Disusun Oleh :
ULPA SUSANTI 2010721077
I. DATA IDENTITAS
Berat panjang lahir : BBL : 2400 gram/ Pb; 40 cm, Lk; 30 cm,
Komplikasi kelahiran : Kehamilan G2P0A1 H31-32mg, merintih (+), sesak (+), retraksi
(+), cynasosis (+)
Data lain : Tidak ada data tambahan lain pada pasien
Jenis persalinan : SC
1. Reflek :
Moro (√ )
2. Tonus / aktifitas
3. Kepala / leher
bersih (√ ) sekresi ( )
5. THT
6. Wajah
Labioskizis ( ) palatoskizis ( )
7. Abdomen
c. Lingkar perut 21 cm
d. Liver : tidak teraba ( ), teraba < 2cm (√), teraba > 2cm ( )
8. Toraks
9. Paru-paru
10. Jantung
c. Capilary refill (√ )
11. Ekstrimitas
12. Umbilikus
16. Kulit
b. Sianosis ( ) pada :
17. Suhu
a. Lingkungan
Boks terbuka ( )
b. Kulit
2. Budaya : Indonesia
3. Suku : Jawa
4. Agama : Jawa
Memeluk
Berbicara
Berkunjung √
Memanggil nama
Kontak mata
9. Orang terdekat yang dapat dihubungi ; Ibu
X. PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Dukungam ventilasi (I.01002) Halaman 49
berhubugan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam, Indentifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
imaturitas neurologis pola nafas klien membaik , dengan Monitor status respirasi dan oksigenasi (misalnya
(SDKI D.0005 Halaman 26) kriteria hasil: frekuensi kedalaman nafas, penggunaan otot bantu
1. Pola Nafas (L.01004) Halaman 95 nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen
Frekuensi nafas membaik Berikan posisis semi fowler atau fowler
2. Status Neurologis (L.06053) Hal 120
Frekuensi nadi membaik
Pola nafas membaik
2 Menyusui Tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen nutrisi ( I.03119) Halaman 200
Identifikasi status nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam, status
Monitor asupan makana
Hambatan pada neonatus menyusui membaik , dengan kriteria hasil : Monitor berat badan
dan ketidakadekutan refleks
menghisap bayi 1. Status Nutrisi Bayi (L.03031) Halaman
(SDKI. D.0029 Halaman 75) 122
Berat badan meningkat
3 Risiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Pencegahan infeksi (I,14539) Hal 278
dengan ketidakadekuatan keperawatan selama 1 x 24 jam, Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pertahanan tubuh sekunder : klien terhindar dari infeksi, dengan pasien dan lingkungan pasien
Imununosupresi (SDKI kriteria hasil: Pertahankan teknik aseptik pada pasein beresiko
D.0142 Halaman 304) 1. Tingkat infeksi (L.14128) halaman 140
Kemampuan mengindentifikasi faktor
resiko meningkat
Kemampuan melakukan strategi
control resiko meningkat
Catatan Perkembangan
Tanggal & Hari, Waktu Diagnosa Keperawatan Intervensi (Tindakan Keperawatan ) Paraf
31-03-2021, Rabu Pola nafas tidak efektif 1. Melakukan Indentfikasi adanya kelelahan
berhubugan dengan imaturitas otot bantu nafas
13.30 WIB
neurologis Hasil : By. Ny.e tidak ada kelelahan otot bantu
(SDKI D.0005 Halaman 26) nafas
Ulpa Susanti
2. Monitor status respirasi dan oksigenasi
(misalnya frekuensi kedalaman nafas,
penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas
tambahan, saturasi oksigen
Hasil :
RR: 80 x/menit,
Hr; 128x/ menit.
Spo2 98
O:
otot bantu napas (-)
Retraksi dinding dada (-)
Pernapasan cuping hidung (-)
Semi fowler (+)
Ulpa Susanti
Inhalasi bayi
P:
timbang berat badan secara berkala
pantau intake cairan
pantau output cairan Ulpa Susanti
Pantau balance cairan bayi
3 S:-
O:
Pasien nampak dalam Incubator
bayi diselimuti
tidak ada kemerahan pada bayi
P:
Cuci tangan sebelum ataupun sesudah kontak dengan bayi
Gunakan gawn saat kontak dengan bayi
Gunakan sendal yang berbeda saat didalam atau diluar Ulpa Susanti
ruangan
Maksimal menggunakan handrub sebanyak 2x
Tidak menggunakan benda-benda berbahaya seperti
cincin / jam tangan
Kurangi penggunaan handphone saat berada di ruangan
Tambahan
Alasan saya mengambil dx menyusui tidak efektif karena dimana kondisi bayi dan ibu
mengalami ketidakpuasan atau kesungkaran pada proses menyesui sesuai dengan kasus bayi Ny. E yaitu
reflek menghisap masih lemah, menghisap susu tidak terus menerus, bayi pun memiliki berat badan yang
normal diusia kandungan 31-32 minggu, maka dari itu kita harus mempertahankan berat badannya
bahkan menaikannya