Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Dasar

Disusun Oleh :

Nama: TAZQIROTUL ULA

NIM: 433131420119017

Dosen : Ns.Lilis Suryani M.kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES HORIZON KARAWANG

TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021

Jln. Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass – Karawang


LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN

KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian dari fisiologi
homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan.
(Tamsuri.2004).

B. PATOFISIOLOGI
 ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare,
muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan
salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti
akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-
penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.

C. TANDA DAN GEJALA

a. Kelelahan
b. Kram otot dan kejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekas marah
g. Muntah
h. Mulut kering
i. Denyut jantung lambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanan darah naik turun
m. Kurangnya koordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuan sendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
s. Berat badan menurun

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler
(CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites,
adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
E. PATHWAY
F. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
 Kanker, luka bakar.
Data Objektif :

Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak,
dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan otot atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

 DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan


dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan:
-Mual Muntah.
-BAB cair (Diare).
-Keringat yang berlebihan.

b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll
 Konsep keperawatan
1) Pengkajian focus
No. Data senjang Etiologi Masalah

Ds : Ketidakmampuan Defisit nutrisi


- Klien mengeluh mencerna makanan
mual terus menerus
ketikan
mengkonsumsi
obat
- Klien mengeluh
tidak nafsu makan
- klien 5 tahun lalu
mulai terdiagnosa
DM
Do :
- mengalami
penurunan (BB
awal 70 kg)
- TD 100/60 mmHg
- RR 27x/menit
- N 90x/menit
- Suhu 36,8 derajat
celcius.

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi


.
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 - Identifikasi status
mencerna makanan d.d jam,status nutrisi membaik nutrisi
berat badan menurun dengan kriteria hasil - Identifikasi alergi
- Porsi makanana yang dan intoleransi
di habiskan meningkat makanan
- Berat badan membaik - Identifikasi
- Frekuensi makan makanan yang
membaik disukai
- Nafsu makan - Identifikasi
membaik kebutuhan kalori
da jenis nutrien
- Identifikasi
perlunya
pengunaan
selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat
badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
(mis. Piramida
makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemerian
makanan melalui
selang
nasogastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemeberian
medikasi
sebelum makan
(mis.pereda
nyeri,antlemetik)
jika perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien
yang di
butuhkan, jika
perlu

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

H. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit.

Rumus dasar dalam satuan jam

1. Faktor tetes infus (Dewasa) :

 Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml

 Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.

3. Menghitung keseimbangan cairan.


IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam

DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC


Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai