Laporan Viskositas Fluida
Laporan Viskositas Fluida
VISKOSITAS FLUIDA
OLEH:
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha
untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu
alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair
memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak
goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam
dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang
dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan ke dalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil ke dalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah
perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Neuton menyatakan bahwa
untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser
berbanding lurus dengan viskositas. Pelumas bagian dalam mesin fluida viskos
1
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
lapisan fluida di atasnya karena adanya gaya kohesi. Lapisan yang ditahan itu
menahan lapisan di atasnya lagi dan seterusnya sehingga kelajuan setiap lapisan
fluida bervariasi dari nol sampai v. Lapisan fluida yang bersentuhan dengan
lempeng diam akan tetap diam. Untuk menggerakkan lempeng diperlukan gaya.
Untuk membuktikannya, dapat dicoba dengan menggerakkan sebuah potongan
kaca di atas tumpahan sirup. Semakin kental fluida, semakin besar gaya yang
diperlukan untuk mendorong. Gejala viskositas dapat diamati ketika menjatuhkan
sebutir kelereng ke dalam gelas kaca yang berisi minyak goreng, maka kelereng
tersebut akan mengalami perlambatan dalam geraknya. Ini terlihat ketika kelereng
jatuh lebih lambat saat berada di dalam minyak goreng dibandingkan saat masih
di udara. Perlambatan yang terjadi itu karena adanya gesekan di dalam fluida.
Ketika kelereng dijatuhkan ke dalam minyak goreng, kelereng mengalami
kecepatan yang suatu saat paling besar dan tetap untuk selang waktu tertentu.
Kecepatan itu disebut kecepatan batas. Saat kelereng di dalam minyak goreng,
kelereng mengalami tiga gaya, yaitu gaya berat, gaya ke atas fluida, dan gaya
gesekan fluida.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang
disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2
atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang
fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas.
Fluida adalah zat alir yang dapat mengalir (zat alir), yang dapat berupa gas
ataupun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah
viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut
saat mengalir. Kadang-kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan.
Fluida yang lebih kental (viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari
pada fluida yang kurang kental. Sifat viskos ini sangat diperhatikan dalam perihal
yang melibatkan aliran fluida maupun minyak pelumas mesin. Pelumas mesin
berviskositas tinggi lebih baik digunakan daripada yang bernilai rendah. Tetapi
4
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
jika teralu tinggi viskositasnya justru akan menghambat gerakan mesin tersebut.
Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat bergantung pada suhu.
Fluida dapat digolongkan dalam dua macam yaitu: fluida statis dan dinamis.
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-
bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya
gesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai
gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi.
Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan
fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil
ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis
tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipa aliran.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir ketika diberikan gaya yang
menyinggung permukaannya. Gaya yang menyinggung ini disebut shear stress.
Saat shear stress diaplikasikan pada fluida maka, akan terdeformasi. Proses
deformasi inilah yang disebut aliran fluida. Salah satu properti yang penting dari
fluida adalah viskositas, yaitu koefisien yang menggambarkan ketahanan suatu zat
cair agar tidak terdeformasi oleh shear stress. Semakin besar viskositas fluida,
maka gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan fluida besar sehingga mengalir
akan semakin besar. Secara sederhana, viskositas sering disebut derajat kekentalan
suatu fluida. Sebagai contoh, susu kental manis lebih kental daripada air sehingga
dapat kita katakan susu kental manis memiliki koefisien viskositas yang lebih
besar daripada air dan tentu saja susu kental manis lebih sulit mengalir daripada
air.
viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam
gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas
rendah, viskositas (kekentalan) berasal dari kata viscous. (Soedojo, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous
yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap
sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. (Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi
fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang
tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan
atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida di bawahnya maka tidak ada gaya tekan
yang bekerja pada lapisan fluida.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
6
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
sebelum menjadi cair terlebih dahulu menjadi viskos yaitu menjadi lunak
dan dapat mengalir pelan-pelan.
4. Kekuatan antar molekul; semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair
maka nilai viskositas yang dimiliki akan semakin tinggi.
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan Newtonian
dan nonnewtonian sebagai berikut:
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya: Air,
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stress secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya tinggi
disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut “Mobile” .(Dogra,
2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dipengaruhi kecepatan tidak linear. Fluida non-Newtonian adalah fluida dengan
gradien kecepatan yang mempengaruhi koefisien kekentalan. Kurva tegangannya
nonlinear sehingga tidak memenuhi kriteria hukum gerak Newton dalam
linearisasi. Penerapan fluida non-Newtonian menghasilkan viskositas tanpa
konstanta.
