Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI PERKULIAHAN

MANAJEMEN

SAP 14

KELOMPOK 14

NAMA KELOMPOK:

Putu Krishnadewi Indah Gita Cahyani (24/1907531086)

Adine Monica Worek (25/1907531087)

Luh Putu Suwitri Sastradewi (27/1907531095)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya kami bisa menyelesaikan Makalah
Pengendalian dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima kasih saya ucapkan kepada
semua pihak yang berkontribusi dengan memberikan informasi, pengetahuan, serta ideidenya
sehingga tugas ini bisa disusun dengan baik.

Makalah Pengendalian Manajemen ini dibuat dalam rangka pemenuhan tanggung jawab
penugasan perkuliahan dalam mata kuliah manajemen. Dalam makalah ini menjelaskan
tentang konsep, proses, jenis, alat, teknik dan metode pengendalian.

Kami tentu menyadari bahwa resume ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya bisa
menjadi makalah yang lebih baik. Dan kami mohon maaf yang sebesarbesarnya apabila ada
kesalahan penulisan atau bahasa dalam makalah ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 13 Februari 2020


PENGENDALIAN

A. Langkah – Langkah Dalam Proses Pengendalian


Proses pengendalian biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :
1) penetapan standar pelaksanaan (perencanaan),
2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan,
3) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata,
4) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan, dan
5) pengambilan tindakan koreksi bila perlu.

Tahap-tahap ini akan diperinci berikut:

Tahap 1 : Penetapan Standar


Tahap pertama dalam pengendalian adalah penetapan standar pe-
laksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat
digunakan sebagai "patokan" untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan
target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Bentuk standar yang lebih khusus
antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar (market-share), marjin
keuntungan, keselamatan kerja, dan sasaran produksi.
Tiga bentuk standar yang umum adalah :
1) Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah
langganan, atau kualitas produk.
2) Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya
tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3) Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu
pekerjaan harus diselesaikan.
Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang dapat
dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan pelaksanaan kerja
yang diharapkan kepada para bawahan secara lebih jelas dan tahapantahapan lain
dalam proses perencanaan dapat ditangani dengan lebih efektif. Standar harus
ditetapkan secara akurat dan diterima mereka yang bersangkutan.
Contoh dari penetapan standar misalnya, suatu perusahaan ingin barang produksinya
terjual sebanyak 10.000 unit selama sebulan.Dengan ditentukannya standar yang
ditetapkan, maka perusahaan dapat melakukan langkah berikutnya agar tercapai
standar yang diinginkan.

Tahap 2 : Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian adalah
menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pertanyaan yang
penting berikut ini dapat digunakan : Berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya
diukur - setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? Dalam bentuk apa (what form)
pengukuran akan dilakukan- laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telephone ?
Siapa (who) yang akan terlibat - manajer, staf departemen ? Pengukuran ini sebaiknya
mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta dapat diterangkan kepada para karyawan.
Contoh dari penentuan pengukuran pelaksanaan pengukuran adalah perusahaan ingin
menjual barang produksinya sebanyak 10.000 unit dalam waktu sebulan dan semua
pihak membantu penjualan produksi barang tersebut.

Tahap 3: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan


Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran
pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada
berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:
1. pengamatan (observasi),
2. laporan-laporan, baik lisan dan tertulis
3. metode-metode otomatis dan
4. inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel. Banyak perusahaan
sekarang memperggunakan pemeriksa intern (internal auditor) sebagai pelaksana
pengukuran.
Contoh penerapan pengukuran pelaksanaan kegiatan adalah setelah dilakukan
penjualan ternyata jumlah barang produksi yang terjual selama sebulan adalah 7.000
unit, dimana terdapat 14 perusahaan dan 3400 pelanggan yang membelinya.
Tahap 4 : Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan
Analisa Penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengendalian adalah pembandingan pelaksanaan nyata
dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walaupun
tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat
menginterpretasikan adanya penyimpangan (deviasi).
Contoh penerapan dari tahap ke 4 adalah misalnya perusahaan menargetkan
penjualan barang produksinya sebesar 10.000 unit selama sebulan. Tetapi pada
kenyataannya barang yang terjual hanya mencapai 7.000 unit selama sebulan.

Tahap 5: Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan


Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan, tindakan koreksi
mungkin berupa :
1. Mengubah.standar mula-muia (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah).
2. Mengubah,pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekuensinya atau
kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri).
3. Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan
penyimpanganpenyimpangan.
Contoh tahap kelima adalah perusahaan menetapkan standar penjualannya
sebesar 10.000 unit. Tetapi pada kenyataannya barang yang terjual hanya mencapai
7.000 unit selama sebulan. Karena target penjualan tidak tercapai maka perlu adanya
perbaikan atau koreksi. Misalnya menurunkan standar penetapan penjualan menjadi
8000 unit selama sebulan, dan meningkatkan kualitas produksi barang dan
memperluas daerah penjualan.

B. Kualitas Sistem Pengendalian Yang Efektif


Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa
karakteritik itu berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan
dengan ciri-ciri yakni:
1. Akurat, sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat
dapat membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala seharusnya
bertindak atau menanggapi suatu masalah yang sebetul tidak ada,
2. Tepat Waktu, pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer
terhadap penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius
terhadap kinerja sebuah unit,
3. Dengan biaya efektif, sebuah sistem pengendalian harus dengan biaya efektif
dalam penerapanya, dan harus bisa memberikan manfaat dalam kaitannya dengan
biaya yang ditimbulkannya,
4. Tepat akurat, bisa menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau
untuk mamanfaatkan peluang baru,
5. Dapat diterima oleh yang bersangkutan, jadi sebuah sistem harus bisa dipahami
serta dimngerti oleh para penggunaannya,
6. Kriteria (standar) yang masuk akal, bisa dicapai karena bila kriteria itu terlampau
tinggi atau tidak masuk akal, maka tidak akan lagi memotivasi,
7. Penempatan yang strategis, para manajer tidak mungkin mengendalikan segala
sesuatu yang berlangsung dalam organisasi, seandainya mampu manfaatkanya
tidak akan dapat menutupi biayanya,
8. Tekanan pada perkecualian, para manajer yang tidak mampu mengendalikan
semua kegiatanya, seharus menempatkan alat pengendali strategis ditempat di
mana alat itu dapat meminta perhatian hanya bagi perkecualian,
9. Multikriteria, para manajer dan karyawan akan berusaha untuk “tampil bagus”
pada kriteria yang dikendalikan. Multi Kriteria mempunyai dampak positif ganda,
karena lebih sulit dimanipulasi ketimbang kriteria tunggal. Kriteria tersebut dapat
mengurangi usaha untuk sekedar tampil “bagus”, juga karena kinerja jarang dapat
dinilai secara obyektif dari satu indikator saja, multi kriteria memungkinkan
penilaian kinerja yang lebih akurat,
10. Tindakan koreksi, sebuah sistem pengendalian yang efektif bukan saja
menunjukkan kapan terjadi penyimpangan yang berarti dari standar, melainkan
juga menyarankan tindakan apa yang harus diambil untuk membetulkan
penyimpangan tadi.

C. Alat Bantu Pengendalian Manajerial


Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksanaan
pengendalian menjadi lebih efektif. Dua teknik yang paling terkenal adalah
manajemen dengan pengecualian (management by exception) dan sistem informasi
manajemen (management information systems)
A. Management By Exception (MBE)
Management By Exception (MBE) atau prinsip pengecualian, memungkinkan
manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada bidang-bidang pengendalian yang
paling kritis dan mempersilahkan para karyawan atau tingkatan manajemen
rendah untuk menangani variasi-variasi rutin. Hal ini dapat dipraktekkan oleh
manajer-manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia, pembelian,
pengendalian mutu, dan bidang-bidang fungsional lainnya.Bahkan manajer-
manajer lini pertama dapat mempergunakan prinsip ini dalam pengendalian
harian mereka.
Pengendalian yang ditujukan pada terjadinya kekecualian ini murah, tetapi
penyimpangan baru dapat diketahui setelah kegiatan terlaksana.Biasanya
pengendalian ini dipergunakan untuk operasi-operasi organisasi yang bersifat
otomatis dan rutin.
Contoh dari MBE adalah sebagai berikut:Seorang manajer menetukan bahwa
jumlah produksi Susu Bantal Real Good dalam sehari harus ada 50.000 bungkus
sampai 75.000 bungkus. Karena suatu waktu dimana saat kapasitas tenaga kerja
lebih banyak bekerja (lembur) maka jumlah produksi Susu Bantal Real Good
meningkat drastis menjadi 94.000 bungkus hari itu.Maka saatnya MBE
beraksi.Manajer memikirkan dan mengambil keputusan yang harus dilakukan
oleh kelebihan produksi.
Keputusan yang dapat diambil antara lain:
1. Menyimpan sisa produksi susu bantal di gudang untuk persediaan stock.
2. Menjual kepada agen atau eceran terdekat dengan harga yang terjangkau.
3. Mempromosikan untuk penjualan sebagai hadiah atau sampel.
Dalam mengambil keputusan manajer harus diperhitungkan :
1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara
normal
2. Keputusan dapat lebih terfokus pada hal hal yang lebih memerlukan perhatian.
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang maupun hal hal yang berjalan
B. Management Information System (MIS)
Sistem informasi manajemen atau management-information system memainkan
peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan dan
pengendalian dengan efektif. MIS dapat didefinisikan sebagai suatu metoda
formal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan
dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan
memungkinkan fungsi fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional
organisasi dilaksanakan secara efektif. MIS adalah sistem pengadaan,
pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang direncanakan agar
keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat dibuat. Sistem menyediakan
informasi waktu yang lalu, sekarang dan yang akan datang serta kejadian-
kejadian di dalam dan di luar organisasi.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :
a. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah,
b. Tahap disain konsepsual,
c. Tahap disain terperinci, dan
d. Tahap implementasi akhir.
Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan
5(lima) pedoman berikut ini :
a. Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.
b. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
c. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi lebih dari pada
pertimbangan kuantitas belaka.
d. Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.
e. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi
paraoperator dan pemakai sistem.
Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan teknologi komputer, yang
mencakup kapasitas komputer, program dan bahasa program, terminal jarak jauh,
diskette, dan lain-lainnya. Organisasi mungkin mempunyai MIS tanpa komputer,
tetapi sistem akan kehilangan sebagian "keampuhannya" tanpa bantuan komputer.
Jadi, pada dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan personalia
yang tepat dengan jumlah yang tepat dari informasi yangtepat pula pada waktu
yang tepat.
Contoh penerapan MIS: Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah
sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah
sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi yang
berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri
D. TEKNIK DAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN
Metode-metode pengendalian bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian;
pengendalian non-kuantitatif dan pengendalian kuantitatif
1. Pengendalian Non-kuantitatif
Pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat
digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik
yang sering digunakan adalah:
1) Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk
mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Misalnya suatu
perusahaan sedang memproduksi barang, maka staff pengawas akan melakukan
pengamatan mulai proses pembuatan dan hingga barang tersebut siap dijual.
Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas tersebut akan tahu,
apakah proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya staff
pengawasan melakukan inspeksi terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran, berat , dll. Dari inspeksi
yang dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang barang
yang diproduksi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi
yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan
relatif lebih cepat. Misalnya pegawai melaporkan kualitas barang yang
dihasilkan kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil laporan
tersebut, atasannya dapat memberikan perintah selanjutnya tentang bagaimana
dan apa yang semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.
4) Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu
kegiatan dan tindakan apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan
perusahaan memperoleh keuntungan penjualan yang cukup banyak. Maka
evaluasi yang dilakukan adalah bagaimana cara mempertahankan hal tersebut
serta cara meningkatkannya.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.
Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada
dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama. Misalnya seorang pegawai
mengalami masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya terpecahkan, maka
diskusi dengan atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.
2. Pengendalian Kuantitatif
Pengendalian kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengendalian kuantitatif adalah:
1) Anggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan
bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun
bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan
resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk
membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang
ditetapkan.Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat
pengendalian.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program
pengendalian organisasi.Pengendalian anggaran atau Budgetary Control itu
sendiri merupakan suatu sistem sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu
anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial,
dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.
Contoh penerapan anggaran dalam pengendalian kuantitatif adalah pemilik
modal memberikan anggaran sebesar Rp 10.000.000 kepada perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya selama 2 bulan. Melalui anggaran tersebut, pemilik
modal dapat melihat apakah modal yang awalnya sudah ditetapkan bersama
pleh pemilik modal dan perusahaan dapat digunakan dengan baik oleh
perusahaan. Setelah perusahaan menjalankan bisnisnya dan perusahaan
mengatakan bahwa ternyata modal yang diberikan kurang, maka dapat
dikatakan bahwa di dalam perusahaan tersebut terjadinya korupsi.
2) Audit
Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan
akuntan (auditing), yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh bukti secara
obyektif tentang pernyataan-pernyataan berbagai kejadian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan penyampaian
hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Contohnya adalah
audit memeriksa laporan laba rugi suatu perusahaan untuk mengetahui apakah
benar perusahaan mengalami keuntungan atau malah mengalami kerugian.Alat
pengawasan ini dapat dibagi menjadi dua kategori :
- Internal Audit
Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan
komentar mengenai kegiatan mereka.
- Ekternal Audit
Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh
pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
3) Analisis break-even
Analisa “break-even” adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan
hubungan biaya, volume, dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama
seperti dalam peyiapan anggaran variabel. Analisa breakeven menganalisa dan
menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan penghasilan total
sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnya adalah
perusahaan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan
dan keuntungan yang didapat.memlalui analisa break even,perusahan dapat
mengetahui hubungan tersebut.
4) Analisis rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan
informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung
rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca
dan neraca rugi-laba organisasi.
Menyangkut dua jenis perbandingan
- Membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu
- Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis. Contohnya adalah perusahaan ingin membandingankan laba yang
diperoleh pada periode yang sebelumnya dengan sekarang. Dengan
melakukan perbandingan, perusahaan akan tahu apakah perusahaan
mengalami kemajuan atau kemunduran. Sehingga perusahaan dapat
mengambil tindakan selanjutnya untuk di periode yang akan datang.
5) Bagan dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan,
seperti :
a. Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu
yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang
telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam
hubunganya dengan waktu.
Contohnya adalah perushaan membuat bagan tentang proyek yang
dikerjakan. Dari bagan manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang
dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
b. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengendalian proyek – proyek
yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan – kegiatan tertentu
yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.
DAFTAR PUSTAKA

• Handoko, T. Hani. 2015. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE


• Robbins, Stephen P. & Mary Counther. 2009. Manajemen. Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
• https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html#
PERTANYAAN-PERTANYAAN
7. Dari kelima tahap dalam proses pengendaliaan, menurut kelompok kalian, tahap
manakah yang kemungkinan paling sulit dilakukan dan bagaimana cara
mengatasinya?
 Menurut pendapat kelompok kami dari kelima tahap dalam proses pengendalian tahapan
yang paling sulit dilakukan adalah tahapan penetapan standar. Hal ini dikarenakan standar
harus ditentukan dengan sangat hati-hati dan standar tersebut harus tetap relevan sampai
akhir. Karena standar merupakan patokan untuk penilaian hasil hasil dimana terdapat tujuan,
sasaran serta target yang ingin dicapai. Jadi, tahapan penetapan standar sangatlah rentan. Cara
mengatasinya yaitu jangan terburu-buru menentukan standar, harus tau tujuan dan sasaran
kita, dan harus memikirkan resiko apa saja yang sekiranya akan menjadi ancaman dalam
pelaksananya nanti.

8. Coba jelaskan metode mana yang paling sering digunakan dan paling efektif dalam
pengendalian ? Berikan alasannya !
 Menurut kelompok kami metode yang paling sering digunakan dalam pengendalian
merupakan metode pengendalian non kuantitatif. Karena metode pengendalian non kuantitatif
merupakan metode yg digunakan para manajer dalam melaksanakan fungsi pengendalian atau
pengawasan. Biasanya pengendalian atau pengawasan ini bersifat "menyeluruh" terhadap
semua aspek penting dalam organisasi, dan sebagian besar berkaitan dengan kegiatan
mengawasi aktivitas dan kinerja karyawan. Ada berbagai teknik yg digunakan dalam
melakukan pengawasan non-kuantitatif ini , antara lain:
1. melakukan observasi
2. mengadakan inspeksi secara langsung dan rutin.
3. mengkaji laporan, baik secara lisan atau tertulis.
4. melakukan brainstorming dengan bawahan secara berkala atau melakukan evaluasi
pelaksanaan
5. melakukan diskusi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kerja.
Namun menurut kelompok kami kedua metode baik non kuantitatif dan kuantitatif sam sama
efektif perbedaannya hanya non kuantitatif menggunakan angka angka untuk melakukan
penilaian sedangkan pengendalian non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat
digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan

9. Pada materi alat bantu pengendalian manajerial dikatakan ada 2 teknik yang
terkenal yaitu Management by Exception (MBE) dan management Information System
(MIS). Teknik yg mana yg lebih dominan dalam membantu pengendaian manajerial ?
 Menurut kelompok kami, jika kami harus memilih metode mana yang menurut kami
paling membantu maka kami akan memilih metode Management Information System(MIS).
MIS dapat didefinisikan sebagai suatu metoda formal pengadaan dan penyediaan bagi
manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional
organisasi dilaksanakan secara efektif. Konsep MIS berhubungan sangat erat dengan
teknologi komputer, yang mencakup kapasitas komputer, program dan bahasa program,
terminal jarak jauh,diskette, dan lain-lainnya. Jadi, pada dasarnya MIS membantu manajemen
melalui penyediaan personalia yang tepat dengan jumlah yang tepat dari informasi yang tepat
pula pada waktu yang tepat. Tapi walaupun metode MIS dapat membantu pengendalian
dengan akurat akan lebih baik jika kedua metode ini digunakan secara bersamaan karena
sebagus apapun komputerisasi kita tetap perlu melakukan pengendalian yang dilakukan
manusia misalnya kita tetap membutuhkan karyawan atau manajer dan dibantu dengan
komputerisasi yg datanya akurat agar pengendalian dapat berjalan efektif.

10. Dijelaskan bahwa terdapat 5 langkah untuk melakukan proses pengendalian,


apabila salah satu dari 5 langkah tersebut tidak terlaksana. Apakah proses
pengendalian masih bisa dilakukan?. Tolong berikan alasannya!
 Menurut kelompok kami semua tahapan proses pengendalian harus dilaksanakan dengan
baik dan tidak bisa dilewatkan karena tahapan-tahapan tersebut saling berkaitan satu sama
lainnya. Dimana tahapan tersebut diantaranya: penetapan standar pelaksanaan, penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan kegiatan, perbandingan
pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan, dan pengambilan tindakan koreksi
apabila diperlukan. Apabila salah satu tahapan tidak dilaksanakan maka sulit untuk
melaksanakan tindakan selanjutnya. Contohnya, tahapan pertama adalah penetapan standar
pelaksanaan. Tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar.
Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar
(market-share), marjin keuntungan,keselamatan kerja, dan sasaran produksi. Contoh dari
penetapan standar misalnya, suatu perusahaan ingin barang produksinya terjual sebanyak
10.000 unit selama sebulan. Dengan ditentukannya standar yang ditetapkan, maka perusahaan
dapat melakukan langkah berikutnya agar tercapai standar yang diinginkan.

11. Di bagian ciri pengendalian yang efektif, disebutkan salah satunya yaitu tekanan
pada perkecualian dimana dinyatakan bahwa para manajer yang tidak mampu
mengendalikan semua kegiatanya, seharus menempatkan alat pengendali strategis
ditempat di mana alat itu dapat meminta perhatian hanya bagi perkecualian. Apa
maksud dari pernyataan tersebut dan seperti apa contohnya?
 Menurut kelompok kami dan bersumber dari google yang dimaksud dalam tekanan dalam
perkecualian, para manajer yang tidak mampu mengendalikan semua kegiatanya, seharus
menempatkan alat pengendali strategis ditempat di mana alat itu dapat meminta perhatian
hanya bagi perkecualian yaitu dalam manajemen perkecualian dimaksud dengan adalah gaya
manajemen bisnis yang berfokus pada identifikasi dan penanganan kasus yang menyimpang
dari norma, direkomendasikan sebagai praktik terbaik oleh metode manajemen proyek. Jadi
sistem pengendalian yang efektif tidak hanya dilakukan oleh para manajer namun dapat
dibantu dengan alat khusus seperti aplikasi bisnis umum dan aplikasi intelijen bisnis yang
dapat mendukung mereka dalam pelakaksanaan pengendalian yang berfokus pada identifikasi
dan penanganan kasus yang menyimpang dari norma agar sistem pengendalian dapat menjadi
efektif. Contohnya menggunakan aplikasi bisnis umum untuk membantu pengendalian yang
dilakukan oleh manajer.

12. Menurut kalian, pengendalian seperti apakah yang baik? Berikan contohnya!
 Menurut kami, pengendalian yang baik adalah pengendalian yang secara bersama-sama
dapat memastikan upaya-upaya uang dilakukan oleh suatu organisasi/perusahaan agar
mencapai tujuan utamanya secara efektif dan efisien, yang bisa dijadikan alat komunikasi
antara manajemen dan karyawan. Seperti yang dikutip dari Marciarello & Kirby, yang
mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi
yang saling berhubungan, yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud
membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan
organisasi secara terus menerus. Contohnya adalah kegiatan supervisi yang dilakukan
langsung oleh atasan. Pengendalian yang baik juga berarti mampu menerjemahkan hal-hal
berikut:
1. Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan organisasi berjalan secara efisien,
efektif, dan produktif.
2. Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
3. Apresiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai