Dosen Pengampu
Dr. Ir. R. Rr Sri Endang Agustina R., MP.
Disusun oleh :
Andi Artinus Silaban 193020401072
Bambang Pamungkas 193030401109
Desky Arinando 193030401122
Eli Sintia Situmorang 193010401015
Eremia Menista 193010401011
Huni Natalia 193010401028
Karin Kesya Manullang 193010401037
Ladyska Milania Br Pinem 193020401100
Maya Situmorang 193020401052
Meliwida 193010401010
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karna atas
berkat dan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan tugas Teknologi Perbanyakan
Tanaman, Program Studi Agroteknologi, Universitas Palangka Raya, dengan baik
dan tepat waktu.
Berikut kami akan memaparkan dalam makalah ini dengan judul
“Permasalahan Dalam Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif dan Generatif
Pada Ketersediaan Bahan Tanam” yang mana tugas ini merupakan tugas mata
kuliah Teknologi Perbanyakan Tanaman oleh dosen Pengampu Dr. Ir. R. Rr. Sri
Endang Agustina R., MP. Dimana mahasiswa mengetahui permasalahan yang
terjadi pada saat perbanyakan tanaman secara vegetatif dan generatif pada
ketersediaan bahan tanam.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari dalam penulisan banyak kata
atau kalimat yang salah dan penyusunan yang kurang baik. Maka dari pada itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat dapat membangun dari
pembaca, dan atas konstribusinya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1. Latar Belakang........................................................................................
1.2. Tujuan......................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................
2.1. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Vegetatif..................
2.2. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Generatif..................
2.3. Cara Penanggulangan Permasalahan Ketersediaan
Bahan Tanam Pada Perbanyakan Tanaman ...........................................
Buah pada umumnya merupakan organ tanaman tempat menyimpan benih dan
hasil fotosintesa. Biji sebagai calon benih yang pada umumnya berada di
dalam buah terbentuk melalui proses penyerbukan dimana tepung sari jatuh ke
kepala putik, maka terjadi pembuahan dan menyerap air dan nutrisi tanaman
berupa gula dan akan membentuk tabung sari. Tabungsari akan tumbuh dan
menembus tangkai putik (style), menuju ke arah kantung lembaga tempat
tersebut sel jantan bertemu dengan sel telur, untuk membentuk zigot. Pada biji
yang sedang berkembang, perkembangan embrio didahului oleh
pertumbuhan endosperm. Perkembangan biji akan diakhiri dengan pembentukan
integumen pada jaringan ovari induk. Biji akan tumbuh dan berkembang
sampai menjadi bentuk yang sempurna dan memenuhi standar untuk menjadi
benih. Benih kemudian dapat menjadi bahan tanam.
Biji yang memenuhi kriteria tertentu dapat dijadikan benih. Benih tanaman yang
ditumbuhkan pada media semai yang mengandung airakan tumbuh dan
berkembang menjadi bibit. Pertumbuhan bibit sangat tergantung pada cadangan
makanan di dalam benih (endosperm). Cadangan makanan dalam benih
adalah karbohidrat, lemak dan protein. Benih yang ditumbuhkan pada media
semai akan melakukan proses perkecam-bahan (germination). Perkecambahan
benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan dan perkembangan bibit. Benih yang sedang berkecambah
sangat peka terhadap penyakit tanaman dan gangguan fisik sehingga selama
proses ini sangat memerlukan perlindungan. Perlindungan kecambah atau bibit
muda dilakukan dengan memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau
paranet.
Bahan tanam untuk pembiakan secara generatif adalah biji yang disiapkan
menjadi benih. Pada biji monokotil, morfologi biji terdiri dari kulit biji (seed
coat), endosperm, kotiledon, dan embrio. Pada biji tanaman Gymnospermae,
morfologi biji terdiri dari kulit biji (testa), mega gametofit, embrio yang terdiri
dari kotiledon dan calon akar, sedangkan untuk biji dikotiledon terdiri dari kulit
biji (testa) dan embrio (dua kotiledon, calon akar dan calon daun pertama).
Hormon adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman yang merupakan
bagian dari proses regulasi pada tumbuhan. Hormon dihasilkan pada bagian yang
sel-selnya masih aktif membelah diri dapat melalui pucuk, batang maupun ujung
akar. Hormon tumbuh adalah zat organik bukan hara yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis.
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
bagian tanaman lainnya.
Hormon secara alami sudah ada pada tumbuhan. Penggunaan Rootone-F
sebagai zat pengatur tumbuh tanaman selain harganya yang relatif lebih murah di
banding hormon IAA dan IBA, keberadaannya relatif mudah ditemukan di
pasaran. Hormon berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Rootone-F yang mengandung auksin dapat mempercepat pembelahan
dan pertumbuhan sel-sel tumbuhan. Hormon auksin memiliki kemampuan untuk
merangsang pemanjangan sel pada batang yang mengalami pembelahan dan pada
bagian koleoptil, tetapi hormon ini juga mempengaruhi perkembangan pusat
respon, termasuk pembentukan akar, diferensiasi jaringan pembuluh, respons
tropik, dan perkembangan kuncup ketiak, bunga dan buah. Setiap hormon
mempengaruhi respon pada banyak bagian tanaman. Respon itu bergantung pada
spesies, bagian tanaman, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar
hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA