Anda di halaman 1dari 9

SGD PERTEMUAN KE-2

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 4


KASUS M02 (FRAKTUR TIBIA POST AMPUTASI)

OLEH :
AYU ANDINI
3C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2022
KODE KASUS : M02
DIAGNOSA MEDIS : FRAKTUR TIBIA POST AMPUTASI
DESKRIPSI KASUS :
Laki-laki berusia 39 tahun dirawat karena kecelakaan kendaraan bermotor. Kaki kanan pasien
terlindas truk sehingga harus diamputasi. Pasien dirawat hari ke-2. Terlihat murung dan saat
ditanya tidak terlalu respon. Pasien kepala keluarga dengan 2 anak balita.Tanda vital: tekanan
darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 37,00C.

TUGAS :
1. Urutkan dan uraikan pertanyaan anamnesa yang perlu ditanyakan untuk
melengkapi data pengkajian pada kasus tersebut.
2. Sebutkan jenis pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjang serta
jelaskan tujuan dari masing2 pemeriksaan tersebut yang mendukung
diagnose medis pada kasus di atas
3. Uraikan fokus pemeriksaan fisik pada kasus di atas
4. Tentukan pathway hingga terbentuknya 2 diagnosis keperawatan prioritas
berdasarkan data yang ditemukan saat diskusi poin 1-3.
5. Buatkan rencana asuhan keperawatan sesuai diagnosis keperawatan yang
ditemukan padapoin 4

JAWABAN

1.
 Identitas Pasien : Tn. S usia 39 tahun
 TTL : Perlu dikaji
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Perlu dikaji
 Dx medis : Fraktur tibia post amputasi
 Keluhan Utama : - (perlu ditanyakan)
 Alasan masuk RS : Kecelakaan lalu lintas saat mengendarai sepeda
motor . Kaki kanan terlindas truk sehingga harus di amputasi
 Kualitas nyeri :-
 PQRST (Perlu dikaji)
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
 Faktor yang memperberat : Perlu dikaji
 Faktor yang memperingan : Perlu dikaji
 Riw Pen Kel :-
 Riw Kes Da :-
 Riwayat lain :
- Gaya Hidup : Sebelum kecelakaan gaya hidup nya seperti apa
- Pola makan : -
- Pola tidur :-
- Sosial : Kebiasaan bermasyarakat nya saat sehat seperti apa
- Spriritual : Ibadah sebelum sakit dan sesudah sakit seperti apa
2. Pemeriksaan Diagnostic dan Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Diagnostic
- Foto rontgen : untuk mengidentifikasi abnormalitas pada tulang
- CT-Scan : Untuk mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomiolitis
dan pembentukan hematoma
- Arteriografi & pemeriksaan aliran untuk mengevakuasi perubahan
sirkulasi/perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensi
penyembuhan jaringan setelah amputasi
 Pemeriksaan Penunjang
- Ultrasound Doppler, Flowmetri Doppler dilakukan untuk mengkaji
dan mengukur aliran darah
- Tekanan O2 transkutaneus untuk member peta pada area perfusi paling
besar dan paling kecil dalam keterlibatan ekstremitas
- Temografi untuk mengukur perbedaan suhu pada tungkai iskemik di
dua sisi dari jaringan kutaneus ketengah tulang. Perbedaan yang rendah
antara dua pembaca makin besar untuk sembuh
- Plestimografi untuk mengukur TD segmental bawah terhadap
ekstremitas bawah mengevaluasi aliran darah arterial
- LED, peningkatan mengidentfikasi respon inflamasi
- Kultur luka untuk mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme
penyebab
- Biopsi, menginformasi diagnosis massa/benigma
- Hitung darah lengkap/diferensial, peninggian dan pergeseran kekiri
diduga proses infeksi
3. Pemeriksaan Fisik :
 Keadaan umum: kesadaran, peningkatan pola bicara
 TTV :
- TD : 120/80mmHg
- S : 37C
- N : 20x/mnt
- RR : 92x/mnt
- Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidak ada
nyeri kepala.
- Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.
- Muka
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk.
Tak ada lesi, simetris, tak edema.
- Mata
Terdapat gangguan seperti konjungtiva anemis (jika terjadi perdarahan)
- Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
- Hidung
Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung
- Perkusi : Batas jantung, batas paru
4. Patwayy
Kecelakaan Lalu Lintas

Trauma langsung

Fraktur

Diskontuitas tulang

Kerusakan Fragmen Tulang

Amputasi

Hilang Organ dan Kehilangan anggota


perubahan bentuk tubuh tubuh

Gangguan Citra Tubuh Klien tampak murung

Tidak merespon

Harga Diri Rendah


5. Rencana Keperawatan
No. DIAGNOSA ETIOLOGI TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWAT KRITERIA HASIL
AN

1 Gangguan citra Kecelakaan Setelah dilakukan Observasi


tubuh b.d lalu lintas asuhan keperawatan - Identifikasi harapan
perubahan
 selama 3 x 24 jam maka citra tubuh berdasarkan
struktur/ bentuk
tubuh (amputasi) diharapkan citra tubuh tahap perkembanagn
Trauma
Langsung meningkat, dengan - Identifikasi perubahan
kriteria hasil : citra tubuh yang

mengakibatkan isolasi
Fraktur
- Melihat bagian social
 tubuh meningkat - Memonitor frekuensi
Diskontuitas - Verbaliasi pernyataan kritik
tulang kecacatan tubuh terhadap diri sendiri
 meningkat - Monitor apakah pasien
- Verbalisasi bisa melihat bagian
Kerusakan
fragmen kehilangan bagian tubuh yg berubah
tulang tubuh meningkat
Terapeutik
 - Verbalisasi
perasaan negative - Diskusikan perubahan
amputasi
ttg perubahan tubuh dan fungsinya
 tubuh menurun - Diskusikan perbedaan
Hilang organ - Validasi penampilan fisisk
dan kekhawatiran terhadap harga diri
perubahan
pada penolakan - Diskusikan kondisi
bentuk tubuh
atau reaksi orang stress yg

lain menurun mempengaruhi citra
- Verbalisasi tubuh
Gangguan perubahan gaya - Diskusikan persepsi
Citra Tubuh hidup menurun pasien dan keluarga
- Respon nonverbal tentang perubahan citra
pada perubahan tubuh
tubuh membaik - Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis

Edukasi

- Jelaskan kepada
keluarga ttg perawatan
perubahan citra tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
- Latih fungsi tubuh yag
dimiliki
- Latih mengungkapkan
kemampuan diri kepada
orang lain atau
kelompok

2 Harga diri rendah Kecelakaan Setelah dilakukan Manajemen Perilaku


situasional b.d lalu lintas inteensi keperawatan Observasi
perubahan pada
 3x24 jam maka - Identifikasi harapan
citra tubuh d.d
menolak diharpakan harga diri
Trauma ntuk mengendalikan
berinteraksi Langsung meningkat dengan prilaku
dengan orang
kriteria hasil :
lain, lesu dan 
Terapeutik
tidak bergairah,
kontak mata Fraktur
- Kontak mata - Diskusi tanggung jawab
kurang  meningkat tergadap perilaku
Diskontuitas - Gairah aktivita - Jadwalkan kegiatan
tulang meningkat terstruktur
- Percaya diri - Tingkatkan aktivitas
 berbicara fisik sesuai kemampuan
meningkat - Batasi jumlah
Kerusakan
fragmen Perasaan malu menurun pengunjung
tulang - Bicara dengan nada
 rendah dan tenang

amputasi - Hindari bersikap


menyudutkan dan

menghentikan
Kehilangan pembicaraan
anggota
- Hindari sikap
tubuh
mengancam dan

bedebat
Klien tampak
murung
Edukasi

- Informasikan keluarga
Tidak
bahwa keluarga sebagai
merespon
dasar pembentukan
 kognitif

Harga diri
rendah

Anda mungkin juga menyukai