Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNOLOGI PERBANYAKAN TANAMAN


“PERMASALAHAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
VEGETATIF DAN GENERATIF PADA KETERSEDIAAN BAHAN
TANAM”

Dosen Pengampu
Dr. Ir. R. Rr Sri Endang Agustina R., MP.

Disusun oleh :
Andi Artinus Silaban 193020401072
Bambang Pamungkas 193030401109
Desky Arinando 193030401122
Eli Sintia Situmorang 193010401015
Eremia Menista 193010401011
Huni Natalia 193010401028
Karin Kesya Manullang 193010401037
Ladyska Milania Br Pinem 193020401100
Maya Situmorang 193020401052
Meliwida 193010401010

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karna atas
berkat dan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan tugas Teknologi Perbanyakan
Tanaman, Program Studi Agroteknologi, Universitas Palangka Raya, dengan baik
dan tepat waktu.
Berikut kami akan memaparkan dalam makalah ini dengan judul
“Permasalahan Dalam Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif dan Generatif
Pada Ketersediaan Bahan Tanam” yang mana tugas ini merupakan tugas mata
kuliah Teknologi Perbanyakan Tanaman oleh dosen Pengampu Dr. Ir. R. Rr. Sri
Endang Agustina R., MP. Dimana mahasiswa mengetahui permasalahan yang
terjadi pada saat perbanyakan tanaman secara vegetatif dan generatif pada
ketersediaan bahan tanam.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari dalam penulisan banyak kata
atau kalimat yang salah dan penyusunan yang kurang baik. Maka dari pada itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat dapat membangun dari
pembaca, dan atas konstribusinya kami ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, 23 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1. Latar Belakang........................................................................................
1.2. Tujuan......................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................
2.1. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Vegetatif..................
2.2. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Generatif..................
2.3. Cara Penanggulangan Permasalahan Ketersediaan
Bahan Tanam Pada Perbanyakan Tanaman ...........................................

BAB III. PENUTUP......................................................................................................


3.1. Kesimpulan..............................................................................................
3.2. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada prinsipnya perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara,
mulai dengan yang sederhana sampai yang rumit. Perbanyakan tanaman bisa
digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu perbanyakan secara generatif dan
vegetatif. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek,
okulasi, cangkok, penyambungan, merunduk, dan yang paling mutakhir adalah
dengan menggunakan kultur jaringan. Keuntungan Pembiakan Vegetatif 1).
Memanfaatkan potensi variasi secara genetik total untuk meningkatkan produksi,
yakni dengan penerapan teknik pembiakan vegetatif kinerja genotif yang baik dari
induknya akan dapat diulangi secara konsisten pada keturunannya. 2). Sifat
tanaman baru akan sama persis dengan induknya, 3). Lebih cepat berproduksi
Kerugian Pembiakan Vegetatif : 1). Tanaman yang berasal dari stek ataupun
mencangkok umumnya mempunyai sistem perakaran yang kurang kuat. 2).
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat menghasilkan sedikit keturunan.3). Bila
tanaman hasil reproduksi vegetatif dipotong ranting-rantingnya maka dapat
menyebabkan menurun pertumbuhannya. Perbanyakan tanaman secara generatif
adalah dengan menanam biji. Perbanyakan melalui biji memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya adalah 1) sistem perakaran yang kuat, 2) masa produktif
lebih lama, 3) lebih mudah diperbanyak, 4) lebih tahan terhadap penyakit yang
berasal dari tanah, 5) memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi. Kekurangan
dari perbanyakan ini adalah 1) waktu berbunga lebih lama, 2) anakan berbeda
dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif. rnerupakan alternatif
untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat sama dengan tanaman
induknya dalam jurnlah yang besar. Perbanyakan secara vegetatif dengan sistem
konvensional, umumnya masih memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena
itu, saat ini di beberapa negara maju telah banyak dikembangkan suatu sistem
perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih
banyak lagi, yaitu dengan sistern kultur jaringan atau budidaya jaringan.
1.2. Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Vegetatif


