Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HADIST TENTANG PENDIDIKAN DIRI dan PENDIDIKAN ANAK ”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : H.Ahmad Munadirin,M.Pd.I

Disusun oleh :

1.Da’i Muhammad Abdul Wakhid (22111931)

2.Auliya Rizqiana Safitri (22111764)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Hadits Tarbawi
yang berjudulkan Hadits Tentang Pendidikan Diri dan Pendidikan Anak dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu saja kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah
yang telah membawa risalah islam sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di
dunia maupun di akhirat.

Dengan keterbatasan waktu, referensi dan kemampuan, kami menyadarı


bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya bisa lebih baik
lagi. Kami juga meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan
ataupun kekurangan isi.

Penyusun

Kendal, 28 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. Hadis Tentang Pendidikan diri Sendiri ............................................. 2

B. Pendidikan Terhadap Anak .............................................................. 5

C. Mendidik Anak dengan Baik............................................................ 5

D. Aspek Aspek Pendidikan terhadap Anak.......................................... 6

E. Pendidikan Wajib dari Orang Tua terhadap Anak ............................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil 'alamin. Untuk itu, maka


diutuslah Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui
pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan
keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa
ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan pendidikan yang baik, tentu
akhlak manusia pun juga akan lebih baik.

Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal
dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan
berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang
tak pernah sekolah.

Di sinilah alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya


diajarkan sejak kecil. Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan
kepada anak sebelum anak tersebut menerima ilmu dunia.Kebodohan
adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh
karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi makhluk yang
mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hadist tentang Pendidikan diri?

2. Bagaimana Penjelasan dari Hadis tentang Pendidikan diri?

3. Bagaimana Hadits tentang pendidikan anak?

4. Bagaimana Penjelasan Hadits tentang pendidikan anak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Hadist tentang Pendidikan diri.

2. Untuk mengetahui penjelasan dari hadis tentang Pendidikan diri.

3. Untuk mengetahui Hadits tentang pendidikan anak.

4. Untuk mengetahui Penjelasan Hadits tentang pendidikan anak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Pendidikan Diri

Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.bersabda:

‫ْض ٌة َعلَى ُك ِّل مُسْ ل ٍِم‬


َ ٌ‫ َطلَبُ ْالع ِْل ِم َف ِر‬.
Artinya:

"Menuntut ilmu pengetahuan wajib bagi setiap orang Islam. (H.R.Bukhari)

Dalam menyuruh manusia mencari ilmu pengetahuan, Allah menggunakan


ungkapan yang bervariasi. Kadang-kadang Allah menggunakan perintah agar
manusia membaca. Kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal
ini terlihat dalam QS Al-'Alaq/96: 1-5. Kadang-kadang Allah memakai perintah
mengamati fenomena alam semsesta. Pengamatan ini akan melahirkan ilmu
pengetahuan pula. Ungkapan ini ditemukan antara lain dalam QS Al-
Ghasyiyah/88: 17-20. Di tempat lain, Allah menggunakan motivasi dengan
ungkapan mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan yang beriman.
Motivasi ini akan mendorong orang untuk belajar. Pernyataan ini dapat dilihat
antara lain dalam Q.S Al-Mujadilah/58: 11.

Perintah menuntut ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. sejalan


dengan perintah Allah dalam a:-quran. Dalam al-quran ditemukan ayat-ayat yang
bermaksud perintah menuntut ilmu pengetahuan dan petunjuk- petunjuk tentang
urgensi ilmu pengetahuan itu. Diantaranya:

َ ‫ِا ْق َرأْ ِباسْ ِم َرب‬


"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan١ - ‫ِّك الَّذِيْ َخلَ َق‬

ٍ َ‫ان مِنْ َعل‬


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah ٢ -‫ق‬ ِ ْ ‫َخلَ َق‬
َ ‫اْل ْن َس‬

َ ‫ِا ْق َرأْ َو َرب‬


َ ْ ‫ُّك‬
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah٣ ‫اْل ْك َر ُم‬

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam ٤. - ‫الَّذِيْ َعلَّ َم ِب ْال َقلَ ِم‬

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya - ٥ ‫ان َما لَ ْم ٌَعْ لَ ْم‬ ِ ْ ‫َعلَّ َم‬
َ ‫اْل ْن َس‬

2
Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting
dalam kehidupan manusia. Allah memerintahkan agar manusia membaca sebelum
memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga
menunjukkan karunia Allah SWT. kepada manusia sebab ia dapat menemukan
kemampuan belajar bahasa. Tambahan lagi, manusia juga dapat mempelajari baca
tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan yang beragam. petunjuk dan keimanan,
serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia sebelum diajarkan kepadanya.

