Dosen Pengampu:
Ibu Isnanik Juni Fitriyah, S.Pd., M.Si
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pendeteksi Infertilitas Sapi Betina (Bos Taurus) dengan Penambahan Asam
Sulfat (H2SO4) dan Metode Ultrasonografi (USG)” tepat waktu dengan hasil yang
maksimal. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju jalan
yang lurus penuh keberkahan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Konsep Infertilitas.....................................................................................3
2.2 Peternakan di Indonesia dan Contohnya...................................................3
2.3 Metode USG dan Keunggulannya.............................................................4
2.4 Reaksi kimia Asam Sulfat.........................................................................5
2.5 Urgensi Penggunaan Metode USG (Ultrasonografi) untuk Deteksi
Infertilitas pada Sapi Betina (Bos taurus)............................................................5
2.6 Konsep IPA Terapan Pada Alat Pendeteksi..............................................6
2.7 Keunggulan Deteksi Infertilitas dengan Asam Sulfat (H2SO4) dan
Ultrasonografi (USG)...........................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
g. Apa saja keunggulan deteksi Infertilitas dengan Asam Sulfat (H2SO4) dan
Ultrasonografi (USG)
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui penjelasan terkait dengan konsep infertilitas.
b. Untuk mengetahui kondisi peternakan di Indonesia dan macamnya.
c. Untuk mengetahui alasan digunakannya metode USG (Ultrasonografi) dan
kelebihannya.
d. Untuk mengetahui reaksi antara Asam Sulfat (H2SO4) dengan Ammonia (
NH 3) yang terkandung dalam urine sapi betina.
e. Untuk mengetahui urgensi penggunaan metode USG (Ultrasonografi)
untuk deteksi infertilitas pada sapi betina.
f. Untuk mengetahui konsep IPA Terapan yang terdapat pada alat pendeteksi
tersebut.
g. Untuk mengetahui keunggulan keunggulan deteksi infertilitas dengan
Asam Sulfat (H2SO4) dan Ultrasonografi (USG)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Contoh peternakan di Indonesia adalah peternakan kambing yang
seringkali menghasilkan keuntungan. Kambing merupakan hewan ruminansia
yang kerap dibutuhkan untuk acara-acara penting misalnya aqiqah atau acara lain.
Contoh lain berupa peternakan sapi potong. Sapi potong merupakan salah satu
ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging,
serta untuk pemenuhan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Berdasarkan
Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014
(Ditjen PKH 2011), daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan
yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 sebagai komoditas strategis (Susanti et
al., 2017).
Metode USG digunakan untuk mengamati aliran darah pada corpus luteum
mengenai ukuran dan tekstur uterus, kemudian progesteron assay untuk
mengamati perubahan pada endometrium dan analisis progresteron pada susu
hewan ternak. Metode USG ini bisa dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik
ELISA (enzyme linked-immunosorbent assay) dan teknik RIA (Radio Immuno
Assay). Namun penggunaan teknik ELISA lebih aman karena menggunakan
enzime daripada teknik RIA yang lebih radioaktif.
Terdapat dua tipe daru USG pada hewan yaitu, fenomena Doppler dan
prinsip pulse-echo. Pada Proses pemeriksaan kebuntingan dengan Ultrasonografi
tipe fenomena Doppler adalah dengan mengatur USG pada frekuensi 5.0 MHz.
Kemudian feses dari hewan ternak dilakukan pencarian pada organ reproduksi
sapi (topografi trakus) yang nantinya akan dimasukkan transduser dan glove.
Kemudian diberi gel untuk memudahkan dalam proses pemasukan transuder ke
dalam rektum dan tidak menyebabkan iritasi pada rektum serta untuk
mendapatkan USG yang baik. Setelah dimasukkan, probe akan meancaarkan
gelombang ultrasonik yang kemudian merubah frekuensi gelombang dan
memantul kembali ke probe dan suara yang terdengar akan dikonversikan.
Sedangkan pada tipe pulse-echo getaran ultrasonic yang diberikan oleh transduser
akan memantul kembali ke transduser dan dikonveriskan dalam energi elektrik
yang akan digambarkan pada osciloscope
4
ovarium, yaitu bagian ventral rektum menyusuri trakus reproduksi. Uterus terlihat
pada bagian ventral rektum, di atas kandung kemih. Yang akan terlihat adalah
kornua uterus yang berbentuk potongan dan melintang ketika transduser
diarahkan ke bagian lateral. Kemudian, akan terlihat vesikel urinaria, cairan
embrionik, dan lumen uterus pada layar USG dalam gambaran gelap. Besar
kecilnya vesikel urinarianya ditentukan dengan banyaknya urine yang tersimpan.
Sedangkan mukosa dan organ digambarkan sebagai suatu permukaan hypoechoic
(abu-abu) yang bergelombang. Untuk yang berwarna hyperechoic (putih)
merupakan gambaran dari tulang dan otot yang padat. Kebuntingan dapat
dinyatakan dari tampilan ultrasonografi yang didokumentasikan dan disimpan
dalam format JPEG. Bagian yang akan dianalisa adalah ukuran dari vesikula
embrionik dan besar kecilnya embrio. Metode USG ini sangat akurat dan hasilnya
dapat langsung dideteksi (Frastantie et al., 2019).
Proses netralisasi antara Amonia dan Asam Sulfat dilakukan dalam saturator
akan menghasilkan reaksi sebagai berikut:
5
Dengan digunakannya alat ini, manusia dapat dengan mudah mengetahui
adanya infertilitas pada sapi betina yang mereka miliki. Selain itu, dapat pula
digunakan untuk meminimalisir adanya kesalahan saat akan memprediksi hal
tersebut.
● Konsep Biologi
● Konsep Fisika
● Konsep Kimia
6
2.7 Keunggulan Deteksi Infertilitas dengan Asam Sulfat (H 2SO4) dan
Ultrasonografi (USG)
Bagi petani mengetahui ternaknya bunting atau tidak merupakan suatu hal
yang penting. Oleh Karena itu diciptakan pendeteksi infertilitas pada sapi betina
menggunakan H2SO4 dan USG. Deteksi infertilitas dengan menggunakan H 2SO4
dilakukan dengan cara mereaksikan urine sapi dengan asam sulfat dengan cara
dibakar. Dari proses ini akan muncul gelembung gas fluorescence, selain itu juga
akan terjadi perubahan warna menjadi pink keunguan. Keunggulannya melalui
deteksi infertilitas model ini memberikan hasil yang cukup akurat dan waktu yang
singkat meskipun beragam. Selain itu metode ini juga sederhana, praktis, dan jelas
(Fathan, 2019)
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai
kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, serta untuk pemenuhan kebutuhan
pangan khususnya protein hewani. Kebuntingan pada hewan mamalia terjadi di
dalam alat reproduksi betina selama perkembangan embrio dan fetus sampai
waktu kelahiran. Proses pendeteksian ini terintergrasi dengan menerapkan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan konsep Biologi, Fisika, dan Kimia. Dengan
memanfaatkan metode USG, pengamatan aliran darah pada corpus luteum
mengenai ukuran dan tekstur uterus, kemudian progesteron assay untuk
mengamati perubahan pada endometrium dan analisis progresteron pada susu
hewan ternak. Pendeteksian infetilitas pada sapi ini juga melibatkan reaksi
pembentukan Ammonium sulfat yang termasuk ke dalam jenis reaksi eksotermis
yang ditunjukkan dengan panas reaksi yang timbul dapat menyebabkan larutan
mendidih di dalam saturator. Penggunaan deteksi infertilitas ini juga dapat
dikatakan lebih mudah daripada metode deteksi infertilitas lainnya. Penerapannya
telah memenuhi syarat dari kondisi ideal dari diagnosis yang diperlukan sehingga
deteksi jenis ini cocok dilakukan ataupun diterapkan. Selain itu penggunaan asam
sulfat sebagai pendeteksi infertilitas ini juga tergolong murah,serta dapat
dilakukan oleh siapa saja tanpa adanya suatu keahlian khusus.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Bromfield, J., Block, J., Eduardo P. Santos, J., & Sheldon, I. M. (2015). Uterine
infection: Linking infection and innate immunity with infertility in the high-
producing dairy cow. American Society of Animal Science, October, 2022–
2033. https://doi.org/10.2527/jas2014-8496
Fathan, S. (2019). Deteksi Dini Kebuntingan Pada Sapi Bali Menggunakan Asam
Sulfat (H2SO4). Jambura Journal of Animal Science, 1(1), 6–12.
https://doi.org/10.35900/jjas.v1i1.2599
Fatimah, S., Maslebu, G., & Trihandaru, S. (2018). Analisis Homogenitas Citra
Ultrasonografi Berbasis Silicone Rubber Phantom dengan GLCM. Jurnal
Fisika, 8(1), 18–27.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jf/article/view/14359
Frastantie, D., Agil, M., & Tumbelaka, L. I. (2019). Deteksi Kebuntingan Dini
pada Sapi Perah dengan Pemeriksaan Ultrasnography (USG) dan Analisis
Hormon Steroid. Acta VETERINARIA Indonesiana, 7(2), 9–16.
https://doi.org/10.29244/avi.7.2.9-16
Hanzen, C., Pieterse, M., Scenczi, O., & Drost, M. (2000). RELATIVE
ACCURACY OF THE IDENTIFICATION OF OVARIAN STRUCTURES
IN THE COW BY ULTRASONOGRAPHY AND PALPATION PER
RECTUM. The Veterinary Journal, 159(1), 1–11.
Rohmayanti, N. I., Wulandari, A., Rifai, M., & Hastuti, H. (2018). Combination
of Sulfuric Acid (H2SO4) and Aquadest to Detect Goat Pregnancy. Chalaza
Journal of Animal Husbandry, 3(2), 62–66.
https://doi.org/10.31327/chalaza.v3i2.874
9
Talib, C., Inounu, I., & Bamualim, A. (2007). Restrukturisasi Peternakan di
Indonesia. Analisis Kebijkan Pertanian, 5(1), 1–14.
10