Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan bengkak pada wajah, perut,
tungkai bawah dan urin berwarna coklat
Riwayat Imunisasi
• Imunisasi dasar lengkap
Anamnesis
TTV : TD = 180/100mmhg
N = 141 x/menit
P = 27x/menit
S = 36,9’C
SpO2 = 99%
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Kepala
• Normocephal
• Rambut hitam dan tidak mudah rontok
• Ubun – ubun besar sudah menutup sempurna
• Edema di bagian wajah
• Mata :
• Sklera ikterik -/-
• Konjungtiva tidak anemis -/- Kepala
• Edema palpebra(+)
• Telinga : otore(-)
• Mulut :
• Hidung :
• Lidah kotor (-)
• Epistaksis (-)
• Tonsil : T1/T1
• Pernapasan cuping hidung (-)
• Faring hiperemis (-)
• Limfadenopati (-)
• Kaku kuduk (-)
Pemeriksaan Fisik
Thoraks
Thoraks
• PK :
• PP :
• Paru : sonor
• Pengembangan dada simetris
• Jantung :redup
• Retraksi didinding dada (-)
• Batas jantung : dalam batas normal
• Ictus cordis tidak tampak
• PD :
• PR :
• Vesikuler, ronki (-/-)
• Vokal fremitus normal
• Wheezing (-/-)
• Ictus Cordis teraba
• B1/B2 murni reguler,
• murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
• PP : Perut simetris mengikuti gerak napas, Asites(+)
• PD : Peristaltik kesan normal • Ekstremitas :
• PR : Nyeri tekan (+) • Edema di daerah tungkai
• Hepar dan lien dbn • Akral hangat
• PK : timpani • CRT < 2 detik
• Nyeri (-)
• Genitalia : edema skrotum
• Kulit :
• Sianosis (-)
• Ikterik (-)
• Pucat(+)
• Pioderma (+)
• Refleks Fisiologi : Normal
• Refleks Patologis : tidak ditemukan
Anjuran pemeriksaan :
Pemeriksaan Penujang : Hasil pemeriksaan IGD (20-09-2021)
• Titer ASTO
Pemeriksaan Hasil Nilai rujuk
• C3 komplemen
Leukosit 25,2 4,0-9,0
• Urinalisis GDS : 68 mg/dl
• Kimia darah Eritrosit 3,19 3,76-5,70
A GNAPS
P
IVFD Asering 17 Tpm, Cefotaxime
500mg/12jam/IV, paracetamol 150 mg/kgbb,
Amoksisilin 50 mg/kgbb
Tanggal 22/09/2021 (perawatan hari ke-1)
S Demam(-), sakit kepala(+) batuk (-), mual(+),
muntah(-), sakit perut (+), belum BAB,BAK
warna kecoklatan,nafsu makan menurun (+)
O KU Tampak sakit sedang, Laboratorium (22-09-2021)
kesadaran penuh, GCS =15
TD 110/90mmHg Pemeriksaan Hasil Nilai rujuk
Nadi 116x/m
Suhu 36,70C Kuning Kuning
Warna
RR 30x/m muda,keruh muda,jernih
SpO2 95% PH 4,5-8,0
5,5
wajah Edema palpebra
Abdomen Edem, nyeri tekan(+),asites(+) Leukosit 2+ Negativ
Kulit Turgor baik, pioderma(+)
Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai (+), CRT<2 Protein 2+ Negativ
Keton 1+ Negativ
A GNAPS
P Blood 3+ Negativ
IVFD Asering 17 tetes/menit, Cefotaxime
Cloud 1+ Negativ
500mg/12jam/IV, Amoksisilin 50 mg/kgbb
Berat Jenis 1.030 1.010-1.020
Tanggal 24/09/2021 (perawatan hari ke-3)
S Demam(-), sakit kepala(-) batuk (+), mual(+),
muntah(-), sakit perut (+),belum BAB,BAK
warna kecoklatan,nafsu makan menurun (+)
O KU Tampak sakit sedang, Laboratorium (24-09-2021)
kesadaran penuh, GCS =15
TD 130/90mmHg Pemeriksaan Hasil Nilai rujuk
Nadi 100x/m
Suhu 36,60C WBC 6.17 4.00-10.0
RR 24x/m RBC 3.49 4.00-6.00
SpO2 94%
wajah Edema palpebra HGB 9.6 12.0-14.0
Abdomen Edem, nyeri tekan(+),asites(+) HCT 28.1 37.0-48.0
Kulit Turgor baik, pucat (+), pioderma(+)
Ekstremitas Akral hangat, edema tungkai (+), CRT<2 MCV 80.5 80.0-97.0
A GNAPS
P
IVFD Asering 17 tetes/menit, Cefotaxime
500mg/12jam/IV, Amoksisilin 50 mg/kgbb
Lab. Apusan Darah Tepih (24-09- Lab. ASTO (25-09-2021)
2021)
Pemeriksaan Hasil Nilai rujuk
Pemeriksaan Hasil Nilai rujuk
WBC 6.17 4.00-10.0
ASTO kuantitatif 800 <200 IU/mL
RBC 3.49 4.00-6.00
HGB 9.6 12.0-14.0
HCT 28.1 37.0-48.0
MCV 80.5 80.0-97.0
MCH 27.5 27.5-32.5
MCHC 34.2 32.3-38.3
PLT 143 150-400
Resume
Anak laki – laki berusia 4 tahun dibawah orang tuanya ke Rumah Sakit dengan keluhan demam sejak 1 hari
SMRS (senin malam). Kejang tidak ada, pasien mengigil dan pasien mengeluhkan sakit kepala. Pasien Sesak,
dan pasien juga batuk, pasien juga mengalami mual dan muntah lebih dari 2 kali. Pasien juga mengeluhkan sakit
perut, pasien tidak mau makan 1 hari SMRS namun minum baik. Ibu mengeluhkan pasien belum BAB sejak 2
hari SMRS,Ibu juga mengeluhkan BAK urin berwarna kecoklatan seperti teh. Ibu juga mengeluhkan ada bengkak
pada wajah, perut dan kaki dialami 2 hari SMRS. Keluhan BAK berwarna kecoklatan adalah keluhan pertama
kali, Pasien memiliki riwayat infeksi kulit (pioderma).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 180/100 mmhg, nadi 141 x/menit, pernapasan 27 x/menit, suhu
36,9oC, Spo2 99%, selain itu ditemukan edema pada palpebral , dan tibia. Saat dilakukan pemeriksaan penujang
didapatkan hasil laboratorium didapatkan proteinuria +2, hematuria +3, dan ASTO 800 IU/mL
•Diagnosis
Diagnosis kerja : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
Dasar diagnosa :
• ASTO ; 800 IU/mL
• Proteinuria : + 2
• Hematuria + 3
• Edema pada palpebral, abdomen, dan tibial
• Hipertensi ; TD : 180/100 mmHg
Pasien memenuhi kriteria diagnosis Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus menurut UKK nefrologi yang
diterbitkan IDAI.
GNAPS
●
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah suatu bentuk peradangan glomerulus yang secara
histopatologi menunjukan menunjukan proliferasi dan inflamasi glomeruli yang didahului oleh infeksi group A
Definisi B-hemolytic streptococci (GABHS) dan ditandai dengan gejala nefritik seperti hematuria, edema, hipertensi,
oliguri yang terjadi secara akut
●
GNAPS dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia 6
Epidemiologi – 7 tahun. Penelitian multisenter di Indonesia memperlihatkan sebaran usia
2,5 – 15 tahun dengan rerata usia tertinggi 8,46 tahun dan rasio ♂ : ♀ = 2 : 1
●
Penyakit ini timbul setelah adanya infeksi oleh kuman Streptokokus
Etiologi B hemolitikus di saluran napas atas dan kulit.
Langkah Diagnostik
Manifestasi Klinis
1. Anamnesis
• Riwayat infeksi saluran nafas atas (faringitis) 1-2 minggu
1. Periode laten sebelumnya atau infeksi kulit (pyoderma) 3-4 minggu
2. Edema sebelumnya.
• Umumnya pasien datang dengan hematuria nyata (gross hematuria)
3. Hematuria atau sembab di kedua kelopak mata dan tungkai.
4. Hipertensi • Oliguria / anuria akibat gagal ginjal atau gagal jantung
5. oligouri
2. Pemeriksaan Fisis
• Sering ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai dan
hipertensi
• Dapat ditemukan lesi bekas infeksi kulit
• Pasien dapat mengalami gejala-gejala hipovolemia seperti
gagal jantung
3. Pemeriksaan Penunjang
• Urin
• Darah
Tatalaksana
Komplikasi
1. Istirahat
2. Diet
3. Antibiotik 1. Ensefalopati hipertensi
2. Ganguan ginjal akut
3. Edema paru
4. Posterior leukoencephalopaty
syndrome
KESIMPULAN
2. GNAPS dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia 6 – 7 tahun.
Penelitian multisenter di Indonesia memperlihatkan sebaran usia 2,5 – 15 tahun dengan rerata
usia tertinggi 8,46 tahun dan rasio ♂ : ♀ = 2 : 1.
3. Penyakit ini timbul setelah adanya infeksi oleh kuman Streptokokus B hemolitikus di
saluran napas atas dan kulit.
KESIMPULAN
4. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case
dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-
gejala khas GNAPS. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan
laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan lain berupa
adanya torak eritrosit, hematuria & proteinuria.