Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
PENGERTIAN AUDITING
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. SITI ISRAWATI B1C120064
2. SITTI FEBRI NURDIANTI B1C120066
3. SITTI RAHMI B1C120067
4. SOFFIYA AZZAHRA B1C120068
5. SRI ANGGINI B1C120069
6. SUHEMA B1C120070
7. SULIS B1C120071
8. TIKA RAHMAWATI B1C120073
9. ULFIANI MASJIDI B1C120074
10.USWATUN HASANAH MULA B1C120075
11.VIBRI AMALIA ASRUN B1C120076
12.WA ODE DITA SRY LESTARI B1C120077
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................................................... 4
BAB II ..........................................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................................................... 5
2.3 Perbedaan Auditing Dan Akuntansi (Accounting) Dan Tahap-Tahap Audit .............................................................. 9
BAB 3 ........................................................................................................................................................................................ 23
PENUTUP ..................................................................................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Hayes (2012: 4), “An audit is a systematic process of objectively obtaining and
evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the
degree of correspondence between these assertions and established criteria and
communicating the result to interested users”.
Yang bisa diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan
dan mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, dan Randal J. Elder (2017, 28) "Auditing is
the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on
the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing
should be done by a competent, independent person".
Secara umum, Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembuluan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Auditing
Menurut Hayes (2012: 4), “An audit is a systematic process of objectively
obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and
events to ascertain the degree of correspondence between these assertions and
established criteria and communicating the result to interested users”.
Yang bisa diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan
kegiatan ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan
Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, dan Randal J. Elder (2017, 28)
"Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person".
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi.Atestasi, pengertian umumnya,
merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang
reabilitas dari pernyataan seseorang.Dalam pengertian lebih sempit atestasi
merupakan “komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai
reabilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawabdari pihak lainnya”.
Seorang akuntan public dalam kapasitasnya sebagai seorang auditor memberikan
atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas.
2. Attestations Services:
Memberikan opini atas reliabilitas dari pernyataan seseorang
Asersi tentang pengendalian intern
Asersi tentang ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan dalam kontrak
Asersi tentang ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan-peraturan
Secara umum, Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
5
Ada beberapa hal yang penting perlu diperhatikan lebih lanjut, yaitu ;
Pertama ; yang diperiksa adalah laporng keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen
beserta catatan-catatan dari pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan keuangan
yang harus diperiksa terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,
dan Laporan Arus Kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/Bank,
buku penjualan/pembelian, Buku serba-serbi) buku besar, sub buku besar (piutang, utang,
kartu persediaan, aktiva tetap).
Ketiga ; Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independent yaitu akuntan public yang tidak
memiliki hubungan, kepentingan tertentu dengan dewan direksi baik itu sebagai pemegang
saham ataupun hubungan relasi lainnya, auditor harus bersifat objective tidak memihak
kepada siapapun dan melaporkan apa adanya.
Keempat ; tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Tugas auditor adalah untuk menentukan apakah representasi (asersi) tersebut betul-
betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan "tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan. Untuk tujuan pelaporan keuangan, yang dimaksud dengan kriteria
yang ditetapkan adalah standar akuntansi yang berlaku umum (GAAP), seperti yang terdapat
dalam Statement of Financial Accounting Standards (SFASs), Accounting Principles Board
6
Opinion (APBOS), Accounting Research Bulletins (ARBs) dan sumber-sumber lainnya. Di
Indonesia SAK-ETAP, PSAK berbasis IFRS (tahun 2015/2017).
Untuk mengevaluasi kewajaran, auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung atau menyangkal asersi tersebut. Dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-
bukti audit, auditor harus menaati seperangkat standar yang ditetapkan oleh Auditing
Standards Boards dari AICPA. Standar-standar tersebut disebut standar auditing yang
diterima umum (GAAS).
Dengan berlakunya IFRS, standar auditing international yang berlaku adalah
International Standard Auditing (ISA). Di Indonesia untuk audit perusahaan kecil dan
menengah standar auditnya adalah panduan audit bisnis kecil (PABK), untuk audit
perusahaan besar dan public company adalah SPAP yang telah direvisi (2013) dan berbasis
ISA.
