Makalah Hadits Pendidikan Diri Dan Pendidikan Anak
Makalah Hadits Pendidikan Diri Dan Pendidikan Anak
Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
yang berjudulkan Hadits Tentang Pendidikan Diri dan Pendidikan Anak dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu saja kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah
yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di
dunia maupun di akhirat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ................................................................................... i
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal
dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan
berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang
tak pernah sekolah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam ٤. - الَّذِيْ َعلَّ َم ِب ْال َقلَ ِم
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya - ٥ ان َما لَ ْم ٌَعْ لَ ْم ِ ْ َعلَّ َم
َ اْل ْن َس
2
Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting
dalam kehidupan manusia. Allah memerintahkan agar manusia membaca sebelum
memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga
menunjukkan karunia Allah SWT. kepada manusia sebab ia dapat menemukan
kemampuan belajar bahasa. Tambahan lagi, manusia juga dapat mempelajari baca
tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan yang beragam. petunjuk dan keimanan,
serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia sebelum diajarkan kepadanya.
Selain hadis di atas ada satu hadis lagi mengenai pendidikan diri sendiri.
ْ َ َ
ِ ألَّ َبنًِ َربًِّ َفأحْ َس َن َتأد
ًٌِبً (رواه العكسري عن عل
Artinya:
1) al-Ta'dib
Secara bahasa, kata al-ta'dib merupakan masdar dari kata "addaba 'i
a. Ta'dib, berasal dari kata dasar "aduba - ya dubu yang berarti melatih,
mendisiplinkan diri untuk senantiasa membiasakan berperilaku yang baik dan
sopan santun.
b. Berasal dari kata "adaba ya 'dibu" yang berarti mengadakan pesta atau
perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan sebagaimana perilaku nabi yang
mencerminkan kemulyaan.
c. Kata "addaba" sebagai bentuk kata kerja "ta dib" mengandung pengertian
memperbaiki.melatih.memberi tindakan dan disiplin. Dalam hadist nabi
disebutkan : "Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku"
(HR. al-Askary dariAli RA).
Kata pendidikan yang dalam bahasa inggris "Education" dalam bahasa arab
disebut Tarbiyah.
Dalam al-Quran di tegaskan bahwa Allah adalah Rabbal a'lamin dan juga
Rabbal nas, artinya Allah adalah pendidik bagi semesta alam dan juga pendidik
3
bagi manusia. Pengertian tersebut diambil karena kata Rabb dalam arti Tuhan dan
Rabb dalam arti pendidik berasal dari akar kata yang sama.
Khalifah berarti kuasa atau wakil. Dalam status manusia sebagai khlalifah ini
berarti manusia hidup di alam ini mendapat kuasa dari Allah Untuk mewakili dan
sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi allah di alam diantara peran dan
fungsi utamanya adalah sebagai Rabb al alam yaitu mendidik dalam arti
mengarahkan dan mengembangkan alam (termasuk manusia sebagian dari alam).
Sebagaiman kita ketahui bahwa manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini,
manusia mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakan pendidikan terhadap
dirinya sendiri dan manusia pun memiliki potensi untuk melakukanya. Dengan
demikian pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia.
