Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus

MENINGIOMA

Presentan : dr. Neysa Azalia Efrimaisa


Supervisor : dr. Elsa Susanti Sp. S

PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


PPDS-1 NEUROLOGI
FK UNSYIAH/RSUDZA
PENDAHULUAN

Meningioma adalah tumor pada meningens yang dapat


timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun
medulla spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisfer
otak di semua lobusnya.
PENDAHULUAN

• Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign), sedangkan


meningioma maligna jarang terjadi.

• Distribusi meningioma sangat mirip ketika dinilai oleh


anaplasia histologis, antara lain: jinak 94,3%, atipikal 4,7%,
dan anaplastik 1,0%.
LAPORAN
KASUS
• Nama : Tn BA
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 66 tahun
• Alamat : Kota Banda Aceh
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pensiunan
• Tanggal Masuk : 11 Juni 2020
• Rekam Medis : 1-24-61-02
ANAMNESIS
Keluhan Utama

• Nyeri kepala

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien dibawa ke RS dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu
dan memberat dalam satu bulan SMRS. Nyeri kepala dirasakan di bagian belakang, nyeri
seperti ditekan benda berat terkadanng terasa nyut-nyutan dengan intensitas nyeri ringan
sampai sedang. Durasi nyeri 20-30 menit, terkadang menghilang dengan obat pereda
nyeri. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul yang tidak tentu waktunya. Biasanya nyeri
kepala timbul 3-4 kali dalam 1 hari.
• 1 bulan ini pasien juga merasakan bicara sedikit pelo dan mulut merot. Keluhan tersebut
disertai dengan kebas-kebas dan anggota gerak tubuh kanan terasa lebih berat dari yang
kiri. Pasien tidak mengalami muntah, penurunan kesadaran, perubahan perilaku,
pandangan ganda dan kejang.
ANAMNESIS
Riwayat Riwayat keganasaam di anggota tubuh lain (-) Riwayat
Penyakit stroke (-) riwayat Ht (-) DM (-) Penyakit jantung (-)
Dahulu

Riwayat Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit


Penyakit seperti pasien
Keluarga

Riwayat Paracetamol 500mg (jika nyeri kepala)


Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK

• TD : 110/70 mmHg
• HR : 103 x/menit reguler
• RR : 20 x/menit
• SpO2 : 99 %
•T : 36,7°C
• NRS :8
Kepala: Normosefali, Mata: Kon
jungtiva anemis (-/-), sklera ikter
ik (-/-), pupil bulat isokor, Ø 3m
m/3mm, RCL (+/+), RCTL (+ /+
), ptosis (-/-), lagoftalmus (-). TH
T: dbn. Mulut merot
Leher: Bentuk simetris, trakea lu
rus di tengah, pembesaran KGB Jantung: BJ I > BJ II, bising jantung (-)
dan tiroid (-).
Paru

Abdomen Inspeksi : Pergerakan dada simetris pada statis

Inspeksi: Datar, simetris dan dinamis

Palpasi: Soepel, nyeri tekan (-), hepa Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama

r lien tidak teraba Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru


Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
Perkusi: Timpani wheezing (-/-)
Auskultasi: Peristaltik (+) kesan nor
mal
Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), sianosis (-/-)
Inferior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Sistem Motorik

• GCS: E4M5V6 • Pergerakan:


• Tanda Rangsang Meningeal: Kaku • Kekuatan OtotAtas: 4444/5555
kuduk (-) • Kekuatan Otot Bawah: 4444/5555
• Nervus Cranialis: Kesan paresis N • Tonus
VII,XII dektra sentral • Ekstremitas sup: Normotonus
• Ekstremitas inf: Normotonus
• Gerakan involunter
• Tremor (-), Chorea (-), Atetose (-),
• Miokloni : (-), Tic : (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Reflek

• Refleks Fisiologis : • Sistem Sensorik:


• Biseps : (2+/2+), Triseps Hemihipostesi dekstra
(2+/2+), Patella (2+/2+), • Fungsi Otonom :
Achilles (2+/2+) • Miksi: Dalam batas
• Refleks Patologis: normal
Babinski (-/-) • Defekasi: Dalam batas
normal
PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi Rutin
Hemoglobin 15,7 g/dl
Eritrosit 6,2 103/mm3
Leukosit 8.400 103/mm3
Trombosit 313 103/mm3
Hematokrit 47 %
Laboratorium Kolesterol total 273 mg/dl

