Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA KEADAAN BENCANA (DISASTER) DI KOMUNITAS

Dosen Pengampu: Takesi Arisandy, Ns., M. Kep

Di Susun Oleh Kelompok 3

David Elison : 2019.C.11a.1003


Desri Handayai : 2019.C.11a.1004
Ega Ellisiya : 2019.C.11a.1006
Fatricia Viona Lorensa : 2019.C.11a.1009
Hepi Novita Sari : 2019.C.11a.1011
Islamanda : 2019.C.11a.1012
Janwaria Changrila : 2019.C.11a.1013
Malisa : 2019.C.11a.1017
Nataliana Doq : 2019.C.11a.1020
Niko Wibowo : 2019.C.11a.1021
Tina Novela : 2019.C.11a.1030
Yoandra Resa Veronika : 2019.C.11a.1034

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KEADAAN BENCANA
(DISASTER) DI KOMUNITAS”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT PADA KEADAAN BENCANA (DISASTER) DI KOMUNITAS” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palangka Raya, 25 Mei 2022


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................5
2.1 Definisi Bencana.........................................................................................5
2.2 Manajemen Penangulangan Bencana.........................................................6
2.3 Community Based Disaster Riskanagement (CBDRM)
Penangulangan Bencana Berbasis Masyarakat.................................................13
2.4 Komponen Komponen Dalam Pengkajian CBDRM..................................16
2.5 Indikator Keberlanjutan Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas...20
2.6 Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana .......................................22
2.7 Asuhan KGD Pada keadaan Bencana.........................................................23
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................24
3.1 Kesimpulan.................................................................................................24
3.2 Saran...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bencana merupakan gangguan atau kekacauan fungsi sosial yang serius


yangmenyebabkan meluasnya kerugian jiwa, materi atau lingkungan. Bencana terjadi
ketikasumberdayaataukapasitasyangtersediasangattidakmemadaidalammengatasiancaman
(hazard). Bencana juga berarti proses dimana ada jarak antara kejadian alamseperti
tsunami, gempa bumi, badai dan sebagainya dengan kejadian bencana sepertikehilangan,
kematian dan sebagainya. Jarak antara kejadian alam dan kejadian
bencanasangatbergantungpadatingkatdistribusikerentananyangterjadi(UUPenangananBen
cana No. 24/2007).
Statistik bencana dunia tahun 1995 – 2006 menyebutkan bahwa trend
bencanaterus menerus terjadi setiap tahun dengan jumlah korban dan kerugian ekonomis
semakinmeningkat yang menunjukan bahwa bencana terjadi secara berkelanjutan.
Bencana alamyang terjadi di Indonesia antara lain Tsunami di Aceh pada tanggal 26
Desember 2004yang menelan korban kurang lebih 170.000 orang meninggal, 500.000
orang
kehilangantempattinggaldanbelasanribuanakjadiyatimpiatu,bencanameluapnyaLumpurLa
pindo dan gempa bumi di Jogjakarta pada tahun 2007 yang menyebabkan banyakkorban
menderita kerugian baik berupa kehilangan tempat tinggal, kerugian ekonomi danlain
lain.
Dampak bencana terhadap masyarakat antara lain kehilangan orang yang
dicintai,kehilangan rumah dan kepemilikan lain, kerusakan lingkungan, kerusakan
struktur
danfungsisosial,traumapsikologisyangberkepanjangan/responpascatraumaakibatketerpapa
ran terhadap korban cedera dan kematian, respon histeris saat bencana,
tidakadekuatnyakoping strategis, kurangnya dukungan/support dan lainlain. Faktor
yangmempengaruhi respon individu terhadap bencana yang dialami adalah derajat atau
tingkatketerpaparanterhadapbencana,danpandanganataupenerimaanindividuterhadapbenc
ana yangdialami.

1
Managemenpenangananbencanatelahmemilikidasarhukumatauperaturanyang jelas
secara Nasional dan Internasional. Rengelolaan bencana International
antaralaintelahterbentuknyabadanatauorganisasipenanggulanganbencanaantaralainInterna
tional Decade for Natural Disaster Reduction (IDNDR) tahun 1990-2000,
WorldConference on Natural Disater Reduction di Yokohama tahun 1994, World
Conferencefor Disaster Reduction (WCDR) di Kobe tahun 2005. Organisasi tersebut
melakukankoordinasidenganorganisasipenanggulanganbencanalokaldidaerahbencanadan
memberikan bantuan berupa materi, fasilitas dan personil dalam penanggulangan
bencanakepada negaranegaradidunia.
Managemen penanggulangan bencana di Indonesia telah memiliki dasar
hukumyang jelas seperti yang tertuang dalam UU Penanggulangan Bencana No. 24 tahun
2007bahwa kordinasi penanggulangan bencana yang sebelumnya dilaksanakan oleh
BadanKoordinasiNasional(Bakornas)sesuaiKeppresNo.11/2001digantikanolehBadanNasi
onal Penanggulangan Bencana (BNPB).Dalam pasal pasal UU No. 24/2007
telahmengatur tanggung jawab dan wewenang organisasi atau lembaga nasional, daerah
daninternasional dalam penanggulangan bencana; mengatur hak dan kewajiban
masyarakat;managemen penanggulangan bencana yang terdiri dari pra bencana
(Predisaster), selamabencana (during diaster) dan setelah bencana (after disaster), serta
mengaturprosespendanaan, pengelolaan bantuan, pengawasan dan penyelesaian sengketa
akibat bencana.Meskipun setelah dilakukan evaluasi, kinerja Badan Nasional
Penanggulangan Bencanasecara umum berjalan baik namun tidak efektif dalam
menanggulangi masalah LumpurLapindo (ADPC2003 dalam www.ntt-academia.org)
Usaha penanggulangan bencana yang bersifat mengandalkan peran
aktifBadanNasional Penanggulangan Bencana (Bakornas) memiliki banyak kelemahan
antara lainsangat tergantung pada stabilitas ekonomi negara, krisis keuangan negara dan
utang
luarnegerisehinggamengalamimasalahdalampembiayaanpersiapandanpengadaanpersonil,
fasilitas, penyelesaian sengketa dengan korban bencana sehingga
penekananbantuanyangdiberikanhanyapadaresponemergency
(selamabencana)danresponpemulihan; hanya fokus pada bantuan fisik, material dan
teknis semata serta hanya
2
fokuspadapenyelesaiansengketapadasatuankeluarga(ADPC2003dalamwww.ntt-
academia.org)

Berdasarkan hal tersebut maka muncul paradigma baru dalam


penanggulanganbencanayaituPenanggulanganBencanaBerbasisKomunitas(CommunityBa
sedDisaster Risk Management/CBDRM). CBDRM adalah pemberdayaan komunitas
agardapat mengelola bencana dimana masyarakat terlibat atau difasilitasi untuk terlibat
aktifdalam pengelolaan resiko bencana (perencanaan, implementasi, pengawasan,
evaluasi)dengan inputsumberdayalokal maksimumdan inputeksternal minimun.
CBDRM memiliki kelebihan dibanding penanggulangan bencana
mengandalkanperanaktifBakornasantaralainmelibatkanperansertaaktifmasyarakatdalampe
ngelolaanbencanadengancaramereduksirisikobencana/
kerentanandanmeningkatkankapasitasindividu/keluarga/
komunitasdalammenghadapidampakbencana sedangkan pihak luar (LSM, donor,
pemerintah/Bakornas) berperan mendukungdan menfasilitasi misalnya membantu analisis
situasi, mengukur tingkat perencanaan danimplementasi CBDRM. Fokus CBDRM bukan
hanya pada saat terjadi bencana tetapimeliputi seluruh elemen perencanaan/ siklus
penanganan bencana yaitu sebelum bencana,selama bencanadansetelahbencana.
Peranperawatkomunitassangatpentingdalammeningkatkankemandirianmasyarakat
dalam penanggulangan bencana karena perawat komunitas dengan ilmu danketerampilan
keperawatan yang dimiliki serta kemampuan pengelolaan masyarakat dalampeningkatan
status kesehatannya. Peran perawat komunitas antara lain pada saat sebelumbencana
berperan sebagai pendidik dan motivator bagi masyarakat untuk berperan
aktifdalampenanggulanganbencana,sebagaifasilitatordalammembantumasyarakatmengide
ntifikasifaktorresikobencanayangadadimasyarakat,mengidentifikasikapasitas/kemampuan
atau sumber daya yang ada di masyarakat yang dapat
digunakandalampenanggulanganbencana,membantumenyusunperencanaanpenanggulang
anbencanadanpedomanimplementasidanevaluasi,sertamenjadifasilitatordalammengawasi
dan mengevaluasi program penanggulangan bencana di masyarakat.
Selainberperansebagaifasilitatorbagimasyarakat,seorangperawatkomunitasjugaharusmemi
liki pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan korban bencana pada
kondisiemergency saat bencana terjadi serta berperan aktif dalam rehabilitasi korban
3
bencanabaik rehabilitasifisikmaupunrehabilitasipsikologisakibat bencana.
Dalammenjalankanperandantugasnyamembantumasyarakatdalampenanggulangan
bencana maka seorang perawat komunitas harus memiliki kompetensitertentu yang terdiri
dari (1) Sikap/ perilaku yang mendasar sebagai perawat bencana ,
(2)Pengkajiansistematikterhadapkebutuhanpelayanankeperawatan,
(3)PemberianPerawatan kepada individu yang rentan dan keluarganya, (4) Managemen
perawatandalamkondisibencana,
(5)Membuatlaporanpraktekkeperawatanpadasaatterjadibencana dan terus menerus
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan diri tentangperawat bencana.
Makalahiniakanmenguraikansecaralebihjelastentangmanagemenpenanggulangan
bencana yang terdiri dari managemen sebelum bencana, selama bencanadan setelah
bencana, Model penanggulangan bencana berbasis komunitas
(CBDRM),peranperawatdalampenanggulanganbencanasertaindikatorkeberlanjutanpenan
ggulanganbencanaberbasis komunitas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
memberikangambarantentangmanagemenpenanggulanganbencanaterdiridarisebelum
bencana,selama bencanadansetelehbencana?
2. Bagaimana memberikan gambaran tentang Penanggulangan Bencana Berbasis
Komunitas?
3. Bagaimana cara memberikan gambaran tentang peran perawat dalam Penanggulangan
Bencana Berbasis Komunitas?
4. Bagaimana cara memberikan gambaran Indikator keberlanjutan Penanggulangan
Bencana Berbasis Komunitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memberikangambarantentangmanagemenpenanggulanganbencanaterdiridarisebelu
m bencana,selama bencanadansetelehbencana

2. MemberikangambarantentangPenanggulanganBencanaBerbasisKomunitas

3. MemberikangambarantentangperanperawatdalamPenanggulanganBencanaBerbasis
Komunitas

4. Memberikan gambaran Indikator keberlanjutan Penanggulangan


4
BencanaBerbasisKomunitas

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BENCANA


Bencana merupakan gangguan atau kekacauan fungsi sosial yang serius
yangmenyebabkan meluasnya kerugian jiwa, materi atau lingkungan. Bencana terjadi
ketikasumberdayaataukapasitasyangtersediasangattidakmemadaidalammengatasiancaman
(hazard). Beberapa tipe ancaman (hazards) yang menyebabkan bencana adalahancaman
geofisik (Geo-hazard) seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus;
ancamanhidroklimatis(hydro-
climatichazard)sepertibanjir,kebakaranhutan,kekeringan;ancaman biologis (biological
hazards) seperti penyebaran HIV, flu burung, epidemik;ancaman tekhnologi
(technological hazard) seperti kebakaran, polusi udara, kecelakaannuklir, industrial
explosions, waste exposure, lumpur lapindo; dan ancaman sosial
(socialhazard)sepertikriminalitas/kekerasan,perang,konflik,kemiskinanabsolutdanteroris
me.
Bencanajugaberartiprosesdimanaadajarakantarakejadianalamsepertitsunami,
gempa bumi, badai dan sebagainya dengan kejadian bencana seperti
kehilangan,kematiandansebagainya.Jarakantarakejadianalamdankejadianbencanasangatbe
rgantung pada tingkat distribusi kondisi kerentanan atau rawan bencana. Kondisi
rawanbencanaataukerentananadalahkondisiataukarakteristikbiologis,hidrologis,klimatolo
gis,geografis,sosial,budaya,politik,ekonomidantekhnologipadasuatuwilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam,mencapaikesiapandanmengurangikemampuanuntukmenanggapidampakburukba
haya tertentu.
Berdasarkankecepatanterjadinya,bencanaterbagiatasbencanayangterjadiperlahan
lahan (slow onset hazard) seperti kekeringan/kelaparan, letusan gunung api, danbanjir
serta bencana yang terjadi secara tiba tiba (sudden onset hazard) yaitu
ancamanakibatfenomenafenomenaalamsepertigempabumi,badai,banjir,tanahlongsor,

5
tsunami, angin putting beliung yang terjadi tanpa peringatan dini yang
menyebabkanketidaksiapandalammenghadapibencana.
Berikut ini akan diuraikan definisi terminologi tentang bencana yang
terdapatdalam UU PenanggulanganBencanaNo.24 tahun 2007 :
 Bencanaadalahperistiwaataurangkaianperistiwayangmengancamdanmengganggukehi
dupandanpenghidupanmasyarakatyangdisebbakanbaikolehfaktoralamdanataufaktorno
nalammaupunfaktormanusiasehinggamengakibatkantimbulnyakorbanjiwamanusia,ker
usakanlingkungan,kerugianharta bendadan dampakpsikologis.
 Bencanaalamadalahbencanayangdiakibatkanolehperistiwaatauserangkaianperistiwaya
ngdisebabkanolehalamantaralainberupagempabumi,tsunami,gunungmeletus,
namjir,kekeringan, angin topan dantanahlongsor.
 Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaianperistiwa non alam antara lain berupa gagal tekhnologi, gagal
modernisasi, epidemi,dan wabahpenyakit.
 Bencanasosialadalah bencanayang diakibatkanoleh peristiwa atau
serangkaianperistiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompokatau antarkomunitasmasyarakatdanteror

2.2 MANAGEMEN PENANGGULANGAN BENCANA


Dalampenangananbencanaperluadasuatuorganisasiatausistemkomandokejadianbe
ncanayangdibentukolehnegarauntukmenyusunpanduanpenangananbencana dan
melakukan koordinasi terhadap personil, fasilitas, sistem komunikasi
dantransportasidalampenangananbencana.OrganisasiinisebelummenyusunPanduanPenan
gananBencana(EmergencyOperationsPlan/EOP)terlebihdahulumelakukanpengkajian
terhadap lingkungan dan komunitas untuk mengetahui daerah yang beresikotinggi
terkena bencana, tipe bencana yang mungkin terjadi baik bencana alam sepertibanjir,
sunami, gunung meletus, maupun bencana akibat perbuatan manusia
misalnyakebakaran,kecelakaandanlainlain.Pengkajianjugadilakukanterhadapfasilitas

6
penanganan bencana di tempat kejadianseperti tenaga/personil bantuan,
transportasi,farmakologi, alat dan bahan pertolongan kegawat daruratan (lokal facility),
organisasipenanganbencanalokal(Safetycommittee),kantoratauposkopenangananbencana(
Safety Officer or emergency department). Setelah dilakukan pengkajian secara
lengkapkemudiandisusunPanduanPenangananBencanabaikpanduanantisipasiataupencega
han bencana (Preparedness), panduan penanganan saat bencana (during disaster)serta
panduan penanganan setelahbencana(Postdisaster).
Komponen komponen penting yang terdapat dalam Panduan Penanganan
Bencana(EOP)adalahsebagaiberikut:
 Informasisecaracepatdanmudah.Fasilitaspenangananbencana(healthcarefacility)harus
dapatdiaksesdengancepatdanmudahkapanpundandimanapunbencana terjadi misalnya
perlu ada jalur telepon emergency yang gratis, cepat danmudah kekantor
ataufasilitaspenanganan bencana.
 Jalur komunikasi secara internal dan eksternal. Jalur komunikasi untuk
koordinasipersonil, fasilitas dan transportasi dalam penanggulangan bencana harus
jelas dansiaga termasuk informasi dari tempat kejadian bencana ke posko atau rumah
sakitrujukan korban bencana.
 Perencanaanterhadappenanganankorbanbencana(coordinatedpatientcare),termasukdi
dalamnyatriagekorbaanbencana,sistem rujukandantransportasi keposkoataurumah
sakitrujukan korban bencana.
 Perencanaan keamanan terhadap korban, fasilitas dan personil terhadap kondisi
yangsangat parah danmengancam
 Identifikasi sumber atau fasilitas penanganan bencana baik lokal, regional dan
negaraserta bagaimanamenghubunginya
 Pedoman penanganan korban bencana, masyarakat, media dan strategi
pembagiantugasdalamtim
 Strategimanagemendatakorbandankejadianbencana

