Kelompok 1
Kelompok 1
Dosen Pengampu :
Drs. H. Sulaiman, M.Pd., Ph.D
Drs. Asrani, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelas 4D PGSD
Kelompok 13
Helwa Ayuni (1910125120049)
Khairunnida (1910125220029)
Sayyid Ahmad Syifa (1910125210079)
Titi Aryani (1910125220054)
1. Bapak Drs. H. Sulaiman, M.Pd., Ph.D dan Drs. Asrani, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 4D S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Lambung Mangkurat.
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran filsafat yang komprehensif telah menduduki status tinggi
dalam kebudayaan manusia, yakni sebagai ideologi bangsa dan negara.
Seluruh aspek kehidupan suatu bangsa diilhami dan berpedoman ajara-
ajaran filsafat. Dengan demikian, kehidupan sosial, politik, ekonomi,
pendidikan dan kebudayaan, bahkan kesadaran atas nilai-nilai hukum dan
moral bersumber dari ajaran filsafat.
B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian filsafat pendidikan pancasila?
2. Bagaimana hubungan filsafat, pendidikan, dan pancasila?
3. Bagaimana kerangka dan sistematika filsafat pendidikan pancasila?
4. apa peran filsafat pancasila terhadap pendidikan di indonesia?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan pancasila?
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat, pendidikan, dan pancasila?
3. Untuk mengetahui kerangka dan sistematika filsafat pendidikan
pancasila?
4. Untuk mengetahui peran filsafat pancasila terhadap pendidikan di
indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia akan ditinjau
melalui arti, objek, dan tujuan pada filsafat umum dan selanjutnya
memasuki bidang falsafah hidup bangsa Indonesia. Pada dasarnya filsafat
pertama kali lahir di Yunani, selanjutnya lahir filsafat abad pertengahan,
dan seterusnya. Namun, tak ada salahnya sebagai pembuka, dicoba
menyebutkan kapan lahirnya filsafat maupun asal usul filsafat yang dipetik
dari buku beberapa pakar penulisnya, di antaranya sebagai berikut.
3
Filsafat lahir pertama kali di Yunani dan tokoh utama dalam
filsafat adalah seorang filsuf Yunani bernama Thales, selanjutnya diikuti
silih berganti oleh tokoh-tokoh lain yang sering kita kenal, seperti Plato,
Aristoteles, Socrates, Cicero, dan dilanjutkan oleh Descartes, dan
Immanuel Kant. Selanjutnya, berbicara tentang filsafat, apabila kita
mendengar kata filsafat, kita akan membayangkan mengenai hal-hal yang
abstrak, yang tidak konkret/ tidak nyata, dan hanya berupa bayang-bayang
atau lamunan. Seseorang yang berfilsafat diilustrasikan sebagai orang yang
berpijak di bumi dan menengadah ke arah bintang-bintang di langit.
Artinya, ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan alam
(Riswandi, 1993: 15), sehingga bisa dinyatakan bahwa ruang lingkup
filsafat hanyalah meliputi hal-hal yang tidak riil, yang seolah-olah
seseorang yang berfilsafat digambarkan sebagai seseorang yang dalam
kehidupannya hanya melamun sepanjang hari. Pada hal, yang sebenarnya
tidaklah demikian, mengingat filsafat juga mempermasalahkan hal-hal
yang tampak atau yang praktis, termasuk hal-hal yang konkret karena
filsafat berhubungan dengan kehidupan manusia dalam kegiatan sehari-
hari, misalnya hubungan dengan sesama manusia, dengan masyarakat luas,
dengan negara dan berkaitan pula dengan masalah-masalah bidang
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan pendidikan.
4
makna mencari kebenaran atas sesuatu. filsafat adalah sesuatu yang
mengarah pada kemungkinan membangun masa depan baru (Bradley,
2021).
5
nilai-nilai. Sistem pendidikan bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan,
pandangan hidup dan filosofis tertentu. Pemikiran inilah yang mendasari
akan pentingnya filsafat pendidikan Pancasila yang merupakan tuntutan
nasional. Oleh karena filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan bulat dan
utuh, atau kesatuan organik yang berlandaskan pada Pancasila.
6
Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
fisafat yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas (karakteristik)
suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah jiwa, roh dan
kepribadian sistem pendidikan nasional, sehingga sistem pendidikan
nasional idealnya dijiwai didasari dan mencerminkan identitas Pancasila,
citra dan karsa bangsa Indonesia sebagaimana yang yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, sebagai perwujudan jiwa dan nilai Pancasila.
7
pengajaran dapat terarah, selain dapat mempermudah para pendidik dalam
menyusun pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
1. Bidang Ontologi
Ontologi berasal dari kata dasar “ontos”, yang artinya “ada “,
“being” dan “logoi” yang artinya ilmu, sehingga ontologi merupakan
salah satu cabang filsafat yang bekhidmat menelaah hal ihwal ‘ada’
atau ‘being’ pada umumnya. Filsafat ontology atau filsafat metafisika
dalam jajaran cabang-cabang filsafat lainnya menempati posisi yang
sangat sentral dan menentukan. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu
hakekat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang
sebenarnya.
Ontologi meliputi masalah apa hakikat ilmu itu, apa hakikat
kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan yang
tidak terlepas dari persepsi kita tentang apa dan bagaimana yang ada.
Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat meliputi dasar
ontologism yang terdiri atas 5 sila yang setiap sila itu bukanlah asas
yang berdiri sendiri-sendiri melainkan memiliki satu kesatuan dasar
ontologism. Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah
8
manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis oleh karena itu,
hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek
pendukung pokoknya adalah manusia. Jika kita pahami dari segi
filsafat Negara bahwa pancasila adalah dasar filsafat Negara. Adapun
pendukung pokok negara adalah rakyat. Dan unsur rakyat adalah
manusia itu sendiri. Sehingga tepatlah jikalau filsafat pancasila bahwa
dasar antropologis sila-sila pancasila adalah manusia.
2. Dasar Epistemologis
Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya
knowledge yaitu pengetahuan (Bahrum, 2013). Kata tersebut terdiri
dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme
artinya tentang pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka
dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan pengetahuan
tentang pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu yang membahas
secara mendalam segenap proses penyusunan pengetahuan yang
benar. Pada dasarnya tidak bisa dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Pancasila sebagai suatu ideology bersumber pada nilai-nilai dasarnya
yaitu filsafat pancasila.
3. Dasar Aksiologis
Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”.
Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos” berarti”ilmu
pengetahuan, ajaran dan teori”. Aksiologi adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakikat nilai yang ditinjau dari sudut kefilsafatan.
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai hanya nilai macam apa
saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan
manusia. Banyak pandangan tentang nilai terutama dalam
menggolong-golongkan nilai-nilai tergantung pada sudut pandang apa
yang akan dibahas. Contoh: nilai kenikmatan, nilai kehidupan, nilai
kewajiban, dan sebagainya
9
peserta didik melalui penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua
level dan jenis pendidikan. Ada dua pandangan yang menurut (Jumali dkk,
2004), perlu dipertimbangkan dalam menetukan landasan filosofis dalam
pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang manusia Indonesia.
Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia
sebagai:
10
Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas
Pancasila. Cita dan karsa bangsa Indonesia diusahakan secara
melembaga dalam sistem pendidikan nasioanl yang bertumpu dan
dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup dan folosofi tertentu.
Inilah dasar pikiran mengapa filsafat pendidikan Pancasila merupakan
tuntutan nasional dan sistem filsafat pendidikan Pancasila adalah sub
sistem dari sistem Negara Pancasila. Dengan memperhatikan fungsi
pendidikan dalam membangun potensi bangsa, khususnya dalam
melestarikan kebudayaan dan kepribadian bangsa yang ada pada
akhirnya menentukan eksistensi dan martabat bangsa, maka sistem
pendidikan nasional dan filsafat pendidikan pancasila seyogyanya
terbina secara optimal supaya terjamin tegaknya martabat dan
kepribadian bangsa. Filsafat pendidikan Pancasila merupakan aspek
rohaniah atau spiritual sistem pendidikan nasional, tiada sistem
pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. (Semadi, 2019)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pendidikan Pancasila adalah tuntutan formal yang
fungsional dari kedudukan dan fungsi dasar negara Pancasila sebagai
sistem Kenegaraan Republik Indonesia. Kesadaran memiliki dan mewarisi
sistem kenegaraan Pancasila adalah dasar pengamalan dan pelestariannya,
sedangkan jaminan utamanya ialah subjek manusia Indonesia seutuhnya
terbina melalui sistem pendidikan nasional yang dijiwai oleh filsafat
pendidikan Pancasila.
B. Saran
Setelah kita membahas dan menyimpulkan makalah ini, maka kami
menyarankan agar memperhatikan dan memahami semua permasalahan
ini. Hendaknya kita mengaplikasikan semua apa yang telah kita bahas itu
ke dalam kehidupan sehari-hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, I., & Wahyudi, A. V. (2020). Fungsi Filsafat Pancasila dalam Ilmu
Pendidikan di Indonesia. Tatar Pasudan : Jurnal Diklat Keagamaan
Vol.14 No.2, 209-218.
Irawati, & Dkk. (2019). Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Sidoarjo: Zifatama
Jawara.
13