Anda di halaman 1dari 74

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan di RSUD R. Syamsudin, SH Kota

Sukabumi yang terletak di Jalan Rumah Sakit No. 1, Cikole,

Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat. RSUD R. Syamsudin

SH. Kota Sukabumi Didirikan sejak pemerintahan Hindia Belanda

Tanggal 9 September 1920. Fasilitas pelayanan yang tersedia antara

lain : Penunjang medis (radiologi, hemodialisa, cathlab, ct scan 128

slices USG 4D dll), instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, ruang

rawat inap, laboratorium patologi klinik, rehabilitasi medik, medical

check-up (MCU).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data dari kasus

praktek dilakukan diruang HCU yang dimana merupakan ruang

perawatan pasien untuk Bayi Baru Lahir dalam. Gedung Famili terdiri

dari 2 ruang infeksius dan non infeksius

2. Pengkajian Keperawatan

a) Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien Dan Identitas Penanggung Jawab


IDENTITAS KIIEN 1 KLIEN 2
1) Bayi
Nama By. Ny. N By. Ny. D
Tempat Tanggal Lahir Sukabumi 27-05-2023 (0 Sukabumi 26-05-2023
(umur) Hari) (1 Hari)
Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
Tanggal Masuk RS 27-05-2023 27-05-2023

48
49

Diagnosa Medik Berat Badan Lahir Rendah Berat Badan lahir Rendah
2) Ayah
Nama Tn. D (Kandung) Tn. Y (Kandung)
Umur 23Tahun 28 Tahun
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Pendidikan SMA SMA
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
3) Ibu
Nama Ny. N Ny. D
Umur 22Tahun 28 Tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Pendidikan SMA SMA
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
4) Penanggung Jawab Klien
Nama Tn. D (Kandung) Tn. Y (Kandung)
Umur 23 Tahun 28 Tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Agama Islam SMA
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang

b) Identitas Saudara Kandung

Tabel 4.2 Identitas Saudara Kandung


STATUS
No NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN
Klien 1
1 - - - -
Klien 2
1 An. S 7 tahun Saudara Kandung Baik

c) Riwayat Kesehatan

Tabel 4.3 Riwayat Kesehatan


Riwayat Kesehatan Sekarang Klien 1 Klien 2
Keluhan Utama Bayi sesak Bayi sesak
Riwayat Keluhan Utama Klien tampak sesak, Klien tampak sesak,
terdapat pernapasan terdapat pernapasan
cuping hidung dan cuping hidung dan
terdapat retraksi dinding terdapat retraksi dinding
dada, suhu tubuh klien dada, suhu tubuh klien
dibawah nilai normal, dan dibawah nilai normal, dan
berat badan klien dibawah berat badan klien
nilai normal. dibawah nilai normal.
Riwayat Masuk Rumah Sakit Bayi lahir dirumah jam Bayi lahir dirumah jam
20.00, kemudian jam 15.30, kemudian jam
22.00 bayi dibawa ke RS 17.30 bayi dibawa ke RS
50

dengan keluhan sesak dengan keluhan sesak


Riwayat Kesehatan
1. Ibu
a. Keluhan selama hamil Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak
ada keluhan selama ada keluhan selama
kehamilan kehamilan
b. Imunisasi TT Klien mengatakan Klien mengatakan
imunisasi TT imunisas TT
c. Komplikasi kehamilan - -
d. Usia ibu saat hamil 22Tahun 28 Tahun
e. Usia kehamilan 39 Minggu 36 Minggu
f. Jenis persalinan Normal Normal
g. Penolong persalnan Bidan Paraji
h. Komplikasi pada saat dan - -
setelah melahirkan
2. Riwayat Bayi
a. Kondisi bayi Sesak Sesak
b. BB lahir, PBL, LK/LD BB: 2.000 gram BB: 1.700 gram
PB: 47cm PB: 46 cm
LK: 29 cm LK: 28 cm
LD: 30 cm LD: 29 cm
c. APGAR 7/8 6/7
d. Imunisasi - -
e. Anak pada saat lahir tidak Pada saat lahir bayi tidak Pada saat lahir bayi tidak
mengalami segera menangis segera menangis

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Tabel 4.4 Riwayat Kesehatan Keluarga


Genogram
Klien 1 Klien 2

Interpretasi: Dari data diatas didapatkan Interpretasi: Dari data diatas didapatkan
bahwa Tn. D dan Ny. N menikah dan bahwa Tn. Y dan Ny. D menikah dan
memiliki satu anak yaitu By. Ny N memiliki dua anak yaitu An. S dan By. Ny D
51

e) Kebutuhan Fisik dan Psikososial

Tabel 4.5 Kebutuhan Fisik dan Psikososial


Kebutuhan fisik dan Klien 1 Klien 2
psikososial
Nutrisi Minum ASI 100 cc/24 jam Minum ASI 100 cc/24 jam
Eliminasi BAK dan BAB 6 kg dalam 24 BAK dan BAB 5 kg dalam 24
jam jam
Istirahat dan tidur Seiap saat Setiap saat
Personal hygiene Mandi diseka 2x pagi dan sore. Mandi diseka 2x pagi dan sore.
Menggangti pakaian 2x pada Menggangti pakaian 2x pada
pagi dan sore hari. pagi dan sore hari.
Psikososial - -

f) Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik


PEMERIKSAAN Klien 1 Klien 2
Keadaan Umum Lemah Lemah
Kesadaran Compos mentis (E:4, M:6, Compos mentis (E:4, M:6,
V:5) V:5)
Tanda-tanda vital Tekanan Darah: - Tekanan Darah: -
Heart Rate: 126x/menit Heart Rate: 131x/menit
Suhu: 36 C Suhu: 36,2 C
Pernafasan: 64x/menit Pernafasan: 63x/menit
Antropometri BB: 2.000gram BB: 1.800 gram
PB: 48cm PB: 46 cm
Lingkar Lengan: 10 cm Lingkar Lengan: 9 cm
Lingkar Dada: 30cm Lingkar Dada: 29 cm
Lingkar Kepala: 29 cm Lingkar Kepala: 28 cm
Lingkar Perut: 33 cm Lingkar Perut: 28 cm
Status Gizi Tidak perlu asuhan Gizi Tidak perlu asuhan Gizi
Reflek-reflek Menangis: Merintih Menangis: Merintih
Sucking (Menghisap): ada Sucking (Menghisap): ada
Rooting (Menoleh): ada Rooting (Menoleh): ada
Graps (Menggenggam): ada Graps (Menggenggam): ada
Babinszki: ada Babinszki: ada
Moro: ada Moro: ada
Tonic Neck: ada Tonic Neck: ada
52

g) Pemeriksaan Head To Toe

Tabel 4.7 Pemeriksaan Head To Toe


PEMERIKSAAN Klien 1 Klien 2
Kepala Terdapat pemisahan antara Terdapat pemisahan antara
fontanel dan garis sutura tampak fontanel dan garis sutura tampak
jelas dan tulang fontanel agak jelas dan tulang fontanel agak
lunak, cekung dan belum lunak, cekung dan belum
menutup. Rambut tebal, tidak ada menutup. Rambut tebal, tidak
benjolan atau lesi pada kepala, ada benjolan atau lesi pada
wajah simetris, tidak ada benjolan kepala, wajah simetris, tidak ada
pada kelenjar tiroid benjolan pada kelenjar tiroid
Mata Pupil mata isokor dan reflek Pupil mata isokor dan reflek
cahaya normal cahaya normal
Hidung Hidung terdapat pernafasan Hidung terdapat pernafasan
cuping hidung dan terpasang O2 cuping hidung dan terpasang
CPAP 30/7 O2 CPAP 30/7
Telinga Telinga normal dan bersih Telinga normal dan bersih
Mulut Mulut terlihat sedikit kotor dan Mulut terlihat sedikit kotor dan
kering tidak terdapat sianosis, kering tidak terdapat sianosis,
terpasang OGT terpasang OGT
Thorax dan Pernafasan Bentuk dada simetris, sesak napas Bentuk dada simetris, sesak
dan terdapat retraksi dinding dada, napas dan terdapat retraksi
pernafasan 64x/menit, SpO2 92% dinding dada, pernafasan
65x/menit SpO2 93%
Jantung Iirama jantung teratur Irama jantung teratur,
Abdomen Luka pemotongan tali pusat Luka pemotongan talipusat
tampak bersih,tidak ada tanda tampak bersih,tidak ada tanda
infeksi dan terpasang infus infeksi luka dan terpasang infus
umbilical umbilical
Ekstremitas Pergerakan bayi aktif Pergerakan bayi aktif

Genitalia dan Anus Tidak ada kelainan pada genitalia Tidak ada kelainan pada
dan anus genitalia dan anus
Kulit Kulit teraba dingin turgor kulit <2 Kulit teraba dingin turgor kulit
detik, akral dingin dan tidak ada <2 detik, akral dingin dan tidak
luka ada luka

h) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.8 Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN Klien 1 Klien 2 Satuan Nilai
rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 18.9 g/dL 21.2 g/dL g/dl 15.2-23.6
Leukosit 8500 /uL 7000 /uL /ul 6000-17500
Hematokrit 55 juta/uL 59 juta/uL Juta/ul 44-47
Eritrosit 5.0 juta/uL 5.1 juta/uL Juta/ul 3.8-5.2
53

Index Eritrosit
MCV 110.5 fL 114.1 fL fL 98-122
MCH 38.0 pg 41.1 pg Pg 31-37
MCHC 34.4 g/dL 36.0 g/dL g/dl 31-35
Trombosit 178,000 /uL 423,000 /uL /ul 150.000-
450.000

i) Terapi Saat Ini

Tabel 4.9 Terapi Saat Ini


Rute
Terapi Dosis Jam Keterangan
Pemberian
Klien 1
08.00 WIB & IV Mengatasi infeksi bakteri pada
Ampicilin 2x150 mg
20.00 WIB bagiam tubuh
IV Mengatasi infeksi pada kulit yang
Gentamicin 1x12 mg 08.00 WIB
disebabkan oleh bakteri
08.00 WIB & Untuk mengurangi sekresi asam
Ranitidine 2x3 mg IV
20.00 WIB lambung
Dextrose 10% 8 tpm/24 jam 24 Jam IV Memenuhi kebutuhan gula darah
Klien 2
08.00 WIB,
14.00 WIB,
Mengatasi infeksi bakteri pada
Ampicilin 4x80 mg 20.00 WIB, IV
bagiam tubuh
dan 02.00
WIB
Mengatasi infeksi pada kulit yang
Gentamicin 1x8 mg 08.00 WIB IV
disebabkan oleh bakteri
Dextrose 10% 6 tpm/24 jam 24 Jam IV Memenuhi kebutuhan gula darah

j) Analisa Data

Tabel 4.10 Analisa Data


Analisa Data Etiologi Masalah
Klien 1
DS: - Imuritas paru Pola Nafas Tidak Efektif
DO:
 RR: 64x/menit Vesikuler paru imatur
 SpO2: 92%
 Terdapat retraksi Insufiensi pernafasan
dinding dada
 Terdapat pernafasan Regulasi pernafasan tidak
cuping hidung
teratur
 Terpasang CPAP
30/7

Pola Nafas Tidak Efektif


DS: - Kontrol suhu imatur Hipotermia
DO:
 RR: 64x/menit Permukaan tubuh relative
 SpO2: 92%
54

 Terdapat retraksi
 Terpasang CPAP Pemaparan dengan suhu luar
30/7
 S: 36 C
Kehilangan

Hipotermia

DS : Rekleks menelan belum Defisit Nutrisi ( D.0019 )


DO : sempurna & imiritas sistem
 BB < 2500 gram
( 2000 gram ) Ketidak mampuan mencerna
 Refleks menelan
belum sempurna
Kekukarangan cadangan
energi

Defisit Nutrisi

Klien 2
DS: Imuritas paru Pola Nafas Tidak Efektif
DO:
 RR: 63x/menit Vesikuler paru imatur
 SpO2: 93%
 Terdapat retraksi Insufisiensi pernafasan
dinding dada
 Terdapat pernafasan Regulasi pernafasan tidak
cuping hidung
teratur
 Terpasang CPAP
30/7

Pola Nafas Tidak Efekrif


DS: - Kontrol suhu imatur Hipotermia
DO:
 RR: 64x/menit Permukaan tubuh relative
 SpO2: 92%
 Terpasang CPAP Pemaparan dengan suhu luar
30/7
 S: 36,2 C
Kehilangan

Hipotermia
DS : Refleks menelan belum Defisit Nutrisi ( D.0019 )
DO : sempurna & Imaturitas sistem
 BB < 2500 gram
( 2000 gram Ketidak mampuan mencerna
 Refleks menelan
55

belum sempurna Kekurangan cadangan energi

Defisit nutrisi

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Klien 1

1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis d.d penggunaan otot
bantu pernafasan (D.0005)
2. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan d.d kulit teraba dingin,
mengigil, suhu tubuh dibawah normal (D.0131)
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
lemah, membrane mukosa pucat, berat badan menurun (D.0019)

Klien 2

1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis d.d penggunaan otot
bantu pernafasan (D.0005)
2. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan d.d kulit teraba dingin,
mengigil, suhu tubuh dibawah normal (D.0131)
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
lemah, membrane mukosa pucat, berat badan menurun (D.0019).
56

4. Intervensi Keperawatan

Tabel 4.11 Intervensi Keperawatan Klien 1 dan Klien 2


Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Klien 1
1 Pola Nafas Tidak Pola Nafas Manajemen Jalan nafas
Efektif b.d Imaturitas (L.01004) (I.01011)
Neurologis d.d
Penggunaan Otot Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
Bantu Pernafasan asuhan keperawatan selama 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha 1) Untuk mengetahui frekuensi
(D.0005) 3x24 jam pola nafas membaik napas) dan kedalaman nafas
2) Untuk mengetahui apakah
Kriteria Hasil: 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, ada bunyi nafas tambahan
1) Penggunaan otot bantu mengi, weezing, ronkhi kering)
napas menurun
2) Pernfasan cuping hidung Terapeutik 3) Agar pasien tidak terlalu
menurun 3) Posisikan semi-Fowler atau Fowler merasakan sesak
3) Frekuensi nafas membaik 4) Mengurangi sesak klien
(30-60x/menit) 4) Berikan oksigen, jika perlu
2 Hipotermia b.d Hipotermia Hipotermia
kekurangan lemak (L.14135) (I.14507)
subkutan d.d kulit
teraba dingin, Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
menggigil, suhu asuhan keperawatan selama 1. Monitor suhu tubuh 1) Untuk mengetahui suhu
tubuh dibawah 3x24 jam suhu tubuh bayi tubuh bayi
nilai membaik 2. Identifikasi penyebab hipotermia 2) Untuk mengetahui
normal(D.0131) penyebab hipotermia
Kriteria Hasil : 3. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia 3) Untuk mengetahui tanda
1) Suhu tubuh dan gejala hipotermia
klien Terapeutik 4) Untuk mencegah hipotermia
normal(Rentang 4. Atur suhu incubator sesusai kebutuhan pada bayi
36,5-37, C) 5) Untuk mencegah hipotermia
57

6) Untuk melibatkan keluarga


5. Ganti pakaian atau linen yang basah klien dalam perawatan
terapeutik
Edukasi
6. Ajarkan kepada keluarga klien metode perawatan
kangguru

Kolaborasi
-
3. Setelah dilakukan SIKI : Obervasi :
Defisit nutrisi b.d tindakan keperawatan Manjemen Nutrisi (l.03119) 1. Mengetahui status nutrisi
ketidakmampuan selama 1x24 jam Observasi : 2. Mengetahui apakah
menelan makanan d.d diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi mempunyai alergi
nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi dan Intoleransi makanan 3. Mengetahui asupan
otot menelan lemah,
(L.030331) 3. Monitor asupan makanan makanan
membrane mukosa Kriteria hasil : 4. Monitor berat badan 4. Mengetahui berat badan
pucat, berat badan 1. Berat badan Kolaborasi :
menurun (D.0019). meningkat (2500- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah Kolaborasi:
3999 gram) kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu Memenuhi kebutuhan asupan
2. Panjang badan tubuh
meningkat (50-53 cm)
Membran mukosa lembap
(tidak terlihat kering)
Klien 2
1 Pola Nafas Tidak Pola Nafas Manajemen Jalan nafas
Efektif b.d Imaturitas (L.01004) (I.01011)
Neurologis d.d
Penggunaan Otot Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
Bantu Pernafasan asuhan keperawatan selama 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha 1) Untuk mengetahui frekuensi
(D.0005) 3x24 jam pola nafas membaik napas) dan kedalaman nafas
2) Untuk mengetahui apakah
Kriteria Hasil: 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, ada bunyi nafas tambahan
1) Penggunaan otot bantu mengi, weezing, ronkhi kering)
58

napas menurun
2) Pernfasan cuping hidung Terapeutik 3) Agar pasien tidak terlalu
menurun 3) Posisikan semi-Fowler atau Fowler merasakan sesak
3) Frekuensi nafas membaik 4) Mengurangi sesak klien
(30-60x/menit) 4) Berikan oksigen, jika perlu
2 Hipotermia b.d Hipotermia Hipotermia
kekurangan lemak (L.14135) (I.14507) 1) Untuk mengetahui suhu
subkutan d.d kulit tubuh bayi
teraba dingin, menggil, Tujuan : Setelah dilakukan Observasi 2) Untuk memhidentifikasi
suhu suhu tubuh asuhan keperawatan selama 1) Monitor suhu tubuh penyebab hipotermia
dibawah nilai normal 3x24 jam suhu tubuh bayi 3) Untuk mengetahui tanda dan
(D.0131) membaik 2) Identifikasi penyebab hipotermia gejala hipotermia
3) Monitor tanda dan gejala hipotermia 4) Untuk mencegah hipotermia
Kriteria Hasil : pada bayi
1) Suhu tubuh meningkat Terapeutik 5) Untuk mencegah hipotermia
(Rentang 36,5-37 C) 4) Atur suhu incubator sesusai kebutuhan pada bayi
6) Untuk melibatkan keluarga
5) Ganti pakaiaan atau linen yang basah klien dalam perawatan
terapeutik

Edukasi
6) Ajarkan pada keluarga klien metode perawatan
kangguru
Kolaborasi
-
3. Setelah dilakukan SIKI : Obervasi :
Defisit nutrisi b.d tindakan keperawatan Manjemen Nutrisi (l.03119) 5. Mengetahui status nutrisi
ketidakmampuan selama 3x24 jam Observasi : 6. Mengetahui apakah
menelan makanan d.d diharapkan status 5. Identifikasi status nutrisi mempunyai alergi
nutrisi membaik 6. Identifikasi alergi dan Intoleransi makanan 7. Mengetahui asupan
otot menelan lemah,
(L.030331) 7. Monitor asupan makanan makanan
membrane mukosa Kriteria hasil : 8. Monitor berat badan 8. Mengetahui berat badan
pucat, berat badan 3. Berat badan Kolaborasi :
meningkat (2500- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah Kolaborasi:
59

3999 gram) kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu Memenuhi kebutuhan asupan
menurun (D.0019). 4. Panjang badan tubuh
meningkat (50-53 cm)
Membran mukosa lembap
(tidak terlihat kering)
60

5. Implementasi Keperawatan

Tabel 4. 12 Implementasi Keperawatan Klien 1

No Diagnosa Hari/tanggal Implementasi P Hari/tanggal Evaluasi P


Keperawatan

1. Pola nafas tidak Kamis 18 Mei 23 Jumat S: Aditya


efektif 10.20 WIB 1. Mengobservasi pola nafas Aditya 19 Mei 23 Klien mengatakan sesak
berhubungan (frekuensi, kedalaman, 07.30 WIB nafas masih ada disertai
dengan hambatan usaha nafas) dengan batuk
R/ Klien mengatakan
upaya nafas
sesak O:
(D.0005) 10.22 WIB Aditya
RR : 24 x/menit Aditya
2. Memonitor bunyi nafas SpO2 : 99 %
tambahan (mis. Gurgling, Penggunaan alat bantu
mengi, wheezing, ronchi napas, yaitu nasal kamul 2
kering)
lpm
R/ tidak terdapat bunyi
10.24 WIB nafas tambahan Aditya A : Masalah teratasi
3. Memposisikan semi- sebagian
fowler atau fowler
R/ Klien tampak terbaring
P : Intervensi dilanjutkan
dengan nyaman
10.25 WIB Aditya
4. Memberikan minum
hangat
10.27 WIB R/ Klien merasa lega Aditya
5. Memberikan oksigen jika
perlu
10.29WIB R/ Klien mengatakan sesa
61

sedikit berkurang Aditya

6. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/Pemberian salbutamol

19.00 WIB 1. Mengobservasi pola nafas Ns. I Ns. I


(frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
R/ Klien mengatakan
sesak
19.10 WIB Ns. I
2. Memposisikan semi-
fowler atau fowler
R/ Klien tampak terbaring
dengan nyaman
20.00 WIB 3. Memberikan oksigen jika Ns. I
perlu
R/ Klien mengatakan sesa
20.05 WIB sedikit berkurang Ns. I

4. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/Pemberian salbutamol

22.00 WIB 1. Mengobservasi pola nafas Ns. H Ns.H


(frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
R/ Klien mengatakan
62

sesak
22.10 WIB 2. Memberikan oksigen jika Ns. H
perlu
R/ Klien mengatakan sesa
22.20 WIB sedikit berkurang Ns. H
3. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/NAC, Dexamethasone

2. 18 Mei 23 Jumat Via


10.30 WIB Via 19 Mei 23
07.30 WIB
10.32 WIB Via

10.33 WIB Via

10.34 WIB Via


63

10.35 WIB Via

10.36WIB Via

Ns. I
19.20 WIB 1. Mengidentifikasi skala Ns. I
nyeri
19.25 WIB R/ Skala nyeri 4 (0-10) Ns. I
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
R/ lokasi nyeri berada di
19.26 WIB daerah pemasangan WSD Ns. I

3. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ klien diajarkan Teknik
19.30 WIB Ns I
relaksasi nafas dalam

4. Berkolaborasi pemberian
analgetic
64

R/ klien diberikan obat

ceftriaxone 2x1 mg secara


IV

Ns. H
22.56 WIB 1. Mengidentifikasi skala Ns. H
nyeri
22.00 WIB R/ Skala nyeri 4 (0-10) Ns. H
2. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ klien diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
22.05 WIB Ns. H
3. Berkolaborasi pemberian
analgetic
R/ klien diberikan obat

ceftriaxone 2x1 mg secara


IV

3. 18 Mei 2023 10.38 WIB 1. Mengidentifikasi status Aditya Jumat S:- Via
Defisit nutrisi b.d nutrisi 19 Mei 23
ketidakmampuan 2. MengIidentifikasi Aditya 07.30 WIB O: Refleks menelan klien
menelan makanan alergi dan
sudah
Intoleransi
d.d otot menelan Aditya Klien
makanan
lemah, membrane 3. Memonitor asupan Aditya TD : 140/90 mmHg
mukosa pucat, 10.39 WIB makanan
65

4. Memonitor berat badan N : 95 x/menit


berat badan 10.40 WIB 5. Berkolaborasi dengan
menurun ahli gizi untuk RR : 24 x/menit
(D.0019). menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien S : 38,0˚C
10.41 WIB Via
yang dibutuhkan, jika
perlu A:
Masalah teratasi sebagian
10.42 WIB Via
P:
Intervensi dilanjutkan

10.44 WIB
Via

Via

10.45 WIB

10.46 WIB

Ns. I
11.00 WIB Ns. I

11.01 WIB Ns. I


66

11.03 WIB Ns. I

Ns. I

11.04 WIB

Ns. I

11.06 WIB

21.06 WIB 1. Memonitor suhu tubuh Ns. H Ns. H


R/ suhu tubuh pasien 38˚C
Ns. H
21.07 WIB 2. Melonggarkan atau
melepas pakaian
R/ klien menggunakan
pakaian yang tebal
Ns. H
3. Memberikan cairan oral
R/ pemberian PCT Ns. H
21.08 WIB
67

4. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
21. 10 WIB intravena, jika perlu R/
Terpasang caira RL 500
cc

Diagnosa Hari/
No Hari/Tanggal Hari/Tanggal
Keperawatan Tanggal
Minggu, 28 Mei 2023 Senin, Selasa, 30 Mei 2023
29 Mei
Paraf Paraf Paraf
2023
Klien 1
Implementasi Impleme Implementasi
ntasi
Shif Pagi Shif Pagi Shif Pagi
1 Pola Nafas Tidak 08. 1) Memonitor pola Aditya 08.01 1) Memonitor pola Aditya 08.00 1) Memonitor pola Aditya
Efektif b.d 00 napas (frekuensi, napas (frekuensi, napas (frekuensi,
Imaturitas kedalaman, kedalaman, kedalaman,
Neurologis d.d usaha napas) usaha napas) usaha napas)
Penggunaan Otot R/Pernafasan R/Pernafasan R/Pernafasan
Bantu Pernafasan 64x/menit, 62x/menit, 58x/menit,
(D.0005) SpO2: 92%, SpO2: 94%, SpO2: 98%
terdapat terdapat retraksi 08.02 2) Memonitor
pernafasan dinding dada bunyi napas
cuping hidung, 08.03 2) Memonitor tambahan (mis.
terdapat retraksi bunyi napas Gurgling, mengi,
dinding dada tambahan (mis. weezing, ronkhi
08. 2) Memonitor Gurgling, kering)
02 bunyi napas mengi, weezing, R/Tidak ada
tambahan (mis. ronkhi kering) 08.04 bunyi nafas
68

Gurgling, R/Tidak ada tambah


mengi, weezing, 08.05 bunyi nafas 3) Memposisikan
ronkhi kering) tambahan semi-Fowler
R/Tidak ada 3) Memposisikan atau Fowler
bunyi nafas semi-Fowler R/Klien tampak
08. tambahan atau Fowler nyaman
04 3) Memposisikan R/Klien tampak 08.06 diposisikan semi
semi-Fowler 08.07 nyaman fowler
atau Fowler diposisikan semi 4) Memberiksan
R/Klien tampak fowler oksigen
nyaman 4) Memberikan R/Klien
diposisikan semi oksigen terpasang O2
08. fowler R/Klien nasal canul 1
06 4) Memberiksan terpasang O2 8 LPM
oksigen LPM, CPAP
R/Klien 30/7
terpasang O2 8
LPM, CPAP
30/7
2 Hipotermia b.d 08. 1) Memonitor suhu Aditya 08.21 1) Memonitor suhu Aditya 08.20 1) Memonitor suhu Aditya
Kekurangan 20 tubuh klien klien bklien
lemak subkutan R/ suhu tubuh R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh
d.d kulit teraba klien 36 C klien 36 C klien 36 C
dingin, menggil, 2) Mengidentifikasi 08.23 2) Mengidentifikasi 08.22 2) Mengidentifikasi
suhu tubuh 08. penyebab penyebab benyebab
dibawah nilai 22 hipotermia hipotermia hipotermia
normal (D.0013) 3) Memonitor R/ R/
tanda dan gejala 08.25 3) Memonitor 08.24 3) Memonitor
08. hipotermia tanda dan gejala tanda dan gejala
69

24 R/ akral teraba hipotermia hipotermia


hangat R/akral teraba R/ akral teraba
4) Mengatur suhu hangat hangat
inkubator sesuai 08.27 4) Mengatur sushu
kebutuhan inkubator sesuai
08. R/ suhu kebutuhan
26 inkubator 34,5 C R/ suhu
5) Mengganti inkubator 3,5 C
pakaian atau 5) Mengganti
linen yang basah pakaian atau
6) Mengajarkan 08.30 linen yang basah
08. keluarga klien R/
30 metode
perawatan
kanggur
08. R/ keluarga
31 klien sudah bisa
melakukan
perawatn
metode
kangguru secara
mandiri
Shif Siang Shif Shif Siang
Siang
1 Pola Nafas Tidak 14. 1) Mengobservasi Siti 14.00 1) Mengobservasi Rida 14.01 1) Mengobservasi Muna
Efektif b.d 01 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
Imaturitas TTV TTV TTV
Neurologis d.d R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Keadaan
Penggunaan Otot 134x/menit RR: 122x/menit RR: umum baik, HR:
70

Bantu Pernafasan 63x/menit, S: 36 62x/menit, 134x/menit RR:


(D.0005) C 14.02 S:36,2 C 58x/menit,S:36,
14. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 14.03 6C
03 pola nafas pola nafas 2) Mengobservasi
R/Pola nafas R/ Pola nafas pola nafas
ireguler, RR: ireguler, RR: R/ Pola nafas
63x/menit 14.04 62x/menit ireguler, RR:
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 14.05 59x/menit
14. konsentrasi konsentrasi 3) Mengobservasi
05 oksigen oksigen konsentrasi
R/terpasang 14.06 R/terpasang oksigen
CPAP 30/7 CPAP 30/7 14.07 R/terpasang
8LPM 8LPM nasal canul 1
14. 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi LPM
07 klien semi klien semi 4) Mengatur posisi
fowler fowler klien semi
R/Klien tampak R/Klien tampak fowler
nyaman dengan nyaman dengan R/Klien tampak
posisi semi posisi semi nyaman dengan
fowler fowler posisi semi
fowler
2 Hipotermia b.d 14. 1) Mengobservasi Siti 14.32 1) Mengobservasi Rida 14.30 1) Mengobservasi Muna
Kekurangan 30 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
lemak subkutan TTV TTV TTV
d.d kulit teraba R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Keadaan umu
dingin, 134x/menit RR: 124x/menit RR: baik, HR:
menggigil, suhu 62x/menit, 61x/menit, 134x/menit RR:
tubuh dibawah S:36,3 C 14.34 S:36,4 C 59x/menit,S:36,
nilai 14. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 14.32 7C
71

normal(D.0149) 32 suhu tubuh klien suhu tubuh klien 2) Mengobservasi


R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh suhu tubuh klien
klien 36,3 C 14.36 klien 36,4 C R/Suhu tubuh
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 14.34 klien 36,7 C
14. tanda tanda tanda tanda 3) Mengobservasi
34 hipotermi hipotermi tanda tanda
R/Akral hangat R/Akral hangat hipotermi
R/Akral hangat
Shif Malam Shif Shif Malam
Malam
1 Pola Nafas Tidak 21. 1) Mengobservasi Muna 21.02 1) Mengobservasi Siti 21.00 1) Mengobservasi Rida
Efektif b.d 00 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
Imaturitas TTV TTV TTV
Neurologis d.d R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Lemah, HR:
Penggunaan Otot 134x/menit RR: 134x/menit RR: 134x/menit RR:
Bantu Pernafasan 63x/menit, S: 36 63x/menit, S: 36 58x/menit,S:36,
(D.0005) C 21.04 C 21.02 7C
21. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi
02 pola nafas pola nafas pola nafas
R/Pola nafas R/Pola nafas R/Pola nafas
ireguler, RR: ireguler, RR: reguler, RR:
63x/menit 21.06 63x/menit 21.04 58x/menit
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 3) Mengobservasi
21. konsentrasi konsentrasi konsentrasi
04 oksigen oksigen oksigen
R/terpasang 21.08 R/terpasang 21.06 R/terpasang
CPAP 30/7 CPAP 30/7 nasal canul 1
8LPM 8LPM LPM
21. 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi
72

06 klien semi klien semi klien semi


fowler fowler fowler
R/Klien tampak R/Klien tampak R/Klien tampak
nyaman dengan nyaman dengan nyaman dengan
posisi semi posisi semi posisi semi
fowler fowler fowler
2 Hipotermia b.d 21. 1) Mengobservasi Muna 21.10 1) Mengobservasi Siti 21.08 1) Mengobservasi Rida
Kekurangan 08 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
lemak subkutan TTV TTV TTV
d.d kulit teraba R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Keadaan umu
dingin, menggil, 134x/menit RR: 122x/menit RR: baik, HR:
suhu tubuh 62x/menit, 60x/menit, 131x/menit RR:
dibawah nilai S:36,3 C 21.12 S:36,4 C 21.10 58x/menit,S:36,
normal (D.0013) 21. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 7C
10 suhu tubuh klien suhu tubuh klien 2) Mengobservasi
R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh suhu tubuh klien
klien 36,3 C 21.14 klien 36,4 C 21.12 R/Suhu tubuh
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi klien 36,7 C
21. tanda tanda tanda tanda 3) Mengobservasi
12 hipotermi hipotermi tanda tanda
R/Akral hangat R/Akral hangat hipotermi
R/Akral hangat
Minggu, 28 Mei 2023 Senin, Selasa, 30 Mei 2023
29 Mei
2023
Klien 2
Implementasi Impleme Implementasi
ntasi
Shif Pagi Shif Pagi Shif Pagi
1 Pola Nafas Tidak 08. 1) Memonitor pola Aditya 08.11 1) Memonitor pola Aditya 08.10 1) Memonitor pola Aditya
73

Efektif b.d 10 napas (frekuensi, napas (frekuensi, napas (frekuensi,


Imaturitas kedalaman, kedalaman, kedalaman,
Neurologis d.d usaha napas) usaha napas) usaha napas)
Penggunaan Otot R/Pernafasan R/Pernafasan R/Pernafasan
Bantu Pernafasan 65x/menit, 63x/menit, 61x/menit,
(D.0005) SpO2: 93%, SpO2: 94%, SpO2: 94%,
terdapat terdapat retraksi terdapat retraksi
pernafasan dinding dada dinding dada
cuping hidung, 08.13 2) Memonitor 08.12 2) Memonitor
terdapat retraksi bunyi napas bunyi napas
dinding dada tambahan (mis. tambahan (mis.
08. 2) Memonitor Gurgling, Gurgling, mengi,
12 bunyi napas mengi, weezing, weezing, ronkhi
tambahan (mis. ronkhi kering) kering)
Gurgling, R/Tidak ada R/Tidak ada
mengi, weezing, 08.15 bunyi nafas 08.14 bunyi nafas
ronkhi kering) tambahan tambah
R/Tidak ada 3) Memposisikan 3) Memposisikan
bunyi nafas semi-Fowler semi-Fowler
08. tambahan atau Fowler atau Fowler
14 3) Memposisikan R/Klien tampak R/Klien tampak
semi-Fowler 08.17 nyaman nyaman
atau Fowler diposisikan semi 08.16 diposisikan semi
R/Klien tampak fowler fowler
nyaman 4) Memberiksan 4) Memberiksan
diposisikan semi oksigen oksigen
08. fowler R/Klien R/Klien
16 4) Memberiksan terpasang O2 8 terpasang O2 8
oksigen LPM, CPAP LPM CPAP 30/7
74

R/Klien 30/7
terpasang O2 8
LPM, CPAP
30/7
2 Hipotermia b.d 08. 1) Memonitor suhu Aditya 08.40 1) Memonitor suhu Aditya 08.36 1) Memonitor suhu Aditya
Kekurangan 36 bayi sampai klien tubuh klien
lemak subkutan stabil R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh
d.d kulit teraba R/Suhu tubuh klien 36 C klien 36, 4C
dingin, menggil, klien 36,2 C 08.42 2) Mengidentifikasi 08.38 2) Mengidentifikasi
suhu tubuh 08. 2) Mengidentifikasi penyebab penyebab
dibawah nilai 38 penyebab hipotermia hipotermia
normal (D.0013) hipotermia R/ R/
R/ 08.46 3) Memonitor 08.40 3) Memonitor
3) Memonitor tanda dan gejala tanda dan gejala
08. tanda dan gejala hipotermia hipotermia
40 hipotermia R/akral teraba R/ akral teraba
R/ akral teraba hangat hangat
hangat 08.48 4) Mengatur sushu 08.42 4) Mengatur suhu
4) Mengatur suhu inkubator sesuai inkubator sesuai
inkubator sesuai kebutuhan kebutuhan
08. kebutuhan R/ suhu R/ suhu
42 R/ suhu inkubator 3,5 C inkubator 3,5 C
inkubator 3,5 C
5) Mengganti
pakaian dan
linen basah
08. R/
30
75

Shif Siang Shif Shif Siang


Siang
1 Pola Nafas Tidak 14. 1) Mengobservasi Siti 14.03 1) Mengobservasi Rida 14.01 1) Mengobservasi Muna
Efektif b.d 01 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
Imaturitas TTV TTV TTV
Neurologis d.d R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Lemah, HR:
Penggunaan Otot 122x/menit RR: 134x/menit RR: 134x/menit RR:
Bantu Pernafasan 62x/menit, S: 36 63x/menit, S: 36 62x/menit, S: 36
(D.0005) C 14.05 C 14.03 C
14. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi
03 pola nafas pola nafas pola nafas
R/Pola nafas R/Pola nafas R/Pola nafas
ireguler, RR: ireguler, RR: ireguler, RR:
62x/menit 14.07 63x/menit 14.05 62x/menit
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 3) Mengobservasi
14. konsentrasi konsentrasi konsentrasi
05 oksigen oksigen oksigen
R/terpasang 14.09 R/terpasang 14.07 R/terpasang
CPAP 30/7 CPAP 30/7 CPAP 30/7
8LPM 8LPM 8LPM
14. 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi
07 klien semi klien semi klien semi
fowler fowler fowler
R/Klien tampak R/Klien tampak R/Klien tampak
76

nyaman dengan nyaman dengan nyaman dengan


posisi semi posisi semi posisi semi
fowler fowler fowler
2 Hipotermia b.d 14. 1) Mengobservasi Siti 14.11 1) Mengobservasi Rida 14.09 1) Mengobservasi Muna
Kekurangan 09 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
lemak subkutan TTV TTV TTV
d.d kulit teraba R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Lemah, HR:
dingin, menggil, 132x/menit RR: 112x/menit RR: 133x/menit RR:
suhu tubuh 62x/menit, 62x/menit, 62x/menit,
dibawah nilai S:36,3 C 14.13 S:36,3 C S:36,3 C
normal (D.0013) 14. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 14.11 2) Mengobservasi
11 suhu tubuh klien suhu tubuh klien suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh
klien 36,3 C 14.15 klien 36,4 C klien 36,7 C
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 14.13 3) Mengobservasi
14. tanda tanda tanda tanda tanda tanda
13 hipotermi hipotermi hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat R/Akral hangat
Shif Malam Shif Shif Malam
Malam
1 Pola Nafas Tidak 21. 1) Mengobservasi Muna 21.02 1) Mengobservasi Siti 21.00 1) Mengobservasi Rida
Efektif b.d 00 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
Imaturitas TTV TTV TTV
Neurologis d.d R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Lemah, HR:
Penggunaan Otot 114x/menit RR: 134x/menit RR: 124x/menit RR:
Bantu Pernafasan 62x/menit, 61x/menit, S: 36 61x/menit, S:
(D.0005) S:36,2 C 21.04 C 21.02 36,8 C
21. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi
02 pola nafas pola nafas pola nafas
77

R/Pola nafas R/Pola nafas R/Pola nafas


ireguler, RR: ireguler, RR: ireguler, RR:
63x/menit 21.06 63x/menit 21.04 61x/menit
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 3) Mengobservasi
21. konsentrasi konsentrasi konsentrasi
04 oksigen oksigen oksigen
R/terpasang 21.08 R/terpasang 21.06 R/terpasang
CPAP 30/7 CPAP 30/7 CPAP 30/7
8LPM 8LPM 8LPM
21. 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi 4) Mengatur posisi
06 klien semi klien semi klien semi
fowler fowler fowler
R/Klien tampak R/Klien tampak R/Klien tampak
nyaman dengan nyaman dengan nyaman dengan
posisi semi posisi semi posisi semi
fowler fowler fowler
2 Hipotermia b.d 21. 1) Mengobservasi Muna 21.08 1) Mengobservasi Siti 21.08 1) Mengobservasi Rida
Kekurangan 08 keadaan umum, keadaan umum, keadaan umum,
lemak subkutan TTV TTV TTV
d.d kulit teraba R/Lemah, HR: R/Lemah, HR: R/Lemah, HR:
dingin, menggil, 114x/menit RR: 134x/menit RR: 124x/menit RR:
suhu tubuh 62x/menit, 61x/menit, 62x/menit,
dibawah nilai S:36,2 C 21.10 S:36,3 C S:36,8 C
normal (D.0013) 21. 2) Mengobservasi 2) Mengobservasi 21.10 2) Mengobservasi
10 suhu tubuh klien suhu tubuh klien suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh
klien 36,2 C 21.12 klien 36,3 C klien 36,8 C
3) Mengobservasi 3) Mengobservasi 21.12 3) Mengobservasi
21. tanda tanda tanda tanda tanda tanda
78

12 hipotermi hipotermi hipotermi


R/Akral hangat R/Akral hangat R/Akral hangat

1. Evaluasi Dan Catatan Perkembangan

Tabel 4.13 Evaluasi dan Catatan Perkembangan Klien 1 dan Klien 2


No Waktu Senin, 29 Mei 2023 Paraf Waktu Selasa, 30 Mei 2023 Paraf
Klien 1
1 Shif Pagi Aditya Shif Pagi Aditya
S: - S: -

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 98%
 RR: 62x/menit  RR: 58x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Tidak terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan (1,2, 3, 4)
I:
I: 08.00 1) Memonitor pola napas (frekuensi,
08.01 1) Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
kedalaman, usaha napas) R/Pernafasan 58x/menit, SpO2: 98%
R/Pernafasan 62x/menit, SpO2: 94%, 08.02 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis.
terdapat retraksi dinding dada, terdapat Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
79

permafasan cuping hidung R/Tidak ada bunyi nafas tambah


08.03 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis. 08.04 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi R/Klien tampak nyaman diposisikan semi
kering) fowler
R/Tidak ada bunyi nafas tambahan 08.06 4) Memberiksan oksigen
08.05 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler R/Klien terpasang O2 nasal canul 1 LPM
R/Klien tampak nyaman diposisikan
semi fowler
08.07 4) Memberikan oksigen E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi ditandai
R/Klien terpasang O2 8 LPM, CPAP dengan pernafasan menurun 58x/menit, SpO2
30/7 meningkat 98%. Intervensi dihentikan

E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi R: Ganti CPAP dengan menggunakan nasal canul 1
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun LPM
62x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Aditya S: - Aditya

O: O:
 S: 36 C  S: 36,3
 Akral hangat  Akral hangat

A: Maslah teratasi sebagian A: Maslah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4, 5, ) P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4, 5, )

I: I:
08.21 1) Memonitor suhu klien 08.20 1) Memonitor suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36 C R/Suhu tubuh klien 36,3 C
80

08.23 2) Memonitor penyebab hipotermi 08.22 2) Memonitor penyebab hipotermia


08.25 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia R/
08.27 4) Mengatur suhu inkubator sesuai 08.24 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia
kebutuhan R/
R/ 08.26 4) Mengatur suhu inkubator sesuai kebutuhan
08.30 5) Mengganti pakaian atau linen yang basah R/
R/ 08.30 5) Mengganti pakaian atau linen basah
R
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai
08.32 dengan suhu 36 C, akral hangat. Intervensi E: Masalah Hipotermia sebagian ditandai dengan
dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5, suhu 36 C, akral hangat. Intervensi dilanjutkan 1, 2,
3, 4, 5,
1 Shif Siang Rida Shif Siang Muna
S: - S: -

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 98%
 RR: 62x/menit  RR: 58x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Tidak terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi sebagian
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
I:
I: 14.01 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
14.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV R/Keadaan umum baik, HR: 134x/menit
R/Lemah, HR: 122x/menit RR: RR: 58x/menit,S:36,6 C
81

62x/menit, S:36,2 C 14.03 2) Mengobservasi pola nafas


14.02 2) Mengobservasi pola nafas R/ Pola nafas ireguler, RR: 59x/menit
R/ Pola nafas ireguler, RR: 62x/menit 14.05 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
14.04 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen R/terpasang nasal canul 1 LPM
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM 14.07 4) Mengatur posisi klien semi fowler
14.06 4) Mengatur posisi klien semi fowler R/Klien tampak nyaman dengan posisi
R/Klien tampak nyaman dengan posisi semi fowler
semi fowler
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi ditandai
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi dengan pernafasan menurun 58x/menit, SpO2
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun meningkat 98%. Intervensi dihentikan
62x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4 R: Ganti CPAP dengan menggunakan nasal canul 1
LPM
2 S: - Rida S: - Muna

O: O:
 S: 36,4 C  S: 36,7 C
 Akral hangat  Akral hangat

A: Maslah teratasi sebagian A: Maslah teratasi

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3) P: Intervensi dihentikan (1, 2, 3)

I: I:
14.32 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.30 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 124x/menit RR: R/Keadaan umu baik, HR: 134x/menit RR:
61x/menit, S:36,4 C 59x/menit,S:36,7 C
14.34 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 14.32 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
82

R/Suhu tubuh klien 36,4 C R/Suhu tubuh klien 36,7 C


14.36 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 14.34 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat

E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi ditandai dengan
dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi suhu 36,7 C, akral hangat. Intervensi dihentikan
dilanjutkan 1, 2, 3
1 Shif Malam Siti Shif Malam Rida
S: - S: -

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 98%
 RR: 63x/menit  RR: 58x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Tidak terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi sebagian
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
I:
I: 21.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
21.02 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV R/Lemah, HR: 134x/menit RR:
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: 58x/menit,S:36,7 C
63x/menit, S: 36 C 21.02 2) Mengobservasi pola nafas
21.04 2) Mengobservasi pola nafas R/Pola nafas reguler, RR: 58x/menit
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit 21.04 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
21.06 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen R/terpasang nasal canul 1 LPM
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM 21.06 4) Mengatur posisi klien semi fowler
83

21.08 4) Mengatur posisi klien semi fowler R/Klien tampak nyaman dengan
R/Klien tampak nyaman dengan posisi
semi fowler E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi ditandai
dengan pernafasan menurun 58x/menit, SpO2
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi meningkat 98%. Intervensi dihentikan
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
63x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Siti S: - Rida

O: O:
 S: 36,4 C  S: 36,7 C
 Akral hangat  Akral hangat

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi

P: Intervensi dilanjutkan P: Intervensi dihentikan

I: I:
21.10 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 122x/menit RR: R/Keadaan umu baik, HR: 131x/menit RR:
60x/menit, S:36,4 C 58x/menit,S:36,7 C
21.12 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,4 C R/Suhu tubuh klien 36,7 C
21.14 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat

E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi ditandai dengan
dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi suhu 36,7 C, akral hangat. Intervensi dihentikan
84

dilanjutkan 1, 2, 3

Klien 2
1 Shif Pagi Shif Pagi
S: - Aditya S: - Aditya

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 94%
 RR: 63x/menit  RR: 61x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7  Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4) P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3 ,4)

I: I:
08.11 1) Memonitor pola napas (frekuensi, 08.10 1) Memonitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas) kedalaman, usaha napas)
R/Pernafasan 63x/menit, SpO2: 94%, R/Pernafasan 61x/menit, SpO2: 94%,
terdapat retraksi dinding dada terdapat retraksi dinding dada
08.13 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis. 08.12 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
kering) R/Tidak ada bunyi nafas tambah
R/Tidak ada bunyi nafas tambahan 08.14 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
08.15 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler R/Klien tampak nyaman diposisikan semi
R/Klien tampak nyaman diposisikan fowler
semi fowler 08.16 4) Memberiksan oksigen
85

08.17 4) Memberiksan oksigen R/Klien terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7


R/Klien terpasang O2 8 LPM, CPAP
30/7 E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi 61x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun dilanjutkan 1,3,4
63x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - S: -

O: O:
 S: 36,3 C  S: 36,4 C
 Akral Hangat  Akral Hangat

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan P: Intervensi dilanjutkan

I: I:
08.40 1) Memonitor suhu tubuh klien 08.36 1) Memonitor suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,3 C R/Suhu tubuh klien 36, 4C
08.42 2) Memonitor penyebab hipotermia 08.38 2) Memonitor penyeabab hipotermia
R/ R/
08.46 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia 08.40 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia
R/ R/
08.48 4) Mengatur suhu inkubator sesuai 08.42 4) Mengatur suhu inkubator sesuai kebutuhan
kebutuhan R/ 34,5 C
08.30 R/ 34,5 C 08.30 5) Mengganti pakaian atau linen yang basah
5) Mengganti pakaian atau linen basah R
86

R
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi
dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5,
dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5,
1 Shif Siang Rida Shif Siang Muna
S: - S: -

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 94%
 RR: 63x/menit  RR: 62x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7  Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4) P: Intervensi dilanjutkan

I: I:
14.03 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.01 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 134x/menit RR: 62x/menit,
63x/menit, S: 36 C S: 36 C
14.05 2) Mengobservasi pola nafas 14.03 2) Mengobservasi pola nafas
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit R/Pola nafas ireguler, RR: 62x/menit
14.07 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen 14.05 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM R/terpasang CPAP 30/7 8LPM
14.09 4) Mengatur posisi klien semi fowler 14.07 4) Mengatur posisi klien semi fowler
R/Klien tampak nyaman dengan posisi R/Klien tampak nyaman dengan posisi
87

semi fowler semi fowler

E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
63x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi 62x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4 dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Rida S: - Muna

O: O:
 S: 36,3 C  S: 36,3 C
 Akral Hangat  Akral Hangat

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3) P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)

I: I:
14.11 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.09 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 112x/menit RR: R/Lemah, HR: 133x/menit RR: 62x/menit,
62x/menit, S:36,3 C S:36,3 C
14.13 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 14.11 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,4 C R/Suhu tubuh klien 36,3 C
14.15 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 14.13 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat

E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai
dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3 dilanjutkan 1, 2, 3
88

1 Shif Malam Siti Shif Malam Rida


S: - S: -

O: O:
 SpO2: 94%  SpO2: 94%
 RR: 61x/menit  RR: 61x/menit
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Terdapat pernafasan cuping hidung
 Terdapat retraksi dinding dada  Terdapat retraksi dinding dada
 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7  Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4) P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)

I: I:
21.02 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 124x/menit RR: 61x/menit,
61x/menit, S: 36 C S: 36,8 C
21.04 2) Mengobservasi pola nafas 21.02 2) Mengobservasi pola nafas
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit
21.06 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen 21.04 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM R/terpasang CPAP 30/7 8LPM
21.08 4) Mengatur posisi klien semi fowler 21.06 4) Mengatur posisi klien semi fowler
R/Klien tampak nyaman dengan posisi R/Klien tampak nyaman dengan posisi
semi fowler semi fowler

E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
61x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi 61x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
89

dilanjutkan 1, 2, 3, 4 dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Siti S: - Rida

O: O:
 S: 36,3 C  S: 36,8 C
 Akral Hangat  Akral Hangat

A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi

P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3) P: Intervensi dihentikan

I: I:
21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 124x/menit RR: 62x/menit,
61x/menit, S:36,3 C S:36,8 C
21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,3 C R/Suhu tubuh klien 36,8 C
21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat

E: MasalahHipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi ditandai dengan


dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi suhu 36,8 C, akral hangat. Intervensi dihentikan
dilanjutkan 1, 2, 3,
B. Pembahasan

Pada pembahasan kasus ini, penulis akan membandingkan tentang

adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan

keperawatan pada klien 1 dan 2 dengan kasus Berat Badan Lahir Rendah

( BBLR ) yang telah dilakukan sejak tanggal 28 s/d 30 Mei 2023 di

Ruangan HCU RSUD R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Kegiatan yang

dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Berdasarkan data yang dimiliki penulis pada studi kasus ini akan

membahas Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) pada klien 1 dan 2.

Berdasarkan hasil pengkajian pada klien 1 dan 2 ditemukan perbedaan

yaitu klien 1 berusia 0 hari dan klien 2 berusia 1 hari.

Berikut akan diuraikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien

dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )di Ruang HCU RSUD R

Syamsudin SH, Kota Sukabumi sesuai tiap fase dalam proses keperawatan

yaitu meliputi; pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat

perencanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

a) Data Subyektif

Data subyektif pada tinjauan kasus klien Berat Badan Lahir

Rendah ( BBLR ) dengan masalah keperawatan Pola nafas tidak

efektif dan Hipotermia didapatkan 2 klien terdapat keluhan utama

yaitu sesak. Klien 1 ditemukan keadaan umum lemah, kesadaran


91

composmentis, klien tamapak lemah, tangisan merintih, akral

hangat, GCS 15 (E4, V5, M6) Apgar Skor 7, adanya pernafasan

cuping hidung, adanya otot bantu nafas, S : 36 C, RR :64 x/menit ,

HR :126 x/menit, sehingga diberikan tindakan memberikan O2

CPAP 30/7 8 lpm, memonitor status oksigen klien, memonitor

adanya suara tambahan. Sedangkan pada Klien 2 ditemukan

keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, klien tamapak

lemah, tangisan merintih, akral dingin, GCS 15 (E4, V5, M6),

Apgar Skor 6, pola nafas tidak teratur, pernafasan cuping hidung,

terdapat suara ronchi, terdapat otot bantu nafas, S : 36,2 C, RR : 63

x/menit, HR: 131 x/menit, sehingga diberikan tindakan,

memberikan O2 CPAP 30/7 8 LPM, monitor status oksigen klien.

b) Data Obyektif

Data Objektif pada observasi tanda-tanda vital didapatkan

perbedaan antara klien 1 dan klien 2. Pada klien 1 didapatkan

keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, GCS 15 (E4, V5,

M6), akral hangat, S : 36 C, RR :64x/menit, HR :129x/menit, klien

sesak, pernafasan cuping hidung, adanya retraksi dinding dada,

terpasang OGT, terpasang O2 CPAP 30/7 8 LPM, sedangkan klien

2 didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,

GCS 15 (E4, V5, M6), akral hangat, S : 36,2 C, RR :63x/menit, HR

: 131x/menit, adanya pernafasan cuping hidung, adanya retraksi

dinding dada, terpasang OGT, pola nafas tidak teratur, terpasang


92

O2 CPAP 30/7 8 LPM. Menurut A.Aziz alimun hidayat (2013)

pemeriksaan fisik pada klien Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

pemeriksaan sistem pernafasan akan mengalami perubahan apabila

terjadi perubahan akut terhadap kondisi klien tidak stabil.

Gangguan pertukaran gas juga dapat terjadi, hal ini disebabkan

oleh karena penyempitan pada arteri pulmonal, peningkatan

tekanan pembuluh darah pada paru. Menurut peneliti berdasarkan

data yang diketahui terdapat kesenjangan antara hasil pengkajian

secara langsung dengan teori, peneliti mendapatkan fakta bahwa

tidak semua gejala asfiksia neonatorum yang ada dalam teori

ditemukan secara langsung pada klien dengan Berat Badan Lahir

Rendah ( BBLR )di lapangan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (PPNI,

2019).

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien 1 dan klien 2

dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )yaitu: Pola nafas tidak

efektif berhubungan dengan Imaturitas Neurologis ditandai dengan

Penggunaan Otot Bantu Pernafasan, Hipotermia berhubungan dengan

Kebutuhan Kekurangan Lemak Subkutan.


93

Menurut peneliti penyebab dari pola napas tidak efektif adalah

depresi pusat pernapasan, hambatan upaya napas (misalnya nyeri saat

bernapas, kelemahan otot pernapasan), deformitas dinding dada,

deformitas tulang dada, imaturitas neurologia, posisi tubuh yang

menghambat ekspansi paru, sindrom hipoventilasi, dan efek agen

farmakologis

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah

perumusan tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan

keperawatan pada klien berdasarkan analisa pengkajian agar masalah

kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi (PPNI & Tim Pokja

SIKI DPP, 2018).

Adapun beberapa perencanaan yang dilakukan pada klien 1 dan 2

yaitu:

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas Neurologis

ditandai dengan Penggunaan Otot Bantu Pernafasan

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada klien 1 dan

klien 2 dengan masalah Pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan Imaturitas Neurologis ditandai dengan Penggunaan Otot

Bantu Pernafasan antara lain Monitor pola napas (frekuensi,

kedalaman, usaha napas), Monitor bunyi napas tambahan (mis.

Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering), Posisikan semi-Fowler

atau Fowler, Berikan oksigen, jika perlu


94

b. Hipotermia b.d Kekurangan lemak Subkutan

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada klien 1

dan klien 2 dengan masalah Hipotermia b.d Kekurangan Lemak

subkutan, Monitor suhu Tubuh klien sampai, Monitor penyebab

hipotermia, Monitor tanda dan gejala hipotermia, Atur suhu

inkubator sesuai kebutuhan, Gantu pakaian atau linen basah

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan mangacu pada rencana yang telah disusun,

implementasi yang penulis lakukan selama perawatan pada klien 1 dan

klien 2 yang dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 28-30 Mei 2023.

Penulis melaksanakan 1 shif disetiap harinya dan untuk 2 shif

lainnya penulis melakukan operan dengan perawat ruangan dengan

cara berkomunikasi mengenai implementasi yang tidak dilakukan

penulis sehingga penulis dapat mengobservasi klien.

Perawat ruangan dapat diajak kerjasama sehingga memudahkan

penulis dalam melakukan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya

penulis lebih fokus ke cara mengatasi sesak dan Hipotermia. Tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang terdapat di lapangan,

semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan implementasi yang

telah direncanakan.
95

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan selama 3 hari kepada

klien 1 dan 2, hasil evaluasi keperawatan Berat Badan Lahir Rendah

( BBLR ) pada klien 1 dengan diagnosa keperawatan Pola nafas tidak

efektif berhubungan dengan Imaturitas Neurologis ditandai dengan

Penggunaan Otot Bantu Pernafasan, masalah Pola Nafas Tidak Efektif

teratasi ditandai dengan pernafasan menurun 58x/menit, SpO2

meningkat 98%. Intervensi dihentikan. Hasil evaluasi pada klien 1

dengan diagnosa keperawatan Masalah Hipotermia berhubungan

dengan Kekurangan lemak subkutan ditandai dengan Kulit terba

dingin, menggigil, suhu tubuh dibawah nilai normal teratasi ditandai

dengan suhu 36,7 C, akral hangat. Intervensi dihentikan

hasil evaluasi keperawatan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

pada klien 2 dengan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

Imaturitas Neurologis ditandai dengan Penggunaan Otot Bantu

Pernafasan, masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian ditandai

dengan pernafasan menurun 61x/menit, SpO2 meningkat 94%.

Intervensi dilanjutkan 1, 2, 3, 4 Hasil evaluasi pada klien 2 dengan

diagnosa keperawatan Hipotermia berhubungan Kekurangan Lemak

Subkutan, teratasi ditandai dengan suhu 36,8 C, akral hangat.

Intervensi dihentikan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada klien 1

dan klien 2 dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) di Ruangan HCU

RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada klien 1 dan klien 2 sesuai

dengan teori. Salah satu fokus utama pengkajian pada klien dengan Berat

Badan Lahir Rendah ( BBLR ) adalah pengkajian dengan menggunakan

metode Head To Toe

2. Diagnosa Keperawatan

Penulis menemukan pada klien 1 dan klien 2 diagnosa keperawatan

yang ditemukan sebanyak 2 diagnosa yaitu Pola nafas tidak efektif dan Resiko

cedera

3. Intervensi

Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua klien

dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada, Intervensi

setiap diagnosa dapat sesuai dengan kebutuhan klien dan memperhatikan

kondisi klien serta kesanggupan keluarga dalam kerjasama. Intervensi yang

dilakukan oleh peneliti yaitu intervensi yang dilakukan secara mandiri

maupun kolaborasi.

69
70

4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan

intervensi yang sudah di buat namun ada beberapa intervensi yang tidak

dilakukan, sesuai dengan kebutuhan kedua klien dengan Berat Badan Lahir

Rendah ( BBLR ).

5. Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan

keperawatan yang di berikan. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada klien

1 dan 2 selama 3 hari oleh penulis dan dibuat dalam bentuk SOAP dan

SOAPIER. Respon klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan baik. Hasil

evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada klien 1 dan 2 menunjukan bahwa

masalah yang dialami pada kedua klien dapat teratasi.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari di Ruang

HCU RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi penulis dapat memperoleh

pengalaman sehingga dapat mengetahui kekurangan atau hal yang perlu

dipertahankan dengan demikian pada kesempatan ini penulis menyampaikan

saran yang ditunjuk kepada pihak RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi

khususnya perawat di Ruang HCU untuk memberikan penyuluhan disamping

mendapatkan perawatan dan pengobatan pada saat dirumah sakit, alangkah

baiknya jiga tenaga kesehatan yang ada memberikan pengetahuan tentang

penyakit yang dialami oleh penderita, seperti pencegahan pada penyakit dan

membiasakan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga itu dapat
71

memotivasii pasien dan keluarga dalam mempertahankan kesehatannya baik

saat berada di Rumah Sakit maupun dirumah


DAFTAR PUSTAKA

72
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
RSUD R. Syamsudin S.H
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lukman Nulhakim Hermawan
NIM : 32722001D20045
Status : Mahasiswa Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Kota
Sukabumi
Dengan ini saya sampaikan, bahwa saya sedang melakukan studi kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan Resiko Tinggi Akibat
Asfiksia Di Ruang HCU di RSUD R. Syamsudin S.H”.
Studi kasus ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden,
kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan Studi Kasus, Saya sangat mengharapkan kerja sama
dari Saudara/I. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Lukman Nulhakim Hermawan


Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Alamat:
Dengan ini bersedia menjadi responden studi kasus yang dilakukan oleh
mahasiswa DIII Keperawatan STIKes Kota Sukabumi yang Bernama Lukman
Nulhakim Hermawan dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan
Resiko Tinggi Akibat Asfiksia Di Ruang HCU di RSUD R. Syamsudin S.H”
Saya memahami bahwa studi kasus ini bertujuan untuk pemahaman yang lebih
mendalam serta menggali gagasan atau ide atas permasalahan tersebut, studi kasus
ini tidak akan berakibat negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia
menjadi responden pada studi kasus ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sdar dan tidak ada paksaan
dari pihak manapun
Sukabumi, Mei 2023
Mengetahui,

Peneliti Responden
Lampiran 5

FORMAT PENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA BAYI RESIKO TINGGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.....


DENGAN .................................DI RUANG ......................................
RS....................................................

Tanggal Pengkajian :
Jam :
Nama Pengkaji :

I. IDENTITAS
A. Bayi
Nama :
……………………………………………
Tempat, tanggal lahir (umur) :
……………………………………………
Jenis Kelamin :
……………………………………………
Agama :
…………………...……………………….
Alamat :
………...………………………………….
Tanggal Masuk RS :
………………………………………...….
Diagnosa Medik :
……………………………………………
No. RM : ……………..………………….
B. Orang Tua
1. Ayah
Nama :
……………………………………………(kandung/tiri)
Umur :
…………………………………………………………..
Pekerjaan :
…………………………………………………………..
Pendidikan :
…………………………………………………………..
Agama :
…………………………………………………………..
Alamat :
…………………………………………………………..
2. Ibu
Nama :
……………………………………………(kandung/tiri)
Umur :
…………………………………………………………..
Pekerjaan :
…………………………………………………………..
Pendidikan :
…………………………………………………………..
Agama :
…………………………………………………………..
Alamat :
…………………………………………………………..
C. Identitas Saudara Kandung
No. NAMA USIA HUBUNGAN STATUS
KESEHATAN
1.
2.

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama :
.....................................................................................................
Riwayat Keluhan Utama
.....................................................................................................
....................................................................................................
Riwayat Masuk Rumah Sakit
.....................................................................................................
.....................................................................................................
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat ibu
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu
:........................................................................................
b. Imunisasi TT : Ya/Tidak
c. Komplikasi
kehamilan :……….…………………………….………
d. Usia ibu saat hamil
:.................................................................................
e. Usia kehamilan : ............minngu, Gravida …… Para…...
Abortus ............
f. Jenis persalinan :...............................................................
g. Penolong persalinan :
.........................................................................................
h. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melihirkan:
...............................................................................................
2. Riwayat bayi
a. Kondisibayi :..................................................................................
............
b. BB lahir ………………PBL …………… LK/LD...............
c. APGAR: ........................................................................................
.......
d. Imunisasi:
……………………………………………………………...
e. Anak pada saat lahir tidak mengalami :
...............................................................................................
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram 3 generasi
Keterangan:

III. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL


A. Nutrisi : jenis nutrisi, cara pemberian, frekuensi, jumlah pemberian
…………………………………………………………………
B. Eliminasi : frekuensi, warna, konsistensi, keluhan yang berhubungan
dengan BAB/BAK
………………………………………………………………...
C. Istirahat tidur : lama tidur, ada gangguan tidur/tidak
…………………………………………………………..........
D. Personal hygiene :
…………………………………………………………………
E. Psikososial : hubungan bayi dengan orang tua (menyentuh,
memeluk, berbicara, berkunjung)
…………………………………………………………………
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
: ......................................................................................................
B. Kesadaran : ...........................................................................................
..........
C. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
.......................................................................................................
Denyut nadi
: ........................................................................................................
Suhu :
……………....................................................................................
Pernapasan :

......................................................................................................

D. Antropometri
BB : ....... kg
PB : ....... cm
Lingkar Lengan : ........ cm
Lingkar Dada : ........ cm
Lingkar Kepala : ........ cm
Lingkar Perut : ........ cm
E. Status Gizi

F. Reflek-reflek
1. Menangis : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………….
2. Sucking (menghisap) : Kuat/Lemah/Ada kelainan ...................
……………..
3. Rooting (menoleh) : Kuat/Lemah/Ada kelainan
……………...............…..
4. Graps (menggenggam) : Kuat/Lemah/Ada kelainan
……………...................
5. Babinszki : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………......
6. Moro : Kuat/Lemah/Ada kelainan …………………........…....
7. Tonic Neck : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………..
A. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1. Kepala
Fontanel : (lunak/keras/datar/cekung/cekung)
Muka/wajah : (simetris/asimetris)
Bentuk kepala : (normal, caput sucsedanium, cepal
hematoma)
Keadaan rambut dan kulit kepala :
2. Mata :
cekung/tidak, bentuk bola mata, pergerakannya, keadaan pupil,
konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu mata

3. Hidung :
adanya secret, pergerakan cuping hidung, adanya suara saat
bernafas, gangguan lain
4. Telinga :
simetris/tidak, ada kelainan/tidak

5. Mulut :
kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan selaput lender, keadaan
tenggorokan, kelainan, keadaan lidah
6. Thorax dan pernapasan :
bentuk dada, irama pernapasan, tarikan otot bantu pernapasan,
suara nafas, suara nafas tambahan, pernapasan
(spontan/menggunakan O2/CPAP)
7. Jantung :
bunyi jantung (regular/murmur/ireguler), HR ……….x/mnt,
capillary refill time
8. Abdomen :
bentuk, pembesaran organ, keadaan pusat, distensi, bising usus,
suara perkusi abdomen
9. Ekstremitas :
kelainan bentuk, pergerakan, tonus otot, keadaan ujung
ekstremitas, hal-hal lain
10. Genitalia dan anus :
ada kelainan/tidak, anus : normal/atresia ani
11. Kulit :
warna, turgor, kelembaban, tanda lahir, ada kelainan/tidak

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Foto Rontgen, CT


scan, USG, EEG, ECG dll)

II. TERAPI SAAT INI


Tanggal Terapi Dosis Rute pemberian

III. ANALISA DATA


Tanggal/
Data Etiologi Masalah
Jam

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah.

1. ........................................
2. ...........................................
3. ..........................................
4. Dst
V. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

VI. IMPLEMENTASI
Hari, No
Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
Tanggal Diagnosa

VII. EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN


Hari, Nama &
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Tanggal Paraf
Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASFIKSIA NEONATORUM

Pokok Pembahasan : Asfiksia Neonatorum

Sub Pokok Pembahasan : Penanganan dan pengenalam Asfiksia Neonatorum

Sasaran : Orang tua dan keluarga klien dengan penyakit

Asfiksia

Waktu : 25 menit

Tanggal :

Tempat :

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan tentang asfiksia neonatorum selama 25

menit, diharapkan orangtua dan keluarga klien mampu memahami tentang

penanganan dan pengenalan penyakit asfiksia neonatorum

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan orang tua dan keluarga

klien dapat :

1. Menjelaskan tentang pengertian Asfiksia Neonatorum

2. Menjelaskan faktor penyebab Asfiksia Neonatorum

3. Menjelaskan penyebab Asfiksia Nenoaturum

4. Menjelaskan tanda dan gejala Asfiksia Neonatorum

5. Menjelaskan dampak Asfiksia Neonatorum

6. Menjelaskan tentang penanganan pada bayi Asfiksia Neonatorum


C. Materi Penyuluhan (Terlampir)

1. Pengertian Asfiksia Neonatorum

2. Faktor Penyebab Asfiksia Neonatorum

3. Penyebab Asfiksia Neonatorum

4. Tanda dan Gejala Asfiksia Neonatorum

5. Dampak Asfiksia Neonatorum

6. Penanganan pada penyakit Asfiksia Neonatorum

D. Metode Penyuluhan

E. Media

F. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media


. Kegiatan Penyuluhan

1 Pembukaan 5 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah


menit salam salam
2. Menyampaikan 2. Mendengarkan
tentang tujuan dan menyimak
pokok materi 3. Bertanya
3. Menyampaikan mengenai
pokok perkenalan dan
pembahasan tujuan jika ada
4. Kontrak waktu yang kurang
jelas

2 Pelaksanaan 15 Penyampaian 1. Mendengarkan Lembar


menit materi dan menyimak balik
2. Bertanya leaflet
1. Menjelaskan mengenai hal
tentang hal yang belum
pengertian jelas dan
Asfiksia dimengerti
2. Menjelaskan
faktor
penyebab
Asfiksia
3. Menjelaskan
penyebab
Asfiksia
4. Menjelaskan
tanda dan
gejala Asfiksia
5. Menjelaskan
dampak
Asfiksia
6. Menjelaskan
tentang
penanganan
pada bayi
Asfiksia
Tanya jawab

1. Memberikan
kesempatan
pada keluarga
untuk bertanya

3 Penutup 5 1. Melakukan 1. Menjawab Ceramah


menit evaluasi tentang
2. Menyampaikan pertanyaan
kesimpulan yang diajukan
materi 2. Mendengarkan
3. Mengakhiri 3. Memperhatika
pertemuan dan n
mengucapkan 4. Menjawab
salam salam

G. Evaluasi

Diharapkan keluarga mampu

1. Menjelaskan tentang pengertian Asfiksia Neonatorum

2. Menjelaskan faktor penyebab Asfiksia Neonatorum

3. Menjelaskan penyebab Asfiksia Nenoaturum

4. Menjelaskan tanda dan gejala Asfiksia Neonatorum

5. Menjelaskan dampak Asfiksia Neonatorum

6. Menjelaskan tentang penanganan pada bayi Asfiksia Neonatorum


ASFIKSIA NEONATORUM

A. Definisi

Asfiksia neonatorum ialah kondisi bayi baru lahir yang mengalami

kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir, yang

mengakibatkan bayi tidak dapat menghirup oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida dari dalam tubuhnya (Sarifuddin et al., 2023).

B. Faktor Penyebab Asfiksia

Faktor penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir diataranya,

faktor dari ibu yaitu hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun , paritas jumlah anak yang dilahirkan, dan penyakit

yang diderita ibu seperti hipertensi dan hipotensi. Kemudian faktor

plasenta yaitu, plasenta previa dan sulosia plasenta. Penyebab dari janin

yaitu, prematur, kehamilan ganda, gangguan tali pusat. Penyebab dari

persalinan yaitu, persalinan buatan/persalinan anjuran, dan partus lama

yaitu persalinan lebih dari 18 jam. Menurut (Kamila & Wathaniah, 2021)

dalam (Sumanta et al., 2023).

C. Penyebab Asfiksia

Penyebab asfiksia neonatorum yang paling umum yaitu hipoksia

prenatal (suatu kondisi yang dihasilkan dari pengurangan pasukan oksigen

ke jaringan di bawah tingkat fisiologis meskipun perfusi memadai dari

jaringan darah), kompresi tali pusat saat melahirkan, terjadinya kelahiran

prematur dan kelahiran dengan penyulit (Setiani & Sriwiyati, 2021).


D. Tanda dan Gejala Asfiksia

Tanda dan Gejala asfiksia neonatorum yaitu bayi tidak bernafas atau

bernafas megap–megap, warna kulit kebiruan, kejang dan penurunan

kesadaran. Gejala asfiksia diklasifikasikan berdasarkan nila warna kulit,

denyut nadi, refleks terhadap rangsangan, tonus otot, dan usaha bernapas

atau sering disebut (APGAR). Asfiksia diklasifikaikan menjadi tiga jenis

yaitu asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) asfiksia ringan-sedang (nilai

APGAR 4-6) dan bayi normal (nilai APGAR 7-10). Skor APGAR dinilai

pada menit pertama, menit kelima, dan menit kesepuluh setelah bayi lahir,

untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi tersebut. Namun dalam

situasi tertentu, skor APGAR juga dinilai pada menit ke sepuluh, kelima

belas, dan kedua puluh, hingga total skor sepuluh (Indah, 2016).

E. Dampak Asfiksia

Dampak dari asfiksia adalah bisa mengancam jiwa ibu dan bayi hingga

bisa terjadi kematian pada bayi. Beberapa organ tubuh yang akan

mengalami disfungsi akibat asfiksia perintal adalah otak, paru, hati, ginjal,

saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang

mengalami asfiksia berat antara lain ensafalopati hipoksik-iskemik,

iskemia miokardinal transien, insufiensi trikuspid, nekrosis miokardium,

gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut, enterokilitis, SIADH (Syndrome

inappropriate anti diuretic hormone) kerusakan hati. Koagulasi

intravaskuler diseminata (KID). Pendarahan dan edema paru, penyakit

mebran hialin HMD sekunder dan aspirasi mekonium (Sumanta et al.,

2023).
F. Penanganan Bayi Asfiksia

Jika ditemukan adanya bayi baru lahir yang mengalami asfiksia maka

seorang ibu harus memberikan tindakan cepat seperti membuka jalan nafas

atau memberi bantuan untuk bernafas dengan cara memberikan napas

buatan lewat mulut atau hidung. Kemudian letakkan bayi pada lingkungan

yang hangat dan keringkan badannya. Posisikan kepala bayi sedikit lebih

tinggi dari dada bayi. Pantau terus bagaimana pernapasan bayi serta

periksa suhunya, apakah mengalami demam atau tidak. Namun, jika

dengan penanganan seperti di atas tidak berhasil, maka segeralah bawa

bayi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

yang lebih intensif. Pada pelayanan kesehatan tersebut bayi akan

mendapatkan bantuan napas lewat oksigen dan obat-obatan.

Upaya penanganan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir ialah

menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi

yang tepat, penghisapan lendir secara benar, memberikan rangsangan taktil

dan melakukan pernapasan buatan bila perlu. Berbagai upaya tersebut

dilakukan untuk mencegah asfiksia, memberikan pertolongan secara tepat

dan adekuat bila terjadi asfiksia dan mencegah terjadinya hipotermia

(Diana & Erfiana, 2019).


Lampiran 7

Anda mungkin juga menyukai