 Penangananresponpascabencana

 Pedoman penyelamatan diri bagi masyarakat dan melakukan latihan sebelum


bencanaterjadi

7
 Antisipasikebutuhanmasyarakatsetelahbencanasepertiairbersihdanmakananuntuk
jangkawaktuyang lama
 Perkiraaninsidenkejadianbencanasertastrategiidentifikasibencanasepertialarmbencana
Personildalampenangananbencanaharusmemilikipengetahuandanketerampilanyan
gbaikdanahliterhadapsetiapkondisi bencanasehinggamemilikikesiapan dan kesigapan
dalam melakukan tindakan sesuai tugas dan perannya masingmasing berdasarkan
pedoman penanganan bencanayang telahada.
PedomanPenangananbencanajugatermasukstrukturataualurpenangananbencana
beserta tugas dan peran masing masing mulai dari penanganan di daerah
bencanasampaitransportasi danpersiapan poskoataurumah sakit rujukankorbanbencana.
Petugas penanganan bencana juga harus memiliki pengetahuan tentang
bahasa,latar belakang budaya dan aspek spiritual yang ada pada berbagai komunitas. Hal
inidilatar bekangi oleh karena kesulitan bahasa dapat meningkatkan ketakutan dan
frustasipara korban, terdapat kepercayaan dan praktek spiritual yang berbeda terhadap
terapipengobatan, hygiene atau diet, waktu dan tempat khusus untuk berdoa, ritual
khususmenanganikorban yang meninggaldanlainlain.
ManagemenpenanggulanganbencanadiIndonesiatelahmemilikidasarhukumyangjel
assepertiyangtertuangdalamUUPenanggulanganBencanaNo.24tahun2007bahwakordinasi
penanggulanganbencanayangsebelumnyadilaksanakanolehBadanKoordinasiNasional(Bak
ornas)sesuaiKeppresNo.111/2001digantikanolehBadanNasionalPenanggulanganBencana(
BNPB).DalampasalpasalUUNo.24/2007telahmengaturtanggungjawabdanwewenangorgan
isasiataulembaganasional,daerahdaninternasionaldalampenanggulanganbencana,mengatur
hakdankewajibanmasyarakat,managemenpenanggulanganbencanayangterdiridariprabenca
na(Predisaster),selamabencana(duringdiaster)dansetelahbencana(afterdisaster),sertamen
gatur

prosespendanaan, pengelolaan bantuan, pengawasan dan penyelesaian sengketa akibat


bencana.Managemenpenanggulanganbencanaterdiridari
penanganansebelumbencana(predisaster),penanganansaatbencana(duringdisaster)danpena
nganasetelahbencana
(afterdisaster)selanjutnyaakandiuraikansebagaiberikut:

8
a. PenangananSebelumBencana(Predisaster)

Penanganan sebelum terjadinya bencana disebut juga tindakan pencegahan


ataupreventionterdiridaripengkajianfaktorresikobencana(riskassessment),Kegiatanpenceg
ahan bencana, mitigasi (disaster mitigation), peringatan dini, dan kesiapsiagaan/tanggap
daruratbencana(preparedness).
Pengkajianterhadapfaktorresikobencanaterdiridaripengkajianterhadaplingkungana
tauketerpaparanterhadapancaman(hazard),analisiskerentanandankelompok yang rentan di
masyarakat serta analisis sumber atau kapasitas yang dapatdigunakan
dalammenghadapibencana.
Setelahfaktorresikobencanateridentifikasimakaselanjutnyadilakukanpencegahanat
aumitigasidalamrangkamenghilangkandanataumengurangifaktorresiko atau ancaman
bencana. Tindakan pencegahan dan mitigasi terdiri dari
manajemenlingkungan,upayafisikdan
teknisdalammengatasifaktorresikobencana,regulasi/legislasi/kebijakanpembangunanyang
mendukungpencegahanbencana,upayapenyadaran dan peningkatan kemampuan
masyarakat dalam menghadapi bencana, sertamembangun kemitraan
danjaringan(networking)dalam persiapan bencana.
Selain melakukan tindakan pencegahan dan mitigasi, perlu juga dipersiapkan
alatperingatan dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Peringatan dini
adalahserangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentangkemungkinanterjadinyabencanapadasuatutempatolehlembagayangberwenang.Kegi
atan peringatan dini dapat berupa pemantauan yang terus menerus terhadap faktorresiko
bencana disertai tanda alarm peringatan akan terjadinya bencana. Peringatan diniini akan
memberikan tanda kepada masyarakat agar siap siaga untuk menyelamatkan diridan
keluarga, serta sebagai tanda kepada para petugas penanggulangan bencana
untukmempersiapkandiri dalam membantumasyarakatdalam menghadapibencana.
Pemantuan secara terus menerus terhadap faktor resiko bencana adalah
denganmenggunakantekhnologiuntukmendeteksidanmemprediksiresikotimbulnyadanterja
dinyabencanasepertitsunamidangunungmeletus.Informasiatauperingatantentang resiko
terjadinya bencana berupa alarm bencana disebarkan kepada
masyarakatmelaluimediatelevisidanradio.Tekhnologiterbaruadalahdenganmemberikan
9
informasi tentang resiko bencana atau alarm bahaya melalui handphone (HP)
sehinggaindividuyangtidakbisaatautidaksempatmenontontelevisitetapmendapatkaninform
asisehinggadapatmempersiapkandiriterhadapkemungkinanterjadinya bencana.
b. PenangananSaatBencana(Duringdisaster)

Penanganan saat bencana terdiri dari evakuasi atau penyelamatan korban


bencanadan transportasi korban ke posko atau rumah sakit rujukan korban bencana.
Managemenpenyelamatankorbanbencanapadajumlahkorbanyangsangatbanyakmakaperlu
dilakukan tindakantriage.
Triage adalah proses penentuan atau penyeleksian pasien atau korban
berdasarkanprioritaskebutuhan terhadap perawatan dan pengobatan. Dalam penanganan
bencanadengankorbanyangbanyakmakaperludilakukanpenyeleksianpasienuntukmenentuk
an korban yang perlu penanganan prioritas atau segera dan korban yang bisaditunda
penanganannya. Meskipun tindakan ini dapat dinilai tidak ethis karena
cenderungmengabaikanpasienataukorbanlainyangjugamembutuhkanpertolongannamuntin
dakan triage perlu dilakukan untuk memprioritaskan penanganan emergency
kepadakorban dengankondisiyang lebih serius/parahdan perlupenanganan segera.
Petugas triage melakukan pemeriksaan atau pengkajian terhadap korban
secaracepatdanmemberikanpenangananemergencyatauresusitasisebelumdiberikanpenanga
nantindakanpenyelamatanlanjutanataudibawakeposkoataurumahsakitrujukan penanganan
bencana. Seorang petugas triage memberikan tanda kepada
pasienberdasarkanderajatkeseriusankondisidanprioritaskebutuhanterhadaptindakanemerg
encysehinggapetugasyanglaindapatlangsungmemberikanbantuanataulangsung membawa
pasien ke lokasi penanganan lanjutan. Perlu disiapkan alat alat
danpengobatanterhadapkondisiemergencydantransportasiterhadappasienkeposkoperawata
n ataurumahsakitrujukan bencana.
Kategori tanda triage yang diberikan adalah berdasarkan derajat keparahan
daricedera yang dialami oleh korban. Terdapat berbagai tanda triage yang dapat
digunakan dibeberapa negara dan perawat bencana harus memahami sistem yang ada di
masyarakatataunegaratersebut.SalahsatucontohsistemtriageolehNorthAtlanticTreaty

