Anda di halaman 1dari 51

UNDANG-UNDANG

NOMOR 28 TAHUN 2009

TENTANG

PAJAK DAERAH DAN


RETRIBUSI DAERAH

bambang tedja m.r. 2


DASAR HUKUM

UU NO. 28 TAHUN 2009

PERDA. NO. 18 TAHUN 2010

PERGUB. NO. 103 TAHUN 2011

PERGUB. NO. 112 TAHUN 2011


bambang tedja m.r. 3
UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH (PDRD)

PERDA NO 18 TAHUN 2010 TENTANG


BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN (BPHTB)

PERGUB NO. 103 TAHUN 2011 TENTANG


PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN BPHTB

PERGUB. NO. 112 TAHUN 2011 TENTANG


PROSEDUR PENGENAAN BPHTB

bambang tedja m.r. 4


TANAH

Memenuhi
Alat investasi yg
kebutuhan dasar Lahan usaha
menguntungkan
untuk papan
WAJAR

Bagi yang memperoleh hak


atas tanah

Memberikan kontribusi kepada negara


dengan membayar pajak (BPHTB)
bambang tedja m.r. 5
PRINSIP-PRINSIP YANG DIATUR
DALAM UNDANG-UNDANG BPHTB

o Pemenuhan kewajiban berdasarkan sistem Self


Assessment
o Tarif sebesar 5% dari Nilai Perolehan Objek Pajak Kena
Pajak (NPOPKP)
o Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)
ditetapkan secara regional sebesar Rp 80.000.000,00
(delapan puluh juta rupiah) dan Rp 350.000.000,00
(tiga ratus lima puluh juta rupiah) atas waris atau hibah
wasiat
o Pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak dan pejabat-
pejabat umum yang melanggar ketentuan atau tidak
melaksanakan kewajibannya
o Penerimaan BPHTB merupakan penerimaan negara yang
sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah Daerah
o Semua pungutan atas perolehan hak atas tanah dan/atau
bangunan di luar ketentuan UU ini tidak diperkenankan

bambang tedja m.r. 6


OBJEK PAJAK
Pasal 3

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH


DAN/ATAU BANGUNAN

PEMBERIAN HAK
PEMINDAHAN HAK
BARU

bambang tedja m.r. 7


JENIS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN
Pasal 3 ayat (2)

A. PEMINDAHAN HAK karena :


1. Jual beli; 2. Tukar menukar;
3. Hibah; 4. Hibah wasiat;
5. Waris;
6. Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain;
7. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;
8. Penunjukan pembeli dalam lelang;
9. Pelaksanaan putusan hakim yg. mempunyai kekuatan
hukum tetap;
10. Penggabungan usaha;
11. Peleburan usaha;
12. Pemekaran usaha;
13. Hadiah.

B. PEMBERIAN HAK BARU karena :


1. Kelanjutan pelepasan hak;
2. Di luar pelepasan hak.
bambang tedja m.r. 8
JENIS HAK-HAK ATAS TANAH
Pasal 3 ayat (3)

Diatur dalam UUPA Diatur dalam UURS PP No. 43/1983 jo.


(UU No. 5/1960) (UU No. 16/1985) PP No. 112/2000

Hak Milik Hak Milik atas Hak Pengelolaan


Hak Guna Usaha satuan Rumah
Hak Guna Bangunan Susun
Hak Pakai

bambang tedja m.r. 9


OBJEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN BPHTB
Pasal 3 ayat (4)

Perwakilan diplomatik dan konsulat (asas timbal balik);


Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk
pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;
Badan/perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsinya;
Orang pribadi/badan karena konversi hak/perbuatan hukum lain
tanpa perubahan nama;
Orang pribadi /badan karena wakaf;
Orang pribadi/badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.

bambang tedja m.r. 10


SUBJEK PAJAK
Pasal 4

Orang pribadi atau badan yang memperoleh


hak atas tanah dan/atau bangunan

dikenakan kewajiban membayar pajak

Wajib Pajak

bambang tedja m.r. 11


DASAR PENGENAAN
Pasal 5

Nilai Perolehan Objek Pajak


(NPOP)

Harga Transaksi Nilai Pasar Apabila NPOP


------------------------ --------------------------------- tidak diketahui
jual beli tukar menukar atau lebih
penunjukan hibah rendah dari
pembeli dalam hibah wasiat NJOP PBB
lelang waris
pemasukan dlm
perseroan atau badan
hukum lainnya NJOP PBB
pemisahan hak
penggabungan usaha
hadiah.........dll
bambang tedja m.r. 12
NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK
KENA PAJAK ( NPOPTKP)

Ditinjau /dievaluasi setiap tahun dengan Peraturan


Gubernur setelah mendapat persetujuan DPRD

Rp 350.000.000,00 Rp 80.000.000,00
untuk waris atau hibah selain perolehan hak dari
wasiat bagi OP yg msh dlm waris dan hibah wasiat
hub. klg. sedarah dlm. garis
keturunan lurus 1 derajat
keatas atau kebawah
termasuk suami/istri
bambang tedja m.r. 13
TARIF PAJAK
Pasal 6

Untuk kesederhanaan dan kemudahan


penghitungan pajak

Tarif Tunggal

5%

bambang tedja m.r. 14


CARA PERHITUNGAN PAJAK
Pasal 7

BPHTB = (NPOP NPOPTKP) x Tarif

atau

Bila NJOP digunakan sebagai dasar


pengenaan

BPHTB = (NJOP NPOPTKP) x Tarif

bambang tedja m.r. 15


SAAT PAJAK TERUTANG
Pasal 8

- jual beli - tukar-menukar


- hibah - hibah wasiat
- pemasukan dlm. perseroan/badan
hukum lainnya sejak tgl. dibuat dan
- pemisahan hak yg. mengakibatkan ditanda tanganinya akta
peralihan
- penggabungan usaha
- peleburan usaha
- pemekaran usaha - hadiah
sejak tgl. pendaftaran
- waris perolehan hak
-
sejak tgl. putusan
- putusan hakim pengadilan yang tetap

- lelang sejak tgl. penunjukan


pemenang lelang
sejak tgl. diterbitkannya
- pemberian hak baru sbg. kelanjutan
surat keputusan pemberian
pelepasan hak & diluar pelepasan hak
bambang tedja m.r.
hak 16
TEMPAT TERUTANG PAJAK
Pasal 9

Di wilayah :
Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta

Yang meliputi letak tanah dan/atau


bangunan

bambang tedja m.r. 17


PENETAPAN, SISTEM DAN
PROSEDUR PEMUNGUTAN
Pasal 10

WP BPHTB wajib membayar sendiri pajak yang terutang dengan


menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD)

SSPD juga merupakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah


(SPTPD)

SSPD harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda
tangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya

Ketentuan mengenai bentuk, isi dan tatacara pengisian SSPD


diatur dengan Peraturan Gubernur
bambang tedja m.r. 18
SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN
Pasal 11

Penetapan SSPD mengacu pada sistem dan prosedur


pemungutan BPHTB

Sistem dan prosedur diatas mencakup tatacara penyampaian,


pembayaran, penelitian, pelaporan, penagihan dan pengurangan
SSPD-BPHTB serta pendaftaran dan pengurusan akta
pemindahan hak atas tanah dan/atau bangunan

Ketentuan mengenai sistem dan prosedur pemungutan BPHTB


diatur dengan Peraturan Gubernur
bambang tedja m.r. 19
KEBERATAN
Pasal 18
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar BPHTB


(SKPDKB-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar


Tambahan BPHTB (SKPDKBT-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar BPHTB


(SKPDLB-BPHTB)

Surat Ketetapan Pajak daerah Nihil BPHTB


(SKPDN-BPHTB)
bambang tedja m.r. 20
Syarat2 pengajuan keberatan :
1. Diajukan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Suku Dinas
atau Kepala Unit;
2. Diajukan secara tertulis dalam Bhs. Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak menurut perhitungan WP dan
alasannya;
3. Diajukan paling lama 3 bulan sejak tgl terima surat ketetapan,
kecuali di luar kekuasaannya (force majeur);
4. Keberetan yg tidak memenuhi syarat tidak dianggap sbg surat
keberatan;
5. Kepala Dinas melalui Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit
harus memberikan keterangan/penjelasan tertulis jika WP
minta keterangan/penjelasan yg berhubungan dng keberatan;
6. Pengajuan keberatan tidak menunda pembayaran dan
penagihan pajak;
7. Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas atau Kepala Unit harus
memberikan keputusan keberatan paling lama 6 bulan sejak
diterimanya surat keberatan dari WP;
8. Apabila jangka waktu tsb telah lewat dan keberatan belum
diputuskan, maka pengajuan keberatan dianggap diterima.

bambang tedja m.r. 21


BANDING
Pasal 24
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK
(MENOLAK)
(MENERIMA)

BANDING
Diajukan scr tertulis dlm Bhs. Indonesia
PEMBAYARAN dng alasan jelas dlm waktu maks 3 bln

PENGADILAN PAJAK
bambang tedja m.r. 22
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 21 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

SKPDKB
SKPDKB SKPDKB
> Rp 1 milyar sd.
sd. Rp 1 milyar > Rp 2,5 milyar
Rp 2,5 milyar

Kepala Unit Kepala Suku Kepala Dinas


Pelayanan Pajak Dinas Pelayanan Pelayanan
Daerah Pajak Pajak
bambang tedja m.r. 23
KEPUTUSAN KEBERATAN
Pasal 21 ayat (3), (4) dan (5)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta no. 112 Tahun 2011

Apabila keberatan diajukan kepada Kepala Dinas


padahal wewenang Kepala Suku Dinas atau Kepala
UPPD, maka Kepala Dinas harus meneruskannya

Apabila keberatan diajukan kepada Kepala UPPD


atau Kepala Suku Dinas padahal wewenang Kepala
Dinas, maka Kepala UPPD atau Kepala Suku Dinas
harus meneruskannya kepada Kepala Dinas

Jangka waktu penyampaian surat keberatan paling


lama 7 hari kerja sejak tgl diterimanya surat dari WP
bambang tedja m.r. 24
PENGURANGAN
Pasal 2
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

DIBERIKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN


UNTUK KEPENTINGAN DAERAH, SOSIAL DAN
KEAGAMAAN

Pengurangan 25% : Pengurangan 50% :


- Rumah Sederhana - WP Badan yang memperoleh hak baru
(RS) selain hak pengelolaan & tlh. mengua
- Rumah Sangat sai scr. fisik >20 th. yg. dibuktikan dng
Sederhana (RSS) surat pernyataan & ket. dr. Pejabat
- Rumah Susun - WP OP yg. menerima hibah dr. OP yg.
Sederhana mempunyai hub. Sedarah dlm. garis
yg. diperoleh langsung keturunan lurus 1 derajat keatas atau
dari pengembang & di- kebawah
bayar secara angsuran

bambang tedja m.r. 25


- WP yg memperoleh hak atas tanah melalui
pembelian dr hasil ganti rugi pemerintah
yg nilai ganti ruginya di bawah NJOP-PBB
- WP yg memperoleh hak atas tanah sbg pe
ngganti atas tanah yg dibebaskan oleh pe
merintah untuk kepentingan umum
- WP Badan yg melakukan penggabungan
usaha (merger)/peleburan usaha (konsoli
dasi)
- WP Badan asuransi dan reasuransi yang
memperoleh hak atas tanah dan/atau ba
ngunan yg berasal dari perusahaan induk
nya selaku pemegang saham tunggal
- Tanah dan/atau bangunan yg digunakan
kepentingan sosial/pendidikan
- WP OP Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pens
PNS, Purn TNI/POLRI atau janda/dudanya
yg memperoleh rumah dinas pemerintah

bambang tedja m.r. 26


Syarat2 permohonan pengurangan :
1. Diajukan scr tertulis kepada Kepala Dinas
2. Diajukan paling lama 30 hari
3. Permohonan harus dilengkapi persyaratan :
a. Rumah Sederhana (RS), Rumah Sangat Sederhana (RSS)
dan Rumah Susun Sederhana yg diperoleh langsung dari
pengembang & dibayar secara angsuran:
- Bukti kepemilikan Rumah Susun;
- Bukti pembayaran PPh;
- Bukti pembayaran BPHTB;
- Bukti SPPT-PBB tahun berjalan;
- Surat pernyataan perolehan rmh dr pengembang.
b. WP Badan yg memperoleh hak baru selain hak pengelolaan
& telah menguasai secara fisik lebih dari 20 tahun :
- Akte Pendirian dan Perubahannya;
- Surat pernyataan atau keterangan dr pejabat pemerintah;
- Keputusan Kakanwil BPN mengenai pemberian HGB dll;
- Bukti pembayaran PPh;
- Bukti pembayaran BPHTB;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
bambang tedja m.r. 27
c. WP yg memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dr
hasil ganti rugi pemerintah yg nilai ganti ruginya dibawah
NJOP-PBB:
- Surat keterangan hasil ganti rugi;
- Akta jual beli;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
d. WP yg memperoleh hak atas tanah sbg pengganti atas ta
nah yg dibebaskan pemerintah untuk kepentingan umum :
- Surat keterangan penggantian atas tanah dr pemerintah;
- Surat kavling atas tanah atau surat sejenisnya;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
e. Tanah dan/atau bangunan yg digunakan kepentingan so
sial/pendidikan : panti asuhan, panti jompo, rumah yatim
piatu, sekolah/universitas & sejenisnya, rumah sakit swas
ta milik institusi/lembaga pelayanan sosial masyarakat :
- Akte pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;

bambang tedja m.r. 28


- Surat keterangan atas tanah dan/atau bangunan yg di
gunakan kepentingan sosial/pendidikan dari pejabat
setempat ;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
f. WP OP atau Badan yg memperoleh hak pengelolaan se
lain kementerian, lembaga pemerintah non kementerian,
pemerintah provinsi, lembaga pemerintah lainnya dan
PERUM PERUMNAS :
- Akte pendirian dan perubahannya; is atau
- Surat keputusan hak pengelolaan dari instansi di luar
kementerian, lembaga pemerintah non kementerian,
pemerintah provinsi, lembaga pemerintah lainnya dan
PERUM PERUMNAS;
- Akta dari Notaris atau PPAT;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.

bambang tedja m.r. 29


TATACARA PENGURANGAN
Pasal 7
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

PENGURANGAN BPHTB HANYA DIBERIKAN


UNTUK SATU SSPD-BPHTB /OBJEK PAJAK

WP YANG MEMPUNYAI LEBIH DARI SATU OBJEK


HANYA DIBERIKAN SATU PENGURANGAN BPHTB
YANG NPOP NYA PALING TINGGI

BAGI WP YG TELAH DITERBITKAN SK


PENGURANGAN, TIDAK DAPAT MENGAJUKAN
PENGURANGAN, KERINGANAN ATAU
PEMBEBASAN ATAS OBJEK YANG SAMA
bambang tedja m.r. 30
TATACARA PENGURANGAN
Pasal 8
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

Berdasarkan permohonan pengurangan BPHTB dari WP,


Kepala Dinas selanjutnya melakukan penelitian administrasi :
- menolak permohonan apabila tidak memenuhi persyaratan;
- menerima permohonan apabila memenuhi persyaratan.
Terhadap permohonan yg ditolak, Kepala Dinas menerbitkan su
rat penolakan disertai dengan alasan paling lama 14 hari kerja
sejak permohonan diterima
Penyampaian surat penolakan paling lama 7 hari kerja kepada
WP sejak ditanda tangani surat penolakan
Apabila permohona diterima, Kepala Dinas paling lama 60 hari
kerja menerbitkan keputusan pengurangan
Sebelum diputuskan dapat dibahas oleh Tim Pembahas
Keputusan pengurangan disampaikan kepada WP paling lama 7
hari kerja setelah ditandatangani

bambang tedja m.r. 31


KERINGANAN
Pasal 3
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

DIBERIKAN DENGAN PERTIMBANGAN


KEADAAN TERTENTU SEPERTI KRSIS EKONOMI,
DAN/ATAU KEUANGAN DAN BENCANA ALAM

Keringanan setinggi-tingginya 50% :


- WP Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan
moneter yang berdampak luas pada kehidupan pere
konomian nasional sehingga WP harus melakukan re
strukturisasi usaha/utang sesuai kebijakan pelerintah
- WP yang memperoleh hak yang tidak berfungsi lagi ka
rena bencana alam : banjir, gempa bumi, tsunami, ke
bakaran dll yang terjadi 3 bulan sejak penandatangan
an akta
bambang tedja m.r. 32
Syarat2 permohonan keringanan BPHTB :
1. Diajukan scr tertulis kepada Kepala Dinas
2. Diajukan paling lama 30 hari sejak diterbitkan SK Kepala Kantor
Pertanahan
3. Kelengkapan persyaratan permohonan :
a. WP Badan yg terkena dampak krisis ekonomi/moneter yg ber
dampak luas pd kehidupan perekonomian nasional sehingga
WP harus melakukan restrukturisasi usaha dan/atau utang
usaha sesuai dng kebijaksanaan pemerintah :
- Keputusan Pengadilan atas restrukturisasi usaha atau usaha
dinyatakan pailit;
- Dampak krisis se-kurang2nya dinyatakan oleh pemerintah/
informasi dr lembaga pemerintah/media surat kabar;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.

bambang tedja m.r. 33


b. WP yang terkena bencana alam : banjir, gempa bumi, tsunami,
kebakaran dll :
- Bencana alam se-kurang2nya tlh dinyatakan oleh pemerintah
baik resmi maupun berdasarkan keterangan/informasi dr lemba
ga pemerintah atau media surat kabar;
- Bukti keadaan objek pajak terkena bencana alam;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Izin Usaha dari instansi berwenang;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.

bambang tedja m.r. 34


TATACARA KERINGANAN
Pasal 10
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

Berdasarkan permohonan keringanan BPHTB dari WP,


Kepala Dinas melakukan penelitian administrasi :
- menolak permohonan apabila tidak memenuhi persyaratan;
- menerima permohonan apabila memenuhi persyaratan.
Terhadap permohonan yg ditolak, Kepala Dinas menerbitkan
surat penolakan disertai alasan penolakan paling lama 14 hari
kerja sejak diterimanya permohonan
Penyampaian surat penolakan paling lama 7 hari kerja sejak di
tandatangani surat penolakan
Dalam hal permohonan diterima, Kepala Dinas paling lama 30
hari kerja menerbitkan surat keputusan keringanan
Sebelum diputuskan dapat dibahas oleh Tim Pembahas
Keputusan keringanan disampaikan kepada WP paling lama 7
hari kerja setelah ditandatangani

bambang tedja m.r. 35


PEMBEBASAN
Pasal 4
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 103 Tahun 2011

DIBERIKAN BERDASARKAN
ASAS KEADILAN DAN TIMBAL-BALIK

Pembebasan asas keadilan Pembebasan asas


a. Pembebasan 75% : timbal balik :
- WP OP yg. memperoleh hak baru mela - Pembebasan 100%:
lui program pemerintah dibidang per Kepala Duta Besar
tanahan (PRONA) bagi yg. tdk mampu dng anggota Korps
- WP OP yg. namanya tercatat langsung Diplomatik Negara
sbg penerima rumah dinas pemerintah Sahabat dng pertim
: Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pens. PNS, bangan asas timbal
Purn. TNI/POLRI atau janda/dudanya balik (resiprositas)
b. Pembebasan 100% : sesuai Konvensi
- WP Badan KORPRI yg memperoleh hak Wina 1961 dan
dlm rangka pengadaan perumahan perubahannya
anggota KORPRI/PNS
bambang tedja m.r. 36
Syarat2 permohonan pembebasan BPHTB :
1. Diajukan secara tertulis kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk
2. Diajukan paling lama 30 hari kerja sejak diterbitkan SK Kepala Kan
tor Pertanahan
3. Kelengkapan persyaratan permohonan :
a. WP OP yg memperoleh hak baru melalui program pemerntah di
bidang pertanahan (PRONA) & tidak mempunyai kemampuan scr
ekonomi :
- Keputusan mengenai program pemerintah di bidang pertanahan
(PRONA);
- Surat keterangan tidak mempunyai kemampuan scr ekonomis
yang diterbitkan oleh pejabat setempat;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
b. WP OP yg namanya tercatat sbg penerima rumah dinas pemerin
tah yaitu Veteran, PNS, TNI/POLRI, Pens PNS, Purn TNI/POLRI
atau janda/dudanya :

bambang tedja m.r. 37


- Keputusan dr instansi pemerintah bersangkutan yg menetap
kan sbg penerima rumah dinas pemerintah;
- Nomor Induk Pegawai (NIP)/NRP;
- Surat Keputusan Purna Bakti/Pensiun;
- Identitas diri;
- Kartu Keluarga (KK);
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.
c. WP Badan KORPRI yg memperoleh hak atas tanah dan/atau ba
ngunan dalam rangka pengadaan perumahan bagi anggota
KORPRI/PNS :
- Surat Keutusan dari Kementerian Perumahan yg menetapkan
KORPRI/PNS memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan
dalam rangka pengadaan perumahan bagi anggota KORPRI/
PNS;
- Akta pendirian dan perubahannya;
- Surat Keputusan Badan Pertanahan;
- Identitas diri;
- Bukti pembayaran SPPT-PBB 5 tahun terakhir.

bambang tedja m.r. 38


KETENTUAN BAGI PEJABAT
Pasal 12

Notaris/PPAT/Kepala KP2LN/
Kakanwil/Kakan. Pertanahan

Bukti Pembayaran BPHTB

Penandatanganan Akta
Penandatanganan Risalah Lelang
Pendaftaran hak/peralihan hak

Sanksi Pasal 14 ayat (1):


Jika melanggar ketentuan Pasal 14 ayat (1)
- Notaris/PPAT/Kepala KP2LN = denda Rp 7.500.000,00
- Kakanwil/Kakan. Pertanahan Kod./Kab. = Peraturan Perundang-
undangan
bambang tedja m.r. 39
KEWAJIBAN MELAPOR
BAGI PEJABAT
Pasal 13

Notaris/PPAT/Kepala KP2 LN

Pembuatan Akta/ Batas waktu pelaporan


Risalah Lelang kepada Gubernur

Bulan yang Tanggal 10


bersangkutan bulan berikutnya

Sanksi Pasal 14 ayat (2) :


Lewat waktu denda Rp 250.000,00
untuk setiap laporan
bambang tedja m.r. 40
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, pajak yang


masih terutang berdasarkan UU No. 21 Tahun 1997
tentang BPHTB jo. UU No. 20 Tahun 2000 dan sepanjang
belum/tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini, masih
dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak saat terutang

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua


peraturan di bidang perpajakan daerah masih berlaku
paling lama 1 (satu) tahun, sepanjang tidak bertentangan
dan/atau belum ditetapkan peraturan pelaksanaan
berdasarkan Peraturan Daerah ini

bambang tedja m.r. 41


KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai


berlaku pada tanggal 1 Januari
2011

bambang tedja m.r. 42


PENGENAAN BPHTB
WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 5 ayat (1)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Pengenaan BPHTB yang terutang atas


perolehan hak karena waris dan hibah
wasiat adalah sebesar
50%
dari BPHTB yang seharusnya terutang

bambang tedja m.r. 43


SAAT TERUTANG BPHTB
WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 5 ayat (2) dan (3)

Saat terutang karena waris adalah sejak ybs


mendaftarkan peralihan haknya ke Kanwil
BPN atau Kantor Pertanahan

Saat terutang karena hibah wasiat adalah


sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya
akte oleh Notaris/PPAT

bambang tedja m.r. 44


NPOP WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 6
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

NPOP karena waris adalah nilai pasar pada saat


didaftarkan perolehan hak ke Kanwil BPN/Kantor
Pertanahan

NPOP karena hibah wasiat adalah nilai pasar sejak tgl


dibuat dan ditandatanganinya akte oleh Notaris/PPAT

Apabila nilai pasar lebih rendah dari NJOP-PBB,


maka yg dipakai sbg NPOP adalah NJOP-PBB
bambang tedja m.r. 45
PENDAFTARAN PEROLEHAN HAK
WARIS DAN HIBAH WASIAT
Pasal 8
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Kepala Kanwil BPN/Kantor Pertanahan


hanya dapat melakukan pendaftaran
perolehan hak karena waris dan hibah
wasiat pada saat WP menyerahkan SSPD-
BPHTB

bambang tedja m.r. 46


PENGENAAN BPHTB KARENA
HAK PENGELOLAAN
Pasal 9 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI jakarta No. 112 Tahun 2011

KEMENTERIAN
LEMBAGA PEMERINTAH NON
KEMENTERIAN
PEMERINTAH DAERAH PIHAK-PIHAK LAINNYA
LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA
PERUM PERUMNAS

0% 50 %
DARI

BPHTB YANG SEHARUSNYA TERUTANG


bambang tedja m.r. 47
SAAT PAJAKTERUTANG
Pasal 10
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

SAAT TERUTANGNYA PAJAK ATAS


PEROLEHAN HAK PENGELOLAAN

ADALAH

SEJAK TGL DITANDATANGANI DAN


DITERBITKANNYA SURAT KEPUTUSAN
PEMBERIAN HAK PENGELOLAAN

bambang tedja m.r. 48


NPOP HAK PENGELOLAAN
Pasal 11 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI jakarta No. 112 Tahun 2011

NPOP pemberian hak pengelolaan adalah


nilai pasar saat diterbitkannya surat
keputusan pemberian hak pengelolaan

Apabila nilai pasar lebih rendah dari NJOP-PBB,


maka yg dipakai sbg NPOP adalah NJOP-PBB

bambang tedja m.r. 49


PENDAFTARAN HAK PENGELOLAAN
Pasal 12
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Kepala Kanwil BPN/Kantor Pertanahan


melakukan pendaftaran hak pengelolaan
setelah WP menyerahkan SSPD-BPHTB
atau SKBPD-BPHTB

bambang tedja m.r. 50


NPOPTKP BPHTB
Pasal 14 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI Jakarta No. 112 Tahun 2011

Besaran NPOPTKP-BPHTB dapat


dievaluasi

Hasil evaluasi ditetapkan dengan


Keputusan Gubernur setelah
disetujui DPRD

bambang tedja m.r. 51


PROSEDUR EVALUASI NPOPTKP
Pasal 15 ayat (1) dan (2)
Pergub. Provinsi DKI jakarta No. 112 Tahun 2011

o Evaluasi NPOPTKP-BPHTB diluar waris & hibah wasiat:


- Pertumbuhan ekonomi daerah;
- Harga pasaran tanah dan bangunan yg berlaku;
- Perkembangan NJOP.

o Evaluasi NPOPTKP-BPHTB untuk waris & hibah wasiat:


- Kemampuan ekonomi masyarakat ;
- Perkembangan NJOP.

bambang tedja m.r. 52

Anda mungkin juga menyukai