Disusun Oleh :
MEGAWATI, S.Pd.I
NIP. 19711218.200701.2.003
i
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI PESERTA DIDIK
Disusun Oleh :
MEGAWATI, S.Pd.I
NIP. 19711218.200701.2.003
Nomor :
Tanggal : 20 Juli 2020
Diperiksa / Menyetujui
Kepala SD Negeri 04 Sikap Dalam
( HANIRAN, S.Pd.SD )
NIP. 19751025.200904.1.002
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….. 2
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ………………………………………………... 3
2.2. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Islam ………………... 4
2.3. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Menurut Islam ……….. 5
2.4. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik . 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………………………………………. 12
3.2. Saran ……………………………………………………... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
maupun informal. Betapa pentingnya pendidikan sehingga ayat yang pertama
diturunkan adalah perintah Allah kepada manusia untuk membaca, membaca
semua penomena yang terjadi di alam dunia ini. Konsep membaca hanya dapat
dilakukan melalui proses pendidikan. Adapun tujuan pendidikan menurut Islam
adalah agar seseorang dapat memahami tentang kekuasaan Allah SWT (yang
tersirat dan tersurat) dengan segala peraturan-peraturan Allah serta mampu
menempatkan posisinya sebagai hamba Allah SWT.
Mengkaji makna pendidikan anak menurut Islam dengan seluruh aspeknya
merupakan kewajiban setiap muslim, mempelajari berbagai hal, baik ilmu aqidah,
syariah maupun muamalah merupakan rangkuman pokok-pokok ajaran agama
Islam. Karena itu, penulis akan menggali khasanah ilmu pendidikan dalam
pandangan Islam, baik pengertian, tujuan ataupun ruang lingkup pendidikan
menurut ajaran Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses
menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui
pengajaran. Adanya kata pengajaran itu sendiri berarti adanya suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang sebut
dengan belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa” “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.” Sedangan fungsi pendidikan nasional adalah: “mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar
triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud
"untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti
penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus
menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan
menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-
Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam... Ayat lain
menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"):
"...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-
3
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai
perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan
keimanan.
4
dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan menurut
Islam dalam membentuk seorang muslim yang mampu melaksanakan
kewajibannya kepada Allah, sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah
kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah
mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah
dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di
dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan
untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang
belaka. Sebagaimana firman Alloh,
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu
permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki
berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17).
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-
Mu’minun: 115)
Sehingga jelas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam harus terkait dengan
tujuan penciptaan manusia itu sendiri di dunia ini, yakni menyembah Allah
dengan segala aspeknya ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama
manusia maupun dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan
masalah ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).
5
pembelajaran tentang keesaan Allah, kewajiban manusia terhadap Allah dan
aspek-aspek aqidah lainnya. Dalam hal ini dapat dikaji dari nasehat Luqman
kepada anaknya yang digambarkan Allah dalam firmannya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan
pelajaran kepadanya:”hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesengguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang
nyata.” (Q.S 31:13)
Kemudian bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan
peserta didik melalui proses pendidikan, antara lain:
a) Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis
b) Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut,
bertingkah laku positif. Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan
sayangilah mereka…:” (H.R Bukhari) serta “Barang siapa mempunyai anak
kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanak-kanakkan kepadanya.” (H.R Ibnu
Babawaih dan Ibnu Asakir)
c) Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
d) Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan
uang jajan katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan
dengan baik seperti beli roti.
e) Memanfaatkan momen religius.
f) Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka
shaum bersama.
g) Memberi kesan positif tentang Allah
h) Kenalkan sifat-sifat baik AllahJangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau
kamu berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
i) Beri teladan
j) Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak
menjadikan orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat? Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S 61:2-3)
k) Kreatif dan terus belajar.
6
l) Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan
pertanyaan. Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan
anak malah kita harus dengan bijaksana menjawab segala pertanyaannya
dengan mengikuti perkembangan anak.
7
Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
2.3.4.Pendidikan Fisik
Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu
tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu
melakukan aktivitas seperti yang disunahkan Rasulullah: “ Ajarilah anak-anakmu
memanah, berenang dan menunggang kuda.” (HR. Thabrani)
8
2.3.5. Pendidikan Psikis
Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan janganlah kamu bersifat lemah dan
jangan pula berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
derajatnya, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. 3:139)
Upaya dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain :
a) Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying,
pengertian, berperilaku santun dan bijak.
b) Menumbuhkan rasa percaya diri
c) Memberikan semangat tidak melemahkan
9
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh
Allah swt pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu
pengetahuan, memiliki keterampilandan mendapatkan sikap tertentu melalui
proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnyabelajar
menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak manusia tumbuh dan
berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan
demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan
bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak
didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah
satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam
untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah
bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang
berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran
agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam sangat penting sebab dengan pendidikan
islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak
diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk
kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab
pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk
pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah Drajat bahwa:
“pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan
latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional,
pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena itu pendidikan agama islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam kurikulum
nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan
perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
10
yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu :
1. Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses menumbuh
kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran.
Sedangkan Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa” “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”
2. Tujuan pendidikan menurut Islam dalam membentuk seorang muslim yang
mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah yaitu beribadah dan
menyembah Allah, sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-
Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Menyembah Allah dengan segala aspeknya
ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia maupun
dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan masalah
ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).
3. Ruang Lingkup Pendidikan Menurut Islam dibagi menjadi 5, yaitu: 1)
Pendidikan Keimanan, 2) Pendidikan Akhlak, 3) Pendidikan intelektual dan
5) Pendidikan Psikis.
4. Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi
3 tahapan/ penggolongan usia, yaitu: Tahap bermain(“la-ibuhum”/ajaklah
mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun. Tahap penanaman
disiplin (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14
tahun. Dan Tahap kemitraan (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai
sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
12
3.2. Saran
Setelah melakukan kajian terhadap masalah di atas, terdapat beberapa
saran antara lain:
1. Pendidikan harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan manusia (muslim) kepada Allah SWT. Sehingga seluruh proses
pendidikan harus mengacu pada tujuan penciptaan manusia itu sendiri yaitu
menyembah Allah SWT.
2. Proses pembelajaran di kelas harus mengimplementasikan tujuan-tujuan serta
ruang lingkup pendidikan menurut Islam. Tentunya dengan tetap merujuk
kurikulum pendidikan nasional kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara
www. Perpustkaan-Islam.com
14