Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS FLUIDA

OLEH:

JURUSAN/FREKUENSI : TEKNIK INDUSTRI/II


KELOMPOK : 4A
ANGGOTA KELOMPOK : 1. Miznalaila Kharisma (09120200081)
2. Cindy Amalia Amir (09120200082)
3. Alif Muslim (09120200083)
4. Nurul Fadilah (09120200084)
5. Aldi (09120200085)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha
untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu
alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair
memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak
goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam
dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang
dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan ke dalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil ke dalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah
perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Neuton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser
berbanding lurus dengan viskositas. Pelumas bagian dalam mesin fluida viskos

1
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

cenderung melekat pada permukaan zat. (Kironoto, Agus, Bambang,


2016).
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep fisika / mekanika mengenai kekentalan
(viskositas).
2. Kami dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda
yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan fluida
tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus(TIK)
1. Kami dapat memahami menggunakan prinsip keseimbangan gaya
stokes, gaya apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kami dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Kami dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Kami dapat menentukan Viskositas Fluida.

2
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Viskositas

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul gas. Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida
yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Viskositas fluida
berhubungan dengan gaya gesek antar lapisan fluida ketika satu lapisan bergerak
melewati lapisan yang lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan terutama oleh
gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas, viskositas muncul karena
tumbukan antarmolekul. Setiap fluida memiliki besar viskositas yang berbeda
yang dinyatakan dengan Ƞ. Viskositas dapat dengan mudah dipahami dengan
meninjau satu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua lempeng logam
yang rata. Satu lempeng bergerak (lempeng atas) dan lempeng yang lain diam
(lempeng bawah). Fluida yang bersentuhan dengan lempeng ditahan oleh gaya
adhesi antara molekul fluida dan molekul lempeng. Dengan demikian, lapisan
fluida yang bersentuhan dengan lempeng yang bergerak akan ikut bergerak,
sedangkan lapisan fluida yang bersentuhan dengan lempeng diam akan tetap diam.
Suatu fluida (fluida) adalah suatu zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida
termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa
fluida, seperti gelas dan ter (pitch), mengalir begitu lambat sehingga berperilaku
seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang biasanya kita gunakan
untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985).
Lapisan fluida yang bergerak mempunyai kelajuan sama dengan kelajuan
lempeng yang bergerak, yaitu sebesar v. lapisan fluida yang diam akan menahan

3
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

lapisan fluida di atasnya karena adanya gaya kohesi. Lapisan yang ditahan itu
menahan lapisan di atasnya lagi dan seterusnya sehingga kelajuan setiap lapisan
fluida bervariasi dari nol sampai v. Lapisan fluida yang bersentuhan dengan
lempeng diam akan tetap diam. Untuk menggerakkan lempeng diperlukan gaya.
Untuk membuktikannya, dapat dicoba dengan menggerakkan sebuah potongan
kaca di atas tumpahan sirup. Semakin kental fluida, semakin besar gaya yang
diperlukan untuk mendorong. Gejala viskositas dapat diamati ketika menjatuhkan
sebutir kelereng ke dalam gelas kaca yang berisi minyak goreng, maka kelereng
tersebut akan mengalami perlambatan dalam geraknya. Ini terlihat ketika kelereng
jatuh lebih lambat saat berada di dalam minyak goreng dibandingkan saat masih
di udara. Perlambatan yang terjadi itu karena adanya gesekan di dalam fluida.
Ketika kelereng dijatuhkan ke dalam minyak goreng, kelereng mengalami
kecepatan yang suatu saat paling besar dan tetap untuk selang waktu tertentu.
Kecepatan itu disebut kecepatan batas. Saat kelereng di dalam minyak goreng,
kelereng mengalami tiga gaya, yaitu gaya berat, gaya ke atas fluida, dan gaya
gesekan fluida.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang
disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2
atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang
fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas.

2.2 Konsep Fluida

Fluida adalah zat alir yang dapat mengalir (zat alir), yang dapat berupa gas
ataupun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah
viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut
saat mengalir. Kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan.
Fluida yang lebih kental (viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari
pada fluida yang kurang kental. Sifat viskos ini sangat diperhatikan dalam perihal
yang melibatkan aliran fluida maupun minyak pelumas mesin. Pelumas mesin
berviskositas tinggi lebih baik digunakan daripada yang bernilai rendah. Tetapi

4
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

jika teralu tinggi viskositasnya justru akan menghambat gerakan mesin tersebut.
Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat bergantung pada suhu.
Fluida dapat digolongkan dalam dua macam yaitu: fluida statis dan dinamis.
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-
bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya
gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai
gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi.
Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan
fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil
ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis
tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipa aliran.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir ketika diberikan gaya yang
menyinggung permukaannya. Gaya yang menyinggung ini disebut shear stress.
Saat shear stress diaplikasikan pada fluida maka, akan terdeformasi. Proses
deformasi inilah yang disebut aliran fluida. Salah satu properti yang penting dari
fluida adalah viskositas, yaitu koefisien yang menggambarkan ketahanan suatu zat
cair agar tidak terdeformasi oleh shear stress. Semakin besar viskositas fluida,
maka gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan fluida besar sehingga mengalir
akan semakin besar. Secara sederhana, viskositas sering disebut derajat kekentalan
suatu fluida. Sebagai contoh, susu kental manis lebih kental daripada air sehingga
dapat kita katakan susu kental manis memiliki koefisien viskositas yang lebih
besar daripada air dan tentu saja susu kental manis lebih sulit mengalir daripada
air.

2.3 Viskositas Fluida

Viskositas merupakan ukuran kekentalan yang menyatakan besar kecilnya


gesekan dalam fluida dan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida itu.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida
relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan-alasan yang diperlukannya
usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang. Di dalam zat cair,
5
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas
rendah, viskositas (kekentalan) berasal dari kata viscous. (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi
fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang
tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan
atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida di bawahnya maka tidak ada gaya tekan
yang bekerja pada lapisan fluida.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki

6
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas newton menyatakan


hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran
dalam viskositas fluida juga termasuk konstan sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian.
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter.
Paling tidak, terdapat 2 prinsip dasar system / metode pengukuran viskositas
tersebut. Pertama, metode berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler
vertikal saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan sesuai dengan metode
ini adalah viskosimeter ostwald yang asas kerjanya berdasarkan hukum Poiseuille.

Gambar 4.2.1 Viskometer (Yas, Ali. 2013)

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas

Faktor yang mempengaruhi viskositas, di antaranya:


1. Temperature/Suhu; viskositas akan turun dengan naiknya termperatur,
sedangkan vsikositas gas naik dengan naiknya temperature. Hal ini terjadi
karena adanya gerakan. Gerakan partikel cairan yang semakin cepat apabila
ada suhu yang ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Tekanan; viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada viskositas
fluida akan memberikan pengaruh pada ikatan partikel-partikel pada zat
cair.
3. Ukuran dan Berat Molekul; viskositas naik dengan naiknya berat molekul
biasanya laju aliran minyak lambat dan ketentuan tinggi. Viskositas
(kekentalan) berasal dari perkataan viskos, suatu bahan apabila dipanaskan
7
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viskos yaitu menjadi lunak
dan dapat mengalir pelan-pelan.
4. Kekuatan antar molekul; semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair
maka nilai viskositas yang dimiliki akan semakin tinggi.

2.5 Jenis-Jenis Cairan pada Viskositas Fluida

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan Newtonian
dan nonnewtonian sebagai berikut:
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya: Air,
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stress secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi
disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” .(Dogra,
2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dipengaruhi kecepatan tidak linear. Fluida non-Newtonian adalah fluida dengan
gradien kecepatan yang mempengaruhi koefisien kekentalan. Kurva tegangannya
nonlinear sehingga tidak memenuhi kriteria hukum gerak Newton dalam
linearisasi. Penerapan fluida non-Newtonian menghasilkan viskositas tanpa
konstanta.

2.6 Metode Penentuan/Koefisien Viskositas Fluida

Koefisien viskositas fluida dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan


tegangan luncur dengan kecepatan perubahan regangan luncurnya. (Fitriyah,
2013).
Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara:
8
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Cara Ostwalt Kapiler


Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena
gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut. (Lutfy,2007). Hukum poiseuille juga
digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui
pipa silindris dan menentukan jumlah cairan yang keluar per detik. (Sarojo, 2006)
Cara penggunaannya: Jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula air
dimasukkan melalui tabung A lalu dihisap agar masuk ke tabung B tepat sampai
batas a kemudian dilepaskan dan siapkan stopwatch sebagai pengukur waktu.
Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda yang
dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut. Besaran massa
jenis dapat membantu menerangkan mengapa benda yang berukuran sama
memiliki berat yang berbeda. Benda yang lebih besar belum tentu lebih berat
daripada benda yang lebih kecil.
Persamaan densitas yaitu:
m
ρ= ………………………………………………………….……….(4.2.1)
v

Dimana: ρ=¿ densitas (kg/m³); m = massa (kg); v = volume (m³)


Pada Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan
oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui
batas a dan b dapat diukur menggunakan stopwatch.
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan
𝜂 = 𝜋(∆𝑝)𝑅 4
𝑡 ….……………………………………...……….……………(4.2.2)
8.𝑣.𝑙

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), ∆p = tekanan (Pa) v = Kelajuan


relatif (m/s), l = Panjang pipa (m)
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran
cairan dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:
9 𝑛1 = 𝑑1𝑡1
𝑛2 | P𝑑a
2𝑡 g e Viskositas Fluida
2
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

……………………………………………………………….…(4.2.3)

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), d = Diameter bola (m), t = Tinggi(m)


2. Cara Hopper (Bola Jatuh)
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung
gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum, terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama
dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan
tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada
regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan
regangan juga disebut laju regangan. ( D. Young, 2009). Laju regangan
mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu
hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di
dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida
sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila
sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan
berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola
menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol. (Sudarjo,
2008).
Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga
macam gaya, yaitu:
a. Gaya Gravitasi atau Gaya Berat (W), gaya inilah yang menyebabkan benda
bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
b. Gaya Apung (buoyant force) atau Gaya Archimedes (B), arah gaya ini ke
atas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
itu.

10
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

c. Gaya Gesek (frictional force) Fg, arahnya ke atas dan besarnya seperti yang
dinyatakan oleh persamaan:
Fg=kV ………………………………………………………….(4.2.4)

Dimana: Fg = gaya gesek; k = konstanta; V = kecepatan benda (m/s²)


Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar,
tetapi dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh
makin besar. Benda yang bentuknya tidak beraturan dan rumit serta besar akan
menghasilkan harga k yang besar.
Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola
mengalami laju terminal (konstan) dan berlaku rumus:

η= (2r^2 g)/9v ………………………………………………………...…..(4.2.5)

Dimana: v = laju terminal(m/s), ρ = kerapatan bola(kg/m3), ρo = kerapatan fluida


(kg/m3), η=koefisien viskositas (Ns/m3)

Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta


gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan:
𝑦1 = (𝑑𝑏−𝑑1)𝑡1
𝑦2
……………………………………………………………..(4.2.6)
(𝑑𝑏−𝑑2)𝑡2

Dimana: η = Koefisien viskositas (Ns/𝑚2 ), t = Tinggi bola (m), db = Diameter


(m)

2.7 Persamaan Poiseuille

Fluida mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk mengalirkannya


melawan gaya gesek berbagai lapisan. Akibatnya, debet fluida hanya bergantung
pada luas penampang dan kecepatan fluida mengalir. Debet fluida mengalir
bergantung koefisien kekentalan, jari-jari pipa, perbedaan tekanan ujung-ujung
pipa per satuan panjang (gradien tekanan). Bila debet fluida Q perbedaan tekanan
∆𝑃, panjang pipa l, dan jari-jari pipa r, hubungan berbagai suatu besaran
dituliskan.
Hukum Poiseuille dituliskan sebagai:
8η L ………………………………..…………………………..(4.2.7)
∆ P= 4 I v
11 πr
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dimana: P= tekanan (Pa) η = koefisien viskositas fluida(Ns/m2) L = panjang pipa


kapiler yang dilalui fluida (m2) I v = laju aliran volume (m3/s)
Dengan viskosimeter Ostwald dapat ditentukan viskositas fluida jika h, a, L,
dan V dapat diukur. Persamaan Poiseuille menjadi:
4
πhg a ………………………………………………….………..(4.2.8)
η= ρt
8 LV
Dimana: ρ = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu
pengaliran cairan dari tanda A sampai B; a = jejari pipa kapiler yang
panjangnya L; h = jarak antara bola kecil dan besar.
Jika viskositas cairan (dalam hal ini alkohol) = c ρ x tx dan viskositas air = c ρ w
tw maka viskositas alkohol ηx terhadap viskositas air ηw adalah:
ρx t x
ηx= ρw t w
x ηw ……………………………………………………….(4.2.9)

Dimana: ρ = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu


pengaliran cairan dari tanda A sampai B; a = jejari pipa kapiler yang
panjangnya L; h = jarak antara bola kecil dan besar.
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh
persamaan:
𝑄 = 𝜋𝑟 4∆𝑃
………..…………………………………………………….....(4.2.10)
𝗌𝑦𝑙

Dimana: Q = Debit fluida (𝑚3), η=Koefisien viskositas (Ns/m2 ), ∆P=Perbedaan


tekanan (Pa), l= Panjang pipa (m), r =Jari-jari pipa (m).

2.8 Hukum Stokes

Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes . Apabila
benda bergerak dengan kelajuan v dalam fluida kental yang koefisien
viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida
sebesar Fs = kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk
geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir
George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya

12
Fs |=P6 π
a gηe Viskositas Fluida
rv
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

berupa bola nilai k = 6 π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka
diperoleh persamaan seperti berikut
…………………………………………………...………….(4.2.11)

Persamaan di atas selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes.


Dimana: Fs : gaya gesekan stokes (N), η : koefisien viskositas fluida (Pa s),
r : jari-jari bola (m), v : kelajuan bola (m/s)
Perhatikan bola yang jatuh dalam fluida pada gambar. Gaya yang bekerja
pada bola adalah gaya berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat
viskositas/gaya stokes Fs. Ketika jatuh bola bergerak dipercepat. Ketika
kecepatannya bertambah, gaya stokes bertambah. Saat bola mencapai keadaan
seimbang bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal.

Gambar 4.2.2 Gaya bekerja pada benda yang bergerak pada fluida (Malik, 2014)
Gaya geser antar suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida
akan sebanding dengan suatu kecepatan relative gerak benda ini kepada fluida.
Jika sebuah benda berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya stokes pada bola
tersebut akan bertambah besar pula, sehingga pada suatu ketika bola tersebut kan
bergerak dengan laju konstan, yaitu pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya-
gaya tersebut.

13
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.2.3 a). Kelereng dijatuhkan ke dalam fluida ideal, b). Kelereng
dijatuhkan ke dalam fluida tak ideal (Sumber: Fitriya, 2013)
Pada gambar 4.2.3 (a) sebuah kelereng dijatuhkan di dalam tabung yang
berisi suatu fluida. Jika kelereng dijatuhkan ke dalam tabung berisi fluida ideal,
tidak akan terjadi perubahan resultan gaya akibat gesekan fluida. Akan tetapi, jika
kelereng dijatuhkan ke dalam tabung yang tidak ideal, akan terjadi perubahan
resultan gaya yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh gaya
gesekan.
Pada gambar 4.2.3 (b) gaya-gaya yang bekerja pada kelereng adalah gaya
berat kelereng yang diimbangi oleh gaya stokes dan gaya Archimedes.

2.9 Hukum Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang


dimasukkan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit
mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan
mudah diangkat dari dasar kolam. Gaya apung terjadi karena makin dalam zat
cair, makin besar tekanan hidrostatiknya. Hal ini menyebabkan tekanan pada
bagian bawah benda lebih besar daripada tekanan ada bagian atasnya. Gaya apung
muncul karena selisih antar gaya hidrostatik pada permukaan benda atas dan
bawah. Fluida melakukan tekanan hidrostatik p1=ρfgh1 pada bagian atas benda.
Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini adalah F1=p1A =ρfgh1Aberarah ke
bawah. Dengan cara yang sama, pada permukaan bagian bawah diperoleh F2=p2A
=rfgh2Aberarah ke atas. 

14
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hukum Archimedes yang telah dikemukakan oleh Archimedes (287 – 212


SM) bahwa: Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat
cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya
ke atas (Fa) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan
dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut :
1. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat
benda (w) lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
W>Fa
ob X Vb X g > pa X Va Xg
ob> pa,
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)

Gambar 4.2.4 Benda tenggelam Fa > W (Munsir, 2004)

2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat
benda (w) sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam
keadaan setimbang
W=Fa
ob X Vb X g = pa X Va Xg
15
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ob = pa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot

Gambar 4.2.5 Benda melayang Fa = W (Munsir, 2004)


3. Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat
benda (w) lebih kecil dari gaya ke atas (Fa).
W>Fa
ρb X Vb Xg = ρa X Va X g
ρb< ρa

Gambar 4.2.6 Benda terapung Fa > W (Munsir, 2004)


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

16
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gambar 4.3.1 a). Kelereng, b). Jangka Sorong, c). Mikrometer Sekrup, d).
Roll Meter, e). Stopwatch, f). Gelas Ukur, g). Tabung Gelas Besar Berisi
Fluida

3.2 Prosedur Percobaan

Pertama-tama kami menyiapkan alat dan bahan, kemudian mengukur tiap


kelereng yang akan digunakan menggunakan mikrometer sekrup dan mengukur
diameter dalam tabung gelas yang berisi fluida menggunakan jangka sorong.
Setelah itu, kami memberi tanda pada tabung menggunakan karet gelang. Lalu
mengukur tinggi tabung gelas dan membaginya menjadi tiga bagian yang interval
masing-masing 10 cm sebagai jarak r (jari-jari) dan mengukur suhu cairan.
Kemudian kami mencelup bola ke dalam fluida dan menghitung waktu setiap
jaraknya dari titik satu, dua, dan tiga. Lalu kami mencatat waktu yang diperoleh
17
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

dan mencatat semua hasil pengukuran. Kami melakukan prosedur berulang kali
sampai mendapatkan nilai modus disetiap datanya. Setelah itu, kami menimbang
gelas ukur yang kosong menggunakan neraca analitik. Lalu mengisi gelas ukur
dengan fluida sebanyak 50 ml. Kemudian kami menimbang gelas ukur yang sudah
berisi fluida dan kelereng menggunakan neraca analitik.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

18
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pada percobaan viskositas fluida (cairan) dilakukan melalui pengukuran


jangka sorong dan mikrometer sekrup. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat
pada tabel 5.4.1.
Tabel 5.4.1 Data Hasil Pengamatan

m Bola Theta Jarak Waktu


No Bola Keterangan
(kg) Bola (m) (m) t1 t2 t3

1 0.01623 0.1 0.15 0.31 0.83


Gelas Kosong =
2 I 0.0052 0.01643 0.2 0.16 0.31 0.82 0.1214 kg

3 0.01631 0.3 0.13 0.31 0.82 Volume Fluida =


15 ml
1 0.02521 0.1 0.09 0.25 0.41 Gelas Isi = 0.3342

2 II 0.020079 0.02520 0.2 0.10 0.25 0.40 Suhu Awal = 31o


Suhu Awal = 32o
3 0.02548 0.3 0.10 0.25 0.41

Hari/Tanggal Praktikum : Minggu/ 4 April 2021


Frekuensi : II
Anggota Kelompok : 1. Miznalaila Kharisma (09120200081)
2. Cindy Amalia Amir (09120200082)
3. Alif Muslim (09120200083)
4. Nurul Fadilah (09120200084)
5. Aldi (09120200085)

Makassar, 4 April 2021


Asisten

(Indra Pranata Syachruddin)

BAB V
PENGOLAHAN DATA

19
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

5.1 Menghitung Rata-Rata Waktu


5.1.1 Bola I
t 1 +t 2+ t 3
t n=
n

0.15+0.16+0.13
t 1=
3
0.44
¿
3

¿ 0.14 s

0.31+ 0.31+ 0.31


t 2=
3
0.93
¿
3

¿ 0.31 s

0.83+0.32+0.82
t 3=
3
2.47
¿
3

¿ 0.82 s

5.1.2 Bola II

t 1 +t 2+ t 3
t n=
n

0.09+0.10+0.10
t 1=
3
0.29
¿
3

¿ 0.09 s

0.25+0.25+0.25
t 2=
3

20
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0.75
¿
3

¿ 0.25 s

0.41+ 0.40+0.41
t 3=
3
1.22
¿
3

¿ 0.1 .40 s

1.

5.2 Rata-Rata Jari-Jari Bola


5.2.1 Bola I

D1 0.01623
r 1= =
2 2
¿ 0.008115 m

D2 0.01643
r 2= =
2 2
¿ 0.008215 m

D3 0.01631
r3 = =
2 2
¿ 0.008155 m

r 1 +r 2+r 3
r=
3
0.008115+0.008215+0.008155
¿
3
0.24485
¿
3
¿ 0.008161

5.2.2 Bola II

21
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

D1 0.02521
r 1= =
2 2
¿ 0.012605 m

D2 0.02520
r 2= =
2 2
¿ 0.0126 m

D3 0.02548
r3 = =
2 2
¿ 0.01274 m

r 1 +r 2+r 3
r=
3
0.012605+0.0126+0.01274
¿
3
0.037945
¿
3
¿ 0.012648 m

5.3 Massa jenis bola


5.3.1 Bola I

0.052
ρb =
4 3
πr
3
0.052
¿
4
(3.14) ¿ ¿
3

0.052
¿
0.00000227562

3
¿ 22,850.9153 km / m

5.3.2 Bola II

22
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0.020079
ρb =
4 3
πr
3
0.020079
¿
4
(3.14) ¿ ¿
3

0.020079
¿
0.00000476492

¿ 4,213.9214 km/m3

5.4 Massa Jenis Fluida

m
ρf=
v
massa gelasisi−massa gelas kosong
ρf=
v
0.3342−0.1214
¿ −5
2.5 ×10
0.2128
¿
2.5× 10−5
3
¿ 8,512 kg /m

5.5 Menentukan Nilai Viskositas

2. g .t .r 2
μ= (∆ ρ)
9l

a) Bola I (0.1)

2. g .t .r 2
μ= ( ρb −ρf )
9l

μ=(2)(9.8)(0.14)¿ ¿
0.00018275567
μ= ×(14,338.9153)
0.9
μ=2.9116

23
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

b) Bola I (0.2)

2. g .t .r 2
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.31)¿ ¿
0.00040467327
μ= ×(14,338.9153)
1.8
μ=3.2236
c) Bola I (0.3)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.82)¿ ¿
0.00107042606
μ= ×(14,338.9153)
2.7
μ=5.6847
d) Bola II (0.1)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.09)¿ ¿
0.00028219043
μ= ×(−4,298.0786)
0.9
μ=−1.3476
e) Bola II (0.2)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.25)¿ ¿
0.00078386231
μ= ×(−4,298.0786)
1.8
μ=−1.8717
2. g .t .r 2
f) Bola II (0.3) μ= ( ρb −ρf )
9l

μ=(2)(9.8)(0.40)¿ ¿

24
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0.00012541797
μ= ×(−4,298.0786)
2.7
μ=−1.9965

25
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


Berdasarkan perhitungan viskositas fluida pada Bab V didapatkan data hasil
perhitungan sebagaimana terlihat pada tabel 5.6.1
Tabel 5.6.1 Hasil Perhitungan

m Bola ρf μ
No Bola ρb (kg/m3) t (s) r (m) Keterangan
(kg) (kg/m3) (Ns/m2)

1 0.43 0.008115 2.9116


Gelas Kosong =
2 I 0.0052 22,850.9153 8,512 0.43 0.008215 3.2236 0.1214 kg

3 0.42 0.008155 5.6847 Volume Fluida =


15 ml
1 0.25 0.012605 -1.3476 Gelas Isi = 0.3342

2 II 0.020079 4,213.9214 8,512 0.25 0.01274 -1.8717 Suhu Awal = 31o


Suhu Awal = 32o
3 0.253 0.01274 -1.9965

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data

Dari tabel analisa di atas, setelah dilakukan percobaan dan perhitungan


dapat diketahui bahwa saat bola dilepaskan dan bergerak menuju titik I, bola akan
mengalami percepatan. Tetapi saat bola berada pada titik II bola yang berada
dalam fluida tidak mengalami percepatan atau bisa dikatakan kecepatan bola
adalah konstan. Ini terjadi karena adanya gaya stokes dan gaya apung yang
berusaha menghambat laju bola. Pada jarak I memiliki waktu yang lebih cepat
karena dipengaruhi oleh kecepatan awal bola. Setelah melewati titik II bola
memiliki kecepatan tinggi karena kecepatan awal dari bola tersebut sudah tidak
mempengaruhi kecepatannya.

26
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Viskositas sangat
mempengaruhi kecepatan benda untuk melewati suatu fluida, semakin kental
fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.
Suatu benda yang bergerak di dalam suatu fluida akan mendapat beberapa
pengaruh gaya, antara lain gaya Archimedes, gaya gesek fluida itu sendiri atau
biasa disebut gaya stokes, dan gaya gravitasi yang menyebabkan timbulnya gaya
berat dalam fluida. Gaya stokes akan menghambat gerakan benda dalam
viskometer sehingga benda (bola) akan bergerak melambat sampai jarak tertentu.
Gaya-gaya yang bekerja atau berpengaruh pada viskositas, suatu saat gaya
tersebut akan mengalami keseimbangan yang menyebabkan gerakan jatuh bola
dipercepatan kemudian diperlambat sampai benda (bola) tersebut bergerak dengan
kecepatan konstan atau mencapai kecepatan terminal.
Dalam percobaan kali ini didapatkan massa jenis dan koefisien viskositas
yang berbeda pada literatur. Perhitungan yang akurat dan ketelitian lah yang dapat
mengurangi nilai ketidakpastian, dalam hal ini adalah massa jenis dan koefisien
viskositas. Berikut adalah nilainya:
km
a. Massa jenis bola I: ρb =22,850.9153
m3
km
b. Massa jenis bola II: ρb =4,213.9214 3
m
kg
c. Massa jenis fluida: ρ f =8,512
m3
d. Koefisien viskositas bola I (0.1) pada fluida: μ=2.9116 Ns /m²
e. Koefisien viskositas bola I (0.2) pada fluida: μ=3.2236 Ns /m²
27
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

f. Koefisien viskositas bola I (0.3) pada fluida: μ=5.6847 Ns /m²


g. Koefisien viskositas bola II (0.1) pada fluida: μ=−1.3476 Ns /m²
h. Koefisien viskositas bola II (0.2) pada fluida: μ=−1.8717 Ns /m²
i. Koefisien viskositas bola II (0.3) pada fluida: μ=−1.9965 Ns /m²

7.2 Saran

7.2.1 Asisten
Kami berharap para asisten tetap semangat dan sabar dalam membimbing
kami.
7.2.2 Praktikum
Kerja samanya lebih di tingkatkan lagi dan teliti saat mengerjakan
praktikum.

7.3 Ayat yang Berhubungan

Qur’an Surah Al-Mu’minun ayat 18

ٍ ‫ض   ۖ  َواِ نَّا  ع َٰلى   َذهَا‬


َ‫ب  بِۢ ٖه  لَ ٰق ِدرُوْ ن‬ ٰ
ٍ ‫َواَ ْن َز ْلنَا   ِمنَ   ال َّس َمٓا ِء   َمٓا ًء  بِۢقَد‬
ِ ْ‫َر  فَا َ ْس َكنّهُ  فِى  ااْل َ ر‬

"Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan
air itu menetap di Bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya."

Penjelasan tentang ayat diatas ialah ukuran dari zat cair ini lebih ditekankan
pada ukuran kekentalan (viskositas) cairan. penetapan ukuran kekentalan
(viskositas) suatu cairan adalah hal yang sangat penting. karena kekentalan dan
viskositas menentukan fungsi dari suatu cairan. sebagai contoh kita bandingkan
beberapa cairan yang mempunyai viskositas berbeda, sehingga berbeda pula
manfaatnya. viskositas air, aspal, gliserin, minyak zaitun dan asam sulfat. jika kita
bandingkan zat-zat cair tersebut perbedaannya sangat jelas. air 10 juta kali lebih
cair daripada aspal, 1000 kali lebih cair daripada gliserin, 100 kali lebih cair
daripada minyak zaitun, dan 25 kali lebih cair daripada asam sulfat.

28
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Budianto, Anwar, 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes.
Chang, Raymond, 2007. “Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga”. Jakarta.
Dogra, 2006. “Kimia Fisika dan Soal-Soal”. Malang.
D. Young, Hugh, 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ervi Audina, 2011. Wordpress.com. “Viskositas”.
Fitriyah, 2013. Pengaruh Penambahan Air dan Suhu Pemanasan terhadap
Viskositas. Jurnal Penelitian. Hal 1.
Ginting, Tjurmin, 2011. “Penuntun Praktikum Kimia Dasar”. LDB UNSRI.
Indralaya.
James A. Richards. J.R, Francis weston sears, M. Russel Wehr, Mark. Zemansky
modern university physics, First edition, 1963.
Kanginan, Marthen, 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.
Lutfy, 2007. “Stokes”. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, Soemanto, 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Resnick, Halliday, Walker, 2010. “Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1”. Jakarta:
Erlangga.
Sarojo, Ganijanti Aby, 2006. “SeriFisika Dasar Mekanika”. Salemba Teknika.
Jakarta.
Soedojo, 1986. “Mekanika Munson Viskositas kekentalan”. Jakarta.
Sudarjo, Randy, 2008. “Modul Praktikum Fisika Dasar I”. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
Sumarna, Omay, 2006. “Kimia Organik I Untuk Umum”. Bogor.

29
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Yoeselyn Wangi, 2017. “Metode dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Viskositas”. Physical Cemistry.

30
|Page Viskositas Fluida

Anda mungkin juga menyukai