengaruh pada perkembangan jaringan system syaraf janin
13. Berperan dalam diferensiasi jenis kelamin laki-laki dan menstimulasi testis
untuk memproduksi testosterone
14. Menstimulasi kelenjar adrenal janin untuk meningkatkan produksi
corticosteroid
(b) Hormon steroid
Proses steroidogenesis pada kehamilan dipengaruhi oleh interaksi dan
kerjasama antara ibu, plasenta maupun janin. Faktor ibu sebagai pemicu produksi
progesterone oleh plasenta, sedangkan faktor janin pemicu produksi estrogen oleh
plasenta.
- Progesterone
Progesterone disintetis dari progesterone maternal didalam sinsitiotrofoblas.
Progesterone plasenta dibutuhkan janin untuk memproduksi testosterone,
corticosteroid dan mineralocorticoid. Progesterone dikenal juga sebagai hormone
kehamilan, berperan dalam stimulasi system pernafasan, system relaksasi otot
polos (yang ada didalam pembuluh darah, uterus dan usus), peningkatan suhu
tubuh, peningkatan pengeluaran sodium dan klorida, serta imunosupresan plasenta
(Picciano, 2003).
Kenaikan level progesterone dalam sirkulasi darah maternal telah terjadi sejak
dimulainya kehamilan. Pada awal kehamilan, progesterone (17α-
hydroxyprogesteron) diproduksi oleh corpus luteum, kemudian produksi ini
menurun pada minggu ke-6 hingga ke-9.
Selanjutnya progesterone akan dipertahankan jumlah reproduksinya oleh
plasenta. Produksi progesterone telah dimulai sejak minggu ke 5-6 kehamilan.
Kondisi pergantian organ yang memenuhi kebutuhan progesterone dari corpus
luteum ke plasenta ini dikenal dengan istilah luteoplacental shift. Periode transisi
ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan periode awal kehamilan.
Produksi progesterone oleh corpus luteum diawal kehamilan yang tidak adekuat,
atau kenikan progesterone yang dihasilkan plasenta tidak mengimbangi penurunan
yang dilakukan corpus luteum, dapat menyebabkan terjadinya abortus.

9
Pada akhir trimester pertama, level progesterone mengalami kenaikan hingga
50% dibandingkan produksinya pada level luteal. Pada keadaan normal hanya
diproduksi kurang dari 1 ng/ml menjadi 11,2-90 ng/ml pada trimester I, 25.6-89,4
pada trimester II, dan menurun kembali TM III menjadi 48/4-42,5 ng/ml. (Beshay
& Carr, 2011). Peningkatan terus terjadi hingga pada usia kehamilan aterm yaitu
level progesterone meningkat hngga 3 kali lipat. Kenaikan level progesterone
yang signifikasi ni menyebabkan plasenta memegang peranan penting dalam
regulasi system hormone steroid pada kehamilan.
- Estrogen
Oestriol merupakan jenis estrogen primer yang ada pada kehamilan. Pada
awal kehamilan terjadi peningkatan level osetrone dan oestradiol, sedangkan
oestriol mulai meningkat pada usia kehamilan 9 minggu, yaitu seiiring dengan
sintetis dehydroepiandrosterone sulphate (DHES) oleh kelenjar adrenal fetus.
DHES diproduksi oleh pregnenolone plasenta dan merupakan substrat yang
dibutuhkan plasenta untuk memproduksi oetriol,
Level oestrone dan oetradiol meningkat sekitar 100 kali, sedangkan level
oestradiol meningkat 1000 kali selama kehamilan (Blacburn,2012). Dimana
peningkatan yang terjadi yaitu 56±35 pg/100 ml pada saat sebelum hamil menjadi
675±820 pg/100 ml (Persechini, 2012). Pada penilaian kesejahteraan, penurunan
kadar oestriol mengindikasikan terjadinya keabnormalan yaitu dikenal fetal
disstres. Seiiring dengan perkembangannya, penilaian kesejahteraan janin dengan
oestriol ini digantikan oleh Doppler dan penilaian profil biofisik. Pengukuran
oestriol lebih digunakan pada pemeriksaan khusus, seperti Bart’s (triple) tes untuk
mendeteksi Down Syndrome.
Peran penting keberadaan estrogen dalam kehamilan ini adalah meningkatkan
perkembangan endometrium dan payudara, meningkatkan efektivitas
myometrium, meningkatkan sensitivitas karbon dioksida, meningkatkan sekresi
prolactin, meningkatkan vasodilatasi myometrium, menstimulasi retensi cairan
dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap progesterone pada akhir masa
kehamilan.
- hPL (hormone Placental Lactogen)

10
hPL biasa juga disebut dengan human chorionic somatomammotropin,
diproduksi oleh sinsitiotrofoblas. Sekresi hPL meningkat setelah penurunan level
hCG. Menjelang usia kehamilan aterm produksi hPL adalah 1-3 g/ hari. hPL
bersifat lactoganik dan juga berperan dalam menstimulasi pertumubuhan jaringan
maternal maupun fetal (Irianti,Bayu,dkk. 2015:35).
hPL bersifat antagonis terhadap insulin, sehingga dengan adanya hPL
meningkatkan metabolism maternal dan menggunakan cadangan lemak sebagai
sumber energy. Ibu dengan diabetes dengan kehamilan berisiko memiliki janin
makrosomia karena sensitifitas insulin akibat keberadaan hPL menyebabkan
penurunan penggunaan glukosa oleh sel maternal. Akibatnya glukosa maternal
lebih banyak masuk kedalam sirkulasi darah janin, dan digunakan untuk
pertumbuhan janin. Keberadaan hPL ini juga mencegah terjadinya penolakan
janin oleh tubuh maternal. Level hPL yang rendah berhubungan dengan kegagalan
kehamilan dan terjadinya abortus spontan. Selain itu, level hPL yang rendah
jugaberhubungan dengan terjadinya preeklampsi, kehamilan mola
(molahidatidosa), koriomkarsinoma dan insufiensi plasenta. Sedangkan level hPL
terlalu tinggi berhubungan dengan kehamilan multiple, tumor plasenta, intact
molar pregnancy, diabetes dan inkontabilitas resus (Irianti,Bayu,dkk. 2015:35).
- PGH (Placental Growth Hormon)
Hormone pertumbuhan/PGH disekresi oleh kelenjar hipofisis pada awal
kehamilan, dan akan menurun seara bertahap. Pada usia kehamilan 8 minggu
hormone pertumbuhan telah dapat dideteksi dan pada 17 minggu plasenta
(sinsitiotrofoblas) menjadi tempat utama sekresi hormone pertumbuhan. PGH
memiliki sifat high sommatogenik activity yaitu meningkatkan aktivitas
pertumbuhan dan low lactogenic activit sebagai hormone yang memperlambat
aktivitas laktasi. Secara umum, PGH menggantikan kehamilan dan berperan
penting dalam memfasilitasi adaptasi metabolic maternal terhadap adanya
kehamilan serta menyediakan kebutuhan glulkosa fetal. Dalam keadaan tidak
hamil kisarannya yaitu 0,5-7,5 mg/mL, pada kehamilan normal ditrimester
pertama antara 5-7,5 mg/mL, trimester kedua 3,5 mg/mL dan trimester ketiga 14
mg/mL (Irianti,Bayu,dkk. 2015:36).

11
- Relaxin
Relaxin diproduksi oleh corpus luteum dan level relaxin tertinggi terjadi pada
trimester I. relaxin berperan dalam pelunakan ligament tulang panggul, stretching
ligament, dan secara klinis juga dapat digunakan untuk menstimulasi pematangan
serviks pada persalinan dengan induksi (Irianti,Bayu,dkk. 2015:37).

Hormon Adrenal
a. Kortisol
Kadar kortisol meningkat dalam serum namun sebagian besar terikat oleh
transkortin (globulin). Hal ini menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan
gula darah terutama setelah makan sehingga glukosa lebih banyak tersedia bagi
janin. Selain itu, dengan adanya peningkatan kadar progesterone selama
kehamilan maka semakin tinggi tingkat kortisol yang diperlukan untuk
mempertahankan homoestatis. Kadar kortikotropin (ACTH) darah sangat
menurun pada awal kehamilan dan akan terus meningkat siring dengan
perkembangan kehamilan (Irianti,Bayu,dkk. 2015:37).
(1) Aldosterone
Kadar aldosterone meningkat pada usia kehamilan 15 minggu, pada trimester
III sekresi aldosterone sekitar 1 mg/hari. Meningkatnya aldosterone menyebabkan
meningkatnya kadar renin-angiotensin terutama pada pertengahan kehamilan yang
menyebabkan meningkatnya aliran glomerulus ginjal (Irianti,Bayu,dkk. 2015:37).
(2) Deoksikortikosteron
Kadar deoksikortikosteron dalam darah janin lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu. Hal ini berpengaruh pada keseimbangan tubuh ibu dan akan
meningkat selama kehamilan mendekati 1500 pg/mL. Pada aterm, peningkatan ini
bukan berasal dari sekresi adrenal tetapi mencerminkan peningkatan produksi
oleh ginjal akibat stimulasi estrogen (Irianti,Bayu,dkk. 2015:38).
(3) Androstenedion dan Testoteron
Kadar androstenedion dan testoteron selama kehamilan meningkat,
kemungkinan berasal dari ovarium, namun tidak ada atau sedikit yang mengalir ke

12
darah janin sehingga itu tidak dijumpai dalam darah janin atau konsentrasinya
rendah (Irianti,Bayu,dkk. 2015:38).
Hormon Pituitari/Hipofisis
Kelenjar hipofisis berperan dalam pengeluaran hormone yang penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan dalam uterus, dalam kehamilan normal
kelenjar hipofisis membesar sekitar 135%. Hormone-hormon yang diproduksi
didalam hipofisis pun mengalami perubahan akibat kehamilan. Tingginya level
estrogen pada saat hamil menghambat pengeluaran FSH dan LH, oleh karenanya
hamper tidak ditemukan FSH dan LH pada saat hamil. Produksi ACTH juga
meningkat sebagai akibat meningkatnya aktivitas adrenal. Terjadinya peningkatan
hormone lainnya yaitu MSH, yang menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi pada
kehamilan (Irianti,Bayu,dkk. 2015:38).

2. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN PADA MASA KEHAMILAN


Janin sebenar nya merupakan benda asing bagi ibu nya karna hasil pertemuan
dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem
imunitas tubuh , hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas
tentang mekanisme sebenar nya yang Berlangsung pada tubuh bumil. Imunologi
dalam janin kebanyakan : dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan terus
meningkat ketika kehamilan bertambah , tetapi sebagian besar lagi diterima janin
selama empat minggu terakhir kehamilan.
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil.
Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10
kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada
pada kadar ini hingga term. Perubahan–perubahan ini dapat menjelaskan
penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.

3. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN PADA MASA


KEHAMILAN
Perubahan terjadi secara signifikan pada system perkemihan selama
kehamilan, selain mengelola zat0zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat

13
peningkatan volume darah dan curah jantung organ perkemihan juga mengelola
produk sisa metabolism dan menjadi organ utama yang mengekresi produk sisa
dari janin (Irianti,Bayu,dkk. 2015:45).
1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi
ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan
mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih
pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada
bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.
Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi
ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat
kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan
paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring
telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah
jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin
menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,
karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih
tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang
samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul
pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi
mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang

14
sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat
terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

(Nurul Hidayati, Putri Dumera, Putri Nuzulia Sari, Susi Satika,


Wulan Hartiyani Putri)

2.3. Sistem Pencernaan, Musculoskeletal, Kardiovaskuler, dan Integument


2.3.1. Sistem Pencernaan

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae


akibat kadar hormon estrogen yang meningkat). Tonus otot-otot traktus
digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga
kurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicernakan
lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi
hari yang biasa dikenal dengan morning sickness hal ini di sebabkan karna
hormon Estrogen dan HCG meningkat. Pada beberapa wanita ditemukan
adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi wanita
tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan terhadap suatu makanan.
(Sulistyawati,Ari.2009)

Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang


meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam
perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan

15
penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung. Sistem
gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan, tingginya
kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan
kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva
menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun,
pembesaran uterus menekan diagfragma, lambung dan intestine.
(Sulistyawati,Ari.2009)

Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam
selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas
(pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan
keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid)
dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan
sokongan sangat tegang. (Sulistyawati,Ari.2009)

2.3.2. Sistem Muskuloskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal,


keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila
asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya
tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa kehamilan wanita
membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak
disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat
bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat aktifitas penghancur
bakteri email yang menyebabkan karies Pada trimester II, peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus
otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih

16
datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali
tetapi, pemisahan otot (diastasi recti) menetap. (Sulistyawati,Ari.2009)

Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin
membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini,
bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada
wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi
lebih sulit. Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama
kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan
metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Wanita muda yang cukup
berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita
yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang
cukup berat selama kehamilan. (Sulistyawati,Ari.2009)

2.3.3. Sisitem Kardiovaskuler/Sirkulasi Darah

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat


dada, bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah
atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah
(ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam
satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu
katup pada jalan keluar. (Sulistyawati,Ari.2009)

a) Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung )

Memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh


jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme.
Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah
dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima

17
nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai
sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons
seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu,
darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung
dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
(Sulistyawati,Ari.2009)

b) Komponen Sistem Kardiovaskular Sistem kardiovaskular merupakan


suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
 Jantung, sebagai organ pemompa.
 Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
 Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen
darah.

Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada ibu hamil kardiovaskuler

1. Trimester I

Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke


plasenta, uterus yang membesar pula, uterus yang membesar dengan
pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang
berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta maternal mulai
meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat
sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan rata-
rata volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18%
tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar
yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma
meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%,
maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut
anemia fisiologis. (Sulistyawati,Ari.2009)

18
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan
akibat terjadi penurunandalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan
oleh peregangan otot halus oleh progestrone. Tekanan sistolik akan turun
sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan
normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50% dn mencapai level
maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama
persalinan. Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena
diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan
dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls maksimum (point of maksimum
impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran
tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir
trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta
bertambahanya cardiac output. Hidung tersembat /berdasas karena pengaruh
hormone estrogen dan progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot
vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah. (Sulistyawati,Ari.2009)

2. Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi
proses hemodilusi, setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit
naik kembali pada tekanan darah sebelum aterem. Perbubahan auskultasi
mengiringi perubahaqn ukuran dari posisi jantung, peningkatan volume
darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil uskultasi yang
umum terjadi selama masa kehamilan. (Sulistyawati,Ari.2009)
Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas
terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik
tingkat II dapat didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-
20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit,
kemudian menetap sampai aterm, dapat timbul palpitasi.
3. Trimester III

19
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar
antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan
masa nifas berkisar 14000-16000 penyebab peningkatan ini belum
diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelh
melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan mengaami
perubahan. Pada kehamilan, terutama trimesetr ke-3, terjadi peningkatan
jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
2.3.4. Sistem Integumen / Kulit

Sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi terhadap


lingkungan sekitarnya, merupakan organ terbesar (16 % dari BB), yang
membungkus seluruh permukaan tubuh. membungkus seluruh permukaan
tubuh . (Sulistyawati,Ari.2009)

Ciri-Ciri Kulit :

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh


lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak
kaki dan palingtipis : 0,5 mm.pada daerah penis.

Fungsi Kulit :

 Perlindungan
 Mencegah dehidrasi
 Rangsangan luar
 Menyimpan lemak
 Sintesis Vitamin D
 Menghasilkan bau
 Pengaturan suhu/ homeostasis

20
Kelenjar- Kelenjar Pada Kulit

1. Kelenjer Sebesea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga
menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebgai
reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.Kecepatan
sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran
keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora,
dan berm,uara pada folkel rambut, kelenjar ininaktif pada masa
pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus
haid. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti
susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada
aksila.Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus
yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen.
Perubahan anatomi dan fisologi adaptasi pada ibu hamil system
integument

1. Trimerster I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan
rambut dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor.

21
Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie-gravidarum,
atau tanda regangan, respon alegri kulit meningkat. Pada kulit terdapat
deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini
disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang
meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis, kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi,
pipi, hidung, dikenal sebagai diasmagravidarum, didaerah leher sering
terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae.
(Sulistyawati,Ari.2009)
Linea alba pada kehamila menjadi hitam dikenal sebagai linea
grisea, linea nigra adalah garis pigmentasi dari simpisis pubisa sampai
kebagian atas fundus di garis tengah tubuh, kulit perut juga tampak seolah-
olah retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut
striae livide.
Setelah partus, striae livide ini berubah menjadi putih disebut striae
albicans, pada seorang multigraviada sering tanpak striae livide dan
bersama dengan striae albicans, angioma atau telengiektasis umumnya
disebut vascular spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut
dan sedikit menonjol, berbebtuk kecil seperti bintang atau cabang, spiders
hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, biasanya ditemukan di
leher, daa, lengan, spiders juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan
tidak hilang bila ditekan. Vascular spiders terlihat pada bulan ke-2 – ke-5
kehamilan pada 65% wanita kulit putih dan 10% wanita afrka-amerika.
Biasanya hilang setelah melahirkan, bercak berbatas tegas atau mottling
difus yang berwarna kemerahan tanpak pada permukaan telapak tangan
60% wanita hamil berkulit putih dan 35% wanita afrika=amerika
Epulis ialah suatu noddul berwarna merah pada gusi yang mudah
berdarah lesi ini dapat imbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasasanya terus
memebesar seiring kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kuku mengalami
percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne vulgaris dapat
timbul selama kehamilan, pada wanita lain, kulit bersih dan kulit berseri,

22
dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang
setelah kehamilan berakhir.
2. Trimester II
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH
pun meningkat, pada terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau
alba, areola mammae, papila mammae, linea nigra, pipih (chloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
(Sulistyawati,Ari.2009)
3. Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Pada
mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna
perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada
kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra, kadang-
kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola
dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.
(Sulistyawati,Ari.2009)

(Arnida Safitri, Rika Yani, Risnawati Tanjung, Wilakni)

23
2.4. Metabolisme Berat dan Indeks Masa Tubuh, Sistem Pernafasaan dan
Sistem Persyarafan
2.4.1. Perubahan Sistem Metabolisme pada Ibu Hamil
1. Definisi Metabolisme
Metabolisme ( berasal dari bahasa Yunani, metabole
= “berubah”), merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan
teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi ,sehingga
diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul,
senyawa atau energi.
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
pengolahan) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya,kelainan metabolisme sering disebabkan oleh
kelainan genetic yang disebabkan hilangnya enzim tertentu yang dipelukan
untuk merangsang suatu proses metabolisme.
Meningkatnya energi metabolisme kehamilan karna itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan,peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin,pertaman besarnya organ
kandungan perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tubuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan,namun yangsering kali menjadi kekuranga adalah energi protein
dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium,kebutuhan energi untuk
kehamilan yang nomal pelu tambahan kira-kira 80000 kalori selam massa
kurang lebih 280 hari.hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak
kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil(nasution 1988).
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara
minimal.kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus
meningkat sampai akhir kehamilan.energi tambahan selama trimester II
diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu sepeti penambahan volume

24
darah,pertumbuhan uterus,dan payudara,serta penumpukan lemak.selama
trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuahan janin dan
plasenta.
Menurut WHO kebutuhan energi selama hamil menganjurkan
jumlah tambahan sebesar 150 kalori sehari pada trimester I,350 kalori
sehari pada trimester II dan III.Sementara di Indonesia berdasarkan lidia
karya nasional pangan dan gizi tahun (1998) ditentukan angka 285 kalori
perhari selama kehamilan,sama halnya dengan energi,kebutuhan wanita
hamil akan protein juga meningkat bahkan mencapai 68% dari sebelum
hamil,jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehmilan
diperkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu,plasenta
serta janin.

2. Jenis Metabolisme Berdasarkan Proses dan Hasil


Metabolisme dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Anabolisme (penyusunan)
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks
(organik) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energi
dari luar. Energi yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari
(foton) maupun berasal dari pemecahan senyawa kimia anorganik .
Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari luar maka reaksinya
termasuk endotermis (endergonik). Contoh peristiwa anabolisme
adalah fotosintesis (energinya berasal dari cahaya matahari dan
kemosintesis (energinya berasal dari pemecahan senyawa kimia
anorganik)
b. Katabolisme (pemecahan)
Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks
(organik) menjadi senyawa sederhana (anorganik) yang akan
membebaskan energi. Karena reaksi ini menghasilkan energi maka
reaksinya termasuk eksotermis (eksergonik).

25
Contoh peristiwa katabolisme adalah fermentasi .Kedua arah
lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang
disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada
senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan
penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah
metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada
jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat
pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada
suatu cabang ilmu biologiyang disebut metabolomika.

3. Metabolisme yang Terjadi Selama Kehamilan


a. Basal metabolic Rate
Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi
hingga 15-20 %, terutama pada trimester akhir.Sistem endokrin juga
meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya (grandula
tireoidea).
b. Asam Alkali
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami
perubahan konsentrasi alkali :
 Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
 Wanita hamil : 145 mEq/liter
 Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
 Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
c. Metabolisme Protein
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan
untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu,
serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar
wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan

26
1gram protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya
penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma
globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu
minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya
kehamilan.
d. Metabolisme Hidrat Arang
Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu
makan kuat, sering kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang
mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar
endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan
hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di
perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
e. Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat
sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin
mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara.
Deposid lemak lain nya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.
f. Metabolisme Mineral
 Kalsium
Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan
tulangtulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40
gram.
 Fosfor
Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
 Zat Besi
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg
sehari.
 Air
Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

27
g. Kenaikan Berat Badan
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak di temukan pada keracunan
hamil ( pre-eklamsi dan eklamsi ). Kenaikan berat badan wanita hamil
di sebabkan oleh :
 Janin, uri, air ketuban, uterus
 Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
h. Kalori
 Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori
yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat
arang, khususnya sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila
dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan tambahan kalori.
 Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak dijumpai
penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita
hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan
vitamin.

4. Perubahan Anatomi dan adaptasi Fisiologis Sistem Metabolisme


pada Ibu Hamil Trimester I,II,III
Perubahan Sistem Metabolisme yang terjadi pada ibu hamil yaitu :
Terjadi perubahan metabolism
 Metabolisme basal meningkat
 Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan
janin
 Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti
hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
 Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid
interstisial

28
a. Pada Trimester I
Segera setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat
dari 3-6 satuan dari masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2
minggu. Peningkatan ini terjadi karena ada pertumbuhan dan
perkembangan.
Plasenta sendiri menghasilkan enzim-enzim untuk oksidasi,
reduksi, hidrolisa, dimana enzim dioksidase merupakan salah satu
enzim yang dihasilkan oleh plasenta. Diamino oksidase disebut juga
histaminase yaitu enzim yang berfungsi agar histamin tidak aktif lagi.
b. Pada Trimester II
Kadar diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400 – 500
satuan pada kehamilan 16 minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4
kali lipat dengan wanita tidak hamil. Dimana kadar alkalinfosfatase
dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta. Kadar gula darah pada ibu
hamil lebih tinggi dari pada keadaan tidak hamil.
Hal ini mungkin terjadi akibat zat antagonis options. Pada ibu
hamil zat antagonis ibu hamil ini selain dihasilkan oleh kelenjar adrenal
juga dihasilkan oleh plasenta zat antagonis insulin (glukagon) menekan
kadar insulin sehingga mengakibatkan kadar gula ibu hamil meningkat.
c. Pada Trimester III
Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari
semula. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke
atas. Akan tetapi apabila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk dapat
tambahan kalori.
Pada trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr kalsium
untuk pembentukan tulangnya. Peningkatan ini terjadi agar dapat
memenuhi kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin agar tidak
mengambil kalsium ibu. Sedangkan kadar diamino oksidase menetap
sampai akhir kehamilan.

29
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq per liter, disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein
tinggi sekitar 0,5 gr/kg BB atau sebutir telor ayam sehari.Kebutuhan zat
mineral untuk ibu hamil yaitu :
 Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin.
 Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
 Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
 Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.

5. Tiga Zat Makanan yang Dibutuhkan Ibu Hamil


a. Energi
Energi digunakan untuk menunjang metabolisme dan
pertumbuhan ibu,menunjang alat-alat kandungan serta menunjang
pertumbuhan janin dan plasenta.energi dapat diperoleh dari
beras,tepung,gandum,sagu dan lain-lain
b. Protein
Ibu hamil memerlukan protein lebih banyak dari biasanya
minimal 60g/hari.protein penting untuk pertumbuhan anak adapun
fungsi protein antarlain Membuat ari-ari (plasenta) yang berfungsi
untuk menunjang atau memelihara dan menyalurkan makanan
bayi,sebagai persiapan cadangan makanan untuk persalinan massa
setelah melahirkan dan massa menyusui.protein dapat diproleh dari
susu,telur,keju dan kacang-kacangan.
c. Vitamin

30
Ada beberapa vitamin yang penting untuk ibu hamil,kebutuhan
mencapai duakali lipat dari biasanya jika ibu hamil kekurangan vitamin
maka pertumbuhan sel-sel bayi berkurang anak yang dilahirkan
biasanya kurang darah,cacat bawaan,kelainan bentuk bahkan bias
mengalami abortus. berapa vitamin yang dibutuhkan ibu hamil.