Untuk tujuan audit, bukti terdiri atas “data akuntansi yang mendasar dan semua
informasi yang menguatkan yang tersedia untuk auditor". Bukti tersebut harus dikumpulkan
secara objektif. Hampir semua audit dilakukan secara test basis; maksudnya, auditor hanya
memeriksa sampel dari transaksi-transaksi dan kejadian kejadian yang terjadi selama periode
yang diaudit. Agar sampel tersebut dapat mewakili populasi yang dites, auditor harus berhati-
hati agar tidak terjadi bias dalam proses seleksinya. Misalnya, auditor ingin meyakinkan
dirinya mengenai adanya kelebihan persediaan klien dengan cara mengambil sampel dari
persediaan tersebut dan memeriksa fisiknya.
Auditor harus mengevaluasi bukti-bukti yang dikumpulkan. Bukti-bukti tersebut
harus sufficient (cukup) dan appropriate (tepat). Sufficient berarti bukti-bukti diperiksa dalam
jumlah yang cukup. Kecukupan bukti ditentukan oleh judgement auditor dan tidak menjamin
keakuratan laporan keuangan tetapi mengekspresikan pendapat auditor mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut. Jawaban atas pertanyaan "berapa banyak bukti yang mencukupi
untuk mendukung opini?" tidak mudah didapat dan seringkali membutuhkan pelatihan dan
pengalaman yang cukup banyak sebagai auditor.
Agar bisa disebut appropriate, bukti-bukti harus valid dan relevan. Bukti yang valid
harus dapat dipercaya (reliable) dan meyakinkan (convincing); validity dihasilkan dari sistem
informasi yang efektif. Relevan berarti bukti tersebut berkaitan dengan tujuan pemeriksaan
(audit objectives). Pemeriksaan kelebihan persediaan, misalnya, membantu menentukan
keberadaan persediaan, tetapi tidak memberikan bukti yang kuat mengenai penilaian yang
tepat atas persediaan tersebut. Contoh lain, pemeriksaan dokumen-dokumen yang
mendukung transaksi-transaksi yang telah dicatat adalah relevan untuk tujuan melokalisasi
kesalahan dalam pencatatan transaksi, tetapi prosedur tersebut tidak relevan untuk
mengidentifikasi transaksi yang dihilangkan (tidak dicatat) dari perkiraan (pos) tersebut.
Akan tetapi, mentrasir dokumen ke perkiraan (pos) tertentu merupakan prosedur yang lebih
efektif untuk mendeteksi
penghilangan transaksi (omissions). Auditor mengomunikasikan hasil pekerjaan
auditnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Komunikasi tersebut merupakan puncak
dari proses atestasi, dan mekanismenya adalah laporan audit. Audit report tersebut
digabungkan dengan laporan keuangan dalam laporan tahunan kepada pemegang saham dan
menjelaskan ruang lingkup audit dan temuan-temuan audit.
7
Temuan tersebut diekspresikan dalam bentuk pendapat (opinion) mengenai kewajaran
laporan keuangan, maksudnya apakah posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan
arus kas disajikan secara wajar. Pihak-pihak yang berkepentingan khususnya pemegang
saham, pemerintah, dan masyarakat.
ISA 200
a. ISA 200 menyatakan, tujuan dari suatu audit atas laporan keuangan adalah untuk
memungkinkan auditor menyatakan opíní mengenai apakah laporan keuangan disusun,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
teridentifikasi.
b. Prinsip-prinsip umum yang mengatur audit atas laporan keuangan:
Audit harus dilakukan sesuai standar auditing yang berlaku.
Auditor harus menaati kode etik akuntan publik.
Kantor Akuntan Publik harus memiliki Standar Pengendalian Mutu.
Akuntan Publik harus menerapkan Standar Pengendalian Mutu.
Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Manajemen harus mendesain internal control serta mengimplementasikannya.
Tanggung jawab auditor terletak pada opini yang diberikannya mengenai
kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Wajar berarti laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan dan bebas dari salah saji material. Mungkin saja laporan keuangan
tersebut mengandung salah saji yang tidak material, namun tidak mengganggu
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Wajar tidak sama dengan
benar.
Auditor tidak mungkin memeriksa seluruh transaksi (100%) yang terjadi di
perusahaan yang diaudit, tetapi melakukan pemeriksaan secara sampling. Hal
ini mempengaruhi kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji material
dalam laporan keuangan perusahaan.
Namun demikian auditor harus merencanakan dan melaksanakan auditnya
sedemikian rupa dengan menggunakan Profesional Judgement, sehingga
seandainya terjadi salah saji material atau kecurangan, bisa ditemukan dan
diberitahukan kepada manajemen.
Auditor harus mempertahankan independensi, integritas, objektivitas serta
sikap skeptis dalam melaksanakan auditnya.
Untuk bisa memberikan opini auditor harus mengumpulkan bahan bukti audit
yang cukup (sufficient) dan tepat (appropriate). .
8
Audit risk adalah suatu risiko yang dihadapi auditor dalam bentuk salah memberikan
opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang diauditnya (laporan keuangan
mengandung salah saji material namun diberikan opini wajar tanpa pengecualian). Oleh
karena itu, auditor harus merencanakan dan melaksanakan auditnya untuk mengurangi audit
risk tersebut pada tingkat rendah yang bisa diterima.
c. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain berisi:
jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai,
kapan laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui,
audit proposal tersebut akan menjadi Engagement Letter (Surat
Penugasan/Perjanjian Kerja). Contoh Engagement Letter bisa dilihat di
Exhibit 1-1.
9
d. KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) dikantor klien.
Setelah audit field work selesai KAP memberikan draft audit report kepada
klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah draft report disetujui klien, KAP
akan menyerahkan final audit report, namun sebelumnya KAP harus meminta
Surat Pernyataan Langganan (Client Representation Letter) dari klien yang
tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit field
work.
e. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management Letter
yang isinya memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan
pengendalian intern perusahaan dan saran-saran perbaikannya.
Prosedur:
a. Evaluasi latar belakang kien dan alasan klien minta audit
b. Tentukan apakah auditor dapat memenuhi persyaratan etika tentang klien
(independensi, integritas dan lain-lain).
c. Tentukan apakah KAP memiliki staf yang kompeten untuk melaksanakan
penugasan audit, atau membutuhkan bantuan professional dari luar kantor
(misalnya ahli audit).
Prosedur:
a. Lakukan audit prosedur untuk memudahkan bisnis klien termasuk
pengendalian internnya,
b. Nilai risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan klien. c.
Tentukan batas materialitas.
c. Buat audit planning memorandum (audit plan), audit program & prosedur
yang berisikan respons auditor terhadap risiko yang diidentifikasi
Prosedur: Lakukan
a. Test of control
b. Substantive test of transactions
c. Analitycal procedure
10
d. Test of details balance
e. Search for unrecorded liabilities
Tujuan:
Lengkapi audit prosedur yang harus dilakukan dan berikan (buat) auditor's
opinion.
Prosedur:
a. Evaluasi kecukupan bahan bukti audit. b. Lakukan pemeriksaan
subsequent events.
b. Lakukan pemeriksaan subsequent event
11
2.5 Jenis-Jenis Audit
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai
dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas
Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik Profesi
Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak
perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,
karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk
memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di
perusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang usaha,
penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan
pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di
perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana
modus operasinya.
12
Evaluasi atas management control system yang terdapat di perusahaan.
Tujuannya antara lain untuk mengetahui apakah terdapat sistem pengendalian
manajemen dan pengendalian intern (internal control) yang memadai dalam
perusahaan, untuk menjamin keamanan aset perusahaan, dapat dipercayainya
data keuangan dan mencegah terjadinya pemborosan dan kecurangan.
