KASUS SGD 1
Pada akhirnya, dokter melakukan skoring paliatif dan pasien diputuskan untuk perawatan paliatif
di rumah, namun keluarga menolak keras karena takut terjadi apa – apa jika dibawa pulang ke
rumah. Sedangkan pasien sendiri ingin pulang karena merasa lelah harus dirawat di rumah sakit.
Akan tetapi pasien pada saat itu tidak diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan,
PERTANYAAN :
1. Kaji dan jenis perawatan paliatif apa yang tepat bagi pasien dengan kondisi tersebut?
Jelaskan !
2. Masalah keperawatan apa yang muncul dan rencana keperawatan apa yang dapat diberikan ?
3. Bagaimana peran perawat yang dapat diterapkan berdasarkan prinsip perawatan paliatif dan
prinsip etik keperawatan ?
4. Menurut anda, bagaimana solusi permasalahan diatas berdasarkan prinsip perawatan
paliatif?
Jawaban
1. Kaji dan jenis perawatan paliatif apa yang tepat bagi pasien dengan kondisi tersebut?
Jelaskan !
Jawab
Jenis perawatan paliatif nya yaitu hospice home care
•Perawatan di rumah bagi pasien stadium terminal ini disebut Hospice Homecare.
Hospice home care merupakan pelayanan/perawatan pasien kanker terminal (stadium
akhir) yang dilakukan di rumah pasien setelah dirawat di rumah sakit dan kembali
kerumah. Namun demikian, perawatan stadium terminal tidak dapat dilakukan di rumah
pasien bila gejala fisik berat dan memerlukan pengawasan medis atau paramedis (fase
tidak stabil danperburukan) untuk mencapai kenyamanan di akhir kehidupan (fase
menjelang ajal)
Pengkajian : -CA Mamae std IV resisten kemoterapi dan radiasi.
-Faktor Presipitasi dan Predisposisi.
-Terdapat nyeri tulang dan tidak mempan pada morphin IV.
-Nyeri bertambah saat mengubah posisi.(Faktor Pemberat dan yang meringankan)
-Efek buruk obat analgesik pada pasien.
-Ketidaksinambungan antara kemauan pasien dan keluarga dalam menentukan tempat
perawatan
1.Pemeriksaan Fisik,Terutama bagian payudara, Tekanan darah,Nadi,
Respirasi,Suhu,Tingkat Kesadaran (GCS),Tingkat Nyeri (raut wajah &skala),Kaji Nutrisi
dan ADL,Kaji Personal Hygiene
2.Kaji Bio,Psiko,Sosio, Spiritual pasien (Kondisi dengan Tuhan, Kebutuhan
Fisiologis,Pandangan diri sendiri dan orang lain terhadap pasien dll)
3.Mengkaji Terapi dan Tindakan yang efektif pada pasien (Terapi K3,Pembedahan)
4.Penilaian Geriatrik Komprehensif
5.Pendekatan non farmakologis dan integrasi untuk mengatasi gejala
6.Pertimbangan Komunikasi
Jenis perawatan paliatif :
Menurut National Cancer Institute, penelitian menunjukkan bahwa pengobatan paliatif
memberikan manfaat kesehatan, peningkatan kesejahteraan pasien kanker dan
keluarganya, yang akhirnya bisa memperpanjang harapan hidup pasien.
1. Terapi seni
Salah satu jenis perawatan paliatif yang cukup populer adalah terapi seni untuk pasien
kanker. Pada terapi ini, pasien kanker akan diberi kesempatan untuk belajar
mengekspresikan diri. Tujuannya, untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
ketenangan pada hati dan pikiran. Pada pasien kanker, terapi ini juga bisa membantu
meredakan rasa sakit.
Selama mengikuti terapi senin, Anda akan melakukan berbagai aktivitas yang
memberikan manfaat ditemani oleh terapis, seperti menggambar, melukis, memahat,
merajut, atau membuat kerajinan tangan.
2. Terapi musik
Penyakit kanker bisa memunculkan rasa sedih, takut, malu, dan berbagai mosi negatif
lainnya. Menurut studi pada Reports of practical oncology and radiotherapy, perawatan
paliatif berupa terapi musik bisa membantu pasien mengatasi semua emosi negatif
tersebut. Ini karena musik adalah bentuk seni paling dasar yang unik dan
berkemungkinan besar memengaruhi spiritual, emosi, sosial, dan fisik pasien.
Pada terapi ini, pasien kanker akan melakukan beragam kegiatan, contohnya
mendengarkan musik klasik yang menenangkan hati dan pikiran, menyanyi bersama
untuk memperbaiki suasana hati, memainkan alat musik untuk mengelola stres, atau
menuliskan lirik dan membuatnya menjadi sebuah lagu.
3. Terapi hewan
Munculnya rasa sakit di area tubuh tertentu merupakan salah satu gejala kanker. Selain
minum obat kanker atau obat pereda nyeri kanker, rasa sakit juga bisa diredakan dengan
perawatan paliatif berupa terapi hewan.
Pada terapi ini dapat mengurangi stres dan kecemasan dan menggantinya dengan energi
positif. Hal ini berdampak dengan berkurangnya rasa sakit. terapi hewan juga bisa
mengusir kesepian pasien yang interaksinya dengan keluarga dan teman terbatas karena
harus menjalani pengobatan di rumah sakit.
Berinteraksi dengan hewan mungkin membuka peluang terjadinya infeksi pada pasien.
Namun, Anda tidak perlu cemas sebab hewan-hewan pada terapi ini terjaga
kebersihannya. Anda pun akan diajari untuk menjaga kebersihan selama berinteraksi
dengan hewan-hewan tersebut.
Berdasarkan laporan pada jurnal Biopsychosocial Medicine, beberapa rumah sakit di
Jakarta telah berpartisipasi dengan berbagai organisasi untuk menyelenggarakan program
pelatihan tiga tahun untuk dokter, perawat, atau apoteker untuk mendalami pengetahuan
dan keterampilan mengenai perawatan paliatif.
Jika Anda atau keluarga ingin mengikuti perawatan suportif untuk kanker atau penyakit
kronis lainnya, coba lakukan konsultasi pada dokter yang menangani kondisi Anda,
komunitas kanker, atau berselancar di internet untuk memperoleh informasi dalam
memilih tempat perawatan paliatif.
2. Analisis Data
ANALISA DATA
Do: normal
Pasien tampak
merintih ketika
istirahat Sel kanker mengganggu
nyeri ketika
mengubah posisi
Penekanan serabut syaraf
Nyeri di persepsikan
Pengobatan berkelanjutan
Nyeri kronis
Mengakibatkan nyeri
Pengobatan berkelanjutan
Prioritas D kep :
1. Nyeri kronis b.d infiltrasi tumor d.d Pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis,
tidak mampu menuntaskan aktifitas, pasien bersikap protektif (posisi menghindari nyeri),
pola tidur berubah (kurang berisistirahat)
2. Gangguan rasa nyaman b.d efek samping terapi radiasi dan kemoterapi d.d Mengeluh sulit tidur,
tampak merintih, mengeluh tidak nyaman, tidak mampu rileks.
RENPRA
• Empowering : Perawat melibatkan pasien dan keluarga dalam membuat strategi perencanaan,memberikan dukungan, memberikan
pilihan dan memberikan informasi
- Doing for :
Terdapat banyak alasan yang menyebabkan pasien dengan penyakit stadium lanjut tidak mendapatkan perawatan yang memadai,
diantaranya yaitu fokus pengobatan pasien yang berorientasi pada menyembuhkan penyakit dan memperpanjang nyawa daripada
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan. Hal tersebut menyebabkan keputusan untuk mengambil tindakan paliatif
baru dilakukan setelah segala usaha penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif dan kematian tidak terelakkan. Padahal seharusnya
perawatan paliatif dilakukan secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitasi baik pada fase dini maupun lanjut.
Seiring dengan berkembangnya bidang ilmu paliatif, fokus perawatan paliatif yang sebelumnya hanya terfokus pada memberikan
kenyamanan bagi pasien, sekarang telah meluas menjadi perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, sosial, psikologis, dan
spiritual dalam menghadapai kanker. Perubahan perspektif ini dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penderita kanker dan
merupakan suatu penyakit kronis sehingga tuntutan untuk suatu perkembangan pengobatan dan pelayanannya merupakan hak yang
mutlak.
Advertising
Perawatan ini telah menjadi bagian integral dari pendekatan terapeutik terhadap pasien tidak menular, seperti kanker. Perawatan
paliatif juga tidak perlu dilakukan di rumah sakit, melainkan bisa dilakukan di rumah untuk memberi suasana yang lebih
menyenangkan dan positif. Pasien bisa dikelilingi keluarga dan suasana rumah yang lebih nyaman ketimbang dikelilingi dinding
rumah sakit dan peralatan medis.
Pasien kanker umumnya mengetahui penyakit tersebut pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat angka kesembuhan dan harapan
hidup pasien kanker tersebut lebih tipis dibanding pasien kanker yang sudah mengetahui penyakitnya sejak stadium dini. Dalam
situasi ini, pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif untuk membantu memiliki kualitas hidup yang lebih baik.