Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANALAN ALAT PHLEBOTOMY

NAMA : RIAN ARIANDI


NPM : 85AK18025

LABORATORIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
2019

1
LEMBAR ASISTENSI
Laporan praktikum ”Pengenalan Alat Phlebotomy” yang disusun oleh :

Nama : Rian Ariandi


NPM : 85AK18006
Prodi : D-III Analis Kesehatan
NO Hari/Tanggal Perbaikan Paraf
1.

2.

3.

4.

5.

2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum “Pengenalan Alat Phlebotomy” yang di susun oleh:

Nama : Rian Ariandi


NPM : 85AK18025
Prodi : D-III Analis Kesehatan

Pada hari ini ……………… tanggal …….. bulan …………… tahun 2019 telah di
periksa dan di setuji oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat
mengikuti praktikum selanjutnya.

Gorontalo, …………………. 2019


Asisten

Kasim Tanua, Amd, Ak

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya kuasa dan

rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Phlebotomy yang

berjudul “Pengenalan Alat Phlebotomy”.

Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan

baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis menyadari bahwa

laporan ini belum sempurna.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam

penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi para pembaca.

Gorontalo, Maret 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Dasar Teori .......................................................................................... 3
2.2 Alat Flebotomi Dan fungsinya ............................................................ 4
2.3 Pengambilan Darah Vena .................................................................... 8
2.4 Masalah Yanag Berkaitan Dengan Flebotomy.................................... 9
BAB III METODE PRAKTIKUM ................................................................... 11
3.1 Waktu Dan Tempat ............................................................................. 11
3.2 Alat Dan Bahan ................................................................................... 11
3.3 Prosedur Kerja ..................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 12
4.1 Hasil ................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 14
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17
5.2 Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 spuit ................................................................................................... 4
Gambar 2.2 tourniquet .......................................................................................... 4
Gambar 2.3 kapas alcohol ..................................................................................... 5
Gambar 2.4 plester ................................................................................................ 5
Gambar 2.5 wing needle ....................................................................................... 6
Gambar 2.6 tabung vakum tutuop merah .............................................................. 6
Gambar 2.7 tabung vakum tutup ungu .................................................................. 6
Gambar 2.8 holder ................................................................................................. 7
Gambar 2.9 jarum vacutainer ................................................................................ 7
Gambar 2.10 auticlik dan lancet............................................................................ 8

6
DAFTAR TABEL
4.1 Hasil Praktikum............................................................................................... 12

7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah

(cairan) dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keeping-

keping darah), laukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah) (Maruni,

2018).

Mengambil sampel darah di daerah pembuluh darah vena bukanlah

pekerjaan mudah, tetapi begitulah tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh

seorang analis yang bertugas di laboratorium kesehatan. Meskipun terlihat sangat

sederhana, terdapat berbagai tahap yang harus dilakukan dengan benar apabila

ingin mendapatkan hasil yang sempurna (Kurniawan, 2013).

Phlebotomi harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten yaitu pada saat

mengumpulkan sample darah harus dengan sikap trampil, aman dan dapat

dipercaya. Tujuan phlebotomi adalah memperoleh sampel darah dalam volume

yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan (Kurniawan, 2013).

Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji

laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan

benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan

letak vena, dan teknik pengambilan. Persiapan pasien dan pengambilan sampel

merupakan awal tahapan pra analitik yang harus diperhatikan penerapannya

melalui teknik sampling yang benar (Kurniawan, 2013).

8
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana fungsi dan

cara pemakaian dari alat-alat phlebotomy?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan

cara pemakaian dari alat-alat phlebotomy.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui

fungsi dan cara pemakaian dari alat-alat phlebotomy.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan

tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti

mengiris/memotong(“cutting”). Namun, dulu dikenal dengan istilah venasctie

(Belanda), venesection atau venisection (Inggris) (Rusdin, 2015).

Penentuan posisi pada pengambilan sampel darah, ditentukan oleh jenis

pemeriksaan yang akan dilakukan untuk sedikit mungkin menimbulkan

kesalahan dalam penusukan. Pada pengambilan darah vena contoh darah

umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan. Vena ini

terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak pasokan saraf

besar. Apabila memungkinkan, venachepalica/vena basilica bisa menjadi pilihan

berikutnya. Venapuncture pada venabasilica harus dilakukan dengan hati-hati

karena letaknya berdekatan dengan arteribrachialis dan saraf median

(Gandasoebrata, 2010).

Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang

berarti proses mengeluarkan darah. Suatu cara pengambilan darah vena yang

diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain

yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative

dengan menggunakan spuit (Gandasoebrata, 2010).

10
2.2 Alat Flebotomi dan Fungsinya
1. Spuit

Gambar 2.1 Spuit

Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau

pemberian injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala

yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil,

volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai (Rusdin,

2015).

2. Tourniquet

Gambar 2.2 Tourniquet

Tourniquet merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat

dari karet sintetis yang bisa merenggang. Digunakan sebagai pembendung

pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan penusukan phlebotomy

(Suailo, dkk. 2017).

11
3. Kapas Alkohol

Gambar 2.3 Kapas Alkohol

Kapas alkohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah

menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan

penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat

mengganggu sekaligus mensterilkan area penusukan (Gandasoebrata, 2010).

4. Plester

Gambar 2.4 Plester

Plester digunakan untuk merekatkan kapas penutup luka bekas tusukan,


agar tusukan tersebut tidak terkena dengan debu
5. Wing Needle

Gambar 2.5 Wing Needle

Wing needle adalah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk

pengambilan secara vakum. Needle ini bersifat mudah diganti sehingga

mudah dilepas dari spuit serta container vacuum (Gandasoebrata, 2010).

12
6. Tabung Vakum Tutup Merah

Gambar 2.6 Tabung Vaku Merah

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah

akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Digunakan

untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah

(crossmatching test) (Kiswari,2014).

7. Tabung Vakum Tutup Ungu

Gambar 2.7 Tabung Vakum Tutup Ungu

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah

akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya

digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank

darah (crossmatching test) (Kiswari,2014).

13
8. Holder

Gambar 2.8 Holder

Holder berbentuk bulat dan memiliki ulir tempat jarum dipasangkan,

holder berbentuk silinder dengan ruangan tempat memasukan tabung hingga

tertancap pada bagian bawah jarum. Holder berfungsi sebagai sarana/alat

pemegang jarum (Kiswari,2014).

9. Jarum Vacutainer

Gambar 2.9 Jarum Vacutainer

Jarum memiliki uliran tengah dan ada titik landai dikedua ujungnya.

Ujung satu (ujung belakang) untuk menembut tutup karet dari tabung hampa.

Tabung ditutup dengan sarung karet yang dapat menutup kembali yang

mencegah bocornya darah saat tabung diganti atau dicabut. Jarum berfungsi

untuk penyalur darah dari vena ke tabung (Kiswari,2014).

14
10. Autoclik dan Lancet

Gambar 2.10 Autoclik dan Lancet

Untuk pemeriksaan darah kapiler diperlukan autoclick dan lancet.

Sebaiknya ujung alat selain tajam, melebar juga semacam lancet. Lancet darah

yang sebaiknya juga dibuat untuk sekali pakai saja (Rusdin. 2015).

2.3 Pengambilan Darah Vena

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dogunakan

2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan yang senyaman mungkin dengyan

posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkok siku, pilih lengan yang

banyak melakukan aktifitas dan letakkan tangan diatas meja

3. Melakukan perabaan pada lokasi vena yang akan ditusuk, pasien diminta

untuk mengepalkan tangan

4. Memasang tourniquet lebih kurang 3 jari di atas lipat siku.

5. Membilas dengan kapas alcohol pada lokasi penusukkan,

6. Menusuk dengan kapas 15las an pada lokasi penusukkan.

7. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta

membuka kepalan tangannya.

15
8. Melepaskan jarum dan segera letakkan kapas di atas bekas suntikan untuk

menekan bagian tersebut dan ditutup dengan plester.

9. Memindahkan sampel dari spuit ke tabung vakum dengan cara melepaskan

jarum dan mengalirkan melalui dinding tabung vakum (Maruni, 2018)

2.4 Masalah Yang Berkaitan Dengan Flebotomi

1. Pasien menolak untuk tindakan. Sebaikanya tidak memaksa untuk tetap

melakukan tindakan, melainkan dengan bijaksana meninggalkan ruangan,

selanjutnya melaporkannya kepada supervisor, disertai catatan alasan

penolakan tersebut.

2. Darah tidak terisap. Disebabkan ujung jarum tidak berada pada lumen vena,

kemungkinana karena tusukan kurang dalam atau sebaliknya terlalu dalam.

Bila kurang dalam, telusuri limen vena, sebaliknya bila terlalu dalam tariklah

sedikit jarum keluar.

3. Vena bergerak-gerak saat ditusuk. Lakukan penekanan pada sebelah

bawahnya sehingga cukup kuat untuk memfiksasi vena tersebut. Meskipun

jarum dapat leluasa menusuk ke segala arah, hindarkan tusukan yang

berulang-ulang karena hal tersebut dapat menyebabkan hematoma, terlebih

bila terjadi tusukan dinding vena pada kedua sisinya.

4. Volume darah yang terisap tidak cukup. Hal ini biasanya terjadi saat memakai

evacuated blood tube. Volume darah yang terisap kurang dari jumlah yang

dikehendaki, sementara takaran antikoagulan yang ada dalam tabung telah

disesuaikan dengan volume darah yang hendak diambil dalam jumlah tertentu

16
sehingga akan menyebabkan perbandingan antikoagulan dan darah menjadi

tidak tepat (antikogulan terlalu banyak). Dalam hal ini, specimen tidak dapat

digunakan karena dapat menyebabkan kesalahan hasil pemmeriksaan.

Misalnya, bila EDTA berlebihan dapat menyebabkan eritrosit mengkerut,

natriu sitrat yang berlebihan akan menyebabkan kesalahn pada hasil

pemeriksaan. Meskipun demikian, tidak boleh dipaksakan. Oleh karena itu

segera akhiri tindakan, rawat luka, dan ulangi tindakan tersebut dengan tabung

yang baru (Kiswari, 2014).

17
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Pengenalan Alat Phlebotomi dilaksanakan pada

hari Sabtu, 16 Maret 2019. Tempat pelaksanaan praktikum Pengambilan Darah

Vena dilaksanakan dilaboratorium Kimia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES Bina Mandiri Gorontalo).

3.2 Alat

Pada Praktikum ini adapaun alat dan bahan yang digunakan adalah

disposibel/spuit, torniquet, tabung vakum, kapas alkohol, plester, wing

needle/needle, holder, safety box, jarum vacutainer, autoclick, dan lancet.

3.3 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.


2. Posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan siku, pilih lengan
yang banyak melakukan aktivitas, dan meletakkan tangan pasien diatas meja.
3. Melakukan perabaan pada lokasi vena yang akan ditusuk, pasien diminta
untuk mengepalkan tangannya.
4. Pasang tourniquet kurang lebih 3 jari diatas liat siku.
5. Melakukan desinfeksi pada lokasi vena yang akan ditusuk, dengan
menggunakan kapas alkohol 70% dengan sekali usap.
6. Melakukan usapan dari dalam ke luar atau melawan arah jarum jam.
7. Menusuk bagian vena yang tampak pada permukaan kulit dengan lubang
jarum menghadap ke atas, dengan kemiringan antara jarum dengan kulit 15-
30°.

18
8. Setelah volume darah cukup, lepaskan tourniquet dan pasien diminta
membuka kepalan tangannya.
9. Lepaskan atau tarik jarum dan segera letakkan kapas alkohol 70% diatas
bekas suntikan.
10. Menutup spuit dengan segera agar tidak terkontaminasi.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Maret

2019 di peroleh hasil sebagai berikut :

No. Nama Gambar Fungsi

1. Spuit Berfungsi untuk

pengambilan darah atau

injeksi intravena dengan

volume tertentu.

2. Torniquet Berfungsi untuk

membendung pembuluh

darah pada saat penusukan

3. Kapas Alkohol Berfungsi sebagai

desinfektan yang digunakan

untuk membersihkan bagian

kulit daerah tusukan akan

20
dilakukan

4. Plester Berfungsi untuk merekatkan

kapas penutup luka bekas

tusukan

5. Wing Needle Berfungsi sebagai

pengambilan darah vakum

yang menghendaki

pengambilan dengan jarum

kecil.

6. Holder Berfungsi sebagai alat

pemegang daripada jarum

7. Safety Box Berfungsi untuk menyimpan

sampah medis seperti alat

suntik.

21
8. Jarum Vacutainer Berfungsi untuk penyalur

darah yang diambil pada

vena ke tabung.

9. Tabung Vakum Tabung yang berisi EDTA

Tutup Ungu ini, umumnya digunakan

untuk pemeriksaan darah

lengkap

10. Tabung Vakum Berfungsi untuk

Tutup Merah pemeriksaan kimia darah.

11. Autoclik dan Digunakan untuk

Lancet pemeriksaan darah kapiler.

Tabel 4.1 Hasil Praktikum

4.2 Pembahasan

22
Pada praktikum ini kita dikenalkan alat-alat pada proses pengambilan

darah vena. Jadi untuk melakukan praktikum selanjutnya, kita harus mengetahui

seperti apa dan fungsi dari alat-alat pengambilan darah vena. Alat-alat tersebut

adalah disposibel/spuit, torniquet, tabung vakum, kapas alkohol, plester, wing

needle/needle, holder, safety box, jarum vacutainer, autoclick, dan lancet.

Spuit berfungsi sebagai alat untuk mengambil darah dari vena dengan

berbagai macam volumenya. Spuit dengan ukuran 1 cc memiliki ukuran jarum 26

G, spoit dengan ukuran 3 cc memiliki ukuran jarum 23 G, dan ukuran spoit 5 cc

memiliki ukuran jarum 22 G.Untuk orang dewasa jarum yang rutin digunakan

adalah spuit dengan ukuran jarum 20-21 G. Untuk pembuluh darah yang kecil

dan rapuh menggunakan jarum dengan ukuran 23 G. Jarum besar mengantarkan

darah lebih cepat tetapi lebih merusak jaringan, sedangkan jarum kecil kurang

merusak jaringan, tetapi pengoleksian darah lebih lambat, dan sel darah dapat

terjadi hemolisis saat melewati celah sempit.

Torniquet Torniquet dipasang pada lengan pasien dengan cukup kencang

agar memperlambat aliran darah di vena dan mengalirkan banyak darah ke area

tusukan sehingga mempermudah dalam penusukan dan tabung vakum itu sendiri

terdiri dari tabung vakum tutup ungu dan tutup merah. Tabung tutup ungu

diguanakan untuk pemeriksaan hematologi, darah lengkap. Sedangkan tabung

tutup merah digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.

Kapas alkohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah

menyerap dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan

23
kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu

pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan .

Plester digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi,

sehingga membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi

akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.

Needle ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan

secara vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas

dari spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk

menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan

pasien yang menghendaki pengambilan dengan jarum kecil. Sedangkan wing

needle (jarum kupu-kupu) adalah needle yang biasanya digunakan dalam

phlebotomy yang dilakukan pada anak kecil, bayi dan balita.

Holder adalah tempat memasang needle, pada phlebotomy metode

vacutainer. Metode ini merupakan metode pengambilan sampel darah vena tanpa

spuit.

Safety box berfungsi sebagai penampung sementara sampah medis seperti

alat suntik kemudian dipindahkan ketempat lainnya.

Jarum cacutainer digunakan untuk mengumpulkan darah untuk pengujian,

biasanya digunakan bersama-sama dengan tabung vakum.

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah

akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya

24
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah

(crossmatching test).

Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya

digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch).

25
BAB V

PENUTUP’

5.1 Kesimpulan

Flebotomi atau dalam bahasa Ingris disebut Phlebotomy berasal dari kata

Yunani phleb dan omia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti

mengiris/ memotong (cutting). Sehingga dapat diartikan pemotongan pembuluh

vena.

52. Saran

Saran praktikan terhadap praktikum selanjutnya adalah setiap praktikan

lebih memahami letak vena yang bisa dilakukan dalam flebotomi.

26

Anda mungkin juga menyukai