Pengujian Ketaatan (Compliance Test)
Untuk menilai efektivitas dari pengendalian intern dan sistem pengendalian
manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas bukti-bukti
pembukuan, sehingga bisa diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan
pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan manajemen perusahaan.
13
Yang penting adalah bahwa tim management audit harus mencakup berbagai disiplin
ilmu misalnya akuntan, ahli manajemen produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya
manusia, dan lain-lain.
Menurut Aren et all. (2017: 875) ada 3 jenis operasional audit yaitu:
1. Functional Audits: untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam perusahaan
seperti fungsi akuntansi, fungsi produksi, fungsi marketing dan lain-lain.
2. Organizational Audits: untuk menilai 3E dari keseluruhan organisasi perusahaan.
Perencanaan organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas merupakan hal
yang sangat penting dalam jenis audit ini.
3. Special assigment, timbul atas permintaan manajemen misalnya mengaudit
penyebab tidak efektifnya IT system, investigasi kemungkinan terjadinya fraud di
suatu bagian dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu
produk.
14
sistem yang seharusnya. Dummy data digunakan agar tidak mengganggu data
asli. Dalam hal ini KAP harus mempunyai Computer Audit Specialist yang
merupakan auditor berpengalaman dengan tambahan keahlian di bidang
computer information system audit.
Dalam mengevaluasi Internal Control atas EDP system, auditor menggunakan Internal
Control Questionnaires untuk EDP system. Internal control dalam EDP system terdiri atas:
1. General Control
2. Application Control
ad.1. General Control
Berkaitan dengan organisasi EDP Department, prosedur dokumentasi. testing
dan otorisasi dari original system dan setiap perubahan yang akan dilakukan terhadap
sistem tersebut. Selain itu juga menyangkut control yang terdapat dalam hardwarenya.
ad.2. Application Control
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang khusus oleh EDP Department
misalnya membuat daftar gaji. Selain itu dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa data
yang diinput, processing data, output dalam bentuk print out bisa dilakukan secara
akurat sehingga bisa menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
15
Kemudian USAP sudah diganti dengan ujian CPA yang boleh diikuti oleh
mereka yang sudah bergelar Akuntan. Khusus untuk Akuntan Publik Senior diberikan
kesempatan untuk memperoleh CPA Recognition melalui pelatihan selama seminggu
penuh.
Saat ini lulusan PPAK tidak lagi memperoleh gelar akuntan atau CA
(Chartered Accountant) untuk memperoleh gelar CA harus lulus ujian CA yang
diselenggarakan oleh IAI, mereka yang bergelar CA bisa mendirikan KJA (Kantor
Jasa Akuntansi/ setelah memperoleh izin dari PPPK (Pusat Pembinaan Profesi
Keuangan) Menteri Keuangan. KJA hanya boleh memberikan jasa non-assurance, dan
antara lain acoservice, penyusutan sistem akuntansi.
Seorang akuntan yang mempunyai nomor register dan/atau CA, bisa memilih
profesi sebagai:
Akuntan Publik (External Auditor); dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP.
Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern
(Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).
Auditor Pemerintah (Government Auditor): dengan bekerja di Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau
Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah.
Bank Indonesia, OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan.
Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.
Management Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi manajemen suatu
perusahaan.
Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau
Direktorat Jenderal Pajak.
Akuntan Pendidik: dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akuntan Pendidik banyak yang
merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor, maupun akuntan manajemen
(yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan
pemerintah) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Di negara lain, untuk mendapat gelar akuntan harus mengikuti ujian profesi
yang diselenggarakan oleh ikatan profesi akuntan di negara tersebut, dan sebelumnya
peserta harus memiliki paling sedikit ijazah sarjana muda (bachelor). Namun saat ini
peserta ujian profesi harus berijazah master.
Misalnya di Amerika, untuk mendapat gelar Certified Public Accountant
(CPA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA). Untuk mendapat gelar Certified Internal Auditor (CIA)
harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Internal Auditor (IIA). Untuk
mendapat gelar Certified Management Accountant (CMA) harus lulus ujian yang
diselenggarakan oleh Institute of Management Accountant (IMA).
16
Di Inggris, untuk mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian
yang diselenggarakan oleh UK Accountant Association. Di Singapura, untuk
mendapat gelar Chartered Accountant (CA) harus lulus ujian yang diselenggarakan
oleh Singapore Accountant Association.
17
Tb. Ch. Amachi Zandjani, Ex. Ketua Tim Peer Review IAL-KAP, dalam Seminar IAI,
Departemen Keuangan, tanggal 4 April 2002, menjelaskan beberapa hal tentang Quality
Review.
Ada dua jenis review: reguler review dan voluntary review. Dalam reguler review,
KAP dan Anggota wajib ikut dan mengganti biaya review yang sudah disepakati
sebelumnya. Dalam voluntary review, KAP dan Anggota meminta untuk direview dan
mengganti biaya review.
Scope review:
review mutu atas KAP
atas pelaksanaan jasa yang telah diatur dalam standar profesional akuntan publik
atas pelaksanaan jasa yang tidak diatur dalam standar profesional akuntan publik.
Review mutu KAP
1. Tujuan: Evaluasi; Keadaan umum kantor, SDM, Program PPL, Ketaatan kepada
kewajiban lainnya.
2. Keadaan kantor dan dampak terhadap kinerja anggota
Sistem administrasi, pemeliharaan arsip, SDM seperti rekruitmen, struktur
organisasi, dan sebagainya.
Evaluasi atas pedoman pengendalian mutu dan daya terapannya. Penelaahan dan
evaluasi atas ketaatan pada kewajiban kantor, antara lain-peraturan keprofesian.
Jasa yang telah diatur dalam Standar Profesi
1. Tujuan: untuk mendapatkan kesimpulan apakah praktik KAP (anggota)
telah memenuhi tujuan SPM.
2. Pelaksanaan:
Cakupan review mutu-ketaatan antara praktik dan SPM
Bagaimana ketaatan KAP atas SPM 100, melalui kuesioner dari Badan
Quality Review (BQR) dan bagaimana untuk KAP kecil.
Uji kepatuhan dapat diperluas bila diperlukan dan KAP diberikan
kesempatan untuk menyampaikan tanggapan sebelum closing conference.
Program harus disetujui sebelumnya oleh BQR, pengujian
kepatuhan,penghentian dan lingkup review, dan sebagainya..
Pemilikan KAP dan kantor yang direview.
Pemilihan perikatan dan evaluasi kinerja anggota.
Pelaksanaan Jasa yang Tidak Diatur Dalam Standar Profesi
1. Tujuan review: Mendapatkan/mengungkapkan keyakinan terbatas, bahwa
pelaksanaan pemberian jasa yang tidak diatur dalam SPAP, tidak menyimpang dari
norma-norma profesi yang bersangkutan, maupun norma umum.
2.Pelaksanaan review:
a. Pemilihan Perikatan
Berdasarkan jawaban atas kuesioner, jenis perikatan yang tidak diatur dalam
SPAP ditentukan sampel yang akan dipilih dengan mengutamakan yang berkaitan
dengan kepentingan publik.
18
b. Dalam pelaksanaan review, dibatasi pada:
Penelaahan atas kompetensi pelaksana.
Jenis pemekerjaan tenaga ahli.
19
Mulai tahun 2013 IAPI telah menerbitkan SPAP dalam bentuk buku-buku
kecil (SA Standar Auditing). Standar Pengendalian Mutu diatur dalam SA Standar
Pengendalian Mutu Nomor 1.
