Disusun oleh :
Murry Agusthin Tehusyana (2165050102)
Robby Syabastian Rajaguguk (226500010)
Sanidya Fasya Hardiansya (226500071)
Sherlye Maclaine Gunawan (226500073)
Pembimbing:
dr. E. Anang Widyanta, M.Sc., Sp.KJ
I. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Tn. IM
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Jl Arboi RT 001/008 Bojongnangka, Pemalang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Masuk : 31 Juli 2022
Tanggal Pemeriksaan : 02 Agustus 2022
Cara Masuk : Diantar oleh ibu pasien dan kepala desa
No Rekam Medik : 001xxxxx
Genogram
Keterangan :
= Meninggal
= Laki – laki
= Perempuan
= Pasien
Keadaan umum
Nadi : 85 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5℃
BB : 55 kg
TB : 166 cm
Status Generalisata
Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata
Abdomen : Distensi (-), BU (+), timpani (+), supel (+), nyeri tekan(-)
Status Neurologis
● GCS : 15 (E4 M6 V5)
● Pemeriksaan Nervus Kranialis I – XII : Tidak dilakukan pemeriksaan.
A. Deskripsi Umum
● Penampilan : Tampak seorang laki - laki, sesuai dengan usianya, rawat diri
cukup baik, cara berpakaian rapi dan kebersihan baik.
● Kesadaran :
- Kuantitatif : Compos Mentis, GCS E4V5M6
- Psikiatri : Jernih
● Pembicaraan : Kuantitas cukup, kualitas spontan, volume cukup
● Perilaku dan aktivitas motorik : Normoaktif
● Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Alam Perasaan
● Mood : Hipertimia
● Afek : Serasi
●
C. Gangguan Persepsi
● Halusinasi : Auditorik (+) minimal
● Ilusi : Tidak ada
● Derealisasi : Tidak ada
● Depersonalisasi : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
● Sensorium : Compos mentis
● Fungsi kognitif : Sesuai taraf pendidikan terakhir
- Daya konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi dan perhatian baik
- Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
- Daya ingat
a. Jangka pendek : Baik, pasien perlu dipancing untuk mengingat menu
makanan tadi pagi.
b. Jangka panjang : Kurang baik, pasien tidak dapat mengingat tanggal ulang
tahunnya.
● Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
E. Proses Pikir
● Arus Pikir : Asosiasi longgar
● Isi Pikir : Waham kebesaran (-), waham kejar (-), waham rujukan (-), waham
dikendalikan (-).
● Bentuk Pikir : Non realistik
V. RESUME
Pasien laki – laki berusia 40 tahun dibawa ke IGD RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang pada
tanggal 31 Juli 2022 dengan keluhan pasien marah – marah sampai mengamuk, suka
keluyuran dan menganggu tetangga, bicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien sudah 6x
rawat inap di Rumah Sakit yang berbeda sebelumnya. Pasien tidak rutin minum obat dan
tidak pernah kontrol ke Puskesmas. Pasien mengaku mendengar suara – suara namun
sekarang sudah berkurang. Pasien masih mau makan seperti biasa tanpa disuruh, pasien
sudah mau mandi. Pasien tampak cukup rapi, menggunakan baju pasien, pembicaraan
terkadang nyambung terkadang tidak nyambung, pasien koperatif, konsentrasi mudah
teralih, arus pikir asosiasi longgar.
c. Sindroma Katatonik
● Asosiasi longgar (+)
● Halusinasi auditorik (+)
● Gaduh-gelisah (+)
gangguan afektif, dorongan kehendak Terpenuhi Tidak ada gejala katatonik pada
dan pembicaraan, serta gejala pasien
katatonik, secara relative tidak nyata /
tidak menonjol
Kriteria umum tersebut diatas (F06) Tidak terpenuhi Halusinasi auditorik (+),
halusinasi visual (+), waham
kebesaran (+), asosiasi longgar
(+)
X. TATALAKSANA
● Terapi Farmakologi (Psikofarmaka)
Terapi usulan untuk pasien pada kasus ini yaitu : Risperidone 2 mg / 12 jam PO
Terapi farmakologi pada kasus ini yaitu antipsikotik (Risperidone) mengingat adanya
gejala psikotik pada pasien. Risperidone merupakan obat anti-psikotik golongan II atau
golongan atypical yang bermanfaat untuk mengontrol baik dari gejala positif dan
negatif karena obat golongan ini berfungsi sebagai serotonine dopamine receptor
antagonis (SDA). Obat ini berafinitas terhadap dopamine D2 receptors dan Serotonin
5HT2 receptors sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan negatif. Pemberian
Risperidone juga karena efek sedasi minimal dan resiko menyebabkan ekstra
pyramidal sindrom yang minimal.
● Terapi Non Farmakologi
a) Psikoterapi
Konseling dapat diberikan untuk membantu pasien dalam memahami penyakitnya,
melatih ADL (Activity Daily Living) pasien, dan juga diharapkan dapat
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, psikoterapi juga diharapkan
dapat meningkatkan kembali fungsi peran pasien antara episode kambuh, dan lebih
jauh lagi yaitu untuk membantu pasien dalam mengatasi stressor.
XI. PROGNOSIS
1. Premorbid
a. Riwayat gangguan dalam keluarga tidak ada : Baik
b. Status perkawinan menikah : Baik
c. Dukungan keluarga & lingkungan sosial ada : Baik
d. Status sosial ekonomi menengah ke bawah : Buruk
e. Stressor pekerjaan : Buruk
2. Morbid
a. Onset usia dewasa muda : Buruk
b. Jenis penyakit riwayat psikotik tidak jelas : Buruk
c. Ide bunuh diri tidak ada : Baik
d. Penyakit organik tidak ada : Baik
e. Respon terapi baik : Baik
f. Kepatuhan minum obat, tidak patuh : Buruk
g. Tilikan derajat 1 : Buruk