Anda di halaman 1dari 12

KASUS SGD PERTEMUAN 8

KASUS SGD 1

Ny K berumur 55 tahun menderita penyakit Ca Mamae stadium IV A dengan metastase ke


jantung yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut mengalami
nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin
intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat
saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun pasien tidak dapat beristirahat dan sering meminta
diberikan obat penghilang rasa nyeri serta keluarganya pun meminta untuk dilakukan
penambahan dosis pemberian obat pereda nyeri. Saat dilakukan diskusi perawat dengan tim
dokter paliatif, disimpulkan bahwa penambahan obat analgesic berpengaruh buruk terhadap
kondisi fisiknya yang akibat fatalnya pada kematian.

Pada akhirnya, dokter melakukan skoring paliatif dan pasien diputuskan untuk perawatan paliatif
di rumah, namun keluarga menolak keras karena takut terjadi apa – apa jika dibawa pulang ke
rumah. Sedangkan pasien sendiri ingin pulang karena merasa lelah harus dirawat di rumah sakit.
Akan tetapi pasien pada saat itu tidak diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan,

PERTANYAAN :

1. Kaji dan jenis perawatan paliatif apa yang tepat bagi pasien dengan kondisi tersebut?
Jelaskan !
2. Masalah keperawatan apa yang muncul dan rencana keperawatan apa yang dapat diberikan ?
3. Bagaimana peran perawat yang dapat diterapkan berdasarkan prinsip perawatan paliatif dan
prinsip etik keperawatan ?
4. Menurut anda, bagaimana solusi permasalahan diatas berdasarkan prinsip perawatan
paliatif?
Jawaban

1. Kaji dan jenis perawatan paliatif apa yang tepat bagi pasien dengan kondisi tersebut?
Jelaskan !
Jawab
Jenis perawatan paliatif nya yaitu hospice home care
•Perawatan di rumah bagi pasien stadium terminal ini disebut Hospice Homecare.
Hospice home care merupakan pelayanan/perawatan pasien kanker terminal (stadium
akhir) yang dilakukan di rumah pasien setelah dirawat di rumah sakit dan kembali
kerumah. Namun demikian, perawatan stadium terminal tidak dapat dilakukan di rumah
pasien bila gejala fisik berat dan memerlukan pengawasan medis atau paramedis (fase
tidak stabil danperburukan) untuk mencapai kenyamanan di akhir kehidupan (fase
menjelang ajal)
Pengkajian : -CA Mamae std IV resisten kemoterapi dan radiasi.
-Faktor Presipitasi dan Predisposisi.
-Terdapat nyeri tulang dan tidak mempan pada morphin IV.
-Nyeri bertambah saat mengubah posisi.(Faktor Pemberat dan yang meringankan)
-Efek buruk obat analgesik pada pasien.
-Ketidaksinambungan antara kemauan pasien dan keluarga dalam menentukan tempat
perawatan
1.Pemeriksaan Fisik,Terutama bagian payudara, Tekanan darah,Nadi,
Respirasi,Suhu,Tingkat Kesadaran (GCS),Tingkat Nyeri (raut wajah &skala),Kaji Nutrisi
dan ADL,Kaji Personal Hygiene
2.Kaji Bio,Psiko,Sosio, Spiritual pasien (Kondisi dengan Tuhan, Kebutuhan
Fisiologis,Pandangan diri sendiri dan orang lain terhadap pasien dll)
3.Mengkaji Terapi dan Tindakan yang efektif pada pasien (Terapi K3,Pembedahan)
4.Penilaian Geriatrik Komprehensif
5.Pendekatan non farmakologis dan integrasi untuk mengatasi gejala
6.Pertimbangan Komunikasi
Jenis perawatan paliatif :
Menurut National Cancer Institute, penelitian menunjukkan bahwa pengobatan paliatif
memberikan manfaat kesehatan, peningkatan kesejahteraan pasien kanker dan
keluarganya, yang akhirnya bisa memperpanjang harapan hidup pasien.

Oleh karena itu, American Society of Clinical Oncology merekomendasikan semua


pasien kanker stadium lanjut perlu mengikuti pengobatan paliatif. Berikut ini beberapa
jenis perawatan paliatif yang bisa dijalani pasien penyakit kanker.

1. Terapi seni
Salah satu jenis perawatan paliatif yang cukup populer adalah terapi seni untuk pasien
kanker. Pada terapi ini, pasien kanker akan diberi kesempatan untuk belajar
mengekspresikan diri. Tujuannya, untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
ketenangan pada hati dan pikiran. Pada pasien kanker, terapi ini juga bisa membantu
meredakan rasa sakit.
Selama mengikuti terapi senin, Anda akan melakukan berbagai aktivitas yang
memberikan manfaat ditemani oleh terapis, seperti menggambar, melukis, memahat,
merajut, atau membuat kerajinan tangan.

2. Terapi musik
Penyakit kanker bisa memunculkan rasa sedih, takut, malu, dan berbagai mosi negatif
lainnya. Menurut studi pada Reports of practical oncology and radiotherapy, perawatan
paliatif berupa terapi musik bisa membantu pasien mengatasi semua emosi negatif
tersebut. Ini karena musik adalah bentuk seni paling dasar yang unik dan
berkemungkinan besar memengaruhi spiritual, emosi, sosial, dan fisik pasien.
Pada terapi ini, pasien kanker akan melakukan beragam kegiatan, contohnya
mendengarkan musik klasik yang menenangkan hati dan pikiran, menyanyi bersama
untuk memperbaiki suasana hati, memainkan alat musik untuk mengelola stres, atau
menuliskan lirik dan membuatnya menjadi sebuah lagu.

3. Terapi hewan
Munculnya rasa sakit di area tubuh tertentu merupakan salah satu gejala kanker. Selain
minum obat kanker atau obat pereda nyeri kanker, rasa sakit juga bisa diredakan dengan
perawatan paliatif berupa terapi hewan.
Pada terapi ini dapat mengurangi stres dan kecemasan dan menggantinya dengan energi
positif. Hal ini berdampak dengan berkurangnya rasa sakit. terapi hewan juga bisa
mengusir kesepian pasien yang interaksinya dengan keluarga dan teman terbatas karena
harus menjalani pengobatan di rumah sakit.
Berinteraksi dengan hewan mungkin membuka peluang terjadinya infeksi pada pasien.
Namun, Anda tidak perlu cemas sebab hewan-hewan pada terapi ini terjaga
kebersihannya. Anda pun akan diajari untuk menjaga kebersihan selama berinteraksi
dengan hewan-hewan tersebut.
Berdasarkan laporan pada jurnal Biopsychosocial Medicine, beberapa rumah sakit di
Jakarta telah berpartisipasi dengan berbagai organisasi untuk menyelenggarakan program
pelatihan tiga tahun untuk dokter, perawat, atau apoteker untuk mendalami pengetahuan
dan keterampilan mengenai perawatan paliatif.

Jika Anda atau keluarga ingin mengikuti perawatan suportif untuk kanker atau penyakit
kronis lainnya, coba lakukan konsultasi pada dokter yang menangani kondisi Anda,
komunitas kanker, atau berselancar di internet untuk memperoleh informasi dalam
memilih tempat perawatan paliatif.

2. Analisis Data

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds: Aspek penyakit (ca Nyeri kronis
 pasien mengeluh mamae)
nyeri. 
 Pasien meminta Efek terapi pengobatan
untuk menambah (radiasi dan kemoterapi)
dosis obat untuk 
pereda nyeri.
 Pasien mengeluh
susah beristirahat. Pertumbuhan sel tidak

Do: normal

 Pasien tampak 

merintih ketika
istirahat Sel kanker mengganggu

 Pasien tampak jaringan sekitar

nyeri ketika 
mengubah posisi
Penekanan serabut syaraf

Nyeri di persepsikan

Kancer resistensi obat


Pengobatan berkelanjutan

Tak kunjung sembuh


Nyeri kronis

2 Ds Aspek penyakit (ca Gangguan rasa nyaman


pasien mengeluh tidak mamae)
nyaman 
Pasein mengeluh sulit tidur
Do Efek samping pengobatan
Pasien tampak merintih m 

Mengakibatkan nyeri

Pengobatan berkelanjutan

Tak kunjung sembuh


Nyeri semakin parah


Frekuensi tidur menurun


drastis

Gangguan rasa nyaman

Prioritas D kep :
1. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor d.d Pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis,
tidak mampu menuntaskan aktifitas, pasien bersikap protektif (posisi menghindari nyeri),
pola tidur berubah (kurang berisistirahat)
2. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping terapi radiasi dan kemoterapi d.d Mengeluh sulit tidur,
tampak merintih, mengeluh tidak nyaman, tidak mampu rileks.
RENPRA

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Aktivitas


(SDKI) (SLKI) (SIKI) (SIKI)
1 Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri Observasi
infiltrasi tumor d.d keperawatan selama 3 x 24 Edukasi Proses Penyakit  Identifikasi
Pasien mengeluh jam maka diharapkan tingkat lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,int
nyeri, pasien tampak nyeri menurun dengan kriteria ensitas nyeri
meringis, tidak hasil :  Identifikasi skala nyeri
mampu menuntaskan  Keluhan nyeri  Identifikasi respons nyeri non verbal
aktifitas, pasien menurun  Identifikasi factor yang memperberat dan
bersikap protektif  Meringis menurun memperingan nyeri
(posisi menghindari  Sikap protektif  Identifikasi pengetahuan dan kayakinan
nyeri), pola tidur menurun tentang nyeri
berubah (kurang  Kesulitan tidur Terapeutik
berisistirahat). menurun  Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS,hipnosis.akupresur,terapi
musik,biofeedback,terapi
pijat,aromaterapi,teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategis meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
2 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri Observasi
b.d efek samping terapi keperawatan selama 3 x 24 Edukasi manajemen  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
radiasi dan kemoterapi jam maka diharapkan status Nyeri menerima informasi
d.d
kenyamanan meningkat Manajemen Nyeri Terapeutik
Mengeluh sulit tidur,
dengan kriteria hasil : Kronik  Sediakan materi dan media pendidikan
tampak merintih,
 Keluhan tidak nyaman kesehatan
mengeluh tidak
menurun  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
nyaman, tidak mampu
rileks.  Gelisah menurun kesepakatan
 Keluhan sulit tidur  Berikan kesempatan untuk bertanya
menurun Edukasi
 Lelah menurun  Jelaskan penyebab, periode dan strategis
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2 Ketidak mampuan koping Setelah dilakukan Status koping Observasi
keluarga b.d resistensi intervensi keluarga identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
keluarga terhadap selama 3x24 identifikasi beban prognosis secara psikologis
perawatan/pengobatan jam identifikasi kesesuaian antara harapan pasien keluarga dan
yang kompleks yang di makakoping tenaga kesehatan
tandai dengan: keluarga Terapeutik
DS: membaik dengarkan masalah,perasaan dan pertanyaan keluarga
dokter melakukan skoring dengan terima nilai-nilai keluarga tanpa perlu menghakimi
paliatif dan pasien kreteria hasil: diskusikan rencana medis dan perawatan
diputuskan untuk kepuasan fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
perawatan paliatif di terhadap atau antar keluarga
rumah, namun keluarga prilaku bersikap sebagai pengganti keluarga untuk menenangkan
menolak keras karena bantuan pasien dan/atau jika keluarga tidak dapat memberikan
takut terjadi apa – apa anggota perawatan
jika dibawa pulang ke keluarga lain Edukasi
rumah. meningkat informasikan kemajuan pasien secara berkala
kemampuan informasikan fasilitas perawatan kesehatanyang tersedia
memenuhi
kebutuhan
anggota
keluarga
meningkat
komunikasi antara
anggota
keluarga
meningkat
komitmen pada
perawat/pengo
batan
meningkat
prilaku
persetujuan
membaik

3. Peran perawat paliatif berdasarkan kasus :

• Empowering : Perawat melibatkan pasien dan keluarga dalam membuat strategi perencanaan,memberikan dukungan, memberikan
pilihan dan memberikan informasi

- Doing for :

-Peeawat fokus dalam perawatan fisik pasien

-Perawat mengontrol nyeri dan gejala lain membuat discharge planning


4. Peranan Perawatan Paliatif pada Penyakit Kanker

Terdapat banyak alasan yang menyebabkan pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai,
diantaranya yaitu fokus pengobatan pasien yang berorientasi pada menyembuhkan penyakit dan memperpanjang nyawa daripada
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan. Hal tersebut menyebabkan keputusan untuk mengambil tindakan paliatif
baru dilakukan setelah segala usaha penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif dan kematian tidak terelakkan. Padahal seharusnya
perawatan paliatif dilakukan secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut.

Seiring dengan berkembangnya bidang ilmu paliatif, fokus perawatan paliatif yang sebelumnya hanya terfokus pada memberikan
kenyamanan bagi pasien, sekarang telah meluas menjadi perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, psikologis, dan
spiritual dalam menghadapai kanker. Perubahan perspektif ini dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penderita kanker dan
merupakan suatu penyakit kronis sehingga tuntutan untuk suatu perkembangan pengobatan dan pelayanannya merupakan hak yang
mutlak.

Advertising

Perawatan ini telah menjadi bagian integral dari pendekatan terapeutik terhadap pasien tidak menular, seperti kanker. Perawatan
paliatif juga tidak perlu dilakukan di rumah sakit, melainkan bisa dilakukan di rumah untuk memberi suasana yang lebih
menyenangkan dan positif. Pasien bisa dikelilingi keluarga dan suasana rumah yang lebih nyaman ketimbang dikelilingi dinding
rumah sakit dan peralatan medis.

Pasien kanker umumnya mengetahui penyakit tersebut pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat angka kesembuhan dan harapan
hidup pasien kanker tersebut lebih tipis dibanding pasien kanker yang sudah mengetahui penyakitnya sejak stadium dini. Dalam
situasi ini, pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif untuk membantu memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai