Indikasi ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini (KPD) atau sering disebut
dengan premature repture of the membrane (PROM) didefinisikan sebagai
pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan (Rohmawati, 2018).
Ketuban pecah dini sering menyebabkan dampak yang serius pada morbiditas
dan mortalitas ibu serta bayinya, terutama dalam kematian perinatal yang cukup
tinggi (Legawati 2018).
B.Etiologi
Penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yangberhubungan erat dengan
KPD,namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan
yang menjadi faktor predesposisi adalah:
a) Infeksi, yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen
dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
d) Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membran bagian bawah.( Lisaauver 2013 )
C.Patofisiologi
Manifestasi klinik Periode post partum ialah masa enam minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal
sebelumhamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester
keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
Proses involusi : Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Kontraksi :Kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segerasetelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,mengopresi
pembuluh darah dan membantu hemostasis.
Tempat plasenta : Segera setelah plasenta dan ketuban
dikeluarkan,kontraksi vaskular .
Lochea : Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris
trofoblastik lochea serosa terdiri dari darah lama, serum,leukosit dan
denrus jaringan.Lochea alba mengandung leukosit,desidua, sel epitel,
mukus, serum danbakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu
setelah bayi lahir.
Serviks : Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa,tipis,
dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
b.Sistem endokrin
Hormon plasenta : Penurunan hormon human plasental
lactogen,esterogendan kortisol, serta placental enzyme insulinase
membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula. darah
menurun secara yang bermakna pada masa puerperium.
Hormon hipofisis : Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada
wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum
yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam
menekan ovulasi. Karena kadar follikel stimulating hormone terbukti
sama pada Wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan
ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat
Abdomen : Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan,
masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen
Sistem urinarius : Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu
bulan setelah wanita melahirkan.
Sistem cerna : Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi
Payudara : Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan
payudara selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human
chorionic gonadotropin, prolaktin, krotison,dan insulin) menurun
dengan cepat setelah bayi lahir.
Ibu tidak menyusui : Kadar prolaktin akan menurun dengan
cepat pada wanita yang tidak menyusu
Ibu yang menyusui : Sebelum laktasi dimulai, payudara
teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrul.9
Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran
kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda
sebagai berikut:
1) Kehilangan darah lebih dai 500 cc
2) Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmhg
3) Hb turun sampai 3 gram %.
tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan
kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari
perdarahan post partum.
b) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum
dapat menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi
dengan segera dan terasa nyeri.
Pemotongan dan perawatan tali pusat Perawatan tali pusat adalah
dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan
apa pun pada tali pusat. pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karen
menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah
umbiliku.(Legawati 2018 )
E. Pathway
Persalinan Normal
Kurang informasi
Dilatasi Selvik Ketakutan ibu tentang persalinan
terhadap keselamtan
janin dan dirinyaninya
Pengeluaran
Janin Defisit Pengetahuan
Ansietas
(Rohmawati 2018 )
F.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan usg
2. Hb (Marmi 2015 )
G. Penatalaksanaan ( medis
a) Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa
komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
b) Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu dirujuk dengan posisi
panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi bersujud.
c) Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari agar tali
pusat tidak tertekan kepala janin
e) Jika ada demam atau di khawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau KPD
lebih dari 6 jam, berikan antibiotik.
Marmi (2015) Asuhan Neonatus , Bayi, Balita, dan anak ,dan anak pra sekolah