Proses Pembuatan Cake PKK Aphp
Proses Pembuatan Cake PKK Aphp
DISUSUN OLEH :
RAHMA
KELAS : XI APHP 2
SMKN 1 PANGKALAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cake adalah makanan yang sangat populer saat ini. Rasanya yang manis
dan bentuknya yang beragam menjadikannya semakin digemari oleh masyarakat.
Cake dapat disajikan sebagai dessert dan appetizer. Bahan dasar pembuatan cake
pada umumnya menggunakan tepung terigu.
Dewasa ini penggunaan tepung sebagai bahan baku industri pangan maupun
industri lain cenderung meningkat setiap tahunnya. Tidak hanya cake yang
menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku melainkan berbagai produk
makanan seperti roti, mie, cake dan biskuit. Padahal Indonesia bukan negara
penghasil terigu. Itu sebabnya Indonesia terus menerus mengimpor terigu,
sehingga jumlah devisa yang dikeluarkan semakin banyak.
Namun kini, cake dapat divariasi dengan menggunakan bahan baku
beraneka ragam, dengan kata lain, tidak hanya menggunakan tepung terigu saja
untuk membuat cake. Pada perkembangannya, banyak variasi cake yang
menggunakan bahan baku selain tepung terigu. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kecenderungan tepung terigu sebagai bahan pokok dalam pembuatan cake dapat
digantikan dengan penggunaan bahan lain. Kondisi ini dapat menjadi sarana untuk
mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu yang kita ketahui bahwa
tepung terigu berasal dari gandum sedangkan Indonesia tidak memproduksi
gandum sehingga perlu melakukan impor gandum untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
1.2Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh tepung dalam pembuatan cake.
2. Bagaimana Cara membuat cake dengan menggunakan berbagai jenis
tepung.
BAB II
METODE PENYELESAIAN MASALAH
2.1.2 Bahan
a. Gula
b. Label
c. Margarin
d. Ovalet
e. Susu bubuk
f. Telur
g. Tepung jagung
h. Tepung terigu
2.2 Skema Kerja
Pengocokan Pemanasan
dengan mixer
Pencampuran
Pengocokan dengan
sendok
+ Tepung
dan susu Pencampuran
bubuk
Adonan
Pencetakan
Pengovenan
Cake
B. Tekstur
Pengulangan
Pengamatan
1 2 3 4 5
Cake (397) 43 45 47 42 49
B. Tekstur
Pengulangan Rata-
Pengamatan
1 2 3 4 5 rata
Cake (397) 43 45 47 42 49 45,2
C. Organoleptik
1. Warna
Kode Sampel
No Nama
286 (75:75) 397 (100:50)
1. Amel 2 5
2. Herninda 5 3
3. Ali 4 3
4. Kiky C. 4 3
5. Cantika 5 4
6. Lina 4 3
7. Albertus 4 2
8. Vani 4 3
9. Nimas 5 2
10. Bayu 5 3
Rata-Rata 4,2 3,1
2. Aroma
Kode Sampel
No Nama
286 (75:75) 397 (100:50)
1. Amel 1 4
2. Herninda 5 2
3. Ali 3 2
4. Kiky C. 3 2
5. Cantika 5 4
6. Lina 4 3
7. Albertus 4 2
8. Vani 4 3
9. Nimas 5 4
10. Bayu 4 3
Rata-Rata 3,8 2,9
3. Rasa
Kode Sampel
No Nama
286 (75:75) 397 (100:50)
1. Amel 2 3
2. Herninda 5 2
3. Ali 4 3
4. Kiky C. 4 3
5. Cantika 5 4
6. Lina 3 2
7. Albertus 4 2
8. Vani 4 3
9. Nimas 4 3
10. Bayu 4 3
Rata-Rata 3,9 2,8
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Tekstur
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan. Tekstur merupakan
segi penting dari mutu makanan, bahkan lebih penting dari bau dan rasa.
Tekstur cake dalam praktikum diukur menggunakan alat rheotex. Semakin
tinggi nilai yang tertera pada rheotex maka tekstur semakin keras (pandat).
Hasil rata-rata 5 kali pengulangan pengukuran tekstur menggunakan
rheotex disajikan dalam Gambar 2.
Tekstur
100 94.6
80
60 45.2
40
20
0
Cake (397) Cake (286)
Gambar 2. Tekstur pada Cake
Berdasarkan hasil dari praktikum pembuatan cake, didapatkan hasil
pengamatan tekstur cake yang diukur menggunakan rheotex yaitu pada cake
dengan formulasi 100 gram tepung terigu dan 50 gram tepung jagung,
memiliki nilai rata-rata pengukuran rheotex terkecil. Sedangkan nilai
rheotex terbesar adalah dengan formulasi 75 gram tepung terigu dan 75
gram tepung jagung. Namun dalam praktikum terjadi penyimpangan.
Penyimpangan ini terjadi akibat proses pengocokan telur dan gula yang
dilakukan menggunakan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan pada
saat pembuatan cake dengan formulasi 100 gram tepung terigu dan 50 gram
tepung jagung. Hal ini menyebabkan pengocokan memerlukan waktu yang
lebih lama sehingga menjadi kaku. Menurut Brown (2000) tekstur empuk
pada cake didapat dari pengunaan tepung terigu yang memiliki kontribusi
terhadap kekuatan dan daya kenyal cake serta pengocokan gula dengan telur
menggunakan kecepatan tinggi.
Warna
6
4 4.2
3.1
2
0
cake 397 cake 286
2. Aroma
Pengujian terhadap aroma di industri pangan merupakan hal yang dianggap
penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk
tentang diterima atau tidaknya produk tersebut oleh konsumen.
Aroma
4 3.8
3 2.9
2
1
0
cake 397 cake 286
Rasa
5 3.9
4 2.8
3
2
1
0
Cake 397 Cake 286
Gambar 5. Rasa pada Cake
Faridah, Anni. Dkk. 2008. Patiseri (Jilid 2). Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuaraan.
Siti Hamidah dan Sutriyati Purwati. 2009. Patiseri. Yogyakarta :Jurusan PTBB
FT Universitas Negeri Yogyakarta.
Soekarto, 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standardisasi Mutu Pangan.
Bogor : Penerbit IPB Press.