Anda di halaman 1dari 162

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI KLINIS & PERKEMBANGAN

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun oleh
Kelompok 5

TANDA
NO NAMA NPM
TANGAN
1 Farhan Hilmi Naufal 12518524
2 Kartika Suci 13518603
3 Putrie Nurul Aulia H 15518680
4 Shohaibatul A 16518705
5 Teresa Kiseki 17518030
6 Tyana Cintya 17518168

DEPOK
JUNI 2020
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING KLINIS
DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER DALAM FILM SPLIT

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun oleh
Kelompok 5

TANDA
NO NAMA NPM
TANGAN
1 Farhan Hilmi N. 12518524
2 Kartika Suci 13518603
3 Putrie Nurul A. 15518680
4 Shohaibatul A. 16518705
5 Teresa Kiseki 17518030
6 Tyana Cintya 17518168

DEPOK
JUNI 2020

DAFTAR ISI

i
HALAMAN COVER..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Pengamatan Awal.......................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................16
II. LANDASAN TEORI......................................................................................17
A. Definisi Dissociative Identity Disorder.....................................................17
B. Ciri-Ciri Dissociative Identity Disorder...................................................17
III.RANCANGAN OBSERVASI.......................................................................20
IV. HASIL OBSERVASI.....................................................................................26
V. PEMBAHASAN.............................................................................................78
VI. KESIMPULAN...............................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................80

ii
I. PENDAHULUAN

A. Pengamatan Awal
Judul Film : Split
Tahun Produksi : 2016
Negara Asal : Amerika Serikat, Jepang
Durasi Film : 117 menit
Sinopsis Film :

1. Observer 1 : Farhan Hilmi Naufal


a. Dalam Split, James McAvoy memerankan Barry, seorang fashionista yang
disukai. Dia juga Hedwig, seorang bocah berumur sembilan tahun. Dan Dennis
dan Patricia dan Orwell dan Jade. Pada nyatanya, itu tidak akan mengejutkan
jika dia menerima semua 23 karakter di dalam Kevin, pengidap gangguan
kepribadian ganda yang dia mainkan. Sebuah penampilan yang sensasional dari
McAvoy bertukar antar banyak orang-orang aneh di mana mereka berusaha
untuk menjadi dominan di dalam host atau tubuh orang tersebut. Ditulis dan
disutradarai oleh M. Night Shyamalan, yang belom membuat film semenarik
ini sejak Signs pada tahun 2002, Split juga sebuah ko-produksi dengan
Blumhouse, sebuah perusahaan di balik Paranormal Activity, The Purge, dan
beberapa film horor terkini. Ini sebenarnya bukan film horor, tapi mendekati
dengan genre-blending dengan elemen drama penculikan dan thriller-
psikologis – setelah Dennis, salah satu kepribadian Kevin yang bermasalah
mulai muncul dan menangkap tiga remaja perempuan di parkiran mobil.
Shyamalan mempunyai banyak ide-ide lain di mana perempuan-perempuan–
Claire (Haley Lu Richardson) dan Marcia (Jessica Sula), dan orang dari luar
Casey (Anya Taylor-Joy) – mencoba untuk kabur dari basement tempat mereka
dikurung. Dengan kepribadian Kevin yang beragam yang membingungkan
mereka – beberapa ada yang ramah, beberapa tidak – Casey lah, seorang
perempuan dengan trauma masa lalunya yang sadar bagaimana untuk
menghadapinya secara sendirian.

1
2

b. Psychological horror thriller yang menampilkan aktor James McAvoy ini


berkisah tentang satu sosok dengan dissociative identity disorder (D.I.D.)
bernama Kevin Wendell Crumb (James McAvoy). Pada awalnya, Kevin punya
23 kepribadian yang kesemuanya telah berjumpa dengan Dr. Karen Fletcher
(Betty Buckley) –psikolog yang udah menangani Kevin dengan D.I.D.-nya
sejak lama–. Akan tetapi, seiring mengalirnya film ini adegan demi adegan,
bisa diduga kalau kepribadian ke-24 segera “lahir” dan memimpin “kawanan”
dalam tubuh Kevin. Identitas ke-24 inilah yang akan kita kenal dengan nama
“The Beast”, sementara semua kepribadian dalam tubuh Kevin diberi julukan
“The Horde”.
Dengan melahirkan Split, sutradara yang terkenal dengan kehadiran plot
twists ini akan sangat wajar kalo kita kasih apresiasi tinggi. Cara dia menyusun
adegan demi adegan, teramat bisa menampilkan suasana seram yang membuat
penonton deg-degan. Misteri demi misteri yang hadir di setiap bagiannya,
berhasil mengundang tanya yang diliputi rasa penasaran. Aksi demi aksi dari
JamesMcAvoy yang harus memerankan langsung lebih dari tiga kepribadian
sekaligus, juga merupakan pelengkap memuaskan yang mewujudkan naskah
dan arahan tangan Syhamalan dengan apik.
Belum lagi, tempat yang digunakan sebagai kediaman Kevin dan
kepribadian-kepribadiannya yang lain, juga amat mendukung dalam
menghadirkan kecemasan. Di tempat yang juga kemudian dihuni oleh para
korban penculikan tadi, kita seolah disuguhi ancaman ketakutan setiap saat.
Kita bisa merasakan bagaimana takutnya diculik dan tidak bisa keluar, kita bisa
merasakan bagaimana rasanya otak harus berputar untuk mencari jalan untuk
segera bebas.
James McAvoy bukan hanya memerankan Kevin, dia juga turut
memerankan Dennis, Patricia, Hedwig, dan beberapa kepribadian lain yang
diam di tubuh Kevin, meski tidak semua kepribadiannya yang berjumlah 23 itu
ditampilkan.
3

Secara keseluruhan, film ini merupakan hasil karya Shyamalan, yang akan
mendulang puja-puji bagi yang menonton. Apalagi, di bagian akhir film ini,
kita akan diajak untuk berjumpa dengan tokoh yang muncul di film Shyamalan
tahun 2000, Unbreakable.
c. Split merupakan bagian kedua dari trilogi yang dibuat oleh M. Night
Shyamalan. Ceritanya berfokus pada tiga individu yang sangat berbeda yang
mempunyai kemampuan yang luar biasa. Shyamalan menyajikan sisi manusia
secara dalam pada genre superhero yang membuat film-film ini unik.
Yang benar-benar menonjol dari film ini adalah penampilan yang bagus
dari James McAvoy sebagai karakter utama. Kevin Wendel Crumb mempunyai
23 kepribadian yang berbeda di mana dia dapat berganti-ganti secara konstan.
Tampaknya kalau ini lebih dari sekadar gangguan kejiwaan yang biasa.
Penampilan fisiknya berubah secara signifikan pada tiap pergantian
kepribadian. Perubahan yang hebat ini berkumpul menjadi kepribadian ke-24
yang menyeramkan, the Beast. Menonton akting berkelas McAvoy
memerankan peran ini hebat, film ini layak ditonton untuk menyaksikan ini
sendirian.
2. Observer 2 : Kartika Suci
a. Shyamalan mengekstrapolasi penelitian sesungguhnya ke dalam
disociative identity disorder (D.I.D.) untuk pseudosainnya yang eksploitatif
dan pulpy, seperti semua penulis fiksi ilmiah terbaik (dan terburuk).
Seperti yang berulang kali ditekankan oleh Dr. Karen Fletcher (luar biasa
dimainkan oleh Betty Buckley), ada bukti bahwa individu dengan kepribadian
ganda dapat mengubah kimia tubuh mereka. Hal ini didasarkan pada penelitian
terbaru dalam 20 tahun terakhir yang mengindikasikan individu yang
didiagnosis dengan D.I.D. telah menunjukkan perbedaan fisiologis antara
'perubahan' (kepribadian) mereka, termasuk kewenangan yang dominan,
respons terhadap obat yang sama, dan sensitivitas alergi. Lebih lanjut,
perubahan telah menunjukkan perbedaan parameter visual, termasuk
kelengkungan kornea dan ukuran pupil.
4

Sekarang, apakah ini berarti bahwa seorang individu yang hidup dengan
D.I.D. akan dapat memiliki kekuatan set Spider-Man? Tidak, tetapi karena itu
pseudosain yang disebutkan sebelumnya, yang merupakan tempat berlindung
banyak pencipta dalam genre ini.
Jadi alter Dennis yakin bahwa kepribadian ke-24 yang sulit ditangkap, the
Beast, memiliki kulit sekeras badak dan jari-jari yang cukup kuat untuk digali
menjadi batu, memungkinkannya memanjat dinding. Dan ternyata memang
demikian, maka Beast mampu menampik peluru senapan yang Casey (Anya
Taylor-Joy) tembak padanya dalam apa yang pada awalnya tampaknya menjadi
pertarungan thriller tradisional antara rakasa pepatah dan mangsa gadis
terakhirnya.
Namun, saat kemeja Casey dicabut dalam perjuangan terakhir mereka,
terungkap bahwa dia memiliki bekas luka di perutnya — bekas luka yang
disebabkan oleh luka dan luka yang ditimbulkan sendiri. Seperti yang telah
dikonfirmasi sebelumnya dalam gambar, Casey dilecehkan berulang kali
selama bertahun-tahun oleh pamannya. Ini pertama kali ditemukan selama
salah satu dari beberapa kilas balik yang sangat mengganggu masa kecil Casey.
Setelah dipanggil untuk melepas bajunya dalam perjalanan berburu, film ini
memotong kejahatan yang tak terbayangkan sampai beberapa waktu kemudian
ketika Casey mencoba menembak dan membunuh pamannya. Tragisnya, dia
tidak dapat menarik pelatuk dan terlalu realistis mengatakan apa-apa kepada
ayahnya tentang pelecehan ... yang hanya berlanjut selama sisa masa
remajanya setelah ayahnya meninggal karena serangan jantung dan dia dipaksa
untuk hidup dengan pelakunya.
Tidak diragukan lagi, Shyamalan yang mengajarkan topik yang kejam dan
memilukan ini akan ditantang dan dikritik selama berminggu-minggu
mendatang. Secara sengaja, pembuat film ini bekerja dari penelitian analitik
yang menunjukkan bahwa DID kadang-kadang ditanggung sebagai bentuk
perlindungan neurologis atau pembebasan dari efek neurotoksik dari stres
traumatis. Dengan kata lain, karena Kevin Wendell dilecehkan oleh ibunya, dia
berempati dengan tanda-tanda penyalahgunaan serupa oleh Casey.
5

Dalam konteksnya, reaksi Casey yang kalah terhadap Dennis menerobos


masuk ke dalam mobilnya, dan kemudian dia memutuskan hubungan dengan
gadis-gadis lain ketika bangun di dalam penjara bawah tanah Kevin, lebih
masuk akal. Dan di akhir cerita, pemikiran Dennis / the Beast dikristalisasi
karena mereka memilih dua gadis lain untuk dijadikan makanan; mereka 'tidak
murni' karena fakta bahwa mereka tidak pernah 'menderita' dalam hidup. Masa
kecil dan kebahagiaan mereka yang tidak terganggu adalah alasan mengapa dia
menguntit dan akhirnya membunuh mereka. Melihat Casey memiliki setan
psikologisnya sendiri sudah cukup untuk menghindarkannya.
Ada sedikit ambiguitas tentang apa yang terjadi pada Casey setelah cobaan
yang mengerikan. Dia diberitahu oleh seorang petugas polisi bahwa pamannya
telah tiba untuk menjemputnya, tetapi Casey tidak meninggalkan mobil patroli.
Sementara ini lebih terbuka untuk interpretasi, maksud adegan itu jelas bahwa
Casey telah berhenti bersikap pasif dalam viktimasinya. Padahal sebelumnya
dia membiarkan ayah teman sekelas menggembalakannya dengan lembut ke
arahnya — tanpa perlawanan lebih dari yang dia miliki ketika menyaksikan
Dennis mengalahkan dua gadis di kursi belakang dan kemudian datang
untuknya — dia sekarang selesai dengan membiarkan dirinya didorong tanpa
kata-kata didorong ke penjara satu demi satu. Dia tidak bisa menarik pelatuk
pamannya sebagai seorang anak, tetapi sebagai seorang wanita muda dia akan
menembakkan senapan ke Beast. Demikian juga, dia menolak untuk dikawal
kembali ke neraka bersama pamannya. Perhatian tokoh otoritas, seperti milik
kami, langsung ditarik ke api di mata Casey. Implikasinya adalah bahwa Casey
akan mengkonfirmasi kecurigaan yang sudah mengaburkan tentang sesuatu
yang busuk di negara bagian Denmark, pepatahnya, dan dengan seorang paman
jahat, mesum tidak kurang.
b. Sinopsis film ini berkisah tentang pria bernama Kevin Wendell Crumb
(James McAvoy) dengan 23 kepribadian. Ke-23 kepribadian menguasai tubuh
Kevin. Sehingga, setiap saat dia bisa berubah dari satu kepribadian ke
kepribadian lain. Tiba-tiba, dia sifatnya berubah menjadi kekanak-kanakan,
kemudian seperti seorang ibu yang judes, pemuda kasar, hingga pria yang
6

sangat memperhatikan kerapian dan sebagainya. Berbagai karakter itu bisa


keluar dengan dengan menggunakan alat bantu bernama "Light" atau cahaya
dalam tubuh Kevin. Suatu hari, Kevin, yang kala itu dikuasai karakter Denis,
menculik tiga remaja perempuan. Dua perempuan di antaranya cukup terkenal
di sekolah, yakni Claire (Jessica Sula) dan Marcia (Haley Lu Richardson).
Sementara satunya lagi merupakan seorang introvert bernama Cassie (Anya
Taylor-Joy). Para perempuan itu dikurung di dalam sebuah basement yang
tidak jelas lokasinya. Seiring berjalannya waktu, ketiga perempuan itu
mengetahui bahwa Kevin memiliki banyak kepribadian. Dari informasi salah
satu karakter dalam tubuh Kevin, mereka akan ditumbalkan pada karakter ke
24 bernama The Beast. Karakter The Beast sedang dalam perjalanan
menghampiri mereka.
c. Film ini dibuka dengan penculikan tiga gadis remaja oleh seorang pria tak
dikenal. Ketiga remaja ini disekap di ruang bawah tanah, tapi yang
membingungkan pria yang menculiknya tadi sering berganti pakaian yang
aneh. Setiap kali berganti pakaian, tingkah lakunya pun berubah, seolah dia
bukan orang yang sama.
Rupanya pria tersebut memang menderita kelainan jiwa, yang
memaksanya berubah-ubah lantaran di dalam dirinya ada 23 macam
kepribadian. Pria ini sudah mengaku kepada psikiater bahwa dia memiliki 23
kepribadian, namun muncul lagi satu kepribadian yang benar-benar buas.
James McAvoy tampaknya mempunyai skill peran yang kian terasah.
Perannya di film Split kali ini benar-benar sangat memukau. Walau tidak ke-23
kepribadian dari Kevin yang dimainkan secara jelas, tapi setidaknya ada 4
karakter yang paling menonjol yang dia perankan dan benar-benar mencapai
totalitas. Peran sebagai Dennis dengan obsessive-compulsive disorder, Patricia
adalah seorang wanita dengan tatapan dingin, Hedwig seorang anak berusia 9
tahun, hingga Barry yang agak kemayu dan gemar dengan desain fashion,
diperankan sangat baik oleh McAvoy. Bahkan karena totalnya McAvoy
memainkan setiap karakter, penonton bisa merasakan bahwa setiap karakter
kepribadian tersebut memang benar-benar berbeda antara satu dan yang lain.
7

Terutama karakter untuk Hedwig, adalah seorang bocah berusia 9 tahun yang
rada usil dan tinggi tapi punya rasa penasaran tinggi. Lawan main McAvoy
disini adalah aktris muda berusia remaja, Anya Taylor-Joy yang berperan
sebagai Casey. Casey memiliki karakter yang antisosial dengan masa lalu yang
kelam, namun cerdik dan pandai memanfaatkan keadaan untuk bisa
menyelamatkan diri.
Setting lokasi yang lebih banyak berkutat di ruang bawah tanah,
mengingatkan kita akan film 10 Cloverfield. Tapi setidaknya sesekali ada
scene di luar ruangan, dimana Kevin mengunjungi konsultan psikiaternya yaitu
Dr Fletcher (Betty Buckley). Atau ketika Casey mengalami flashback ke masa
kecilnya saat dia berburu rusa bersama ayahnya. Ini lumayan tidak membuat
penonton jengah, apalagi buat penonton yang punya phobia ruang sempit dan
gelap.
Yang unik di film ini juga tentunya karena sudut pandang cerita tidak
hanya diambil dari pemeran protagonist, yang notabene disini adalah Casey.
Karena pengembangan cerita lebih mengutamakan si Antagonis yaitu Kevin.
Apa yang menyebabkan Kevin menjadi psikopat dengan bermacam
kepribadian, dan apa motivasinya menculik Casey dan rekan-rekannya,
membuat penonton penasaran sekaligus merasakan kengerian sepanjang film.
3. Observer 3 : Putrie Nurul A.
a. M. Night Shyamalan pun mencoba bangkit di tahun 2017 dengan merilis
Split. Film ini mengisahkan teror yang dialami tiga gadis, yaitu Casey (Anya
Taylor-Joy), Claire (Haley Lu Richardson), dan Marcia (Jessica Sula) saat
hendak melakukan perjalanan bersama. Seorang pria asing bernama Kevin
(James McAvoy) tiba-tiba membius lalu menculik mereka bertiga.
Casey, Claire, dan Marcia kemudian disekap dalam sebuah ruangan entah
di mana lokasinya. Ketiga gadis ini panik dan berusaha mencari jalan keluar.
Namun, usaha mereka tidak mudah karena Kevin ternyata bukan laki-laki
biasa.
Kevin memiliki 23 kepribadian yang muncul bergantian. Dia bisa berubah
menjadi seorang perempuan bernama Patricia, anak kecil bernama Hedwig,
8

dan pria dewasa bernama Dennis. Setiap kepribadian Kevin memiliki watak
berbeda dimana beberapa diantaranya bisa membahayakan.
Berkali-kali Casey, Claire, dan Marcia coba meloloskan diri, saat itu pula
Kevin selalu hadir mencegah. Kevin memperingatkan mereka jika seekor
monster akan datang untuk menjadikan mereka santapan.

b. Kisah film ini dimulai saat tiga orang gadis (Anya Taylor-Joy, Haley Lu
Richardson, dan Jessica Sula) yang diculik dari tempat parkir mobil oleh sosok
misterius. Sempat menyangka diculik oleh sekawanan orang, ketiga gadis ini
cukup kaget setelah tahu kalau "kawanan" tersebut ternyata cuma satu orang
yang memiliki 23 kepribadian (James McAvoy). Kondisi tersebut membuat
para gadis ini semakin khawatir karena sadar kalau yang mereka hadapi bukan
penculik biasa.
Film ini terbagi dalam 3 bagian. Pertama jalan cerita utama tentang
penculikan, kedua menceritakan hubungan karakter si penculik dengan
psikiaternya (Betty Buckley), dan yang ketiga jadi bagian terpenting dalam
film, yaitu cerita flashback salah satu korban penculikan, Casey (Taylor-Joy),
dengan masa lalu gelapnya.
Pada dasarnya, cerita yang disajikan dalam Split memang rumit, tetapi
nyatanya tidak terlalu rumit. Tentunya hal ini jadi nilai plus bagi Shyamalan
yang mampu menulis cerita rumit, tetapi saling berhubungan.
Split bisa dibilang jadi "one man show" seorang James McAvoy, aktor asal
Skotlandia yang dikenal para geeks sebagai Profesor X muda di film X-Men.
Dalam film ini, McAvoy dituntut untuk memerankan beberapa karakter
(tidak semua dari 23 kepribadian itu ditampilkan dalam film) yang punya sifat,
sikap, serta karakteristik yang berbeda. Mulai dari seorang pria mesum yang
perfeksionis dan alergi debu, seorang gadis elegan yang manipulatif, seorang
desainer baju yang gemulai, hingga menjadi bocah 9 tahun.
Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah Anya Taylor-Joy.
Dalam Split, dia memerankan Casey, salah satu korban penculikan yang tidak
9

terlalu banyak bicara, tetapi tetap mampu menggambarkan perasaan seorang


anak dengan masa lalu yang gelap. Taylor-Joy juga menghasilkan chemistry
yang baik dengan McAvoy, meskipun di awal film tidak cukup terlihat. Tidak
hanya Taylor-Joy, aktris Betty Buckley juga memainkan perannya sebagai
psikiater dengan sangat baik.

c. Mencari tahu siapa nama tokoh yang diperankan oleh James McAvoy
dalam film ini aja pada awalnya membuat kita kebingungan. Kadang dia
dipanggil Dennis. Kadang dia memakai baju wanita dan memanggil dirinya
Patricia. Pada nantinya, nama dia sebenarnya adalah Kevin. Ittu karena James
McAvoy memerankan seseorang yang memiliki ‘kelainan’ yang biasa dikenal
dengan istilah Kepribadian Ganda atau Dissociative Identity Disorder. Dua
puluh tiga kepribadian bersemayam di dalam kepala Kevin dan salah satunya
sudah menculik tiga gadis remaja. Dia mengurung mereka entah di mana,
dengan alasan yang secara perlahan dibeberkan oleh cerita.
Menonton film ini, kita akan melihat ketiga cewek yang berusaha keluar
dari ‘sarang’ Dennis, dan kita juga akan melihat Kevin – dalam persona
flamboyan Barry – yang mengunjungi psikologis demi menangani masalah
split personality-nya.
Sesungguhnya ada tiga penampilan utama yang jadi fondasi superkokoh
penceritaan film Split. James McAvoy, Betty Buckley, dan Anya Taylor-Joy.
Dalam film Split, Casey (yang diperankan oleh Anya Taylor-Joy) memiliki
peran yang sangat subtle. Sembari film berlanjut, naluri survival bisa tumbuh
dari diri Casey dalam cara yang sangat tersirat.
Dr. Fletcher ingin berkomunikasi sama semua kepribadian di dalam kepala
Kevin. Mendengar bahwa mereka duduk melingkar nunggu giliran dapat
‘cahaya’ kelihatan sekali membuat Dr. Fletcher penasaran. Dia mencoba untuk
mengetahui bagaimana Kevin dan variasi identitasnya bekerja. Bukan hanya
untuk mencari tahu apa akar masalah sehingga bisa menolong dan memgobati
10

Kevin, melainkan juga karena dia percaya ‘kemampuan’ pasiennya ini dapat
digunakan untuk kebaikan.
Child abuse dan trauma jadi tema berulang yang jadi titik tolak cerita film
ini berangkat. Kita bisa melihat bagaimana pasien mengubahnya menjadi
sebuah sistem pertahanan diri, kita melihat dua remaja yang tidak punya self –
defense jadi korban dan yang pernah mengalami abuse justru kuat dan selamat.
Juga ada indikasi mengerikan seputar Kevin yang dikuasai oleh persona-
persona yang lain, karena mereka terbentuk dari amarah yang ditekan oleh
Kevin.
4. Observer 4 : Shohaibatul A.
a. Film ini menceritakan tentang seorang pria dengan 24 kepribadian
bernama Kevin Wendell Crumb (James McAvoy) yang secara misterius
menculik tiga orang gadis, Casey Cooke (Anya Taylor-Joy), Claire Benoit
(Haley Lu Richardson), dan Marcia (Jessica Sula). Mulanya ketiga gadis ini
hendak pulang dari pesta ulang tahun Claire dengan diantar oleh ayah Claire.
Namun hal yang mengejuwtkan terjadi, secara tiba-tiba pria misterius yang
diketahui dialah Dennis (pribadi lain dari Kevin) malah yang membawa
mereka pergi, setelah sebelumnya Casey, Claire dan Marcia disemprot dengan
cairan bius.
Setelah sadarkan diri, Casey, Claire dan Marcia telah berada di suatu
tempat misterius. Suatu ruang tertutup dan terkunci, hanya terdapat satu kamar
mandi dan dua tempat tidur. Ketiga gadis ini mulanya tidak menyangka bahwa
pria yang menculiknya menderita multiple personalities. Ada tiga pribadi yang
secara konstan muncul di hadapan ketiga gadis ini, yaitu Dennis seorang pria
yang terobsesi pada kebersihan, Patricia dan Hedwig bocah berusia 9 tahun.
Hanya Casey-lah yang mampu mendekati salah satu dari pribadi Kevin,
yaitu Hedwig. Sementara Claire dan Marcia yang mencoba usaha melarikan
diri nyatanya malah memperparah keadaan. Mereka ditempatkan di ruang
terpisah antara satu sama lain.
Kevin kerap mengunjungi psikiater pribadinya, Dr. Karen Fletcher (Betty
Buckley) untuk menjalani terapinya. Namun hal aneh juga terjadi. Dr. Fletcher
11

yang telah mengenal masing-masing pribadi dari Kevin merasa ada yang
janggal. Salah satu dari pribadi Kevin bernama Barry kerap mengirim surel
yang berisi pesan darurat. Pribadi yang mengaku bernama Barry yang
belakangan sering mengunjungi Dr. Flectcher juga berbeda dari yang dia kenal.
Dan belakangan diketahui ternyata yang selama ini mengunjungi Dr. Fletcher
dialah Dennis.
Dennis, Patricia dan Hedwig sering menggumam-gumamkan “sang
monster” yang diduga dialah pribadi ke-24 dari Kevin yang belum diketahui
oleh Dr. Fletcher. Dr. Fletcher sendiri terus meyakinkan pribadi lain dari Kevin
bahwa sang monster tidak nyata. Namun ternyata, hal yang menyeramkan itu
terjadi. “Sang monster” telah terbentuk sebagai pribadi ke-24 dari Kevin.
Pribadi yang terbesar, terkuat, dan tidak terkalahkan.
b. Casey, Claire, dan Marcia sebenarnya hanya ingin pulang ke rumah
setelah pesta ulang tahun mereka selesai. Sungguh kasihan, begitu tidak
beruntungnya mereka bahwa ketiganya justru menjadi target penculikan dari
seorang pria misterius yang bernama Dennis. Ketiganya dibius, dibawa ke
sebuah rumah / ruangan tersembunyi dan disekap. Tidak ada orang yang tahu
di mana mereka – bahkan ketiga orang ini. Tidak lama kemudian adegan
berganti pada seorang psikolog bernama Karen Fletcher. Akan tetapi kali ini
Karen tidak menyebutnya Dennis. Karen menyebut orang yang sama ini
dengan nama berbeda, yaitu Barry. Rupanya di dalam sosok orang yang
menyebut nama mereka Barry, Dennis, dan lain-lainnya adalah 23 kepribadian
yang berbeda-beda.
c. McAvoy berperan sebagai Kevin, seorang korban penganiayaan masa
kecil yang telah menyelinap ke dalam lingkungan yang sangat dalam
perlindungan identitas disosiatif mana, sebagai koping, dia telah menciptakan
23 kepribadian yang berbeda, berbeda di mana lebih baik dari yang lain. Dan di
adegan pembuka film, salah satu avatar khusus yang ditangkap menculik tiga
gadis muda dan melepaskan mereka di ruang bawah tanah. Performa McAvoy
di sini tidak ada yang luar biasa. Benar, kita tidak bisa melihat masing-masing
dari 23 kepribadian, tetapi Shyamalan dengan bijak memilih untuk
12

mengembangkan hanya segelintir dari mereka. Ini adalah peran yang secara
positif menuntut kinerja mengunyah pemandangan, over-the-top, dan itulah
yang disampaikan McAvoy. Seringkali, dia diharuskan untuk beralih antara
Dennis yang jahat dan Patricia ke Hedwig dan Barry yang lebih polos,
biasanya dengan uang receh, dan satu pada kesempatan yang tak terlupakan,
dalam adegan yang sama.
Shyamalan berperan dalam ketakutan kita, yang tidak dapat dipahami,
yang tidak diketahui, dari apa yang tidak kita pahami - dalam hal ini, penyakit
mental. Ini adalah sikap yang kontroversial untuk diambil, dibuat lebih
meragukan dengan bagaimana film menggali latar belakang yang diberikan
kepada karakter Anya Taylor-Joy (dia memainkan salah satu tawanan dan
banyak cerita diceritakan melalui sudut pandangnya), tapi saya percaya bahwa
pada akhirnya, sementara pilihan naratif ini dipertanyakan, untuk jenis film ini,
mereka bekerja.
5. Observer 5 : Teresa Kiseki
a. Kevin (McAvoy) adalah pasien D.I.D. yang memiliki 23 identitas berbeda.
Karen Fletcher (Buckley) dibebani dengan sebagian besar latar belakang film
yang dipelajarinya, dari sesi-sesinya dengan Kevin (yang mengunjunginya
dengan kedok salah satu kepribadiannya bernama Barry) dan dari pidato Skype
yang dia sampaikan kepada rekan-rekannya di mana dia menjelaskan
keyakinannya bahwa kepribadian yang berbeda dari individu yang terpengaruh
dapat mengambil atribut fisiologis yang berbeda. Meskipun hanya bisa
menyaksikan setengah lusin dari berbagai identitas Kevin (disebut perubahan),
tanggal 24 muncul dan merupakan alasan dia menculik Claire (Richardson),
Marcia (Sula), dan Casey (Taylor-Joy). Gadis-gadis itu membangunkan gaya
gergaji di ruang bawah tanah yang terkunci dan tidak berjendela, dan, sedikit
demi sedikit, membuat kenalan para alter: Dennis, orang aneh, OCD clean
freak; Miss Patricia, seorang wanita pengawas dengan sepatu hak tinggi;
Hedwig, seorang remaja yang lesu; dan lain-lain. Apakah, kita belajar dari
dokter, sering kali merupakan konsekuensi dari pelecehan masa kanak-kanak,
dan itu adalah sesuatu yang Casey (kita pelajari dari kilas baliknya) tahu
13

sesuatu tentang itu. Dia benar-benar satu-satunya korban penculikan dengan


siapa cerita itu benar-benar menyangkut dirinya. Dua gadis lainnya dipisahkan
dan dimasukkan ke dalam kamar yang terpisah, dan upaya mereka yang tidak
produktif untuk melarikan diri menjadi inti dari alur cerita masing-masing.
b. Casey (Anya Taylor-Joy) dibiarkan tanpa perjalanan setelah belas kasihan
mengundang ke pesta teman sekelas. Seorang ayah yang membantu bersedia
untuk memberinya tumpangan pulang, tetapi dua teman terkikik di belakang
(Haley Lu Richardson dan Jessica Sula) terlalu sibuk melihat ponsel mereka
untuk menyadari bahwa pria yang baru saja menyelinap ke kursi pengemudi
sebenarnya adalah seseorang lain. Beberapa suntikan aerosol kloroform
kemudian dan ketiga remaja itu terbangun di ruang terkunci di ruang bawah
tanah pria yang menyeramkan.
Tapi mungkin itu bukan pria yang menyeramkan; mungkin banyak orang.
Bisa dibilang keduanya. James McAvoy berperan sebagai Barry, atau mungkin
Dennis, atau Hedwig atau Patricia. Dia menderita gangguan identitas disosiatif
dan, berkat beberapa kepribadian yang lebih bermasalah dalam dirinya, dia
menyusun rencana untuk menculik dua gadis populer untuk semacam ritual.
Alur cerita di Split terbagi dalam tiga cara. Ada perjuangan yang cukup
khas (tapi tegang) dari para wanita muda yang berusaha melarikan diri dari
penculiknya, kemudian ada kilas balik Casey, di mana ayah dan pamannya
mengajar berburu uang, yang menggoda asal-usul sikapnya yang baja. Lalu ada
McAvoy, dalam berbagai samaran, berinteraksi dengan terapisnya, Dr Fletcher
(Betty Buckley), yang perlahan-lahan menyadari bahwa pasiennya yang berisi
biasanya sedang menuju ke gangguan.
Dalam film Split, meskipun menjadi horor-thriller, saat-saat paling
menarik adalah yang dihabiskan McAvoy di sofa Dr Fletcher. Split melakukan
all-in pada McAvoy yang tergelincir dari persona ke persona. Dengan hanya
sedikit perubahan kostum, dia berubah dari orang aneh yang bersih menjadi
perancang busana flamboyan menjadi anak yang dewasa sebelum waktunya.
Karakter menderita semacam disosiasi yang akut, jadi Fletcher berpendapat
14

pada konferensi rekan yang tidak mendapatkannya, pikirannya mengubah


anatomi yang sebenarnya.
c. Tiga gadis remaja diculik setelah pesta ulang tahun oleh seorang pria
berpotongan pendek bernama Dennis dengan kemeja berkancing. Dia terobsesi
dengan kebersihan, dan dia terdengar aneh seperti John Turturro untuk seorang
pria yang konon berasal dari Philly. Faktanya, Dennis diperankan oleh aktor
Inggris yang bermata lembut, yang berubah bentuk, James McAvoy,
sebagaimana 23 kepribadian lainnya yang berada dalam tubuh seorang lelaki
yang memiliki nama keluarga seniman kelahiran Philadelphia yang terkenal
(dan terkenal aneh).

Salah satu wanita muda - Casey (Anya Taylor-Joy) - dipilih untuk


perhatian khusus dari kamera (meskipun tidak, setidaknya pada awalnya, dari
Dennis dan rekan-rekannya). Rekannya yang diculik, Claire (Haley Lu
Richardson) dan Marcia (Jessica Sula), berganti-ganti antara panik dan
menantang, tetapi Casey menasihati kesabaran dan perhatian. Kilas balik ke
perjalanan berburu yang dia lakukan ketika masih berusia 5 tahun (Izzie Leigh
Coffey) di perusahaan ayahnya (Sebastian Arcelus) dan pamannya (Brad
William Henke) tampaknya menjelaskan sumber keterampilan bertahan
hidupnya, meskipun ternyata bahwa kenangan itu memiliki makna lain yang
lebih gelap juga.
Dennis dan teman-temannya, sementara itu - sebagian besar adalah Barry,
sebenarnya - berkonsultasi dengan seorang terapis, Dr. Fletcher, yang tinggal
sendirian di sebuah rumah boneka yang penuh dengan buku dan dimainkan
oleh Betty Buckley yang luar biasa. Fungsi utama Dr. Fletcher adalah untuk
menjelaskan film kepada penonton, memberi pertanda klimaks dengan teori
pseudo-ilmiah heterodoksnya tentang pasiennya yang banyak sisi, tetapi Ms.
Buckley juga memberikan dimensi kehangatan dan kecerdasan bahwa Split
akan jauh lebih baik.
6. Observer 6 : Tyana Cintya
15

a. Split mengisahkan seorang laki-laki berkepala plontos (James McAvoy)


yang memiliki 23 kepribadian. Di awal film Shyamalan langsung membuat kita
bingung dengan adegan penculikan tiga orang gadis remaja (Casey, Claire,
Marcia) yang dibawa ke kamar di sebuah basement. Penculik tersebut
diketahui bernama Dennis dengan ciri khas mengenakan kacamata dan
terobsesi dengan kebersihan.
Cerita berlanjut pada rangkaian flashback di mana McAvoy mengunjungi
seorang psikolog tua bernama Dr. Fletcher (Betty Buckley). Penonton lalu
diberikan informasi tentang kelainan yang diderita oleh tokoh yang diperankan
McAvoy dan tentang potensi luar biasa yang dimilikinya melalui tokoh Dr.
Fletcher. Adegan lalu kembali ke basement dimana Casey mencoba untuk
mencari jalan keluar bersama dua temannya.
Perubahan karakter McAvoy pun mulai terjadi, Dennis yang semula
adalah laki-laki dewasa dalam sekejap berubah menjadi Patricia, wanita dengan
ciri khas selendang wool melingkari bahunya. Lalu seketika berubah 180
derajat menjadi seorang bocah laki-laki bernama Hedwig. Pertanyaan demi
pertanyaan silih berganti muncul di kepala kita untuk mencoba memahami apa
yang sebenarnya dicari oleh tokoh-tokoh yang diperankan oleh McAvoy di
film ini.
b. Film ini menceritakan tentang Kevin, yang menderita gangguan identitas
disosiatif (Dissociative Identity Disorder) dan memiliki kepribadian 23 alter
ego. Dia sengaja menculik tiga remaja perempuan yang sengaja di sekap di
ruang bawah tanah rumah Kevin. Para remaja ini terus mencari tahu asal – usul
kepribadian Kevin yang setiap datang untuk mengunjungi mereka menjadi
seperti orang yang berbeda – beda seolah dia bukan orang yang sama. Setiap
harinya para remaja ini dibuat ketakutan oleh tingkah polah Kevin tanpa
memberikan alasan yang jelas. Mereka harus segera keluar dari rumah tersebut
sebelum Kevin melepaskan kepribadian ke-24-nya.
c. Taylor-Joy memerankan Casey, seorang remaja penyendiri yang diculik
setelah pesta ulangtahun teman sekelasnya, bersama dengan Claire (Haley Lu
Richardson) dan Marcia (Jessica Sula). Seorang pria yang menculiknya
16

(McAvoy) pada awalnya bepenampilan sebagai yang rapi, sosiopat yang rewel,
dan memberitahukan gadis-gadis tersebut untuk tidak meninggalan ruangan
yang terkunci di mana dia menahan mereka. Tapi dia kembali beberapa waktu
kemudian, dan tiap pertemuan, dia menunjukkan kepribadian yang berbeda-
entah itu sebagai wanita yang elegan atau anak kecil yang nakal.
Berkat scene-scene yang berbeda di mana dia bertemu konselornya, Dr.
Fletcher (Betty Buckley), kita memahami bahwa Kevin mempunyai 23
kepribadian yang berbeda. Tapi yang lebih menarik adalah bahwa ada
kepribadian baru, yang dia maksud sebagai The Beast, yang sedang berusaha
untuk muncul.
7. Kesimpulan Sinopsis
Kesimpulan dari sinopsis film Split adalah film ini bercerita tentang Kevin
Wendell Crumb, yang memiliki 23 kepribadian yang berbeda atau menderita
Dissociative Identity Disorder, menculik tiga gadis dan mengurung mereka di
dalam suatu ruangan yang terkunci. Ketiga gadis ini berusaha untuk kabur dari
ruangan tersebut.
Para gadis ini juga terus mencari tahu asal – usul kepribadian Kevin yang
setiap datang untuk mengunjungi mereka menjadi seperti orang yang berbeda –
beda seolah dia bukan orang yang sama.
Dalam film, Kevin kerap mengunjungi psikiater pribadinya, Dr. Karen Fletcher
untuk menjalani terapinya. Namun hal aneh juga terjadi. Dr. Fletcher yang telah
mengenal masing-masing pribadi dari Kevin merasa ada yang janggal. Salah satu
dari pribadi Kevin bernama Barry kerap mengirim surel yang berisi pesan darurat.
Pribadi yang mengaku bernama Barry yang belakangan sering mengunjungi Dr.
Flectcher juga berbeda dari yang dia kenal. Dan belakangan diketahui ternyata
yang selama ini mengunjungi Dr. Fletcher dialah Dennis.
Seiring berjalannya waktu, ketiga perempuan itu mengetahui bahwa Kevin
memiliki banyak kepribadian. Dari informasi salah satu karakter dalam tubuh
Kevin, mereka akan ditumbalkan pada karakter ke 24 bernama The Beast.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi beserta ciri-ciri dari Dissociative Identity Disorder
17

2. Memastikan kesesuaian target perilaku yang diamati dengan teori yang ada
3. Mengetahui ada-tidaknya target perilaku Dissociative Identity Disorder pada
karakter utama (Kevin Wendell Crumb) di dalam film Split
II. LANDASAN TEORI

A. Definisi Dissociative Identity Disorder


Dalam Haddock (2001), gangguan identitas disosiatif merupakan
kependekan dari kepribadian yang bergantian (alternate personality), di
mana alter merupakan bagian dari dalam diri yang terbelah atau terpisah
yang merupakan representasi dari memori, emosi, dan cara berhubungan.
Alter-alter ini bertindak berbeda antara satu kepribadian dengan yang
lainnya, dan di sebut sebagai “bagian dari dalam diri” karena alter-alter ini
merupakan dari kerpribadian individu secara keseluruhan.
Menurut Wade & Tavris (2007), gangguan identitas disosiatif
merupakan jenis gangguan yang ditandai oleh dua atau lebih kepribadian
yang berbeda dalam diri seseorang, di mana masing-masing memiliki
nama dan karakteristiknya sendiri-sendiri.
Dalam Nevid (2017), gangguan identitas disosiatif atau yang disebut
dengan kepribadian terpecah (split personality) adalah adanya dua atau
lebih kepribadian yang berbeda berada di dalam individu yang sama. Tiap
kepribadian mempunyai ke-khas-an, seperti cara berbicara, memori, di
mana setiap kepribadian alternatif bisa merepresentasikan gender, usia,
orientasi seksual, atau juga dorongan seksual yang berlawanan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Dissociative Identity
Disorder atau Gangguan Identitas Disosiatif merupakan jenis gangguan
yang ditandai oleh dua atau lebih kepribadian yang berbeda dalam diri
seseorang, tiap kepribadian mempunyai ke-khas-an, seperti cara berbicara,
memori, di mana setiap kepribadian alternatif bisa merepresentasikan
gender, usia, orientasi seksual, atau juga dorongan seksual yang
berlawanan.
B. Ciri-Ciri Dissociative Identity Disorder
Menurut Tomb (2000), ciri-ciri Dissociative Identity Disorder adalah sebagai
berikut:

18
19

1. Kepribadian yang menonjol atau mendominasi dapat terjadi secara bergantian.


Contohnya adalah seperti saat sedang merasa terancam kepribadian yang lemah
dengan rasa ancaman tersebut akan didominasi (muncul kepribadian yang lain
untuk melawan rasa takut akan ancaman tersebut).
2. Perilaku akan konsisten dengan kepribadian yang sedang mendominasi pada
saat itu.
Apabila seseorang memiliki 3 kepribadian yang berbeda semua (A, B, dan C),
saat kepribadian tersebut silih berganti dan kembali kepribadian yang sama,
kepribadian tersebut akan tetap memiliki sikap yang sama seperti yang
sebelumnya.
3. Setiap kepribadian dapat menyadari atau pun tidak menyadari adanya jenis
kepribadian yang lain.
Saat kepribadian berganti dari satu ke yang lainnya pada individu yang
mengalami Dissociative Identity Disorder, individu kadang mengingat kejadian
sebelumnya atau tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi pada
kepribadian sebelumnya.
Dalam Maslim (2003), ciri-ciri Dissociative Identity Disorder adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki dua atau lebih kondisi kepribadian yang berbeda
Masing-masing kepribadian memiliki nama dan karakteristiknya sendiri-
sendiri, dan dideskripsikan pada beberapa budaya sebagai suatu pengalaman
kerasukan. Misalnya, individu yang mengalaminya akan mengakui dan
menyebutkan diri dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi atau
kepribadian dia di saat itu.
2. Gangguan pada identitas
Terdapat diskontinuitas pada sadar terhadap diri dan terhadap perilaku diri
sendiri, yang diikuti dengan dampak alterasi, perilaku, kesadaran.
3. Simptom tidak berhubungan dengan efek fisiologis dari suatu zat
Seperti perilaku yang semrawut atau chaos saat keracunan alkohol, atau
kondisi medis lain.
20

Dalam Comer (2009), ciri-ciri Dissociative Identity Disorder adalah sebagai


berikut:
1. DID disebabkan karena penekanan (represi) yang berlebihan.
Penderita D.I.D. menghilangkan kecemasan dengan secara tidak sadar
mencegah ingatan, pikiran, atau impuls menyakitkan mencapai kesadaran.
Semua orang menggunakan represi sampai tingkat tertentu, tetapi orang-orang
DID dianggap menekan ingatan mereka secara berlebihan.
2. Pengalaman pahit pada masa kecilnya.
Individu yang mengalami trauma seperti itu mungkin takut dunia berbahaya
tempat mereka hidup dan terbang darinya dengan berpura-pura jadilah orang
lain yang memandang dengan aman dari jauh. D.I.D. dicirikan sebagai proses
melarikan diri dari kecemasan. Penderita D.I.D. pada masa kecilnya teruntuk
tindakan melupakan dan tanpa menyadarinya mereka belajar bahwa tindakan
seperti itu membantu mereka terhindar dari kecemasan.

Ciri-ciri yang akan di observasi di dalam film Split adalah sebagai berikut:
1. Memiliki dua atau lebih kondisi kepribadian yang berbeda
2. Kepribadian yang menonjol atau mendominasi dapat terjadi secara bergantian.
3. Setiap kepribadian dapat menyadari atau pun tidak menyadari adanya jenis
kepribadian yang lain.

Alasan mengapa memilih ciri-ciri tersebut adalah karena ciri perilaku ini
muncul pada tokoh utama di dalam beberapa adegan film ini.

3.
III. RANCANGAN OBSERVASI

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : (Field Setting / Lab Setting / Movie Setting)
2. Pencatatan Observasi : (Event / Time )
3. Kegiatan Observasi : (Partisipan / Non Partisipan)

B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal :
2. Waktu :
3. Tempat :
4. Lembar Observasi :
Nama Observer :

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek


atau lebih berbicara,
kondisi suara yang
kepribadian yang diucapkan
berbeda oleh subjek
terdengar
berubah dari
waktu ke
waktu.
Terkadang
terdengar
feminim,
terdengar
cadel, atau
kembali

21
22

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

terdengar
seperti laki-
laki dengan
pengucapan
kata-kata yang
tidak cadel.
b. Subjek
memakai rok
dan pakaian
wanita
walaupun diri
subjek
seorang pria
c. Dalam suatu
waktu, subjek
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan-
an) sebelum
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
23

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

d. Dalam suatu
waktu, subjek
berulang kali
menggunakan
benda spesifik
(seperti sapu
tangan dan
kacamata),
namun di
waktu yang
berbeda,
subjek tidak
mengguna-
kan benda
tersebut

e. Subjek
melakukan
perilaku
seperti
menari,
berjalan/ber-
lari sambil
melompat-
lompat
2. Kepribadian a. Subjek
yang menyebut
mendominasi beberapa
dapat terjadi nama yang
secara berbeda yang
bergantian merujuk diri
subjek dari
waktu ke
waktu
24

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

b. Subjek
menarik napas
yang panjang
sambil
memejamkan
mata, lalu
subjek
seketika
mengubah
perilaku saat
itu juga (baik
apa yang
diucapkan
subjek atau
yang
dilakukan
oleh subjek)
c. Subjek
membicaraka
n pendapat
subjek yang
berbeda
dengan yang
subjek berikan
di waktu
sebelumnya
atau secara
konstan
d. Subjek
memakai
pakaian
feminim dan
aksesoris
wanita,
namun di
waktu yang
lain, subjek
25

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

tidak
memakainya
e. Subjek
berbicara
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain akan
mendominasi
tubuh subjek
3. Menyadari a. Subjek
dan/atau tidak berbicara
menyadari kepada
adanya jenis seseorang
kepribadian yang bahwa subjek
lain yang telah
dimilikinya mengambil
alih diri
subjek yang
lain
b. Subjek
berbicara
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
26

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

c. Subjek
menyebut kata
“kami” untuk
merujuk diri
subjek

d. Subjek
berbicara atau
berargumen
dengan diri
subjek sendiri

e. Subjek tidak
mengingat
perilaku
subjek dengan
bertanya apa
yang telah
dilakukan
oleh subjek
IV. HASIL OBSERVASI

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : (Field Setting / Lab Setting / Movie Setting)
2. Pencatatan Observasi : (Event / Time)
3. Kegiatan Observasi : (Partisipan / Non Partisipan)

B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Senin, 04 Mei 2020
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tempat : Rumah masing-masing anggota
4. Lembar Observasi :
a. Nama Observer 1 : Farhan Hilmi Naufal

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek  Pada menit


atau lebih berbicara, 1:36:50, subjek
kondisi suara yang terdengar cadel
kepribadian yang diucapkan saat berbicara
berbeda oleh subjek kepada seseorang.
terdengar Tetapi, di menit
berubah dari 1:37:19, subjek
waktu ke berbicara dengan
waktu. kata-kata yang
Terkadang lancar dengan
terdengar suara yang rendah.
feminim,
terdengar
cadel, atau
kembali
terdengar
seperti laki-

27
28

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

laki dengan
pengucapan
kata-kata yang
tidak cadel.
b. Subjek Pada menit
memakai rok 1:23:23, subjek
dan pakaian memakai jaket
wanita  berwarna merah
walaupun diri muda dan
subjek memakai kalung
seorang pria wanita.
c. Dalam suatu Perilaku tidak
waktu, subjek tampak
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan-

an) sebelum
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
29

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

d. Dalam suatu Pada menit


waktu, subjek 1:22:56, subjek
berulang kali tampak memakai
menggunakan kacamata di dalam
benda spesifik suatu video di
(seperti sapu komputer. Namun
tangan dan di menit 1:23:23,
kacamata), subjek tidak

namun di memakai
waktu yang kacamata.
berbeda,
subjek tidak
mengguna-
kan benda
tersebut

e. Subjek Perilaku tidak


melakukan tampak.
perilaku
seperti
menari, 
berjalan/ber-
lari sambil
melompat-
lompat
2. Kepribadian a. Subjek Pada menit
yang menyebut 1:35:47, subjek
mendominasi beberapa menyebut nama
dapat terjadi nama yang “Jade” untuk
secara berbeda yang merujuk diri
bergantian merujuk diri subjek. Pada

subjek dari menit 1:36:07,
waktu ke subjek juga
waktu menyebut nama
“Dennis” untuk
merujuk diri
subjek.
30

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

b. Subjek Pada menit


menarik napas 1:35:47, subjek
yang panjang menyebut nama
sambil diri yang lain dan
memejamkan membicarakan
mata, lalu tentang apakah
subjek psikiater subjek
seketika sudah
mengubah  mendapatkan
perilaku saat surel. Lalu, pada
itu juga (baik menit 1:36:12,
apa yang subjek
diucapkan memejamkan
subjek atau matanya, lalu tiba-
yang tiba berbicara
dilakukan pada diri subjek
oleh subjek) sendiri
c. Subjek Pada menit
membicaraka 1:35:30, subjek
n pendapat berkata kepada
subjek yang seorang wanita,
berbeda “Kill me.” Lalu
dengan yang pada menit

subjek berikan 1:35:40, subjek
di waktu mengatakan
sebelumnya kepada seorang
atau secara wanita bahwa
konstan jangan membunuh
subjek.
d. Subjek  Pada menit
memakai 1:22:56, subjek
pakaian tampak memakai
feminim dan kacamata dan
aksesoris pakaian pria di
wanita, dalam suatu video
namun di di komputer.
waktu yang Namun di menit
31

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

lain, subjek 1:23:23, subjek


tidak tidak memakai
memakainya kacamata, dan
memakai pakaian
berwarna merah
muda dan
memakai kalung
wanita.
e. Subjek Perilaku tidak
berbicara tampak.
kepada
seseorang
bahwa diri 
subjek yang
lain akan
mendominasi
tubuh subjek
3. Menyadari a. Subjek Pada menit
dan/atau tidak berbicara 1:24:16, subjek
menyadari kepada berbicara di dalam
adanya jenis seseorang suatu video
kepribadian yang bahwa subjek tentang ada yang

lain yang telah mengambil alih
dimilikinya mengambil kendali subjek
alih diri tanpa
subjek yang sepengetahuan
lain subjek.
b. Subjek  Pada menit
berbicara 1:24:18, subjek
kepada berbicara di dalam
seseorang video tentang diri
bahwa diri subjek yang lain
subjek yang terobsesi dengan
lain sedang orang yang tidak
memberikan pernah menderita.
pendapat
kepada diri
32

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

subjek yang
sekarang
c. Subjek Pada menit
menyebut kata 1:36:09, subjek
“kami” untuk mengucapkan kata
merujuk diri “kami” saat
subjek membicarakan
 tentang tindakan
yang dilakukan
oleh diri subjek
yang lain tidak
menggambarkan
diri subjek.
d. Subjek Pada menit
berbicara atau 1:36:14, setelah
berargumen subjek
dengan diri memejamkan
subjek sendiri mata sambil
mengernyitkan
dahi subjek,

subjek berbicara
pada diri subjek
yang lain untuk
memberikan
waktu pada diri
subjek yang
sekarang.
e. Subjek tidak  Pada menit
mengingat 1:34:23, subjek
perilaku bertanya kepada
subjek dengan seorang wanita
bertanya apa tentang apa yang
yang telah terjadi. Dan
dilakukan subjek bertanya
oleh subjek tentang apa saja
yang telah subjek
lakukan. Subjek
33

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

mengernyitkan
dahi saat melihat
seseorang
terbaring di lantai.

b. Nama Observer 2 : Kartika Suci

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek  Pada menit 45:00-


atau lebih berbicara, 48:35 gaya
kondisi suara yang berbicara Kevin
kepribadian yang diucapkan Wendell tampak
berbeda oleh subjek jelas seperti
terdengar wanita dan
berubah dari terdengar
waktu ke feminism dengan
waktu. alter bernama
Terkadang patricia kemudian
terdengar pada 48:41 gaya
feminim, bicaranya berubah
terdengar yaitu alter
cadel, atau bernama dennis
kembali dengan suara yang
terdengar rendah dari
seperti laki- biasanya. Lalu
laki dengan pada 49:51 gaya
pengucapan bicara kevin
kata-kata yang berubah menjadi
34

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

cadel dengan alter


bernama Hedwig.
kemudian pada
menit 66:28 kevin
berubah gaya
bicaranya lagi
menjadi feminim
tidak cadel.
yaitu alter
bernama patricia
dan 67:38 kevin
kembali menjadi
dennnis dengan
suara yang rendah
dari biasanya.
Pada menit 45:00-
b. Subjek
48:36 Kevin
memakai rok
berpenampilan
dan pakaian
dengan pakaian
wanita 
wanita yang
walaupun diri
menggunakan rok
subjek
kaun dan sepatu
seorang pria
ber hak tinggi.
c. Dalam suatu  Perilaku tidak
waktu, subjek tampak.
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan-
an) sebelum
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
35

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

tidak
melakukan hal
itu
d. Dalam suatu Pada menit 71:00
waktu, subjek Kevin dengan
berulang kali alter sebagai
menggunakan Dennis
benda spesifik mengenakan
(seperti sapu kacamata dan
tangan dan pada menit 71:13
kacamata),  subjek membuka
namun di pintu pagar
waktu yang dengan
berbeda, menggunakan
subjek tidak sapu tangan.
mengguna-
kan benda
tersebut
e. Subjek Pada menit 52:21
melakukan Kevin dengan
perilaku kepribadian
seperti Hedwig
menari, menunjukkan
berjalan/ber- bahwa subjek suka
lari sambil menari sambil
melompat- mendengarkan
lompat musik dan pada
 menit 61:10
subjek mengajak
Casey ke kamar
nya dan
menunjukan kalau
subjek suka
menari dan pada
61:48 subjek
melompat sambil
menari.
36

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

2. Kepribadian a. Subjek Pada menit 49:53


yang menyebut Kevin dengan
mendominasi beberapa alter Hedwig
dapat terjadi nama yang menyebut nama
secara berbeda yang alter lainnya yaitu
bergantian merujuk diri Patricia bahwa
subjek dari penyataan casey
waktu ke tentang Patricia
waktu jahat adalah
bohong.
Kemudian pada
50:12 subjek
meyebut nama

Dennis yang
berkata bahwa
casey memakai
banyak baju.
50:19 Hedwig
bertanya pada
Casey apakah dia
mengenal Dennis
dan Patricia dan
pada 50:31 subjek
menyebut nama
Barry dan The
beast
b. Subjek  Pada menit 70:54
menarik napas subjek
yang panjang memejamkan
sambil mata dan menarik
memejamkan nafas kemudian
mata, lalu subjek bergegas
subjek merapikan jam
seketika tangan dan
mengubah berjalan membuka
perilaku saat pintu dengan sapu
itu juga (baik tangan yang
37

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

apa yang menggambarkan


diucapkan sosok Dennis
subjek atau kemudian bertemu
yang dengan
dilakukan psikiaternya.
oleh subjek)
c. Subjek Pada 60:00 saat
membicaraka sosok Dennis ini
n pendapat muncul di
subjek yang hadapan dr.
berbeda Flecther subjek
dengan yang berkata bahwa
subjek berikan subjek belum
di waktu pernah bertemu
sebelumnya dengan The Beast
atau secara kemudian pada
konstan 74:59 saat dr.
Fletcher

menghapiri subjek
ke tempat tinggal
subjek. Subjek
berkata bahwa
subjek berbohong
bahwa subjek
belum pernah
bertemu dengan
The Beast dan
Dennis berkata
bahwa Beast itu
nyata.
d. Subjek Pada menit 45:00-
memakai 48:35 Kevin
pakaian mengenakan
feminim dan  dengan alter
aksesoris Patricia
wanita, mengenakan rok,
namun di kalung, dan sepatu
38

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

waktu yang
lain, subjek
wanita.
tidak
memakainya
e. Subjek Pada menit 67:01
berbicara Patricia berkata
kepada bahwa Alter Denis
seseorang akan menjelaskan
bahwa diri makna dari mala

subjek yang mini kepada casey
lain akan kemudian Dennis
mendominasi datang
tubuh subjek menghampiri
Casey.
3. Menyadari a. Subjek
dan/atau tidak berbicara Pada 50:31 Kevin
menyadari kepada dengan
adanya jenis seseorang kepribadian
kepribadian yang bahwa subjek Hedwig berkata

lain yang telah bahwa subjek
dimilikinya mengambil dapat memegang
alih diri kendali kapan pun
subjek yang subjek mau.
lain
b. Subjek
berbicara
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang Perilaku tidak

lain sedang tampak
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
c. Subjek  Pada 48:15 alter
39

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

menyebut kata Patricia berkata


“kami” untuk kepada perempuan
merujuk diri yang memukul
subjek nya bahwa wanita
tersebut tidak
pernah pernah
benar-benar
menderita dan
Patricia berkata
“Itu sebabnya
kami memilihmu”.
Pada 50:25
Hedwig berkata
“kami semua
harus menunggu
sambil duduk di
kursi”, lalu 54:00
Hedwig berkata
bahwa ia harus
pergi dan saat ia
tertidur “ada yang
mencoba
membangunkan
kami ke dokter
wanita itu” ucap
Hedwig.
Kemudian pada
58:50 Dennis
berkata pada dr.
fletcher “kemi
telah ambil alih”
dan 59:03 Dennis
berkata “Hanya
kami yang bisa
melindungi
Kevin”. Kemudian
pada 71:37 saat
40

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

dr. fletcher
bertanya apa
semua baik-baik
saja Dennis
menjawab “kami
baik-baik saja”
dan 71:56 Dennis
bertanya pada dr.
fletcher
“menurutmu kami
luar biasa?” dan
pada 72:43 Dennis
bercerita “kami
memilih tinggal
disini” ucapnya
pada dr. fletcher.
d. Subjek Perilaku tidak
berbicara atau tampak.
berargumen 
dengan diri
subjek sendiri

e. Subjek tidak Perilaku tidak


mengingat tampak.
perilaku
subjek dengan
bertanya apa 
yang telah
dilakukan
oleh subjek

c. Nama Observer 3 : Putrie Nurul Aulia Hizny


41

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek  Pada menit ke 82


atau lebih berbicara, Sebuah monitor
kondisi suara yang computer
kepribadian yang diucapkan menunjukan file
berbeda oleh subjek video dengan 23
terdengar nama yang
berubah dari berbeda, yang
waktu ke merupakan nama
waktu. bagi setiap
Terkadang kepribadian
terdengar Kevin.
feminim, Pada menit ke-82
terdengar Video pertama
cadel, atau menunjukan sosok
kembali “Orwell” yaitu
terdengar kepribadian
seperti laki- pertama yang
laki dengan muncul selain
pengucapan Kevin. Orwell
kata-kata yang seorang laki-laki,
tidak cadel. memakai
kacamata,
menggunakan
baju hijau, dengan
nada bicara yang
berat Orwell
mengatakan
“Berkenaan
dengan kekalahan
Chanamana dan
penaklukan
Muhammad Ghor
diantara tahun
1192 dan 1200”
Orwell berbicara
seputar tentang
sejarah.
42

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

Pada menit ke-83


Video kedua
menunjukan jade,
menggunakan
jaket merah muda
dan kalung, satu-
satunya
kepribadian yang
menyuntik insulin
pada dirinya.
Dengan suara
yang sedikiti
melengking
layaknya wanita,
Jade mengatakan
“Aku benci
suntikan insulin,
tidak ada orang
lain yang gunakan
ini, kenapa aku
harus menderita
diabetes?”.
Pada Menit ke-84
Video ketiga
menunjukan
Barry, seorang
fashion designer,
menggunakan
scarf hitam, Barry
berbicara dengan
tangan memegang
dagunya,
mengatakan “Aku
memakai celanan
kargo 90an, dan
juga syal”.
43

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

b. Subjek
memakai rok
dan pakaian
Perilaku tidak
wanita 
tampak
walaupun diri
subjek
seorang pria
c. Dalam suatu  Perilaku tidak
waktu, subjek tampak
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan-
an) sebelum
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
d. Dalam suatu Pada Menit ke-79
waktu, subjek hingga menit ke-
berulang kali 80, Kepribadian
menggunakan Subjek bernama
benda spesifik Dennis dengan
(seperti sapu ciri-ciri
tangan dan menggunakan
kacamata),  kacamata dan
namun di berkemeja hendak
waktu yang membeli bunga,
berbeda, kemudian
subjek tidak kepribadian
44

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

mengguna- subjek yang


kan benda lainnya
tersebut mengambil alih
dan melakukan hal
seperti, melepas
kacamata.
e. Subjek
melakukan
perilaku
seperti Perilaku tidak
menari,  tampak
berjalan/ber-
lari sambil
melompat-
lompat
2. Kepribadian a. Subjek Pada menit ke-94
yang menyebut kepribadian
mendominasi beberapa subjek bernama
dapat terjadi nama yang Kevin mengambil
secara berbeda yang  alih, kemudian
bergantian merujuk diri bertanya “Apa
subjek dari yang telah terjadi?
waktu ke Apa yang aku
waktu lakukan?” dan
meminta orang
untuk
membunuhnya
dengan
mengatakan “Aku
membeli senapan,
ada dibawah kabin
yang tersembunyi,
dan pelurunya ada
diloker dekar
lorong, kemudian
bunuh aku” karena
telah menyadari
45

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

bahwa dia tidak


dapat mengontrol
dirinya lagi. Pada
menit ke-95, Jade
muncul dengan
nada bicara yang
lebih tinggi dan
mengatakan
“tunggu, jangan!”
pada orang
tersebut.
Kemudian pada
menit yang sama
subjek merubah
nada bicara secara
konstan, dengan
mengatakan “Saat
Anandapal
menderita
kekalahan terbesar
dari Shah, dan
Muhammad
menguasai seluruh
wilayah Punjab”
kemudian subjek
memejamkan
mata lalu
kepribadian
Hedwig muncul
mengambil alih
dengan mengatkan
“Semuanya
diam!” berbicara
sebagai sosok
kanak-kanak,
dengan
kerpribadian
46

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

termuda diantara
yang lainnya.
Kemudian di
menit ke-96 nada
bicara yang seperti
anak kecil berubah
lagi layaknya pria
dewasa dengan
mengatakan
“saying, nama
saya Berry?,
subjek menghela
nafas dan
kepribadian
Hedwig muncul
kembali dengan
nada bicaranya
seperti anak kecil
mengatakan “Kau
sangat
ketakutan!”.
b. Subjek  Pada menit ke-95
menarik napas subjek merubah
yang panjang nada bicara secara
sambil konstan, dengan
memejamkan mengatakan “Saat
mata, lalu Anandapal
subjek menderita
seketika kekalahan terbesar
mengubah dari Shah, dan
perilaku saat Muhammad
itu juga (baik menguasai seluruh
apa yang wilayah Punjab”
diucapkan kemudian subjek
subjek atau memejamkan
yang mata lalu
dilakukan kepribadian
47

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

oleh subjek) Hedwig muncul


mengambil alih
dengan mengatkan
“Semuanya
diam!” berbicara
sebagai sosok
kanak-kanak,
dengan
kerpribadian
termuda diantara
yang lainnya.

c. Subjek  Pada menit ke-94


membicaraka kepribadian
n pendapat subjek bernama
subjek yang Kevin mengambil
berbeda alih, kemudian
dengan yang meminta orang
subjek berikan untuk
di waktu membunuhnya
sebelumnya dengan
atau secara mengatakan “Aku
konstan membeli senapan,
ada dibawah kabin
yang tersembunyi,
dan pelurunya ada
diloker dekar
lorong, kemudian
bunuh aku” karena
telah menyadari
bahwa dia tidak
dapat mengontrol
dirinya lagi. Pada
menit ke-95, Jade
muncul dengan
nada bicara yang
lebih tinggi dan
48

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

mengatakan
“tunggu, jangan!”
pada orang
tersebut.

d. Subjek  menit ke-83 Video


memakai kedua
pakaian menunjukan jade,
feminim dan menggunakan
aksesoris jaket merah muda
wanita, dan kalung, satu-
namun di satunya
waktu yang kepribadian yang
lain, subjek menyuntik insulin
tidak pada dirinya.
memakainya Dengan suara
yang sedikiti
melengking
layaknya wanita,
Jade mengatakan
“Aku benci
suntikan insulin,
tidak ada orang
lain yang gunakan
ini, kenapa aku
harus menderita
diabetes?”.

e. Subjek  Pada Menit ke-96,


berbicara Kepribadian
kepada subjek bernama
seseorang Hedwig, dengan
bahwa diri nada bicara seperti
subjek yang anak-anak Hedwig
lain akan mengatakan
mendominasi “Dennis dan
tubuh subjek Patricia berkuasa
49

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

karena diriku. Aku


akan memberikan
mereka kuasa
sekarang”.
Kemudian pada
menit ke-97
subjek merubah
nada bicara
dengan lembut
sembari
mengatakan
“terimakasih
Hedwig”.
3. Menyadari a. Subjek  Perilaku tidak
dan/atau tidak berbicara tampak
menyadari kepada
adanya jenis seseorang
kepribadian yang bahwa subjek
lain yang telah
dimilikinya mengambil
alih diri
subjek yang
lain
b. Subjek  Perilaku tidak
berbicara tampak
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
50

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

c. Subjek  Perilaku tidak


menyebut kata tampak
“kami” untuk
merujuk diri
subjek

d. Subjek  Perilaku tidak


berbicara atau tampak
berargumen
dengan diri
subjek sendiri

e. Subjek tidak  Perilaku tidak


mengingat tampak
perilaku
subjek dengan
bertanya apa
yang telah
dilakukan
oleh subjek

d. Nama Observer 4 : Shohaibatul Aslamiyah


51

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

a. Saat subjek
berbicara,
suara yang
diucapkan Pada menit ke
oleh subjek 31:30 saat subjek
terdengar mencoba masuk
berubah dari ke dalam kamar,
waktu ke suara subjek saat
Memiliki dua waktu. berbicara
atau lebih Terkadang terdengar cadel,
1. kondisi terdengar  lalu saat subjek
kepribadian yang feminim, pergi dan kembali
berbeda terdengar kedepan pintu,
cadel, atau suara subjek
kembali terdengar dengan
terdengar mengucapkan kata
seperti laki- – kata yang tidak
laki dengan cadel.
pengucapan
kata-kata yang
tidak cadel.
Pada menit ke
43:40 subjek
membawakan
makanan,
merapikan salah
b. Subjek
satu rambut
memakai rok
wanita tersebut
dan pakaian
dan berkata – kata
wanita 
dengan suara yang
walaupun diri
feminim kepada
subjek
dua wanita yang
seorang pria
berada di kamar
dengan
menggunakan rok
dan pakaian
wanita.
52

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

c. Dalam suatu  Perilaku tidak


waktu, subjek tampak.
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan-
an) sebelum
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
d. Dalam suatu  Pada menit ke
waktu, subjek 48:48 subjek
berulang kali memakai
menggunakan kacamata dengan
benda spesifik memberitahu
(seperti sapu kepada salah satu
tangan dan wanita yang
kacamata), sedang duduk di
namun di kamar bahwa
waktu yang sesuatu akan
berbeda, mendatangi
subjek tidak mereka.
mengguna-
kan benda
tersebut
e. Subjek  Pada menit ke
melakukan 52:20 subjek
perilaku membicarakan
seperti irama musik apa
53

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

menari, yang berulang kali


berjalan/ber- subjek dengarkan,
lari sambil lalu subjek menari
melompat- sambil mengikuti
lompat irama musik.
2. Kepribadian a. Subjek  Pada menit ke
yang menyebut 40:10 saat sedang
mendominasi beberapa berbicara dengan
dapat terjadi nama yang psikiater, subjek
secara berbeda yang menyebutkan
bergantian merujuk diri beberapa nama
subjek dari yang berbeda
waktu ke (Dennis dan
waktu Patricia), lalu
subjek
mengatakan
kepada psikiater
bahwa saat itu
subjek tidak dalam
kepribadian salah
satu nama yang
subjek sebutkan.
b. Subjek  Pada menit ke
menarik napas 46:15, subjek
yang panjang sedang memotong
sambil roti yang akan
memejamkan subjek hidangkan,
mata, lalu subjek menarik
subjek nafas panjang
seketika sambil
mengubah memejamkan
perilaku saat mata lalu seketika
itu juga (baik menghentakkan
apa yang tangan kanan ke
diucapkan meja. Subjek juga
subjek atau langsung
yang memerhatikan hal-
54

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

dilakukan hal seperti


oleh subjek) potongan roti yang
tidak lurus.
c. Subjek  Pada menit ke
membicaraka 38:20 saat subjek
n pendapat sedang
subjek yang berbincang,
berbeda psikiater subjek
dengan yang menanyakan
subjek berikan tentang surel yang
di waktu di kirimkan dan
sebelumnya bertanya apakah
atau secara salah satu dari
konstan kepribadian
subjek yang
mengirim surel
tersebut
(Dennis/Patricia).
Lalu subjek
mengatakan
bahwa subjek lah
yang mengirim
surel tersebut dan
memberitahu
bahwa itu hanya
kesalahan.
d. Subjek  Pada menit ke
memakai 43:40 subjek
pakaian membawakan
feminim dan makanan kepada
aksesoris kedua wanita yang
wanita, berada di kamar
namun di dengan memakai
waktu yang pakaian feminim
lain, subjek dan aksesoris
tidak wanita seperti
memakainya kalung.
55

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

e. Subjek  Perilaku tidak


berbicara tampak.
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain akan
mendominasi
tubuh subjek
3. Menyadari a. Subjek  Pada menit ke
dan/atau tidak berbicara 38:50 saat subjek
menyadari kepada sedang berbincang
adanya jenis seseorang dengan psikiater
kepribadian yang bahwa subjek subjek, subjek
lain yang telah mengatakan
dimilikinya mengambil bahwa subjek
alih diri sedang mengambil
subjek yang alih diri subjek
lain yang lain untuk
menjalankan sesi
dengan psikiater
subjek hari itu.
b. Subjek  Perilaku tiak
berbicara tampak.
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
c. Subjek  Pada menit ke
menyebut kata 38:22 saat subjek
“kami” untuk berbicara kepada
56

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

merujuk diri psikiater subjek


subjek dan menyebut kata
“kami” saat
mengungkapkan
pendapat subjek
bahwa subjek
merasa bingung.
d. Subjek  Perilaku tidak
berbicara atau tampak.
berargumen
dengan diri
subjek sendiri

e. Subjek tidak  Pada menit ke


mengingat 38:10 saat sedang
perilaku berbicara kepada
subjek dengan psikiater subjek,
bertanya apa subjek bertanya
yang telah apakah diri subjek
dilakukan telah melakukan
oleh subjek sesuatu.

e. Nama Observer 5 : Teresa Kiseki


57

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

Pada menit ke
60:37, subjek
muncul dan
berbicara dengan
wanita bernama
a. Saat subjek
Cassie. Subjek
berbicara,
berbicara cadel
suara yang
sambil berbisik-
diucapkan
bisik mengajak
oleh subjek
Cassie ke kamar
terdengar
subjek.
berubah dari
Sedangkan, pada
waktu ke
menit ke 66:20
Memiliki dua waktu.
setelah subjek di
atau lebih Terkadang
pukul oleh Cassie,
1. kondisi terdengar 
subjek tidak lagi
kepribadian yang feminim,
cadel dan
berbeda terdengar
berbicara dengan
cadel, atau
suara yang
kembali
berbeda. Saat
terdengar
berbicara, subjek
seperti laki-
banyak
laki dengan
memainkan
pengucapan
matanya dan
kata-kata yang
menggigit bibir
tidak cadel.
bawahnya sambil
tersenyum. Suara
subjek juga
terdengar
feminim.
b. Subjek
memakai rok
dan pakaian
Perilaku tidak
wanita 
tampak
walaupun diri
subjek
seorang pria
58

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

c. Dalam suatu  Pada menit ke


waktu, subjek 71:13, subjek
berulang kali hendak
melakukan meninggalkan
kegiatan tempat kediaman
bersih-bersih subjek dengan
(seperti membuka gerbang
mengelap menggunakan
benda/makan- serbet atau sarung
an) sebelum tangan.
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
d. Dalam suatu  Pada menit 67.28
waktu, subjek subjek datang
berulang kali menggunakan
menggunakan kacamata dan
benda spesifik kemeja dan pada
(seperti sapu menit 71:02 juga
tangan dan memakai hal yang
kacamata), sama tetapi pada
namun di menit 80:29
waktu yang subjek
berbeda, melepaskan
subjek tidak kacamatanya dan
mengguna- mengucapkan
kan benda terima kasih
tersebut kepada nama salah
satu alter. Pada
menit 81:18,
subjek kembali
memakai
59

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

kacamatanya.
e. Subjek  Pada menit ke
melakukan 61:10, subjek
perilaku menyalakan radio
seperti dan menari-nari.
menari, Subjek melompat
berjalan/ber- lompat dan
lari sambil menggeleng-
melompat- gelengkan
lompat kepalanya.
2. Kepribadian a. Subjek  Pada menit ke
yang menyebut 64:12, subjek
mendominasi beberapa mengaku dengan
dapat terjadi nama yang mengatakan
secara berbeda yang bahwa subjek
bergantian merujuk diri telah mencuri
subjek dari walkie-talkie milik
waktu ke diri subjek yang
waktu lain, yang subjek
namakan Dennis.
Dan pada menit ke
67:01, subjek
mengatakan
bahwa sesuatu hal
akan dijelaskan
oleh diri subjek
yang lain bernama
Dennis kepada
Cassie (salah satu
pemeran wanita) .
Pada menit ke
74:02, subjek
berkata bahawa
subjek pernah
bertemu dengan
diri yang lain
yaitu The Beast
60

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

yang telah
menyatu dengan
seluruh diri subjek
yang lain.
Subjek juga dapat
menjelaskan
bagaimana
karakteristik yang
di miliki The
Beast.

b. Subjek  Pada menit 80:29,


menarik napas Subjek membuka
yang panjang matanya dan
sambil menarik napas dan
memejamkan mengucapkan
mata, lalu terima kasih pada
subjek diri yang lain
seketika bernama Dennis.
mengubah
perilaku saat
itu juga (baik
apa yang
diucapkan
subjek atau
yang
dilakukan
oleh subjek)
c. Subjek  Perilaku tidak
membicaraka tampak
n pendapat
subjek yang
berbeda
dengan yang
subjek berikan
di waktu
sebelumnya
61

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

atau secara
konstan
d. Subjek  Perilaku tidak
memakai tampak
pakaian
feminim dan
aksesoris
wanita,
namun di
waktu yang
lain, subjek
tidak
memakainya
e. Subjek  Pada menit ke
berbicara 67:01 Subjek
kepada mengatakan
seseorang bahwa diri subjek
bahwa diri yang lain bernama
subjek yang Dennis akan
lain akan menjelaskan
mendominasi sesuatu kepada
tubuh subjek Cassie. Lalu, pada
menit ke 84:15 di
dalam sebuah
video, subjek
mengatakan
bahwa ada yang
mencuri
pikirannya saat
subjek tidak
sadar.

3. Menyadari a. Subjek  Perilaku tidak


dan/atau tidak berbicara tampak
menyadari kepada
adanya jenis seseorang
kepribadian yang bahwa subjek
62

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

lain yang telah


dimilikinya mengambil
alih diri
subjek yang
lain
b. Subjek  Perilaku tidak
berbicara tampak
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
c. Subjek  Pada menit 71:38,
menyebut kata subjek berkata,
“kami” untuk “Kami tidak apa-
merujuk diri apa” saat Dr.
subjek Fletcher bertanya
kondisi subjek.
Dan pada menit ke

71:57, subjek
bertanya kepada
psikiater dengan
kalimat,
“Menurutmu kami
luar biasa?’.
d. Subjek  Perilaku tidak
berbicara atau tampak
berargumen
dengan diri
subjek sendiri
63

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

e. Subjek tidak  Perilaku tidak


mengingat tampak
perilaku
subjek dengan
bertanya apa
yang telah
dilakukan
oleh subjek

f. Nama Observer 6 : Tyana Cintya

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek  Di menit 07 : 51


atau lebih berbicara, alter bernama
kondisi suara yang Dennis berbicara
kepribadian yang diucapkan dengan suara yang
berbeda oleh subjek rendah dari
terdengar biasanya. Lalu di
berubah dari menit 20:05
waktu ke Patricia berkata
waktu. dengan suara yang
Terkadang feminim. 24:37
terdengar alter bernama
feminim, Hedwig berbicara
terdengar dengan suara
cadel, atau cadel.
kembali
64

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

terdengar
seperti laki-
laki dengan
pengucapan
kata-kata yang
tidak cadel.
b. Subjek
memakai rok Pada menit 19:27
dan pakaian kevin dengan alter
wanita  patricia
walaupun diri menggunakan rok
subjek Panjang.
seorang pria
c. Dalam suatu  Pada menit 03 : 35
waktu, subjek alter bernama
berulang kali Dennis memakai
melakukan sapu tangan di
kegiatan jarinya untuk
bersih-bersih memindahkan
(seperti bungkusan
mengelap permen dari
benda/makan- dasboard ke
an) sebelum dalam laci mobil,
menggunakan lalu di menit 07 :
benda, 16 Dennis
walaupun di mengelap kursi
waktu yang yang akan dia
lain subjek duduki. Lalu di
tidak menit 22:24
melakukan hal Dennis membawa
itu satu ember berisi
peralatan untuk
membersihkan
toilet.
d. Dalam suatu  Pada menit 3 : 35
waktu, subjek Dennis
berulang kali mengeluarkan
65

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

menggunakan sapu tangan dan


benda spesifik mengenakan
(seperti sapu kacamata.
tangan dan
kacamata),
namun di
waktu yang
berbeda,
subjek tidak
mengguna-
kan benda
tersebut
e. Subjek  Perilaku tidak
melakukan tampak
perilaku
seperti
menari,
berjalan/ber-
lari sambil
melompat-
lompat
2. Kepribadian a. Subjek  Pada menit 26:05
yang menyebut Hedwig berbicara
mendominasi beberapa pada para gadis
dapat terjadi nama yang mengenai Dennis
secara berbeda yang dan Patricia.
bergantian merujuk diri
subjek dari
waktu ke
waktu
b. Subjek  Perilaku tidak
menarik napas tampak
yang panjang
sambil
memejamkan
mata, lalu
subjek
66

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

seketika
mengubah
perilaku saat
itu juga (baik
apa yang
diucapkan
subjek atau
yang
dilakukan
oleh subjek)
c. Subjek  Pada menit 19:35
membicaraka Patricia berbicara
n pendapat kepada Dennis
subjek yang bahwa
berbeda perbuatannya
dengan yang salah, dan Dennis
subjek berikan melarang Patricia
di waktu bertemu gadis-
sebelumnya gadis tersebut.
atau secara
konstan
d. Subjek  Pada menit ke
memakai 19:38 alter patricia
pakaian menggunakan
feminim dan sepatu wanita
aksesoris 20:05 alter
wanita, bernama Patricia
namun di mengenakan
waktu yang kalung.
lain, subjek
tidak
memakainya
e. Subjek  Perilaku tidak
berbicara tampak
kepada
seseorang
bahwa diri
67

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

subjek yang
lain akan
mendominasi
tubuh subjek
3. Menyadari a. Subjek  Perilaku tidak
dan/atau tidak berbicara tampak
menyadari kepada
adanya jenis seseorang
kepribadian yang bahwa subjek
lain yang telah
dimilikinya mengambil
alih diri
subjek yang
lain
b. Subjek  Perilaku tidak
berbicara tampak
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
c. Subjek  Pada menit 16:04
menyebut kata alter bernama
“kami” untuk Barry bertanya
merujuk diri siapa yang akan
subjek menjaga “kami”
jika Dr. Fletcher
wafat.
68

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

d. Subjek  Pada menit 19.23


berbicara atau alter Dennis
berargumen sedang
dengan diri berargumen
subjek sendiri dengan Patricia

e. Subjek tidak  Perilaku tidak


mengingat tampak
perilaku
subjek dengan
bertanya apa
yang telah
dilakukan
oleh subjek

g. Kesimpulan

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

1. Memiliki dua a. Saat subjek 


atau lebih berbicara,
kondisi suara yang
kepribadian yang diucapkan
berbeda oleh subjek
terdengar
berubah dari
waktu ke
waktu.
69

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

Terkadang
terdengar
feminim,
terdengar
cadel, atau
kembali
terdengar
seperti laki-
laki dengan
pengucapan
kata-kata yang
tidak cadel.
b. Subjek
memakai rok
dan pakaian
wanita 
walaupun diri
subjek
seorang pria
c. Dalam suatu
waktu, subjek
berulang kali
melakukan
kegiatan
bersih-bersih
(seperti
mengelap
benda/makan- Perilaku tidak

an) sebelum tampak.
menggunakan
benda,
walaupun di
waktu yang
lain subjek
tidak
melakukan hal
itu
70

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

d. Dalam suatu
waktu, subjek
berulang kali
menggunakan
benda spesifik
(seperti sapu
tangan dan
kacamata), 
namun di
waktu yang
berbeda,
subjek tidak
mengguna-
kan benda
tersebut
e. Subjek
melakukan
perilaku
seperti
menari, 
berjalan/ber-
lari sambil
melompat-
lompat
2. Kepribadian a. Subjek
yang menyebut
mendominasi beberapa
dapat terjadi nama yang
secara berbeda yang 
bergantian merujuk diri
subjek dari
waktu ke
waktu
b. Subjek
menarik napas
yang panjang 
sambil
71

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

memejamkan
mata, lalu
subjek
seketika
mengubah
perilaku saat
itu juga (baik
apa yang
diucapkan
subjek atau
yang
dilakukan
oleh subjek)
c. Subjek
membicaraka
n pendapat
subjek yang
berbeda
dengan yang 
subjek berikan
di waktu
sebelumnya
atau secara
konstan
d. Subjek
memakai
pakaian
feminim dan
aksesoris
wanita, 
namun di
waktu yang
lain, subjek
tidak
memakainya
e. Subjek
berbicara 
72

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang
lain akan
mendominasi
tubuh subjek
3. Menyadari a. Subjek
dan/atau tidak berbicara
menyadari kepada
adanya jenis seseorang
kepribadian yang bahwa subjek

lain yang telah
dimilikinya mengambil
alih diri
subjek yang
lain
b. Subjek Perilaku tidak
berbicara tampak
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek yang

lain sedang
memberikan
pendapat
kepada diri
subjek yang
sekarang
c. Subjek
menyebut kata
“kami” untuk
merujuk diri 
subjek
73

Keterangan
Ciri-Ciri
Dissociative
Identity
No
Disorder pada Gambaran
. Target Perilaku Ya Tidak
Kevin Wendell Perilaku
dalam Film
Split

d. Subjek Perilaku tidak


berbicara atau tampak.
berargumen 
dengan diri
subjek sendiri

e. Subjek tidak Perilaku tidak


mengingat tampak.
perilaku
subjek dengan
bertanya apa 
yang telah
dilakukan
oleh subjek
V. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi di atas, ciri-ciri yang muncul pada subjek di


dalam film adalah salah satunya di mana subjek menyebutkan nama-nama, dan
subjek juga cenderung menunjukkan gender dan usia yang berbeda. Berdasarkan
dari Nevid (2017) dan Wade & Tavris (2007), orang yang memiliki gangguan
identitas disosiatif bisa merepresentasikan gender (seperti perilaku kewanita-
wanitaan dan kekanak-kanakkan).
Jika dikaitkan dengan Haddock (2001), subjek dapat menampilkan tindakan
yang berbeda. Subjek terkadang menampilkan perilaku yang suka bersih-bersih,
terkadang menampilkan perilaku menyisiri rambut wanita.
Jika dikaitkan dengan Tomb (2000), kepribadian dapat bergantian. Seperti
yang muncul pada subjek. Subjek menampilkan terkadang menampilkan perilaku
anak-anak, terkadang menampilkan perilaku seperti wanita, terkadang
menampilkan perilaku perfeksionis terhadap kebersihan. Dan jika dikaitkan
dengan landasan teori ini, subjek dapat menyadari atau tidak menyadari apa yang
telah dia lakukan, seperti salah satu contohnya adalah subjek bertanya apa yang
telah dia lakukan (tidak sadar), dan subjek mengetahui apa yang dilakukan oleh
alter dirinya yang lain.
Jika dikaitkan dengan Maslim (2003), individu dapat memiliki kondisi
kepribadian yang berbeda. Jika dilihat dari subjek yang diamati, perbedaan
perilaku yang disebutkan di paragraf sebelumnya merupakan contoh dari kondisi
kepribadian yang berbeda.
Jika dilihat dari tabel kesimpulan, itu dapat disimpulkan bahwa banyak target
perilaku yang tampak karena banyak target perilaku yang sering muncul di
beberapa adegan. Target perilaku yang disimpulkan sebagai "Perilaku tidak
tampak" disebabkan karena target perilaku yang diteliti hanya muncul di beberapa
adegan.

74
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa subjek


yang diamati memiliki ciri-ciri dissociative identity disorder karena
memiliki kondisi kepribadian yang berbeda-beda dan mengakui diri
dengan nama yang berbeda-beda. Subjek disimpulkan memiliki
Dissociative Identity Disorder karena banyaknya Target Perilaku yang
muncul pada subjek.

75
DAFTAR PUSTAKA

Arya. (2017). Split Review. https://mydirtsheet.com/2017/02/15/split-review/ (di


akses pada 10 April 2020).
Baumgarten, M. (2017). Split. https://www.austinchronicle.com/events/film/2017-
01-20/split/ (di akses pada 10 April 2020).
BookMyShow Indonesia. (2017). Review Film: Kolaborasi Ciamik M. Night
Shyamalan dan James McAvoy di Film Split.
https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/review-film-split-m-night-
shyamalan-james-mcavoy/ (diakses pada 10 April 2020).
Comer, Robert J. (2009). Abnormal Psychology, Seventh Edition. New York:
Worth Publisher.
Crow, D. (2019). Split Ending Explained.
https://www.denofgeek.com/movies/split-ending-explained/ (di akses pada
10 April 2020).
Grierson, T. (2016). 'Split': Review. https://www.screendaily.com/reviews/split-
review/5111433.article (diakses pada 10 April 2020).
Haddock, D. (2001). The Dissociative Identity Disorder Sourcebook. New York:
McGraw Hill.
Hoffman, J. (2016). Split review – James McAvoy is 23 Shades of Creepy in M
Night Shyamalan chiller.
https://www.theguardian.com/film/2016/sep/27/split-review-james-
mcavoy-m-night-shyamalan-fantastic-fest-austin (di akses pada 10 April
2020).
Irham. (2017). Review Film SPLIT: Satu Orang dengan 24 Kepribadian, Seperti
Apa?. http://www.jagatreview.com/2017/02/review-film-split-satu-orang-
dengan-24-kepribadian-seperti-apa/ (di akses pada 10 April 2020).
Juan. (2020). Review Film Split. https://domigado.com/film/review-film-split-
2016/ (diakses pada 10 April 2020).
Khafid, S. (2019). Sinopsis Split: Film Tentang Pemuda Berkepribadian Ganda
.https://tirto.id/sinopsis-split-film-tentang-pemuda-berkepribadian-ganda-
emiS (diakses pada 10 April 2020).
Maslim, R. (2003). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Mottram, J. (2017). Split – James McAvoy stars as creepy mental patient in M.
Night Shyamalan’s major return to form
https://www.scmp.com/culture/film-tv/article/2062478/film-review-split-
james-mcavoy-stars-creepy-mental-patient-m-night (di akses pada 20
Maret 2020).
Naahar, R. (2019). Split Movie Review: James McAvoy Deserves an Oscar for M
Night Shyamalan’s Stunner. https://www.hindustantimes.com/movie-
reviews/split-movie-review-james-mcavoy-deserves-an-oscar-for-m-night-
shyamalan-s-stunner/story-XDKPvh8xlAP1ZxqBbeVw4I.html (di akses
pada 10 April 2020).
Netflix. (2016). Split Movie Review. https://www.nextflicks.tv/review/split-movie-
review/ (di akses pada 20 Maret 2020).

76
77

Nevid, J. (2017). Psikologi; Konsepsi dan Aplikasi, Edisi ketiga. Bandung:


Penerbit Nusa Media.
Putri, A. (2017). [RESENSI FILM] Split, Teror Mencekam Laki-laki dengan 23
Kepribadian. https://www.tabloidbintang.com/film-tv-
musik/ulasan/read/59653/resensi-film-split-teror-mencekam-lakilaki-
dengan-23-kepribadian (diakses pada 10 April 2020).
Raafani, T. (2017). Split: Bukti Nyata Kembalinya Shyamalan.
https://www.kincir.com/movie/cinema/review-split-bukti-nyata-
kembalinya-shyamalan (di akses pada 10 April 2020).
Ramadhani, C. (2017). Resensi Film Split : Kisah Pria Misterius dengan 24
Kepribadian. https://www.layar.id/film/split-kisahkan-pria-misterius-
dengan-24-kepribadian/ (di akses pada 10 April 2020).
Scott. O.A. (2017). Review: M. Night Shyamalan’s ‘Split’ Has Personality. O.K.,
Personalities. Lots. https://www.nytimes.com/2017/01/19/movies/split-
review-m-night-shyamalan.html (di akses pada 10 April 2020).
Sobri, A. (2017). Review Film Split: 23 Kepribadian Dalam 1 Tubuh Itu Mungkin
https://www.google.co.id/amp/s/hai.grid.id/amp/07593200/review-film-
split-23-kepribadian-dalam-1-tubuh-itu-mungkin (di akses pada 20 Maret
2020).
Tomb, D. (2000). Buku Saku Psikiatri, Edisi ke-6. Jakarta: Penertbit Buku
Kedokteran EGC.
Villanueva, D. (2019). Split. https://reviewapasaja.net/2019/01/29/split/ (di akses
pada 10 April 2020).
Wade, C. & Tavris, C. (2007). Psikologi, Edisi 9, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PERKEMBANGAN
FEARFUL-AVOIDANT ATTACHMENT DALAM FILM GOOD WILL
HUNTING

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI

Disusun oleh
Kelompok 5

NO TANDA
NAMA NPM
TANGAN
1 Farhan Hilmi Naufal 12518524
2 Kartika Suci 13518603
3 Putrie Nurul A. 15518680
4 Shohaibatul Aslamiyah 16518705
5 Teresa Kiseki 17518030
6 Tyana Cintya 17518168

DEPOK
JUNI 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Pengamatan Awal.......................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................23
II. LANDASAN TEORI......................................................................................24
A. Definisi Fearful-Avoidant Attachment.....................................................24
B. Ciri-Ciri Fearful-Avoidant Attachment...................................................24
III.RANCANGAN OBSERVASI.......................................................................26
IV. HASIL OBSERVASI.....................................................................................33
V. PEMBAHASAN.............................................................................................79
VI. KESIMPULAN...............................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82

ii
I. PENDAHULUAN

A. Pengamatan Awal
Judul Film : Good Will Hunting
Tahun Produksi : 1997
Negara Asal : Amerika Serikat
Durasi Film : 126 menit
Sinopsis Film :

1. Observer 1 : Farhan Hilmi Naufal


a. Ditulis oleh bintang Matt Damon dan Ben Affleck, film ini tentang prodigi
matematika yang kurang berprestasi dan kehilangan arah Will Hunting
(Damon), yang berpindah dari pekerjaan buruh yang tidak memiliki skill ke
yang lain dan mabuk tiap malam dengan teman-temannya (termasuk Ben dan
saudaranya Casey Affleck). Will dapat masalah dengan pihak hukum dan
terpaksa mengembangkan bakatnya dalam matematika dan menjalani
psikoterapi (Robin William), yang memberikan Will pada pilihan, apakah dia
harus memanfaatkan skill-nya ? atau dia harus tetap dengan teman-temannya ?
Oh, ada seorang perempuan (Minnie Driver) yang membuat masalah ini lebih
rumit. Ini merupakan film yang cukup bagus, dengan penampilan yang hebat
oleh Damon dan Williams. Saudari Affleck keduanya menyajikan penampilan
yang lucu. Latar Boston sangat menarik dan autentik, dan aksennya sangat
bagus.
b. Brilian, drama yang menarik, Good Will Hunting merupakan hasil yang
hampir sempurna dari suatu drama yang menampilkan penampilan menarik,
arahan dan cerita yang bagus. Pemeran di sini dipilih dengan baik, dan
filmnya merinding dalam menyampaikan cerita yang kuat, mengenang. Skrip
yang ditulis oleh Affleck dan Matt Damon merupakan hasil tulisan yang
bagus, dan hasilnya ditunjukkan di layar, kalau ini merupakan film yang benar
dapat membawa perhatianmu dari awal hingga akhir karena cerita yang
energetic dan penampilan yang benar-benar menonjol. Good Will Hunting

1
2

merupakan drama yang berhasil, gambaran yang benar menarik semua


penonton yang menikmati hasil drama yang dibuat bagus, arahan Gus Van
Sant juga sangat bagus, dan dia memberikan salah satu film terbaiknya. Robin
William juga pemeran patut dilihat dan dia benar-benar bisa memerankan
peran yang dramatis. Matt Damon memerankan karakter yang hebat. Dia
memberikan yang terbaik karakter tersebut, dan dia sempurna untuk bagian
itu. Dengan skrip yang hebat, pemeran yang hebat, arahan yang bersih dan
efektif, Good Will Hunting merupakan film yang memukau dan memikat hati
yang tidak akan kau lupakan. Ini adalah tipe film yang tetap terus denganmu
setelah menontonnya, dan juga film yang bagus untuk ditonton lagi dan lagi.
Filmnya juga menunjukkan bakat menulis dari Ben Affleck dan Matt Damon.
Good Will Hunting merupakan film yang sangan bagus, film yang sangat
layak.
c. Will Hunting berumur 20 tahun dan tidak pernah kuliah, kecuali saat dia
mengepel lantai di M.I.T. Dia juga beberapa masalah amarahnya dan banyak
berurusan dengan ranah hukum. Hunting juga seorang jenius. Dengan memori
fotografis (dapat mengingat sesuatu secara sempurna), dia dapat mengingat
keseluruhan buku-buku sejarah dan mengerjakan soal-soal matematika. Ketika
ditangkap, sayangnya, kepintarannya tidak membuat dia keluar dari jeratan
hukum. Malah, dia terpaksa disuruh ke terapis, Sean McGuire, yang mengerti
rasa sakit dan masalah-masalah yang muncul saat tumbuh di Boston Selatan.
Dan ketika seorang gadis mulai muncul, Hunting mulai meluruskan jalannya
2. Observer 2 : Kartika Suci
a. Will adalah seorang laki-laki yang jenius. Buktinya dia dapat memecahkan
soal matematika rumit yang dibuat oleh Prof. Lambeau. Namun Will
mempunyai kepribadian yang agresif, sulit mempercayai orang lain dan
antisosial. Will telah beberapa kali berurusan dengan kepolisian, namun dia
selalu dibebaskan karena kepintaran berbahasanya. Hingga suatu saat dia
dimasukkan ke dalam penjara dan Prof. Lambeau datang memnginginkan Will
ikut dengannya dengan segala bentuk terapi yang akan dijalaninya. Di
konseling di hari pertama dengan konselor yang bernama Henry. Konselor
3

tersebut menggunakan pendekatan wawancara nondirective (konselor


dipandang sebagai fasilitator atau penolong pasif bukan sebagai ahli). Namun
Will bersifat tertutup, kurang bersahabat dengan konselor dan menolak secara
tidak langsung terhadap konseling yang sedang dilakukan. Hal demikian
membuat konselor (Henry) jengkel terhadapnya, konselor pun pergi dan
menghentikan proses konseling karena konselor merasa telah dipermainkan
oleh Will. Mungkin karena konseling tersebut bukan dari keinginannya,
melainkan karena dorongan orang lain yaitu Prof. Lambeau. Dikonseling di
hari pertama dengan konselor yang berbeda. Konselor ini menggunakan
metode hipnoterapi. Maksudnya untuk menggali atau memasuki alam prasadar,
Will malah membuka mata, membuat konselor merasa dipermainkan, akhirnya
sang konselor putus asa dan pergi meninggalkan ruangan. Proses konseling
dengan konselor ketiga yaitu dengan Sean Maguire (teman Prof. Lambeau).
Konseling sepakat dilakukan seminggu sekali dalam sebuah ruangan kerja
milik konselor. Dihari pertama Will masih bersikap seperti sebelumnya. Masih
tertutup, selalu mengalihkan pembicaraan. Dalam proses konseling ini,
konselor menggunakan Pendekatan Tidak Langsung (Nondirective Approach)
dengan CLIENT – CENTERED THERAPHY. Dengan cerita Will yang meluas
namun konselor tetap fokus pada tujuan konseling; banyak gerak (selalu
berjalan kesana kemari membahas topik pembahasan baru); membuat Will
tertarik kapada konselor sangatlah lama, ini dibuktikan dengan konselor
membuka cerita pengalaman masa lalunya kepada Will, bertukar pengalaman
hingga tertawa bersama hal ini dimaksudkan agar menciptakan hubungan
antara Will dengan konselor. Membuat Will berbicara membutuhkan kesabaran
dan waktu yang lama bagi konselor.
b. Di film ini, Will Hunting (Matt Damon) memerankan pemuda genius yang
memiliki masa lalu kelam. Selama 20 tahun, Will hidup dalam kondisi
kesepian dan kesendirian. Dia memang memiliki tiga orang sahabat yang selalu
menemaninya, namun dalam hatinya, dia menyimpan ketakutan masa lalu.
Will bekerja sebagai cleaning service di M.I.T., Amerika Serikat. Secara
diam-diam, dia berhasil memecahkan sebuah soal tantangan Prof.Gerald yang
4

sebetulnya diberikan kepada muridnya. Kampus menjadi heboh ketika tahu-


tahu soal super sulit tersebut berhasil dipecahkan. Namun tidak ada yang tahu
siapa orang pintar itu. Hingga akhirnya secara tak sengaja, Prof. Gerald
memergoki Will tengah menyelesaikan soal lain di papan tulis koridor kampus.
Will yang kepergok langsung memutuskan berhenti bekerja. Karena masa lalu
yang buruk, Will dewasa mudah sekali terpacu emosi (namun bukan brutal).
Bersama temannya, dia memukuli gerombolan yang baru saja mengganggu
seorang wanita. Will semakin kesal ketika tahu bahwa ketua berandalan
tersebut adalah orang yang sejak kecil suka mengganggunya.
Will ditangkap polisi dan harus mengikuti sidang. Di sini kecerdasan Will
ditantang. Ternyata bukan sekali itu saja Will melakukan tindakan pemukulan.
Dikarenakan argumentasinya yang cerdas, Will selalu bebas. Di tempat lain,
dia sempat membuat malu pemuda sok pintar, ketika sahabatnya -Ben Affleck
hendak mendekati seorang mahasiswi Harvard. Ben yang terpojok, segera
mendapat bantuan Will yang sepertinya tahu segala hal itu. Di sana pula dia
berkenalan dengan Skylar, cewek pintar yang lalu dia cintai.
Banyak sekali adegan-adegan yang menunjukkan betapa pintarnya Will
Hunting. Misalnya saja ketika dia harus penghadapi beberapa psikiater yang
ditunjuk oleh Prof. Gerald. Prof. Gerald yang merasa kepintaran Will akan
sangat berjasa bagi dunia, mencoba membujuk Will agar bekerja pada
pemerintah. Namun bukan itu yang Will inginkan.
Dia mengerti banyak hal ketika bertemu Prof. Sean, psikiater ke-6 yang
direkomendasi Prof.Gerald. Pada awalnya hubungan mereka sudah terlihat
menarik. Walau tetap terjadi konflik kecil, Sean berusaha membuat Will agar
menumpahkan segala kesedihan masa lalunya. Dan itu sangat sulit sekali.
Hingga akhirnya benteng pertahanan Will hancur dan akhirnya Will menangis
di pelukan Sean.
Sebagai seorang yatim piatu yang diangkat oleh ayah ringan tangan, Will
tumbuh menjadi pria yang tidak bisa dekat dengan orang lain, termasuk dalam
urusan wanita. Absennya kasih sayang dalam kehidupan Will membentuknya
menjadi pribadi tertutup, tidak percaya pada rasa cinta dan kasih sayang yang
5

diberikan orang lain, dan temperamental. Namun, di luar semua itu, Will
adalah pemuda yang jenius dalam bidang sains. Itulah yang menyebabkan Prof.
Gerald Lambeau (Stellan Skarsgård) terobsesi dengan Will dan ingin
memaksakan kehendaknya agar Will bekerja di bidang matematika dan
menyebarkan ilmu yang dimilikinya, meski Will sendiri tidak tahu apa tujuan
hidup yang ingin dicapainya dan seperti apa dia ingin menjalankan hidupnya.
Keadaan Will ini mengingatkan saya bahwa seberapapun pintar, kaya, atau
berkuasanya seseorang, bila tidak memiliki tujuan dan memahami eksistensi
kehidupannya, maka semua itu akan sia-sia. Kecerdasan, limpahan materi, atau
daya kuasa yang besar tanpa tahu apa yang akan dicapai hanya membuat diri
terombang-ambing, mudah dipengaruhi orang lain. 
Bersyukurlah tokoh Will ini karena dia dipertemukan oleh Sean Maguire,
psikolog yang kesepian sejak kematian istrinya. Will selalu mendapat
pencerahan di hampir setiap sesi konsultasinya dengan Sean. Tujuan hidup,
cinta, kasih sayang, dan self respect adalah beberapa hal yang dipelajari Will
dari Sean dan sebaliknya, Sean pun selalu berintrospeksi diri setelah
mendengarkan pernyataan atau pertanyaan Will. Sean pun juga belajar dari
Will bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, perjuangan harus diteruskan
dan tidak boleh putus asa. Life goes on!
Pada saat sesi konsultasi antara Sean dan Will, ada scene di mana Sean
mengucapkan kalimat "It's not your fault". Adegan tersebut merupakan momen
kunci di mana dinding yang selama ini memisahkan kehidupan Will dari
kebahagiaan, dinding yang membekukan hati Will, dinding yang menjadi
tempat berlindung Will ketika dia lari dari kehidupan, dan kini dengan satu
kalimat "it's not your fault", dinding itu runtuh, membebaskan Will dari sisi
gelap hidupnya. 
Will adalah orang yang spesial, sangat jenius, sehingga dia tidak boleh
menyia-nyiakan hidup dan berkat yang dimiliknya. Chuckie sangat yakin dan
percaya bahwa masa depan cemerlang menanti Will.
Good Will Hunting adalah kisah tentang bagaimana kehidupan seorang
lelaki yang mengarah ke penghancuran diri dan bagaimana empat orang
6

mencoba untuk menariknya kembali. Salah satunya adalah Lambeau, yang


mendapat masa percobaan untuk Will dengan janji bahwa dia membantu
menemukan konselor.
Salah satunya Sean McGuire (Robin Williams), teman sekamar kampus
Lambeau, yang menjadi profesor perguruan tinggi namun mengacaukan
kehidupannya sendiri, meski dia seorang konselor berbakat. Lainnya adalah
Skylar (Minnie Driver), seorang mahasiswi Inggris di Harvard, yang jatuh cinta
dengan Will dan mencoba untuk membantunya. Sedangkan yang lainnya lagi
adalah Chuckie (Ben Affleck).
Benar, tetapi Will tidak melihatnya seperti itu. Keengganannya untuk
mengambil kesempatan di MIT sebagian didasarkan pada kebanggaan kelas
kehidupan sosialnya. Karena jika dia mengambil kesempatan itu, sama saja
dengan mengkhianati teman-temannya dan lingkungan. Robin Williams
memberikan salah satu penampilan terbaiknya sebagai McGuire, terutama
dalam adegan di mana dia akhirnya mendapatkan anak itu untuk mengulang,
“Itu bukan salahku.” Film penuh inspirasi Good Will Hunting mungkin
menemukan beberapa inspirasinya dalam kehidupan pembuatnya. Film ini
ditulis bersama oleh Damon dan Affleck, yang dibesarkan di Boston, yang
adalah teman masa kecil. Keduanya memiliki bakat alami sejak muda dan
menggunakannya untuk menemukan kesuksesan sebagai aktor. Sangat menarik
untuk menemukan kesejajaran antara kehidupan dan karakter mereka.
Sekaligus menarik untuk melihat adegan antara Damon dan Driver dengan
pengetahuan bahwa mereka jatuh cinta ketika membuat film. Film ini seperti
memiliki telinga yang bagus untuk mendengarkan cara para karakter ini
berbicara.
c. '' Good Will Hunting, '' sebuah film yang jauh lebih anggun daripada
permainan kata-kata dalam judulnya, menampilkan Will Hunting (Mr. Damon)
dengan gimmick yang tidak tertahankan seperti sepatu kaca. Will, yang bekerja
sebagai petugas kebersihan di Massachusetts Institute of Technology, adalah
Cinderella di papan tulis. Seorang profesor matematika agustus (Stellan
Skarsgard) memposting masalah khusus yang menggoda otak untuk murid-
7

muridnya, dan ternyata keajaiban ajaib yang mendorong sapu dari Boston
Selatan adalah satu-satunya yang bisa menyelesaikannya.
Ternyata Will, tokoh yang paling jagoan di zaman Gilbert Grape ini,
menolak segala macam kesuksesan. Meskipun dia tahu sejauh mana
kecemerlangannya sendiri (ada adegan bagus di mana dia cocok dengan orang-
orang palsu Harvard), Will lebih suka bar-hopping dengan teman-teman
sekelasnya untuk hidup dalam ketekunan yang sombong. Teman-teman - Cole
Hauser, Casey Affleck dan saudara lelakinya Ben, yang setara dengan Matt
Dillon yang tampan dan karismatik untuk Tuan Van Sant - cintai dan lindungi
Will dengan cara yang, tampaknya, tidak dimiliki orang lain.
Begitu profesor matematika itu pergi mencari si jenius pemalu, '' Good Will
Hunting '' menggoda dengan narasi bahaya. Apakah akan ada pekerja mukjizat
untuk menjinakkan pemberontakan Will dan mengeluarkan kecemerlangan
Will? Akankah ada banyak simetri yang nyaman untuk hubungan dokter-
pasien? Ya, tetapi film ini cerah dan cukup tahu untuk membawa energi segar
ke pertarungan antara Will dan Sean McGuire (Tuan Williams), sesama orang
yang kurang berprestasi yang terbukti menjadi satu-satunya terapis yang bisa
menanganinya. George Plimpton, berperan sebagai dokter bertepung yang
mengangkat tangannya ke atas seorang pasien seperti ini, berseru, '' Tidak ada
lagi keburukan! Tidak ada lagi tindakan bodoh! Tidak ada lagi ballyhoo! ''
Film ini sedikit tegang dalam menciptakan satu set persahabatan paralel
yang rapi dan dengan menemukan terlalu banyak gema masalah Will di masa
lalu Sean sendiri. Tapi apa yang dilakukannya dengan indah adalah
mengembangkan perdebatan dokter-pasien yang menjadi mempengaruhi dan
penting bagi kedua belah pihak. Karena gelisah dan sarkastik, Will bekerja
lembur untuk menemukan saraf mentah dokter, dan para aktor memainkannya
dengan penuh semangat. Tuan Williams sangat kuat dan kuat di sini; Tuan
Damon, sangat supernova, lincah dengan cara yang membuat karakternya terus
mengejutkan. Saat-saat terbaik skenario ini muncul dalam beberapa monolog
panjang yang menentukan (terutama satu dari Sean di Boston Public Gardens)
yang dengan marah membuat Will dan Sean hidup kembali. Lukisan di kantor
8

Sean, yang mendorong Will untuk berbicara dengan cerdik tapi pintar tentang
karakter terapis, adalah oleh Tn. Van Sant.
3. Observer 3 : Putrie Nurul A.
a. Good Will Hunting adalah sebuah film tahun 1997 disutradarai oleh Gus
Van Santmengambil tempat di Boston, Massachusetts, yang menceritakan
kisah Will Hunting, seorang “prodigy” bermasalah yang bekerja sebagai
“janitor” di Massachusetts Institute of Technology meskipun pengetahuannya
dalam matematika lebih superior dibanding dengan seluruh orang lain di
fakultas tersebut.
Will Hunting, adalah seorang pemuda yang memiliki permasalahan terkait
dengan masa lalunya. Dia seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh keluarga
angkatnya. Hidup dengan keluarga angkatnya dipenuhi dengan
penyalahgunaan dan penelantaran. Karena pengalaman ini, mempengaruhi cara
Will berinteraksi dengan orang-orang. Sulit baginya untuk mempercayai orang
lain karena Will  tidak ingin mengambil risiko terluka lagi. Will bekerja
sebagai petugas kebersihan di MIT, Amerika Serikat. Secara diam-diam, dia
berhasil memecahkan sebuah soal tantangan Prof.Gerald yang sebetulnya
diberikan kepada muridnya.
Kampus menjadi heboh ketika tahu-tahu soal super sulit tersebut berhasil
dipecahkan. Namun tidak ada yang tahu siapa orang pintar itu. Hingga
akhirnya secara tak sengaja, Prof.Gerald, memergoki Will tengah
menyelesaikan soal lain di papan tulis koridor kampus. Will yang kepergok
langsung memutuskan berhenti bekerja. Karena masa lalu yang begitu buruk
membuat Will menjadi mudah terpacu emosi tetapi belum memasuki tahap
brutal. Suatu hari dia pernah memukuli gerombolan yang baru saja
mengganggu seorang cewek, Will semakin kesal setelah tahu bahwa
gerombolan yang mengganggu cewek tersebut pernah mengganggu dirinya
waktu TK. Will harus berurusan dengan polisi karena dia telah mengeroyok
seorang polisi yang bertugas melerai pertarungan antara Will dengan
gerombolan tersebut, dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya serta
harus mengikuti sidang.
9

Prof. Gerrald masuk ke pengadilan Will dan campur tangan atas namanya,
menawarkan pilihan: baik akan bisa pergi ke penjara, atau dia bisa dilepas ke
pribadi Lambeau yang pengawasan, dimana dia harus belajar matematika dan
melihat seorang psikoterapis. Akan memilih yang terakhir meskipun Will
tampaknya percaya bahwa dia tidak perlu terapi. Kegagalan untuk
menindaklanjuti dengan tugas-tugas akan menyebabkan dia untuk melayani
waktu di penjara. Akan menghadiri sesi terapi tetapi mereka mengakhiri semua
dengan terapis menyerah karena kejenakaan. Kemudian, Profesor Gerrald
memutuskan untuk memanggil Sean McGuire, teman lamanya dari sekolah
yang berasal dari South Boston seperti Will, untuk mencoba dan membuat
terobosan.
Sean dan Will akhirnya memulai sisi terapi mereka. Awalnya Will gagal
untuk membawa mereka serius. Tetapi dengan ketekunan dan ketulusan Sean,
memungkinkan Will untuk terbuka kepadanya. Akhirnya Will dan Sean
menjadi lebih akrab dan Will bersedia menceritakan pengalaman masa lalunya
yang kelam.
Sementara itu Prof.Gerrald, mendorong apakah begitu sulit untuk unggul
yang pada akhirnya Will menolak untuk pergi wawancara kerja yang telah
disiapkan oleh Prof. Gerrald, untuk posisi yang lebih menantang bahkan
dengan bakat yang sangat besar. Bahkan, Prof. Gerrald dan Sean juga
bertengkar tentang masa depan Will, Will kebetulan menyaksikan argumen ini
marah entah bagaimana bertindak sebagai katalis untuk keputusannya untuk
memasuki tingkat yang lebih dalam kepercayaan dan berbagi dengan Sean. Dia
rupanya menyadari dari peristiwa ini bahwa situasi ini sedikit lebih kompleks
dari Will vs Dunia. Dia sekarang melihat bahwa mentor adalah setiap bit
sebagai manusia, bisa keliru, dan bertentangan dalam keadaannya.
Skylar (Gadis yang ditemui Will di Bar Harvard), meminta Will untuk
pindah ke California bersamanya, dimana dia harus melanjutkan sekolah
kedokteran di Stanford University School of Medicine. Will memikirkan hal
tersebut dengan panik. Dia menolak penelitian matematika dia telah lakukan
dengan Prof. Gerrald. Sean menunjukkan bahwa Will begitu mahir
10

mengantisipasi kegagalan dimasa depan dalam hubungan interpersonal bahwa


dia sengaja menyabotase mereka dalam rangka menghindari resiko rasa sakit
emosional. Ketika Will menolak untuk membeikn jawaban yang jujur tentang
apa yang ingin dia lakukan untuk hidupnya. Will kemudian memberitahu
Chuckie bahwa dia ingin menjadi buruh selama sisa hidupnya. Chuckie
menjawab bahwa hal itu akan jadi penghinaan epada teman-temannya untuk
Will membuang – buang potensinya, dan bahwa keinginannya adalah bahwa
Will harus meninggalkan untuk mengejar sesuatu yang lebih besar. Will
terpaksa menerima salah satu tawaran pekerjaan yang ditur oleh Prof. Gerrald.
Pada sesi lain terapi, Sean dan Will berbagi bahwa mereka berdua korban
penganiayaan anak, dan Sean membantu Will untuk menerima bahwa
kekerasan yang dia terima itu bukan salahnya. Setelah membantu Will
meyelesaikan masalah itu, Sean mendamaikan dengan Prof. Gerrald dan
memutuskan untuk mengambil cuti untuk perjalanan dunia. Ketika teman-
teman Will menyajikan dia dengan Nova Chevrolet dibangun kembali untuk
ulang tahun ke-21, dia memutuskan untuk menyampaikan penawaran yang
menguntungkan pekerjaanya dan pergi ke California untuk menyatukannya
dengan Skylar.
b. Film ini dibintangi Matt Damon sebagai petugas kebersihan di M.I.T. yang
suka berpesta dan berkeliaran di lingkungan lama dan yang bacaannya terdiri
dari mengunduh seluruh perpustakaan ke dalam memori fotografinya. Stellan
Skarsgard memerankan Lambeau, sang profesor, yang menawarkan hadiah
kepada setiap siswa yang dapat memecahkan masalah yang sulit. Pagi
berikutnya, jawabannya tertulis di papan tulis berdiri di aula. Tapi tidak ada
siswa yang melakukannya.
Beberapa hari kemudian, Lambeau menangkap Will Hunting (Damon) di
papan dan menyadari bahwa dia adalah penulisnya - seorang jenius matematika
alami yang secara intuitif dapat melihat melalui masalah-masalah paling sulit.
Lambeau ingin membantu Will, membawanya ke sekolah, mungkin, atau
berkolaborasi dengannya. Tapi sebelum itu bisa terjadi, Will dan beberapa
11

temannya menjelajahi lingkungan lama dan memukuli seorang pria. Will juga
palu pada polisi sedikit dan dipenjara.
Dia gila. Dia melihat tidak ada yang salah dengan menghabiskan seluruh
hidupnya bergaul dengan teman-temannya, menghabiskan beberapa gelas bir,
menahan pekerjaan kerah biru.
"Good Will Hunting" adalah kisah tentang bagaimana kehidupan anak ini
berujung pada penghancuran diri dan bagaimana empat orang mencoba
menariknya kembali. Salah satunya adalah Lambeau, yang mendapat masa
percobaan untuk Will dengan janji bahwa dia akan menemukannya membantu
dan menasihati.
Salah satunya adalah Sean McGuire (Robin Williams), teman sekamar di
perguruan tinggi Lambeau, sekarang seorang profesor perguruan tinggi yang
telah mengacaukan hidupnya sendiri, tetapi seorang penasihat yang berbakat.
Salah satunya adalah Skylar (Pengemudi Minnie), seorang mahasiswa Inggris
di Harvard, yang jatuh cinta pada Will dan mencoba membantunya. Dan satu
adalah Chuckie (Ben Affleck), teman Will sejak kecil. Keengganannya untuk
menerima peluang di MIT sebagian didasarkan pada kebanggaan kelas (itu
akan mengkhianati teman-temannya dan lingkungan lama) dan sebagian lagi
pada luka psikis lama. Dan hanya dengan menerobos luka-luka itu dan
membagikan sebagian miliknya sendiri, McGuire, penasihatnya, dapat
membantunya. Robin Williams memberikan salah satu penampilan terbaiknya
sebagai McGuire, terutama dalam adegan di mana dia akhirnya membuat anak
itu mengulangi, "Itu bukan salahku." "Good Will Hunting" mungkin
menemukan beberapa ilhamnya dalam kehidupan pembuatnya. Film ini ditulis
bersama oleh Damon dan Affleck, yang dibesarkan di Boston, yang adalah
teman masa kecil, dan yang keduanya mengambil bakat alami muda dan
menggunakannya untuk menemukan kesuksesan sebagai aktor. Sangat
menggoda untuk menemukan kesejajaran antara kehidupan mereka dan
karakter - dan menggoda juga, untuk menonton adegan antara Damon dan
Driver dengan pengetahuan bahwa mereka jatuh cinta saat membuat film.
12

c. Good Will Hunting (1993), Film yang di sutradarakan oleh Gus van Sant
ini sukses membuat saya tertegun saat menontonnya. Adegan yang paling suka
dari film ini adalah setiap sesi konsultasi antara Sean Maguire (Robin
Williams) dan Will Hunting (Matt Damon), sebab percakapan kedua tokoh ini
sangat menyentuh dan membuat kita selalu berpikir ulang tentang arti dan
tujuan hidup, ketidak sempurnaan setiap manusia, kasih sayang, dan kesetiaan.
Sebagai seorang yatim piatu yang diangkat oleh ayah yang suka memukul,
Will tumbuh menjadi pria yang tidak bisa dekat dengan orang lain, termasuk
dalam urusan untuk mendekati wanita. Minimnya kasih sayang dalam
kehidupan Will membentuknya menjadi pribadi yang dingin, tidak percaya
pada rasa cinta dan kasih sayang yang diberikan orang lain, dan emosional.
Namun, di luar semua itu, Will adalah pemuda yang jenius dalam bidang sains.
Itulah yang menyebabkan Prof. Gerald Lambeau (Stellan Skarsgård) terobsesi
dengan Will dan ingin memaksakan kehendaknya agar Will bekerja di bidang
matematika dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya, meski Will sendiri tidak
tahu apa tujuan hidup yang ingin dicapainya dan seperti apa dia ingin
menjalankan hidupnya. Keadaan Will ini mengingatkan saya bahwa sepintar
apapun, kaya, atau berkuasanya seseorang, bila tidak memiliki tujuan dan
memahami eksistensi kehidupannya, maka semua itu akan sia-sia. Kecerdasan,
limpahan materi, atau daya kuasa yang besar tanpa tahu apa yang akan dicapai
hanya membuat diri terombang-ambing, mudah dipengaruhi orang lain.
Beruntunglah tokoh Will ini karena dia dipertemukan oleh Sean Maguire,
psikolog yang kesepian sejak kematian istrinya. Will selalu mendapat
pencerahan di hampir setiap sesi konsultasinya dengan Sean. Tujuan hidup,
cinta, kasih sayang, dan self respect adalah beberapa hal yang dipelajari Will
dari Sean dan sebaliknya, Sean pun selalu berintrospeksi diri setelah
mendengarkan pernyataan atau pertanyaan Will. Salah satu bagian yang paling
menarik adalah ketika Sean mengatakan jangan pernah mencintai seseorang
karena kesempurnaannya, sebab kita hanya akan kecewa bila ternyata kita
tidak menemukan kesempurnaan yang kita harapkan pada orang yang kita
cintai. Cintailah seseorang karena rasa saling melengkapi di antara
13

ketidaksempurnaan yang dimiliki. Itulah yang membuat seseorang berarti bagi


orang lain. Sean pun juga belajar dari Will bahwa apapun yang terjadi dalam
hidup ini, perjuangan harus diteruskan dan tidak boleh putus asa.
Chuckie Sullivan (Ben Affleck), teman terdekat Will, ingin melihat
sahabatnya ini sukses dan tidak mengikuti jejaknya yang hanya menjadi buruh
kasar tanpa masa depan yang jelas karena tidak memiliki kemampuan apa-apa.
Will adalah orang yang spesial, sangat jenius, sehingga dia tidak boleh menyia-
nyiakan hidup dan berkat yang dimiliknya. Chuckie sangat yakin dan percaya
bahwa masa depan cemerlang menanti Will.
4. Observer 4 : Shohaibatul Aslamiyah
a. Good Will Hunting menceritakan Will Hunting, seorang petugas
kebersihan di Massachussets Institute of Technology, yang memiliki
kejeniusan di bidang matematika. Pemeran Good Will Hunting antara lain
Robin Williams, Matt Damon, Ben Affleck, Stellan Skarsgård, Casey Affleck,
Cole Hauser, dan Alison Folland.
Profesor Lambeau dari MIT memberikan problem matematika yang rumit di
papan tulis. Tidak ada muridnya yang bisa menyelesaikannya. Namun, secara
mengejutkan, problem tersebut ternyata bisa diselesaikan secara diam-diam
oleh Will Hunting, seorang petugas kebersihan M.I.T. Prof. Lambeau akhirnya
mengetahui siapa yang bisa menyelesaikan masalah matematika yang dia tulis.
Dia sangat terkesan dengan kemampuan Will Hunting.
Namun, Will Hunting kemudian berurusan dengan polisi karena dia
menyerang seorang polisi. Lambeau menolongnya Will Hunting. Dia akan
tidak dipenjara asal mau bekerja dengan Lambeau di bidang matematika dan
menjalani terapi. Awalnya, tidak ada terapis yang dapat menangani Will.
Namun, pada akhirnya, satu orang terapis bernama Sean Maguire berhasil
menarik perhatian Will.
Film Good Will Hunting mengisahkan tentang seorang pemuda berandalan
bernama Will Hunting (Matt Damon). Will Hunting semenjak kecil sudah
terbiasa dengan kehidupan yang keras dan juga tanpa aturan. Hal tersebutlah
yang membuat Will Hunting selalu berganti-ganti pekerjaan karena sifatnya
14

yang urakan dan selalu membuat kekacauan. Sehingga tidak pernah ada tempat
kerja yang tahan dengan perilakunya tersebut.
Namun ada satu kelebihan yang dimiliki oleh Will Hunting namun tidak
diketahui oleh semua orang. Yaitu ternyata Will Hunting memiliki kecerdasan
otak yang melebihi manusia rata-rata bahkan dianggap bisa menyamai
kecerdasan dari Albert Einstein. Namun kecerdasan milik Will Hunting selalu
tertutupi dengan sikapnya yang berandalan dan seenaknya sendiri.
Hingga kemudian, Will Hunting mendapatkan pekerjaan sebagai seorang
tukang sapu di sebuah Universitas yang ternama. Kehadiran Will Hunting di
tempat tersebut tentunya tidak pernah dipedulikan oleh siapapun karena
mereka menganggap bahwa Will Hunting tidak memiliki kemampuan apapun.
Hingga kemudian Will Hunting bertemu dengan seorang Dosen di Universitas
tersebut sekaligus seorang Professor matematika bernama Prof.Gerald
Lambeau (Stellan Skarsgård).
Ternyata Will Hunting berhasil memecahkan soal-soal matematika rumit
yang diberikan oleh Prof.Gerald Lambeau. Hal tersebut tentu saja membuat
Profesor yang pernah memenangkan Nobel tersebut menjadi begitu terkagum
dengan kemampuan yang dimiliki oleh Will Hunting. Dia kemudian menyadari
bahwa Will Hunting memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Namun ada satu hal
yang menjadi kekurangan dari Will Hunting yaitu sifat buruknya.
Hal tersebutlah yang membuat Profesor tersebut tertarik untuk
menghilangkan sifat buruk yang dimiliki oleh Will Hunting dan menonjolkan
kecerdasan yang dia miliki. Namun ternyata hal tersebut tidak mudah untuk
dilakukan. Apalagi Will Hunting telah terbiasa dengan hidupnya yang serba
berantakan. Hingga akhirnya Profesor Gerlad Lambeau meminta bantuan
kepada seorang terapis bernama Sean Maguire (Robin Williams).
 Setelah mengetahui kasus dari Will Hunting, Sean pun tertarik untuk bisa
membuat Will Hunting menjadi pribadi yang lebih baik. Berbagai cara dan
metode unik dilakukan oleh Sean untuk membuat Will Hunting bisa
memanfaatkan kecerdasan yang dia miliki. Film Good Will Hunting adalah
sebuah film bergenre drama yang dirilis pada tahun 1997.
15

b. Film yang disutradarai Gus Van Sant ini akan mencetak tidak hanya
dengan inteligensia pada tingkat abstrak maupun emosional, tetapi banyak alur
ceritanya yang menyayat hati dan menyentuh hati akan memenangkan audiensi
arus utama dengan cara seperti Mr. Holland's Opus. Jarak terpendek antara dua
titik bukanlah garis lurus, dan itu terutama berlaku untuk Will Hunting (Matt
Damon) muda dalam kisah pribadi ini. Secara geografis, perjalanan Will tidak
jauh dari lingkungan kelas pekerja di Boston Selatan ke elit bangsawan
Cambridge dan M.I.T. Tapi secara emosional, ini adalah jarak yang tidak
terbatas dan tak terjangkau untuk Will, terlepas dari kenyataan bahwa dia
memiliki bakat untuk matematika terbatas, memori fotografi dan kapasitas
untuk mengasimilasi pengetahuan dan kemudian mensintesisnya untuk
mencapai dimensi pemahaman baru.
Meskipun Will dapat memperhitungkan matematika dari tingkat teoritis
tertinggi, hidupnya sendiri, dalam istilah matematika, diatur oleh teori chaos.
Pada siang hari, dia bekerja keras sebagai petugas kebersihan di M.I.T .; pada
malam hari, dia mencari bar dengan teman-teman Southie-nya, minum bir dan
memancing pertengkaran.
Di antara kursus paralel dan tidak pernah bertemu ini, Will merancang bukti
teorema matematika yang sangat kompleks yang M.I.T. menjadi tantangan bagi
mahasiswa pascasarjana yang paling cerdas. Kepala departemen matematika,
Profesor Lambeau (Stellan Skarsgard) gentar dengan kejeniusan solusi Will.
Bahkan mahasiswa pascasarjana yang paling cerdas sekalipun hampir tidak
dapat memahami kecemerlangannya yang murni.
Untuk sedikitnya, M.I.T. pendirian intelektual tercengang ketika ditemukan
bahwa petugas kebersihan hanya memecahkan masalah "tidak terpecahkan".
Sementara itu, Will tidak banyak berpikir, bingung dan bertengkar dengan
teman-teman sekelasnya.
Memang, emosinya, bukan kecerdasannya, yang mendominasi hidupnya
dan, tidak mengejutkan, Will ditangkap karena penyerangan (bukan
pelanggaran pertamanya). Dia adalah persamaan yang tidak seimbang secara
emosional dan hukuman penjara. Tetapi Will ditawari kesepakatan yang tidak
16

biasa oleh pengadilan, atas izin Profesor Lambeau. Dia akan diberikan masa
percobaan jika memenuhi dua syarat: (1) Dia belajar matematika di M.I.T.
dengan Profesor Lambeau dan, (2) menghadiri sesi terapi. Dalam sejarah
yurisprudensi, itu tidak terlalu kejam (kejam akan belajar pemerintah di
Harvard), tetapi itu tentu sangat tidak biasa.
Aspek yang paling luar biasa dan menggugah dari alur cerita yang sangat
berbeda ini adalah subplot yang beragam dan bertekstur bijak. Affleck dan
Damon telah menciptakan, tidak dihitung, jalan cerita yang meliputi dan
merangkul banyak setan pribadi yang kaya melalui karakter yang mendukung.
Meskipun ceritanya dengan jelas berputar di sekitar Will, narasinya dikemas
dengan berbagai subplot yang menyentuh, semua dikatalisasi oleh kerumitan
Will yang menjengkelkan. Yang paling kuat di antara ini adalah siksaan terapis
Will (Robin Williams), seorang rekan Southie yang, dengan caranya sendiri
yang terukur, menghadapi kelemahan yang sama mengejutkannya dengan Will.
Kami juga merasakan sendok-perak, mahasiswa pra-med (Pengemudi Minnie)
yang jatuh cinta pada Will tetapi ternyata miliknya adalah alam semesta yang
tertutup. Bahkan ada motif Amadeus, yang diperankan dengan susah payah
oleh Profesor Lambeau, yang harus menghadapi kenyataan abadi bahwa dia,
dalam istilah film, hanya seorang Salieri. Ditambah lagi, bocah-bocah di
lingkungan yang, di bawah itu semua, tersiksa oleh ketidakmampuan Will
untuk meninggalkan sarang. Dia adalah idola perwakilan mereka dan
menggantungnya bersama mereka adalah teka-teki - mereka menikmatinya
tetapi mereka merasa kecewa karena dia tidak akan mencari apa yang hanya
dapat mereka impikan.
Hal terbaik tentang Good Will Hunting bukan dalam simetri psikologisnya
yang dibuat dengan baik, tetapi dalam kekacauan kemanusiaan yang sederhana.
Ini gaduh, itu lucu, ini memilukan - itu cincin kehidupan.
c. Bermula dengan kisah seorang pemuda bernama Will Hunting yang
berprofesi sebagai janitordi Universitas terkemuka di Amerika Serikat. Will
Hunting memiliki masa lalu yang kelam,dimana selama 20 tahun, Will
menyimpannya didalam kesendiriannya. Will juga dikenal dengan sifat
17

agresinya yang sangat kasar. Tapi, disamping itu semua, Will memiliki bakat
yang sangat menakjubkan. Dia berhasil memecahkan teori matematika dari
seorang professor, yang bernama Professor Gerald Lembau. Namun tidak ada
yang mengetahui siapakah yang mengerjakannya, sampai pada akhirnya beliau
tidak sengaja memergoki Will yang sedang mengerjakan soal tersebut, namum
saat Will ketahuan sedang mengerjakan soal itu Will memutuskan untuk
berhenti kerja. Tapi tanpa disadari beliau sangat tertarik dengan bakat yang
dimiliki oleh Will. Karena masa lalu yang buruk, Will dewasa mudah sekali
terpancing emosinya (namun bukan brutal), bersama temannya dia memukuli,
gerombolan yang baru saja mengganggu seorang wanita. Will semakin kesal
ketika tahu bahwa ketua berandalan tersebut adalah orang yang sejak kecil
suka mengganggunya.
Will ditangkap polisi dan harus mengikuti sidang. Disini kecerdasan Will
ditantang. Ternyata bukan sekali itu saja Will melakukan tindakan pemukulan.
Dikarenakan argumentasinya yang cerdas, Will selalu bebas. Di tempat lain,
dia sempat membuat malu pemuda sok pintar, ketikasahabatnya Chuckie
hendak mendekati seorang mahasiswi MIT. Chuckie yang terpojok, segera
mendapat bantuan Will yang sepertinya tahu segala hal itu. Di sana pula dia
berkenalan dengan Spy, wanita pintar yang lalu dia cintai. Professor Lambeau
adalah seorang genius matematika yang meraih penghargaan Field (semacam
Nobel). Dia merasa bahwa Will bukan anak biasa, jadi dia bersikeras untuk
mengarahkan Will jadi anak yang lebih beradab. Dia tahu bahwa Will sedang
terjerat masalah hukum karena tawuran, dan dia berhasil membebaskannya
secara bersyarat demi tujuannya itu. Syarat bagi Will untuk bebas adalah
laporan setiap hari ke Lambeau, dan memecahkan teori-teori matematika
lainnya, lalu secara rutin menemui psikolog untuk melakukan konseling, hal ini
agar dapat mengetahui apa sesungguhnya yang menyebabkan Will menjadi
seorang anak yang cenderung pemberontak dan menutup diri pada dunia luar.
Will setuju untuk syarat yang pertama, tapi untuk yang kedua dia tidak setuju
namun harus tetap dia lakukan.
18

Beberapa terapis tidak mampu menangani Will. Dia selalu saja membuat
kekacauan sehingga proses konseling menjadi tidak berjalan dengan baik dan
akhirnya psikolog tidak mau lagi menangani Will. Will selalu saja
mengalihkan pembicaraan jika psikolog yang menanganinya berusaha
menggali informasi yang sebenernya tentang apa yang menyebabkan Will
menjadi sangat mudah terpancing emosinya dan menjadi pemberontak. Dia
seperti menutupi sesuatu agar orang lain tidak mngetahui apapun tentangnya.
Karena itu Lambeau mengundang temanlamanya, Sean untuk menangani Will.
Sebenarnya yang diinginkan Prof. Lambeau hanya satu yaitu Will menjadi
sadar dan bekerja lalu mendapatkan apa yang sesuai dengan bakatnya.
Bagaimanapun, masalah dengan itu adalah Will adalah anak yang keras kepala,
yang belakangan diketahui bahwa dia mengalami hal traumatis yang
membuatnya bergabung dengan berandalan,dan menghindari segala macam
hubungan dengan manusia. Dia terlalu takut untuk mencoba sesuatu, dan takut
untuk menjalin hubungan dengan orang lain, karena dia takut akan
ditinggalkan. Itu adalah sebuah mekanisme pertahanan diri yang dilakukan
oleh Will, kata Sean. Dia mengerti banyak hal ketika bertemu Sean, psikolog
ke-6 yang direkomendasi oleh Profesor Gerald.
Pada awalnya hubungan mereka sudah terlihat menarik. Walau tetap terjadi
konflik kecil. Sean berusaha membuat Will agar menumpahkan segala
kesedihan masa lalunya. Dan itu sangat sulit sekali. Hingga akhirnya benteng
pertahanan Will hancur, yang membuat Will menangis dipelukan Sean.
Akhirnya Will berhasil menjadi pemuda yang baik. Dan hubungan antara Sean
dan Will tetap terjalin dengan baik. Saya menyukai film ini karena dalam film
ini mengajarkan bahwa, semua orang takut untuk gagal, tetapi setidaknya
mereka telah mencoba. Dan jangan pernah takut untuk berusaha.Kecerdasan
setiap orang berbeda-beda. Ada kalanya orang pintar di bidang akademis, tapi
bidang lainnya tidak. Will mengalami hal ini. Penyakit mental lebih
mengerikan dari pada penyakit jasmani.
5. Observer 5 : Teresa Kiseki
19

a. Will Hunting, adalah berusia 20 tahun, seorang pemuda yang memiliki


permasalahan terkait dengan masa lalunya. Dia seorang yatim piatu yang
dibesarkan oleh keluarga angkatnya. Dia bekerja sebagai cleaning service di
sebuah universitas ternama, M.I.T. (Massacahussets Institute of Technology).
Oleh karena kemiskinannya itu dia tidak pernah merasakan bangku kuliah,
namun demikian Will adalah seorang yang jenius nan cerdas. Hanya dengan
membaca buku saja, kemampuannya sebanding dengan orang – orang yang
mengenyam pendidikan di universitas tempatnya bekerja. Bahkan Will mampu
memecahkan teka – teki teori matematika yang disayembarakan oleh profesor
Lambeau di universitas tersebut.
Kampus menjadi heboh ketika tahu-tahu soal super sulit tersebut berhasil
dipecahkan. Namun tidak ada yang tahu siapa orang pintar itu. Hingga
akhirnya secara tak sengaja, Prof.Gerald, memergoki Will tengah
menyelesaikan soal lain di papan tulis koridor kampus. Will yang kepergok
langsung memutuskan berhenti bekerja. Karena masa lalu yang begitu buruk
membuat Will menjadi mudah terpacu emosi tetapi belum memasuki tahap
brutal. 
Suatu hari dia pernah memukuli gerombolan yang baru saja mengganggu
seorang cewek, Will semakin kesal setelah tahu bahwa gerombolan yang
mengganggu cewek tersebut pernah mengganggu dirinya waktu TK. Will harus
berurusan dengan polisi karena dia telah mengeroyok seorang polisi yang
bertugas melerai pertarungan antara Will dengan gerombolan tersebut, dan
harus mempertanggungjawabkan perbuatannya serta harus mengikuti sidang.
DanWill sehingga dia harus menjalani hukuman penjara. Profesor Lambeau
yang tertarik dengan kejeniusan Will akhirnya menjamin bebas Will dari
penjara dengan syarat : Will mau bekerja untuknya dan menjalani terapi
psikologis. Syarat tersebut diterima oleh Will, dan mulai saat itu selain harus
bekerja bersama profesor Lambeau, Will juga harus menjalani terapi.
Will yang bandel dan cerdas mampu mempermainkan beberapa ahli terapi
yang menanganinya. Satu persatu ahli terapi dari berbagai aliran itu pun
menyerah dan mengundurkan diri sebagai ahli terapi Will. Sampai akhirnya
20

profesor Lambeau meminta tolong pada temannya yang juga psikolog yaitu
Sean McGuire. Sama seperti ahli terapi lainnya, Will pun mempermainkan
Sean dengan membongkar luka lama Sean sehingga itu membuat suatu
masalah baru bagi Sean sendiri. Namun Sean tidak mau menyerah, pertemuan
demi pertemuan mereka jalani. Pada awalnya Will melakukan aksi bungkam
mulut dan hanya mendengarkan Sean yang bercerita tentang kehidupannya,
seakan – akan Sean lah yang menjadi klien dari Will.
Dalam masa konseling tersebut, Will mengalami berbagai pengalaman baru
yaitu dalam percintaan dan pencarian pekerjaan. Namun kedua hal itu malah
menjadi suatu konflik tersendiri bagi psikis Will yang memang sedang
terganggu. Karena keterbukaan dan kehangatan yang diberikan oleh Sean
akhirnya kekerasan hati Will pun runtuh, dan Will pun berani membuka dirinya
pada Sean seperti layaknya seorang sahabat.
b. Will (Matt Damon), yang tumbuh sebagai anak yang tersiksa di Boston
Selatan, bekerja sebagai tukang bersih-bersih di M.I.T. Ketika dia memecahkan
soal matematika yang rumit yang membuat kesulitan mahasiswa lainnya,
seorang profesor mencarinya, yang hanya berujung melihat dia dipenjarakan
karena memukul polisi. Profesor tersebut berjanji bahwa dia akan bekerja
engan Will dan akan mendapatkan pertolongan psikiatris. Ketika Will mencoba
untuk menakuti beberapa terapis, profesor mencari teman lamanya saat kuliah,
Sean (Robin Williams). Seperti Will, Sean juga orang yang pernah mengalami
kehidupan yang keras di Boston Selatan dan masih berjuang dengan
kehilangannya—yang berarti Sean mampu untuk menolong Will untuk
menyadari bahwa dia tidak akan mengkhianati teman-temannya dengan bakat
untuk memperluas dunianya. Seiring waktu, Will jatuh cinta dengan mahasiswi
kedokteran Harvard, Skylar (Minnie Driver). Dia dan Sean mengajari Will
bahwa dinding yang dia buat untuk melindunginya dari rasa sakit tidak lama
lagi dibutuhkan.
c. Berlatar di Boston dan Cambridge, “Good Will Hunting” merupakan kisah
seorang tukang bersih-bersih berumur 20 tahun di M.I.T., Will Hunting (Matt
Damon), pria muda yang sangat cerdas namun suka memberontak yang
21

mengabiskan hari-harinya mengepel lantai dan malamnya berkumpul bersama


teman-temannya, termasuk Chuckie (Ben Affleck), di bar lokal bersama
dengan pacaranya (Minnie Driver).
Kecerdasan Will merupakan suatu rahasia terhadap semua di M.I.T.
sampai suatu hari ketika Professor Lambeau (Stellan Skaarsgard) membuat
murid-muridnya bingung dengan rumus matematika yang dituliskan di
papantulis di lorong. Pada malam hari, Will menyelesaikan rumusnya dengan
benar yang menarik perhatian Lambeau.
Cerita di sini sama seperti cerita pembebasan, drama romantis dan cerita
tentang tumbuh dan berkembang nyaman dengan diri sendiri. Will, hampir
tidak terelakkan, membuat masalah hukum, sebagai gantinya, ditawarkan sesi
matematika dan terapi. Dia menerima, dengan hambatan, dan bertemu
beberapa terapis hingga dia bertemu dengan seseorang yang tidak akan
menyerah, Sean McGuire (Robin Williams).
6. Observer 6 : Tyana Cintya
a. Will, seorang tukang bersih-bersih di M.I.T., tinggal di sisi berlawanan
kota di Dorchester, yang tidak sebagus Cambridge, tempat MIT dan Harvard
berada. Karena Will adalah bagian dari kelas bawah dan dikelilingi oleh orang-
orang dari kelas bawah, dia mengalami kesulitan untuk menyadari bahwa dia
dapat mencapai kebesaran yang dia mampu. Pikiran jenius Will membantunya
membela orang-orang yang dia sayangi, tetapi itu juga memungkinkannya
untuk menjadi sombong karena dia tahu dia lebih pintar daripada orang-orang
di sekitarnya. Kelas Will dan masa lalunya sangat memengaruhi cara Will
memandang dirinya sendiri dan dia terus-menerus percaya bahwa dia harus
puas dengan hidupnya dan memiliki sedikit motivasi untuk bergerak maju di
dalamnya dan mencapai lebih banyak.
Good Will Hunting dimulai dengan seorang profesor di M.I.T. memberi
siswa-siswanya soal matematika yang hampir mustahil untuk dipecahkan.
Bekerja sebagai petugas kebersihan di MIT, Will Hunting melihat masalah
matematika di papan tulis dan dengan mudah menyelesaikannya. Ketika
profesor mengetahui bahwa Will menyelesaikan masalah ini, dia melakukan
22

segalanya dengan kekuatannya untuk memastikan Will tidak menyia-nyiakan


pikiran jeniusnya. Profesor Lambeau mengirim Will ke seorang terapis yang
membimbingnya dalam proses mengatasi setan masa lalunya yang
menahannya. Film ini secara fantastis mengembangkan karakter Will yang
rusak dengan cara yang realistis dengan temperamen pendeknya dan rasa takut
akan ditinggalkan.
b. Matt Damon memerankan Will Hunting, yang merupakan anak muda yang
brilian yang menyangkal kecerdasannya. Will pernah mengalami masa kecil
yang abusif atau tersiksa yang melukainya secara mental hingga ke titik di
mana dia tidak bisa membiarkan orang-orang mendekatinya selain teman
terbaiknya yang dimainkan oleh Ben Affleck. Hingga seorang professor
menemukan bakat Will dan menolongnya terhindar dari urusan hukum. Robin
Williams kemudian muncul sebagai terapis pada Will, yang merupakan satu-
satunya orang yang masih bertahan dengan kecerdasan Will dan berusaha
untuk memecahkan rasa ketidakpercayaan yang Will kembangkan bertahun-
tahun, dan keduanya mulai membentuk hubungan antar-pertemanan.
c. Will Hunting, diperankan oleh Matt Damon, adalah seorang jenius yang
terjebak dalam kehidupan yang sulit dan menyakitkan. Setting sudah jelas dari
awal: latar belakang keluarga yang mengerikan, tinggal di lingkungan yang
buruk, mendapat masalah, menghabiskan malamnya minum di pub dan bekerja
sebagai petugas kebersihan di M.I.T. Suatu hari, seorang profesor di universitas
menantang murid-muridnya untuk memecahkan masalah yang sulit; sesuatu
yang akan memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan -
masalah dipecahkan oleh Will petugas kebersihan dalam waktu satu malam.
Ketika profesor menemukan solusi pada hari berikutnya, Will diterangi sebagai
seorang pemuda yang brilian dengan potensi untuk melakukan hal-hal besar.
Namun, meyakinkan Will untuk menjadi mahasiswa di M.I.T. sulit. Will
menghadapi hukuman penjara karena memukuli seseorang yang pernah
menggertaknya saat masih kecil, jadi ketika Profesor Gerald Lambeau datang
kepadanya dengan sebuah kesepakatan, dia setuju. Will harus mengunjungi
terapis agar tetap keluar dari penjara dan bekerja bersama profesor. Tetapi
23

menemukan terapis yang memadai tidaklah mudah sampai Sean Maguire, yang
diperankan oleh Robin Williams, diperkenalkan. Ada saat cerita dimulai.
7. Kesimpulan Sinopsis
Jadi, kesimpulan sinopsis dari film Good Will Hunting adalah film yang yang
mengisahkan tentang seorang tukang pel berumur 20 tahun di M.I.T. yang
bernama Will Hunting, yang memiliki kecerdasan yang luar biasa namun
temperamental. Will Hunting yang berlatarbelakang buruk membuat dirinya tetap
menjadi tukang pel dan terus berkumpul bersama temannya di malam hari.
Kecerdasan yang Will miliki membuat dirinya mampu menjawab soal
matematika yang rumit, yang membuat Profesor Lambeau tertarik. Profesor
tersebut mencari Will agar dapat bekerja sama dalam memecahkan beberapa teori
matematika lainnya. Saat mencarinya, Profesor tersebut menemukan Will dibawa
ke ranah hukum.
Profesor Lambeau membebaskan Will dengan syarat Will mau bekerja sama
dengan Lambeau dan diberikan terapi oleh ahli terapi. Beberapa terapis tidak
mampu untuk menangani Will karena kepintarannya yang membuat mereka
jengkel, hingga ada satu terapis yang tetap teguh menangani Will, yaitu Sean.
Seiring berjalannya waktu, Will tertarik terhadap gadis bernama Skylar.
Selama dalam hubungan dengan Skylar, Will yang berawal baik-baik saja,
menjadi khawatir dan marah saat Skylar mengatakan bahwa dirinya akan pergi ke
California. Will menganggap Skylar tidak peduli dan tidak ingin mendengarkan
jika masa lalunya sangat pahit. Pada akhirnya, Will pergi walaupun Skylar tetap
mencintainya.
Selama sesi bersama Sean, Will yang tadinya enggan untuk diberi sesi oleh
Sean, menjadi mau untuk membicarakan masalahnya yang terkait dengan masa
lalu karena dalam beberapa sesi, Sean menceritakan pengalaman yang sekiranya
berhubungan dengan Will, dan Sean juga mampu membuat Will agar tidak
menyalahi dirinya sendiri.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi beserta ciri-ciri dari Fearful-Avoidant Attachment
2. Memastikan kesesuaian target perilaku yang diamati dengan teori yang ada
24

3. Mengetahui ada-tidaknya target perilaku Fearful-Avoidant Attachment pada


karakter utama di dalam film Good Will Hunting
II. LANDASAN TEORI

A. Definisi Fearful-Avoidant Attachment


Fearful-avoidant attachment adalah jenis attachment yang dicirikan
dengan adanya pandangan negatif terhadap orang laing dan diri sendiri, di
mana individu tidak peduli dan berpikir bahwa individu tersebut tidak
dicintai. (Livesley, 2001).
Menurut Bartholomew (dalam Weiten & Lloyd, 2006), fearful-
avoidant attachment merupakan jenis avoidant attachment (gaya kelekatan
yang menghindar) di mana individu memiliki pandangan negatif terhadap
diri sendiri. Menurut Bartholomew (dalam Weiten & Lloyd, 2006), orang
mengembangkan persepsi negatif terhadap diri mereka sendiri sama
seperti persepsi tentang kepercayaan dan pengandalan dari orang lain .
Berdasarkan tipologi attachment oleh Bartholomew (dalam Newman &
Newman, 2012), fearful-avoidant attachment adalah jenis attachment atau
keterikatan di mana individu yang mengalaminya memiliki pandangan
yang buruk terhadap dirinya dan orang lain.
Kesimpulannya adalah Fearful-Avoidant Attachment merupakan bentuk
keterikatan transisi antara individu dengan individu lain. Ketika seseorang
memiliki kelekatan dengan orang lain, dia akan mendapatkan rasa aman,
terlindungi, dan terpenuhi kebutuhan afeksinya. Kelekatan ini tetap
menetap, intens, dan terus menerus. Aktivitas kelekatan seseorang ada
agar seseorang mampu bertahan hidup, karena dalam kelekatan ada rasa
aman dan terpenuhinya kebutuhan dari figur yang dilekatkan.
B. Ciri-Ciri Fearful-Avoidant Attachment
Dalam Newman & Newman (2012), ciri-ciri dari Fearful-Avoidant Attachment
adalah sebagai berikut:
1. Sangat menginginkan hubungan secara emosional namun tidak nyaman dan
sulit untuk percaya atau ketergantungan pada orang lain

25
26

Individu sangat menginginkan intimasi, namun karena ketakutan akan di nilai


buruk oleh orang, dia tidak merasa nyaman karena pandangan buruk terhadap
diri nya sendiri.
2. Rendah harga diri
Individu menilai diri yang buruk karena takut jika orang lain menilai buruk
terhadap masalah yang dialami pada masa lalu atau menilai buruk terhadap apa
yang dia punya.
Dalam Cassidy & Shaver (2016), ciri-ciri dari Fearful-Avoidant Attachment
adalah sebagai berikut:
1. Menginginkan sebuah intimasi namun tidak percaya pada orang lain.
Individu sangat menginginkan intimasi, namun karena ketakutan akan di nilai
buruk oleh orang, dia tidak merasa nyaman karena pandangan buruk terhadap
diri nya sendiri.
2. Menghindari keterlibatan yang sangat dekat
Individu takut di tolak kemungkinan karena pengalaman buruk dari masa lalu
seperti mengalami penolakan atau diabaikan oleh orang tuanya.
3. Mengalami cemas akan penolakan dan tidak di cintai
Individu cemas jika kejadian buruk di masa lalu akan terjadi lagi, yang dapat
membuat nya merasakan trauma masa lalu.

Ciri-ciri yang akan di observasi dalam film Good Will Hunting adalah sebagai
berikut:
1. Rendah harga diri
2. Menginginkan sebuah intimasi namun tidak percaya pada orang lain.
3. Menghindari keterlibatan yang sangat dekat
4. Mengalami cemas akan penolakan dan tidak di cintai

Alasan mengapa ciri variabel ini dipilih karena ciri-ciri variabel ini muncul
pada tokoh utama di dalam film ini.
III. RANCANGAN OBSERVASI

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : ( Field Setting / Lab Setting / Movie Setting )
2. Pencatatan Observasi : ( Event / Time )
3. Kegiatan Observasi : ( Partisipan / Non Partisipan )

B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal :
2. Waktu :
3. Tempat :
4. Lembar Observasi :
Nama Observer :

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga
1. saat diri
diri
subjek dilihat
oleh orang
lain
b. Subjek
mengucapkan
diri subjek
hanya seorang
pria pinggiran
kota

27
28

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan
bercanda oleh
konselor saat
konselor
bertanya
mengenai apa
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa
ada yang tidak
disukai
pasangan
subjek dari
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
bahwa
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
29

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

a. Subjek
berkenalan
dengan
Menginginkan
seorang
sebuah intimasi
wanita dan
2. namun tidak
mengajak
percaya pada
makan
orang lain
dan/atau
berpergian
bersama
b. Subjek diam
saat subjek
sedang
menelepon
pasangan
subjek
c. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak
sambil berkata
kepada
pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
30

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
a. Subjek
melakukan
perilaku
seperti berlari
Menghindari
atau berjalan
3. keterlibatan yang
menjauhi
sangat dekat
seseorang saat
seseorang
membutuhkan
diri subjek.

b. Subjek diam
saat orang lain
sedang
berbicara
kepada subjek

c. Subjek
bernyanyi saat
sedang di-
hypnotherapy
31

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

d. Subjek
berbicara
kepada
seseorang
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
e. Subjek diam
atau
mengucapkan
perkataan
yang lain saat
pasangan
subjek
menyatakan
perkataan
cintanya
kepada subjek
a. Subjek
menundukkan
kepala dan
mengalihkan
Mengalami tatapan mata
cemas akan subjek ke arah
4.
penolakan dan yang lain saat
tidak di cintai pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
setelah
pasangan
32

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan
subjek saat
pasangan
subjek
berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
subjek saat
pasangan
subjek
membicaraka
n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek

e. Subjek
menelepon
pasangan
subjek
IV. HASIL OBSERVASI

A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : ( Field Setting / Lab Setting / Movie Setting )
2. Pencatatan Observasi : ( Event / Time )
3. Kegiatan Observasi : ( Partisipan / Non Partisipan )

B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Senin, 04 April 2020
2. Waktu :
3. Tempat : Rumah masing-masing anggota
4. Lembar Observasi :
a. Nama Observer 1 : Farhan Hilmi Naufal

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga Perilaku tidak
1. saat diri 
diri tampak
subjek dilihat
oleh orang
lain
b. Subjek
mengucapkan
diri subjek Perilaku tidak

hanya seorang tampak
pria pinggiran
kota

33
34

Dalam adegan di
menit 1:35:47,
subjek ditanya
oleh konselor
mengenai apa
yang diinginkan
oleh subjek.
Subjek diam dan
menggaruk pipi.
Dalam adegan di
menit 1:37:00,
c. Subjek diam subjek ditanya lagi
atau tentang apa yang
menjawab hal diinginkan subjek.
yang Subjek diam
dikatakan sementara sambil
bercanda oleh melihat ke arah
konselor saat kanan, lalu subjek

konselor menjawab bahwa
bertanya dirinya ingin
mengenai apa menjadi
yang ingin pengembala, di
sekali mana jawaban
dilakukan tersebut dikatakan
oleh subjek sebagai sebuah
candaan oleh
konselor.
Lalu, di menit
1:37:53, subjek
kembali
ditanyakan dengan
pertanyaan yang
sama, dan subjek
kembali diam
sambil menatap
konselor.
d. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

ada yang tidak tampak
disukai
pasangan
subjek dari
diri subjek
35

Pada menit
1:49:13, saat
konselor
mengatakan “It’s
not your fault”
kepada subjek,
subjek
menundukkan
kepala, lalu
mengucapkan “I
know”. Saat
e. Subjek konselor
mengeluarkan mengatakan
air mata saat dengan perkataan
diri subjek yang sama lagi,
diberitahu subjek tersenyum
oleh konselor sedikit sambil
bahwa  mengucapkan “I
masalah yang know”. Saat
dimiliki konselor
subjek bukan mengatakan
merupakan dengan perkataan
kesalahan yang sama hingga
subjek kelima hingga
kedelapan kali,
kedua kelopak
mata subjek
bagian bawah
mengangkat ke
atas. Hingga di
menit 1:50:10,
kedua mata subjek
terlihat
mengeluarkan air
mata.
a. Subjek
berkenalan
dengan
Menginginkan
seorang
sebuah intimasi
wanita dan Perilaku tidak
2. namun tidak 
mengajak tampak
percaya pada
makan
orang lain
dan/atau
berpergian
bersama
36

b. Subjek diam
saat subjek
sedang Perilaku tidak

menelepon tampak.
pasangan
subjek
c. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
Perilaku tidak
subjek bahwa 
tampak.
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak
sambil berkata
kepada
pasangan
subjek bahwa
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

pasangan tampak.
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
a. Subjek
melakukan
Menghindari perilaku
Perilaku tidak
3. keterlibatan yang seperti berlari 
tampak.
sangat dekat atau berjalan
menjauhi
seseorang saat
37

seseorang
membutuhkan
diri subjek.

b. Subjek diam
saat orang lain
Perilaku tidak
sedang 
tampak.
berbicara
kepada subjek

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak.
hypnotherapy

d. Subjek
berbicara
kepada
Perilaku tidak
seseorang 
tampak.
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
e. Subjek diam
Pada menit
atau
1:38:53, pasangan
mengucapkan
subjek
perkataan
mengucapkan “I
yang lain saat
love you”, namun
pasangan 
subjek terdiam
subjek
sebentar sambil
menyatakan
tersenyum, lalu
perkataan
mengucapkan
cintanya
“Take care”.
kepada subjek
4. Mengalami a. Subjek  Perilaku tidak
cemas akan menundukkan tampak.
penolakan dan kepala dan
tidak di cintai mengalihkan
tatapan mata
subjek ke arah
yang lain saat
pasangan
subjek
mengatakan
38

bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
Perilaku tidak
setelah 
tampak.
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan
subjek saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek
berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
subjek saat
pasangan
Perilaku tidak
subjek 
tampak.
membicaraka
n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek
Pada menit
1:38:35, subjek
menelepon
pasangan subjek
e. Subjek dengan
menelepon menggunakan

pasangan telepon umum.
subjek Subjek
membicarakan
sesuatu sebelum
pasangannya
pergi.
39

b. Nama Observer 2 : Kartika Suci

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf Pada 90:18 subjek
Rendah harga
1. saat diri  mengucapkan kata
diri
subjek dilihat maaf pada sean.
oleh orang
lain
Pada menit 84:39
b. Subjek subjek berkata
mengucapkan pada pasangannya
diri subjek bahwa

hanya seorang pasangannya
pria pinggiran hanya ingin main-
kota main dengan pria
pinggiran kota.
c. Subjek diam Pada menit 98:00
atau saat Will ditanya
menjawab hal oleh prof. lambeu

yang ia hanya terdiam
dikatakan kemudian prof.
bercanda oleh Lambeu
40

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

konselor saat
konselor memerintahkan
bertanya Will untuk pergi
mengenai apa karena tidak dapat
yang ingin menjawab
sekali pertanyaan
dilakukan tersebut.
oleh subjek
d. Subjek
berbicara Pada menit 83:39
kepada bahwa
pasangan pasangannya
subjek bahwa mungkin

ada yang tidak menemukan
disukai sesuatu yang tidak
pasangan disukai dari diri
subjek dari Will.
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
Perilaku tidak
bahwa 
tampak
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
a. Subjek
Menginginkan
berkenalan
sebuah intimasi
dengan Perilaku tidak
2. namun tidak 
seorang tampak
percaya pada
wanita dan
orang lain
mengajak
41

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

makan
dan/atau
berpergian
bersama
b. Subjek diam
saat subjek
sedang Perilaku tidak

menelepon tampak
pasangan
subjek
c. Subjek
Pada menit 83:45
berbicara
Will berkata pada
kepada
pasangannya dia
pasangan
tidak mau terjebak
subjek bahwa 
di California
pasangan
Bersama dengan
subjek tidak
orang tidak mau
mau bersama
Bersama nya.
subjek
d. Subjek
Pada menit 85:48
berteriak
Will mengatakan
sambil berkata
bahwa
kepada
pasangannya tidak
pasangan
ingin mendengar
subjek bahwa
pengalaman masa
pasangan 
kecilnya saat ia
subjek tidak
dibakar dengan
ingin
rokok saat masih
mendengar
kecil dan saat
kejadian yang
mengalami luka
dialami subjek
tusuk.
saat kecil
e. Subjek Pada menit 84:41
berbicara Will berkata

kepada bahwa
pasangan pasangannya akan
42

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

subjek bahwa
pasangan
ke Stanford dan
subjek akan
menikahi orang
menikah
kaya.
dengan orang
lain.
a. Subjek
melakukan
perilaku Pada menit 88:37
seperti berlari Will pergi
Menghindari
atau berjalan beranjak dari kursi
3. keterlibatan yang 
menjauhi nya saat Sean
sangat dekat
seseorang saat membutuhkan
seseorang jawaban dari Will.
membutuhkan
diri subjek.

b. Subjek diam
Pada menit ke
saat orang lain
90:22 Wil hanya
sedang 
diam melihat Sean
berbicara
bicara pada nya.
kepada subjek

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak
hypnotherapy
43

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

d. Subjek
berbicara
kepada
Perilaku tidak
seseorang 
tampak
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
Pada menit 86:05
e. Subjek diam Will hanya diam
atau saat pasangannya
mengucapkan menngucapkan
perkataan perkataan cinta
yang lain saat padanya dan pada
pasangan  menit 99:04 Will
subjek hanya berkata
menyatakan “jaga dirimu” saat
perkataan pasangannya
cintanya menyatakan
kepada subjek perkataan cintanya
pada Will.
a. Subjek
menundukkan
kepala dan
Pada menit ke
mengalihkan
83:36 Will
Mengalami tatapan mata
memalingkan
cemas akan subjek ke arah
4.  wajahnya saat
penolakan dan yang lain saat
pasangan nya
tidak di cintai pasangan
ingin pergi ke
subjek
California.
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek Pada menit 83:11
berbicara saat pasangan nya
dengan mata  akan pergi Will
yang agak berkata apakah
melotot pasangan nya
44

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

setelah
pasangan yakin akan pergi
subjek dengan tatapan
mengatakan mata yang terbuka
bahwa dirinya lebar.
akan pergi
c. Subjek
Saat pasangannya
mendorong
berkata ingin
pasangan
berasama subjek
subjek saat
pada menit 86:02
pasangan 
Will mendorong
subjek
pasnagannya dan
berusaha
berkata omong
menolong
kosong.
subjek
Pada menit 84:36
d. Subjek
Will membentak
membentak
pasangannya
pasangan
bahwa jangan
subjek saat
katakana apapun
pasangan
soal dunianya dan
subjek 
pada 85:17 Will
membicaraka
membentak
n tentang hal
pasangannya
yang
dengan berkata
ditakutkan
“apa yang aku
oleh subjek
takutkan”
Pada menit ke
98:37 Will
e. Subjek
menelpon
menelepon
 pasangannya
pasangan
sebelum
subjek
pasangannya
pergi.

c. Nama Observer 3 : Putrie Nurul A.


45

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga Perilaku tidak
1. saat diri 
diri tampak.
subjek dilihat
oleh orang
lain
Pada menit ke
84:38 subjek
mengatakan
b. Subjek kepada
mengucapkan pasangannya
diri subjek bahwa

hanya seorang pasangannya
pria pinggiran hanya ingin
kota bermain dengan
lelaki pinggiran
kota yaitu subjek
itu sendiri.
c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan
bercanda oleh
konselor saat Perilaku tidak

konselor tampak
bertanya
mengenai apa
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek Pada menit 83:38,
berbicara subjek

kepada mengatakan jika
pasangan pasangan subjek
46

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

tinggal bersama
subjek bahwa subjek di
ada yang tidak california,
disukai pasangan subjek
pasangan akan menemukan
subjek dari hal yang tidak
diri subjek disukainya tentang
diri subjek.
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
Perilaku tidak
bahwa 
tampak
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
Pada menit 60.12
subjek mengajak
pasangannya
a. Subjek
untuk pergi. Dan
berkenalan
pada menit 61:19
dengan
Menginginkan subjek dan
seorang
sebuah intimasi pasangan
wanita dan
2. namun tidak  menonton suatu
mengajak
percaya pada pertandingan.
makan
orang lain Pada menit 79.30
dan/atau
subjek dan
berpergian
pasangannya
bersama
kembali pergi ke
sebuah tempat di
kota.
47

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

b. Subjek diam
saat subjek
sedang Perilaku tidak

menelepon tampak
pasangan
subjek
c. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
Perilaku tidak
subjek bahwa 
tampak
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
Di menit 85:40
d. Subjek subjek
berteriak mengatakan
sambil berkata pasangannya tidak
kepada mau
pasangan mendengarkan
subjek bahwa bahwa dirinya
pasangan  adalah yatim piatu
subjek tidak dan juga
ingin bagaimana ia
mendengar dibakar dengan
kejadian yang rokok saat ia
dialami subjek masih kecil, dan
saat kecil juga ditusuk.

e. Subjek Pada menit 84:41


berbicara subjek
kepada mengatakan pada

pasangan pasangannya
subjek bahwa bahwa
pasangan pasangannya akan
48

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

subjek akan
pergi dan menikah
menikah
dengan lelak kaya
dengan orang
di Standford.
lain.
a. Subjek Pada menit ke
melakukan 88:36 saat
perilaku seseorang
seperti berlari meminta subjek
Menghindari
atau berjalan untuk melakukan
3. keterlibatan yang 
menjauhi sesuatu, subjek
sangat dekat
seseorang saat bangkit dari
seseorang tempat duduknya
membutuhkan dan berjalan ke
diri subjek. arah pintu

b. Subjek diam
saat orang lain
Perilaku tidak
sedang 
tampak
berbicara
kepada subjek

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak
hypnotherapy

d. Subjek
berbicara
kepada
Perilaku tidak
seseorang 
tampak
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
e. Subjek diam  Pada menit 86:02
49

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

atau
mengucapkan
perkataan pasangan subjek
yang lain saat mengatakan
pasangan mencintai subjek
subjek tetapi subjek
menyatakan mengatakan
perkataan jangan bercanda.
cintanya
kepada subjek
a. Subjek
menundukkan
kepala dan
mengalihkan
Mengalami tatapan mata
cemas akan subjek ke arah Perilaku tidak
4. 
penolakan dan yang lain saat tampak
tidak di cintai pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
Perilaku tidak
setelah 
tampak
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek Pada menit 86:30
mendorong subjek mendorong

pasangan pasangannya saat
subjek saat pasangannya
50

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

pasangan
subjek
mengatakan ingin
berusaha
membantunya.
menolong
subjek
Pada menit 85:16
d. Subjek
pasangan subjek
membentak
mengatakan
pasangan
jangan
subjek saat
menyalahkan
pasangan
dirinya jika subjek
subjek 
yang merasakan
membicaraka
takut. Setelah itu
n tentang hal
subjek membentak
yang
pasangannya
ditakutkan
dengan bertanya
oleh subjek
apa yang ia takuti.

e. Subjek
menelepon Perilaku tidak

pasangan tampak
subjek

d. Nama Observer 4 : Shohaibatul Aslamiyah


51

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

Pada menit ke
14:00 saat
seseorang melihat
a. Subjek
subjek sedang
mengucapkan
menulis sesuatu di
minta maaf
Rendah harga papan tulis, subjek
1. saat diri 
diri bergerak menjauhi
subjek dilihat
orang tersebut
oleh orang
sambil
lain
mengucapkan kata
“Sorry” kepada
orang tersebut.
b. Subjek
mengucapkan
diri subjek Perilaku tidak

hanya seorang tampak
pria pinggiran
kota
c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan
bercanda oleh
konselor saat Perilaku tidak

konselor tampak
bertanya
mengenai apa
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek
berbicara Perilaku tidak

kepada tampak
pasangan
52

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

subjek bahwa
ada yang tidak
disukai
pasangan
subjek dari
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
Perilaku tidak
bahwa 
tampak
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
Pada menit 20:20,
a. Subjek
seorang wanita
berkenalan
menghampiri
dengan
Menginginkan subjek dan
seorang
sebuah intimasi mengajak
wanita dan
2. namun tidak  berbincang. Lalu
mengajak
percaya pada pada menit 20:42,
makan
orang lain subjek
dan/atau
mengenalkan diri
berpergian
dan mengajak
bersama
makan bersama.
b. Subjek diam
saat subjek
sedang Perilaku tidak

menelepon tampak
pasangan
subjek
53

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

c. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
Perilaku tidak
subjek bahwa 
tampak
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak
sambil berkata
kepada
pasangan
subjek bahwa
Perilaku tidak
pasangan 
tampak
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

pasangan tampak
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
a. Subjek Pada menit ke
Menghindari melakukan 14:00, subjek
3. keterlibatan yang perilaku  sedang menulis
sangat dekat seperti berlari sesuatu di papan
atau berjalan tulis, lalu sesorang
54

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

menjauhi memanggil
seseorang saat subjek, namun
seseorang subjek berjalan
membutuhkan menjauhi orang
diri subjek. tersebut

b. Subjek diam
saat orang lain
Perilaku tidak
sedang 
tampak
berbicara
kepada subjek

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak
hypnotherapy

Pada menit ke
27:30, seseorang
mengatakan
kepada subjek
d. Subjek
bahwa subjek
berbicara
perlu menemui
kepada
seorang terapis,
seseorang 
subjek tertawa.
bahwa diri
Lalu di menit
subjek tidak
27:45, subjek
perlu diterapi
mengucapkan
bahwa diri subjek
tidak ingin
diterapi.
e. Subjek diam
Perilaku tidak
atau 
tampak
mengucapkan
55

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

perkataan
yang lain saat
pasangan
subjek
menyatakan
perkataan
cintanya
kepada subjek
a. Subjek
menundukkan
kepala dan
mengalihkan
Mengalami tatapan mata
cemas akan subjek ke arah Perilaku tidak
4. 
penolakan dan yang lain saat tampak
tidak di cintai pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
Perilaku tidak
setelah 
tampak
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan Perilaku tidak

subjek saat tampak
pasangan
subjek
56

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
subjek saat
pasangan
Perilaku tidak
subjek 
tampak
membicaraka
n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek
Pada menit ke
25:30, subjek
e. Subjek menelepon
menelepon pasangan subjek

pasangan untuk memastikan
subjek pergi keluar untuk
makan bersama di
akhir pekan

e. Nama Observer 5 : Teresa Kiseki


57

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga Perilaku tidak
1. saat diri 
diri tampak.
subjek dilihat
oleh orang
lain
b. Subjek Pada menit 30:00
mengucapkan subjek
diri subjek menanggapi

hanya seorang perkataan
pria pinggiran konselor nya
kota dengan candaan.
c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan
bercanda oleh
konselor saat Perilaku tidak

konselor tampak.
bertanya
mengenai apa
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek  Perilaku tidak
berbicara tampak.
kepada
pasangan
subjek bahwa
ada yang tidak
disukai
pasangan
58

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

subjek dari
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
Perilaku tidak
bahwa 
tampak.
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
Pada menit ke
a. Subjek 43:44, subjek
berkenalan pergi ke sebuah
dengan toko mainan
Menginginkan
seorang bersama pasangan
sebuah intimasi
wanita dan subjek dan pada
2. namun tidak 
mengajak menit 45:04
percaya pada
makan subjek terlihat
orang lain
dan/atau sedang duduk,
berpergian bercakap-cakap
bersama bersama pasangan
subjek
Pada menit 52:04,
b. Subjek diam subjek menelepon
saat subjek pasangan subjek
sedang tetapi subjek diam

menelepon saja saat
pasangan pasangannya telah
subjek membalas
panggilannya.
c. Subjek Perilaku tidak

berbicara tampak.
59

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

kepada
pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak
sambil berkata
kepada
pasangan
subjek bahwa
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

pasangan tampak.
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
a. Subjek
melakukan
Menghindari perilaku
Perilaku tidak
3. keterlibatan yang seperti berlari 
tampak.
sangat dekat atau berjalan
menjauhi
seseorang saat
60

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

seseorang
membutuhkan
diri subjek.
Pada menit ke
47:11, seorang
psikolog bernama
Sean mulai
menjelaskan
sesuatu kepada
subjek dan di
menit ke 49:57
psikolog itu
bertanya kepada
subjek, tetapi
b. Subjek diam subjek tidak
saat orang lain menjawab. Subjek
sedang  terus diam dan
berbicara pada menit ke
kepada subjek 50:45 psikolog
meninggalkan
subjek yang masih
duduk dan diam.
Pada menit 52:04
subjek menelepon
pasangan subjek
tetapi subjek diam
saja saat pasangan
subjek telah
membalas
panggilan subjek.
Pada menit ke
32:00 subjek
c. Subjek
mulai menyanyi
bernyanyi saat
 saat sedang di-
sedang di-
hypnotheraphy.
hypnotherapy
Subjek menutup
mata tetapi mulai
61

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

bernyanyi dan
membuka mata
sambil
memainkan
tangannya.
d. Subjek Pada menit ke
berbicara 32:40 sambil
kepada memainkan kunci,
seseorang  subjek berkata
bahwa diri bahwa dirinya
subjek tidak tidak butuh
perlu diterapi diterapi.
e. Subjek diam
atau
mengucapkan
perkataan
yang lain saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek
menyatakan
perkataan
cintanya
kepada subjek
a. Subjek
menundukkan
kepala dan
mengalihkan
Mengalami tatapan mata
cemas akan subjek ke arah Perilaku tidak
4. 
penolakan dan yang lain saat tampak.
tidak di cintai pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek Perilaku tidak

berbicara tampak.
62

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya Tidak
Film Good Will Perilaku
Hunting

dengan mata
yang agak
melotot
setelah
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan
subjek saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek
berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
subjek saat
pasangan
Perilaku tidak
subjek 
tampak.
membicaraka
n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek
Pada menit 51:59
e. Subjek subjek menelpon
menelepon pasangan subjek

pasangan dengan telepon
subjek umum di saat
hujan.
63

f. Nama Observer 6 : Tyana Cintya

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga Perilaku tidak
1. saat diri 
diri tampak
subjek dilihat
oleh orang
lain
b. Subjek
mengucapkan
diri subjek Perilaku tidak

hanya seorang tampak
pria pinggiran
kota
c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan Pada menit 56:40
bercanda oleh Konselor bercanda
konselor saat dengan subjek,

konselor dan subjek
bertanya membalas dengan
mengenai apa tertawa.
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek
berbicara
kepada Perilaku tidak

pasangan tampak
subjek bahwa
ada yang tidak
64

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

disukai
pasangan
subjek dari
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat
diri subjek
diberitahu
oleh konselor
Perilaku tidak
bahwa 
tampak
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
a. Subjek
berkenalan
dengan
Menginginkan
seorang Pada menit 45:00
sebuah intimasi
wanita dan subjek makan
2. namun tidak 
mengajak bersana
percaya pada
makan pasangannya.
orang lain
dan/atau
berpergian
bersama
b. Subjek diam Pada menit 52.05
saat subjek subjek tidak
sedang menjawab

menelepon pertanyaan
pasangan pasangannya di
subjek telepon.

c. Subjek
Perilaku tidak
berbicara 
tampak
kepada
65

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak
sambil berkata
kepada
pasangan
subjek bahwa
Perilaku tidak
pasangan 
tampak
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

pasangan tampak
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
3. Menghindari a. Subjek  Perilaku tidak
keterlibatan yang melakukan tampak
sangat dekat perilaku
seperti berlari
atau berjalan
menjauhi
seseorang saat
seseorang
66

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

membutuhkan
diri subjek.
Pada menit 47:177
b. Subjek diam
konselor berbicara
saat orang lain
kepada subjek,
sedang 
dan subjek hanya
berbicara
diam dan
kepada subjek
mendengarkan.

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak
hypnotherapy

d. Subjek
berbicara
kepada
Perilaku tidak
seseorang 
tampak
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
e. Subjek diam
atau
mengucapkan
perkataan
yang lain saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak
subjek
menyatakan
perkataan
cintanya
kepada subjek
Mengalami a. Subjek Perilaku tidak
4. 
cemas akan menundukkan tampak
67

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

kepala dan
mengalihkan
tatapan mata
subjek ke arah
penolakan dan yang lain saat
tidak di cintai pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
Perilaku tidak
setelah 
tampak
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan
subjek saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak
subjek
berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
Perilaku tidak
subjek saat 
tampak
pasangan
subjek
membicaraka
68

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek

e. Subjek
Pada menit 52:01
menelepon
 subjek menelpon
pasangan
pasangannya.
subjek

g. Kesimpulan

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

a. Subjek
mengucapkan
minta maaf
Rendah harga Perilaku tidak
1. saat diri 
diri tampak.
subjek dilihat
oleh orang
lain
69

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

b. Subjek
mengucapkan
diri subjek

hanya seorang
pria pinggiran
kota
c. Subjek diam
atau
menjawab hal
yang
dikatakan
bercanda oleh
konselor saat

konselor
bertanya
mengenai apa
yang ingin
sekali
dilakukan
oleh subjek
d. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

ada yang tidak tampak.
disukai
pasangan
subjek dari
diri subjek
e. Subjek
mengeluarkan
air mata saat Perilaku tidak

diri subjek tampak.
diberitahu
oleh konselor
70

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

bahwa
masalah yang
dimiliki
subjek bukan
merupakan
kesalahan
subjek
a. Subjek
berkenalan
dengan
Menginginkan
seorang
sebuah intimasi
wanita dan
2. namun tidak 
mengajak
percaya pada
makan
orang lain
dan/atau
berpergian
bersama
b. Subjek diam
saat subjek
sedang Perilaku tidak

menelepon tampak.
pasangan
subjek
c. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
Perilaku tidak
subjek bahwa 
tampak.
pasangan
subjek tidak
mau bersama
subjek
d. Subjek
berteriak Perilaku tidak

sambil berkata tampak.
kepada
71

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

pasangan
subjek bahwa
pasangan
subjek tidak
ingin
mendengar
kejadian yang
dialami subjek
saat kecil
e. Subjek
berbicara
kepada
pasangan
subjek bahwa Perilaku tidak

pasangan tampak
subjek akan
menikah
dengan orang
lain.
a. Subjek
melakukan
perilaku
seperti berlari
Menghindari
atau berjalan
3. keterlibatan yang 
menjauhi
sangat dekat
seseorang saat
seseorang
membutuhkan
diri subjek.

b. Subjek diam
saat orang lain
sedang 
berbicara
kepada subjek
72

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

c. Subjek
bernyanyi saat Perilaku tidak

sedang di- tampak.
hypnotherapy

d. Subjek
berbicara
kepada
Perilaku tidak
seseorang 
tampak.
bahwa diri
subjek tidak
perlu diterapi
e. Subjek diam
atau
mengucapkan
perkataan
yang lain saat
pasangan 
subjek
menyatakan
perkataan
cintanya
kepada subjek
4. Mengalami a. Subjek  Perilaku tidak
cemas akan menundukkan tampak
penolakan dan kepala dan
tidak di cintai mengalihkan
tatapan mata
subjek ke arah
yang lain saat
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
73

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

akan pergi
b. Subjek
berbicara
dengan mata
yang agak
melotot
Perilaku tidak
setelah 
tampak.
pasangan
subjek
mengatakan
bahwa dirinya
akan pergi
c. Subjek
mendorong
pasangan
subjek saat
Perilaku tidak
pasangan 
tampak.
subjek
berusaha
menolong
subjek
d. Subjek
membentak
pasangan
subjek saat
pasangan
Perilaku tidak
subjek 
tampak.
membicaraka
n tentang hal
yang
ditakutkan
oleh subjek
74

Keterangan
Ciri-Ciri
Fearful-
Avoidant pada
No. Tida Gambaran
Will dalam Target Perilaku Ya
Film Good Will k Perilaku
Hunting

e. Subjek
menelepon

pasangan
subjek
V. PEMBAHASAN

Fearful-avoidant attachment adalah jenis attachment yang dicirikan


dengan adanya pandangan negatif terhadap orang lain dan diri sendiri, di
mana individu tidak peduli dan berpikir bahwa individu tersebut tidak
dicintai. (Livesley, 2001). Dikatakan dalam target subjek berbicara pada
pasangannya akan menikah dengan orang lain. Subjek mengatakan bahwa
pasangannya akan menikahi pria kaya karena dia hanya lelaki pinggiran
kota. Subjek juga mengatakan bahwa pasangannya juga tidak mau
mendengarkan masa lalu subjek.

Disebutkan dalam tipologi attachment oleh Bartholomew (dalam


Newman & Newman, 2012), fearful-avoidant attachment adalah jenis
attachment atau keterikatan di mana individu yang mengalaminya
memiliki pandangan yang buruk terhadap dirinya dan orang lain. Di dalam
target perilaku telah dibahas bagaimana subjek mengalamai kecemasan
akan penolakan dan tidak di cintai oleh orang lain. Seperti yang ada di
hasil observasi di dalam gambaran perilaku saat pasangan subjek
mengatakan ingin bersama subjek,subjek mendorong pasangannya dan
berkata bahwa kata-kata pasangannya hanya omong kosong.

Menurut Bartholomew (dalam Weiten & Lloyd, 2006), fearful-


avoidant attachment merupakan jenis avoidant attachment (gaya kelekatan
yang menghindar) di mana individu memiliki pandangan negatif terhadap
diri sendiri. Menurut Bartholomew (dalam Weiten & Lloyd, 2006), orang
mengembangkan persepsi negatif terhadap diri mereka sendiri sama
seperti persepsi tentang kepercayaan dan pengandalan dari orang lain.
Berdasarkan hasil observasi diatas berkaitan dengan disaat subjek
dipanggil karena telah berhasil mengerjakan soal matematika tetapi subjek
menolak untuk dipanggil.
76

Jika dilihat dari hasil tabel kesimpulan, banyak perilaku yang tidak
tampak karena hanya muncul pada adegan-adegan tertentu saja (karena
disesuaikan dengan target perilaku yang ada).

76
77

Jika dilihat dari tabel kesimpulan, itu dapat disimpulkan bahwa perilaku
banyak yang tidak tampak karena target perilaku yang diamati muncul di
adegan-adegan tertentu saja.
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa subjek yang


diamati memiliki ciri-ciri Fearful-Avoidant karena subjek memiliki ciri-
ciri tersebut terjadi dalam waktu yang berbeda-beda dan target perilaku
tidak selalu muncul di tiap adegan. Subjek kemungkinan memiliki Fearful-
Avoidant Attachment karena beberapa target perilaku muncul pada subjek,
walaupun beberapa target perilaku muncul pada satu-dua adegan tertentu
saja. Observer membutuhkan informasi lebih lanjut, seperti observasi
lebih lama, guna melihat apakah target perilaku muncul lebih banyak.

78
DAFTAR PUSTAKA

Alex. (2014). Good Will Hunting


.https://www.rottentomatoes.com/m/good_will_hunting (diakses pada 10
April 2020).
Antonaropoulou, E. (2012). Good Will Hunting.
https://www.unsungfilms.com/5240/good-will-hunting/ (diakses pada 10
April 2020).
Boaboa. (2018). Bagaimanakah Sinopsis Good Will Hunting?
https://www.dictio.id/t/bagaimanakah-sinopsis-good-will-hunting/42244
(diakses pada 20 Maret 2020).
Byrge, D. (2016). 'Good Will Hunting': THR's 1997 Review.
https://www.hollywoodreporter.com/review/good-will-hunting-1997-
review-952640 (di akses pada 10 April 2020).
Cassidy & Shaver. (2016). Handbook of Attachment, Third Edition: Theory,
Research, and Clinical Applications. New York: The Guilford Press.
Ebert, R. (1997). Good Will Hunting. https://www.rogerebert.com/reviews/good-
will-hunting-1997 (di akses pada 10 April 2020).
Elisa. (2018). Good Will Hunting Film Lawas Yang Menyentuh Hati – Layak
Disimak. https://www.layar.id/film/good-will-hunting-film-lawas-yang-
menyentuh-hati-layak-disimak/ (di akses pada 10 April 2020).
Firmansyah, R. (2017). Analisis Film Good Will Hunting Kelompok 5.
http://ridhoedogawa25.blogspot.com/2017/05/analisis-film-good-will-
hunting.html (di akses pada 10 April 2020).
Gufando. (2006). Incredible, Moving Movie.
https://www.imdb.com/title/tt0119217/reviews?ref_=tt_urv (diakses pada
10 April 2020).
Helmi, H. (2017). Sinopsis Good Will Hunting.
https://manggalamii.wordpress.com/2017/04/21/sinopsis-good-will-
hunting/ (di akses pada 10 April 2020).
Ibrahim, M. (2017). Analsis Film Good Will Hunting.
http://malikibrahim15.blogspot.com/2017/05/analsis-film-good-will-
hunting.html?m=1 (di akses pada 10 April 2020).
IGN Staff. (1999). Good Will Hunting.
https://www.ign.com/articles/1999/12/02/good-will-hunting (di akses
pada 20 Maret 2020).
Isfa, B. (2016). Resensi Film Good Will Hunting.
http://bagindaisfa.blogspot.com/2016/04/resensi-film-good-will-
hunting.html (di akses pada 10 April 2020).
Jones, S. (2016). “Good Will Hunting"- Positive Review
https://writetheworld.com/groups/1/shared/8065/version/19397 (diakses
pada 10 April 2020).
Kurniawan, H. (2011). Good Will Hunting: Kesempurnaan Sejati adalah Saling
Melengkapi. http://hendriologi.blogspot.com/2011/11/good-will-hunting-
kesempurnaan-sejati.html (di akses pada 10 April 2020).

79
80

Livesley, W. (2001). Handbook of Personality Disorders: Theory, Research, and


Treatment. New York: The Guilford Press.
Maslin, J. (1997). Film Review; Logarithms And Biorhythms Test A Young
Janitor. https://www.nytimes.com/1997/12/05/movies/film-review-
logarithms-and-biorhythms-test-a-young-janitor.html (di akses pada 10
April 2020).
Minow, N. (n.d.). Good Will Hunting
https://www.commonsensemedia.org/movie-reviews/good-will-hunting
(diakses pada 10 April 2020)
Newman, B. & Newman, P. (2012). Development Through Life: A Psychosocial
Approach, 11th edition. Belmont: Wadsworth Cengage Learning.
Prasetyo, F. (2019). Film- Good Will Hunting (1997).
https://www.tribunnewswiki.com/2019/11/01/film-good-will-hunting-1997
(di akses pada 10 April 2020).
Pratiwi, W. (2014). Analisis film ‘Good Will Hunting. http://winda-
anggraeni.blogspot.com/2014/06/analisis-film-good-will-hunting.html (di
akses pada 20 Maret 2020).
Propes, R. (n.d.). "Good Will Hunting" Review
https://theindependentcritic.com/good_will_hunting (diakses pada 10
April 2020).
Rengganis, W. (2016). Resensi Film Good Will Hunting.
http://widiadwire.blogspot.com/2016/04/tugas-1-ilmu-budaya-dasar-
resensi-film.html (di akses pada 10 April 2020).
Samdahl, E. (2020). Good Will Hunting - Movie Synopsis & Plot.
https://www.filmjabber.com/movie-synopsis/good-will-hunting.html
(diakses pada 10 April 2020).
Taufik, S. (2017). Sinopsis “Film Good Will Hunting”.
https://syaefultaufik23.wordpress.com/2017/04/20/138/ (di akses pada 10
April 2020).
Weiten, W. & Lloyd, M. (2006). Psychology Applied to Modern Life: Adjustment
in the 21st Century, 8th edition. Belmont: Thomas Wadsworth.

Anda mungkin juga menyukai