Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


BAGI PESERTA DIDIK

Disusun Oleh :

MEGAWATI, S.Pd.I
NIP. 19711218.200701.2.003

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 04 SIKAP DALAM
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Alamat : Desa Bandar Aji Kec. Sikap Dalam Kab. Empat Lawang Kode
Pos 31594

i
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PESERTA DIDIK

Disusun Oleh :

MEGAWATI, S.Pd.I
NIP. 19711218.200701.2.003

Nomor :
Tanggal : 20 Juli 2020

Diperiksa / Menyetujui
Kepala SD Negeri 04 Sikap Dalam

( HANIRAN, S.Pd.SD )
NIP. 19751025.200904.1.002

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah
saya bisa menyelesaikan makalah ini, tidak lupa sholawat dan salam marilah kita
limpahkan kepadaNabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah
kita terbebas dari zaman kebodohan.
Makalah ini disusun guna memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat/Golongan. Makalah ini membahas tentang “Pendidikan Agama Islam
Bagi Peserta Didik”.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang
membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang ingin
meningkatkan atas pengetahuanya walaupun dengan segala keterbatasanya
makalah ini dalam memberikan informasi, apabila ada kesalahan dalam makalah
ini saya mohon maaf  yang sebesar-besarnya, karena kehilafan itu adalah sifat
manusia yang nyata didunia, maka segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kemajuan, sangat saya harapkan.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wasalamua’laikum Wr.Wb.

Sikap Dalam, Juli 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….. 2
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ………………………………………………... 3
2.2. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Islam ………………... 4
2.3. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Menurut Islam ……….. 5
2.4. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik . 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………………………………………. 12
3.2. Saran ……………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia
dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini.
Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik
dalam mengembangkan kehidupannya di masa depan. Selain  itu pendidikan di
usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak dalam menerima proses
pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara
sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan
anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun.
Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas
menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama
sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya.
Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah
hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu
tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Allah ta’ala berfirman :
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah
cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama
bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)
Salah satu tujuan diturunkannya agama Islam adalah memperbaiki akhlak
manusia. Ahklak hanya dapat dperbaiki dengan proses pendidikan, baik formal

1
maupun informal. Betapa pentingnya pendidikan sehingga ayat yang pertama
diturunkan adalah perintah Allah kepada manusia untuk membaca, membaca
semua penomena yang terjadi di alam dunia ini. Konsep membaca hanya dapat
dilakukan melalui proses pendidikan. Adapun tujuan pendidikan menurut Islam
adalah agar seseorang dapat memahami tentang kekuasaan Allah SWT (yang
tersirat dan tersurat) dengan segala peraturan-peraturan Allah serta mampu
menempatkan posisinya sebagai hamba Allah SWT.
Mengkaji makna pendidikan anak menurut Islam dengan seluruh aspeknya
merupakan  kewajiban setiap muslim, mempelajari berbagai hal, baik ilmu aqidah,
syariah maupun muamalah merupakan rangkuman pokok-pokok ajaran agama
Islam. Karena itu, penulis akan menggali khasanah ilmu pendidikan dalam
pandangan Islam, baik pengertian, tujuan ataupun  ruang lingkup pendidikan
menurut ajaran Islam.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dipelajari
dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan anak dan Islam?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap pendidikan anak?
3. Peran pendidikan agama islam bagi anak didik ?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang pandangan Islam
terhadap pendidikan ini adalah :
1. Mengetahui makna dan pengertian Islam dan pendidikan anak.
2. Mengkaji pandangan Islam terhadap pendidikan anak.
3. Mengkaji pengertian, tujuan dan ruang lingkup pendidikan anak menurut
Islam.
4. Mengkaji peran agama islam bagi peserta didik.

2
 BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses
menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui
pengajaran. Adanya kata pengajaran itu sendiri berarti adanya suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang sebut
dengan belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa” “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.” Sedangan fungsi pendidikan nasional adalah: “mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar
triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud
"untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti
penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus
menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan
menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-
Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam... Ayat lain
menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"):
"...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-

3
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai
perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan
keimanan.

2.2. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Islam


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di Satuan pendidikan
nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.
Pendidikan dalam pandangan Islam dimaksudkan untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
tujuan pendidikan. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan
manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Pendidikan dalam pandangan agama Islam juga diharapkan menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta
aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan
tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul 

4
dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan menurut
Islam dalam membentuk seorang muslim yang mampu melaksanakan
kewajibannya kepada Allah, sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah
kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah
mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah
dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di
dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan
untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang
belaka. Sebagaimana firman Alloh,
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu
permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki
berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17).
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-
Mu’minun: 115)
Sehingga jelas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam harus terkait dengan
tujuan penciptaan manusia itu sendiri di dunia ini, yakni menyembah Allah
dengan segala aspeknya ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama
manusia maupun dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan
masalah ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).

2.3. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Menurut Islam


Adapun Ruang lingkup pendidikan anak menurut secara garis besar dibagi
menjadi 5, yaitu:
2.3.1. Pendidikan Keimanan
Tujuan pendidikan dalam Islam yang paling hakiki adalah mengenalkan
peserta didik kepada Allah SWT. Mengenalkan dalam arti memberikan

5
pembelajaran tentang keesaan Allah, kewajiban manusia terhadap Allah dan
aspek-aspek aqidah lainnya. Dalam hal ini dapat dikaji dari nasehat Luqman
kepada anaknya yang digambarkan Allah dalam firmannya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan
pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang
nyata.” (Q.S 31:13)
Kemudian bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan
peserta didik melalui proses pendidikan, antara lain:
a) Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis
b) Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut,
bertingkah laku positif. Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan
sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari) serta “Barang siapa mempunyai anak
kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu
Babawaih dan Ibnu Asakir)
c) Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
d) Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan
uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan
dengan baik seperti beli roti.
e) Memanfaatkan momen religius.
f) Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka
shaum bersama.
g) Memberi kesan positif tentang Allah
h) Kenalkan sifat-sifat baik AllahJangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau
kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
i) Beri teladan
j) Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak
menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
k) Kreatif dan terus belajar.