……………………………………………………………….…(4.2.3)
10
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
c. Gaya Gesek (frictional force) Fg, arahnya ke atas dan besarnya seperti yang
dinyatakan oleh persamaan:
Fg=kV ………………………………………………………….(4.2.4)
Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes . Apabila
benda bergerak dengan kelajuan v dalam fluida kental yang koefisien
viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida
sebesar Fs = kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk
geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir
George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
12
Fs |=P6 π
a gηe Viskositas Fluida
rv
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berupa bola nilai k = 6 π r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka
diperoleh persamaan seperti berikut
…………………………………………………...………….(4.2.11)
Gambar 4.2.2 Gaya bekerja pada benda yang bergerak pada fluida (Malik, 2014)
Gaya geser antar suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida
akan sebanding dengan suatu kecepatan relative gerak benda ini kepada fluida.
Jika sebuah benda berbentuk bola dan mempunyai rapat massa dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa laju awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan berbentuk besarnya laju bola maka gaya stokes pada bola
tersebut akan bertambah besar pula, sehingga pada suatu ketika bola tersebut kan
bergerak dengan laju konstan, yaitu pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya-
gaya tersebut.
13
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gambar 4.2.3 a). Kelereng dijatuhkan ke dalam fluida ideal, b). Kelereng
dijatuhkan ke dalam fluida tak ideal (Sumber: Fitriya, 2013)
Pada gambar 4.2.3 (a) sebuah kelereng dijatuhkan di dalam tabung yang
berisi suatu fluida. Jika kelereng dijatuhkan ke dalam tabung berisi fluida ideal,
tidak akan terjadi perubahan resultan gaya akibat gesekan fluida. Akan tetapi, jika
kelereng dijatuhkan ke dalam tabung yang tidak ideal, akan terjadi perubahan
resultan gaya yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh gaya
gesekan.
Pada gambar 4.2.3 (b) gaya-gaya yang bekerja pada kelereng adalah gaya
berat kelereng yang diimbangi oleh gaya stokes dan gaya Archimedes.
14
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat
benda (w) sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam
keadaan setimbang
W=Fa
ob X Vb X g = pa X Va Xg
15
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ob = pa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
16
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gambar 4.3.1 a). Kelereng, b). Jangka Sorong, c). Mikrometer Sekrup, d).
Roll Meter, e). Stopwatch, f). Gelas Ukur, g). Tabung Gelas Besar Berisi
Fluida
dan mencatat semua hasil pengukuran. Kami melakukan prosedur berulang kali
sampai mendapatkan nilai modus disetiap datanya. Setelah itu, kami menimbang
gelas ukur yang kosong menggunakan neraca analitik. Lalu mengisi gelas ukur
dengan fluida sebanyak 50 ml. Kemudian kami menimbang gelas ukur yang sudah
berisi fluida dan kelereng menggunakan neraca analitik.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
18
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA
19
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0.15+0.16+0.13
t 1=
3
0.44
¿
3
¿ 0.14 s
¿ 0.31 s
0.83+0.32+0.82
t 3=
3
2.47
¿
3
¿ 0.82 s
5.1.2 Bola II
t 1 +t 2+ t 3
t n=
n
0.09+0.10+0.10
t 1=
3
0.29
¿
3
¿ 0.09 s
0.25+0.25+0.25
t 2=
3
20
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0.75
¿
3
¿ 0.25 s
0.41+ 0.40+0.41
t 3=
3
1.22
¿
3
¿ 0.1 .40 s
1.
D1 0.01623
r 1= =
2 2
¿ 0.008115 m
D2 0.01643
r 2= =
2 2
¿ 0.008215 m
D3 0.01631
r3 = =
2 2
¿ 0.008155 m
r 1 +r 2+r 3
r=
3
0.008115+0.008215+0.008155
¿
3
0.24485
¿
3
¿ 0.008161
5.2.2 Bola II
21
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
D1 0.02521
r 1= =
2 2
¿ 0.012605 m
D2 0.02520
r 2= =
2 2
¿ 0.0126 m
D3 0.02548
r3 = =
2 2
¿ 0.01274 m
r 1 +r 2+r 3
r=
3
0.012605+0.0126+0.01274
¿
3
0.037945
¿
3
¿ 0.012648 m
0.052
ρb =
4 3
πr
3
0.052
¿
4
(3.14) ¿ ¿
3
0.052
¿
0.00000227562
3
¿ 22,850.9153 km / m
5.3.2 Bola II
22
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0.020079
ρb =
4 3
πr
3
0.020079
¿
4
(3.14) ¿ ¿
3
0.020079
¿
0.00000476492
¿ 4,213.9214 km/m3
m
ρf=
v
massa gelasisi−massa gelas kosong
ρf=
v
0.3342−0.1214
¿ −5
2.5 ×10
0.2128
¿
2.5× 10−5
3
¿ 8,512 kg /m
2. g .t .r 2
μ= (∆ ρ)
9l
a) Bola I (0.1)
2. g .t .r 2
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.14)¿ ¿
0.00018275567
μ= ×(14,338.9153)
0.9
μ=2.9116
23
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
b) Bola I (0.2)
2. g .t .r 2
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.31)¿ ¿
0.00040467327
μ= ×(14,338.9153)
1.8
μ=3.2236
c) Bola I (0.3)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.82)¿ ¿
0.00107042606
μ= ×(14,338.9153)
2.7
μ=5.6847
d) Bola II (0.1)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.09)¿ ¿
0.00028219043
μ= ×(−4,298.0786)
0.9
μ=−1.3476
e) Bola II (0.2)
2
2. g .t .r
μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.25)¿ ¿
0.00078386231
μ= ×(−4,298.0786)
1.8
μ=−1.8717
2. g .t .r 2
f) Bola II (0.3) μ= ( ρb −ρf )
9l
μ=(2)(9.8)(0.40)¿ ¿
24
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0.00012541797
μ= ×(−4,298.0786)
2.7
μ=−1.9965
25
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
m Bola ρf μ
No Bola ρb (kg/m3) t (s) r (m) Keterangan
(kg) (kg/m3) (Ns/m2)
26
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Viskositas sangat
mempengaruhi kecepatan benda untuk melewati suatu fluida, semakin kental
fluida tersebut, semakin lama waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.
Suatu benda yang bergerak di dalam suatu fluida akan mendapat beberapa
pengaruh gaya, antara lain gaya Archimedes, gaya gesek fluida itu sendiri atau
biasa disebut gaya stokes, dan gaya gravitasi yang menyebabkan timbulnya gaya
berat dalam fluida. Gaya stokes akan menghambat gerakan benda dalam
viskometer sehingga benda (bola) akan bergerak melambat sampai jarak tertentu.
Gaya-gaya yang bekerja atau berpengaruh pada viskositas, suatu saat gaya
tersebut akan mengalami keseimbangan yang menyebabkan gerakan jatuh bola
dipercepatan kemudian diperlambat sampai benda (bola) tersebut bergerak dengan
kecepatan konstan atau mencapai kecepatan terminal.
Dalam percobaan kali ini didapatkan massa jenis dan koefisien viskositas
yang berbeda pada literatur. Perhitungan yang akurat dan ketelitian lah yang dapat
mengurangi nilai ketidakpastian, dalam hal ini adalah massa jenis dan koefisien
viskositas. Berikut adalah nilainya:
km
a. Massa jenis bola I: ρb =22,850.9153
m3
km
b. Massa jenis bola II: ρb =4,213.9214 3
m
kg
c. Massa jenis fluida: ρ f =8,512
m3
d. Koefisien viskositas bola I (0.1) pada fluida: μ=2.9116 Ns /m²
e. Koefisien viskositas bola I (0.2) pada fluida: μ=3.2236 Ns /m²
27
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
7.2 Saran
7.2.1 Asisten
Kami berharap para asisten tetap semangat dan sabar dalam membimbing
kami.
7.2.2 Praktikum
Kerja samanya lebih di tingkatkan lagi dan teliti saat mengerjakan
praktikum.
"Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan
air itu menetap di Bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya."
Penjelasan tentang ayat diatas ialah ukuran dari zat cair ini lebih ditekankan
pada ukuran kekentalan (viskositas) cairan. penetapan ukuran kekentalan
(viskositas) suatu cairan adalah hal yang sangat penting. karena kekentalan dan
viskositas menentukan fungsi dari suatu cairan. sebagai contoh kita bandingkan
beberapa cairan yang mempunyai viskositas berbeda, sehingga berbeda pula
manfaatnya. viskositas air, aspal, gliserin, minyak zaitun dan asam sulfat. jika kita
bandingkan zat-zat cair tersebut perbedaannya sangat jelas. air 10 juta kali lebih
cair daripada aspal, 1000 kali lebih cair daripada gliserin, 100 kali lebih cair
daripada minyak zaitun, dan 25 kali lebih cair daripada asam sulfat.
28
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Anwar, 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes.
Chang, Raymond, 2007. “Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga”. Jakarta.
Dogra, 2006. “Kimia Fisika dan Soal-Soal”. Malang.
D. Young, Hugh, 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ervi Audina, 2011. Wordpress.com. “Viskositas”.
Fitriyah, 2013. Pengaruh Penambahan Air dan Suhu Pemanasan terhadap
Viskositas. Jurnal Penelitian. Hal 1.
Ginting, Tjurmin, 2011. “Penuntun Praktikum Kimia Dasar”. LDB UNSRI.
Indralaya.
James A. Richards. J.R, Francis weston sears, M. Russel Wehr, Mark. Zemansky
modern university physics, First edition, 1963.
Kanginan, Marthen, 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.
Lutfy, 2007. “Stokes”. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, Soemanto, 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Resnick, Halliday, Walker, 2010. “Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1”. Jakarta:
Erlangga.
Sarojo, Ganijanti Aby, 2006. “SeriFisika Dasar Mekanika”. Salemba Teknika.
Jakarta.
Soedojo, 1986. “Mekanika Munson Viskositas kekentalan”. Jakarta.
Sudarjo, Randy, 2008. “Modul Praktikum Fisika Dasar I”. Universitas Sriwijaya.
Inderalaya.
Sumarna, Omay, 2006. “Kimia Organik I Untuk Umum”. Bogor.
29
|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
30
|Page Viskositas Fluida