2.4.2. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh ( IMT ) pada Ibu Hamil
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah
12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal
ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan
persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan.
Tingkat edema,laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok,
jumlah cairan amniotik dan ukuran janin, semuanya harus diperhitungan.
Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, ras-etenisitas, hipertensi,
dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini
didasarkan pada indeks masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang
mengambarkan perbandingan berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang
memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
1. Trimester I
Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan
berat badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-
kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat dimana otak, alat kelamin, dan
panca indra janin sedang dibentuk. ( Kamariyah,dkk.2014 )
2. Trimester II
Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang
lebih banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II
ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Dan sebagian besar
penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal dari uterus dan

31
isi-isinya. Pada trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan
mengalami penambahan berat badan kira – kira 0,35 – 0,4 kg per minggu.
Kenaikan berat badan yang baik memang secara bertahap dan kontinyu.
Bisa jadi catatan bahwa adanya penambahan berat badan yang berlebih
dan secara cepat bisa jadi indikasi awal keracunan kehanilan atau
diabetes.( Kamariyah,dkk.2014 )

3. Trimester III
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11 – 12 kg. ( Kamariyah,dkk.2014 )
Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
No Jaringan dan Cairan Berat Badan ( kg )
1 Janin 3-4
2 Plasenta 0,6
3 Cairan Amnion 0,8
4 Peningkatan Berat Uterus 0,9
5 Peningkatan Berat Payudara 0,4
6 Peningkatan Volume Darah 1,5
7 Cairan Ekstra Seluler 1,4
8 Lemak 3,5
Total 12,5

1. Cara Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil


Komponen janin harus dijaga konsistensinya agar janin dapat
tumbuh dengan normal, tentunya komponen janin ini tergantung dari
Komponen Ibu, untuk komponen ibu semuanya tergantung dari status
berat badan (BB) dan tinggi badannya (TB) sang ibu, jadi status BB dan
TB ibu inilah yang menjadi dasar untuk dapat menghitung berat badan
idealnya, sekaligus juga sebagai indikator pertumbuhan berat badan janin.

32
Berat badan ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya, tetapi
rumusannya bisa dibuat yaitu dengan dasar penambahan berat ibu hamil
tiap minggunya yang dikemukakan oleh para ahli berkisar antara 350-400
gram, kemudian berat badan yang ideal untuk seseorang agar dapat
menopang beraktifitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang
sesuai dengan tinggi badan sebelum hamil, serta umur kehamilan sehingga
rumusnya dapat dibuat.
Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm
BBI = (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm.
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh
Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang
Indonesia.

UH adalah Umur kehamilan dalam minggu


a. Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat
badan dapat dengan dini diketahui
b. 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram
diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg
c. Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih
ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan bahan
pertimbangan untuk penambahan berat badan selama hamil :
a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka
kenaikan berat badan sebaiknya 9 – 12 kg
b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan berat
badan cukup 6-9 kg
c. Jika berat badan sebelum hamil kurang , sebaiknya penambahan 12-15
kg.
d. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,

33
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan
menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan
0,3kg
e. Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5
kg.
Oleh karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil
membutuhkah sekitar 70.000-80.000 kalori saat hamil. Penambahan kalori
tersebut diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir kehamilan, yaitu
ketika pertumbuhan janin berlangsung sangat pesat. Bila 80.000 kalori
tersebut dibagi 40 maka hasilnya adalah 280, maka kebutuhan kalori ibu
yang sedang hamil adalah antara 280-300 kalori per hari.

2. Penghitungan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Indeks Massa


Tubuh
IMT = BB
(TB)2
Keterangan :
IMT : Indeks masa tubuh
BB : Berat badan (kg)
TB : Tinggi badan (m)

Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan


Indeks Masa Tubuh ( IMT )
KATEGORI IMT REKOMENDASI
Rendah <19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 - 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5

34
Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Masa 10 Mg 20 Mg 30 Mg 40 Mg
Fetus 5 300 1500 3500
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah / plasma 100 600 1300 1250
Cairan interstisiel 0 30 80 1580
Jaringan lemak maternal 310 250 3480 3345
(tanpa oedema)
Total 650 4000 8500 12500

3. Pola Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil


Secara alami, setiap wanita hamil akan mengalami peningkatan
berat badan selama masa kehamilannya. Adapun penambahan berat
seorang wanita hamil adalah sebagai berikut :
a. Dalam triwulan pertama penambahan berat ± 1 kg
b. Dalam triwulan kedua penambahan berat ± 5 kg
c. Dalam triwulan ketiga penambahan berat ± 5,5 kg
Jadi penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 11,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan oleh pertambahan berat organ tubuh ibu
akibat perubahan fisiologis dan penambahan organ janin.
Distribusi kenaikan berat badan selama kehamilan adalah berat
janin (3 kg), placenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), berat rahim (1 kg),
lemak tubuh (1,5 kg), payudara (0,5 kg), penimbunan zat putih telur (2
kg), peningkatan volume cairan (1,5 kg).
Penambahan berat badan setiap wanita hamil adalah bervariasi, hal
ini disesuaikan dengan berat badan sebelum kehamilan. Berdasarkan nilai

35
BMI sebelum hamil, rentang berat badan total yang direkomendasikan
untuk wanita hamil adalah sebagai berikut :

BMI Kategori Anjuran Penambahan Berat Bedan Ibu Hamil


< 19,8 Ringan 12,5 – 18 kg
19,8 – 26,0 Normal 11,5 – 16 kg
26,0 – 29,0 Tinggi 7,0 – 11,5 kg
> 29,0 Gemuk 37,0 kg

2.4.3. Sistem Persarafan

1. Pengertian Sistem Persarafan

Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk


menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi
kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat merasakan suatu rangsangan
dari luar pengendalian pekerja otot. Sistem persarafan bekerja sebagai sistem
elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur dan mengendalikan semua kegiatan
tubuh. ( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

2. Fungsi Sistem Persarafan

Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat yaitu :

a. Menerima informasi ( rangsangan ) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui
saraf sensory ( Afferent Sensory Pathway ) .

b. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf


pusat c. Mengolah informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis
maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban ( respon )

c. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik


Pathway) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.

( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

36
3. Pembagian Sistem Persarafan

Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara fungsional.
Secara struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi. Sedangkan secara fungsional terdiri dari serebrospinal dan
sistem otonom. ( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

Sistem persarafan secara struktural:

a. Sistem saraf pusat

Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak besar
(cerebrum), otak kecil (cerebelum) dan batang otak(brainstem). Otak orang
dewasa mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat
sirkulasi darah kurang lebih 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori
sekitar 400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang banyak menggunakan
energi yang di dukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen
dan glukosa relatif konstan,hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang
merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti bila
kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme
menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan.(
Prawirohardjo,Sarwono.2010)

b.Sistem Saraf Tepi

Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan motorik
serta ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik dan gabungan
dari keduanya. Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa percabangan saraf
cranial. Percabangan saraf cranial yaitu :
olfaktorius,optikus,okulomotorius,troklear,trigeminus,abdusen,facial,vestibulkokh
learis,glosofaringeal,vagus,asesori,hipoglosal. ( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

37
Sistem persarafan secara fungsional :

a. Serebrospinal Melindungi otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan


otot,bertindak sebagai media dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke
sistem saraf jaringan otot . ( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

b. Sistem Saraf Otonom Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis
dan parasimpatis. Organ-organ dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol
oleh satu atau dua subsistem. Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan
terkontrol tanpa pengendalian secara sadar struktur jaringan yang dikontrol oleh
sistem saraf otonom yaitu otot jantung pembuluh darah ,iris mata,organ
torakalis,abdominalis dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan
fungsi vital tubuh dari kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah
dan organ internal. ( Prawirohardjo,Sarwono.2010)

4. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada


Ibu Hamil

a. Trimester I

- Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan
dan permeabilitas pembuluh darah.

- Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin
terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.

- Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan
tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit
selama kehamilan.

- Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur
malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang mulai berkurang.

- Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering
terjadi pada awal kehamilan. (Asrinah,dkk. 2010)

38
b.Trimester II

- Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak
pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan
gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.

- Kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan tekanan pada


pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf yang menuju
ektremitas bagian bawah.

- Masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani akibat kekurangan kalsium


(hipoklasemia)

- Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah


paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.

- Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi


supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan
vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan
periode yang lama. (Asrinah,dkk. 2010)

c.Trimester III

- Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau
kompresi akar syaraf

- Rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur


tubuh ibu yang membungkuk.

- Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunel syndrom
selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah
ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai parestesia (sensasi
abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf
sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.

39
- Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan tangan. Pembengkakan
tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan dan
tangan.

- Akroestesia ( kaku dan gatal di tangan ) yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus
brachialis. (Asrinah,dkk. 2010 )

2.4.4. Sistem Pernafasan


1. Pengertian Sistem Pernafasan
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi di
bandingkan dengan system kardiovaskuler. Tetapi mukosa system respirasi
menjadi hiperemik dan edema dengan mukus yang hipersekresi mengarah
pada sesak dan epistaksis. Hasilnya banyak wanita hamil yang mengeluh
pilek kronis. Pemakaian spray nasal dekongestan yang lama harus di hindari
karena efeknya terhadap mukosa. ( Salmah, dkk., 2006)
Ada perubahan dalam bentuk dada dan lengkungan bertambah besar
pada awal kehamilan.Saat uterus bertambah besar pada awal kehamilan,
diagfragma membesar 4cm dan kerangka tulang dada menjadi lebih keatas.
Tulang dada melebar dan tidak selalu kembali seperti sediakanlah saat setalah
kehamilan yang bias menjadi suatu masalah pada bentuk badan seorang
wanita . (Salmah, dkk., 2006).
Kapasitas total paru-paru berkurang 5% karena elevasi diagfragma .
Ferkuensi respirasi normal berkisar 14-15 napas\menit dengan pernafasan
diagfragma dan nafas yang lebih dalam ( Salmah, dkk., 2006)
Jumlah udara inferasi selama 1 menit (volume\menit) menjadi
meningkat sekitar 20%.Hasilnya adalah karbon diokasida yang keluar dari
paru-paru.Konsentrasi karbon dioksida di alveol menjadi lebih rendah dari
pada wanita tidak hamil, di pergunakan sebagai konvesasi yang mengalami
penurunan antara 26-22 mmol\liter. Alkalemia (pH arteri rial 7,44)
menfasilitasi oksigen yang dilepas untuk janin ( Salmah, dkk., 2006).

40
PCO2 marternal berkurang dari rata-ratanya, yaitu 5Kpa sampai
dengan 4Kpa atau bias lebih turun saat PCO2 janin adalah 6Kpa fasilitas
untuk mentransfer Co2 dari petus ke merternal, nafas yang berlebihan dapat
menyebabkan ketidak nyamanan, dispena dan pusing. Ketika kebutuhan
untuk bernafas menjadi lebih, ibu hamil mengeluh nafas pendek. (Salmah,
dkk., 2006)
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume
paru – paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernafasan
selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan
kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi
karena pengaruh hormonal dan biokimia (Elisabeth S.W, 2015).
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah.
Diafragma menjadi lebih naik 4 cm dan diameter melintang dada menjadi
2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem perbafasan yang
terjadinya pernafasan perut menjadi pernafasan dada oleh karena itu
diperlukan perubahan letak diagram selama kehamilan. (Elisabeth S.W, 2015)
Kepasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu
volume tidak meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidak
menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara
yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan
meningkat oleh karena itu, ibu hamil diajurkan untuk nafas dalam dari pada
nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernafasan permenit peningkatan
40% (Elisabeth S.W, 2015).
Peningkatan kadar estogen menyebabkan ligamen pada karangka iga
berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena ramim
membesar, panjang paru – paru berkurang,. Diameter transversal kerangka
toraks 7 cm (Cunningham, ddk.,1993 dalam Elisabeth S.W, 2015). Besar
sudut kostal, yang pada masa sebelum. Hamil sekitar 68o , meningkat menjadi
sekitar 103o pada trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tanpak
melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali keadaan
sebelum hamil (Elisabeth S.W, 2015).

41
1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada
awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai
dispneu.Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau
jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.Peningkatan usaha
nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen.Usaha nafas yang meningkat
tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida
berkurang.( Kamariyah,dkk.2014 )
2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm
karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.(
Kamariyah,dkk.2014 )
3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30,
peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron.( Kamariyah,dkk.2014 )

(Deliyana, Nadira Ulfah, Nulfa Dini Putri, Sari Ramadani, Sri Mulia )

42
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita
hamil,diantaranya:
1. Perubahan sistem reproduksi yaitu vagina dan vulva vagina,
rahim, serviks ovarium, dan kulit.
2. Payudara
3. Sistem endokrin merupakan suatu system yang bekerja dengan
perantara zat-zat kimia (hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin.
4. Sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis
lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan
pada organisme untuk melindungi tubuh dari
pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen.
5. Sistem perkemihan adalah suatu sistem tempat terjadinya proses
penyaringan darah sehinggadara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masihdipergunakan oleh tubuh.
6. Sistem Pencernaan
7. Musculoskeletal
8. Kardiovaskuler
9. Integument atau kulit, fungsi kulit :
 Perlindungan
 Mencegah dehidrasi
 Rangsangan luar
 Menyimpan lemak
 Sintesis Vitamin D
 Menghasilkan bau
 Pengaturan suhu/ homeostasis

43
10. Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
pengolahan) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya,kelainan metabolisme sering disebabkan
oleh kelainan genetic yang disebabkan hilangnya enzim tertentu
yang dipelukan untuk merangsang suatu proses metabolisme.
11. Berat badan dan indeks masa tubuh ( imt ) pada ibu hamil
12. Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan
koordinasi kegiatan tubuh.
13. Sistem persyarafan

1.2. Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup
pembelajaran yang ada. Namun, kami menyadari bahwasanya masih
banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam penulisan ataupun
isinya. Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga materi
yang ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang
mempelajarinya.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC. Syafuddin. 2006.

Asrinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Kumalasari, Intan dan Iwan Andhyantoro. 2015. Kesehatan Reproduksi Untuk

Mahasiswa Kebidanan dan Perawatan. Jakarta: Selemba Medika.

Kamariyah, Nurul, Yasi A. dan Siti M. 2014. Buku Ajaran Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Irianti,Bayu,dkk. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Paradigma Baru
Dalam Asuhan Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto.

Parker. Steve. 2009. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Erlangga.

Prawirohardjo,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.
Salmah, Rusmiati, Maryana, dan Ni Nengah S. 2006. Asuhan Kebidanan

Antenatal.Jakarta : ECG.

Saminem.2008. Seri Asuhan Kebidanan Krhamilan Normal. Jakarta:EGC

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Kebidanan Pada ibu Hamil.Andi : Yogyakarta
Sloane. Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. H. 2004. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta. Widiya

Medika.

Syarifuddin,H,AMK. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa

Keperawatan edisi 3. Jakarta : Widya Medika.

Elisabeth,SW. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka

Baru Press.

45

Anda mungkin juga menyukai