ضهُمۡ َعلَى ۡال َمل ِٮ َك ِة َف َقا َل اَ ۡن ِبــ ُ ۡون ِۡى ِبا َ ۡس َما ِء هؤُ َْل ِء ا ِۡن ُك ۡن ُتمۡ ص ِدق ٌِۡ َن َ ۡ َو َعلَّ َم ادَ َم
َ اْل ۡس َما َء ُكلَّ َها ُث َّم َع َر
Artinya :
4
B. Pendidikan Anak
َّالزهْ ِريِّ أَ ْخ َب َرنًِ أَبُو َسلَ َم َة بْنُ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن أَن ُّ َّْللا أَ ْخ َب َر َنا ٌُو ُنسُ َعن ِ َّ َح َّد َث َنا َعبْدَ انُ أَ ْخ َب َر َنا َع ْب ُد
َّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَّ َم َما مِنْ َم ْولُو ٍد إِ َّْل ٌُولَ ُد َعلَى َّ صلَّى ِ َّ َّللا ُ َع ْن ُه َقا َل َقا َل َرسُو ُل
َ َّللا َّ ًَ ِأَ َبا ه َُرٌ َْر َة َرض
ُّون فٌِ َها
َ حس ِ صِّرانِ ِه أَ ْو ٌُ َمجِّ َسانِ ِه َك َما ُت ْن َت ُج ْال َب ِهٌ َم ُة َب ِهٌ َم ًة َجم َْعا َء َه ْل ُت
َ ْالف ِْط َر ِة َفأ َب َواهُ ٌُ َهوِّ دَ انِ ِه َو ٌُ َن
اس َعلَ ٌْ َها ْل َت ْبدٌِ َل َ ًَِّللا الَّت
َ فطر ال َّن ِ َّ َّللا ُ َع ْن ُه [ ف ِْط َر َةَّ ًَ ِمِنْ َج ْد َعا َء ُث َّم ٌَقُو ُل أبو ه َُرٌ َْر َة َرض
ِ َّ ل َِخ ْل ِق
َّللا ذل َِك ال ِّدٌنُ ْال َقٌِّم
Artinya:
Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak
ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah kedua orang tua nyalah
yang akan menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi sebagaimana binatang
melahirkan binatang dalam keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan
padanya. Kemudian abu hurairah ra. berkata: "fitrah Allah dimana manusia telah
diciptakan tak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah agama yang lurus" (HR
al-Bukhari dalam kitab jenazah).
Demikian pula jika diajarkan kepadanya ajaran agama Nasrani dia akan
menjadi Nasrani, dan begitu seterusnya.
5
Artinya :
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah
SAW bersabda, "Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka
berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika
berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka". (HR. Abu Dawud).
Pendidikan di sekolah hanya dilakukan jika anak sudah cukup umur. Sedang
pendidikan di rumah dimulai sejak masih kecil sampai beranjak dewasa.
Rosulullah mengajarkan bahwa jika anak sudah mendekati masa baligh,
hendaknya dipisahkan antara tempat tidur anak laki-laki dengan anak perempuan.
Begitu pula dengan tempat tidur dengan orang tuanya. Setelah anak berusia
tujuh tahun, hendaknya orang tua memerintahkan untuk shalat dan puasa sebagai
wahana pemberdayaan. Orang tua diperkenankan menghukum pada umur sepuluh
tahun, kalau ia lalai menunaikan kewajiban. Hukuman bagi anak tidak boleh
bersifat menyakiti atau menimbulkan cacat.
Jika orang tua memerintahkan sesuatu kepada anak maka mereka juga
melaksanakan perintah tersebut. Perintah orang tua yang tidak disertai teladan,
sulit untuk dipatuhi anak. Sebab kecenderungan anak akan meniru orang tua.
Berdasarkan hakikat manusia, maka kita dapati berbagai segi atau aspek
pendidikan. Diantara aspek-aspek pendidikan yang sangat penting ialah:
Budi pekerti atau akhlak adalah aspek yang sangat fundamental dalam
kehidupan, baik kehidupan sebagai individu maupun kehidupan bermasyarakat
dan bangsa. Tujuan dari pendidikan budi pekerti adalah mendidik anak agar dapat
membedakan antara baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, terpuji dan tercela.
b. Pendidikan Kecerdasan
-Berfikir secara kritis berarti dengan cepat anak melihat hal- hal yang benar dan
hal-hal yang tidak benar.
6
-Berfikir secara logis berarti dengan cepat dapat melihat hubungan masalah yang
satu dengan yang lain, menghubung-hubungkan dari beberapa masalah,
membandingkan, kemudian menarik kesimpulan.
-Berfikir secara kreatif dari apa yang telah di selidiki,melakukan percobaan, serta
pengamatan yang dilakukan dapat menemukan sesuatu yang dianggap baru.
Pendidikan ini berhubungan dengan pergaulan anak didik dan proses adaptasi
lingkungan. Pendidikan sosial bertujuan untuk mendidik anak agar dapat
menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat berpartisipasi secara
aktif di dalamnya.
d. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan tentang pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu negara agar
setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak
melenceng dari apa yang di harapkan.
Selain keempat aspek di atas, dalam sebuah hadis dari Abi Rafi' disebutkan
bahwa aspek-aspek pendidikan yang harus diajarkan orang tua terhadap anak
adalah menulis, berenang, memanah, mewariskan, dan mecari rizki yang halal.
Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadis yang merintahkan para orang tua
untuk menyuruh atau mengajarkan anak-anaknya melaksanakan shalat. Hal ini
terdapat dalam Q.S. al-Luqman ayat 17 yang berbunyi:"
َ َصلو َة َوأْمُرْ ِب ْال َمعْ رُ ْوفِ َوا ْن َه َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َواصْ ِبرْ َعلى َما ا
صا َب َك اِنَّ ذل َِك مِنْ َع ْز ِم َّ ٌ ُب َنًَّ اَق ِِم ال
ْاْلُم ُْو ِر
Artinya:
7
Didalam Al-Qur'an Surat al-Luqman ayat 17 dijelaskan bahwa Lukman
(orang salih yang nama dan ajarannya diabadikan dalam Al-Qur'an) menyuruh
anaknya untuk mendirikan
shalat. Kemudian didalam hadis pun dijelaskan bahwa anak yang sudah mampu
membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri maka dilatih atau di ajarkan
untuk shalat.
"Dari Amar bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata:
Rasulullah saw. Bersabda: "perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika
berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur
sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!"
(HR.Abu Daud dalam kitab sholat)".
Pada usia tujuh tahun anak diperintahkan untuk shalat agar mereka terbiasa
dan merasa nyaman melakukan shalat. Setelah sampai usia sepuluh tahun orang
tua boleh memukul ketika anak meninggalkan shalat karena mereka sudah baligh
atau mendekati baligh. Adapun diperbolehkannya memukul terhadap anak usia
sepuluh tahun karena pada usia tersebut merupakan batas usia seorang anak sudah
bisa atau tahan menerima pukulan. Pukulan yang dimaksud adalah pukulan yang
tidak menyakitkan dan menghindari wajah.
8
e. Tidak memukul ketika sang anak menyebut nama Allah
Syarat dalam memukul adalah bertujuan mendidik, bukan karena marah. dendam,
atau kebencian dan hendaklah hal itu merupakan bagian dari sebuah pendidikan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan hadis yang telah pemakalah paparkan di atas maka, secara
umum dapat disimpulkan, bahwa agama islam merupakan agama yang universal,
yang tidak hanya mengajarkan kepada kita untuk sholat, puasa, baca al-Quran,
tetapi islam juga mewajibkan kepada kita untuk berilmu pengetahuan dan
berteknologi.
Anak adalah nikmat Allah SWT. yang tak ternilai dan pemberian yang tak
terhingga. Tidak ada yang lebih tau besarnya karunia ini selain orang yang tidak
atau belum memiliki anak. Nikmat yang agung ini merupakan amanah bagi kedua
orang tuanya, yang kelak akan dimintai pertangung jawabannya,apakah keduanya
telah menjaganya atau justru menyia- nyiakannya. Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Seorang iman adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang
kepemimpinannya, dan seorang laki- laki adalah pemimpin dalam keluarganya
dan dia akan ditanya akan kepemimpinannya. Inilah sekelumit makalah yang
kami sampaikan tentang kewajiban orang tua terhadap anaknya.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Zainal, Djamari Arifi. 1996. Islam, aqidah dan syari'ah (Jakarta: PT.Grafindo
persada.
11