Muslim : 3084”
Kelompok 2
Yuna Yulianti
2111110338
Surti Lestari
2111110414
Mardiyandi
2111110477
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang maha Esa atas ridho
dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh keyakinan serta
usaha yang maksimal. Sehingga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberikan pelajar
positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I.
selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Tafsir dan Hadist Tarbawi yang telah memberikan
tugas makalah kepada kami sehingga dapat memicu motivasi kami untuk senantiasa belajar
lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai”Isi Kandungan HR. Bukhari no
71 dan 98 serta HR Muslim no 3084” sehingga dengan ini kami dapat menemukan hal-hal baru
yang belum kami ketahui.
Terimakasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terakhir kali sebagai manusia
biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja
tidak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis semua harapan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa dimasa datang.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN................................................................................................................1
BAB II PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap (Cet. XIV; Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), h. 262
2
Nurul H. Maarif, Menjadi Mukmin Kualitas Unggul (Cet. I; Tangerang Selatan: Alifia Books, 2018), h. 30.
3
Rik Suhadi, Akhlak Madzmumah dan Cara Pencegahannya (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), h. 83.
4
Abdul Aziz al-Fauzan, Fiqh at-Ta’a>mul Ma’a an-Na>s, terj. Iman Firdaus dan Ahmad Solahudin, Fikih Sosial :
Tuntunan dan Etika Hidup Bermasyarakat (Jakarta: Qisthi Press, 2007), h . 88.
5
Maulana muhammad ali, kitab hadits pegangan, darul kutibil islamiyah, Jakarta, 1992. Hlm. 35
1
Artinya : “berlomba-lombalah dalam kebaikan.”
َلِّطO ااًل فَ ُسOاهُ هَّللا ُ َمOOَ ٌل آتOصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل َح َس َد ِإاَّل فِي ْاثنَتَي ِْن َر ُج
َ ْت َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ َم ْسعُو ٍد قَا َل قَا َل النَّبِ ُّي ُ َس ِمع
)71 : العلم:ضي بِهَا َويُ َعلِّ ُمهَا (البخاري ِ ق َو َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا ُ ْال ِح ْك َمةَ فَهُ َو يَ ْق
ِّ َعلَى هَلَ َكتِ ِه فِي ْال َح
Hasad yang seperti itulah yang di bolehkan karena hasad kepada dua orang
tersebut bisa membuat seseorang menjadi lebih baik dalam kebaikan.
2
B. HR. BUKHARI No 98
)98 : كتاب العلم:(البخاري َُح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ َح َّدثَنَا َج ِري ٌر ع َْن ِه َش ٍام نَحْ َوه
(BUKHARI - 98) : Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abu Uwais berkata, telah
menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin
'Amru bin Al 'Ash berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari
hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila
sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan
orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan
menyesatkan". Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami 'Abbas berkata, Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam
seperti ini juga.
Ilmu yang di maksud dalam hadits tersebut adalah ilmu tentang islam yaitu Al-
Quran dan as-Sunnah6. Proses hilangnya ilmu tersebut bukan mengambilnya dari para
ulama’ tetapi melalui cara Allah mengambil nyawa para ulama, apabila para ulama telah
meninggal dunia itu merupakan terputusnya salah satu jaln ilmu pula.
Menurut hadits tersebut yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat adalah
kejadian sesuatu itu belum diketahui ketika pembicaraan, karena jika disebutkan sesuatu
yang telah ada dalam pembicaraan maka yang dimaksud adalah menjadikan tanda
mensifati dengan sifat yang lebih terhadap sesuatu yang telah ada. Sedangkan menurut
syarah hadits Bukhori yang dimaksud dengan (( شراطadalah tanda-tanda kiamat. Bahwa
6
http://almanhaj.or.id/content/3184/slash/0/13-hilangnya-ilmu-dan-menyebarnya-kebodohan/
3
kiamat itu sebagian ada yang sudah biasa terjadi seperti kematian dan ada yang diluar
kebiasaan. Menurut Tukhfatul Akhwadz dalam syarah Tirmidzi tentang tanda-tanda
kiamat dinamakan ()السلطان.
Yaitu dijadikan pada hari kiamat itu tanda-tanda supaya dengan adanya
tandatanda tersebut akan mudah dikenal, apabila tanda-tandanya sudah nampak di muka
bumi maka hal tersebut menunjukkan kiamat akan segera terjadi. Kiamat terjadi diawali
dengan kerusakan akhlak manusia dan Allah SWT tidak akan menurunkan rasul sebagai
pemberi peringatan kepada manusia serta tidak ada lagi ulama sebagai penerus risalah
kenabian karena Allah SWT telah mewafatkannya.
