NIM : 20170301139
Kepada Yth,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas individu yang harus dipenuhi
sebelum UAS. Tujuan dari pembuatan mini skripsi ini adalah untuk mengetahui
gambaran kepuasan pasien di RSUD Pare Kabupaten Kediri.
Saya sadar didalam mini skripsi ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu
kritik dan saran sangat saya harapkan. Harapan saya semoga mini skripsi ini dapat
bermafaat dan memenuhi harapan semua pihak.
Zuriyati Ulfa
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan …………………………………………………………………..
2. Saran ………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus diperhatikan
dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien
terhadap pelayanan kesehatan dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai
dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu tatanan kesehatan
rumah sakit (Kotler, 2007 ; Pohan, 2007). Dengan demikian kepuasan pasien dirumah
sakit tergantung bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit tersebut.
Namun pelayanan yang diberikan masih ada yang belum sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pasien dan kepuasan pasien masih belum sesuai dengan standar.
Standar kepuasan pasien di pelayanan kesehatan ditetapkan secara nasional oleh
Departemen Kesehatan. Menurut Peraturan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal untuk kepuasan pasien
yaitu diatas 95% (Kemenkes, 2016). Bila ditemukan pelayanan kesehatan dengan
tingkat kepuasaan pasien berada dibawah 95%, maka dianggap pelayanan kesehatan
yang diberikan tidak memenuhi standar minimal atau tidak berkualitas.
Salah satu bentuk pelayanan yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Penelitian Otani dkk di lima
rumah sakit di daerah metropolitan St. Louis mid-Missouri dan bagian selatan Illinois
Amerika Serikat menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh staf dan perawat
adalah faktor yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (Otaniet al, 2009).
Philip Kotler mengemukakan dalam bukunya manajemen pemasaran bahwa
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk
dan harapan-harapannya (Kotler, 2000).
Pengukuran tingkat kepuasan pasien terhadap sebuah pelayanan jasa yang
diberikan merupakan hal yang penting dilakukan. karena seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan pelayanan jasa seperti Rumah Sakit, pada akhirnya
akan bermuara dalam bentuk kepuasan (Lupiyoadi, 2006 & Supranto, 2011).
Beberapa hasil penelitian menunjukan data tentang tingkat kepuasan pasien di
berbagai Negara. Tingkat kepuasan pasien menurut Ndambuki tahun 2013 di Kenya
menyatakan 40,4%, kepuasan pasien di Bakhtapur India menurut 2 Twayana 34,4%.,
sedangkan di Indonesia menunjukkan angka kepuasaan pasien 42,8% di Maluku
Tengah dan 44,4% di Sumatra Barat (Latupono, 2014 ; Sari, 2014). Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kepuasaan pasien masih tergolong rendah,
sehingga kepuasaan pasien menjadi permasalahan rumah sakit baik di Indonesia
maupun di luar negeri. Rendahnya angka kepuasan pasien akan berdampak terhadap
perkembangan rumah sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas terhadap layanan
kesehatan yang diterima, maka pasien memutuskan akan pindah ke rumah sakit lain
yang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik (Kotler, 2007). Penelitian oleh
Irmawati dan Kurniawati tahun 2014 menunjukkan bahwa keputusan pasien untuk
menggunakan layanan kesehatan dipengaruhi oleh kualitas layanan rumah sakit.
Dengan demikian kurangnya kepuasan pasien dapat menimbulkan hilangnya
kepercayaan pasien terhadap rumah sakit tersebut.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan, yaitu : Komunikasi, Empathy, Biaya (cost), Penampilan fisik (tangibility),
Jaminan (assurance), Keandalan dan Keterampilan (reliability), Tanggapan
(responsiveness) (Muninjaya, 2004).
Bedasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian guna
mendapatkan informasi mengenai gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan
rawat inap di ruang keperawatan RSUD pare Kediri tahun 2014.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Kepuasan pada dasarnya merupakan suatu bisnis. Terciptanya kepuasan pasien dapat
menciptakan loyalitas pasien dan pemberian ulang yang berdampak pada pendapatan
Rumah Sakit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan data tentang tingkat kepuasan
pasien di berbagai Negara. Tingkat kepuasan pasien menurut Ndambuki tahun 2013 di
Kenya menyatakan 40,4%, kepuasan pasien di Bakhtapur India menurut 2 Twayana
34,4%., sedangkan di Indonesia menunjukkan angka kepuasaan pasien 42,8% di
Maluku Tengah dan 44,4% di Sumatra Barat (Latupono, 2014 ; Sari, 2014). Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kepuasaan pasien masih tergolong rendah,
maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut ‘ Gambaran kepuasan
pasien terhadap pelayanan rawat inap di ruang keperawatan RSUD Pare Tahun 2014.
Dapat menjadi bahan tambahan bagi para dosen ataupun mahasiswa tentang cara
meningkatkan kepuasan pelanggan di pelayanan kesehatan terutama di RS
Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi
kepuasan pasien sehingga pelayanan pun dapat ditingkatkan.
Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya
ditempat praktek (Yuwono; 2003). Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan
suatu produk dengan harapannya (Nursalam; 2011). Kotler (dalam Nursalam; 2011)
menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya.
Menurut Moison, Walter dan White (dalam Nooria; 2008) menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu:
a. Karakteristik produk, karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan
bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan
beserta kelengkapannya.
b. Harga, semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan
yang lebih besar.
c. Pelayanan, meliputi pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan
dalam pelayanan. Rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan
pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang lain yang
berkunjung di rumah sakit.
d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya.
Merupakan salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih
rumah sakit. Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan
atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik
akan semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah sakit
tersebut.
e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian
kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana,
tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
f. Image, yaitu citra, reputasi dan kepedulian perawat terhadap lingkungan
g. Desain visual, tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan
kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu desain dan visual harus
diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan pasien atau
konsumen.
h. Suasana, suasana rumah sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan
sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya. Selain
itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain
yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan
pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit
tersebut.Komunikasi, bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat
diterima oleh perawat.
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
a. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari
pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang
dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan
kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan terutama
keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam
memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan
memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah
sakit.
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan karakteristik
sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan,
misalnya : kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound
system, dan sebagainya.
c. Keandalan (reliability), sejauh mana kemungkinan kecil akan mengalami
ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang
diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat
didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan
pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan dirumah
sakit.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh
mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi
seperti peralatan pengobatan.
e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam
penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat
transportasi, dan sebagainya.
f. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan
yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan
penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien
sewaktu-waktu.
g. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca
indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap
dan modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang
tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit
serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien
terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit
daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses
penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam
keadaan sehat
Selain itu menurut Krowinski (dalam Suryawati; 2004), terdapat dua aspek kepuasan
pasien yaitu:
a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik pofesi.
Meliputi: hubungan perawat dengan pasien, kenyamanan pelayanan,
kebebasan menentukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis,
efektivitas pelayanan dan keamanan tindakan.
b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kesehatan. Meliputi: ketersediaan, kewajaran, kesinambungan, penerimaan,
keterjangkauan, efisiensi, dan mutu pelayanan kesehatan.
STUDY KASUS
RSUD Pare profil ruang flamboyan ruang penyakit dalam (flamboyan adalah salah
satu ruang perawatan yang ada di RSUD Pare, dengan kapasitas tempat tidur 34 bad,
penyakit-penyakit yang sering dirawat di ruang flamboyan seperti hipertensi, anemia,
DHF, Dispnew, Gastritis, dll. Jumlah ketenagakerjaan yang ada diruang flamboyan
kurang lebih 18 orang.
umur
20
15
10 umur
5
0
18-27 28-37 >38
Diketahui usia responden paling banyak adalah 28-37 tahun sebanyak 17 responden
(56,7%) dari total responden.
b. Karakteristik responden bedasarkan pendidikan
pendidikan
12
10
8
6 pendidikan
4
2
0
SD SMP SMA PT
Diketahui hampir setengan responden berpendiidkan sekolah dasar yaitu sebanyak 12
orang (35%) sedangkan yang paling sedikit adalah perguruan tinggi 1 responden (3%)
dari total 30 responden.
c. Karakteristik responden bedasarkan pendidikan
pekerjaan
20
15
10
5
0 pekerjaan
pekerjaan
Diketahui lebih dari setengah responden bekerja sebagai tani sebanyak 19 responden
(63,3%) dan paling sedikit adalah guru dan pelajar sebanyak 1 responden (3,3%) dari
total 30 responden.
2. Data Khusus
a. Tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan
Sebagian besar responden menilai mutu pelayanan di RSUD Pare termasuk sangat
puas yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dan yang paling sedikit yaitu cukup puas
sebanyak 1 responden (3,3%) dari total 30 responden.
Jadi kepuasan pasien menurut saya adalah suatu bentuk yang diberikan oleh
pasien ataupun keluarga pasien dan mereka puas dengan pelayanan yang diberikan.
Sesuai dengan teori Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari pasien terhadap
pelayanan kesehatan dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai dengan
kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu tatanan kesehatan rumah sakit
(Kotler, 2007 ; Pohan, 2007).
Dari hasil yang didapatkan hampir seluruh responden yang berusia 28-37 tahun
yaitu 17 responden (56%) dari total 30 responden. Dan hampir sebagian hanya
berpendidikan sekolah dasar yaitu 12 responden (35%).
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya usia resonden cukup matang, sedangkan dari
segi pendidikan mayoritas sekolah dasar, jadi dari pelayanan yang diberikan oleh
RSUD Pare menurut mereka sudah merasa puas dan bahkan sangat puas.
b. Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan bedasarkan aspek
responsiveness
Didapatkan sebagian besar responden menilai cukup puas disebabkan petugas
keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam memberikan
pelayanan sering menanyakan keluhan pada pasien, kurang dalam memberikan
kesempatan pada klien untuk bertanya, sudah cepat tanggap dalam pemberian obat,
cukup cepat tanggap menyelesaikan masalah pasien.
Sesuai dengan teori Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan perawat
memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat. Dalam pelayanan keperawatan
adalah waktu menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan dari
tenaga kesehatan (perawat).
Jadi menurut saya dari hasil tesebut pasien sudah merasa cukup sesuai dengan
harapan yang dia inginkan, karena mereka ingin cepat ditangani secara cepat. Maka
dari itu hampie sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan perawat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh di RSUD Pare Kediri didaptkan bahwasanya hampir
semua pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat
Saran
1. Bagi Institusi Penelitian
Dapat menambah ilmu pengetahuan para mahasiswa dalam membuat referensi
kepuasan pasien.
2. Bagi Tempat Penelitian
Walaupun mayoritas pasien sudah puas, tetapi hendaknya dipertahankan dan kalau
bias mutu pelayanannya lebih ditingkatkan lagi.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat menembah referensi informasi awal tentang kepusan pasien di pelayanan
keperawatan. Dan tambahan literature penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Wijono. 2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan
Praktik. Surabaya: CV Duta Prima Airlangga.
Wolf, L. V., Weitzel, M. H., Fuerst, E. V. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Keperawatan Segi
humaniora dan Ilmiah dalam perawatan. Jakarta: Gunung Agung.
Alamri, A. M., Rumayar, A. A. & Kolibu, F. K., 2015, Hubungan antara Mutu
Pelayanan Perawat dan Tingkat Pendidikan dengan Kepuasan Pasien Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
www. Google.com