Anda di halaman 1dari 15

BELAJAR DAN ASPEK POTENSI DAN PERBEDAAN

KARAKTERISTIK

Dosen Pengampu :
Dra. Rosdiana Lubis M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Andreas Silitonga (4212421002)
Cindyloken Caharina (4213121045)
Egidius Simbolon (42133221011)
Intan Mayang Mutiara Sembiring (4213121005)

PENDIDIKAN FISIKA C 2021


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Kata Pengantar

Puji Syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena berkat
rahmatnya sayadiberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang
diberikankepada penulis pada mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh ibu Dra.
Rosdiana Lubis M.Pd
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, serta
semangat dari banyak pihak sehingga penulis bisa menyelesaikannya tepat waktu . Untuk
itulah dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih
maksimal dan demi kesempurnaan tugasberikutnya. Dalam kesempatan ini penulis juga
mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam makalah ini dan proses yang dilalui
dalam penyusunannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada semua yang berpartisipasi demi
terselesaikannyatugas ini dan semoga kita terus dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis khususnya dan pada pembaca pada
umumnya.

Medan 7 February 2022

Tim Penyusun
(Kelompok 3)
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................13

3.2 Saran...............................................................................................................................13

Daftar Pustaka..........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap peserta didik mempunyai potensi, baik fisik, intelektual, kepribadian, minat,
moral, mau pun religi. Setiap individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda setiap apa
yang dimiliki antara satu orang dengan orang lain. Potensi diri dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu potensi fisik dan potensi mental atau psikis. Guru diharapkan dapat memahami konsep
perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik, tahapan, prinsip-prinsip dan
implementasinya terhadap pendidikan; mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan akhir
masa kanak-kanak dan keragaman karakteristik peserta didik, menganalsiis permasalahan
perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik dan menentukan kegiatan pembelajaran
untuk memfasilitasi variasi perkembangan peserta didik. Guru juga diharapkan dapat
memahami konsep potensi peserta didik dan pengembangannya serta menentukan
pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada
pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya,
sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita.
Perbedaan karakteristik antar ruang terjadi karena masing-masing ruang tersebut memiliki
keadaan fisik yang berbeda. Keadaan fisik yang dimaksud pada kondisi tanah, bebatuan, air,
suhu udara, hewan, tumbuhan, dan lain-lain perbedaan karakteristik ini pula menjadi alasan
mengapa terjadi interaksi antar ruang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud dengan aspek potensi Intelegensi,bakat,minat,kepribadian,gaya
belajar,dan keterampilan belajar?
2. Apa yang di maksud dengan perbedaan karakteristik?
3. Bagaimana aspek potensi dan perbedaan karakteristik peserta didik yang berkebutuhan
khusus?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami apa itu aspek potensi peserta didik
2. Untuk memahami perbedaan karakteristik peserta didik
BAB II

PEMBAHASAN

Belajar adalah rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar didalam
diri sesorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan
atau kemahiran yang merupakan sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.
Menurut konsepsi dasar pendidikan modern, proses belajar mengajar mempunyai tujuan yang
ingin dicapai yaitu membangun dan mengembangkan potensi peserta didik. Pendidik sebagai
pemimpin dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu mendesain pembelajaran
dengan baik. Desain pembelajaran (instruksional) yang dikemas harus mengacu pada
pendekatan sistem dan lebih diarahkan pada penerapan teknologi instruksional.

Sebagai guru kita harus mampu memberikan pelajaran sebaik-baiknya kepada


seseorang agar mereka memperoleh sebuah pengalaman sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki setiap individu tersebut, maka dari itu mengajar juga harus memperhatikan
perbedaan tingkat kemampuan yang dimiliki setiap individu karena mereka mempunyai
kemampuan potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda.

Pengertian intelegensi merujuk kepada bagaimana cara individu bertingkah laku, cara
individu bertindak. Aspek-aspek intelegensi dapat meliputi bagaimana individu
memperhatikan, mengamati, mengingat, menghayal, memikirkan, serta bentuk-bentuk
kegiatan mental lain. Intelegensi membantu siswa dalam memecahkan permasalahan di
lingkungannya sehingga siswa tersebut dapat dengan efektif menghadapi lingkungan
belajarnya. Selain itu bakat juga berpengaruh pada prestasi akademik siswa.

Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan
kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan
kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. Potensi intelegensi atau
kecerdasan ada beberapa macam yang dapat didentifikasikan menjadi beberapa kelompok
besar yaitu;
1. Intelegensi Verbal-Linguistik
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis.

2. Intelegensi Logical-Matematik
Merupakan kecerdasan dalam hal berfikir ilmiah, berhubungan dengan angka-
angka dan simbol, serta kemampuan menghubungkan potongan informasi yang
terpisah.

3. Intelegensi Visual Spasial


Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan seni visual seperti melukis,
menggambar dan memahat. Selain itu juga kemampuan navigasi, peta, arsitek dan
kemampuan membayangkan objek-objek dari sudut pandang yang berbeda.

4. Intelegensi Kinestetik Tubuh


Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan
tubuh untuk mengekspresikan perasaan atau disebut juga dengan bahasa tubuh (body
language). Kecerdasan ini berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari,
olah raga serta keterampilan mengendarai kendaraan.

5. Intelegensi Ritme Musikal


Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan mengenali pola
irama, nada dan peta terhadap bunyi-bunyian.

6. Intelegensi Intra-Personal
Kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan
refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani. Orang yang
mempunyai kecerdasan intra-personal tinggi biaasanya adalah para pemikir (filsuf),
psikiater, penganut ilmu kebatinan dan penasehat rohani.

7. Intelegensi Interpersonal
Kecerdasan yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu
untuk bekerjasama, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-
verbal. Seseorang dengan tingkat kecerdasan Intrapersonal yang tinggi biasanya
mampu membaca suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang
lain. Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya
mempunyai rasa empati yang tinggi.
8. Intelegensi Emosional
Kecerdasan yang meliputi kekuatan emosional dan kecakapan sosial.
Sekelompok kemampuan mental yang membantu seseorang mengenali dan
memahami perasaan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur
perasaan-perasaan diri sendiri.

Potensi diri atau bakat merupakan sebuah kemampuan seseorang yang kemungkinan


besar bisa ditingkatkan menjadi lebih baik. Bakat ini bisa meliputi kapasitas intelegensi,
sikap, bahkan kepribadian. Beberapa orang mungkin sudah ada yang memiliki potensi diri
atau bakat yang menonjol sejak kecil.

Secara umum, bakat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakat umum dan bakat khusus.
Berikut penjelasan ringkas mengenai kedua jenis bakat tersebut:

1. Bakat Umum adalah kemampuan berupa potensi dasar di dalam diri seseorang yang
sifatnya umum. Dengan kata lain, bakat umum ini dimiliki oleh setiap individu dan menjadi
sesuatu yang lumrah.

2. Bakat khusus adalah suatu kemampuan atau potensi khusus yang dimiliki oleh seseorang.
Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki bakat khusus yang sama antara satu orang
dengan orang lainnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh bakat:

1. Bakat Umum
Bakat umum merupakan kemampuan atau potensi dasar seseorang dan dimiliki setiap
individu. Beberapa contoh bakat umum manusia diantaranya:

 Mampu berbicara.
 Mampu berpikir.
 Mampu berjalan atau bergerak.
 Mampu menulis dan membaca.

2. Bakat Khusus

Bakat khusus merupakan kemampuan atau potensi khusus yang hanya dimiliki oleh orang-
orang tertentu saja. Beberapa contoh bakat khusus yang ada di dalam diri orang-orang
tertentu, misalnya:
 Bakat verbal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam verbal yang ditunjukkan
dengan konsep atau dalam bentuk kata kata.
 Bakat numerial, yaitu kemampuan khusus seseorang di bidang bentuk angka atau
matematika.
 Bakat skolastik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal-hal yang berhubungan
dengan angka dan kata. Jenis bakat ini mencakup kemampuan berpikir, penalaran,
mengurutkan, menciptakan hipotesis, pandangan hidup yang bersifat rasional dan
lainnya. Biasanya pekat seperti ini ditemukan pada seorang ilmuwan, akuntan,
pemograman atau sejenisnya.
 Bakat abstrak, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal membuat pola,
rancangan, ukuran, bentuk atau posisi posisinya.
 Bakat mekanik, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam bentuk prinsip umum IPA,
alat-alat, tata kerja atau lainnya.
 Bakat relasi ruang, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal mengamati atau
menceritakan pola dua dimensi maupun berpikir dalam tiga dimensi. Bakat ini
biasanya dimiliki oleh fotografer, artis, pilot, arsitek atau profesi lainnya.
 Bakat ketelitian klerikal, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam hal tulis-menulis,
meramu dan di bidang laboratorium.
 Bakat bahasa, yaitu kemampuan khusus seseorang dalam penalaran analisis bahasa.
Bakat ini sangat dibutuhkan pada bidang penyiaran, hukum, editing, pramuniaga,
jurnalistik atau profesi lainnya yang sejenis.

Minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan


yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Minat belajar
memiliki dua aspek yaitu:

1. Aspek Kognitif. Aspek ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan seseorang
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat belajar. Konsep yang membangun aspek
kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.
2. Aspek Afektif. Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan
dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat belajar.
Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam meminatkan tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat belajar terhadap mata pelajaran yang
dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian
kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika
proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat belajar adalah positif
maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat belajar.

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng yakni alat


untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi persona berarti “bagaimana
seseorang tampak pada orang lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Sedangkan pribadi yang
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris person, atau persona dalam bahasa latin yang
berarti manusia sebagai perseorangan, diri manusia atau diri orang sendiri. Sumber lain
melihat, pribadi (persona, personeidad) adalah akar struktural dari kepribadian, sedang
kepribadian (personality, personalidad) adalah pola perilaku seseorang di dalam dunia.
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati” dan kepribadian 
merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku tertentu. Di sini muncul gagasan
umum bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan kepada seseorang kepada orang lain
yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui
perilaku.

Kelima sifat kepribadian ada pada rangkaian kesatuan daripada sebagai atribut yang
dimiliki atau yang tidak dimiliki oleh seseorang.

1. Extraversion

Ekstrovert ditandai oleh hubungan keterlibatan dengan dunia luar. Ekstrovert


memiliki ciri-ciri seperti : senang dengan orang-orang, penuh dengan energi, dan sering
mengalami emosi positif, cenderung antusias, orientasi terhadap tindakan, orang-orang yang
kemungkinan akan berkata “Ya!” atau “Mari kita lakukan!” untuk hal-hal yang
menyenangkan, mereka ingin berbicara, menegaskan diri sendiri, dan menarik perhatian
untuk diri sendiri.
Berbeda halnya dengan sifat introvert. Mereka tidak memiliki energi dan tingkat
aktivitas seperti ekstrovert, cenderung lebih tenang, berhati-hati, dan kurang terlibat dengan
dunia sosial. Introvert seharusnya tidak diinterpretasikan sebagai kemaluan atau depresi,
introvert hanya memerlukan sedikit stimulasi dari Ekstrovert dan lebih suka menyendiri. Tapi
pada kenyataannya, introvert memiliki nilai yang tinggi pada dimensi agreeableness, mereka
tidak akan keluar mencari orang lain tetapi akan sangat menyenangkan ketika didekati.

2. Agreeableness

Agreeableness mencerminkan perbedaan individu dalam kepedulian, kerjasama,


dengan keselarasan sosial. Mereka peka, ramah, murah hati, suka menolong, dan mau
berkompromi dengan kepentingan orang lain. Mereka memiliki pandangan optimis dan
percaya bahwa orang pada dasarnya jujur, sopan, dan bisa dipercaya. Agreeableness lebih
menguntungkan untuk mencapai dan mempertahankan popularitas. “Orang yang lebih mudah
setuju” lebih disukai. Namun disisi lain, agreeableness tidak berguna dalam situasi yang sulit
atau memerlukan keputusan mutlak yang obyektif.

Sedangkan “individu yang tidak mudah setuju” lebih mengutamakan kepentingan


sendiri di atas kepentingan bersama. Mereka tidak peduli dengan orang lain, jadi mereka juga
tidak mungkin mengulurkan tangan untuk orang lain. Terkadang mereka skeptis tentang
motif orang lain yang menyebabkan mereka menjadi curiga, tidak ramah, dan tidak
kooperatif. Namun orang yang tidak mudah setuju dapat mencetak ilmuwan yang sangat baik,
kritikus, atau tentara.

3. Conscientiousness

Conscientiousness adalah cara dimana mengatur suatu dorongan. Hal ini dapat
berlaku secara spontan dan menyenangkan, individu yang implusif dapat dilihat oleh orang
lain sebagai “orang yang penuh warna”, menyenangkan bersama, dan jenaka. Orang lain
dapat berkesimpulan bahwa orang conscientiousness adalah orang cerdas dan dapat
diandalkan. Individu ini menghindari masalah dan mencapai tingkatkeberhasilan melalui arti
perencanaan dan ketekunan.
4. Neurotic

Neuroticism merujuk kepada kecenderungan untuk mengalamai perasaan negatif


khusus, seperti gelisah, marah, atau depresi. Mereka merespon secara emosi untuk peristiwa
yang tidak akan mempengaruhi banyak orang, dan reaksi mereka cenderung lebih intens dari
biasanya. Masalah dalam emosional neurotic dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir
secara jelas, mengambil keputusan, dan berupaya secara efektif dalam tekanan.

Individu dengan nilai rendah dalam neuroticism justru malah kurang mudah kecewa
dan kurang reaktif secara emosional. Mereka cenderung lebih tenang, emosi stabil, dan tetap
bebas dari perasaan negatif. Kebebasan dari perasaan negatif tidak berarti bahwa mengalami
banyak perasaan positif, frekuensi emosi positif adalah komponen dari domain extraversion.

5. Openness to Experience

Menjelaskan dimensi gaya kognitif yang membedakan imajinatif, orang-orang kreatif,


sederhana dan orang-orang konvensional. Orang yang terbuka secara intelektual ingin tahu,
menghargai seni, dan peka terhadap keindahan. Mereka cenderung lebih mengetahui perasaan
mereka dengan orang yang tertutup, berpikir dan bertindak secara idividualistis dan cara yang
sesuai aturan.

Gaya belajar adalah model atau cara yang digunakan peserta didik dalam menerima


atau memperoleh ilmu pengetahuan. Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting
dipahami oleh guru. Setiap siswa mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi
bagaimana sebuah informasi diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar
siswa, akan mempermudah guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dan
mempermudah siswa menyerap informasi secara maksimal. Ada baiknya, selain
mengetahui gaya belajar siswa, guru pun harus tahu gaya belajar dirinya sendiri agar tidak
salah paham menanggapi cara belajar siswa. Ide dasar untuk menemukan gaya belajar, untuk
membantu mempermudah siswa ketika belajar. Setiap siswa mempunyai cara yang paling
mudah untuk belajar dan untuk menyerap informasi. Tugas guru adalah memaksimalkan
gaya belajar siswa yang paling menonjol dan memperkenalkan gaya belajar lainnya agar
siswa belajar secara maksimal.
Kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap informasi/pelajaran sudah pasti
berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Setiap siswa
tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memproses informasi
dengan cara yang berbeda. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda
untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Ada tiga jenis gaya
belajar 3,yaitu: 1) gaya belajar visual 2) gaya belajar auditorial dan 3) gaya belajar
kinestetik.
Keterapilan belajar adalah cara untuk mempertahankan dan mengungkapkan
pengetahuan yang dianggap efektif oleh tenaga pendidik sehingga seorang murid akan bisa
menyerap pengetahuan yang di dapatkan dalam mata pelajaran dengan mudah.
Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa,
diantaranya keterampilan membaca, menulis, membuat catatan, keterampilan bertanya dan
menjawab, berdiskusi, keterampilan belajar berkelompok dan keterampilan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
Seorang pembelajar tentunya akan bertanggungjawab baik kepada Tuhan, kepada diri
sendiri, ataupun kepada sesama manusia. Adapun sebagai pendoronga potensi yang harus
dikembangkan oleh pembejalajar dalam proses terbentuk suatu keterampilan belajar ada 4,
yaitu sebagai berikut:

1. Belajar untuk mengetahui


2. Belajar untuk dapaat melakukan
3. Belajar untuk dapat mandiri
4. Belajar untuk dapat bekerja sama

Empat keterampilan tersebut tentunya menjadi pilar belajar yang akan menjadi acuan
seseorang dalam menyelenggarakan kegiatan belajar dan mengajar.

Secara umum Anak Berkebutuhan khusus, atau yang sering disingkat sebagai ABK
adalah suatu kondisi dimana anak memiliki karakteristik khusus yangberbeda
dengan anak pada umumnya yaitu mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik pada fisik,
mental-intelektual, sosial, maupun emosional.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Belajar adalah rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar didalam
diri sesorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan
atau kemahiran yang merupakan sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu. Menurut konsepsi dasar pendidikan modern, proses belajar mengajar mempunyai tujuan
yang ingin dicapai yaitu membangun dan mengembangkan potensi peserta didik. Desain
pembelajaran yang dikemas harus mengacu pada pendekatan sistem dan lebih diarahkan pada
penerapan teknologi instruksional. Sebagai guru kita harus mampu memberikan pelajaran
sebaik-baiknya kepada seseorang agar mereka memperoleh sebuah pengalaman sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki setiap individu tersebut, maka dari itu mengajar juga harus
memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan yang dimiliki setiap individu karena mereka
mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda. Selain itu bakat
juga berpengaruh pada prestasi akademik siswa.
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan tubuh
untuk mengekspresikan perasaan atau disebut juga dengan bahasa tubuh .Bakat khusus
merupakan kemampuan atau potensi khusus yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu
saja.

3.2 Saran
Oleh karena makalah ini masihbnayak kekurangan maka penulis sangat
mengharapkan kritik positif yang dapat membangun sehingga penulis dapat membuat makalh
yang lebih baik lagi ke depannya.
Daftar Pustaka
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Parepare: KAAFFAH
LEARNING CENTER.

Janawi. (2019). Memahami Karakteristik Peserta Didik dalam Proses. Jurnal Studi
Keislaman, 68-79.

Perbowosari, D. H., Indrawan, I., Wijaya, H., & Setyaningsih. (2020). Pengantar Psikologi
Pendidikan. Pasuruan: Qiara Media.

Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan:Implikasi Dalam Pembelajaran. Depok: PT


RAJAGRAFINDO PERSADA.

Anda mungkin juga menyukai