Pembiakan vegetatif bukan hanya berisi cara-cara teknis tetapi juga
didasarkan pada aspek keilmuan (scientific basis). Hal ini ditegaskan karena
ada tujuan atau target tertentu yang diinginkan oleh propagator dalam
melakukan pembiakan tanaman secara vegetatif. Target pembiakan vegetatif
bukan hanya sekedar keseragaman genetik
(genotip) antara tanaman induk dan anaknya tetapi juga tingkat kepastian
keseragaman waktu mulai berbuah, sifat arah pertumbuhan cabang
(misalnya, heterotrop atau autotrop) yang diinginkan, penggabungan sifat-
sifat unggul dari batang bawah rootstock) dan batang atas (scion) serta
keindahan pertumbuhan tanaman itu sendiri. Perbanyakan secara vegetatif
mempunyai keunggulan dibanding dengan cara generatif. Dengan cara
vegetatif seluruh karakter yang ada pada pohon induk akan diwariskan
kepada keturunannya, sehingga potensi pohon induk yang baik akan
berdampak baik pada tanaman yang dikembangkan. Cara perbanyakan ini
sangat penting artinya untuk pengembangan klon dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman karena perannya
yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik dibandingkan
dengan benih hasil penyerbukan alam. Di samping itu teknik perbanyakan
secara vegetatif mempunyai kelebihan lain yaitu mudah diperbanyak secara
masal dalam waktu relatif singkat. Untuk mencapai keberhasilan tersebut,
perlu dipelajari beberapa sifat tanaman yang diperbanyak, diantaranya
adalah: a). Sitokenesis dan Mitosis
Pembiakan vegetatif pada hakekatnya merupakan pembiakan tanaman
yang mengandalkan kemampuan sel penyusun organ tanaman untuk
melakukan sitokinesis dengan melibatkan pembelahan inti sel secara mitosis;
b). Umur Diferensiasi Sel (Umur Ontogenik) dan Umur Sel Setelah
Pembelahan pada umumnya dikenal satu macam umur tanaman, namun
sebenarnya pada satu tanaman terdapat dua macam umur yang sama sekali
bertolak belakang satu sama lainnya yaitu umur diferensiasi dan umur sel
setelah pembelahan. Peta umur diferensiasi pada satu tanaman, semakin
dekat dengan pangkal batang atau pangkal akar maka semakin muda umur
diferensiasi sel-selnya. Sebaliknya semakin ke ujung tajuk atau akar akan
semakin tua umur diferensiasinya; c). Fenotip Tanaman ungkapan
kecepatan pertumbuhan dan diferensiasi masing-masing tanaman sangat
beragam tergantung pada jenisnya, tetapi tanaman satu klon pun dapat
beragam tampilannya. Klon yang kita buat bisa akan beragam
perkembangannya akibat lingkungan yang berbeda, kita harus menyadari
bahwa penampilan atau ekspresi karakter pada suatu individu tanaman
merupakan interaksi dengan lingkungannya, yang penampakannya disebut
dengan istilah fenotip tanaman; d). Totipotensi Sel totipotensi merupakan
singkatan dari total atau organ tanaman mempunyai kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang seperti sel zigot membentuk tanaman utuh,
walaupun telah terpisah dari tanaman genetik potensial; e). Meristem
sampai saatnya mati tanaman tersebut akan terus tumbuh, tetapi setelah
tingkat embrio dilaluinya, pertumbuhannya terbatas pada bagian yang
disebut dengan meristem. Meristem merupakan kumpulan sel atau jaringan
yang tersusun atas sel-sel yang mempunyai kemampuan membelah diri
secara terus-menerus, sifat ini disebut dengan meristematis.

2.2. Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam Secara Generatif


Perbanyakan tanaman dengan biji merupakan perbanyakan tanaman secara generatif.
Perbanyakan melalui biji didahului dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina
tanaman induk. Perkembangbiakan tanaman secara generatif merupakan
perbanyakan tanaman yang berasal dari biji. Setelah terjadinya penyerbukan, inti
generatif serbuk sari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). Satu
sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sperma yang lain menyatu
dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk
endosperma. Penyatuan dua sperma dengan sel- sel yang berbeda dalam kantung
embrio disebut pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan
berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah.

Buah pada umumnya merupakan organ tanaman tempat menyimpan benih   dan  
hasil   fotosintesa.    Biji   sebagai   calon   benih   yang   pada umumnya berada di
dalam buah terbentuk melalui proses penyerbukan dimana tepung sari jatuh ke
kepala putik, maka terjadi pembuahan dan menyerap air dan nutrisi tanaman
berupa gula dan akan membentuk tabung sari.  Tabungsari akan tumbuh  dan
menembus tangkai  putik  (style),  menuju  ke  arah  kantung  lembaga tempat
tersebut sel jantan bertemu dengan sel telur, untuk membentuk zigot.  Pada  biji
yang  sedang berkembang, perkembangan embrio didahului oleh
pertumbuhan endosperm.  Perkembangan biji akan diakhiri dengan pembentukan
integumen pada jaringan ovari  induk.   Biji  akan tumbuh dan berkembang
sampai menjadi bentuk yang sempurna dan memenuhi standar untuk menjadi
benih. Benih kemudian dapat menjadi bahan tanam.
Biji yang memenuhi kriteria tertentu  dapat dijadikan benih.  Benih tanaman yang
ditumbuhkan pada media semai yang mengandung  airakan tumbuh dan
berkembang menjadi bibit.  Pertumbuhan bibit sangat tergantung pada cadangan
makanan di dalam benih (endosperm). Cadangan   makanan   dalam   benih   
adalah karbohidrat,   lemak   dan protein.   Benih yang ditumbuhkan pada media
semai akan melakukan proses perkecam-bahan (germination).  Perkecambahan
benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan  dan  perkembangan  bibit.   Benih  yang  sedang berkecambah
sangat peka terhadap penyakit tanaman dan gangguan fisik sehingga selama
proses ini sangat memerlukan  perlindungan. Perlindungan kecambah atau bibit
muda dilakukan dengan memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau
paranet.
Bahan tanam untuk pembiakan secara generatif adalah biji yang disiapkan
menjadi benih.  Pada biji monokotil, morfologi biji terdiri dari kulit biji (seed
coat), endosperm, kotiledon, dan embrio.  Pada biji tanaman Gymnospermae,
morfologi biji terdiri dari kulit biji (testa), mega gametofit, embrio yang terdiri
dari kotiledon dan calon akar, sedangkan untuk biji dikotiledon terdiri dari kulit
biji (testa) dan embrio (dua kotiledon, calon akar dan calon daun pertama).
Hormon adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman yang merupakan
bagian dari proses regulasi pada tumbuhan. Hormon dihasilkan pada bagian yang
sel-selnya masih aktif membelah diri dapat melalui pucuk, batang maupun ujung
akar. Hormon tumbuh adalah zat organik bukan hara yang dihasilkan oleh
tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis.
Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju
bagian tanaman lainnya.
Hormon secara alami sudah ada pada tumbuhan. Penggunaan Rootone-F
sebagai zat pengatur tumbuh tanaman selain harganya yang relatif lebih murah di
banding hormon IAA dan IBA, keberadaannya relatif mudah ditemukan di
pasaran. Hormon berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Rootone-F yang mengandung auksin dapat mempercepat pembelahan
dan pertumbuhan sel-sel tumbuhan. Hormon auksin memiliki kemampuan untuk
merangsang pemanjangan sel pada batang yang mengalami pembelahan dan pada
bagian koleoptil, tetapi hormon ini juga mempengaruhi perkembangan pusat
respon, termasuk pembentukan akar, diferensiasi jaringan pembuluh, respons
tropik, dan perkembangan kuncup ketiak, bunga dan buah. Setiap hormon
mempengaruhi respon pada banyak bagian tanaman. Respon itu bergantung pada
spesies, bagian tanaman, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar
hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan.

2.3. Cara Penanggulangan Permasalahan Ketersediaan Bahan Tanam


Pada Perbanyakan Tanaman
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai