Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah. Untuk memeriksa kadar kalium, glukosa, kreatinin,
sodium, kolestrol, trigliserida, dan nitrogen urea (BUN) dalam darah.
b. Pemeriksaan urine. Untuk memeriksa adanya kondisi kesehatan lain yang
memicu naiknya tekanan darah.
c. Ultrasonografi. Untuk mendapatkan gambaran ginjal dan arterinya
menggunakan gelombang suara.
d. Elektrokardiogram. Untuk memeriksa fungsi jantung, apabila ada kecurigaan
bahwa gangguan jantung merupakan penyebab hipertensi.
3. Pemeriksaan fisik
TTV
Cek nadi karotis: irama reguler/irreguler, auskultasi untuk cek adanya bruit
Cek keadaan umum kesadaran sedang, lemah atau baik. Pada klien hipertensi
biasanya mempunyai berat badan lebih/obesitas, cek apakah pucat, sesak nafas
Pada kepala inspeksi di kulit kepala; warna, bekas lesi, bekas trauma,
hipopigmentasi, sianosis, eritema.
Rambut; warna, variasi bentuk rambut, kulit kepala, botak simetris pada pria,
rambut kering atau lembab, rapuh, mudah rontok, rambut tumbuh halus
Palpasi: kulit kepala; suhu dan tekstur kulit, turgor, ukuran lesi, keriput, lipatan-
lipatan kulit, tekstur kulit kasar atau halus,bukti perlambatan dari luka memar,
laserasi, eksklorasi. Rambut; rambut kasar, kering dan mudah rontok.
Inspeksi: kesimetrisan mata, warna retina, kepekaan terhadap cahaya atau respon
cahaya, anemis, atau tidak pada daerah konjungtiva, sklera ikterus (kekuningan)
atau tidak. Ditemukan strabismus (mata menonjol keluar), riwayat katarak, kaji
keluhan terakhir pada daerah penglihatan. Kuantitas bulu mata, apakah adanya
xanthelasma, corneal acrus
Tes uji penglihatan dengan mengukur jarak penglihatan, mengukur lapang
pandang, fungsi otot ekstra okular, struktur okular,reaksi sinar terhadap
akomodasi, area muskular. Pemeriksaan mata pada penderita hipertensi
ditemukan dengan adanya pandangan kabur atau ganda
Inspeksi hidung: kesimetrisan, kebersihan, mukosa kering atau lembab, adanya
peradangan atau tidak.
Palpasi hidung apakah ada nyeri tekan
Inspeksi kesimetrisan bibir, warna, tekstur lesi, dan kelembaban serta karakteristik
permukaan pada mukosa mulut dan lidah. Jumlah gigi, gigi yang karies dan
penggunaan gigi palsu. Tampak peradangan atau stomatitis, kesulitan mengunyah
dan kesulitan menelan.
Inspeksi telinga: permukaan bagian luar dalam keadaan normal atau tidak. Kaji
struktur telinga untuk mengetahui adanya serumen, otorhea, obyek asing, dan lesi.
Kaji membrane timpani terhadap warna, garis, dan juga bentuk.
Tes pendengaran melalui detikjam, tes rinne, webber
Inspeksi leher: pembesaran kelenjar thyroid, gerakan-gerakan halus pada respon
percakapan, pembesaran kelenjar thyroid terhadap masa simetris tak tampak pada
saat menelan.
Palpasi JVP (jugularis vena pleasure) untuk menentukan tekanan otot jugularis
Inspeksi bentuk dada: kesimetrisan, apakah ada luka, kemerahan
Inspeksi pulsasi apeks jantung
Perkusi paru
Perkusi batas jantung : batas atas bawah (perkusi hingga ada perubahan suara dari
dullness ke timpani), batas lateral(perkusi ICS 4 atau 5 medial ke lateral. Normal
s.d mid klavikula. Indikasi kardiomegali: batas bawah ICS >5, lateral > mid
klavikula
Auskultasi di apeks jantung
Auskultasi di basal kiri (pulmonic), basal kanan (Aortic), trikuspid dan mitral
Auskultasi paru 10 titik untuk cek edema pulmona;
Inspeksi abdomen: bentuk,simetris. Serta kaji gerakan pernafasan.
Palpasi: adanya benjolan, permukaan abdomen, pembesaran hepar dan limfa dan
kaji adanya nyeri tekan.
Perkusi: adanya udara dalam abdomen, kembung
Auskultasi: bising usus dengan frekuensi normal 20x/menit
Raba nadi perifer, bisa menggunakan skala 3
Skala 3: 0 tidak ada, 1 lemah, 2 normal, 3 bounding
Kaji turgor kulit. Penurunan turgor menandakan masalah cairan
Raba suhu akral, dingin atau hangat. Caranya: lakukan perabaan suhu ekstremitas
dengan menggunakan punggung tangan dan lakukan secara bersamaan di kedua
ekstremitas
Tentukan derajat edema
4. Pathway
Usia
Hipertensi
Gangguan sirkulasi
- jelaskan
penyebab,perlode
Nyeri Akut
dan pemicu nyeri
- jelasikan strategi
meredakan nyeri
- anjurkan
monitoering secara
mandiri
- anjurkan
menggunakan
analgetik secara
perbal
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
- Monitor PAWP,jika
Suplai o2 ke
otak perlu
- Monitor status
pernafasan
Terapeutik
- Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
- Hindari penggunaan
PEEP
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsan,jika perlu
- Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis,jika perlu
- Kolaborsi pemberian
pelunak tinja,jika perlu