Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

“Pusingku Bukan Karena Kamu Tapi Karena Dia” - Gejala yang menyertai : Gangguan pendengaran, tinnitus,
perasaan tidak seimbang sehingga tidak bisa berakitvitas
 Anamnesis
seperti biasa.
A. Identitas Pasien
Catatan : mual muntah tidak ada, sakit kepala hebat tidak
- U
ada, wajah mencong tidak ada.
m
D. Riwayat Penyakit Dahulu :Bengkak pernah dialami pasien sebanyak
u
5 kali sejak 5 tahun yang lalu. Keluar cairan berwarna putih
r
kekuningan dan berbau sejak 5 tahun yang lalu. Cairan tidak
pernah berhenti sejak 3 bulan yang lalu.
E. Riwayat Kesehatan Keluarga : -
F. Riwayat Sosial dan Ekonomi : -
:
 Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis, TTV

22 tahun dalam batas normal. TB : 160 cm dan BB : 54 Kg.

- Jenis Kelamin : Laki-laki - Pemeriksaan status lokalis THT : telinga kanan dalam batas

B. Keluhan Utama : keluhan bengkak dan nyeri di belakang telinga normal, daun telinga kiri normal, tidak ada kelainan

kiri sejak 1 minggu yang lalu. kongenital, liang telinga sempit, tampak shagging, sekret

C. Riwayar Penyakit Sekarang mukupurulen yang berbau. Memberan timpani tampak

- Lokasi : Telinga kiri perforasi total. Pada retroaurikula sinistra tampak bengkak

- Onset : 1 minggu ukuran 2 x 1 x 0,3 cm berwarna kemerahan, perabaan panas

- Kuantitas keluhan : - dan nyeri tekan, terdapat fluktuasi pada bengkak.

- Kualitas keluhan : -  Pemeriksaan Penunjang

- Faktor-faktor yang memperberat keluhan : - - Pemeriksaan garpu tala diperoleh :

- faktor-faktor yang meringan keluhan : - a. Rinne : telinga kiri (-), telinga kanan (+)
b. Weber : lateralisasi ke kiri

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

c. Schwabach : kiri memanjang dan kanan sama dengan 4. Sekret mukopurulen : sekret yang mengandung mucus dan
pemeriksaan purulent (nanah).
- Pemeriksaan head shake : nystagmus horizontal 5. Membran timpani tampak perforasi : Membran timpani
- Tes Romberg : cenderung jatuh ke kiri merupakan bagian telinga luar. MT berbentuk kerucut dengan
puncaknya disebut umbo dan dasarnya berbentuk oval. MT
dibagi dua bagian yakni pars tensa dan pars flasida. Perforasi
 STEP 1 : Mengklarifikasi Istilah yang Belum Diketahui membrane timpani berarti penurunan impermeabilitas
1. Tinitus : persepsi bunyi yang diterima oleh telinga penderita (kedap/tidak dapat ditembus) yang memisahkan telinga luar
tanpa adanya rangsagan bunyi dari luar. Tinnitus berasal dari dan tengah membrane elastis, yang memberikan persepsi dan
bahasa latin “tinnere”  berdenging. Terdiri atas objektif dan penguatan gelombang suara eksternal  rupture pada
subjektif. membrane timpani sehingga berbentuk lubang di antara telinga
o Tinitus subjektif : tinnitus yang hanya dirasakan oleh tengah dan telinga luar.
telinga penderita tanpa dapar dirasakan oleh telinga orang 6. Retroaurikula sinista
lain atau pemeriksa. Dapat didengar oleh orang lain 7. Fluktuasi : menunjukkan naik turunnya kondisi kesehatan
menggunakan stetoskop  kerusakan koklea atau seorang pasien dalam penyakit tertentu.
perubahan jalur pendengaran pusat. 8. Pemeriksaan garpu tala : pemeriksaan pendengaran yang
o Tinnitus objektif : tinnitus yang ditemukan karena adanya digunakan untuk membantu menentukan jenis gangguan
sumber suara yang berasal dari organ dalam telinga seperti pendengaran dengan bantuan garpu tala.
pada kelainan vascular atau disfungsi otot. Hanya dapat 9. Pemeriksaan rinne : bertujuan untuk membandingkan
didengar oleh penderita  gangguan pendengar karena hantaran udara dan hantaran tulang pada telinga seseorang.
kebisingan yang merusak sel-sel rambut di telinga bagian Normal  konduksi udara ≥ konduksi tulang. Konduktif 
dalam. konduksi udara < konduksi tulang. Sensorineural  konduksi
2. Composmentis : Pasien dalam keadaan sadar penuh dengan udara > konduksi tulang.
nilai GCS 15 (E4M6V5). 10. Pemeriksaan weber : bertujuan untuk membandingkan
3. Shagging hantaran/konduksi tulang pada kedua telinga subjek dan

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

menentukan apakah penurunan monoaural terkait saraf atau 1. Dasar diagnosis


konduktif. Normal  suara terdengar sama di kedua telinga Jawab : Mastoiditis at causa OMSK tipe malignant5
pendengar. Tuli sensorineural  laterasasi suara ke telinga
sehat. Tuli konduktif  laterasasi suara ke telinga Kriteria diagnosis OMSK tipe bahaya : riwayat keluar cairan
bermasalah. dari telinga terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2
11. Pemeriksaan Schwabach : bertujuan untuk membandingkan bulan dengan atau tanpa gejala lain, adanya perforasi
antara pengantaran tulang antara telinga pemeriksa dan membran timpani dan ditemukan kolesteatoma pada
telinga subjek (pemeriksaan subjektif). Normal  pemeriksan pemeriksaan fisik atau kecurigaan adanya kolesteatoma pada
dan penderita sama-sama tidak mendengar dengungan. Tuli pemeriksaan patologi anatomi atau pemeriksaan radiologi,
konduktif  schwabach memanjang. Tuli sensorineural  o Anamnesis :
schwabach memendek. a. Riwayat sering keluar cairan dari telinga atau terus
12. Pemeriksaan head shake menerus dan berbau, dapat disertai darah lebih dari 2
13. Nystagmus horizontal : kondisi ketika bola mata membuat bulan.
gerakan yang cepat dan berulang ke arah horizontal. b. Gangguan pendengaran
14. Tes Romberg : tes yang mengukuran keseimbangan seseorang. c. Tinnitus
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan mula-mula d. Nyeri telinga
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutuo, biarkan pada e. Gejala komplikasi :
posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa  Intra temporal : vertigo, muka mencong, ketulian
penderita tidak dapat menentukan posisinya. Pada kelainan total
vestibuler hanya pada tertutup badan penderita akan  Ekstra temporal : bisul di belakang daun telinga,
bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mual, muntah, nyeri kepala hebatm penurunan
mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kesadaran, demam tinggi
kelainan serebral badan penderita akan bergoayang baik pada o Pemeriksaan Fisik :
mata terbuka maupun pada mata tertutup. a. Terdapat kolesteatoma
 STEP 2 : Mendefinisikan Masalah (Penjelasan) b. Perforasi membrane timpani atik, margina, atau total

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

c. Liang telinga bisa lapang atau sempit, jika terjadi Keluarnya cairan tersebut disebabkan oleh penuhnya gendang
shagging akibat destruksi liang telinga posterior telinga dan robeknya gendang telinga, yang dapat disebabkan
d. Sekret mukopurulen/purulent yang berbau oleh faktor infeksi saluran napas atas yang berulan dan tidak
e. Dapat disertai jaringan granulasi di telinga tengah ditangani dengan baik, serta manipulasi telinga, seperti
f. Jika terdapat komplikasi dapat ditemukan abses penggunaan cotton bud dan penggunaan earphone yang
retroaurikular, fistel retroaurikular, paresis fasialis bersamaan.
perifer, atau ditemukan tanda-tanda peningkatan
Apabila menderita otitis media, penderita akan diberikan obat
tekanan intracranial
seperti dekongestan untuk meluruhkan lendir di telinga tengah,
penurun demam, pereda nyeri, dan antibiotik untuk mengobati
2. Penyebab keluarnya cairan berwarna putih kekuningan dan
infeksi. Namun, apabila hal tersebut terjadi terus menerus,
berbau dari telinga
terdapat risiko robekan pada gendang telinga yang permanen
Jawab :
yang membutuhkan operasi untuk menutupnya kembali, serta
Keluarnya cairan dari telinga yang berbau dan berwarna putih
bisa juga dilakukan tambahan operasi untuk memperbaiki
kekuningan seperti nanah dapat mengindikasikan adanya radang
telinga tengah dan tulang pendengaran.
pada telinga tengah yang disebut sebagai otitis media. Otitis
media terdiri dari : 3. Penyebab munculnya benjolan di belakang telinga

o Otitis media akut, disertai demam, nyeri, dan keluar cairan Jawab :

kuning yang disebabkan oleh infeksi. Benjolan di belakang telinga sering kali disebabkan oleh

o Otitis media efusi, disertai dengan keluar cairan bening oleh infeksi bakteri dan virus. Contoh infeksi yang bisa memicu

karena cairan yang menumpuk di telinga tengah saat infeksi munculnya benjolan tersebut adalah radang tenggorokan,

saluran napas atas. mononucleosis, campak, cacar, dan bahkan HIV/AIDS.

o Otitis media supuratif kronik, sudah terjadi berulang-ulang Selain infeksi, ada beberapa penyakit lain yang dapat

dan minimal selama 2 bulan dan terdapat robekan pada menyebabkan benjolan di belakang telinga, di antaranya :

gendang telinga. a. Otitis media dan interna

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

Otitis media adalah infeksi di telinga bagian tengah, Kondisi ketika terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
tepatnya pada rongga yang terletak di belakang telinga. Kelenjara getah bening tersebar diberbagai bagian tubuh
Infeksi ini biasanya menyebabkan penumpukan cairan di dan salah satunya di belakang telinga. Ketika kelenjar
telinga, rasa sakit pada telinga, dan pembengkakan di getah bening yang ada di belakang telinga membengak,
bagian belakang telinga. Otitis media yang sering kambuh maka akan tampaj benjolan di area tersebut.
dan tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi, seperti e. Kanker
infeksi telinga bagian dalam (otitis interna), kehilangan Kanker nasofaring, kanker ini sering kali tidak bergejala
pendengaran, gendang telinga pecah, tumor, di dalam pada tahap awalnya. Namun, seiring berkembangnya
telinga yang disebut kolesteatoma dan meningitis. penyakit, dapat muncul benjolan di belakang telinga yang
b. Mastoidits diiringi gejala lain, seperti :
Peradangan pada tulang mastoid, yaitu tulang belakang o Nyeri telinga
telinga yang berperan dalam proses pendengaran. Salah o Pilek yang tidak kunjung sembuh
stu tanda mastoiditis adalah benjolan di belakang telinga. o Sering mimisan
Gejala ini biasanya disertai sakit kepala dan keluar nanah o Gangguan pendengaran
atau cairan dari dalam telinga. o Bercak atau sariawan di mulut yang tidak kunjung
Mastoidits sering kali disebabkan oleh otitis media yang menghilang
tidak segera diobati. Sehingga bakteri dari rongga telinga o Suara menjadi serak
bagian tengah menyebar ke tulang mastoid. o Nyeri pada leher atau rahang
c. Abses o Penurunan berat badan
Abses atau benjolan yang berisi nanah muncul ketika 4. Interpretasi hasil pemeriksaan garpu tala
tubuh melawan kuman penyebab infeksi. Saat memerangi Jawab :
bakteri, tubuh mengirim sel darah putih ke area tubuh a. Rinne : telinga kiri (-), telinga kanan (+)  Tuli
yang terinfeksi, misalnya belakang telinga. konduktif
d. Limfadenopati b. Weber : lateralisasi ke telinga kiri  Tuli konduktif

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

c. Schwabach : kiri memanjang, kanan normal  Tuli  Riwayat keluar cairan telinga hilang timbul atau terus
konduktif menerus lebih dari 2 bulan, sekret yang keluar
biasanya tidak berbau
 Gangguan pendengaran
 Dapat disertai gangguan keseimbangan
 Nyeri telinga
 Tinitus
Materi Berdasarkan Kasus pada Skenario : c. Pemeriksaan penunjang

A. OMSK - Dapat dilakukan pemeriksaan otomikroskopik/endoskopi

1. Definisi : otitis media (OM) adalah suatu keadaan kompleks - Pemeriksaan fungsi pendengaran

dari infeksi dan inflamasi yang menyerang telinga tengah.  Audiometri nada murni

Otitis media supuratif kronik adalah peradangan kronik telinga  Audiometri tutur

tengah dengan perforasi membrane timpani dan riwayat  Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)

keluarnya sekret dari telinga lebih dari dua bulan, baik terus - Dianjutkan HRCT mastoid potongan aksial koronal

menerus maupun hilang timbul. tanpa kontras ketebalan 0,6 mm.

2. Klasifikasi : Dua tipe OMSK yaitu tipe aman (tanpa - Kultur dan resistensi sekret telinga

kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan kolesteatoma). - Pemeriksaan fungsi tuba Eustachius

o OMSK Tipe Aman - Pemeriksaan fungsi keseimbangan

a. Definisi : OMSK tipe aman adalah radang kronik telinga - Pemeriksaan fungsi saraf fasialis

tengah disertai perforasi membrane timpani dan sekret - Dapat dilakukan Paper patcg test

liang telinga yang berlangsung lebih dari 2 bulan, baik - Pemeriksaan histopatologi jaringan saat operasi

hilang timbul maupun terus menerus tanpa diserta d. Diagnosis banding : Acute suppurative otitis media, otitis

adainya kolesteatoma. media supuratif kronik tipe bahaya

b. Anamnesis : e. Terapi
 Non Pembedahan

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI


SKENARIO 1 “ THT” [Publish Date]

1) Hindari air masuk kedalam telinga fungsi pedengaran secara signifkan. Diperkirakan terdapqt 31 juta kasus
2) Cuci liang telinga dengan NaCl 0,9%, Asam asetat 2%, baru OMSK per tahun, dengan 22,6% pada anak-anak berusia < 5
Peroksida 3% tahun.
3) Antibiotika : topical : tetes telinga ofloksasi, sistemik :
Faktor resiko : faktor resiko dari OMSK belum jelas, namun infeksi
anti pseudonmonas sp (golongan quinolone dan
saluran napas atas berulang dan kondisi sosio-ekonomi yang buruk
sefalosporin generasi IV)
(perumahan padat, higienitas, dan nutrisi yang buruk) mungkin
 Pembedahan : Timpanoplasti dengan atau tanpa
berhubungan dengan perkembangan dari OMSK. Penyebab paling umum
mastoidektomi.
dari OM akut adalah Streptococcus pneumonia, Hemophilus influenza,
 Setelah Operasi
dan Moraxella catarrhalis. Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
f. Prognosis
aureus merupakan bakteri aerob yang paling sering ditemukan pada
Ad vitam : bonam
pasien OMSK, diikuti dengan Proteus vulgaris dan Klebsiella pneumonia.
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
g. Edukasi
Berobat segera bila batuk pilek
Hindari air masuk ke dalam telinga
Menyarankan operasi dengan tujuan menurunkan risiko
kekambuha, mencegah komplikasi lebih lanjut serta perbaikan
fungsi pendengaran

Epidemiologi : Prevalensi otitis media supuratif kronis (OMSK) di


seluruh dunia yaitu sekitar 65-330 juta orang, terutama di negara
berkembang, dimana 39-200 juta orang (60%) menderita penurunan

BLOK 10 SENSE ORGAN PUTRI ASWARIYAH RAMLI

Anda mungkin juga menyukai