Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Laporan Refleksi Kasus

Diajukan untuk memenuhi Tugas Stase Nifas

Disusun oleh

Yuyun Wahyuni Mk
205491517029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Stase
Nifas.

Dalam penyusunan tugas Stase Nifas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar - besarnya kepada :

1. Dr. Retno Widowati, selaku Dekan FIKES Universitas Nasional.


2. Dr. Rukmaini, S.ST, M.Keb, selaku Pembimbing Stase Nifas.
3. Sri Dinengsih, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Universitas
Nasional
4. Shinta Novelia, S.ST, MNS, selaku Sekretaris Prodi Profesi Kebidanan Universitas
Nasional
5. Dewi Kurniati, S.SiT, M.Keb selaku Koordinator Stase Nifas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas Stase Nifas ini masih jauh dari
sempurna. Pada kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan tugas Nifas Persalinan ini. Akhir kata penulis berharap
semoga tugas Stase Nifas dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca
umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Jakarta, 15 Agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas merupakan suatu

tahap perkembangan manusia yang alamiah. Oleh karena itu tenaga kesehatan harus

memberi asuhan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas agar ibu dan bayi

sehat (Manuba, 2015).

Menurut Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016, di Indonesia AKI

dan AKB merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan SDGs (Sustainable

Development Goals), berdasarkan data SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) 2015

baik AKI maupun AKB diantaranya AKI sebesar 305/100.000 KH dan AKB sebesar

22,23/ 1000 KH (Kemenkes RI,2016).

Presentase kejadian kematian ibu setelah melahirkan sekitar 60% dan hampir 50% dari

kejadian itu terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan yang disebabkan oleh

komplikasi pada masa nifas (Purwoastuti & Walyani, 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut untuk membantu target pemerintah yaitu

menurunkan Angka Kematian Ibu maka penulis mengaplikasikan manajemen asuhan

kebidanan Terhadap Ny. H 32 tahun P3A0 di klinik Rosa Kartika tahun 2021.
1.2 Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu Nifas dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP secara

berkelanjutan sehingga dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.

1.3 Waktu dan Tempat

Pada Tanggal 15 Agustus 2021 di Klinik Rosa Kartika tahun 2021.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Bagi peneliti dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan

sebagai sumber referensi bacaan di perpustakaan, serta dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan sekaligus evaluasi dalam menjalankan

asuhan kebidanan

1.4.2 Manfaat Bagi Lahan

Bagi lahan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus

masukan dalam menjalankan Asuhan Kebidanan

1.4.3 Manfaat Bagi Pendidikan

Bagi institusi dapat digunakan sebagai sumber bacaan dan referensi

tambahan dalam pendidikan terutama untuk pelaksanaan asuhan

kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Nifas

2.2.1 Pengertian

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta sampai

dengan 6 minggu atau 42 hari (Prawirohardjo, 2013).

Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti pra-hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam

pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus

terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi, 2011).

2.2 Periode Masa Nifas

2.2.2 Periode masa nifas dibagi menjadi 3 :

1. Puerperium dini (0-24 jam)

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta menjalankan

aktivitas layaknya wanita normal lainnya.

2. Puerperium Intermediet

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya sekitar 6-8

minggu.

3. Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu

selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Dewi, 2011).


2.3 Perubahan Fisiologi Masa Nifas

2.3.1 Uterus

1. Involusi Uterus

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,

tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan.Dengan cepat luka ini mengecil,

pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.Pada permulaan nifas bekas

plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh

thrombus (Dewi, 2011).

Tabel 2.10 Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 700 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 300 gram
6 minggu Bertambah kecil 40-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : Dewi,2011

2. Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu

kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali

seperti sediakala.Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

3. Perubahan Pada Serviks


Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang

terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga

seperti corong. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh

pembuluh darah.

4. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi

basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada

kondisi asam yang ada pada vagina normal. Di bagi menjadi 3 :

a. Lochea Rubra 1-3 hari

Warna merah segar dan mengandung darah dari perobekan atau luka pada

plasenta dan serabut dari desidua dan chorion.

b. Lochea Sanguilenta 3-7 hari

Warna merah kekuningan berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma

darah.

c. Lochea Serosa 8-14 hari

Warna kekuningan atau kecoklatan terdiri dari sedikit darah dan lebih

banyak serum juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi plasenta.

d. Lochea Alba >14 hari

Warna lebih pucat , putih kekuningan serta lebih banyak mengandung

leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.

5. Vagina
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap pada ukuran

sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan terlihat sekitar

minggu keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Penebalan

mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.

2.3.2 Perubahan Sistem Kardiovaskuler

1. Volume Darah

Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun

sampai mencapai volume darah sebelum hamil.Pada persalinan per vaginam, ibu

kehilangan darah sekitar 300-400 cc. Bila kelahiran melalui SC, maka kehilangan

darah dapat dua kali lipat.Perubahan terdiri atas volume darah dan hemaktokrit.

Pada persalinan per vaginam, hematok, akan naik, sedangkn pada SC,

hemaktokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.

2. Curah Jantung

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang

mmasa hamil.Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan

lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi

uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.Nilai ini meningkat pada semua

jenis kelahiran.

2.3.3 Perubahan Sistem Hematologi

Leukositosis yang meningkat di mana jumlah sel darah putih dapat mencapai

15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa

postpartum. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasiosikan
dengan peningkatan hematocrit dan hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7 postpartum

dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.

2.3.4 Perubahan Tanda-tanda Vital

1. Suhu

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38 C) sebagai

akibat kerja keras waktu melahirkan., kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila

keadaan normal, suhu badan menjadi biasa.Biasanya pada hari ke-3 suhu badan

naik lagi karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna

merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi

pada endometrium, mastitis, traktus genitalis, atau system lain.

2. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. Sehabis melahirkan

biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

3. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah

melahirkan karena ada pendarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat

menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.

4. Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi

bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila

ada gangguan khusus pada saluran napas.


2.3.5 Sistem Pencernaa Pada Masa Nifas

1. Nafsu Makan

Sering kali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal

usus kembali normal.

2. Motilitas

Kelebihan analgesia dan anastesia bis memperlambat pengembalian tonus dan

motilitas ke keadaan normal.

3. Pengosongan Usus

System pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur

untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa

hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Faktor-faktor tersebut

mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam minggu pertama (Dewi, 2011).

2.4 Tahap-tahap adaptasi Psikologis pada masa nifas

2.4.1 Tahap-tahap adaptasi psikososial pada masa postpartum (Reva Rubin) :

1. Taking in periode 1-2 hari

Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah sebagai

berikut:

a. Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang

bayinya misalkan : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan sebagainya.

b. Ketidaknyamanan sebagai akibat dari kontraksi rahim, payudara bengkak,

akibat luka jahitan, dan sebagainya.

c. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya


d. Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan

cenderung melihat saja tanpa membantu.

2. Taking Hold Periode 3-10 hari

Fase taking hold adalah fase/periode yang beralngsung antar 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa

tanggung jawabnya daalm merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat

sensitive sehingga mudah tersinggung dan gampang marah sehingga kita perlu

berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.

3. Letting go periode 10 hari selanjutnya

4. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya

yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan

diri merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.

2.5 Postpartum Blues

Melahirkan merupakan salah satu hal yang paling penting dari peristiwa –peristiwa

paling bahagia dalam hidup bagi seorang wanita. Sebanyak 80% mengalami gangguan

suasana hati setelah kehamilan (melahirkan). Mereka merasa kecewa, sendirin, takut, atau

tidak mencintai bayi mereka dan merasa bersalah karena perasaan ini (Dewi, 2011).

Postpartumblues ataus sering disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru,

dimengerti sebagai suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah

persalinan yang ditandai dengan beberapa gejala.

Berikut adalah gelaja – gejala postpartum blues :

1. Reaksi depresi/sedih

2. Sering menangis
3. Mudah tersinggung

4. Cemas

5. Labilitas perasaan

6. Cenderung menyalahkan diri sendiri

7. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan

8. Kelelahan

9. Mudah sedih

10. Cepat marah

11. Mood cepat berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula menjadi gembira

12. Perasaan terjebak dan juga marah terhadap pasangannya, serta bayinya

13. Perasaan bersalah

14. Pelupa

Puncak dari postpartum blues ini 3 – 5 hari setelah melahirkan dan berlangsung dari

beberapa hari sampai 2 minggu. Hal ini tidak mengganggu kemampuan seorang

wanita untuk merawat bayinya sehingga ibu dengan postpartum blues masih bisa

merawat bayinya. Jecemderungan untuk mengembangkan postpartum blues tidak

berhubungan dengan penyakit mental sebelumnya dan tidak disebabkan oleh stres.

Namun, stres dan sejarah depresi dapat mempengaruhi apakah postpartum blues

terus menjadi depresi besar, oleh karena itu harus segera ditindak lanjuti.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi postpartum blues, antara lain :

1. Persiapan yang baik selama kehamilan untuk menghadapai masa nifas

2. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan

3. Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami


4. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang telah dialami dan berusaha melakukan

peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik

5. Cukup istirahat

6. Menghindari perubahan hidup yang drastis

7. Berolahraga ringan

8. Berikan dukungan dari semua keluarga, suami dan saudara

9. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang yang perofesional agar dapar

memfasilitasi faktor risiko lainnya selama masa nifas dan membantu dalam

melakukan upaya pengawasan (Dewi,2011).

2.6 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

2.6.1 Kebutuhan Dasar ibu nifas antara lain :

1. Nutrisi dan Cairan

2. Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan

protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan

produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Berikut ini

jumlah nutrisi yang cukuo untuk kebutuhan bayinya.

3. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70

kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang

dihasilkan. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolism, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu

sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti: susunannya harus
seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, serta

tidak mengandung alcohol, nikotin, bahan pengawet dan pewarna.

4. Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui

jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein dibutuhkan

untuk pertumbuhan dan penggatian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein

dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati.protein hewani antara lain

telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, protein nabati

banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.

5. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui

dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah

(anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air, dan vitamin

digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran

metabolism di dalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa diperoleh semua jenis

sayurdan buah-buahan segar.

6. Pil zat besi (Fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari

pascapersalinan.

7. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah

melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASI.

2.4.6.2 Ambulasi

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin membimbing penderita

keluar membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya
ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu bolehmiring kekiri atau kekanan untuk mencegah adanya

trombosit). Dilakukan secara berangsur-angsur. Keuntungan dari ambulasi adalah sebagai

berikut:

1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerpurium.

2. Mempercepat involusi uterus.

3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin.

4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan

pengeluaran sisa metabolisme.

5. Ibu merasa lebih sehat dan kuat.

6. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

7. Kesempatan yang baik untuk mengajar ibu merawat/memelihara anaknya

2.6.2 Eliminasi

Buang air kecil (BAK). Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali

melahirkan akan terasa pedih bila BAK. keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh iritasi pada

uretra sebagai akibat persalinan sehingga penderita takut BAK. Miksi disebut normal bila

dapat BAK sponng detan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila

tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini.

1. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien.

2. Mengompres air hangat di atas simfisis

3. Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK.

Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB, maka sebaiknya diberikan laksan atau

paraffin (1-2 hari postpartum), atau pada hari ke-3 diberi laksan supositoria dan minum

air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
1. Diet teratur

2. Pemberian cairan yang banyak.

3. Ambulasi yang baik.

4. Bila takut buang air besar secara episiotomy, maka diberikan laksan supposotria.

2.6.3 Kebersihan Diri dan Perineum

1. Personal hygiene

Bagian yang paling utama dibersihkan adalah putting susu dan mamae.

a. Putting susu

Air susu yang menjadi kering akan menjadi kerak dan dapat merangsang kulit

sehingga timbul enzema. Sebaiknya putting susu dibersihkan dengan air yang

telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah menyusukan bayi, diobati dengan

salep penicillin, lanolin, dan sebagainya.

b. Perineum

Bila sudah buang air besar atau buang air kecil, perineum harus dibersihkan secara

rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal sehari sekali.

Sesudah dan sebelum mengganti pembalut harus cuci tangan dengan larutan

desinfeksi atau sabun. Ibu perlu diberitahu cara mengganti pembalut, yaitu bagian

dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Cara memakainya yaitu dari

depan ke belakang. Langkah-langkah penanganan kebersihan diri adalah sebagai

berikut.

1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

2) Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air

hangat. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva


terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian dibersihkan daerah sekitar

anus. Nasehatkan pada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang

air kecil/besar.

3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali

sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan

dibawah matahari atau disetrika.

4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya.

5) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk

menghindari untuk menyentuh luka.

c. Beberapa langkah untuk menjaga kebersihan bayi adalah sebagai berikut.

1) Memandikan bayi

Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga kebersihan, memberikan

rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit. Hal-hal yang harus

diperhatikan pada saat memandikan bayi adalah sebagai berikut.

a) Mencegah kedinginan

b) Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan telinga.

c) Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan kulit (ketiak bayi,

lipatan paha dan punggung bayi)

d) Memberikan pakaian pada bayi.

Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang lembut

dan mudah menyerap keringat.


e) Personal hygiene pada bayi

Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan daerah perinealnya dengan

air dan sabun, serta keringkan dengan baik. Kotoran bayi dapat

menyebabkan infeksi sehingga harus dibersihkan. 

2.6.4 Istirahat

Ibu nifas sangat dianjurkan sekali untuk istirahat yang cukup untuk mencegahkelelahan

yang berlebihan. Kekurangan istirahat pada masa nifas akan mempengaruhi produksi ASI,

memperlambat proses involusi uterus, memperbanyak perdarahan serta menyebabkan

depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

2.6.5 Aktivitas Seksual dan KB

Secara fisik, ibu nifas aman untuk memulai hubungan sex begitu darah merah berhenti dan

ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Namun

banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda sampai 40 hari pasca melahirkan. Oleh

karena itu, bila senggama tidak mungkin menunggu sampai hari ke-40, suami/istri perlu

melakukan usaha untuk mencegah kehamilan. Pada saat inilah waktu yang tepat untuk

memberikan konseling tentang pelayanan KB. Kontrasepsi yang cocok untuk ibu pada masa

nifas, antara lain Metode Amenore Laktasi (MAL), pil progestin (mini pil), suntikan

progestin, kontrasepsi implant dan alat kontrasepsi dalam rahim.


2.6.6 Latihan senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan

tubuhnya pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk mempercepat penyembuhan,

mencegah timbulnya komplikasi, serta memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung,

otot-otot dasar panggul dan otot perut. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang

paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terus

menerus. Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan setiap hari sampai 10 kali.

1. Latihan tahap pertama (24 jam setelah bersalin)

a. Latihan kegel (latihan perineal)

Caranya, lakukan gerakan seperti menahan buang air kecil, tahan kontraksi 8-10

detik, lepaskan. Ulangi beberapa kali.

b. Latihan pernapasan diafragma yang dalam.

Posisi dasar: berbaring telentang, lutut ditekuk dan saling terpisah dengan jarak 30

cm. Telapak kaki menjejak lantai, kepala dan bahu didukung bantal. Letakkan tangan

diperut sehingga anda bisa merasakannya terangkat saat menarik napas perlahan

melalui hidung. Kencangkan otot-otot perut saat anda menghembuskan napas

perlahan lewat mulut. Lakukan 2-3 kali bernapas dalam setiap latihan.

2. Latihan tahap kedua (tiga hari pasca-persalinan)

a. Latihan mengangkat pinggul

Posisi dasar: hirup napas sementara anda menekan pinggul kelantai. Selanjutnya

hembuskan napas dan lemaskan. Sebagai permulaan ulangi 3-4 kali. Secara bertahap,

latihan dapat ditambah hingga 12 kali, lalu 24 kali.


b. Latihan mengangkat kepala

Posisi dasar: Tarik napas dalam-dalam, angkat kepala sedikit sambil

menghembuskan napas. Angkat kepala lebih sedikit setiap hari dan secara bertahap

usahakan mengangkat pundak.

c. Latihan meluncurkan kaki

Posisi dasar: Secara perlahan, julurkan kedua tungkai kaki hingga rata dengan lantai.

Geserkan telapak kaki kanan dengan tetap menjejak lantai, kebelakang kearah

bokong. Pertahankan pinggul tetap menekan lantai. Geserkan tungkai kaki kembali

kebawah. Ulangi untuk kaki kiri. Mulailah dengan 3-4 kali geseran setiap kaki, lalu

secara bertahap tambah sampai anda bias melakukannya 12 kali atau lebih dengan

nyaman.

3. Latihan tahap ketiga (setelah pemeriksaan pasca-persalinan)

a. Latihan mengencang otot perut.

Posisi dasar: Letakkan tangan diperut. Kencangkan otot dan kendurkan lagi. Gerakan

harus kearah dalam, dada tidak boleh ikut bergerak.

b. Latihan untuk merapatkan otot perut.

Posisi dasar: Tahan otot perut dengan tangan. Angkat kepala dan pundak dari bantal

seolah anda hendak duduk. Ulangi lima kali.

c. Latihan untuk mengencangkan alas panggul.

Tekan pinggang ke bawah. Tarik otot perut kedalam dan kencangkan, seolah-olah

menahan BAK.

d. Latihan untuk merampingkan pinggang kembali.


Letakkan tangan dipinggang dan tekan keras-keras seolah-olah sedang

mengencangkan ikat pinggang. Kendurkan dan ulangi lima kali.

e. Latihan memperbaiki aliran darah dan menguatkan kaki:

1) Berbaring telentang dengan kaki lurus.

2) Gerakkan kaki keatas dan kebawah.

3) Gerakkan telapak kaki seolah membuat lingkaran.

4) Telapak kaki tegak lurus, lipat jari-jarinya.

5) Kencangkan tempurung lutut dan tegangkan otot-otot betis.

6) Silangkan tumit, satu paha ditekankan kepaha lain, kencangkan otot-otot

didalamnya.

7) Berlutut.

8) Sikap merangkak bertumpu oada lutut dan telapak tangan. Gerakkan pinggang

keatas, lalu kebawah, sambil kencangkan otot perut.

9) Gerakkan pinggul dan kepala kekiri dan kekanan secara bergantian.

f. Latihan meregangkan badan

1) Berbaring telentang. Kencangkan otot perut. Gerakkan lengan disamping badan

seolah hendak menjangkau mata kaki secara bergantian. Luruskan kembali.

Lakukan masing-masing lengan lima kali.

2) Berbaring miring. Kencangkan otot perut, gerakkan lengan lurus keatas kepala

dan kaki lurus-lurus kebawah sehingga badan membentuk garis lurus. Istirahat,

ulangi lima kali.


g. Duduk

Tangan diatas kepala, otot perut dikencangkan kedalam, gerakkan tubuh kedepan

untuk memegang jari-jari kaki. Ulangi lima kali.

h. Berdiri

Berdiri tegak, perut dikencangkan kedalam, erat-erat.

i. Berbaring telungkup

Berbaring telungkup selama 20 menit dengan bantal dibawah kepala dan sebuah lagi

dibawah perut. Kencangkan otot perut.

4. Latihan lanjutan

a. Berbaring telentang ditempat tidur. Kencangkan otot perut. Kedua tangan dilipat

didada. Angkat kepala dan perlahan-lahan. Selanjutnya, angkat kaki lurus-lurus.

Letakkan kembali perlahan-lahan pula.

b. Duduk dikursi. Kaki lurus kedepan. Otot perut dikencangkan. Letakkan tangan

dibawah lutut dan tekankan kaki (betis) ketangan tersebut. Tahan pada posisi ini dan

hitung sampai enam hitungan.

c. Duduk dikursi. Letakkan tangan dibawah kursi. Kaki bertumpu kuat dilantai dan

kencangkan semua otot. Bayangkan seolah-olah anda hendak mengangkat kursi

keatas, tahan sampai hitungan enam.

d. Duduk dikursi, tekan kaki ketembok sambil mengencangkan otot perut kesandaran

kursi.
2.7 Tanda Bahaya Nifas

2.7.1 Tanda bahaya nifas yaitu suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya

bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selamamasa nifas. Tanda-tanda bahaya nifas diantaranya :

1. Perdarahan pervaginam.

2. Pengeluaran lochea yang berbau busuk.

3. Sub involusi uteri.

4. Nyeri pada perut dan pelvis.

5. Pusing dan lemas berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu >380c.

(Menurut Prawirohardjo, 2013),

2.7.2 Infeksi Masa Nifas

Infeksi luka jalan lahir pasca persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi

plasenta. Demam dalam masa nifas sering juga disebut morbiditas ditandai dengan suhu

> 38°C yang terjadi selama 2 hari berturut-turut (Dewi, 2011).

2.7.3 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Segera dilahirkan bayi diletakkan diatas perut atau dada ibu selama paling lambat satu

jam untuk memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan puting

ibunya (Prawirohardjo, 2013).


2.8 Kunjungan Masa Nifas

Tabel 2.11 Kunjungan Masa Nifas

No Kunjungan Waktu Tujuan


1 I 6-8 jam setelah 1.
persalinan atonia uteri.
2.
perdarahan dan rujuk jika perdarahan
berlanjut.
3.
anggota keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan masa nifas akibat atonia uteri.
4.
5.
baru lahir.
6.
hipotermia.
7.
persalinan harus mendampingi ibu dan
bayi lahir selama 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2 II 3-6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan
persalinan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya demam.
3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup
makan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik.
5. Member konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan
bayi sehari-hari.
3 III 2 minggu setelah Sama seperti yang diatas ( 6 hari setelah
persalinan. persalinan)
4 IV 6 minggu setelah 1. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit
persalinan. pada ibu.
2. Member konseling keluarga berencana
(KB) secara dini.
Sumber : Saiffudin, 2011

BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

Tanggal : 15 Agustus 2021

Pukul : 09.00 WIB

Oleh : YUYUN WAHYUNI MK

IDENTITAS

Nama : Ny. H Nama Suami : Tn. W

Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Pepaya I No 208, Jagakarsa

KUNJUNGAN NIFAS KE-3 (8 -28 HARI)


HARI KE-14 (Tanggal 15 Agustus 2021, Pukul 09.00 WIB)

DATA SUBJEKTIF

1. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI sesering mungkin dan bayi sering

menyusu dikedua payudara secara bergantian.

2. Ibu mengatakan ASI lancar dan payudara terasa penuh.

3. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ataupun tanda bahaya hingga sekarang.

4. Riwayat Persalinan

Tempat persalinan : Klinik

Penolong persalinan : Bidan

Tanggal Persalinan : 01 Agustus 2021

Jenis persalinan : Spontan Pervaginam

Lama persalinan : 8 jam 25 menit

bayi lahir spontan presentasi kepala pada tanggal 01 Agstus 2021 dan langsung

menangis, BB : 3100 gram, dan PB : 49 cm, LK : 33 cm, LD : 32 cm, LL : 10 cm,

jenis kelamin : perempuan, tidak ada kelainan dan keadaan baik

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Suhu : 36,5oC

Pernapasan : 22 x/menit

4. Pemeriksaan Fisik

a. Mata
Simetris kanan kiri, Sklera putih, konjungtiva ananemis
b. Dada
Payudara simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol tidak lecet,
terdapat hiperpigmentasi pada daerah aerola, tidak ada benjolan, bersih
c. Abdomen
Terdapat linea nigra, tidak ada bekas luka operasi. TFU tidak teraba diatas

syimpisis.

d. Anogenital

Pengeluaran lochea serosa , baunya khas.

e. Ekstremitas atas dan bawah

Simestris kanan dan kiri, tidak ada odem, tidak nyeri tekan

ASSASMENT
Ny. H P3A0 Post Partum pervaginam hari ke-14

PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu agar ibu

mengetahui kondisi kesehatannya saat ini dalam keadaan normal .Ibu senang telah

mengetahui kondisinya saat ini dalam keadaan normal.

2. Mengevaluasi apakah ibu merasakan tanda bahaya pada masa nifas. Agar ibu

mewaspadai dan terhindar dari bahaya masa nifas. Ibu mengatakan tidak ada

keluhan ataupun tanda bahaya nifas hingga sekarang dan akan selalu

mewaspadainya

3. Mengevaluasi pengeluaran asi dan teknik menyusui yang telah di ajarkan di

kunjungan sebelumnya. Ibu mampu melakukan teknik menyusi dengan benar dan

asi telah keluar lancar.

4. Mengingatkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri terutama diarea kemaluan.

Ibu mengerti dan telah melakukannya.

5. Mengevaluasi perawatan payudara yang telah diajarkan. Ibu mampu melakukan

perawatan payudara dengan benar.

6. Mengevaluasi dan memastikan pola nutrisi dan istirahat ibu tercukupi. Ibu telah

istirhat cukup dan nutrisi terpenuhi.

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 30 Agustus

2021. Ibu mengerti dan akan kembali untuk melakukan kunjungan ulang.

BAB IV
PEMBAHASAN

Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu, dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi. Pada kasus Ny H telah di lakukan pemeriksaan fisik

pada kunjungan Ke-3 pada tanggal 15 Agustus 2021 dan terdapat tanda-tanda vital dalam batas

normal pengeluaran cairan pervaginam berupa lokea serosa yaitu pengeluaran warna kekuningan

atau kecoklatan dan telah dilakukan berdasarkan asuhan kebidanan pada masa nifas . Pernyataan

ini sesuai dengan teori Saifuddin, 2011 bahwa Kunjungan ke 3 masa Nifas (8-14 hari) asuhan

yang diberikan berupa pemeriksaan fisik, mengevaluasi penyulit yang dirasakan, teknik

menyusui, pola nutrisi dan istirahat ibu . Pada kasus Ny H tidak terjadi kesenjangan antara teori

dengan kasus.

Anda mungkin juga menyukai