Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl .DM
dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat
diketahui sudah terjadi komplikasi . DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh
manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi. Diabetes Melitus
merupakan penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis
serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi
insulin, kerja insulin maupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan
disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal,
saraf, jantung, dan pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus ditemukan gangguan
metabolisme semua sumber makanan tubuh kita, kelainan metabolisme yang paling utama
ialah kelainan metabolisme karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis diabetes melitus selalu
berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam plasma darah.(1)(2)
Data dari Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas 2018 menyatakan pravelensi diabetes
melitus sebesar 2,0% di tingkat nasional. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan
pravelensi diabetes melitus pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Pravelensi diabetes
melitus di Aceh berdasarkan Riskesdas 2018 mencapai 2,4%, hal tersebut menunjukkan
bahwa prevalensi diabetes melitus di Aceh lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi
nasional.(3)(4)
Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam
kehamilan, dan diabetes tipe lain. DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi
autoimun). Sel β pankreas merupakan satu-satunya sel tubuh yang menghasilkan insulin yang
berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh. DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus
DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Bentuk
DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi insulin relatif sampai
defek sekresi insulin. (2)
DM dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang serius pada organ tubuh
seperti mata, ginjal, jantung, dan pembuluh darah. Untuk mencegah komplikasi yang lebih
serius adalah dengan diagnosis dini DM agar dapat diberikan intervensi lebih awal. Salah satu
akibat komplikasi kronik atau jangka panjang penyakit DM adalah ulkus diabetikum. Ulkus
diabetikum disebabkan adanya tiga faktor yang sering disebut trias, yaitu: iskemik, neuropati
dan infeksi. Faktor risiko terjadi ulkus diabetikum pada penderita penyakit DM adalah Jenis
kelamin , Lama Penyakit Diabetes Melitus (DM), Neuropati, Peripheral Artery Disease dan
Perawatan kaki. (5)
Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas hidup penderitanya. Hal ini turut dipengaruhi dengan berbagai
komplikasi yang ditimbulkan. Salah satu komplikasi yang terjadi akibat DM adalah ulkus
diabetikum. Ulkus diabetikum merupakan kejadian luka yang timbul pada penderita DM
akibat komplikasi mikroangiopati dan makro \angiopati. Neuropati perifer akan
menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki. Lamanya seseorang menderita
DM akan menyebabkan komplikasi mikroangiopati sehingga neuropati diabetikum akan
menyebabkan timbulnya ulkus pada kaki.(6)
Lamanya menderita DM juga akan meningkatkan resiko kejadian ulkus yang
berulang. Hal ini tentunya akan menurunkan kualitas hidup penderita. Masa
penyembuhan yang lama akan menyebabkan penderita tidak bisa bekerja dengan
maksimal. Lamanya menderita DM akan menyebabkan seseorang berpotensi mengalami
kejadian ulkus berulang, sehingga diperlukan tindakan pencegahan ulkus yang tepat.
Berdasarkan hal itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan insiden ulkus
berulang pada penderita DM, gambaran penderita ulkus berulang serta penilaian derajat
keparahan ulkus. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat dilakukan tindakan
pencegahan ulkus berulang.(6)
DAFTAR PUSTAKA

1. Bagus I, Kardika W, Herawati S, Wayan I, Sutirta P, Bagian Y, dkk. PREANALITIK DAN


INTERPRETASI GLUKOSA DARAH UNTUK DIAGNOSIS DIABETES MELITUS.
2. Wahyu D,FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
DALAM PENGELOLAAN DIET PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI KOTA SEMARANG [Internet]. Vol. 2, JHE. 2017. Available from:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/
5. Kesehatan J, Loviana Roza R, Afriant R, Edward Z. Faktor Risiko Terjadinya Ulkus
Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M.
Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang [Internet]. Vol. 4, Andalas. 2015. Available from:
http://jurnal.
6. Marissa N, Ramadhan N, Litbang Biomedis Aceh Jl Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr
Tgk Dilangga No L, Besar A. Kejadian Ulkus Berulang Pada Pasien Diabetes Mellitus (Nelly
Marisa, Nur Ramadhan) KEJADIAN ULKUS BERULANG PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS.
 

Anda mungkin juga menyukai