(09 JUNI 2020) HDL 33 mg/dl


LDL 119 gr/dl
Trigliserida 453 mg/dl
PT 13,70
APTT27,20 10.7 fl
INR 0,96
PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi Rutin
Hemoglobin 12,2g/dl
Eritrosit 4.1 103/mm3
Leukosit 15.000 103/mm3
Trombosit 327 103/mm3
Hematokrit 36 %
MCV 88 fl
MCH 30 pg

Laboratorium MCHC
RDW
34 %
13.2 %

(11 JUNI 2020) MPV


RDW
9.4 fl
10.7 fl
Hitung Jenis:
Eosinofil 1
Basophil 1
Netrofil Batang 0
Netrofil Segmen 56
Limfosit 38
Monosit 4
Kimia Darah

Diabetes

Glukosa Darah Sewaktu 171 mg/dl

Elektrolit

1. Na darah 141 mmol/L

Laboratorium 1. K darah 3.9 mmol/L

(11 JUNI 2020) 1. Cl darah 111 mmol/L

Fungsi Ginjal

1. Ureum 27 mg/dL

1. Creatinin 0.70 mg/dL


EKG

Kesan EKG: sinus ritme HR 98 kali/menit aksis normal tidak terdapat


gambaran hipertropi ventrikel dan infark
Thorax
(11 JUNI 2020)
CT SCAN TANPA KONTRAS
CT SCAN KONTRAS
Patologi klinik
• Tampak sediaan terdiri dari sel-sel meningotel
proliperatif membentuk susunan kumparan.
• Tidak dijumpai tanda-tanda keganasan pada
sediaan ini.

• Kesmipulan : meningioma
Diagnosis

• Diagnosis Klinis : Severe headache, Hemiparesis Dekstra,


Hemihipostesia Dekstra
• Diagnosis Topis : Frontal Sinistra
• Diagnosis Etiologi : Sol intrakranial
• Diagnosis Patologi : Meningioma
Terapi
Terapi Umum Medikamentosa:

• Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi • IVFD RL 20gtt/i


• Oksigen 3 L/menit via sungkup • IV Deksametason 5 mg/8 jam
• IVFD RL 20 tetes/menit • IV Paracetamol 1gr/8jam
• IV Piracetam 3 gr/12 jam
• IV Mecobalamin 500 mg/12 jam
• Atorvastatin 20 mg 1x1 malam
• Gabapentin 300 mg 2x1
• Laxadin syr 3x1 C
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia
• Quo ad functionam : dubia
• Quo ad sanactionam : dubia
Follow Up
Tanggal S O A P
12/06/2002 Nyeri kepala, lemas GCS E4M6V5 Hemiihipostesi dekstra + hemiparesis IVFD RL 20gtt/i
07.00 TD 135/70 mmHg dekstra + paresis n cranial VII dan XII IV Deksametason 5 mg/8 jam
IV Paracetamol 1gr/8jam
H1 N 80 x/mnt dekstra sentral e.c pada SOL
IV Piracetam 3 gr/12 jam
RR 20 x/mnt intrakranial
IV Mecobalamin 500 mg/12
T 36,9ºC jam
NRS: 8 Atorvastatin 20 mg 1x1 malam
Gabapentin 300 mg 2x1
Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral Laxadin syr 3x1 C
Motorik Sup: 4444/5555
Motorik Inf: 4444/5555
RF: +/+
Rpath: -/-

13/06/2002 Nyeri kepala, GCS E4M6V5 Hemiihipostesi dekstra + hemiparesis IVFD RL 20gtt/i
07.00 Lemas TD 120/80 mmHg dekstra + paresis n cranial VII dan XII IV Deksametason 5 mg/8 jam
H2 N 92 x/mnt dekstra sentral e.c pada SOL IV Paracetamol 1gr/8jam
IV Piracetam 3 gr/12 jam
RR 23 x/mnt intrakranial
IV Mecobalamin 500 mg/12
T 36,4C jam
NRS: 4 Atorvastatin 20 mg 1x1 malam
Gabapentin 300 mg 2x1
Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral Laxadin syr 3x1 C
Motorik Sup: 4444/5555
Motorik Inf: 4444/5555 Konsul Sp.BS: Removal tumor
RF: +/+ (keluarga belum setuju)
Rpath: -/- Neuroonkologi: CT scan kepala
+ kontras
Follow Up
Tanggal S O A P
17/06/2002 Lemas GCS E4 M6 V5 Hemiihipostesi dekstra + hemiparesis IVFD RL 20gtt/i
07.00 TD 106/67 mmHg dekstra + paresis n cranial VII dan IV Deksametason 5 mg/8
jam
H6 N 52 x/mnt XII dekstra sentral ec SOL
IV Paracetamol 1gr/8jam
RR 18 x/mnt intrakranial
IV Piracetam 3 gr/12 jam
T 36,3C IV Mecobalamin 500
NRS 0 mg/12 jam
Atorvastatin 20 mg 1x1
Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral malam
Motorik Sup: 4444/5555 Gabapentin 300 mg 2x1
Motorik Inf: 4444/5555
RF: +/+ CT scan kontras:
Rpath: -/- Meningioma

20/06/2002 Lemas GCS E4 M6 V5 Hemiihipostesi dekstra + hemiparesis IVFD RL 20gtt/i


07.00 TD 127/80 mmHg dekstra + paresis n cranial VII dan IV Deksametason 5 mg/8
jam
H10 N 72 x/mnt XII dekstra sentral ec SOL
IV Paracetamol 1gr/8jam
RR 26 x/mnt intrakranial
IV Piracetam 3 gr/12 jam
T 36,3C IV Mecobalamin 500
NRS 0 mg/12 jam
Atorvastatin 20 mg 1x1
Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral malam
Motorik Sup: 4444/5555 Gabapentin 300 mg 2x1
Motorik Inf: 4444/5555
RF: +/+ Persiapan removal tumor
Rpath: -/-
Laporan Operasi
Follow Up
Tanggal S O A P
22/06/2002 Penurunan GCS On sedasi Hemiihipostesi dekstra + Pantau ketat
07.00 Kesadaran TD 100/60 mmHg hemiparesis dekstra + tanda vital dan
H11 N 52 x/mnt paresis n cranial VII dan hemodinamik
RR on ventilator XII dekstra sentral ec SOL
(POD 1) T 36,3C intrakranial post
Rflacc/ 3 craniektomi removal tumor

Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral


Motorik : hemiparesis dextra
RF: +/+
Rpath: -/-

Pukul 11.00 pasien mengalami perburukan


TD 60/40 mmhg
HR 160x/menit
dilakukan Kardioversi sebanyak 3 kali
TD 106/82
Hr 98x/menit
Follow Up
23/06/2002 Penurunan kesadaran GCS On sedasi Hemiihipostesi dekstra +
03.00 TD 90/50 mmHg hemiparesis dekstra + paresis n
H12 N 104 x/mnt cranial VII dan XII dekstra
(POD 2) RR on ventilator sentral ec SOL intrakranial post
T 36,3C craniektomi removal tumor
Rflacc/ 3

Kesan paresis N. VII dan XII dekstra sentral


Motorik : hemiparesis dextra
RF: +/+
Rpath: -/-

Pukul 03.10
Pasien asistol
Dilakukan RJP 2 siklus
Tidak ada kemajuan
TD tidak terukur
N tidak teraba
Pasien dinyatakan meninggal didepan dokter,
perawat dan keluarga
ANALISA
KASUS
• Pasien dalam laporan kasus ini
datang dengan nyeri kepala yang
diikuti oleh kelemahan dan
berkurangnya sensasi rasa pada
bagian tubuh sebelah kanan.

• Pasien didiagnosis dengan SOL


intrakranial dan setelah menjalani
pemeriksaan CT scan kontras
didapatkan meningioma.
Meningioma umumnya bersifat
jinak, tetapi memiliki karakteristik
klinis yang sangat luas.
Fakor penyebab
meningioma pada
pasien ini belum
diketahui secara pasti

Faktor genetik dan


lingkungan
Cedera kepala
(neurofibromatosis
type 2)
SPEKTRUM
GEJALA
MENINGIOMA
Pasien dalam kasus
ini mengalami gejala
nyeri kepala kepala.

Gejala pada pasien dengan


meningioma umumnya
disebabkan oleh gangguan
fungsi serebral akibat edema
otak dan peningkatan tekanan
intrakranial (TIK).
Kelemahan dan Paresis n cranialis VII
penurunan sensasi rasa dan XII

Sebagian besar gejala disfungsi nervus cranialis


Penyebab hemiparesis pada pasien dengan
akibat neoplasma disebabkan oleh kompresi
tumor otak dapat disebabkan oleh infark.
saraf sekunder akibat pertumbuhan tumor.
Penyebaran
depresi fungsi
kortikal sekunder
akibat iritasi
Peningkatan mekanis
Gangguan suplai
edema yang
darah akibat
berdekatan
kompresi
dengan lesi
vaskular langsung
massa

Timbulnya
gejala
secara
tiba-tiba
Pasien ini menjalani pemeriksaan CT
scan.

• Semua meningioma memperlihatkan enhancement


kontras kecuali lesi dengan perkapuran.
• Pola enhancement biasanya intense dan berbatas
tegas.
• Duramater yang berlanjut ke lesinya biasanya tebal,
sebagai tanda spesifik meskipun juga tampak pada
glioma dan metastasis
Jenis meningothelial dan
psammomatous adalah
yang paling umum yang
Meningioma melibatkan tulang
psammomatous adalah belakang
subtipe histologis
Gambaran CT scan meningioma yang biasanya
menunjukkan meningioma ditemukan sebagai lesi
psammomatous. massa intrakranial atau
tulang belakang yang
sangat terkalsifikasi.
Pasien diberikan paracetamol, piracetam, mecobalamin,
deksametason, atorvastatin, gabapentin, dan laxadin.
• Kortikosteroid diindikasikan pada pasien dengan tumor otak ganas
dan edema peritumoral simtomatik. Deksametason paling sering
digunakan oleh ahli neuro-onkologi karena aktivitas
mineralokortikoidnya yang minimal, kemungkinan risiko infeksi
yang lebih rendah, dan terjadinya gangguan kognitif.
• Piracetam memodulasi neurotransmisi kolinergik, serotonergik,
noradrenergik, dan glutamatergik walaupun obat tersebut tidak
menunjukkan afinitas tinggi pada salah satu reseptor terkait (Ki
>10μM).
Pasien diberikan paracetamol, piracetam, mecobalamin,
deksametason, atorvastatin, gabapentin, dan laxadin.

• Citicoline memperbaiki kerusakan membran saraf lewat sintesis


fosfatidilkolin, memperbaiki aktivitas saraf kolinergik dengan cara
meningkatkan produksi asetilkolin dan mengurangi akumulasi
asam lemak di daerah kerusakan saraf.
• Methylcobalamin merupakan sejenis koenzim B12 endogen yang
memegang peranan penting dalam proses methylation. Sebagai
koenzim methionine synthase, berperan dalam proses sintesis
methionine dari sel serta berperan dalam sintesis nucleic acid dan
protein.
Pasien diberikan paracetamol, piracetam, mecobalamin,
deksametason, atorvastatin, gabapentin, dan laxadin.
• Gabapentin adalah gabapentinoid, atau ligan situs subunit α2δ
tambahan dari kanal kalsium yang bergantung pada voltase
tertentu dan bertindak sebagai penghambat VDCC yang
mengandung subunit α2δ.
• Dislipidemia merupakan faktor risiko berbagai penyakit seperti
penyakit jantung koroner, stroke, dan kejadian thromboemboli lain.
Atorvastatin menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh dengan
cara menghambat enzim yang bertugas memproduksi kolesterol di
hati
Rencana operasi dan
tujuannya berubah
berdasarkan faktor risiko, pola,
Konsultasi dengan dokter dan rekurensi tumor. Tindakan
bedah syaraf menyarankan operasi tidak hanya
untuk tindakan removal mengangkat seluruh tumor
tumor. tetapi juga termasuk dura,
jaringan lunak, dan tulang
untuk menurunkan kejadian
rekurensi.
Kesimpulan

Telah dilaporkan pasien dengan nyeri kepala yang diikuti oleh kelemahan dan berkurangnya
sensasi rasa pada bagian tubuh sebelah kanan. Pasien didiagnosis dengan meningioma.
Meningioma umumnya bersifat jinak, tetapi memiliki karakteristik klinis yang sangat luas.
Fakor penyebab meningioma pada pasien ini belum diketahui secara pasti, Meningioma
disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.

Gambaran CT scan menunjukkan meningioma psammomatous. Meningioma


psammomatous adalah subtipe histologis meningioma yang biasanya disajikan sebagai lesi
massa intrakranial atau tulang belakang yang sangat terkalsifikasi. Jenis meningothelial dan
psammomatous adalah yang paling umum yang melibatkan tulang belakang.
POD 2 pasien meninggal dunia karena hemodinamik tidak
stabil setelah operasi. Saat operasi diperkirakan perdarahan
sekitar 2000cc dan terjadi perlengketan sehingga tumor tidak
dapat di reseksi semuanya.
Hasil CT scan dan Patologi Klinik menyatakan meningioma
who class 1 dengan prognosis baik setelah operasi. Namun,
tidak pada pasien ini.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai