Anda di halaman 1dari 19

MINI RISET IPA DASAR

ANALISIS PERMASALAHAN DAN KENDALA SISWA SMA KELAS XI PADA


MATA PELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PEMBELAJARAN ONLINE

Dosen Pengampu :

Dra. ELFAYETTI M.P.

M. TAUFIK RAHMADI S Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

NURHANISRA PANGGABEAN (3201131003)

PURNAMA PASARIBU (3202431012)

RANDY RIO (3202431011)

REIZA MARIATI NABABAN (3203331006)

REYKA ANGELIN (3202331001)

VERY HOTMAN SIJABAT (3203131016)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Miniriset yang berjudul
Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi
Terhadap Pembelajaran Online dengan baik dan tepat waktu. Materi pada Miniriset ini adalah
pembahasan dari materi Mata Kuliah IPA Dasar. Miniriset ini dibuat sebagai pemenuhan
tugas pada Mata Kuliah IPA Dasar. Materi yang bertujuan untuk memperluas wawasan kami
tentang Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Geografi Terhadap Pembelajaran Online.

Pada kesempatan ini Tim Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah mempercayakan kami untuk membuat Tugas Miniriset ini dan juga
menyediakan referensi rujukan untuk kami, dan semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penyusunan Tugas Miniriset ini.

Semoga Tugas Miniriset ini dapat mempermudah kita untuk memahami Analisis
Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran Geografi Terhadap
Pembelajaran Online di masa sekarang untuk mewujudkan masa depan Pendidikan Indonesia
yang lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Miniriset ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
penyempurnaan Miniriset ini. Semoga Miniriset ini mampu memberikan manfaat dan nilai
tambahan bagi kami selaku penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Medan, 28 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3

A. Kajian Teori....................................................................................................................2

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................3

A. Metode Penelitian...........................................................................................................2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................5

A. Hasil dan Pembahasan....................................................................................................2

BAB V PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan.....................................................................................................................12

B. Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan


tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat
untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan
tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan
proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan
secara daring yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa. Sesuai dengan Surat
Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan untuk
melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak
penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring.
Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer
atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung
dengan koneksi internet.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru dituntut untuk lebih
inovatif dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara mengajar ini
tentunya membuat guru dan siswa beradaptasi dari pembelajaran secara tatap muka di kelas
menjadi pembelajaran daring. Dengan bantuan perangkat pendukung tersebut dapat
memudahkan guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang akan diterapkan. Media pembelajaran yang tersedia secara online sangat
beragam dan senantiasa berkembang. Keberadaan media tersebut sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran di kelas tanpa disibukkan dengan kegiatan membuat media itu
sendiri. Guru dapat memanfaatkan aplikasi video pengajaran yang menampilkan wajah guru
sehingga lebih efektif dalam penyampaian informasi ke siswa dari pada sekedar narasi
informasi. Pemanfaatan fitur pengiriman pesan (messegeboard) juga dapat digunakan sebagai
sarana diskusi. Guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana evaluasi
penilaian di akhir pembelajaran. Salah satu bentuk media yang tersedia adalah aplikasi
pembuatan kuis online. Terdapat banyak aplikasi kuis yang memberikan kemudahan dan
efisiensi bagi guru terutama untuk mendapatkan informasi hasil pengerjaan siswa secara
cepat sebagai atribut terkait pengerjaan soal. Dengan adanya kuis membuat siswa mampu
mengetahui tingkat pemahamannya sendiri dan interaktivitas dari kuis yang disajikan
menjadikan siswa lebih fokus.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Geografi Terhadap Pembelajaran Online?

C. TUJUAN

Untuk Memahami Analisis Permasalahan dan Kendala Siswa SMA Kelas XI Pada Mata
Pelajaran Geografi Terhadap Pembelajaran Online.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Dalam sebuah proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan proses


pembelajaran secara mandiri ataupun secara kolaboratif. Dalam konteks pembelajaran online
yang berlandaskan pada metode pembelajaran kolaboratif, penggunaan fasilitas komunikasi
sangat di perlukan untuk mendukung interaksi antar peserta dalam proses pembelajaran.
Penelitian pertama di lakukan dengan cara menguji hipotesis terhadap beberapa aspek di
antaranya: analisa persepsi dari peserta didik (learners), mengenali kekuatan dan kelemahan
dari penerapan eLearning, perbedaan yang signifikan di tinjau dari pencapaian akhir atau
prestasi learners, dan metode yang di sarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran berbasis
e-Learning. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa e-Learning dan
pengembangannya masih sangat diperlukan dan dikembangkan untuk memperkaya metode
pembelajaran (Rengasamy Elango, dkk. 2009).
Penelitian kedua dengan judul penelitian “Aplikasi Penugasan Berbasis Web”. Pada
penelitian tersebut terdapat beberapa fasilitas untuk dapat mengikuti tugas secara online
maupun offline, konsultasi, artikel, dan agenda. Pembahasan tentang tugas secara online
maupun offline pada penelitian dapat dirincikan sebagai berikut: untuk tugas online bentuk
soal adalah pilihan ganda dan essay, penyajian soal yang berbentuk pilihan ganda disajikan
setiap satu soal dan diacak secara random serta diberikan batasan waktu untuk menjawab tiap
soalnya yang tidak bisa diatur oleh dosen, sedangkan untuk tugas offline bentuk soal adalah
berupa file yang kemudian dapat di download oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah
yang diampu oleh dosen yang bersangkutan dan belum ada batas akhir pengumpulan tugasnya
(Sinangnjaya, P. 2009).
Penelitian ketiga dengan judul penelitian “Learning Management System (LMS)”
dengan studi kasus UPN ’Veteran” Yogyakarta, dengan Vidya yang mengerjakan sisi
Administrator, dan Fanny mengerjakan sisi User baik Mahasiswa, Dosen, dan Orang Tua dari
Mahasiswa, serta Pimpinan. Dalam penelitian tersebut fasilitas yang ditawarkan lebih
mengacu kepada bentuk sistem akademik yang mendukung kegiatan proses belajar mengajar
(Vidya Y, R dan Anggraini, F. 2009).
Penelitian keempat dengan judul penelitian “Aplikasi e-Learning Pada Jurusan Teknik
Elektro Universitas Diponegoro Berbasis PHP dan MySQL”. Pada aplikasi ini mempunyai 3
tingkatan level pengguna yaitu administrator, dosen dan pengguna dengan hak privilege
masing masing dalam mengakses sistem. Aplikasi ini juga mendukung 3 jenis file yang di
gunakan dalam materi kuliah yaitu teks, animasi dan video (Henri, S. 2003).
Penelitian kelima dengan judul penelitian “e-Learning Universitas Nusa NIPA
Maumere dengan Konten Multimedia Berbasis Moodle” dimana peneliti membangun aplikasi
e-Learning dengan konten multimedia berbasis moodle sebagai alternatif pembelajaran di
mana lewat aplikasi ini mahasiswa dapat berpartisipasi dalam diskusi melalui forum,
mendownload materi perkuliahan, tersedianya sistem penugasan, penilaian, dan adanya kuis
secara online (Suban, A. L. 2011).
Berdasarkan penyusun katanya, e-Learning dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ‘e’
yang berarti electronic dan ‘learning’ yang berarti pembelajaran. Jadi dapat diuraikan di sini
bahwa e-Learning adalah sebuah sistem pembelajaran yang proses didalamnya menggunakan
alat bantu elektronik. e-Learning ini juga mempunyai kesamaan makna dengan beberapa
istilah lain, seperti On-LineLearning, Virtual Classroom, dan Virtual Learning. (Porter, 1999)
Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa apa yang selama ini disebut e-Learning sejatinya
tidak hanya mengenai belajar lewat internet saja, tetapi lebih jauh, sistem ini menghendaki
sebuah perpaduan yang kompak antara proses pembelajaran dalam arti sosial dan
hubungannya dengan alat bantu elektronik secara teknis. Dalam perkembangannya, e-Learning
terbagi menjadi dua bagian yaitu : a. e-LearningSebagai Distance-Learning (Pembelajaran
Jarak Jauh) Suatu bentuk e-Learning dimana siswa tidak perlu hadir ke tempat institusi
pendidikan secara langsung. Jadi, sejak siswa tersebut mendaftar, melakukan kegiatan belajar,
mengikuti ujian, hingga ia dinyatakan lulus dan berhak untuk menerima sertifikat semuanya
terjadi secara on-line. Umumnya sistem seperti ini akan menarik sejumlah biaya tertentu
kepada siswa atas jasa pendidikan yang telah ia berikan selama masa pendidikan. Sistem
seperti ini tentu akan lebih memerlukan dukungan infrastruktur dan manajemen yang tangguh
dan berkelanjutan. Karena jika tidak maka dapat memberikan citra yang buruk bagi lulusan
atau alumninya. b. e-Learning Sebagai Pendukung Sistem Pembelajaran Konvensional Suatu
bentuk e-Learning yang hanya menjadi pendukung proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Implementasi bentuk seperti ini lebih mudah dan murah bila dibandingkan dengan e-Learning
bentuk pertama di atas, baik dilihat dari segi infrastruktur maupun manajerialnya. e-Learning
model kedua ini dapat dijadikan sarana bagi siswa, dosen, bahkan staf untuk lebih
meningkatkan wawasan dan pengetahuannya atas mata kuliah yang berkaitan dengan
perkuliahan masingmasing (Lantip, D.P., 2010). Ada 7 kunci faktor keputusan dalam
membangun e-Learning , yaitu : 1. Learning task considerations, 2. Media attributes, 3.
Grouping strategy considerations, 4. Learning context and practical considerations, 5. Learner
characteristics, 6. Instructional Management Considerations, dan 7. Cost effectiveness
(Huddlestone, J. and Pike, J. 2007).
Perkembangan TIK sangat cepat dan menawarkan banyak kemudahan bagi manusia
dalam memperoleh informasi dalam hitungan detik. Pemenuhan kebutuhan manusia akan
informasi pada saat ini menjadi begitu mudah dengan hadirnya internet, yang memberikan
layanan transfer informasi dalam waktu yang cepat. Perbedaan jarak, waktu dan ruang tidak
lagi menjadi persoalan. Kemudahan ini memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka yang
jauh dari sumber informasi. Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi
baru termasuk di bidang pendidikan. Salah satu manfaat teknologi internet dalam bidang
pendidikan adalah sebagai sarana pembelajaran. Teknologi dalam bidang pembelajaran ini
dikenal dengan sebutan e-Learning. Proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan dikelas,
dapat dilakukan melalui internet secara jarak jauh tanpa harus tatap muka. Melalui teknologi
ini seorang guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan
para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda dan pada
saat yang bersamaan. Kelihatannya teknologi ini memiliki efisiensi dan efektifitas dalam
membantu proses belajar mengajar. Dan sepertinya di masa mendatang teknologi e-Learning
ini dapat menjadi sebuah solusi dan teknologi alternatif untuk digunakan dalam metode
pengajaran.
Teknologi e-Learning ini merupakan sebuah teknologi yang dijembatani oleh teknologi
internet, membutuhkan sebuah media untuk dapat menampilkan materimateri kursus dan
pertanyaan-pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling
bertukar informasi antara peserta dengan pengajar.
Berbagai pendapat dikemukakan untuk dapat mendefinisikan e-Learning secara tepat.
e-Learning sendiri adalah salah satu bentuk dari konsep DistanceLearning. Bentuk e-Learning
sendiri cukup luas, sebuah portal yang berisi informasi ilmu pengetahuan sudah dapat
dikatakan sebagai situs e-Learning. eLearning atau Internet enabled learning menggabungkan
metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar. e-Learning adalah proses
belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara
digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar (Mahamboro. Warih, 2002).
Dengan demikian, e-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan
peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai
dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dengan peserta didik sebagai pusatnya yang
dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Pembelajaran saat ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif.
Pembelajaran tersebut memerlukan sebuah inovasi pembelajaran yang mampu mendorong
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu,perlu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata melalui
proses berpikir aktif siswa. Siswa harus mencari, mengkaji, merumuskan sendiri pengetahuan
yang harus dikuasai, sehingga pada akhirnya harus menguasai kompetensi yang harus
dimilikinya. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat
dengan menciptakan pembelajaran yang kondusif.

Pembelajaran berbasis masalah artinya siswa dihadapkan pada suatu permasalahan


dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.
Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan riil yang
memancing proses pembelajaran siswa. Hal ini sesuai dengan karakter pembelajaran
Geografi yang mengkaji/mempelajari gejala-gejala dipermukaan bumi secara keseluruhan
beserta segala interaksinya. Pembelajaran geografi berbasis masalah menekankan pada proses
internalisasinya yaitu bagaimana siswa produktif menganalisis, memahami, dan menghayati
makna gejala dan fenomena dari adanya proses interaksi antara siswa dengan lingkungan
belajarnya. Karakter pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih efektif. Model pembelajaran ini dapat menstimulus siswa untuk mencari dan
mengajukan permasalahan, serta menyelesaikannya. Berkaitan dengan hal tersebut,
kemampuan berpikir kritis sangat bermanfaat dalam pencarian data atau informasi sebagai
penyelesaian suatu masalah dalam era perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
kompleks.

Perkembangan pembelajaran saat ini sudah mengalami kemajuan. Hal ini berdasarkan
fakta bahwa teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangannya telah
memengaruhi dunia pendidikan. Semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola
pembelajaran dari tatap muka ke arah pendidikan yang lebih terbuka dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran (relationship) dan
memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi yang hampir tanpa batas. Maka muncul
inovasi berupa model pembelajaran berbasis teknologi. Perkembangan teknologi tersebut
dapat dimanfaatkan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran terutama dalam
implementasi pembelajaran berbasis masalah. Apabila siswa tidak dibekali dengan
kemampuan berpikir kritis, maka mereka tidak mampu mengolah, menilai dan mengambil
informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dilingkungannya. Oleh karena itu,
kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah penting dalam semua mata pelajaran,
termasuk Geografi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis permasalahan dan kendala siswa pada mata pelajaran geografi
terhadap pembelajaran online didapatkan beberapa info, yaitu pertama, kemampuan berpikir
kritis belajar tatap muka lebih tinggi dari pada belajar online. Kedua, model pembelajaran
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar anak siswa dalam mata pelajaran
geografi. Kemampuan berpikir kritis yang tinggi dikarenakan siswa lebih aktif selama
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran tatap muka. Siswa aktif
dalam mengonstruksi pengetahuannya melalui diskusi dan soal-soal yang berbasis masalah
nyata. Hal ini dapat mendorong kemampuan berpikir kritis dapat tergali secara maksimal.
Berikut beberapa analisis permasalahan dan kendala siswa SMA XI pada mata pelajaran
geografi terhadap pembelajaran online.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Nurhanisra Panggabean"


