CBR - Geo Budaya & Pariwisata
CBR - Geo Budaya & Pariwisata
Diajukan Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Budaya & Pariwisata
Oleh:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Review ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Geografi
Budaya & Parwisata.
Penulis sangat berharap tugas Critical Book Review ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.
Hafiz Syahri
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
IDENTITAS BUKU................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................................
B. Tujuan........................................................................................................................................
C. Manfaat......................................................................................................................................
A. Kelebihan Buku.......................................................................................................................
B. Kekurangan Buku....................................................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
ii
IDENTITAS BUKU
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pentingnya keterampilan CBR pada penulis dapat melatih dan menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisis buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan
buku lain. Mengenal dan memberi nilai, serta mengkritik sebuah karya tulis yang dibuat.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk di baca dan dipahami, terkadang
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Misalnya
dari segi analisis bahasa dan pembahasan oleh karena itu penulis membuat CBR Geografi
Parawisata ini utuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada
pokok bahasan Geografi Parawisata.
B. Tujuan CBR
C. Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Geografi Budaya & Pariwisata dan
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran.
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
BAB I PARIWISATA
A. PENGERTIAN KEGIATAN PERJALANAN
Perjalanan secara Umum Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah
satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel). Ada beberapa
sebab, manusia melakukan perjalanan. Ada yang melakukan perjalanan karena sebab-sebab
yang erat berkaitan dengan eksistensi dan keselamatan hidup manusia. Misalnya untuk
melarikan diri dari bencana alam, peperangan, dan musibah lainnya. Ada yang melakukan
perjalanan karena didorong oleh alasan-alasan yang bersifat praktis dan pragmatis, yaiu
mencari nafkah. Misalnya berburu, membuka ladang, bekerja, dan lain sebagainya. Semua
kegiatan di atas, memerlukan suatu kegiatan perjalanan yang disebut travelling. Namun
demikian, ditinjau dari maksud dan tujuannya menurut batasan atau definisi secara umum,
perjalanan yang dilakukan itu tidak dapat dikategorikan sebagai kegiatan wisata Oleh karena
itu, kedua jenis perjalanan tersebut tidak termasuk dalam lingkup pembahasan, meskipun
kadang-kadang disinggung.
B. PARIWISATA
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses ke- pergian sementara dari seseorang
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya
adalah.karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi sosial, kebudayaan,
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu,
menambah pengalaman atau- pun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh se- seorang atau lebih dengan tujuan antara
lain untuk mendapat- kan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu dapat
juga dikarenakan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan.
C. WISATAWAN
Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu p jalanan wisata disebut dengan
wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara
3
yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan
waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). IUOTO (The
International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai
wisatawarn secara umum: Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu
negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk
melakukan pekerjaan yang menerima upah.
Wisatawan (tourist),
Pelancong (excursionist).
Pesiar (leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kese- hatan, studi, keagamaan dan
olah raga.
Hubungan dagang, sanak saudara, handai taulan, konfe- rensi, misi, dan sebagainya.
Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara
yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Sebelum melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat atau negara lain,
seorang wisatawan harus terlebih dahulu mempersiapkan paspor dan visa. Paspor adalah
suatu keterangan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk seorang wisatawan/warga negara
yang akan mengadakan perjalanan luar negeri, yang pembuatannya di urus di kantor migrasi
di negara bersangkutan.
Visa adalah surat keterangan izin tinggal di suatu negara yang akan di tuju oleh
wisatawan. Surat keterangan di peroleh dari kantor kedutaan besar suatu negara yang menjadi
negara tujuan.
BAB II
A. PRAMUWISATA
4
Pramuwisata adalah seseorang yang memberi penjelasan serta petunJuk kepada
wisatawan da truveller lainya lentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan
bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah wisata tertentu. Jenis
pramuwisata berdasarkan bidang keahliannya dibagi menjadi:
3. Pembimbing Darma Wisata (Tour Conductor) adalah pramuwi- sata senior yang
mempunyai tanda pramuwisata untuk me- mimpin perjalanan suatu kelompok
wisatawan yang mela- kukan perjalanan di suatu wilayah atau suatu negara guna
memberikan asistensi perjalanan, bimbingan dan penerangan mengenai objek wisata
kebudayaan, kekayaan alam dan aspi- rasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di
wilayah yang dijelajahi.
5
Ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari ber- bagai macam segi. Dari segi
jumlahnya, wisata dibedakan atas:
1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu per- jalanan wisata yang
dilakukan oleh satu orang atau se- pasang suami-isteri.
2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu per- jalanan wisata yang dilakukan
oleh serombongan ke- luarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu
sama lain.
3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung-jawab atas
keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling se- dikit 10 orang,
dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang kesebelas.
Potongan ini besar- nya berkisar antara 25 hingga 50 % dari ongkos pener- bangan
atau penginapan.
Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk perjalanan wisata
yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan atau Perusahaan Transport yang
bekerja sama dengannya di mana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya
perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pem-
belinya. Dengan kata lain paket wisata ini adalah suatu produk wisata yang
merupakan suatu komposisi per- jalanan yang disusun dan dijual guna memberikan
kemu- dahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan dengan semua instansi
atau wisata.
Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket per- jalanan ekskursi yang dijual
oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan merupakan
perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam jangka yang telah
ditetapkan dan dengan rute per- jalanan yang tertentu pula.
6
special Arranyed Tour (wisata khusus), yaitu
suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna me- menuli permintaan
seorang langganain atau lebih sesuai dengan kepentingannya.
Optional Tour (wisata tambahan/manasuka), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan
di luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya, yang di-
lakukan atas permintaan pelanggan.
Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan
dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.
Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu per- jalanan anjangsana yang
dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan
ya. Misalnya, sebuah biro perjąlanan luar negeri menyelenggarakan perjalanan wisata
bagi kar- yawan-karyawannya ke Indonesia guna mengenal lebih dengan lanjut objek
wisata yamg ada di indonesia.
BAB III
A. PARIWISATA DI NEGARA BERKEMBANG
Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek
penting dan integral dari stra- tegi pengembangan negara. Setiap literatur pariwisata mem-
berikan ulasan bahwa sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara
yang bersangkutan. Keuntungan-ke- untungan ini biasanya didapatkan dari pendapatan nilai
tukar mata uang asing, pendapatan pemerintah, stimuli pengembangan regional, dan
penciptaan tenaga kerja serta peningkatan pen- dapatannya. Tetapi bagaimanapun juga perlu
diingat bahwa pariwisata lebih dari sekedar aktivitas ekonomi. Dalam periwisata terjadi
interaksi yang begitu besar dalam masyarakat, ketergantungan pelayanan dalam skala luas,
fasilitas, serta masukan-masukan yang mendororig kesempalarn dan tantangan kepada negara
yang beroanglautan. Dalam kegiatan pariwisata, tidak ada dua negara atau lebih, ataupun dua
area atau lebih dalam suatu negara, yang meng- hadapi masalah yang sama pada waktu yang
bersamaan. Oleh sebab itu strategi pengembangan pariwisata tidak hanya untuk masalah-
masalah yang terjadi pada saat ini danb hanya terkon- sentrasi pada saat ini juga, tetapi juga
untuk aspirasi masa men- datang. Negara-negara yang sedang berkembang perlu menetapkan
7
dan melaksanakan strategi-strategi khusus untuk menghindari terjadinya pengembangan yang
tidak terarah agar kegiatan pari- wisata dapat menjadi salah satu sektor yang mendatangkan
ke- untungan yang berarti.
BAB IV
A. STRATEGI PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN NASIONAL
Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan
pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap.
Langkah Pokok:
a) Dalam jangka pendek dititik-beratkan pada optimasi, ter- utama untuk
Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan;
Meningkatkan mutu tenaga kerja;
Meningkatkan kemampuan pengelolaan;
Memanfaatkan produk yang ada;
Memperbesar saham dari pasar pariwisata yang telah ada.
b) Dalam jangka menengah dititik-beratkan pada konsolidasi, terutama dalam:
Memantapkan citra kepariwisataan Indonesia;
Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan;
Mengembangkan dan diversifikasi produk
Mengembangkan jumlah dan mutu tenaga kerja.
c) Dalam jangka panjang dititik-beratkan pada pengembangan dan penyebaran dalam:
Pengembangan kemampuan pengelolaan;
Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan;
Pengembangan pasar pariwisata baru;
Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja.
B. SAPTA KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
Promosi Promosi pada hakikatnya merupakan pelaksanaan upaya pemasaran.
Promosi pariwisata harus dilaksanakan secara selaras dan terpadu, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
8
Aksebilitas Aksebilitas merupakan salah satu aspek penting yang men- dukung
pengembangan pariwisata, karena menyangkut pengembangan lintas sektoral.
Kawasan Pariwisata Pengembangan kawasan pariwisata dimaksudkan untuk: a.
Meningkatkun peran serta daerah dan swasta dalam pengembangkan pariwisata. b.
Memperbesar dampak positif pembangunan. c. Mempermudah pengendalian terhadap
dampak lingkung- an.
Wisata Bahari Wisata bahari merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat
potensial untulk dikembangkan. Jenis wisata ini memiliki keunggulan komparatif
yang sangat tinggi terhadap produk wisata sejenis di luar negeri.
Produk Wisata Upaya untuk dapat menampilkan produk wisata yang ber- variasi dan
mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar
pengembangan pariwisata. Sumber daya manusia ini harus memiliki keahlian dan
kctrampilan yang dipcrlukan untuk memberikan jasa pelayanan pariwisata.
Kampanye Nasional Sadar Wisata Kampanye nasional sadar wisata pada hakikatnya
adalah upaya memasyarakatkan Sapta Pesona yang turut mene- gakkan disiplin
nasional dan jati diri bangsa Indonesia me- lalui kegiatan kepariwisataan.
9
3. Pola Kebijakan Pengembangan Objek Wisata Pola kebijakan objek wisata meliputi:
Prioritas pengembangan objek.
Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisa- tawan c. Meningkatkan
kegiatan penunjang pengembangan objek wisata.
4. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kebijakan pengembangan sarana dan
prasarana wisata meli- puti:
Akomodasi.
Restoran.
Usaha rekreasi dan hiburan umum.
Gedung pertemuan.
Perkemahan
Pondok wisata.
Mandala wisata.
Pusat informasi wisata.
pramuwisata.
BAB V
A. PARIWISATA ALTERNATIF
Istilah Pariwisata Altermatif atau Alternative Tourism mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Sebagai salah satu bentuk kepariwisataan yang timbul sebagai reaksi terhadap
dampak-dampak negatif dari pengem- bangan dan perkembangan pariwisata
konvensional;
2. Sebagai bentuk kepariwisataan yang berbeda (yang merupa- kan alternatifj dari
pariwisata konvensional untuk menunjang kelestarian lingkungan. Untuk memahami
hakikat pariwisata alternatif, baik yang merupakan reaksi dari dampak-dampak
negatif pariwisata kon- vensional maupun yang sengaja dimunculkan untuk
menunjang kelestarian lingkungan, perlu juga dibahas perkembangan pari- wisata dari
perspektif historis.
Bentuk pariwisata seperti yang kita kenal dewasa ini yang sering disebut pariwisata
modern-bermula dari suatu bentuk kegiatan wisata yang dipelopori oleh Thomas
Cook. la menye- lenggarakan suatu inclusive tour dari Leicester ke Loughbo- rough
p.p. pada tanggal 5 Juli 1842 dengan biaya 1 Shilling/orang. Paket wisata (package
10
tour) atau inclusive tour itu diikuti oleh 570 orang berkat upaya promosi yang
dilakukan melalui iklan. Keberhasilan Thomas Cook itu kemudian ditiru oleh orang
lain dengan mendirikan perusahaan-perusahaan perjalanan (tour operators) yang
menyelenggarakan berbagai paket wisata atau pagkaged tour. Pada akhirnya usaha itu
menjadi semakin berkembang serta menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Karena di waktu itu bentuk ke- giatan wisata/pariwisata seperti yang diperkenalkan
oleh Thomos Cook tersebut merupakan suatu hal atau fenomena baru maka Thomas
Cook kemudian dijuluki sebagai Bapak atau Arsitek Pariwisata Modern. Jenis atau
bentuk kegiatan wisata yang dikemas dalam paket-paket wisata itulah yang
sebelumnya disebut sebagai pariwisata modern. Namun dengan timbulnya berbagai
bentuk kepariwisataan alternatif, maka apa yang dulu di- sebut sebagai pariwisata
modern itu kini disebut sebagai pariwisata konvensional.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, terutama sejak lahun 1960-an, dengan dimulainya
pengoperasian pesawat-pesawat terbang berbadan lebar, kegiatan wisata internasional
mau- pun domestik, dan badan-badan (Industri Pariwisata) berkembang pesat sekali.
Dewasa ini per tahunnya ada lebih dari 500 juta international tourism arrivals dengan
lebih dari US$ 400 milyar belanja wisatawan interna- sional (International tourism
expenditures). Belum lagi kegiat- an wisata domestik dan pengeluaran wisatawan
domestik Sehubungan dengan itu maka dewasa ini badan-badan usaha kepariwisataan
telah berkembang menjadi satuan industri pariwisata yang terbesar di dunia (the
biggets single industry in the world). usaha kepariwisataan.
11
BAB III
PEMBAHASAN BUKU
A. Kelebihan Buku
B. Kekurangan Buku
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, prinsip quality, continuity, dan balance harus diterapkan dalam pengembangan
pariwisata berkelanjutan. Di dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah bagaimana agar obyek daerah tujuan wisata yang
dikembangkan agar tidak mengganggu ekosistem lingkungan yang ada, serta masyarakat
setempat tidak hanya sebagai objek demi untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik.
B. Saran
Dari CBR ini saya berharap supaya dapat dikembangkan lebih detail mengenai
pembahasan yang ada pada buku tersebut agar mudah dipahami oleh pembaca. Saya
menyadari dalam penyusunan CBR ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya kemampuan yang saya miliki. Maka dari itu, saya berharap kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca semua demi perbaikan dimasa yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14