Berdasarkan hadits diatas tanda-tanda kiamat diawali dengan hilangnya ilmu dari
muka bumi dan ilmu yang akan hilang dari muka bumi menurut para pensyarah hadits
adalah ilmu agama. Apabila ilmuwan (orang yang berilmu) dengan ilmunya tidak
membuatnya semakin dekat kepada Allah maka ilmu yang dimilikinya tidak akan
memberikan manfaat bagi dirinya, dan perilaku dalam kehidupan sehari-harinya jauh dari
pimpinan agama, maka ilmu tersebut dianggap hilang. Jika sudah demikian maka yang
nampak adalah kebodohan. ia melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, akhirnya
perbuatan maksiat merajalela, Ilmu pengetahuan di berbagai bidang semakin maju tapi
moral masyarakat menjadi rusak. Akibat ilmunya tidak dihiasi dengan iman.
4
C. HR. Muslim No. 3084
ْن َج ْعفَ ٍرOُ َح َّدثَنَا ِإ ْس َم ِعي ُل هُ َو ابO ا ْبنَ َس ِعي ٍد َواب ُْن حُجْ ٍر قَالُواOُّوب َوقُتَ ْيبَةُ يَ ْعنِي Oَ ب ُْن َأيOَح َّدثَنَا يَحْ يَى
انُ ات اِإْل ْن َس َ ِ َن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأنَّ َرسُو َل هَّللاOْ َن َأبِي ِه عOْ َن ْال َعاَل ِء عOْ ع
Oَ ه َو َسل َّ َم قَا َل ِإ َذا َمOِ هَّللا ُ َعلَ ْيOصلَّى
ُ لَهOح يَ ْد ُعو َ دOٍ َاريَ ٍة َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َأوْ َول
ٍ ِ ص ال َ نOْ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِإاَّل ِمOُع َع ْنهُ َع َملُهOَ َا ْنقَط
ِ ص َدقَ ٍة َج
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah -yaitu Ibnu Sa'id-
dan Ibnu Hujr mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il -yaitu Ibnu
Ja'far- dari Al 'Ala' dari Ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka
terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at
baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya."
Adapun penjelasan mengenai tiga amal jariah seperti penjelasan diatas ialah :
5
1. Sedekah Jariyah Yaitu sedekah yang bersifat langgeng, dan manfaatnya bisa
dirasakan oleh orang lain dalam jangka waktu yang relatif lama. Sebagian ulama
lainnya menspesifikasikan bahwa yang dimaksud dengan shadaqah jariyah adalah
"wakaf". Maka jika ingin memiliki investasi amalan yang benefit pahalanya terus
mengalir, wakaf adalah pilihan yang paling tepat. Dan umumnya wakaf berbentuk
aset yang relatif bersifat abadi, seperti tanah, bangunan, masjid.
2. Ilmu yang Bermanfaat Yaitu ilmu yang dipelajarinya dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari kemudian diajarkan kepada orang lain. Sehingga ilmu
tersebut bermafaat bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain. Karena orang
lain menjadi terinspirasi untuk melakukan kebaikan atas dasar ilmu yang
diajarkan kepada mereka. Maka hal tersebut akan melahirkan pahala yang terus
menerus mengalir baginya.
3. Anak yang shaleh yang selalu mendoakan oran tuanya Yaitu anak yg dididik,
dirawat dan dibesarkannya dalam lingkup keimanan dan ketakwaan kepada Allah,
sehingga ia menjadi insan yang bertakwa dan berakhlak mulia dan selalu dalam
setiap doanya menyebutkan orang tuanya agar mendapatkan ampunan dari Allah.
Mendidik anak hingga seperti ini akan menjadi amalan yang terus mengalirkan
pahala kepada kita
BAB II
PENUTUP
6
A. Kesimpulan
Hasad itu boleh asalkan Hasad kepada orang yang diberikan Allah harta
kemudian di gunakan untuk jalan kebenaran.Hasad kepada orang yang di berikan Allah
hikmah(ilmu) kemudian dia men gamalkannya.
Ilmu yang di maksud dalam hadits tersebut adalah ilmu tentang islam yaitu Al-
Quran dan as-Sunnah.Proses hilangnya ilmu tersebut bukan mengambilnya dari para
ulama’ tetapi melalui cara Allah mengambil nyawa para ulama, apabila para ulama telah
meninggal dunia itu merupakan terputusnya salah satu jaln ilmu pula.
B. Saran
Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya apabila mana dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritikkan dan saran dari
para pembaca seklaian sangat diharapkan agar makalah ini dapat menjadi semakin baik,
semoga makalah ini dapat menjadi sumber bacaan yang bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
7
Nurekawati, Hasad Persfektif Hadist (kajian tafsir pada riwayat ibnu majah) Jurnal Pendidikan.
UIN Alauddin Makasar, 2021
SINDOnews.com pada Sabtu, 13 Maret 2021 Rusman H Siregar dengan judul "3 Perkara yang
Pahalanya Mengalir Meski Seseorang Meninggal Dunia". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://kalam.sindonews.com/read/363652/69/3-perkara-yang-pahalanya-mengalir-meski-
seseorang-meninggal-dunia-1615647787
https://www.hadits.id/hadits/muslim/3084
https://www.google.com/search?q=HR.+Muslim+No.+3084&oq=HR.+Muslim+No.
+3084&aqs=chrome..69i57.1268j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
8
.
DAFTAR PUSTAKA
9
10