Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

GAYA GESEK

DISUSUN OLEH :
NAMA : EDWIN ROSALDY KAKALY
STAMBUK : 09320220006

KELOMPOK : IA/ I
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan ini banyak sekali peralatan yang di gunakan untuk


mempermudah melakukan pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan manusia dari
yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Seperti pesawat terbang, motor,
mobil dan masih banyak lagi. Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan
pesawat rumit. Pesawat bidang sederhana bidang miring adalah permukaan rata
yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Keuntungan pada
bidang miring tergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya.
Semakin kecil sudut kemiringan, maka semakin besar atau semakin kecil gaya
kuasa yang harus dilakukan. Bidang miring memiliki kelemahan yaitu jarak yang
ditempuh untuk memindahkan benda lebih jauh. Pada saat menggunakan bidang
miring tersebut tentu terjadi gesekan.
Gesekan adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya kontak antara
dua buah permukaan benda satu sama lain. Akibat gesekan ini, maka muncul
gaya gesek yang melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan
bergerak. Benda – benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Panas pada poros yang
berputar, engsel pintu yang berderit, dan tapak sepatu yang aus adalah contoh
kerugian yang diakibatkan oleh gaya gesek. Tetapi tanpa gaya gesek, manusia
tidak bisa berpindah tempat atau posisi dan berjalan.
Terdapat perbedaan antara berjalan di permukaan yang licin dan di
permukaan yang kasar. Terjadinya gesekan antara dua buah permukaan solid
merupakansuatu fenomena yang sangat kompleks. Hal ini tidak hanya bergantung
pada sifat fisik maupun kimia dari suatu material, akan tetapi juga terlibat
persoalan secara mekanik permukaan yang saling berkontak. Tidak ada teori yang
dapat dirumuskan untuk menjelaskan sebuah perilaku yang terjadi pada
gesekan dengan cukup memuaskan (Y Nofri, 2019)

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksuksional Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami konsep gaya gesek:
2. Kami dapat melakukan pengamatan terhadap gaya gesek.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Kami dapat menjelaskan perbedaan koefisien gesek statis dan koefisien
gesek kinetis:
2. Kami dapat mengamati koefesisen gesek dari berbagai macam benda;
3. Kami dapat menjelaskan kaitan antara koefisien gesek kinetis dengan
per cepatan gerak benda dan percepatan gravitasi.

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

Koefisien gesekan timbul karena adanya perpaduan antara dua permukaan,


oleh karena itu dalam melukis vektor gaya gesekan selalu ada permukaan yang
bertemu. Koefisien gesekan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu koefisien gesek
statis dan koefisien gesek kinetis Koefisien gesek statis adalah koefisien gesek
antara dua permukaan diam, sedangkan koefisien gesek kinetis adalah koefisien
gesekan yang terjadi pada benda-benda yang beradu dimana benda satu bergerak
relative terhadap benda lainnya. Bila ditinjau dari sifat geraknya maka kemung-
kinan harga koefisien statis (µs) adalah µs<µk. Apabila ditinjau dari sebuah benda
pada bidang miring. Pada saat benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku.

................................................................................................................(3.2.1)
∑Fx = 0

Keterangan :
∑F = Gaya Resultan (N)
Dengan meninjau gaya-gaya yang bekerja pada benda maka dapat
dibuktikan bahwa µs= tan, dimana adalah sudut kemiringan bidang terhadap
bidang horizontal. Gaya gesek merupakan sebuah akumulasi interaksi mikro
antara kedua permukaan yang saling bersentuhan.
Permukaan sebuah bena meluncur diatas permukaan beda lain masing-
masing benda akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan permukaan.
Gaya gesekan terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah gerakannya
relative terhadap benda lawannya. Jadi jika sebuah balok meluncur dari kiri ke
kanan diatas permukaan sebuah meja. Suatu gaya gesek kekiri akan bekerja dan
terhadap meja. Gaya gesekan juga ada yang bekerja dalam keadaan sedang tidak
terjadi pada sebuah gerakan relative (Wijaya, 2015).
Gaya-gaya yang bekerja adalah sebuah gaya elektrostatik. Karena adanya
gaya tersebut terimbangi oleh sebuah gaya gesekan yang besarnya sama dengan
berlawanan arah, yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti dan kemudian akan
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
terjadi gaya gesek (Francis, 2011)
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat bersentuhan langsung antara
dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak benda. Jika sebuah balokyang beratnya w diletakkan pada bidang datar dan
pada balok tidak bekerja gaya luas , maka besarnya gaya normal (N) sama dengan
gaya berat (W) sesuai persamaan :

N = W .................................................................................................(3.2.2)

Keterangan :
N = Gaya Normal (N) W = Gaya Berat (N)
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang dimana benda
ditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu, Sesuai persamaan diatas jika
sebuah benda dengan massanya m, benda pada bidang miring yang lain dengan
sudut kemiringan maka besarnya gaya normal (N) sama dengan (gaya berat). Gaya
gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda kan bergerak. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek antara dua
benda padat misalnya adalah gaya gesek statisdan gaya gesek kinetis. Sedangkan
antara benda padat dan cair ataupun gas disebut gaya stokes.
Gaya gesek dapat merugian ataupun menguntungkan. Panas pada proses
yangberputar, engsel pintu yang berderit dan sepatu aus adala contoh kerugian
yang disebabkan gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat
berpindah tempat karena gesekan kakinya menggelincir diatas lantai. Tanpa
adanya gaya gesek tidak akan tercipta parasut (Astuti, 2017).
Pada gaya gesek terdapat gaya normal yaitu gaya yag dilakukan benda
terhadap benda lain dengan arah tegak lurus bidang antara permukaan benda.
Secara matematika hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal adalah Tanda
sama dengan itu menunjukkan bila gaya gesek mencapai maksimum. Besar dan
tergantung pada sifat permukaan yang saling bergesekan harganya bisa lebih besar
dari suatu yang biasanya lebih kecil Gesekan suatu benda yang menggelinding
diatas permukaan dilawan oleh gaya yang timbul akibat perubahan bentuk
permukaan yang bersinggungan. Contoh kemudian diperbesar sudutnya maka

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
kubus akan mulai tergelincir (Faradah, 2010).
Dalam percobaan kali ini akan berlaku hukum Newton I dan II. Hukum
Newton I menyatakan setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan kecuali jika dipaksa untuk bergerak. Untuk mengubah
keadaan ini oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya. Sesungguhnya hukum
newton ini memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya
percepatan suatu benda bergantung kerangka acuan mana ia diukur. Hukum ini
menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya (artinya tidak ada gaya
yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dan dengan
lingkungannya) maka dapat dicari suatu kerangka acuan suatu partikel tidak akan
mengalami percepatan.
Hukum Newton II menyatakan percepatan yang dialami oleh suatu benda
sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan
massa benda dan adalah vector percepatannya. Sebagai contoh adalah saat kita
mendorong buku yang berada diatas meja kemudian dilepaskan. Buku itu akan
bergeser dan kemudian bergerak. Menurut hukum Newton II, perubahan gerak ini
disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gerak buku
itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak bergerak beraturan. Menurut
hukum Newton I gaya gesekan.
Hukum Newton II menyatakan percepatan yang dialami oleh suatu benda
sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan
massa benda dan adalah vektor percepatannya. Sebagai contoh adalah saat kita
mendorong buku yang berada diatas meja kemudian dilepaskan. Buku itu akan
bergeser dan kemudian bergerak. Menurut hukum Newton II, perubahan gerak ini
disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gerak buku
itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak bergerak beraturan. Menurut
hukum Newton I gaya gesekan.
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena adanya dua sentuhan dari
dua benda.. Pada tingkat atom permukaan lainnya, sehingga gaya diantara atom
dapat membentuk ikatan kimia, misalnya ketika seseorang mendorong sebuah
buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan
akhirnya akan berhenti (Giancolli, 2017).

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2.2 Pengertian Gaya Gesek

Pengertian Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi disebabkan karena ber-
sentuhannya dua permukaan benda. Contoh dari gaya gesek ini ialah gaya yang
bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem yang terdapat sepeda
akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga akan terjadi gesekan yang
menyebabkan sepeda tersebut dapat berhenti pada saat dilakukan pengereman.
Gaya gesek tersebut akan terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan serta
bergerak berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain. Gaya gesek yang mela-
wan atau juga menahan gaya tarik/dorong ini berbeda-beda besarnya. Besar gaya
gesek itu tergantung pada keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan.
Pada permukaan yang licin besar gaya gesekan akan lebih kecil ketimbang gaya
gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar. Gaya gesek ini merupakan gaya
yang berarah melawan gerak benda atau juga arah kecenderungan benda bergerak.
Gaya gesek ini muncul apabila dua (2) buah benda bersentuhan. Benda-benda
yang dimaksud di sini ini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula
berbentuk cair, ataupun gas.
Gaya gesek antara dua buah benda padat contohnya ialah gaya gesek statis
sertajuga kinetis, sedangkan untuk gaya antara benda padat serta cairan serta gas
ialah gaya Stokes. Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat rin-
gannya benda yang bergesekan. Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada
menarik/mendorong meja. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar gaya gesek pa-
da benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda yang
lebih berat. Selain terjadi antara dua (2) permukaan benda padat yang
bersentuhan,gaya gesek ini juga dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir
(benda cair atau gas) atau juga antara lapisan-lapisan zat alir itu sendiri. Besar
gaya gesek pada suatu benda padat yang bergerak di dalam zat alir (cair/gas) itu
tergantung pada laju benda serta luas penampang (penampang lintang) yang
berpapasan dengan zat alir. Semakin besar laju pada suatu benda dalam zat alir,
maka semakin besar gaya gesekannya. Demikian juga pada luas permukaan,
semakin luas per-mukaan suatu benda berpapasan dengan zat alir, maka semakin
besar gaya geseknya.
Di kehidupan sehari-hari gaya gesek ini juga dapat merugikan namun tetap

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
dapat juga menguntungkan. Untuk dapat memudahkan mendorong lemari di atas
lantai kita menginginkan gaya gesek yang kecil. Namun tetapi apabila kita
berjalan di atas lantai kita membutuhkan gaya gesekan yang besar. Apabila tidak,
maka kita akan terpeleset. Semakin kasar permukaan suatu benda, maka akan
semakin besar gaya yang akan ditimbulkan, begitu juga sebaliknya. Dengan begitu
juga disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai gaya tergantung pada permukaan
dua buah benda yang saling bersinggungan.
Besarnya gaya gesek statis juga dipengaruhi oleh besarnya gaya normal (N)
yang diberikan bidang pada benda. Hukum I kekasaran ini dinyatakan dengan
koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien Newton menyatakan bahwa: “jika
resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan 0 (nol) maka benda
yang diam akan terus diam dan benda yang bergerak akan cenderung bergerak”.
Berdasarkan Hukum Newton tersebut, selama benda masih diam berarti resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Dengan demikian, selama
benda masih diam, gaya gesek statis selalu sama dengan gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Rumus gaya gesek statis dapat dinyatakan sebagai berikut.

Fs= µs . N
.................................................................................................................(3.2.3)

Keterangan:
fs = gaya gesek statis (N), μs = koefisien gesek statis

2.3 Macam Macam Gaya

1. Gaya Otot
Gaya otot adalah gaya yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita. Misalnya
ketika kita menendang bola, maka kita mengerahkan gaya otot kaki kita. Gaya otot
sangat fleksibel karena dikendalikan oleh koordinasi biologis pada manusia. Oleh
karena itu, gaya otot bisa mendorong dan menarik.
2. Gaya Magnet
Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Misalnya ketika
kita mendekatkan magnet batang pada paku besi. Paku besi akan tertarik dan
menempelpada magnet batang. Gaya magnet bersifat menarik benda-benda yang
terbuat dari besi. Jadi setiap magnet pasti memiliki gaya yang bersifat kemagnetan

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
untuk menarik benda-benda dan menolak benda sekaligus bisa mempertahankan
benda lain di sekitarnya.
2.4 Koefisien Gaya Gesek

Koefisien gesek adalah ketika dua permukaan benda bergesekan. dengan


nilai tanpa satuan. contoh koefisien gesek karbida 0,5. Ketika kalian menendang
bola di atas tanah, bola akan menggelinding dengan kecepatan tertentu. Saat
sedang bergerak, ada gaya yang menghambat gerak bola dan mengurangi
kecepatannya. Bola dapat bergerak diakibatkan gaya dari tendangan (gaya
dorong). Ketika kalian menendang bola di atas tanah, bola akan menggelinding
dengan kecepatan tertentu. Tetapi, semakin lama kecepatan bola semakin
berkurang dan akhirnya berhenti. Bola dapat bergerak diakibatkan gaya dari
tendangan (gaya dorong). Namun, saat sedang bergerak, ada gaya yang
menghambat gerak bola dan mengurangi kecepatannya. Gaya yang menyebabkan
kecepatan bola semakin berkurang disebut gaya gesek kinetis. Jadi, gaya gesek
kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak. Gaya gesek
kinetis dilambangkan dengan fk. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya
dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor dalam persamaan
(panas).

2.5 Gambar Dan Contoh Gaya Gesek

Gambar 3.2.1 Gaya gesek


Berikut adalah contoh Gaya Gesek yang Menguntungkan:
1, Gaya gesek antara rem dan cakram
Pernahkan Anda menaiki kendaraan? Tentu pernah bukan? Adanya rem dapat
membuat laju kecepatan kendaraan dapat diperlambat dan dikendalikan. Rem dan
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
cakram saling bergesekan untuk melawan gaya gerak dan kecepatan laju
kendaraan melalui timbulnya gaya gesek. Gaya gesek yang bekerja pada rem dan
cakram merupakan gaya gesek yang menguntungkan.
2. Gaya gesek antara gergaji dan kayu
Contoh gaya gesek yang menguntungkan lainnya adalah gaya gesek antara
gergaji dan kayu. Ikatan molekul kayu yang merupakan benda padat terbilang
sangat kuat. Untuk dapat memotongnya, dibutuhkan gaya yang cukup besar. Salah
satu cara untuk menghasilkan gaya yang besar adalah dengan menciptakan
gesekan atau gaya gesek pada molekul kayu tersebut.
3. Gaya gesek antara amplas dan kayu
Penggunaan amplas merupakan contoh penerapan gaya gesek yang
menguntungkan. Amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan benda.
Dengan permukaannya yang kasar, amplas menghasilkan gaya gesek yang sangat
besar sehingga mampu membuat permukaan benda lain yang bersinggungan
dengannya menjadi halus.
4. Gaya gesek antara lantai dan kaki
Semakin licin lantai, maka gaya gesek yang dihasilkannya ketika bersentuhan
dengan benda lain pasti akan semakin kecil. Oleh karenanya, kita akan terjatuh
dibila berjalan di atas lantai yang licin, sebab tidak ada gaya yang menahan
gerakan kaki kita. inilah salah satu bentuk dan penerapan gaya gesek yang paling
sederhana.
5. Gaya gesek antara penghapus dan tulisan
Tentu kalian pernah menulis dengan pensil bukan? Saat tulisan yang dibuat
ternyata salah, Anda pasti akan menghapus tulisan tersebut. Nah, proses
menghapus tulisan tersebut ternyata juga merupakan penerapan contoh gaya
gesek. Penghapus yang digerakan maju mundur dapat menciptakan gaya yang
dapat melepaskan partikel pensil di kertas, sehingga Anda bisa meniupnya.
Berikut contoh gaya gesek yang merugikan :
1. Gaya gesek antara gir dan rantai kendaraan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu pernah melakukan Tindakan untuk
memperkecilkan gaya gesek. Sepeda motor bergerak karena adanya tarikan rantai
yang memutar gear ban belakang kendaraan. Selain gir dapat bergerak, gir juga

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
mengalami gaya gesek dan rantai yang terus memutar. Gaya gesek ini membuat
gear mengalami keausan bila terlalu sering digunakan. Gigi-gigi gir yang tajam,
lambat laun akan menjadi tumpul dan harus diganti. Hal ini tentu sangat
merugikan karena harus membeli gir yang baru lagi.
2. Gaya gesek antara alas kaki dan aspal
Sepatu dan sandal yang kita gunakan terus menerus lambat laun alasnya akan
menipis. Ini disebabkan gaya gesek antara alas kaki dan aspal yang bekerja terus
menerus. Menipisnya alas kaki karena hal tersebut merupakan contoh gaya gesek
yang merugikan. Kita harus juga membeli sepatu baru bila alas sepatu tersebut
sudah semakin tipis.
3. Gaya gesek antara benda dengan lantai
Pernahkah Anda menarik karung berisi beras? Jika pernah, Anda tentu dapat
membedakan lebih sulit mana menarik karung di atas lantai keramik dengan
menaring karung di atas jalan aspal. Jawabannya tentu akan lebih sulit bila
menariknya di atas jalan aspal. Mengapa hal ini bisa terjadi? Alasannya adalah
karena permukaan jalan aspal yang kasar menciptakan gaya gesek yang lebih
besar. Adanya gaya gesek tersebut akan membuat kita mengeluarkan lebih banyak
tenaga dan energi untuk memindahkan karung tersebut
4. Gaya gesek antara ban dan jalan
Ban kendaraan mengalami gaya gesek yang ditimbulkan permukaan jalan.
Permukaan ban yang berupa karet lambat laun akan gundul sehingga membuat
kita harus menggantinya secara berkala. Ban yang gundul sangat membahayakan
pengendara karena tidak dapat menciptakan gaya gesek yang kuat dengan jalan.
5. Gaya gesek antar komponen mesin kendaraan
Dalam mesin kendaraan, terdapat proses pembakaran yang menciptakan
gerakan-gerakan mekanik. Gerakan-gerakan antara benda-benda yang salin
bertautan di dalam mesin membuat mesin mengalami keausan. Keausan
disebabkan karena adanya gaya gesek yang besar, untuk memperkecil gaya gesek
yang terjadi antar komponen dalam mesin,maka diperlukan pelumas seperti oli
atau minyak sehingga mesin tidak cepat panas saat digunakan.

2.6 Hubungan Gaya Gesek Antara Hukum Newton 1, 2, 3

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
1. Hukum Newton I
Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika
tidak ada gangguan (gaya). Hal diatas merupakan dasar hukum yaitu Hukum
Newton I. Bunyi Hukum Newton I adalah “jika resultan gaya pada benda sama
dengan nol maka benda yang diam akan tetap diam“. Secara sederhana Hukum
Newton I menyatakan bahwa percepatan benda nol jika gaya total (resultan gaya)
yang bekerja pada benda yang sama dengan nol. Maka rumusnya adalah ∑F =
Resultan Gaya. Seperti kasus pada mobil yang direm mendadak kemudian
penumpang terpental yang menunjukkan penumpang sedang mempertahankan
Keberadaanya Sebenarnya hukum I newton diatas itu sudah pernah diucapkan
oleh Galileo beberapa tahun sebelum Newton. Ahli Galileo menyatakan bahwa
“kecepatan yang akan diberikan pada suatu benda tetap dipertahankan jika gaya
tersebut penghambatnya dihilangkan.
2. Hukum II Newton
Hukum Newton II akan membahas keadaan benda jika resultan gaya
pada bendatidak nol. Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F
dilantai yang licin sekali sehingga benda itu bergerak dengan kecepatan 0 menurut
hasil percobaan. Jika gaya tersebut diperbesar dua kali ternyata percepatannya
menjadi dua kali lebih besar. Disini dapat disimpulkan bahwa percepatan
sebanding dengan resultan gayayang bekerja. “percepatan suatu benda sebanding
dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda dan berbanding
terbalik dengan massanya”. Contoh Hukum Newton II dalam kehidupan sehari-
hari yaitu gaya yang ditimbulkan ketika menarik gerobak yang penuh dengan padi
untuk dipindahkan ke rumah dari sawah atau mobil yang massanya sama ketika
ditarik dengan gaya yang lebih besar akan mengalami gaya yang lebih besar. Serta
mobil yang bergerak dengan massa 1 ton kemudian bergerak dengan percepatan 1
m/s2.
3. Hukum III Newton
Dalam kehidupan sehari – hari kamu akan selalu dapat bahwa gaya
yang bekerja pada sebuah benda diperoleh dari benda. Contoh gaya tersebut
adalah; Selalu otomatis menarik gerbang, Palu memukul paku, gaya yang

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
diberikan pula pada paku, Temanmu yang mendorog meja, gaya yang diberikan
pada meja. Contoh palu memberikan gaya pada paku, paku juga dapat gaya balik
(reaksi), buktinya palu memantul kembali dan setelah mengenai paku. Jadi palu
memberikan gaya kepada paku tetapi sebaliknya Palu memberikan gaya balik
kepada paku. Besarnya gaya aksi sama dengan gaya bereaksi tetspi berlawanan
arah, adanya aksi dan reaksi ini adalah inti dari hukum III nowton yang berbunyi
“ketika benda pertama memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah
terhadap benda pertama”. Hukum tersebut sering disebut dengan hukum gaya
reaksi,setiap gaya aksi akan selalu ada gaya reaksi yang sama besar, tetapi
berlawanan arah.
Keberadaanya Sebenarnya hukum I newton diatas itu sudah pernah diucpkan
oleh Galileo beberapa tahun sebelum Newton. Ahli Galileo menyatakan bahwa
“kecepatan yang diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua
gaya tersebut penghambatnya dihilangkan. Namun itu perlu diketahui bahwa gaya
aksi itu dan gaya reaksi itu bekerja pada benda yang berbeda. Persamaan Hukum
III Newton yaitu pada gaya gravitasi pembawa gaya magnet, gaya listrik dan pada
saat kita memukul paku itu menggunakan palu. Hukum tersebut sering disebut
dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap gaya aksi akan selalu ada gaya reaksi.
Hukum inilah yang sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap gaya
aksi akan selalu ada gaya reaksi yang timbul dan sama besar, tetapi berlawanan
arah bahwa gaya aksi itu dan gaya reaksi.

2.7 Gaya Gesek Statis Dan Kinetis

Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam
atau hampir bergerak. Jika gaya gesek bekerja pada benda yang diam maka
disebut gaya gesek statis (fs) sedangkan apabila gaya gesek bekerja pada benda
yang tepat akan bergerak, maka disebut gaya gesek statis maksimum. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, besarnya gaya gesek bergantung pada kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersentuhan.
Gaya gesek kinetis atau dinamis terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetik pada umumnya
dinotasikan dengan μk dan biasanya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis pada

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
material yang sama. Tingkat gesekan koefisien gesekan statis, disimbolkan dengan
μs. Selain tingkat kekasaran permukaan disebut benda, besarnya gaya gesek statis
juga di pengaruhi oleh besarnya. Contoh kardus yang diam diatas lantai kasar
kemudian di tarik dengan gaya kearah kanan, sehingga kardus tersebut bergerak
ke arah kanan maka gaya gesek yang bekerja pada lardus tersebut ke arah kiri.
Jenis gesekan statis didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada benda yang diam.
Jika terjadi gaya dorong pada sebuah benda, kemudian benda masih tetap dalam
keadaan diam dan tidak bergerak maka disimpulkan bahwa gaya gesekan yang
terjadi lebih besar dibandingkan dengan gaya dorong yang diberikan. Gaya gesek
statis merupakan gesekan antara dua (2) benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. contoh seperti, gesekan statis ini dapat mencegah benda me-
luncur ke bawah pada bidang miring. Berlawanan dengan gaya statis, kinetis
merupakan gaya yang dimiliki pada benda yang mengalami pergerakan. Gaya
gesekan terjadi hanya akan menyebabkan benda tersebut terhenti atau lambat,
namun tetap bergerak.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat kita identifikasi beberapa
perbedaan karakteristik atau ciri antara gaya gesek statis dan kinetis, yaitu :
Tabel 3.2.1 Perbedaan Gaya Statis dan Gaya Kinetis

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

Dari tabel antara gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis di atas, kita
ketahui bahwa bahwa koefisien gesekan kinetik selalu lebih kecil daripada
koefisien gesekan statis (μk > μs). Itulah sebabnya mengapa kita perlu
mengerahkan gaya yang lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diam
dibandingkan dengan ketika benda sudah bergerak. Selain itu, besarnya gaya yang
harus kita kerahkan bergantung pada. Sebagai contoh, ketika kita motor dan mobil
yang diam, mula-mula terasa sangat berat. ketika sepeda motor atau mobil mulai

Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis

Bekerja pada benda yang diam atau Bekerja pada benda yang bergerak
tepat akan bergerak(hampir bergerak)

Rumus: fs = μsN Rumus: fk = μkN

Nilai koefisien gesekan lebih besar Nilai koefisien gesekan lebih kecil

Nilainya selalu berubah bergantung Nilainya selalu tetap tidak


padagaya F yang bekerja pada suatu bergantung pada kecepatan dan
benda percepatan benda(baik GLB maupun
GLBB)

Nilai maksimum dicapai ketikaTidak ada nilai maksimum


benda tepat akan bergerak
bergerak, maka kita merasakan sepeda motor atau mobil tersebut tidakseberat
ketika sedang diam. Fenomena mengapa gaya gesek statis selalu lebih besar dari
gaya gesek kinetisnya.

2.8 Hubungan Gaya Gesek Statis, Kinetis Dan Gerak Benda

Besarnya gaya gesekan dipengaruhi berat benda dan kekasaran


permukaan yang saling bersentuhan. Untuk permukaan yang licin, pengaruh gaya

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
gesekan sangat kecil, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Gaya gesekan yang terjadi
Ketika benda belum bergerak disebut dengan gaya gesekan statis. Sedangkan gaya
gesekan yang sudah terjadi gesekan disebut gaya gesekan kinetis. Hubungan
antara gaya luar F, gaya gesek f dan gerak benda disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2.2 Gaya Gesek F Dan Gerak Benda
Gaya Luar vs Gaya Gesek Keadaan Benda

Jika F < fs maka f = F Benda diam (berlaku Hukum I Newton)

Jika F = fs maka Benda tepat akan bergerak (berlaku Hukum


f = fs maks I Newton)
Benda bergerak :
1. Jika F = fk maka benda mengalami GLB
Jika F > fs maka f = dan
fk berlaku Hukum I Newton (ΣF = 0)
2. Jika F > fk maka benda mengalami
GLBB dan
berlaku Hukum II Newton (F – fk = ma)

2.9 Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.


Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut
yaitu percepatan yang merupakan besaran vektor yakni besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Percepatan dapat berupa nilai negatif dan juga percepatan dapat
bernilai positif. Percepatan positif apabila kecepatan benda bertambah setiap
selang waktu sedangkan percepatan negatif yaitu benda mengalami perlambatan.
Percepatan dapat dinyatakan dengan percepatan positif dan negatif Percepatan
dapat berupa nilai negatif dan juga percepatan dapat bernilai positif. Percepatan
positif apabila kecepatan benda bertambah setiap selang waktu. Percepatan adalah
besaran vektor sehingga memiliki besaran dan juga arah. Sebagai vektor, total
gaya sama dengan hasil kali massa objek dengan percepatannya.
1. Kecepatan

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Kecepatan adalah suatu Jarak yang ditempuh dengan seberapa cepatnya
sebuah benda berpindah pada suatu waktu atau tempat, dalam besaran Vektor.
Dalam pelajaran pelajaran fisika, kecepatan biasanya dapat dijelaskan sebagai
berikut: Suatu Kecepatan mengacu pada bagaimana, “perubahannya sebuah benda
tertentu dengan posisi dari titik A menuju titik B”. Contoh : misalnya kecepatan &
percepatan (m/s2), gaya (N), impuls, momentum, medan magnet, medan listrik,
perpindahan, dan tekanan (Pa).
2. Rumus Perpindahan
Perpindahan adalah besarnya suatu jarak yang diukur dari titik awal
menuju titik akhir. Pada Rumus Perpindahan tergantung apakah benda bergerak
lurus dan beraturan (kecepatan tetap) atau perpindahan tergantung apakah benda
bergerak lurus & berubah beraturan (kecepatan berubah).
a. Rumus Perpindahan Gerak Lurus Beraturan
v = s.t ...................................................................................................(3.2.4)
Keterangan :
v = Kecepatan, s = Perpindahan, t = Waktu
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus sebuah benda yang memiliki
kecepatan (v) yang tetap.Dari Gerak Lurus Beraturan ini, suatu jarak yang
ditempuh berbanding lurus dengan waktu yang ditempuh. Artinya: Pada
perpindahan dan peningkatan jarak tempuh ini besarnya tetap adalah waktu.
b. Rumus Perpindahan Gerak Lurus Berubah Beraturan

s = v. t + ½ at²
.............................................................................................(3.2.5)
Keterangan :
s = Perpindahan, v = Kecepatan ,t = Waste ,at =Percepatan.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus sebuah benda yang
memiliki kecepatan yang berubah secara beraturan. Karena adanya sebuah
percepatan atau perlambatan yang besarnya tetap.
c. Rumus Waste
Waktu adalah sebuah rangkaian proses dari suatu perbuatan atau keadaan,
yang berada & terjadi secara langsung. Dibawah ini adalah rumus pada sebuah
waktu :
....................................................................................................(3.2.6)
t=S/v
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Keterangan :
t = waktu tempuh (jam), S = jarak (km), v = kecepatan (km/jam)
d. Rumus Kecepatan Rata-Rata
Pada sebuah lajunya mobil pasti memiliki suatu kecepatan rata-rata, yang
dirumuskan sebagai berikut :

perpindahan ∆ s s 2−s1
v= = =
....................................................................................................(3.2.7)
Selang Waktu ∆ t t 2−t 1

Keterangan :
v = kecepatan rata-rata (m/s), Δs = perpindahan (m), Δt = selang waktu (s)
e. Percepatan
Percepatan adalah perubahan yang terjadi pada suatu kecepatan dalam waktu
tertentu. Percepatan adalah besaran vektor sehingga percepatan memiliki besar
dan arah. Dalam pelajaran fisika, percepatan biasanya dapat dijelaskan sebagai
berikut: “Suatu Percepatan adalah sebuah perubahan yang mengacu pada suatu ke
cepatan dalam melakukan perjalanan antara dua titik (titik A menuju titik B) “
f. Rumus dan Contoh Kecepatan & Percepatan
Kalau kita lihat percepatan dan kecepatan memang sama- sama tersusun dari
kata dasar “cepat” Setelah kita membahas pengertian dari kecepatan & percepatan,
selanjutnya kita akan mengulas tentang rumus kecepatan & percepatan serta
beberapa contoh. Berikut rumus dari Kecepatan & Percepatan :
Rumus Kecepatan
...................................................................................................(3.2.8)
v=S/t

Keterangan :
V = kecepatan, S = Jarak , T = waktu
Contoh : Apabila sebuah mobil menempuh jarak sejauh 100 Km dalam waktu 1
Jam, maka kecepatan dari mobil tersebut yaitu 100 Km/Jam. Satuan dari
kecepatan yang umum dipakai yaitu KM/Jam. Gimana? Sudah paham kan
mengenai apa yang dimaksud dengan percepatan dan kecepatan
Rumus Percepatan

.....................................................................................................(3.2.9)
A = ΔV/ ΔT
Keterangan :
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
A = Percepatan , ΔV = perubahan kecepatan , ΔT = perubahan waktu. Contoh :
Apabila sebuah mobil melaju dengan kecepatan 40 m/s, lalu berjalan mengikuti
sebuah jalan turunan.
g. Perbedaan Kecepatan dan Percepatan
Kecepatan mempunyai pengertian yaitu suatu Jarak yang ditempuh dengan
seberapa cepatnya sebuah benda pada suatu waktu atau tempat, dalam besaran
Vektor. Sedangkan Percepatan mempunyai pengertian yaitu perubahan yang
terjadi pada suatu kecepatan dalam waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi
gaya gesek adalah kekuatan permukaan suatu benda. Gaya gesek ini timbul karena
ada permukaan benda yang bersentuhan besar kecilnyasuatu gaya gesek
dipengaruhi oleh kasar kecilnya suatu permukaan benda yang bergesekan.

2.10 Formulasi Koefisien Gesekan Kinetis Pada Gaya Gesekan Antara


Benda Dengan Lantai

Keberadaan gaya gesek memberi pengaruh signifikan terhadap gerak


benda. Gaya gesekan antara benda dengan lantai biasa dimanfaatkan untuk standar
kekasaran permukaan jalan, khususnya jalan beraspal ataupun beton Saat ini,
formulasi gaya gesekan antara benda padat dengan udara ataupun dengan zat cair
sudah dikenal secara umum. Namun, koefisien gaya gesekan antara benda (padat)
dengan lantai lengkap (Zhein 2014).
Gaya gesekan antara benda dengan lantai mempunyai karakter yang sama
dengan gaya gesekan antara benda (padat) dengan udara ataupun zat cair. Pada
gaya gesekan antara benda dengan udara atau zat cair, maka luas penampang
efektif benda mempengaruhi koefisien gaya gesekan. Tentu saja, koefisien
gesekan yang dimaksud adalah koefisien gesekan kinetis, sebab benda mengalami
gaya yang disetarakan dengan benda dalam keadaan bergerak. Dalam Popov &
Filippov (2010) disebutkan bahwa koefisien gesekan sebanding dengan rata-rata
gradien dekat dengan satuan (unity). Momozono et al. (2010) mengusulkan model
teoritis penyesuaian (fitting) empiris dari gesekan perekat antara elastomer dan
permukaan padat kasar atas dasar proses perambatan pembukaan retak pada batas
kontak antarmuka dan proses laju ikatan molekul ke permukaan dalam konjungsi
kontak. Verheyde et al. (2010) melakukan pengujian tribological dan hasilnya

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
sangat menjanjikan sebagai pengurangan koefisien gesekan baja yang signifikan.
Koefisien gesekan kinetik (𝜇𝑘) pada permukaan datar yang tidak terlalu keras,
dihitung secara numerik, dan diperoleh hasil bahwa nilai 𝜇𝑘 stabil ketika benda
melakukan gerak lurus beraturan (GLB) dan berubah nilainya ketika benda itu
mengalami perubahan kecepatan. Adapun Popov et al. (2014) berhasil
merumuskan hubungan antara 𝜇𝑘 terhadap bentuk permukaan lantai, kawasan
nilai 𝜇𝑘 pada beragam lantai itu berkisar antara 0 hingga 1. Permukaan lantai yang
digunakan adalah datar, miring, dan juga lengkung. Dari uraian di atas, dapat
diperoleh informasi bahwa formulasi secara empiris 𝜇𝑘 sebagai fungsi dimensi
dan dimana massa benda yang belum pernah diteliti oleh peneliti (Young et al.
2018).
Untuk mendapatkan formulasi empiris antara koefisien gesekan kinetis
(𝜇𝑘) pada gesekan benda dengan lantai sebagai fungsi parameter bendanya.
Parameter benda tersebut berupa luas alas benda yang bergesekan (A) dan massa
bendanya (m) atau 𝜇𝑘 = 𝑓(𝐴, 𝑚). Berhubung penentuan formulasi tersebut
dilakukan secara empiris (bukan teoritis) maka fungsi tersebut didapat melalui
grafik yang berdasar data eksperimen. berupa lantai (permukaan meja) berbahan
gelas dan kayu, benda uji (BU) berupa logam berbentuk silinder, benang, katrol,
dan pembeban. Lantai digunakan sebagai tempat BU bergerak GLB. Adapun alat
yang digunakan terdiri dari mistar dan stopwatch. Mistar digunakan untuk
mengukur jarak antarsegmen guna mendapatkan kelajuan benda saat benda
melakukan GLB. Adapun potret bahan dan alat yang diperlukan pada penelitian

ditampilkan pada Gambar :


Gambar 3.2.2 Sejumlah bahan dan alat yang digunakan
BAB III
PROSEDUR KERJA

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
3.1 Alat dan Bahan

a. b. c.

d. e.

f.

Gambar 3.3.1 Peralatan Gaya Gesek.


(a.) Roll meter, (b) Stopwatch, (c) Benda peluncur permukaan karet,
(d) Benda peluncur permukaan kayu, (e) Benda peluncur permukaan
karpet (f) Perangkat bidang miring.

3.2 Prosedur Kerja

Pertama-tama kita memasang piringan pada katrol, lalu mengaitkan dengan


benda peluncur permukaan kayu, memasang anak timbangan pada piringan satu-
persatu dengan penambahan 1gram setiap penambahan, setelah benda meluncur
mulai bergerak maka kita menghitung berapa anak timbangan yang sudah
dipasang di piringan, dan kita ulangi prosedur yang sama untuk benda peluncur
permukaan karet dan karpet. Kemudian prosedur statis bidang miring memilih
salah satu peluncur, misalnya benda peluncur permukaan kayu, kemudian
perangkat bidang miring kita angkat salah satu sisinya, kita angkat secara perlahan

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
dan kemudian mencatat berapa kemiringannya, dan kemudian dilakukan pada
benda peluncur permukaan karpet dan pada permukaan karet,
Dinamis bidang miring, pertama kita mengangkat perangkat bidang miring
dan menentukan kemiringan yang mana harus lebih besar daripada kemiringan
pada percobaan statis bidang miring. Kami mengukur panjang lintasan dan
mencatat. Kemudian kami meluncurkan benda peluncur bersamaan dengan
menyalakan stopwatch, dan mengulang prosedur beberapa kali. Dan prosedur
kami ulangi lagi pada benda peluncur permukaan karet dan pada benda peluncur
permukaan karpet.

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

No. Jenis Benda M Anak Timbangan (kg) Keterangan


GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
Peluncur
1 Kayu 0,012 0,013 0,014 Mkayu = 0,164 kg
2 Karpet 0,205 0,017 0,018 Mkarpet = 0, 205 kg
Mkaret = 0,208 kg
3 Karet 0,208 0,030 0,031
Mpiringan = 0,025 kg
4.1 Bidang Datar Statis

4.2 Bidang Miring Statis


No Jenis Benda θ Keterangan
Peluncur
1 Kayu 21 22 23 Mkayu = 0,164 kg
2 Karpet 23 24 25 Mkarpet = 0,188 kg
3 Karet 33 34 35 Mkaret = 0,206 kg
Mpiringan = 0,025 kg

4.3 Bidang Miring Dinamis


No. Jenis Benda θ Jarak T (sekon) Keterangan
Peluncur (m)
1 Kayu 0,63 0,63 0,65 Mkayu = 0,164 kg
2 Karpet 40 1,28 0,82 0,82 0,80 Mkarpet = 0,205kg
3 Karet 0,96 0,95 0,96 Mkaret = 0,208kg

Hari/Tanggal Praktikum: Jumat, 05 November 2022


Kelompok/Fre kuensi: I/IA
Nama Anggota:

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
1. RAKHMAT FEBRIAN AMIR 09320220002
2. MIRDAYANTI 09320220004
3. EDWIN ROSALDY KAKALY 09320220006

Makassar, 05 November 2022


ASISTEN

(Muh. Akbar Jamal)

BAB V
PENGOLAHAN DATA

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
5.1 Perhitungan Koefisien Gaya Gesek
5.1.1 Menghitung nilai μs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang miring
a. Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
mp+mt
µs =
mb
a. Untuk permukaan kayu
0,025+0,013
µs =
0,164
= 0,226
0,025+0,13
µs =
0,164
= 0,232
0,025+0,014
µs =
0,164
= 0,238
Nilai rata-rata µs
0,226+0,232+0,238
µs =
3

= 0,232

b. Untuk permukaan karpet


0,025+0,016
µs =
0,205
= 0,205
0,025+0,17
µs =
0,205
= 0,205
0,025+0,018
µs =
0,205
= 0,209
Nilai rata-rata µs
0,205+0,205+0,209
µs =
3

= 0,206

c. Untuk permukaan karet

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
0,025+0,029
µs =
0,208
= 0,259
0,025+0,030
µs =
0,208
= 0,264
0,025+0,031
µs =
0,208
= 0,269
Nilai rata-rata µs
0,259+0,264+ 0,269
µs =
3
= 0,264
5.1.1 Tabel hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada teori
Jenis Benda
No Mt Mp Mb µs µs
Peluncur
1. 0,012 0,226
2. 0,013 0,025 0,164 0,232 0,232 Kayu
3. 0,014 0,238
1. 0,016 0,205
2. 0,017 0,025 0,205 0,205 0,206 Karpet
3. 0,018 0,209
1. 0,029 0,259
2. 0,030 0,025 0,208 0,264 0,264 Karet
3. 0,031 0,269

b. Untuk Keadaan statis benda miring pada benda peluncur hanya µs tan Ө1
a. Untuk permukaan benda kayu
µs1 = tan Ө 21 µs2 = tan Ө 32 µs3 = tan Ө 23
= 0,383 = 0,404 = 0,424

0,383+0,404+ 0,424
µs =
3

= 0,404

b. Untuk permukaan karpet


µs1 = tan Ө 23 µs2 = tan Ө 24 µs3 = tan Ө 25
= 0,424 = 0,445 = 0,466

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
0,424+0,445+ 0,466
µs =
3
= 0,445
c. Untuk permukaan karet
µs1 = tan Ө 33 µs2 = tan Ө 34 µs3 = tan Ө 35
= 0,649 = 0,674 = 0,700
0,649+0,674+ 0,700
µs =
3
= 0,674
5.1.2 Tabel keadaan statis benda miring pada benda peluncur hanya µs tan Ө
No Ө µs µs Jenis
peluncur
1 21 0,383 0,404
2 22 0,404 Kayu
3 23 0,424
1 23 0,424 0,445
2 24 0,445 Karpet
3 25 0,466
1 33 0,649 0,674
2 34 0,674 Karet
3 35 0,700

2. Menghitung nilai µk untuk keadaan dinamis pada bidang miring


a. Untuk jenis peluncur pada kayu pada jarak
X = 1,28
T 1+T 2+T 3 0,63+0,63+0,65
T= = = 0,636 t 2= 0,404
n 3

ϴk = 40 Cos ϴk = Cos 40 tan ϴk = 40


= 0,766 = 0,839
2.1,28
µk = = 0,839 - 9,81. 0,404 .0,766

2,56
= 0,839 -
0,300
= 0,839 – 8,533

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
= -7,694
b. Untuk jenis peluncur karpet pada jarak
X = 1,28
T 1+T 2+T 3 0,82+0,82+0,80
T= = = 0,813 → t 2 = 0,660
n 3
ϴk = 40 Cos ϴk = cos 40 tan ϴk = 40
= 0,766 = 0,839

2.1,28
µk = = 0,839 - 9,81 .0,660 .0,766
2,56
= 0,839 -
0,450
= 0,839 – 5,688
= -4,849
c. Untuk jenis pelncur karet pada jarak
X = 1,28
T 1+T 2+T 3 0,96+0,95+0,96
T= = = 0,956 → t 2= 0,913
n 3
ϴk = 40 Cos ϴk = cos 40 tan ϴk = 40
= 0,766 = 0,839
2.1,28
µk = = 0,839 - 9,81. 0,913. 0,766
2,56
= 0,839-
6,860
= 0,839 – 0,373
= 0,466
5.1.3 Maka hasilnya ditulis dalam tabel berikut
No Benda X Ө TanӨ CosӨ T t
2
µk
peluncur

1 Kayu 1,28 40 0.839 0,766 0,636 0,404 -7,694

2 Karpet 1,28 40 0,839 0,766 0,813 0,660 -4,849


3 Karet 1,28 40 0,839 0,766 0,956 0,913 0,466

5.2 Teori Ketidakpastian


5.2.1 Perhitungan ketidakpastian pengukuran masing-masing data dengan tingkat
kepercayaan 100 %
GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
a. Teori ketidakpastian pada bidang datar
1. Karet
mp+ mt 0,025+0,03
μs = = = 0,264
mb 0,208

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δμs δμs δμs
∆ μs = (∆ mp)2+ (∆ mt )2+ (∆ mb)2
δmp δmt mb
δμs u' v−v' u
=
δmp v
2

Dimana
u = mp+mt, u’ = 1,
v = mb, v’ = 0
1.mb−0(mp+mt )
= 2
(mb)
1.0,208−0( 0,164+0,03)
= 2
(0,208)
0,206
=
0,043
= 4,837
1
∆ mp = x skala terkecil
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005
δμs u' . v −v ' u
=
δmt v2
Dimana
u = mp + mt, u’ = 1
v = mb, v’ = 0
0. mb−1. mp+ mt
=
mb 2
0. 0,25−1.(0,25+ 0,03)
= 2
0,206
−0,055
=
0,043
= -1,279

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar


2 2 2
∆ mt = ( mt 1−mt ) + ( mt 2−mt ) + ( mt 3−mt )
n

=

= 0,001
( 0,025−0,03 )2 +( 0,030−0,03)2 +( 0,031−0,03)2
3

δμs mp+ mt
=
δmb mb
Dimana
u = mp + mt, u ‘= 1,
v = mb, v’ = 0
u' v−v' u
=
v2
0. mb−1(mp+mt )
= 2
mb
0.0,208+1(0,25+0,03)
= 2
0,208
= 1,279
1
∆ mb = skala terkecil
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005

∆ μs =
√( δmp )
δμs 2
(∆ mp)2+
δμs 2
δmt ( )
( ∆ mt )2+
δμs 2
δmb ( )
( ∆ mb)2


= ( 4,837 )2 ( 0,005 )2 + (−1,279 )2 (0,001)2+ (1,279 )2 ¿ ¿

= √ 23,396.2,5.10−7 +1,635+0,00001+1,635.0,000025
= √ 6,422 = 2,534
∆ μs
KR = 100%
2.(∆ μs+ μs)
2,534
= x 100%
2(2,534+0,264 )
= 0,523%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,523%
= 99,47%

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
b. Teori ketidakpastian statis bidang miring
1. Karet

∆ μs =
√( δθ )
δμs 2
( ∆ θ )2

μs = tanθ
sin θ
μs =
cos θ
δμs u' v−v' u
=
μθ v
2

Dimana
u = tanθ , u’ = 0,
v = cos θ , v’ = 1
δμs
= u ' v −v ' u
μθ
= 0. cos θ+1 tanθ
= tan 1
= 0,017
θ1+ θ2 +θ3 33+34+35
θ = = = 34
n 3


2 2 2
∆θ = ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )
θ −θ + θ −θ + θ −θ
3


2 2 2
=
(33−34 ) +(34−34) +(35−34)
3

=
√ −1+1+1
3
=0

∆ μs =
√( δμs 2
δθ )
( ∆ θ )2


= ( 0,017 )2 .(0)2
= 0,00028
∆ μs
KR = x100%
μs
0,00028
= x 100%
0,674
= 0,0004

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
KB = 100% - KR
= 100% - 0,0004
= 99,6%
c. Teori ketidakpastian dinamis pada bidang miring
1. Karet
2x
μk = tan θ− 2 = 0,661
g . t cos θ

√( ) ( ) ( )
2 2 2
∆ μk =
δμk 2 δμk 2 δμk 2
(∆ θ) + (∆ x ) + ( ∆ t)
δmp δx δmt
2x
μk = tan θ− 2
g t cos θ
δμk ' '
=u −v
δθ
Dimana
u = tanθ u’ = sec2 θ
2x 2 x . g . t . sin θ
v= 2 v’ =
g t cos θ g t 2 cos θ
2
= sec2 θ+ 2 x g .t . sinθ )
¿¿¿
2
= sec2 θ+ 2 x g .t . sinθ
¿¿¿
= sec2 40 +
1,28.9,81 .0,956 .0,642
¿¿
7,706
= 1,704 +
7,183
= 1,704 + 1,072
= 2,776
1
∆θ = x skala terkecil
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005
δμk
= u’ – v’
δx
Dimana
u = tanθ u’ = 0

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2
2x 2 g . t cos θ
v= 2 v’ =
g t cos θ ( g .t 2 cos θ ) ¿2
δμk 2
= 0− 2 g . t cos θ
δx ¿¿¿

=
2.9,81.0,956 .0,766
¿¿
14,367
=
51,607
= 0,278
1
∆x = x skala terkecil
2
1
= x 0,001
2
= 0,0005
δμk ' Mp+ Mt
= u −v '
δt Mb
Dimana
u = tanθ u’ = 0
2
2x 4 xg . t cos θ
v= v’ =
g . t 2 cos θ ( g .t 2 cos θ ) ¿2
2
δμk 4 xg . t cos θ Mp+ Mt
¿ .
δt ( g .t 2 cos θ ) ¿2 Mb
4.9,81.0,956 .0,766 . 0,025+ 0,264
¿
¿¿ 0,208
28,735 0,289
= .
51,607 0,208
= 0,772
T 1+T 2+T 3 0,96+ 0,95+0,96
T = = = 0,95
3 3


2 2 2
∆t = ( t 1−t ) + ( t 2−t ) + ( t 3−t )
n( n−1)
= √¿ ¿¿

=
√ 0,04
6
= 0,006

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

∆ μk =
√( δθ )
δμk 2
(∆ θ)2 +( )
δμk 2
δx
( ∆ x )2+ ( )
δμk 2
δt
(∆ t)2


= ( 2,776 )2 ( 0,0005 )2+ ( 0,278 )2 ( 0,0005 )2 + ( 0,772 )2 .¿ ¿

= √ 8,47603
= 2,911
∆ μk
KR = x100%
2(∆ μk + μk )
2,911
= x 100%
2(2,911+0,661)
= 0,407%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,407 %
= 99,59 %

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar

BAB VI
PENGELOLAAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

Tabel 4.6.1 Keadaan statis bidang datar


Jenis Benda
No Mt Mp Mb µs µs
Peluncur
1. 0,012 0,226
2. 0,013 0,025 0,164 1,232 0,232 Kayu
3. 0,014 0,238
1. 0,016 0,205
2. 0,017 0,025 0,205 0,205 0,206 Karpet
3. 0,018 0,209
1. 0,029 0,259
2. 0,030 0,025 0,208 0,264 0,264 Karet
3. 0,031 0,269

Tabel 4.6.2 Keadaan statis bidang miring


No Ө µs µs Jenis peluncur
1 21 0,383 0,404
2 22 0,404 Kayu
3 23 0,424
1 23 0,424 0,445
2 24 0,445 Karpet
3 25 0,466
1 33 0,649 0,674
2 34 0,674 Karet
3 35 0,700
2
No Benda peluncur X Ө TanӨ CosӨ T t µk
1,28 40
1 Kayu 0.839 0,766 0,636 0,404 -7,694

GAYA GESEK
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05
Makassar
2 Karpet 1,28 40 0,839 0,766 0,813 0,660 -4,849
3 Karet 1,28 40 0,839 0,766 0,956 0,913 0,466

Tabel 4.6.3 Keadaan dinamis bidang miring

6.2 Pembahasan

Pada percobaan kali yaitu gaya gesekan yang mempunyai dua tujuan yaitu
mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, dan memahami konsep gaya
gesekan statis dan kinetik. Menentukan koefisien gesek statis dan kinetik. Adapun alat
dan bahan yang dibutuhkan adalah katrol meja, balok dimana terdapat permukaan yang
berbeda–beda dan ujungnya terdapat paku, tali, beberapa beban yang massa nya masing–
masing berbeda – beda gramnya, papan lintasan, bidang miring, stopwatch, meteran,
bedak, dan lap kasar dan halus. Di dalam praktikum ini, telah di lakukan beberapa
kegiatan, yang pertama menentukan hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan,
kedua menentukan hubungan antara jenis permukaan dengan gaya gesekan, ketiga
menentukan besarnya gaya gesek statis pada bidang miring, dari kegiatan yang telah kami
lakukan kami memperoleh data yang berbeda dari kegitan terakhir hal ini disebabkan
karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi gesekan yang dialami oleh benda
yakni diantaranya gaya normal, gaya tarik, jenis permukaan benda, koefisien gesekan
statis dan koefisien gesekan kinetik.

GAYA GESEK

Anda mungkin juga menyukai