Selain hadis di atas ada satu hadis lagi mengenai pendidikan diri sendiri.
ْ َ َ
ِ ‫ألَّ َبنًِ َربًِّ َفأحْ َس َن َتأد‬
ً‫ٌِبً (رواه العكسري عن عل‬
Artinya:

Allah telah mendidik kita, maka ia sempurnakan pendidikanmu. (H.R.al-Aksary


dari Ali RA)

Penjelasan Hadits diatas adalah sebagai berikut:

1) al-Ta'dib

Secara bahasa, kata al-ta'dib merupakan masdar dari kata "addaba 'i

a. Ta'dib, berasal dari kata dasar "aduba - ya dubu yang berarti melatih,
mendisiplinkan diri untuk senantiasa membiasakan berperilaku yang baik dan
sopan santun.

b. Berasal dari kata "adaba ya 'dibu" yang berarti mengadakan pesta atau
perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan sebagaimana perilaku nabi yang
mencerminkan kemulyaan.

c. Kata "addaba" sebagai bentuk kata kerja "ta dib" mengandung pengertian
memperbaiki.melatih.memberi tindakan dan disiplin. Dalam hadist nabi
disebutkan : "Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku"
(HR. al-Askary dariAli RA).

Kata pendidikan yang dalam bahasa inggris "Education" dalam bahasa arab
disebut Tarbiyah.

Dalam al-Quran di tegaskan bahwa Allah adalah Rabbal a'lamin dan juga
Rabbal nas, artinya Allah adalah pendidik bagi semesta alam dan juga pendidik

3
bagi manusia. Pengertian tersebut diambil karena kata Rabb dalam arti Tuhan dan
Rabb dalam arti pendidik berasal dari akar kata yang sama.

Dengan demikian menurut al-Quran tersebut bahwa alam dan manusia


mempunyai sifat tumbuh dan berkembang dan yang mengatur sifat tumbuh dan
berkembang hanyalah allah SWT. Jadi mendidika dan pendidikan pada
hakikatnya adalah fungsi Tuhan, dan mendidik adalah mengatur serta
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan alam dan manusia sekaligus.
Kenapa kenyataanya pendidikan dan mendidik itu menjadi urusanya manusia.
Dalam pandangan filsafat islam sebagaimana ditegaskan dalam al- Quran, bahwa
manusia adalah khalifah Allah dialam semesta ini.

Khalifah berarti kuasa atau wakil. Dalam status manusia sebagai khlalifah ini
berarti manusia hidup di alam ini mendapat kuasa dari Allah Untuk mewakili dan
sekaligus sebagai pelaksana dari peran dan fungsi allah di alam diantara peran dan
fungsi utamanya adalah sebagai Rabb al alam yaitu mendidik dalam arti
mengarahkan dan mengembangkan alam (termasuk manusia sebagian dari alam).
Sebagaiman kita ketahui bahwa manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini,
manusia mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakan pendidikan terhadap
dirinya sendiri dan manusia pun memiliki potensi untuk melakukanya. Dengan
demikian pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia.

Hal-hal tersebut merupakan problema hidup dan kehidupan manusia.jadi


merupakan problema pendidikan. Menurut konsep pendidikan dalam islam
(tarbiyah islamiyah) bahwa pada hakikatnya manusia dimuka bumi ini sebagai
khalifah dan memiliki potensi untuk memahami, menyadari kemudian kemudian
merencanakan problema hidup dan kehidupanya. Manusia bertanggung jawab
untuk memecahkan problema hidup dan kehidupanya sendiri. Dengan kata lain
islam menghendaki agar manusia melaksanakan pendidikan diri sendiri secara
bertanggungjawab, sebagaiman ayat al-qur'an surah al-baqarah ayat 31:

‫ضهُمۡ َعلَى ۡال َمل ِٮ َك ِة َف َقا َل اَ ۡن ِبــ ُ ۡون ِۡى ِبا َ ۡس َما ِء هؤُ َْل ِء ا ِۡن ُك ۡن ُتمۡ ص ِدق ٌِۡ َن‬ َ ۡ ‫َو َعلَّ َم ادَ َم‬
َ ‫اْل ۡس َما َء ُكلَّ َها ُث َّم َع َر‬
Artinya :

"..dan dia(Allah) mengajarkan kepada adam (benda-


benda)seluruhnya,kemudian mengemukakan kepada para malaikat." (Q.S al-
Baqarah:31)

4
B. Pendidikan Anak

َّ‫الزهْ ِريِّ أَ ْخ َب َرنًِ أَبُو َسلَ َم َة بْنُ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن أَن‬ ُّ ْ‫َّللا أَ ْخ َب َر َنا ٌُو ُنسُ َعن‬ ِ َّ ‫َح َّد َث َنا َعبْدَ انُ أَ ْخ َب َر َنا َع ْب ُد‬
‫َّللاُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَّ َم َما مِنْ َم ْولُو ٍد إِ َّْل ٌُولَ ُد َعلَى‬ َّ ‫صلَّى‬ ِ َّ ‫َّللا ُ َع ْن ُه َقا َل َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬ َّ ًَ ِ‫أَ َبا ه َُرٌ َْر َة َرض‬
‫ُّون فٌِ َها‬
َ ‫حس‬ ِ ‫صِّرانِ ِه أَ ْو ٌُ َمجِّ َسانِ ِه َك َما ُت ْن َت ُج ْال َب ِهٌ َم ُة َب ِهٌ َم ًة َجم َْعا َء َه ْل ُت‬
َ ‫ْالف ِْط َر ِة َفأ َب َواهُ ٌُ َهوِّ دَ انِ ِه َو ٌُ َن‬
‫اس َعلَ ٌْ َها ْل َت ْبدٌِ َل‬ َ ًِ‫َّللا الَّت‬
َ ‫فطر ال َّن‬ ِ َّ ‫َّللا ُ َع ْن ُه [ ف ِْط َر َة‬َّ ًَ ِ‫مِنْ َج ْد َعا َء ُث َّم ٌَقُو ُل أبو ه َُرٌ َْر َة َرض‬
ِ َّ ‫ل َِخ ْل ِق‬
‫َّللا ذل َِك ال ِّدٌنُ ْال َقٌِّم‬
Artinya:

Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak
ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah kedua orang tua nyalah
yang akan menjadikan yahudi, nasrani, dan majusi sebagaimana binatang
melahirkan binatang dalam keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan
padanya. Kemudian abu hurairah ra. berkata: "fitrah Allah dimana manusia telah
diciptakan tak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah agama yang lurus" (HR
al-Bukhari dalam kitab jenazah).

Pada dasarnya semenjak lahir manusia sudah dianugerahi fithrah atau


potensi untuk menjadi baik dan jahat, akan tetapi anak yang baru lahir berada
dalam keadaan suci tanpa noda dan dosa. Oleh karena, apabila dikemudian hari
dalam perkembangannya anak menjadi besar dan dewasa dengan sifat-sifat yang
buruk, maka hal itu merupakan akibat dari pendidikan keluarga, lingkungan dan
kawan-kawan sepermainannya yang notabene mendukung untuk tumbuh dan
berkembangnya sifat-sifat buru tersebut.

Demikian pula jika diajarkan kepadanya ajaran agama Nasrani dia akan
menjadi Nasrani, dan begitu seterusnya.

C. Mendidik Anak dengan Baik

Sebagai amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan-


Nya, anak memerlukan pendidikan yang baik dan memadai dari orang tua.
Pendidikan ini bermakna luas, baik berupa akidah, etika maupun hukum islam.
selain itu pendidikan tidak hanya dapat dijalankan di sekolah, tetapi juga di
rumah. Seperti hadis yang diriwayatkan dari Abu Dawud:

‫َّللا ُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَّ َم ُمرُوا أَ ْوْلدَ ُك ْم‬


َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ب َعنْ أَ ِبٌ ِه َعنْ َج ِّد ِه َقا َل َقا َل َرسُو ُل‬
ٍ ٌْ ‫ش َع‬ ُ ‫ْن‬
ِ ‫َعم ِْرو ب‬
‫ج ِع‬
ِ ‫ضا‬ َ ‫صال ِة َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َسبْع سنٌن َواضْ ِربُو ُه ْم َعلَ ٌْ َها َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َع ْش ِر َو َفرِّ قُوا َب ٌْ َن ُه ْم فًِ ْال َم‬
َّ ‫ِبال‬
‫)(أخرجه ابوداود فً كتاب الصالة‬

5
Artinya :

Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah
SAW bersabda, "Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka
berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat itu jika
berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka". (HR. Abu Dawud).

Pendidikan di sekolah hanya dilakukan jika anak sudah cukup umur. Sedang
pendidikan di rumah dimulai sejak masih kecil sampai beranjak dewasa.
Rosulullah mengajarkan bahwa jika anak sudah mendekati masa baligh,
hendaknya dipisahkan antara tempat tidur anak laki-laki dengan anak perempuan.

Begitu pula dengan tempat tidur dengan orang tuanya. Setelah anak berusia
tujuh tahun, hendaknya orang tua memerintahkan untuk shalat dan puasa sebagai
wahana pemberdayaan. Orang tua diperkenankan menghukum pada umur sepuluh
tahun, kalau ia lalai menunaikan kewajiban. Hukuman bagi anak tidak boleh
bersifat menyakiti atau menimbulkan cacat.

Jika orang tua memerintahkan sesuatu kepada anak maka mereka juga
melaksanakan perintah tersebut. Perintah orang tua yang tidak disertai teladan,
sulit untuk dipatuhi anak. Sebab kecenderungan anak akan meniru orang tua.

D. Aspek-Aspek Pendidikan terhadap Anak

Berdasarkan hakikat manusia, maka kita dapati berbagai segi atau aspek
pendidikan. Diantara aspek-aspek pendidikan yang sangat penting ialah:

a. Pendidikan Akhlak atau Budi Pekerti

Budi pekerti atau akhlak adalah aspek yang sangat fundamental dalam
kehidupan, baik kehidupan sebagai individu maupun kehidupan bermasyarakat
dan bangsa. Tujuan dari pendidikan budi pekerti adalah mendidik anak agar dapat
membedakan antara baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, terpuji dan tercela.

b. Pendidikan Kecerdasan

Pendidikan kecerdasan merupakan tugas pokok dari sekolah. Tujuan dari


pendidikan kecerdasan adalah mendidik anak agar dapat berfikir secara kritis,
logis, kreatif dan reflektif.

-Berfikir secara kritis berarti dengan cepat anak melihat hal- hal yang benar dan
hal-hal yang tidak benar.

6
-Berfikir secara logis berarti dengan cepat dapat melihat hubungan masalah yang
satu dengan yang lain, menghubung-hubungkan dari beberapa masalah,
membandingkan, kemudian menarik kesimpulan.

-Berfikir secara kreatif dari apa yang telah di selidiki,melakukan percobaan, serta
pengamatan yang dilakukan dapat menemukan sesuatu yang dianggap baru.

-Berfikir secara reflektif berarti anak dapat memecahkan berbagai persoalan


dengan tepat.

c. Pendidikan Sosial atau Kemasyarakatan

Pendidikan ini berhubungan dengan pergaulan anak didik dan proses adaptasi
lingkungan. Pendidikan sosial bertujuan untuk mendidik anak agar dapat
menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat berpartisipasi secara
aktif di dalamnya.

d. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan tentang pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu negara agar
setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak
melenceng dari apa yang di harapkan.

Selain keempat aspek di atas, dalam sebuah hadis dari Abi Rafi' disebutkan
bahwa aspek-aspek pendidikan yang harus diajarkan orang tua terhadap anak
adalah menulis, berenang, memanah, mewariskan, dan mecari rizki yang halal.

E. Pendidikan Wajib dari Orang Tua terhadap Anak

Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadis yang merintahkan para orang tua
untuk menyuruh atau mengajarkan anak-anaknya melaksanakan shalat. Hal ini
terdapat dalam Q.S. al-Luqman ayat 17 yang berbunyi:"

َ َ‫صلو َة َوأْمُرْ ِب ْال َمعْ رُ ْوفِ َوا ْن َه َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َواصْ ِبرْ َعلى َما ا‬
‫صا َب َك اِنَّ ذل َِك مِنْ َع ْز ِم‬ َّ ‫ٌ ُب َنًَّ اَق ِِم ال‬
‫ْاْلُم ُْو ِر‬
Artinya:

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang


baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S al-Luqman:17).

7
Didalam Al-Qur'an Surat al-Luqman ayat 17 dijelaskan bahwa Lukman
(orang salih yang nama dan ajarannya diabadikan dalam Al-Qur'an) menyuruh
anaknya untuk mendirikan

shalat. Kemudian didalam hadis pun dijelaskan bahwa anak yang sudah mampu
membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri maka dilatih atau di ajarkan
untuk shalat.

‫َّللا ُ َعلَ ٌْ ِه َو َسلَّ َم ُمرُوا أَ ْوْلدَ ُك ْم‬


َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫ب َعنْ أَ ِبٌ ِه َعنْ َج ِّد ِه َقا َل َقا َل َرسُو ُل‬
ٍ ٌْ ‫ش َع‬ ُ ‫ْن‬
ِ ‫َعم ِْرو ب‬
‫ج ِع‬
ِ ‫ضا‬ َ ‫صال ِة َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َسبْع سنٌن َواضْ ِربُو ُه ْم َعلَ ٌْ َها َو ُه ْم أَ ْب َنا ُء َع ْش ِر َو َفرِّ قُوا َب ٌْ َن ُه ْم فًِ ْال َم‬
َّ ‫بِال‬
‫)(أخرجه ابوداود فً كتاب الصالة‬
Artinya:

"Dari Amar bin Syu'aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata:
Rasulullah saw. Bersabda: "perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika
berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur
sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!"
(HR.Abu Daud dalam kitab sholat)".

Pada usia tujuh tahun anak diperintahkan untuk shalat agar mereka terbiasa
dan merasa nyaman melakukan shalat. Setelah sampai usia sepuluh tahun orang
tua boleh memukul ketika anak meninggalkan shalat karena mereka sudah baligh
atau mendekati baligh. Adapun diperbolehkannya memukul terhadap anak usia
sepuluh tahun karena pada usia tersebut merupakan batas usia seorang anak sudah
bisa atau tahan menerima pukulan. Pukulan yang dimaksud adalah pukulan yang
tidak menyakitkan dan menghindari wajah.

Syarat diperbolehkannya memukul anak kecil:

a. Hendaklah pukulan itu tidak terfokus pada satu anggota badan

b. Hendaknya ada jeda waktu di antara dua pukulan, sehingga dapat


meringankan rasa sakit yang ditimbulkan.

c. Hendaknya orang yang memukul tidak meninggikan tangannya sehingga


pukulannya tidak terlalu menyakiti

d. Hendaklah para pendidik tidak memukul ketika dirinya dalam keadaan


marah

8
e. Tidak memukul ketika sang anak menyebut nama Allah

f. Tidak memukul sebelum anak mencapai usia sepuluh tahun.

Syarat dalam memukul adalah bertujuan mendidik, bukan karena marah. dendam,
atau kebencian dan hendaklah hal itu merupakan bagian dari sebuah pendidikan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan hadis yang telah pemakalah paparkan di atas maka, secara
umum dapat disimpulkan, bahwa agama islam merupakan agama yang universal,
yang tidak hanya mengajarkan kepada kita untuk sholat, puasa, baca al-Quran,
tetapi islam juga mewajibkan kepada kita untuk berilmu pengetahuan dan
berteknologi.

Anak adalah nikmat Allah SWT. yang tak ternilai dan pemberian yang tak
terhingga. Tidak ada yang lebih tau besarnya karunia ini selain orang yang tidak
atau belum memiliki anak. Nikmat yang agung ini merupakan amanah bagi kedua
orang tuanya, yang kelak akan dimintai pertangung jawabannya,apakah keduanya
telah menjaganya atau justru menyia- nyiakannya. Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Seorang iman adalah pemimpin dan dia akan ditanya tentang
kepemimpinannya, dan seorang laki- laki adalah pemimpin dalam keluarganya
dan dia akan ditanya akan kepemimpinannya. Inilah sekelumit makalah yang
kami sampaikan tentang kewajiban orang tua terhadap anaknya.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami selesaikan, semoga dengan selesainya


makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal
mendidik anak. Selain itu, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
terkhusus untuk para pemakalah sendiri.

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih jauh mendekati


kesempurnaan, untuk itu kritik saran yang membangun sangat kami tunggu untuk
perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baqir, Haidar. Buku Saku Filsafat Islam. Bandung: Mizan, 2005.

Jauhari, Heri Muchtar, 2008 Fikih Pendidikan, (Bandung: REMAJA


ROSDAKARYA).

Juwariyah, 2010Hadist Tarbawi, Yogyakarta: Teras.

Kazhim, Muhammad Nabil. 2011, Sukses.

Uhbiyati, Nur. 2013.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka


Riski Putra.

Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam perspektif hadis,


(Jakarta: AMZAH)

Zainal, Djamari Arifi. 1996. Islam, aqidah dan syari'ah (Jakarta: PT.Grafindo
persada.

11

Anda mungkin juga menyukai