 Atika Suri Hutagalung

Menurut Atika Suri Hutagalung salah satu siswa SMA kelas XI yang bersekolah di
Madrasah Aliyah Negeri Pandan, pembelajaran sistem daring yang dilaksanakan selama
pandemi ini kurang efektif karena mengalami banyak kendala mulai dari akses internet yang
dinamis sampai minimnya penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan
juga terlalu banyak, sehingga terkadang dia tidak sempat mengerjakan pekerjaan rumah.
Selain itu dia juga menambahkan bahwa pembelajaran sistem daring juga sangat
membosankan, dia tidak dapat bertemu langsung dengan guru dan teman-temannya. Lain lagi
biaya untuk membeli paket internet yang cukup mahal. Karena dia salah satu siswa yang
sampai sekarang belum mendapatkan paket internet gratis dari Kemdikbud. Tetapi di balik
semua itu, dia juga mendapatkan beberapa manfaat salah satunya dia menjadi lebih mahir
dalam menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran online seperti aplikasi Zoom dan Google
Meet. Dia berharap pandemi ini cepat berlalu dan dia dapat kembali melaksakan
pembelajaran secara bertatap muka lagi.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Purnama Pasaribu"


 Gani Damanik (SMAN 1 Perumnas Batu 6)

Selama pembelajaran online, saya sangat kurang paham dengan materinya. Guru
hanya memberikan tugas, dan tugas-tugas tersebut pasti banyak. Kami disuruh
menggambarkan peta, namun hanya diberikan contoh peta saja. Kami harus inisiatif
mempelajari sendiri bagian-bagian peta tersebut karena guru hanya menyuruh kami
menggambar. Sungguh daring ini membuat saya lelah mengerjakan tugas.

 Obey Sihombing (SMAN 3 Pematang Siantar)

Setelah pembelajaran online, saya sangat kesulitan dalam memahami materi.


Terkadang saya sangat sulit mendapatkan jaringan yang bagus, saya harus mencari-cari
tempat yang memiliki jaringan baik, dan sejauh ini tempat terbaik yang saya temukan adalah
di belakang rumah saya. Dalam pelajaran, guru terlalu banyak memberi tugas dan sedikit
memberi penjelasan materi. Disaat guru menerangkan di depan kelas, saya kadang tak bisa
cepat paham, apalagi masa daring ini dimana guru hanya sedikit menerangkan, tentu saja
saya tak paham. Salah satu contoh tugasnya, kami disuruh untuk memahami mengenai
persebaran flora dan fauna. Saya memang sedikit paham karena belajar otodidak, namun
jikalau ada penjelasan dari guru, pasti pemahaman saya akan lebih dalam.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Randy Rio"

Jadi, pada pelajaran Geografi saat pembelajaran online kendalanya itu banyak.
Contohnya pada pelajaran geografi seharusnya banyak dilakukan presentasi atau penjelasan
guru terhadap suatu materi pelajaran. Tapi saat pembelajaran online tidak dilakukannya hal
tersebut, guru tidak menjelaskan materi pelajaran bahkan kadang hanya memberi soal yang
harus dijawab murid. Sehingga murid tidak mendapatkan ilmu tentang materi pelajaran
tersebut. Kalau hanya mengerjakan soal yang diberikan oleh guru kebanyakan siswa langsung
menggunakan google untuk membantunya menjawab soal-soal tersebut dan tidak
menganalisis jawaban yang bersumber dari google tersebut. Alhasil siswa dalam arti kata lain
hanya mencontek dari google dan hanya mengcopy paste dari google ke bukunya. Kadang
juga hanya diberikan materi yang bersumber dari youtube, itu memang membantu tapi
kebanyakan siswa tidak mempunyai paket data yang cukup untuk menonton materi tersebut.
Ada juga yang malas menontonnya.
Saya mewakili dari siswa yang mengikuti pembelajaran online (daring) merasa sangat
rugi, yang pertama siswa/siswi merasa bahwa belajar secara daring tidak eksekuensi dengan
pelajaran-pelajaran yang diberi, yang kedua siswa/siswi merasa bahwa pelajaran secara
daring lebih membawa siswa/siswi dalam hal menggapai soal-soal tetapi tidak
mencermatinya, yang ketiga siswa/siswi merasa pelajaran secara daring lebih fokus kepada
siswa/siswi yang cari muka terhadap hal-hal yang dianggap paling aktif, sebenarnya masih
banyak hal yang terbebani oleh siswa/siswi/mahasiswa terhadap pembelajaran jarak jauh.

Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Reiza Mariati Nababan"


 Caren Ester Hasibuan (SMA NEGERI 8 MEDAN)

Adapun siswa yang saya wawancarai bernama Caren Ester Hasibuan dari sekolah
SMA Negeri 8 Medan, memberi penjelasan mengenai permasalahan dan kendala yang
dialaminya dalam mata pelajaran geografi terhadap pembelajaran online ini. Yaitu dimana dia
sangat sulit sekali memahami metode pembelajaran yang dikatakan oleh gurunya sendiri.
Kemampuan berpikirnya kurang paham dengan yang dijelaskan oleh gurunya sehingga ia
berusaha mencari info-info yang harus dikejar agar tidak ketinggalan dalam pembelajaran.
Menurutnya, hasil pembelajaran online ini sangatlah kurang memuaskan, karena sulit
dipahami materi yang diberikan oleh gurunya. Dalam mata pelajaran geografi, ia selalu
berusaha memahami pembelajaran tiap pertemuannya, dengan mencatat apa yang dikatakan
atau dijelaskan oleh gurunya sebisa mungkin. Walaupun lancar tidaknya jaringan yang
kurang dipercaya, ia pun berusaha menyimak apa yang dikatakan oleh gurunya tersebut
dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Contoh materi pembelajaran yang ia simak ialah mengenai komposisi udara dalam
atmosfer, dimana manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang
paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi, ia tentu
dapat menyimpulkan sendiri bahwa betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena
tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk
kehidupan sehari-hari terdapat di atmosfer. Atmosfer juga berfungsi sebagai payung atau
pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah
hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga merupakan penghambat
bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui
atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Begitulah
penjelasan yang dapat beberapa ia mengerti dalam mata pelajaran geografi tersebut.
Dengan pembelajaran online ini juga ia sangat letih karena tugas yang harus ia
selesaikan, walau tidak mengerti metode dalam menyelesaikannya harus ia siapkan dengan
cepat karena beberapa tugas dari gurunya dalam bidang studi lainnya sangat banyak. Maka
dari itu ia pun harus mengejar menyiapkan dan menyelesaikan semua tugas yang dimilikinya
dengan benar. Dari proses pembelajaran online ini ia sangat tidak menyukainya, begitu pula
dengan pembelajaran online ini pastinya kurang menyenangkan menurutnya. Ia berharap
pembelajaran online ini segera berakhir dan lanjut ke pembelajaran tatap muka. Agar ia bisa
lebih leluasa dan mudah dalam menanggapi pembelajaran yang ia ikuti. Itulah penjelasan dari
siswa yang saya wawancarai dalam permasalahan dan kendala pada mata pelajaran geografi
terhadap pembelajaran online ini. Sekian dan terima kasih.
Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Reyka Angelin"

Menurut siswa yang berseragam pramuka (Siswa Kalam Kudus Medan) berpendapat
bahwa agak lebih susah memahami materi kalau secara daring gini, karena guru tidak dapat
menjelaskan secara penuh atau langsung sehingga tidak terlalu rinci, dan yang kurang paham
nya untuk materi menghitung di soal yang terdapat di geografi, misalnya seperti mencari
skala, lalu interval kontur, terkadang saya masih susah mau memahami, tapi disisi lain saya
juga mampu mengerjakan nya tergantung bagaimana cara penyampaian oleh guru tersebut, ya
intinya sebenarnya metode belajar daring ataupun bertatap muka tidak jauh berbeda, hanya
ada beberapa kelemahan metode belajar daring ini.

Menurut siswa yang berseragam putih (Siswa SMA Negeri 4 MEDAN) berpendapat
bahwa permasalahan kendala dalam mata pelajaran geografi dengan metode daring masih
sukar diterima dan jauh lebih baik belajar tatap muka dibandingkan belajar secara online
salah satu permasalahnya adalah koneksi internet sering buruk yang mengalami putus
koneksi jaringan mengakibatkan terganggunya proses pembelajaran jarak jauh yang akan
disampaikan oleh guru dihari jam berlangsung dimata pelajaran guru tersebut sehingga
menjadi ketinggalan materi.
Menurut siswa yang diwawancarai oleh "Very Hotman Sijabat"
 Martha Lestari Manurung (SMA Negeri 1 Siantar)

Selama menjalani proses pembelajaran jarak jauh (online) pada pembelajaran


Geografi, saya mengalami banyak kesulitan. Di antaranya yaitu akses internet yang kurang
memadai sehingga sulit memahami apa-apa saja yang dijelaskan guru, penjelasan materi yang
kurang maksimal dikarenakan guru tidak menjelaskan secara terperinci seperti contoh pada
saat materi cara menghitung pertumbuhan penduduk disuatu wilayah. Guru memberikan
tugas mengenai itu dan saya masih kurang mengerti caranya karena kurangnya contoh dan
berlatih. Ketika belajar secara langsung aja belum paham apalagi secara online.

 Rio Siahaan (SMA Negeri 4 Pematang Siantar)

Menurut saya, saat pembelajaran online pada mata pembelajaran Geografi, saya
sangat sulit memahami penjelasan dikarenakan banyaknya kendala seperti contoh masalah
jaringan yang sulit dilawan dan guru hanya membaca materi dan sedikit menjelaskannya
sehingga muncul rasa malas dan juga sulit untuk berkonsentrasi. Sehingga saya menjadi lebih
banyak waktu untuk bermain handphone. Seperti bermain game, dan sosial media lainnya
dibandingkan dengan belajar. Terlebih ketika guru sering memberikan banyak tugas-tugas
yang malah akan membuat saya semakin malas sehingga mencari jawabannya lewat goggle.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembelajaran online ini merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang disampaikan
secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Bahannya
biasa sering diakses melalui sebuah jaringan. Sumbernya bisa berasal dari website, internet,
intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan instruksi, e-learning juga dapat memonitor
kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan peserta didik. E-learning tidak hanya
mengakses informasi (misalnya, halaman web), tetapi juga membimbing peserta didik untuk
mencapai hasil belajar yang spesifik (misalnya, tujuan). Pendidikan pembelajaran online telah
berkembang. Siswa tidak hanya dapat mengakses pengetahuan dari buku pelajaran, tetapi
juga dapat mengakses materi pelajaran dari luar sekolah. Guru dan siswa dapat memperoleh
informasi yang banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari beberapa perpustakaan di
seluruh dunia. Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan mengakses
informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok minat khusus),
berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau dengan para ahli di bidang studi
tertentu, dan saling bertukar informasi. Kegiatan seperti yang dilakukan oleh geografis
nasional memungkinkan siswa dan guru bersama-sama untuk menuai keuntungan dari
menghubungkan jaringan nasional siswa, guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai
topik. Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik untuk memperkaya
pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena pembelajaran online menyediakan
sebuah lingkungan belajar yang interaktif dalam pembelajaran online ini.

B. SARAN

Masukan dan saran ini hanyalah sarana prasarana yang masih kurang memuaskan,
karena dengan instruktur free mengakibatkan mungkin sarana prasarana kurang. Namun
demikian kedepan perlu kegiatan ini mampu meningatkan kita agar lebih baik untuk
kedepannya. Kemampuan siswa dalam pembelajaran online ini harus terus belajar guna
memperbaiki pendidikan dan pembelajaran di satuan Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Purwanto, N. 2002. Prinsip-prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya.
http://e-journal.uajy.ac.id/6555/3/MTF201901.pdf

Anda mungkin juga menyukai