20
Menyediakan bantuan bagi AP/Pimpinan Rekan dan staf, bila
diperlukan dan diminta, dalam melakukan pembelajaran dengan penyebaran
pengetahuan danpengalaman serta meningkatkan mutu pelayanan kepada klien;
Menjaga catatan waktu yang akurat dan rinci (secara reguler dilakukan
pencatatan waktu AP/Pimpinan Rekan dan staf serta dimasukkan dalam sistem
penagihan) untuk menelusuri dan mengidentifikasi waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan aktivitas kantor dan perikatan (baik yang dapat ditagihkan maupun yang
tidak dapat ditagih kepada klien); dengan menggunakan Time Sheet.
Menjaga, menggunakan, memelihara secara tepat peralatan kantor dan
komputer(termasuk jaringan dan saluran komunikasi) serta aset lainnya,
termasukpenggunaan sumber daya teknologi informasi hanya untuk kepentingan
KAP,mempertimbangkan etika, kerahasiaan klien, dan ketentuan inovasi.
Menjaga data KAP dan klien, informasi rahasia klien dan bisnisnya,
informasi pribadi yang sepenuhnya dilindungi dan dijaga kerahasiaannya. Terlampir
formulir Pernyataan Kerahasiaan yang harus diisi oleh setiap personel KAP
Memastikan bahwa informasi KAP dan klien berbasis elektronik (jika
ada) disimpandalam jaringan KAP berdasarkan penyimpanan informasi yang tepat;
Melaporkan kepada KAP setiap pelanggaran signifikan yang teramati
terhadap pengendalian mutu KAP, etika termasuk independensi, kerahasiaan, atau
penggunaan yang tidak tepat sumber daya KAP (termasuk sistem email dan Web)
Mendokumentasikan dan memelihara catatan semua kontak klien yang
signifikan ketika jasa professional diberikan atau diminta
;Mendokumentasikan dan memelihara catatan yang tepat terhadap
semua konsultasi signifikan, diskusi, analisis, resolusi, dan kesimpulan mengenai
pengelolaanancaman independensi, isu-isu yang sulit atau menjadi perdebatan,
perbedaan pendapat, dan konflik kepentingan; dan
Mematuhi standar KAP mengenai jam kerja, absensi, administrasi,
pemenuhanjadwal waktu dan pengendalian mutu.
Masing-masing unsur garis besar isinya adalah sebagai berikut:
a) Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu, antara lain berisi; tone at
the top budaya mutu, posisi kepemimpinan.
b) Ketentuan etika profesi yang berlaku, antara lain berisi; independensi,
hubungan terus menerus personil senior (termasuk rotasi partner dan staf kunci)
dalam perikatan audit, konflik kepentingan, kerahasiaan.
c) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu, antara lain berisi; penerimaan dan keberlanjutan, proposal klien baru,klien
lama, klien lama dan klien baru, pengunduran diri dari perikatan.
d) Sumber daya manusia, antara lain berisi; perekrutan dan retensi,
pengembangan profesional berkelanjutan, penugasan tim perikatan, penegakan
disiplin terhadap kebijakan pengendalian mutu, menghargai kepatuhan.
e) Pelaksanaan perikatan, antara lain berisi; peran AP/pimpinan rekan sebagai
pemimpin perikatan, konsultasi, perbedaan pendapat, review pengendalian mutu
perikatan (EQCR), sifat, waktu, dan luas dari review pengendalian mutu
21
perikatan,pereview pengendalian mutu perikatan (QCR). f) Pemantauan, antara lain
berisi; program pemantauan, prosedur inspeksi, evaluasi, komunikasi, dan perbaikan
kelemahan, laporan hasil pemantauan, ketidakpatuhan, keluhan, dan dugaan.
22
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena
akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas.
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari
angka-angka dalam laporan keungan, lalu dicocokkan dengan neraca saldo (trialbalance),
buku besar (general ledger), buku harian (special journals), bukti-bukti pembukuan
(documents) dan sub buku besar (sub ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat
konstruktif, karena disusun mulai dari bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan
sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi laporan keuangan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,sukrisno.2017.Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan
Akuntan oleh Akuntan Publik Edisi 5.Jakarta.Salemba Empat
https://id.scribd.com/document/392200650/Makalah-Pengertian-
Audit
24