Kti Adittttt Ini Mah
Kti Adittttt Ini Mah
BAB IV
A. Hasil
slices USG 4D dll), instalasi rawat jalan, instalasi gawat darurat, ruang
check-up (MCU).
perawatan pasien untuk Bayi Baru Lahir dalam. Gedung Famili terdiri
2. Pengkajian Keperawatan
a) Identitas Klien
48
49
Diagnosa Medik Berat Badan Lahir Rendah Berat Badan lahir Rendah
2) Ayah
Nama Tn. D (Kandung) Tn. Y (Kandung)
Umur 23Tahun 28 Tahun
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Pendidikan SMA SMA
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
3) Ibu
Nama Ny. N Ny. D
Umur 22Tahun 28 Tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Pendidikan SMA SMA
Agama Islam Islam
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
4) Penanggung Jawab Klien
Nama Tn. D (Kandung) Tn. Y (Kandung)
Umur 23 Tahun 28 Tahun
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Agama Islam SMA
Alamat Kp. Bojong Kp. Kudang
c) Riwayat Kesehatan
Interpretasi: Dari data diatas didapatkan Interpretasi: Dari data diatas didapatkan
bahwa Tn. D dan Ny. N menikah dan bahwa Tn. Y dan Ny. D menikah dan
memiliki satu anak yaitu By. Ny N memiliki dua anak yaitu An. S dan By. Ny D
51
f) Pemeriksaan Fisik
Genitalia dan Anus Tidak ada kelainan pada genitalia Tidak ada kelainan pada
dan anus genitalia dan anus
Kulit Kulit teraba dingin turgor kulit <2 Kulit teraba dingin turgor kulit
detik, akral dingin dan tidak ada <2 detik, akral dingin dan tidak
luka ada luka
h) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.8 Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN Klien 1 Klien 2 Satuan Nilai
rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 18.9 g/dL 21.2 g/dL g/dl 15.2-23.6
Leukosit 8500 /uL 7000 /uL /ul 6000-17500
Hematokrit 55 juta/uL 59 juta/uL Juta/ul 44-47
Eritrosit 5.0 juta/uL 5.1 juta/uL Juta/ul 3.8-5.2
53
Index Eritrosit
MCV 110.5 fL 114.1 fL fL 98-122
MCH 38.0 pg 41.1 pg Pg 31-37
MCHC 34.4 g/dL 36.0 g/dL g/dl 31-35
Trombosit 178,000 /uL 423,000 /uL /ul 150.000-
450.000
j) Analisa Data
Terdapat retraksi
Terpasang CPAP Pemaparan dengan suhu luar
30/7
S: 36 C
Kehilangan
Hipotermia
Defisit Nutrisi
Klien 2
DS: Imuritas paru Pola Nafas Tidak Efektif
DO:
RR: 63x/menit Vesikuler paru imatur
SpO2: 93%
Terdapat retraksi Insufisiensi pernafasan
dinding dada
Terdapat pernafasan Regulasi pernafasan tidak
cuping hidung
teratur
Terpasang CPAP
30/7
Hipotermia
DS : Refleks menelan belum Defisit Nutrisi ( D.0019 )
DO : sempurna & Imaturitas sistem
BB < 2500 gram
( 2000 gram Ketidak mampuan mencerna
Refleks menelan
55
Defisit nutrisi
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Klien 1
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis d.d penggunaan otot
bantu pernafasan (D.0005)
2. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan d.d kulit teraba dingin,
mengigil, suhu tubuh dibawah normal (D.0131)
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
lemah, membrane mukosa pucat, berat badan menurun (D.0019)
Klien 2
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis d.d penggunaan otot
bantu pernafasan (D.0005)
2. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan d.d kulit teraba dingin,
mengigil, suhu tubuh dibawah normal (D.0131)
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d otot menelan
lemah, membrane mukosa pucat, berat badan menurun (D.0019).
56
4. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi
-
3. Setelah dilakukan SIKI : Obervasi :
Defisit nutrisi b.d tindakan keperawatan Manjemen Nutrisi (l.03119) 1. Mengetahui status nutrisi
ketidakmampuan selama 1x24 jam Observasi : 2. Mengetahui apakah
menelan makanan d.d diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi mempunyai alergi
nutrisi membaik 2. Identifikasi alergi dan Intoleransi makanan 3. Mengetahui asupan
otot menelan lemah,
(L.030331) 3. Monitor asupan makanan makanan
membrane mukosa Kriteria hasil : 4. Monitor berat badan 4. Mengetahui berat badan
pucat, berat badan 1. Berat badan Kolaborasi :
menurun (D.0019). meningkat (2500- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah Kolaborasi:
3999 gram) kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu Memenuhi kebutuhan asupan
2. Panjang badan tubuh
meningkat (50-53 cm)
Membran mukosa lembap
(tidak terlihat kering)
Klien 2
1 Pola Nafas Tidak Pola Nafas Manajemen Jalan nafas
Efektif b.d Imaturitas (L.01004) (I.01011)
Neurologis d.d
Penggunaan Otot Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
Bantu Pernafasan asuhan keperawatan selama 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha 1) Untuk mengetahui frekuensi
(D.0005) 3x24 jam pola nafas membaik napas) dan kedalaman nafas
2) Untuk mengetahui apakah
Kriteria Hasil: 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, ada bunyi nafas tambahan
1) Penggunaan otot bantu mengi, weezing, ronkhi kering)
58
napas menurun
2) Pernfasan cuping hidung Terapeutik 3) Agar pasien tidak terlalu
menurun 3) Posisikan semi-Fowler atau Fowler merasakan sesak
3) Frekuensi nafas membaik 4) Mengurangi sesak klien
(30-60x/menit) 4) Berikan oksigen, jika perlu
2 Hipotermia b.d Hipotermia Hipotermia
kekurangan lemak (L.14135) (I.14507) 1) Untuk mengetahui suhu
subkutan d.d kulit tubuh bayi
teraba dingin, menggil, Tujuan : Setelah dilakukan Observasi 2) Untuk memhidentifikasi
suhu suhu tubuh asuhan keperawatan selama 1) Monitor suhu tubuh penyebab hipotermia
dibawah nilai normal 3x24 jam suhu tubuh bayi 3) Untuk mengetahui tanda dan
(D.0131) membaik 2) Identifikasi penyebab hipotermia gejala hipotermia
3) Monitor tanda dan gejala hipotermia 4) Untuk mencegah hipotermia
Kriteria Hasil : pada bayi
1) Suhu tubuh meningkat Terapeutik 5) Untuk mencegah hipotermia
(Rentang 36,5-37 C) 4) Atur suhu incubator sesusai kebutuhan pada bayi
6) Untuk melibatkan keluarga
5) Ganti pakaiaan atau linen yang basah klien dalam perawatan
terapeutik
Edukasi
6) Ajarkan pada keluarga klien metode perawatan
kangguru
Kolaborasi
-
3. Setelah dilakukan SIKI : Obervasi :
Defisit nutrisi b.d tindakan keperawatan Manjemen Nutrisi (l.03119) 5. Mengetahui status nutrisi
ketidakmampuan selama 3x24 jam Observasi : 6. Mengetahui apakah
menelan makanan d.d diharapkan status 5. Identifikasi status nutrisi mempunyai alergi
nutrisi membaik 6. Identifikasi alergi dan Intoleransi makanan 7. Mengetahui asupan
otot menelan lemah,
(L.030331) 7. Monitor asupan makanan makanan
membrane mukosa Kriteria hasil : 8. Monitor berat badan 8. Mengetahui berat badan
pucat, berat badan 3. Berat badan Kolaborasi :
meningkat (2500- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah Kolaborasi:
59
3999 gram) kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu Memenuhi kebutuhan asupan
menurun (D.0019). 4. Panjang badan tubuh
meningkat (50-53 cm)
Membran mukosa lembap
(tidak terlihat kering)
60
5. Implementasi Keperawatan
6. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/Pemberian salbutamol
4. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/Pemberian salbutamol
sesak
22.10 WIB 2. Memberikan oksigen jika Ns. H
perlu
R/ Klien mengatakan sesa
22.20 WIB sedikit berkurang Ns. H
3. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran
, mukolitik, jika perlu.
R/NAC, Dexamethasone
10.36WIB Via
Ns. I
19.20 WIB 1. Mengidentifikasi skala Ns. I
nyeri
19.25 WIB R/ Skala nyeri 4 (0-10) Ns. I
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
R/ lokasi nyeri berada di
19.26 WIB daerah pemasangan WSD Ns. I
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ klien diajarkan Teknik
19.30 WIB Ns I
relaksasi nafas dalam
4. Berkolaborasi pemberian
analgetic
64
Ns. H
22.56 WIB 1. Mengidentifikasi skala Ns. H
nyeri
22.00 WIB R/ Skala nyeri 4 (0-10) Ns. H
2. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ klien diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
22.05 WIB Ns. H
3. Berkolaborasi pemberian
analgetic
R/ klien diberikan obat
3. 18 Mei 2023 10.38 WIB 1. Mengidentifikasi status Aditya Jumat S:- Via
Defisit nutrisi b.d nutrisi 19 Mei 23
ketidakmampuan 2. MengIidentifikasi Aditya 07.30 WIB O: Refleks menelan klien
menelan makanan alergi dan
sudah
Intoleransi
d.d otot menelan Aditya Klien
makanan
lemah, membrane 3. Memonitor asupan Aditya TD : 140/90 mmHg
mukosa pucat, 10.39 WIB makanan
65
10.44 WIB
Via
Via
10.45 WIB
10.46 WIB
Ns. I
11.00 WIB Ns. I
Ns. I
11.04 WIB
Ns. I
11.06 WIB
4. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
21. 10 WIB intravena, jika perlu R/
Terpasang caira RL 500
cc
Diagnosa Hari/
No Hari/Tanggal Hari/Tanggal
Keperawatan Tanggal
Minggu, 28 Mei 2023 Senin, Selasa, 30 Mei 2023
29 Mei
Paraf Paraf Paraf
2023
Klien 1
Implementasi Impleme Implementasi
ntasi
Shif Pagi Shif Pagi Shif Pagi
1 Pola Nafas Tidak 08. 1) Memonitor pola Aditya 08.01 1) Memonitor pola Aditya 08.00 1) Memonitor pola Aditya
Efektif b.d 00 napas (frekuensi, napas (frekuensi, napas (frekuensi,
Imaturitas kedalaman, kedalaman, kedalaman,
Neurologis d.d usaha napas) usaha napas) usaha napas)
Penggunaan Otot R/Pernafasan R/Pernafasan R/Pernafasan
Bantu Pernafasan 64x/menit, 62x/menit, 58x/menit,
(D.0005) SpO2: 92%, SpO2: 94%, SpO2: 98%
terdapat terdapat retraksi 08.02 2) Memonitor
pernafasan dinding dada bunyi napas
cuping hidung, 08.03 2) Memonitor tambahan (mis.
terdapat retraksi bunyi napas Gurgling, mengi,
dinding dada tambahan (mis. weezing, ronkhi
08. 2) Memonitor Gurgling, kering)
02 bunyi napas mengi, weezing, R/Tidak ada
tambahan (mis. ronkhi kering) 08.04 bunyi nafas
68
R/Klien 30/7
terpasang O2 8
LPM, CPAP
30/7
2 Hipotermia b.d 08. 1) Memonitor suhu Aditya 08.40 1) Memonitor suhu Aditya 08.36 1) Memonitor suhu Aditya
Kekurangan 36 bayi sampai klien tubuh klien
lemak subkutan stabil R/Suhu tubuh R/Suhu tubuh
d.d kulit teraba R/Suhu tubuh klien 36 C klien 36, 4C
dingin, menggil, klien 36,2 C 08.42 2) Mengidentifikasi 08.38 2) Mengidentifikasi
suhu tubuh 08. 2) Mengidentifikasi penyebab penyebab
dibawah nilai 38 penyebab hipotermia hipotermia
normal (D.0013) hipotermia R/ R/
R/ 08.46 3) Memonitor 08.40 3) Memonitor
3) Memonitor tanda dan gejala tanda dan gejala
08. tanda dan gejala hipotermia hipotermia
40 hipotermia R/akral teraba R/ akral teraba
R/ akral teraba hangat hangat
hangat 08.48 4) Mengatur sushu 08.42 4) Mengatur suhu
4) Mengatur suhu inkubator sesuai inkubator sesuai
inkubator sesuai kebutuhan kebutuhan
08. kebutuhan R/ suhu R/ suhu
42 R/ suhu inkubator 3,5 C inkubator 3,5 C
inkubator 3,5 C
5) Mengganti
pakaian dan
linen basah
08. R/
30
75
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 98%
RR: 62x/menit RR: 58x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Tidak terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan (1,2, 3, 4)
I:
I: 08.00 1) Memonitor pola napas (frekuensi,
08.01 1) Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
kedalaman, usaha napas) R/Pernafasan 58x/menit, SpO2: 98%
R/Pernafasan 62x/menit, SpO2: 94%, 08.02 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis.
terdapat retraksi dinding dada, terdapat Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
79
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi R: Ganti CPAP dengan menggunakan nasal canul 1
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun LPM
62x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Aditya S: - Aditya
O: O:
S: 36 C S: 36,3
Akral hangat Akral hangat
I: I:
08.21 1) Memonitor suhu klien 08.20 1) Memonitor suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36 C R/Suhu tubuh klien 36,3 C
80
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 98%
RR: 62x/menit RR: 58x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Tidak terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi sebagian
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
I:
I: 14.01 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
14.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV R/Keadaan umum baik, HR: 134x/menit
R/Lemah, HR: 122x/menit RR: RR: 58x/menit,S:36,6 C
81
O: O:
S: 36,4 C S: 36,7 C
Akral hangat Akral hangat
I: I:
14.32 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.30 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 124x/menit RR: R/Keadaan umu baik, HR: 134x/menit RR:
61x/menit, S:36,4 C 59x/menit,S:36,7 C
14.34 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 14.32 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
82
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi ditandai dengan
dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi suhu 36,7 C, akral hangat. Intervensi dihentikan
dilanjutkan 1, 2, 3
1 Shif Malam Siti Shif Malam Rida
S: - S: -
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 98%
RR: 63x/menit RR: 58x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Tidak terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
A: Masalah teratasi sebagian
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3, 4)
I:
I: 21.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
21.02 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV R/Lemah, HR: 134x/menit RR:
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: 58x/menit,S:36,7 C
63x/menit, S: 36 C 21.02 2) Mengobservasi pola nafas
21.04 2) Mengobservasi pola nafas R/Pola nafas reguler, RR: 58x/menit
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit 21.04 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
21.06 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen R/terpasang nasal canul 1 LPM
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM 21.06 4) Mengatur posisi klien semi fowler
83
21.08 4) Mengatur posisi klien semi fowler R/Klien tampak nyaman dengan
R/Klien tampak nyaman dengan posisi
semi fowler E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi ditandai
dengan pernafasan menurun 58x/menit, SpO2
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi meningkat 98%. Intervensi dihentikan
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
63x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Siti S: - Rida
O: O:
S: 36,4 C S: 36,7 C
Akral hangat Akral hangat
I: I:
21.10 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 122x/menit RR: R/Keadaan umu baik, HR: 131x/menit RR:
60x/menit, S:36,4 C 58x/menit,S:36,7 C
21.12 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,4 C R/Suhu tubuh klien 36,7 C
21.14 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi ditandai dengan
dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi suhu 36,7 C, akral hangat. Intervensi dihentikan
84
dilanjutkan 1, 2, 3
Klien 2
1 Shif Pagi Shif Pagi
S: - Aditya S: - Aditya
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 94%
RR: 63x/menit RR: 61x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
I: I:
08.11 1) Memonitor pola napas (frekuensi, 08.10 1) Memonitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas) kedalaman, usaha napas)
R/Pernafasan 63x/menit, SpO2: 94%, R/Pernafasan 61x/menit, SpO2: 94%,
terdapat retraksi dinding dada terdapat retraksi dinding dada
08.13 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis. 08.12 2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
kering) R/Tidak ada bunyi nafas tambah
R/Tidak ada bunyi nafas tambahan 08.14 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
08.15 3) Memposisikan semi-Fowler atau Fowler R/Klien tampak nyaman diposisikan semi
R/Klien tampak nyaman diposisikan fowler
semi fowler 08.16 4) Memberiksan oksigen
85
O: O:
S: 36,3 C S: 36,4 C
Akral Hangat Akral Hangat
I: I:
08.40 1) Memonitor suhu tubuh klien 08.36 1) Memonitor suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,3 C R/Suhu tubuh klien 36, 4C
08.42 2) Memonitor penyebab hipotermia 08.38 2) Memonitor penyeabab hipotermia
R/ R/
08.46 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia 08.40 3) Memonitor tanda dan gejala hipotermia
R/ R/
08.48 4) Mengatur suhu inkubator sesuai 08.42 4) Mengatur suhu inkubator sesuai kebutuhan
kebutuhan R/ 34,5 C
08.30 R/ 34,5 C 08.30 5) Mengganti pakaian atau linen yang basah
5) Mengganti pakaian atau linen basah R
86
R
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai dengan suhu 36,4 C, akral hangat. Intervensi
dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5,
dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5,
1 Shif Siang Rida Shif Siang Muna
S: - S: -
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 94%
RR: 63x/menit RR: 62x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
I: I:
14.03 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.01 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 134x/menit RR: 62x/menit,
63x/menit, S: 36 C S: 36 C
14.05 2) Mengobservasi pola nafas 14.03 2) Mengobservasi pola nafas
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit R/Pola nafas ireguler, RR: 62x/menit
14.07 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen 14.05 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM R/terpasang CPAP 30/7 8LPM
14.09 4) Mengatur posisi klien semi fowler 14.07 4) Mengatur posisi klien semi fowler
R/Klien tampak nyaman dengan posisi R/Klien tampak nyaman dengan posisi
87
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
63x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi 62x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3, 4 dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Rida S: - Muna
O: O:
S: 36,3 C S: 36,3 C
Akral Hangat Akral Hangat
I: I:
14.11 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 14.09 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 112x/menit RR: R/Lemah, HR: 133x/menit RR: 62x/menit,
62x/menit, S:36,3 C S:36,3 C
14.13 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 14.11 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,4 C R/Suhu tubuh klien 36,3 C
14.15 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 14.13 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat
E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai E: Masalah Hipotermia teratasi sebagian ditandai
dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi dengan suhu 36,3 C, akral hangat. Intervensi
dilanjutkan 1, 2, 3 dilanjutkan 1, 2, 3
88
O: O:
SpO2: 94% SpO2: 94%
RR: 61x/menit RR: 61x/menit
Terdapat pernafasan cuping hidung Terdapat pernafasan cuping hidung
Terdapat retraksi dinding dada Terdapat retraksi dinding dada
Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7 Terpasang O2 8 LPM CPAP 30/7
I: I:
21.02 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.00 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 124x/menit RR: 61x/menit,
61x/menit, S: 36 C S: 36,8 C
21.04 2) Mengobservasi pola nafas 21.02 2) Mengobservasi pola nafas
R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit R/Pola nafas ireguler, RR: 63x/menit
21.06 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen 21.04 3) Mengobservasi konsentrasi oksigen
R/terpasang CPAP 30/7 8LPM R/terpasang CPAP 30/7 8LPM
21.08 4) Mengatur posisi klien semi fowler 21.06 4) Mengatur posisi klien semi fowler
R/Klien tampak nyaman dengan posisi R/Klien tampak nyaman dengan posisi
semi fowler semi fowler
E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi E: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
sebagian ditandai dengan pernafasan menurun sebagian ditandai dengan pernafasan menurun
61x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi 61x/menit, SpO2 meningkat 94%. Intervensi
89
dilanjutkan 1, 2, 3, 4 dilanjutkan 1, 2, 3, 4
2 S: - Siti S: - Rida
O: O:
S: 36,3 C S: 36,8 C
Akral Hangat Akral Hangat
I: I:
21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV 21.08 1) Mengobservasi keadaan umum, TTV
R/Lemah, HR: 134x/menit RR: R/Lemah, HR: 124x/menit RR: 62x/menit,
61x/menit, S:36,3 C S:36,8 C
21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien 21.10 2) Mengobservasi suhu tubuh klien
R/Suhu tubuh klien 36,3 C R/Suhu tubuh klien 36,8 C
21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi 21.12 3) Mengobservasi tanda tanda hipotermi
R/Akral hangat R/Akral hangat
keperawatan pada klien 1 dan 2 dengan kasus Berat Badan Lahir Rendah
Berdasarkan data yang dimiliki penulis pada studi kasus ini akan
dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )di Ruang HCU RSUD R
Syamsudin SH, Kota Sukabumi sesuai tiap fase dalam proses keperawatan
1. Pengkajian
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
2019).
dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )yaitu: Pola nafas tidak
farmakologis
3. Intervensi Keperawatan
kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi (PPNI & Tim Pokja
yaitu:
4. Implementasi Keperawatan
klien 2 yang dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 28-30 Mei 2023.
telah direncanakan.
95
5. Evaluasi Keperawatan
Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan klien 2 dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) di Ruangan HCU
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada klien 1 dan klien 2 sesuai
dengan teori. Salah satu fokus utama pengkajian pada klien dengan Berat
2. Diagnosa Keperawatan
yang ditemukan sebanyak 2 diagnosa yaitu Pola nafas tidak efektif dan Resiko
cedera
3. Intervensi
maupun kolaborasi.
69
70
4. Implementasi
intervensi yang sudah di buat namun ada beberapa intervensi yang tidak
dilakukan, sesuai dengan kebutuhan kedua klien dengan Berat Badan Lahir
Rendah ( BBLR ).
5. Evaluasi
keperawatan yang di berikan. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada klien
1 dan 2 selama 3 hari oleh penulis dan dibuat dalam bentuk SOAP dan
evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada klien 1 dan 2 menunjukan bahwa
B. Saran
penyakit yang dialami oleh penderita, seperti pencegahan pada penyakit dan
membiasakan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga itu dapat
71
72
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
RSUD R. Syamsudin S.H
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lukman Nulhakim Hermawan
NIM : 32722001D20045
Status : Mahasiswa Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Kota
Sukabumi
Dengan ini saya sampaikan, bahwa saya sedang melakukan studi kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi X Dengan Resiko Tinggi Akibat
Asfiksia Di Ruang HCU di RSUD R. Syamsudin S.H”.
Studi kasus ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden,
kerahasiaan semua informasi yang telah diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan Studi Kasus, Saya sangat mengharapkan kerja sama
dari Saudara/I. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Peneliti Responden
Lampiran 5
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Nama Pengkaji :
I. IDENTITAS
A. Bayi
Nama :
……………………………………………
Tempat, tanggal lahir (umur) :
……………………………………………
Jenis Kelamin :
……………………………………………
Agama :
…………………...……………………….
Alamat :
………...………………………………….
Tanggal Masuk RS :
………………………………………...….
Diagnosa Medik :
……………………………………………
No. RM : ……………..………………….
B. Orang Tua
1. Ayah
Nama :
……………………………………………(kandung/tiri)
Umur :
…………………………………………………………..
Pekerjaan :
…………………………………………………………..
Pendidikan :
…………………………………………………………..
Agama :
…………………………………………………………..
Alamat :
…………………………………………………………..
2. Ibu
Nama :
……………………………………………(kandung/tiri)
Umur :
…………………………………………………………..
Pekerjaan :
…………………………………………………………..
Pendidikan :
…………………………………………………………..
Agama :
…………………………………………………………..
Alamat :
…………………………………………………………..
C. Identitas Saudara Kandung
No. NAMA USIA HUBUNGAN STATUS
KESEHATAN
1.
2.
......................................................................................................
D. Antropometri
BB : ....... kg
PB : ....... cm
Lingkar Lengan : ........ cm
Lingkar Dada : ........ cm
Lingkar Kepala : ........ cm
Lingkar Perut : ........ cm
E. Status Gizi
F. Reflek-reflek
1. Menangis : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………….
2. Sucking (menghisap) : Kuat/Lemah/Ada kelainan ...................
……………..
3. Rooting (menoleh) : Kuat/Lemah/Ada kelainan
……………...............…..
4. Graps (menggenggam) : Kuat/Lemah/Ada kelainan
……………...................
5. Babinszki : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………......
6. Moro : Kuat/Lemah/Ada kelainan …………………........…....
7. Tonic Neck : Kuat/Lemah/Ada kelainan ………………………..
A. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1. Kepala
Fontanel : (lunak/keras/datar/cekung/cekung)
Muka/wajah : (simetris/asimetris)
Bentuk kepala : (normal, caput sucsedanium, cepal
hematoma)
Keadaan rambut dan kulit kepala :
2. Mata :
cekung/tidak, bentuk bola mata, pergerakannya, keadaan pupil,
konjungtiva, keadaan kornea mata, sclera, bulu mata
3. Hidung :
adanya secret, pergerakan cuping hidung, adanya suara saat
bernafas, gangguan lain
4. Telinga :
simetris/tidak, ada kelainan/tidak
5. Mulut :
kebersihan daerah sekitar mulut, keadaan selaput lender, keadaan
tenggorokan, kelainan, keadaan lidah
6. Thorax dan pernapasan :
bentuk dada, irama pernapasan, tarikan otot bantu pernapasan,
suara nafas, suara nafas tambahan, pernapasan
(spontan/menggunakan O2/CPAP)
7. Jantung :
bunyi jantung (regular/murmur/ireguler), HR ……….x/mnt,
capillary refill time
8. Abdomen :
bentuk, pembesaran organ, keadaan pusat, distensi, bising usus,
suara perkusi abdomen
9. Ekstremitas :
kelainan bentuk, pergerakan, tonus otot, keadaan ujung
ekstremitas, hal-hal lain
10. Genitalia dan anus :
ada kelainan/tidak, anus : normal/atresia ani
11. Kulit :
warna, turgor, kelembaban, tanda lahir, ada kelainan/tidak
1. ........................................
2. ...........................................
3. ..........................................
4. Dst
V. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
VI. IMPLEMENTASI
Hari, No
Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
Tanggal Diagnosa
ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia
Waktu : 25 menit
Tanggal :
Tempat :
klien dapat :
D. Metode Penyuluhan
E. Media
F. Kegiatan Penyuluhan
1. Memberikan
kesempatan
pada keluarga
untuk bertanya
G. Evaluasi
A. Definisi
kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir, yang
faktor dari ibu yaitu hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun , paritas jumlah anak yang dilahirkan, dan penyakit
plasenta yaitu, plasenta previa dan sulosia plasenta. Penyebab dari janin
yaitu persalinan lebih dari 18 jam. Menurut (Kamila & Wathaniah, 2021)
C. Penyebab Asfiksia
Tanda dan Gejala asfiksia neonatorum yaitu bayi tidak bernafas atau
denyut nadi, refleks terhadap rangsangan, tonus otot, dan usaha bernapas
APGAR 4-6) dan bayi normal (nilai APGAR 7-10). Skor APGAR dinilai
pada menit pertama, menit kelima, dan menit kesepuluh setelah bayi lahir,
situasi tertentu, skor APGAR juga dinilai pada menit ke sepuluh, kelima
belas, dan kedua puluh, hingga total skor sepuluh (Indah, 2016).
E. Dampak Asfiksia
Dampak dari asfiksia adalah bisa mengancam jiwa ibu dan bayi hingga
bisa terjadi kematian pada bayi. Beberapa organ tubuh yang akan
mengalami disfungsi akibat asfiksia perintal adalah otak, paru, hati, ginjal,
saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang
2023).
F. Penanganan Bayi Asfiksia
Jika ditemukan adanya bayi baru lahir yang mengalami asfiksia maka
seorang ibu harus memberikan tindakan cepat seperti membuka jalan nafas
buatan lewat mulut atau hidung. Kemudian letakkan bayi pada lingkungan
yang hangat dan keringkan badannya. Posisikan kepala bayi sedikit lebih
tinggi dari dada bayi. Pantau terus bagaimana pernapasan bayi serta
menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi