Sayuran Buah Dan Hasil Olahannya
Sayuran Buah Dan Hasil Olahannya
Disusun oleh
Nama
NIM
: 08/265164/KU/12665
Kelompok
:4
Shift
:I
Tanggal
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Metode Percobaan
Menutup beaker
glass
Membuka beaker
glass
Menutup beaker
glass
Membuka beaker
glass
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pisang Ambon
Tabel 1.1
Pisang Ambon
Agak Hijau
Kuning
Kuning dengan noda coklat
Overripe
Keterangan :
Rasa
+
++
++
+++
Warna
+
++
+++
++++
Tekstur
Tingkat
+
++
+++
++++
Kematangan
+
++
+++
++++
Warna :
= kuning
kehijauan
++
= kuning
+++
= keras
++
= agak lunak
+++ = lunak
kuning
kecoklatan
Tekstur
++++= coklat
Rasa :
(lembek)
Tingkat kematangan
= agak sepat
++
= manis
++
= agak mentah
= matang
++++=
hampir
busuk
2. Buah Apel
Tabel 2.1
Perlakuan
12:06
3. Buah Nanas
1:58
Tabel 3.1
Jenis Nanas
Nanas segar
Rasa
Tekstur
Kenampakan
Nanas
++
+ (segar)
++++
+++
kaleng
Keterangan :
Kenampakan
(Warna) :
++
= kuning pucat
+++ = manis
++
= kuning cerah
+++
kuning
kusam
++++=
kuning
kecoklatan
Rasa :
= agak masam
= keras
++
= agak lunak
+++ = lunak
= masam
(lembek)
4. Daun Singkong
Tabel 4.1
Kenampakan
Perlakuan
Warna
Warna Air
Bau
Tekstur
Daun
+++
++
+++
++
ml air + ditutup
Direbus dalam 200
++++
++++
++++
++++
ml air + ditutup
++
+++
++
+++
Keterangan :
Warna :
= hijau
++
= hijau tua
+++
= hijau lebih
tua
tua
Bau :
tajam (menyengat)
Tekstur
= keras
= lebih lunak
= tidak tajam
++
++
= agak tajam
+++ = lunak
Tabel 5.1
Perla
kuan
Bunci
s segar
Bunci
Keras, padat
Hijau segar
Segar
s beku
Keras,agak
Hijau gelap
Kurang
cerah
berair
segar
Keras, padat
Kuning
Bau
orange
khas wortel
Keras,agak
Kuning
Baunya agak
kecokelatam
samar
Worte
l segar
Worte
l beku
Kenampakan
Tekstur
cerah
berair
Jenis
perlakuan
Strawberr
Warna
Bau
langu
Tabel 6.1
Kenampakan
Rasa
Bau
asam
Aroma strawberry
y segar
Segar, utuh
B. PEMBAHASAN
1. Pengamatan Pisang
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman buahbuahan yang tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Negara
Indonesia merupakan negara penghasil pisang terbesar di Asia.
Pisang dapat dikonsumsi secara langsung dan ada yang diolah dulu.
Pisang merupakan buah klimakterik yaitu buah yang dalam proses
pematangannya disertai dengan peningkatan respirasi dan produksi
etilen secara cepat. Perhatian para peneliti zat pengatur tumbuh
tanaman akhir-akhir ini difokuskan pada peran poliamin sebagai faktor
pertumbuhan yang esensial (Apelbaum,1981). Mereka melaporkan
bahwa poliamin mempunyai peran penting dalam menghambat proses
senesen pada jaringan tanaman. Sementara itu etilen telah lama
diketahui
sebagai
hormon
tanaman
yang
berperan
untuk
a. Tingkat pertama : berwarna hijau, rasanya sepet, tidak manis dan belum wangi .
b. Tingkat kedua : warna hijau tetapi sudah ada bintik kuning, rasa sepet masih ada, agak
manis dan agak wangi.
c. Tingkat ketiga : warna kuning sudah banyak, tetapi hijau masih dominan. Kemudian
warna kuning lebih dominan, sudah merata, dengan sedikit hijau di ujungnya. Pisang
yang telah mencapai kematangan optimum seluruh kulitnya berwarna kuning. Ketika
proses pematangan telah selesai dan memasuki pembusukan, bercak coklat akan
muncul pada kulit pisang (Suhardiman, 1997).
2.
Pengamatan Apel
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan dengan cara memotong buah apel
dengan 2 jenis pisau yaitu jenis pisau stainless steel dan jenis pisau besi, di dapat hasil
bahwa buah apel akan mengalami pencoklatan (browning) lebih lama jika kita memotong
dengan menggunakan pisau stainless steel (12:06) dibandingkan dengan menggunakan
pisau besi (1:58), hal itu karena pisau stainless steel adalah jenis pisau besi yang dilapisi
baja tahan asam dan basa sehingga tidak mudah berkarat karena tidak mudah mengalami
oksidasi.
enzimatis dan non enzimatis. Pencoklatan pada apel tergolong pada pencoklatan enzimatis,
hal ini di karenakan buah apel atau pada buah-buahan pada umumnya banyak mengandung
substrat senyawa fenolik. Ada banyak sekali senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai
substrat dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah-buahan dan sayuran. Di samping
katekin dan turunannya seperti tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin
dapat
menjadi
substrat
proses
pencoklatan
(Kusmiadi,2007).
Pencoklatan pada buah apel dan buah lain setelah dikupas disebabkan oleh
pengaruh aktivitas enzim Polypenol Oxidase (PPO) dengan bantuan oksigen akan
mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi
menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat. Quinon yang
bersifat tidak stabil akan mengalami polimerasi menjadi pigmen warna gelap, pigmen ini
dikenal sebagai melanin. Dengan adanya kontak logam dengan daging buah apel yang
mengandung tannin yang semula tidak berwarna, menyebabkan perubahan warna yang
lebih gelap. Kontak dengan besi akan memudahkan terjadinya oksidasi yang berujung pada
pencoklatan atau browning. Selain itu, kecepatan browning juga dipengaruhi olrh luas
permukaan pemotongan apel. Pada saat percobaan, apel yang dipotong dengan pisau besi
permukaannya lebih luas sehingga browning lebih lambat (Lilian, 1973). Untuk mencegah
proses pencoklatan pada apel dapat dilakukan melalui proses blancing. Blanching
merupakan perlakuan panas terhadap bahan dengan cara merendam bahan dalam air
mendidih/ pemberian uap air panas terhadap bahan dalam waktu singkat. Tujuan blanching
itu sendiri adalah untuk menginaktifkan enzim terutama enzim peroksidase dan katalase.
Selain itu ada beberapa manfaat lain yang dapat diambil dari proses blanching yaitu :
1) Membunuh mikrobia terutama yang tidak tahan terhadap panas.
2) Untuk menghilangkan gas-gas yang ada dalam sel/ jaringan bahan sehingga akan
menaikkan kualitas hasil akhir.
3) Untuk menghilangkan senyawa - senyawa lilin pada permukaan bahan.
4) Untuk mengerutkan bahan (menaikan isi kaleng dan memudahkan memasukkan
bahan kedalam kaleng dalam proses pengalengan)
5) Untuk
mempertajam
flavor
dan
warna.
Proses blancing dapat dilakukan dengan cara; setelah dikupas dan dipotong,
apel direndam dalam air panas (82-93C) atau dikenai uap panas selama 3 menit.
Selanjutnya, direndam dalam larutan Vitamin C dengan ukuran 200 mg per liter
(dalam I liter air diberi tablet kecil Vit C). Maksudnya untuk menonaktifkan enzim
penyebab pencolatan itu (Lilian, 1973).
Dalam sebuah penlitian yang dilakukan oleh AmeriKen Nature selain proses
blanching, blanching dapat dicegah dengan pemberian air jeruk lemon pada buah
apel yang telah dipotong. Berikut adalah tabel hasil dari percobaan yang dilakukan
oleh periset di AmeriKen Nature:
Za
Se
Se
Se
Le
Da
10
Or
15
Ke
Air
Ke
Ke
Ke
Co
35
50
Ke
3. Pengamatan Nanas
Dalam praktikum pada kali ini dilakukan pengamatan terhadap nanas segar
dan nanas kaleng diketahui bahwa rasa nanas kaleng lebih manis daripada nanas
segar, tekstur nanas kaleng lebih lunak daripada nanas segar, dan kenampakan
nanas segar adalah masih segar sedangkan nanas kaleng agak layu karena
warnanya tidak kuning segar. Hal itu karena nanas kalengan telah mengalami
berbagai proses sebelum pengalengan seperti pencucian dan pemanasan yang
berulang kali sehingga pigmennya banyak yang hilang dan tekstur menjadi lembek
serta zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral hilang. Sebelum dimasukkan dalam
kaleng, nanas harus melewati tahap blansir yang bertujuan untuk inaktifasi enzim
peroksida, pengeluaran udara, perbaikan warna, pengempukan, dan pelayuan
sehingga mempermudah panataan didalam kaleng dengan tekstur yang lunak. Selain
itu, didalam kaleng nanas direndam dalam larutan gula untuk memberi ruang kosong
pada kaleng agar tidak cepat rusak atau menggembung akibat gas yang dihasilkan
dan mencegah berkembangnya mikrobia (Buckle, 1987).
Tingkat kematangan buah nanas yang baik untuk dikonsumsi dapat dilihat
dari warna buahnya yaitu bila warna kuning telah mencapai 25 % (dari total
permukaan buah). Pada tingkat ini buah mempunyai total padatan terlarut yang tinggi
dan keasamannya rendah.
dari warna pada mata dan kulit buah yaitu tidak kurang dari 20 % tetapi tidak lebih
dari 40 % mata mempunyai bercak kuning (Nurchasanah,2008).
Nanas tidak tahan lama disimpan. Nanas yang dipanen pada tingkat
setengah matang dapat disimpan pada suhu 7-13oC selama 2 minggu. Buah yang
telah matang sebaiknya disimpan pada suhu sekitar 7oC, buah nanas dapat
mengalami kerusakan dingin pada suhu lebih rendah dari 7 oC (Suteja,2006). Oleh
karena itu untuk membuat nanas menjadi lebih tahan lama dapat dilakukan dengan
proses pengalengan.
Penyiapan Wadah
Pengisian (Filling)
(Hudaya,2008)
Komposisi
Nanas kaleng :
Nanas, gula, air.
kaleng :
(DKBM,2005)
Jika dilihat dari perbandingan nilai gizi nanas segar dan nanas
kaleng diketahui bahwa kalori dan karbohidrat dari nanas kaleng lebih
besar daripada nanas segar. Pada nanas kaleng tidak terdapat kadar
lemak sedangkan pada nanas segar terdapat kadar lemak sebanyak
0,2
gram.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
proses
pengalengan
diberi perlakuan :
Direbus dalam 100 ml air + tidak ditutup
Direbus dalam 100 ml air + ditutup
Direbus dalam 200 ml air + tidak ditutup
Direbus dalam 200 ml air + ditutup
Perebusan dilakukan
taruh di atas panci yang berisi air mendidih, untuk perlakuan yang
digunakan penutup, penutupan dilakukan dengan menggunakan
alumunium foil.
Dari tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa daun singkong yang
direbus dengan air yang banyak dan ditutup akan lebih lunak, begitu juga daun yang
direbus dengan air yang sedikit dan ditutup lunak dan mudah disobek serta bau daun
singkong lebih menyengat. Perubahan warna daun singkong disebabkan karena
perubahan klorofil saat perebusan. Pemasakan dapat merusak permeabilitas
membran sel sayuran sehingga kontak antara asam dan pigmen klorofil dapat terjadi.
Klorofil sangat tidak stabil sehingga cepat berubah warna menjadi hijau olive atau
coklat (Lilian, 1973).
Sedangkan daun singkong yang direbus dengan air yang banyak atau sedikit
dan tidak ditutup menghasilkan daun yang masih keras sehingga sulit disobek dan
warna daunnya tetap hijau tua. Didalam daun singkong mengandung asam
karboksilat termasuk asam volatil dan nonvolatil yang mampu mendegradasi klorofil.
Asam volatil ini merupakan asam yang dapat menguap saat direbus sehingga apabila
daun singkong yang direbus dalam keadaan terbuka maka asamnya akan menguap
sehingga klorofil berubah menjadi pheophytin melambat (sayur tetap hijau). Asam
nonvolatil merupakan asam yang larut air pada saat perebusan sehingga apabila
daun singkong direbus dengan air banyak atau sedikit dan tidak ditutup warna
daunnya akan tetap hijau tua (Lilian, 1973).
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, buncis segar mempunyai warna yang
hijau segar, teksturnya keras dan mudah dipatahkan serta berbau segar,sedangkan
buncis beku berwarna hiaju gelap, teksturnya lunak dan agak berair, terlihat layu
serta berbau kurang segar. Wortel segar mempunyai warna orange segar, teksturnya
keras, berbau wortel segar (langu) dan terlihat segar sedangkan wortel beku
berwarna orange pucat, teksturnya empuk/lunak, berair dan terlihat layu serta berbau
kurang segar.
Menurut Buckle (1987), proses pembekuan pada buah dan sayuran untuk
penambahan
larutan
asam
askorbat/larutan
sulfurdioksida
untuk
Proses
ini
juga
diharapkan
dapat
mempertahankan
atau
bahkan
meningkatkan mutu. Namun tidak dapat dihindari bahwa proses ini dapat
menyebabkan kerusakan mutu seperti :
a.
b.
c.
6. Pengamatan Strawberry
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap buah strawberry segar,
buah strawberry yang segar dan sudah masak memiliki warna merah mengkilap dan
teksturnya tidak lembek dan tidak keras, buah strawberry segar memiliki rasa manis-asam,
dan memiliki aroma yang segar khas aroma strawberry. Dalam praktikum kali ini seharusnya
dilakukan pula pengamatan terhadap strawberry bubuk namun hal tersebut tidak dapat
dilakukan karena tidak tersedianya bahan.
Jika dibandingkan dari segi nilai gizi maka strawberry segar akan lebih unggul
dibandigkan strawberry bubuk hal ini dikarenakan proses pengolahan dalam pembuatan
strawberry powder akan menghilangkan zat zat gizi tertentu.
BAB IV
A. KESIMPULAN
1. Pisang yang sudah matang adalah pisang yang berwarna kuning, teksturnya
agak lunak, dan memiliki rasa yang manis. Tingkat kematangan pisang
dipengaruhi oleh : etilen yang akan mempengaruhi teksturnya, isoamil asetat,
isoamil butirat, isobutil butirat, isoamil alkohol, dan butil butirat yang akan
mempengaruhi aroma pisang.
2. Penggunaan peralatan untuk memotong bahan makanan seperti buah dapat
menyebabkan perubahan organoleptik misalnya pencoklatan sehingga harus
dipilih dengan baik atau tidak merusak bahan makanan tersebut.
3. Proses pengalengan akan membuat daya simpan nanas dan buah buahan
kaleng lainya menjadi lebih lama, namun dapat menyebabkan perubahan
organoleptik baik warna, rasa, aroma, tekstur maupun kenampakan. Dalam
praktikum ini nanas kaleng berwarna lebih pucat daripada nanas segar, tekstur
nanas kaleng juga lebih lembut daripada nanas segar.
4. Proses perebusan pada bahan makanan dapat menyebabkan perubahan sifat
organoleptik dan sifat kimia yang terkandung didalamnya. Selain itu, dengan
proses perebusan bahan makanan dapat dicerna dan diserap dengan mudah
oleh tubuh. Daun singkong yang direbus dengan sedikit air dan ditutup akan lebih
empuk daripada daun singkong yang direbus dengan banyak air dan tidak
ditutup.
5. Pengaruh pembekuan pada buncis dan wortel akan membuat kenampakan
buncis dan wortel menjadi kurang segar, hal ini karena hilangnya beberapa zat
gizi seperti
DAFTAR PUSTAKA
Abeles, F.S, P.W. Morgan, and M.E. Saltveit 1992. Ethylene in Plant Biology Second
Ed. New York: Academic Press.
Hudaya,Saripah.2008.Membuat
Buah
Kalengan.Intisari.Jakarta:
Intisari Mediatama
Asisten
Praktikan
(Nir Sonia