6
l) Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan
pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan
anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya
dengan mengikuti perkembangan anak.

2.3.2. Pendidikan Akhlak


Allah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia adalah untuk
memperbaiki akhlak manusia. Dalam proses pendidikan terdapat hadits dari Ibnu
Abas bahwa Rasulullah pernah bersabda: “… Akrabilah anak-anakmu dan
didiklah akhlak mereka.”, begitu juga Rasulullah saw bersabda: ”Suruhlah anak-
anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan
pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud).
Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak melalui proses pendidikan,
antara lain:
a) Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari
mengekspresikan emosi dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak.
Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak merasakan bahwa ia
mendapatkan dukungan. Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil dan
sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
b) Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Sebagaimana firman Allah yang artinya:“Dan janganlah kamu campur
adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang
haq itu, sedang kamu mengetahui .”(Q.S 2:42) Seperti bahwa berbohong itu
tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir miskin itu baik.
c) Memenuhi janji
Dalam hal ini Hadits Rasulullah berbunyi:”…. Jika engkau menjanjikan
sesuatu kepada mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat
melihat, bahwa dirimulah  yang memberi rizki kepada mereka.” (H.R
Bukhari)
d) Meminta maaf jika melakukan kesalahan

7
Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.

2.3.3. Pendidikan Intelektual


Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu
proses kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan.
Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut
Piaget seorang Psikolog yang membahas tentang teori perkembangan yang
terkenal juga dengan Teori Perkembangan Kognitif mengatakan ada 4 periode
dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
a. Periode 1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)
Mengorganisasikan tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam dan
memukul pada usia ini cukup dicontohkan melalui seringnya dibacakan ayat-
ayat suci al-Quran atau ketika kita beraktivitas membaca bismillah.
b. Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan
khayalan mereka tapi cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
c. Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)
Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir sistematik
Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah
SWT tidak dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
d. Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
Kapasitas berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep

2.3.4.Pendidikan Fisik
Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu
tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu
melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah: “ Ajarilah anak-anakmu
memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)

8
2.3.5. Pendidikan Psikis
Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan janganlah kamu bersifat lemah dan
jangan pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. 3:139)
Upaya dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain :
a) Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying,
pengertian, berperilaku santun dan bijak.
b) Menumbuhkan rasa percaya diri
c) Memberikan semangat tidak melemahkan

Tiga Tahapan Pendidikan Anak menurut Islam


Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi
menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia, yaitu:
1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai
kira-kira 7 tahun.
2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari
kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat)
kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang


berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita
coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.

2.4. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik


Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang tidak
berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan
hidupnya di dunia ini.
Maha bijak sana Allah swt yang telah menganugrahkan rasa kasih saying
kepada semua ibu dan bapak untuk memelihara anaknya dengan baik tampa
mengharapkan imbalan.

9
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh
Allah swt pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu
pengetahuan, memiliki keterampilandan mendapatkan sikap tertentu melalui
proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnyabelajar
menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak manusia tumbuh dan
berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan
demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan
bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak
didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah
satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam
untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah
bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang
berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran
agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam sangat penting sebab dengan pendidikan
islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak
diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk
kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab
pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk
pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah Drajat bahwa:
“pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan
latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional,
pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena itu pendidikan agama islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam kurikulum
nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan
perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan

10
yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu :
1. Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses menumbuh
kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran.
Sedangkan Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa” “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”
2. Tujuan pendidikan menurut Islam dalam membentuk seorang muslim yang
mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah yaitu beribadah dan
menyembah Allah, sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-
Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).  Menyembah Allah dengan segala aspeknya
ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia maupun
dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan masalah
ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).
3. Ruang Lingkup Pendidikan Menurut Islam dibagi menjadi 5, yaitu: 1)
Pendidikan Keimanan, 2)  Pendidikan Akhlak, 3) Pendidikan intelektual dan
5) Pendidikan Psikis.
4. Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi
3 tahapan/ penggolongan usia, yaitu: Tahap bermain(“la-ibuhum”/ajaklah
mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun. Tahap penanaman
disiplin (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14
tahun. Dan Tahap kemitraan (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai
sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

12
3.2. Saran
Setelah melakukan kajian terhadap masalah di atas, terdapat beberapa
saran antara lain:
1. Pendidikan harus dilaksanakan dalam  rangka meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan manusia (muslim) kepada Allah SWT. Sehingga seluruh proses
pendidikan  harus mengacu pada tujuan penciptaan manusia itu sendiri yaitu
menyembah Allah SWT.
2. Proses pembelajaran di kelas harus mengimplementasikan tujuan-tujuan serta
ruang lingkup pendidikan menurut Islam. Tentunya dengan tetap merujuk
kurikulum pendidikan nasional kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghani Abud. 2001. Anakmu Anugerah Terindah, Mengenal Psikologi


Anak. Bandung: Najma Publishing.
Dimyati Mahmud. 1989. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: BPFE.
Jamaal Abdul Rahman. 2008. Tahapan Mendidik Anak, teladan Rasululloh.
Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:


Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

www. Perpustkaan-Islam.com

14

Anda mungkin juga menyukai