Anda di halaman 1dari 4

Sistem Pelayanan Kesehatan dan Kebijakan Era Otonomi Daerah

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Cindi Amelia
2. Desanta Sibero Sari
3. Dhea Riyadi
4. Fathia Nur Barkah
5. Gita Rosalina
6. Neneng Lillah
7. Rissa Shella P.S
8. Tuti Alawiyah
9. Umi Hanifah
10. Vivi Pragustilah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BEKASI, 2018
Kebijakan Kesehatan Era Otonomi Daerah

Indikator kesehatan merupakan bagian dari parameter pelayanan publik. Ada 5 isssue
strategis indikator kesehatan diantaranya :
1. Akses untuk mendapatkan pelayanan
Aksebilitas layanan dapat dilihat dari bagaimana upaya pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang murah, mudah, merata, dan terjangkau.
Masyarakat tidak hanya mendapatkan pelayanan kesehatan yang dekat dengan tempat
tinggal mereka, tetapi juga terdapat keadilan (tidak pandang bulu) dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
2. Kecukupan sumber daya manusia (SDM)
Sarana dan prasarana kesehatan dapat dilihat dari bagaimana upaya pemerintah
daerah dalam menyediakan tenaga medis bagi masyarakat, baik tenaga medis maupun
paramedis. Atau, upaya pemerintah daerah dalam menyediakan sarana dan prasarana
kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), puskesmas, puskesmas
pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling), bidan desa, polindes, dsb.
3. Komitmen anggaran pemda
Komitmen anggaran pemda dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Hal ini dapat kita lihat dari komitmen pemerintah daerah dalam mengalokasikan
anggaran publik (Non-gaji) bagi sektor kesehatan.

Lima issue strategis dalam pelayanan kesehatan


No. Issue Strategis Program / Kebijakan
1. Akses  Pengobatan gratis untuk rawat
(mudah,murah,dan jalan dan rawat inap keluarga
merata) miskin.
 Pemanfaatan teknologi informasi
untuk mempermudah.
 Kesehatan ibu dan anak (KIA)
contoh refitalisasi posiandu,
ambulance untuk ibu melahirkan.
2. Tercukupinya sumber  Pembangunan ruang rawat inap
daya manusa (SDM), di RSUD.
sarana dan prasarana.  Meningkatkan status puskesmas
menjadi RSUD tipe D.
 Dokter spesialis di puskesmas.
 Ikatan dinas bagi tenaga
kesehatan yang disekolahkan
oleh pemda.
 Kerjasama dengan tenaga
kesehatan Non-formal seperti
dukun bayi.
3. Komitmen anggaran  Alokasi anggaran belanja publik.
dalam APBD
4. Sistem perlindungan  Jaminan pemeliharaan asuransi
kesehatan (JPKM).
 Pelayanan askeskin.
 Kerjasama dengan PT. jamsostek
5. Partisipasi  Kontrak layanan (citizens
penyelenggaraan ‘charter) antara penyedia dan
kesehatan pengguna yankes.

4. Sistem perlindungan

Dilihat dari bagaimana pemerintah memberikan perlindungan dalam


layanan kesehatan, sehingga kesehatan masyarakat lebih terjamin.
5. Partisipasi masyarakat dalam pemberian penyelenggaraan kesehatan

Dapat dilihat dari upaya pemerintah daerah dalam melibatkan masyarakat


dalam membuat kebijakan kesehatan. Mengingat masyarakat sebagai
penerima yankes akan menjadi pihak yang menerima manfaat atau
sebaliknya.

Salah satu program yang paling banyak diadopsi daerah adalah Gerakan
Sayang Ibu (GSI), sebagai wujud gerakan ini adalah adanya bidan siaga
serta ambulan gratis untuk ibu bersalin.

Anda mungkin juga menyukai