10
Organization (NATO) adalah dengan menggunakan kode warna yang terdiri dari
warnamerah, kuning, hijau dan hitam. Masing masing warna memiliki perbedaan
tingkatanprioritasyang secarajelasdiuraikansebagaiberikut :

KATEGORITRIASE PRIORITAS WARNA KONDISIPASIEN

Immediate/Segera: I Merah Obstruksi jalan nafas akibat


Cedera yang dapat trauma, Trauma dada, show,
mengancam kehidupan hemotórax, tension
dandapatbertahanhidup pneumothoraks,asfixia,trauma
jikacepatsegeradiatasi. lukapadadadaatauabdomen
Pasiendalamkondisiini yang tidak stabil, amputasi
dapatberkembangkearah inkomplit,frakturterbukapada
kematian jika ditunda tulang panjang, luka bakar
penanganannya. derajat2atau3denganluas
permukaantubuhterbakar15–
40 %.
Delayed/Dapatditunda: 2 Kuning Trauma luka abdomen yang
Cedera serius dan stabil tanpa perdarahan yang
membutuhkanpengobatan hebat, cedera jaringan lunak,
tapidapat ditunda atau traumawajahtanpakomplikasi
menunggu dalam pada jalan nafas, trauma
beberapajam.Pasienini pembuluhdarahdenganfungsi
akan menerima kolateralyangadekuat,gangguan
pengobatanatautreatment pada saluran genitourinaria,
setelahkorbanyangperlu frakturyangmembutuhkanopen
penanganan segera reduktion,debridement,eksternal
ditanganilebihdulu. Fiksasion
Minimal:cederaminimal 3 Hijau Fraktur ekstremitas atas,luka
dan treatment atau bakarminor,lukayangkecil
penanganandapatditunda tanpa perdarahan yang
selama beberapa jam signifikan, perubahan perilaku

11
sampaibeberapahari.Pasie ataugangguanpsikologis.
n dalam kategori
iniharusdipisahkandari
lokasitriage utama.
Expectant:Cederayang 4 Hitam Luka penetrasi pada kepala
sangatparah dan tidak dengan pasien yang tidak
dapat bertahan hidup berespon,cederatulangbelakang
meskidenganperawatan yangparah,lukapadamultisisi
emergency.Korbanharus danorgan tubuh, luka bakar
dipisahkan dari pasien derajat2 dan3 dengan luas
yang lain tapi tidak permukaantubuhterbakar60%
diabaikan.Tindakanyang ataulebih,kejangataumuntah
diberikan adalah setelahterkenaradiasilebihdari
menyediakankenyamanan 24jam,shockdenganmultiple
bagi korban jika injury, nadi tidak teraba,
memungkinkan Tekanan darahtidakteraba, Pupil
dilatasi ataupinpoint.

c. PenangananSetelahBencana(Post disaster)
Penanganansetelahbencanameliputipengkajianterhadapkerugianataukerusakanyan
gterjadiakibatbencana(damageassessment),rehabilitasidanrekonstruksi. Rehabilitasi
adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publikataumasyarakatsampaitingkatyangmemadaipadawilayahpascabencanadengansasara
n utama untuk normalisasi/berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan
dankehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Rekonstruksi adalah
pembangunankembalisemua prasaranadan sarana,kelembagaanpada wilayahpasca
bencanabaikpadatingkatpemerintahmaupunmasyarakatdengansasaranutamatumbuhdanber
kembangnyakegiatanperekonomian,sosialdanbudaya,tegaknyahukumdanketertiban,danba
ngkitnyaperansertamasyarakatdalamsegalaaspekkehidupanbermasyarakatpadawilayahpas
cabencana.

12
Selain rehabilitasi dan rekonstruksi fisik sarana dan prasarana serta
lingkungan,juga perlu dilakukan rehabilitasi terhadap mental dan psikologis korban
bencana karenameskipun mengalami bencana yang sama, beberapa individu dapat
mengalami traumapsikologis yang berkepanjangan. Beberapa respon yang biasanya
terjadi adalah
depresi,ansietas,gangguanpsikosomatis(fatigue,malaise,sakitkepala,gangguansalurangastr
ointestinal, kemerahan pada kulit), posttraumatic disorder, keracunan zat,
konflikinterpersonal,dan gangguanpenampilan(Brunner & Suddarth).
Faktoryangmempengaruhiresponindividuterhadapbencanayangdialamiadalah
derajat atau tingkat keterpaparan terhadap bencana, kehilangan teman atau
orangyangdicintai,kehilanganrumahdanhartakepemilikanyanglain,tidakadekuatnyakoping
strategis, hilang atau kurang sumber dukungan atau support, serta pandangan
ataupenerimaanindividuterhadapbencanayangdialami.Kondisiketerpaparanterhadapkorba
n kematian, cedera, dan kekuatan bencana, respon histeris saat bencana, aktivitaspetugas
penananganan bencana dalam membantu korban dapat menjadi keadaan
yangmenimbulkan gangguanemosionalpadaindividu.
2.3COMMUNITYBASEDDISASTERRISKMANAGEMENT(CBDRM)/
PENANGGULANGANBENCANABERBASISMASYARAKAT
1. PENGERTIAN
Dasar dari Penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah reduksi resiko
bencana.Masyarakat berperan serta dalam kegiatan pengelolaan bencana yang meliputi
kegiatantanggap darurat dasar yang dapat dilakukan oleh masyarakat, dan kegiatan –
kegiatanyangdapatmengurangiresikobencana(Yodmani,S.2006).AdapundefinisidariCom
munity based disaster risk management (CBDRM) adalah pemberdayaan komunitasagar
dapat mengelola bencana dengan tingkat keterlibatan pihak/kelompok masyarakatdalam
perencanaan dan pemanfaatansumber daya lokal dalam kegiatan implementasioleh
masyarakat sendiri(ADPC2003dalamwww.ntt-academia.org).
Communitybaseddisasterriskmanagement(CBDRM)adalahkerangkakerjapengelolaan
bencanayanginklusifdimanamasyarakatterlibatataudifasilitasiuntuk

13
terlibat aktif dalam pengelolaan risiko bencana (perencanaan, implementasi,
pengawasan,evaluasi)denganinputsumberdayalokalmaksimumdaninputeksternalminimum
(Indosasters2006 dalamwww.ntt-academia.org).
2. TUJUANCBDRM
Penanggulangan bencana berbasis masyarakat/CBDRMmerupakan suatu
prosesyang sistematik untuk mengidentifikasi, membuat perkiraan dan membuatt
prioritas dariresiko bencana. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi lebih sadar
terhadap
resikobencanayangadadidaerahnya.Penganggulanganbencanaberbasismasyarakatmerupak
an suatu pengambilan keputusan yang bersifat bottom up untuk menentukanstrategi,
perencanaandan program dalamredusksiresiko bencana.

Tujuan dari CBDRM adalah membantu masyarakat untuk membuat prioritas


resikobencana yang ada di daerahnya, membuat perencanaan program reduksi bencana
yangadekuat,membuatperencanaanprogramyangmembutuhkandayayangefisiendanberkela
njutan, mengidentifikasi sumber daya eksternal yang dapat dimanfaatkan
untukpelaksanaanprogramdanmembuatindikatoruntukmenilaikeberhasilanprogram(Yodm
ani, S. 2006).
3. LANGKAHDANPROSESCBDRM
Langkah&prosesCBDRMadalah(ADPC2003dalamwww.ntt-academia.org):

a. Faktor
eksternalTahap1:Invo
lvement
1. Pengkajianwilayah–wilayahyangberresikoterhadapbencana
2. Mengidentifikasibahayadankerentanan yangada
3. Bencanayangmungkinterjadidiwilayahtersebut
4. Pengetahuantentangmanajemenbencanadansumberdayayangada
5. Pengetahuantentang situasilokal,prosesdansistem

14
b. Faktor
masyarakatTahap2:Community
profilling
Communityprofillingmerupakangambaranperkembanganposisidanisidimanabencanaa
kanterjadi,halyangdiidentifikasiadalah:Kelompoksosialyangadadimasyarakat,Kebudayaan
, Kegiatan ekonomi, danKarakteristik masyarakat
Tahap3:Pengkajianresikodimasyarakat
Tujuannyaadalahmenyeimbangkanpengetahuantentangresikodansumberdayayang
ada. Identifikasimeliputi:
a. Pengkajianbahaya
b. Pengkajiankerentanan
c. Pengkajiansumberdaya
Halinidapatdijadikandasaruntukmengetahuibesarnyamasalahdankesempatanuntukmelakukan
penanggulangan.
Tahap 4 : Perencanaan penganggulangan
bencanaMeliputi:
a. Penilaianterhadappersiapan
b. Penilaianterhadapreduksiresiko(peran,tanggungjawab,jadwaldan input)
Tahap 5 : Implementasi dan
monitoringTahap6Evaluasi dan
Umpanbalik

15
2.4 KOMPONEN–KOMPONEN
DALAM PENGKAJIAN
CBDRM

A. Pengkajian persepsi masyarakat terhadap resiko

Identifikasipersepsimasyarakatterhadapresikobencanayangadadidaerahnyasehinggadapatmen
gidentifikasipenilaianmasyarakatterhadapbencana yangakanterjadi

B. Pengkajian terhadap ancaman

TypeofHazards(TipeAncaman)
a. SocialHazards(AncamanSosial)meliputiKriminalitas/kekerasan,perang,konflik,
kemiskinanabsolut,terorisme.
b. TechnologicalHazard(AncamanTeknologi)meliputiIndustrialexplosions,kebakara
n,polusi udara,waste exposure,kecelakaannuklir,lumpur Lapindo
c. BiologicalHazards(AncamanBiologis)meliputiHIV/AIDS,Ebola,danepidemic,
etc.
d. Hydro-ClimaticHazard(Ancamanhirdoklimatis)meliputiBanjir,kebakaranhutan,
kekeringan
e. Geo-
Hazard(AnacamanGeofisik)meliputiGempa,tsunami,gunungapi.Karakter
hazard/ancaman
 pemicu
 tanda-tandailmiahmaupuntradisional
 jarakantaraperingatan dankejadian
 lamanyakejadian
 kekerapan
 waktu/polawaktu
 ancaman ikutanyangtimbul

16
 kemungkinanjangkauan dampak

C.Pengkajiankerentanan

1. Pemetaankerentanan

 Suatu proses yang menghasilkan pengertian akan jenis dan tingkat kerentanan
darimanusia, harta benda dan lingkungan terhadap efek dari ancaman tertentu
padawaktu tertentu.
 Proses ini lebih pada mengidentifikasi kondisi fisik, sosial dan ekonomi
yangrawanterhadapdampak suatuancaman.
 Suatu proses partisipasi untuk mengidentifikasi unsur-unsur risiko pada
setiapancaman,danuntukmenganalisaakarmasalahadanyaunsur-
unsurrisikotersebut.
 Penilaian kerentanan adalah proses perkiraan kerentanan pada ancaman-
ancamanyang potensial dengan cara (1.) Mengidentifikasi unsur-unsur risiko pada
setiaptypeancaman(2).Menganalisaakarmasalahadanyaunsur-unsurrisikotersebut.

2. Pengkajiankerentanan meliputi:

a. KerentananFisik/Materialmeliputi:
 Kepemilikkanasetyangtidakmencukupiuntukbertahandarikemungkinan
yang merugikan; kurangnya alternatifekonomi,
 tidakcukupnyakeanekaragamanalamyangmenyebabkansuatuekosistem
tidak mampu bertahan/pulih dari suatu ancaman,
 masyarakat yang tinggal di daerah rawan ancaman (di tempat
rawanbanjir, rawan gempa,dll),
 sarana dan prasarana (rumah, jalan, jembatan, saluran irigasi, dll)
yangmenyebabkan mereka tidak mampu untuk menghadapi dan bertahan
darisuatu ancaman.

17
 Lokasirumah-
rumahmasyarakatpadadaerahyangrawan,lahanpertanian,infrastrukturdan
pelayanandasar
 Modeldankonstruksibahan-bahanrumahdanbangunan
 Sumberpenghidupanyangtidakamandanberbahaya
 Kurangnyaaksesdankontrolterhadapprasyarat2Xproduksi(tanah,input
pertanian,hewandan modal)
 Ketergantunganpadalintahdarat(kontroversi)
 Peristiwakekuranganpanganyanggawatataukronis
 Latarbelakang pendidikandanketrampilanyangtidakmemadai
 Tingkat kematian yang tinggi, malnutrisi, peristiwa
penyakit,kemampuanperawatanyangtidakmemadai
 Eksploitasisumberdayaalamyangberlebihan
 Kekuranganpelayananmendasar:pendidikan,kesehatan,airbersih,perumah
an, sanitasi,jalan, listrik,komunikasi.
 Kekerasanyangterselubung(rumahtangga,konflikmasyarakatatauperang)
b. KerentananPerilaku/motivasi
 Sikapnegatif/reaktifterhadapperubahan
 Ketidakpedulian,fatalisme,tidakpunyaharapan,bergantungpadaoranglain
 Tergantungpadabantuandaripihakluar/mentalbantuan,sikap

yangnegatif terhadapperubahan
 Ketidakpedulian,fatalisme,tidakpunyaharapan,bergantungpadaoranglain
 Kurangnyainisiatif,tidakmemilikisemangatjiwa
 Kurangbersatu,kerjasamadansolidaritas
 Tidakmenyadariancamandankonsekuensinya
c. KerentananSosial/Kelembagaan
 Kurangnyainformasiyangmenyangkutbencana

18
 Kurangnya pelayanan publik, perencanaan, kesiapan dan
responterhadap keadaandarurat
 Minimnyaperan&ketiadaaninformasitentangkeberadaanorganisasi-
organisasi kemasyarakatan,mekanismedukungansosial
 Masalahgender,diskriminasiras,etnik,agama
 Strukturkekeluargaan/persaudaraanyanglemah
 Terisolasisecarasosial
 Kurangnya kepemimpinan, leadership, struktur organisasi
untukmemecahkan masalahataukonflik
 Pengambilankeputusanyangtidakefektif,masyarakat/kelompok-kelompok
dihapuskan
 Kondisipartisipasimasyarakatyangtidakmerata
 Kekuranganataulemahnyaorganisasi-
organisasimasyarakat(formal,pemerintahan danlokal/pendudukasli)
 Desas-desus,pembagian,konflik,etnis,kelas,kepercayaan,kasta,ideologi
 Praktek-praktekyangtidakadil,kurangnyaaksespadaprosespolitik

3. Pengkajiansumberdaya

Dikelompokkannyakedalam5kelompokasetyangseringdisebutsebagai
PentagonAsetatauPentagonCapitalyaitu:
▪ HumanCapital (SumberDayaManusia)
Meliputi:tenagakerja,ketrampilan,pendidikan,pengetahuan,dll
▪ NaturalCapital(SumberDayaAlam)
Meliputi : Tanah dan produksinya, air dan sumber daya air
didalamnya,pohondanhasilhutan,kehidupanliar,seratdanpanganyangtidakdibud
idayakan,keanekaragaman hayati, dan sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan terkaitlingkungan
▪ Financial Capital(SumberDayaKeuangan)

19
Meliputitabunganatausimpanan,kredit/
hutangbaikfomalmaupuninformalmaupun yang diberikan LSM, kiriman dari
keluarga yang bekerja di luar daerah,dana pensiun, dan upah/gaji
▪ SocialCapital(SumberDayaSosial)
Meliputi jaringan dan koneksi (patron yang terbangun, kerukunan antar
tetanggadan hubungan baik ), hubungan yang berbasis rasa saling percaya dan
salingmendukung,kelompokformaldaninformal,peraturanumumdansanksi,kete
rwakilan,mekanismeberpartisipasidalamprosespengambilankeputusan,dan
kepemimpinan
▪ PhysicalCapital(SumberDayaInfrastruktur)
Meliputi Infrastruktur ( jaringan transportasi, jalan, kendaraan,
gedunggedungdan tempat tinggal yang aman,sarana kebersihan dan air bersih,
energi, jaringankomunikasi), serta teknologi dan alat-alat (alat alat dan
peralatan untuk produksi,bibit, pupuk, pestisida,teknologitradisional)

2.5 INDIKATORKEBERLANJUTANPENANGGULANGANBENCANABERBAS
ISKOMUNITAS
PrasyaratKeberlanjutanCBDRM(ADPC2003dalamwww.ntt-academia.org):
 Adalahrakyat/manusia/komunitasyangmembuatprosesCBDRMberkelanjutan
 Keberlanjutanpartisipasirakyat/komunitasbergantungpada‘linkandmatch’antara
kegiatan reduksi risiko bencana dan proyek/program dengan kebutuhanseketika
(strategis/praktis)
 Terlibatnyamasyarakatsecaraaktifdalamprosesstudidanpengambilankeputusan
dalam identifikasisolusi realistis, kesiapan yang mampu dilakukan,dan
solusisolusimitigasi
 Relevansiketerlibatanmenciptakankepemilikanbahkanketikacapaianyangdihasilka
ntidakbesar,makakeberlanjutankegiatanCBDRMbisadipastikan.

20
 Kesatuan/kohesifitasrakyat/komunitas/orang/masyarakatdalamkomitmenreduksi
bencanadilanggengkan olehpraktek CBDRM
 Faktor kelembagaan tetap/menetap yang ada dikomunitas mampu
melanggengkanproses-proses CBDRM yang bertujuan memproteksi penghidupan
dan kehidupanrakyat secaraberkelanjutan.
2.6 PERANPERAWATDALAMPENANGGULANGANBENCANA

Peran perawat komunitas dalam penanggulangan bencana bervariasi


berdasarkantahapan disaster managemen (M. Kandasamy, jurnal of india, 2007).
Peran perawatkesehatan komunitaspada tahap preparedness adalah :
a. Memfasilitasi dalam mempersiapan komunitas dalam menghadapi bencana
danmenyiapkantempatpenampungankorban
b. Inisiatifdaanmemperbaharuirencanapenanggulanganbencana
c. Menyediakanprogrampendidikanmenghadapibencanapadaberbagaiarea
d. Menyediakandanmemperbaharuilaporanataucatatanpopulasirentanyangadadi
komunitas
e. Memberikanpendidikankesehatanpadapopulasirentantentangtindakanpenyelamata
nyang dapat dilakukanpadasaat bencana
f. Sebagaiadvokatmasayarakatdalammenciptakandanmenjagalingkunganyangaman
g. Melakukanpengkajiandanlaporantentangbahayalingkungan
h. Mengetahuisumbersumberyangdapat digunakandalam penangananbencanaserta
menggerakan kerjasamadengan komunitas/masyarakat.

Peran perawat kesehatan komunitas pada saat bencana terjadi tergantung


daripengalamandalampenanggulanganbencana,peranperawatdalaminstitusidanpersiap
an komunitas (preparedness), pelatihan atau training yang pernah diikuti
danketertarikandalampenanggulangan bencana.Peranperawatpadasaatbencanaadalah
a. Bertanggungjawabmemberikaninformasiyangakuratkepadabadanatauorganisasipe
nangananbencanayangadaagardapatmemfasilitasitindakanpenyelamatansegera.

21
b. Melakukanevakuasidantriageterhadapkorbanbencanaberdasarkantingkatkeparahan
cederayangdialamikorban.
c. Memberikanpertolongandanperawatanemergencypadakorbanbencanasesuaitriage
yangdilakukan
d. Terusmenerusmembuatlaporanperkembangankejadianbencana
Peranperawatkesehatankomunitaspadatahapsetelahbencana(recovery)adalah:
a. Membantudalampemenuhankebutuhankorbanbencanasepertiairbersih,makanan,
minumandan lainlain
b. Membantukesehatanmentalkorbanyangmengalamitraumadanmerujukkepadaterapi
smentaluntuk penanganan lebihlanjut.
c. Memperhatikanbahayalingkunganyangdapatterjadisetelahbencana
d. Melakukanhomevisituntuk memastikanterpenuhinyakebutuhan korban
bencanaakan rumah sehat,air bersih dan listrik.
e. Memperhatikankemungkinanadanyabinatangyanghidupataumatiyangdapatmemba
hayakan kesehatankorban bencana
f. Casefindingdanmemberikanasuhankeperawatanpadakorbanbencanaberdasarkan
masalahyang ditemukan
g. Membantukorbanagardapatberaktivitassecaranormalsesuaiperannyadimasyarakat.

Peran perawat kesehatan komunitas juga sangat penting dalam CBDRM


yaitumeningkatkankemandirianmasyarakatdalampenanggulanganbencana.Perawatko
munitas dengan ilmu dan keterampilan keperawatan yang dimiliki dan
kemampuanpengelolaanmasyarakatdalampeningkatanstatuskesehatannyadapatberpera
nsebagaipendidikdanmotivatorbagimasyarakatuntukberperanaktifdalampenanggulang
anbencana
Perawatjugadapatberperansebagaifasilitatordalammembantumasyarakatmengident
ifikasifaktorresikobencanayang
adadimasyarakat,mengidentifikasikapasitas/kemampuanatausumberdayayangadadima
syarakatyangdapatdigunakandalampenanggulanganbencana,membantumenyusunpere
ncanaanpenanggulanganbencanadanpedomanimplementasidanevaluasi,sertamenjadi

22
fasilitatordalammengawasidanmengevaluasiprogrampenanggulanganbencanadimasyarak
at.

2.7 Asuhan KGD Pada keadaan Bencana

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. CBDRM memiliki kelebihan dibanding penanggulangan bencana
mengandalkanperan aktif BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
antara lain peranserta aktif masyarakat dalam pengelolaan bencana dengan cara
mereduksi
risikobencana/kerentanandanmeningkatkankapasitasindividu/keluarga/
komunitasdalam menghadapidampakbencana.
2. Peranperawatkomunitassangatpentingdalammeningkatkankemandirianmasyarakat
dalam penanggulangan bencana karena perawat komunitas denganilmu dan
keterampilan keperawatan yang dimiliki dan kemampuan
pengelolaanmasyarakatdalampeningkatan status kesehatannya
3. CBDRMdapatdiaplikasikandansangatsignifikandalammereduksiresikobencana
olehmasyarakat
B. SARAN
1.
SebagianbesarwilayahdiIndonesiamerupakandaerahyangrawanbencanasehinggape
rludisosialisasikansistemCBDRMsecaramenyeluruh
2. CBDRMperludijadikansebagaiprogramdidaerah–daerahyang
rawanbencana
3.
Diperlukanmonitoringuntukkeberlanjutanprogramdanindikatoryang
jelasdalampelaksanaanCBDRM

24
DAFTAR PUSTAKA

ADPC(2003).RiskDisasterManagement.Diambildaridalamwww.ntt-
academia.org.Diakses tanggal8 April2008.

Brunner&Suddarth’s.(2000).MedicalSurgicalNursing:textbookofmedicalsurgical
nursing.10th edition.JB.Lippincott:Philadelphia.

Kandasamy,M.(2007)CommunityHealthNurseinDisasterManagement.
Diambil dariwww.proquest.pqdauto.Diaksestanggal8April2008.

25
26

Anda mungkin juga menyukai